Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
KEPERAWATAN JIWA
WAHAM
Disusun Oleh :
LAPORAN PENDAHULUAN
WAHAM
1. Definisi
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat /
terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.
Waham adalah merupakan salah satu gangguan isi pikir. Pikiran dibagi menjadi
proses (bentuk) dan isi. Proses dimaksudkan sebagai cara dimana seseorang menyatukan
gagasan dan asosiasi yaitu bentuk dimana seseorang berpikir. Sementara isi pikir
dimaksudkan pada apa yang sesungguhnya dipikirkan (gagasan, keyakinan) oleh
seseorang.
Sedangkan menurut Prof. Dr.dr H.Dadang harawai seorang psikiater dalam
bukunya yang berjudul pendekatan holistic pada gangguan jiwa, Waham adalah suatu
keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk akal) meskipun telah dibuktikan secara
objektif bahwa keyakinannya itu tidak rasional, namun penderita tetap meyakini
kebenarannya.
2. Jenis Waham
a. Waham menurut Konsep Dasarnya
1) Waham Sistematis
Yaitu keyakinan yang palsu yang digabungkan oleh suatu tema atau
peristiwa tunggal, melibatkan situasi yang menurut pikiran dapat terjadi di
kehidupan nyata.
2) Waham yang Kacau (Bizarre Delusion)
Yaitu keyakinan palsu yang aneh, mustahil dan sama sekali tidak masuk
akal serta tidak beralasal dari pengalaman hidup pada umumnya.
b. Waham berdasarkan tema
1) Waham kebesaran.
Yaitu meyakini ia memiliki kebesaran, kekuasaan atau hubungan khusus
dengan dewa atau orang terkenal dan diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan. Contoh: Saya ini pejabat di departemen kesehatan lho.. atau
Saya adalah anak dewa, saya bisa memindahkan gunung itu dengan hanya
mengangkat tangan
2) Waham kejar/curiga
menjadi dapat lebih dimengerti pasien seperti contoh pertama. Yang lainnya
kelihatan sebaliknnya menambah rasa penyiksaan atau kegagalan seperti pada
contoh kedua.
3. Tanda dan gejala
Data Subyektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan.
Klien merasa tidak ada yang mau mengerti
Klien merasa orang lain menjauhi
Data Obyektif :
Menunjukkan permusuhan
Curiga pada orang lain
Klien tampak tidak mempunyai orang lain/menyendiri
Klien tampak takut, kadang panik dan sangat waspada
Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas
Ekspresi wajah klien Tegang, mudah tersinggung
Marah-marah tanpa sebab
Banyak kata atau banyak bicara dan berulang-ulang.
4. Etiologi Waham
a. Faktor Biologis :
1) Latar belakang genetik. Adanya riwayat keturunan (diturunkan melalui kromosom
orang tua)
2) Gangguan perkembangan otak janin, misalnya karena virus, malnutrisi
(kekurangan gizi), infeksi, trauma, toksin, dan kelainan hormonal yang terjadi
selama kehamilan.
3) Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks limbik.
4) Sensivitas biologis : Riwayat penggunaan obat, infeksi dan radiasi
b. Faktor Psikodinamika
Menurut teori Sigmund Frued suatu gangguan jiwa itu muncul akibat
terjadinya konflik internal (dunia dalam) yang tidak dapat beradaptasi dengan dunia
luar. Sabagaimana diketahui bahwa pada setiap diri terdapat 3 unsur psikologik yaitu
id, ego dan super-ego.
Gangguan jiwa dapat terjadi apabila ego (akal) tidak berfungsi dalam
mengontrol id (keinginan/kehendak nafsu atau insting). Ketidakmampuan seseorang
dalam menggunakan akal (ego) untuk mematuhi tata tertib, peraturan, atau norma
(yaitu super-ego), akan mendorong terjadinya penyimpangan perilaku.
c. Faktor Psikososial
a) Kepribadian. Mudah kecewa, putus asa, tdk mampu membuat keputusan,
menutup diri & cemas yang tinggi
b) Pengalaman masa lalu. Trauma, teraniaya, ortu otoriter, broken home &
pilih kasih.
c) Konsep diri. Ideal diri yang tidak realitas, krisis peran & gambaran diri
negatif
d) Pertahanan psikologis : Riwayat koping tidak efektif dan gangguan
perkembangan
e) Self Kontrol : Tdk mampu berkonsentrasi
f) Usia : Riwayat tugas perkembangan yang tidak selesai
g) Gender : Riwayat ketidakjelasan identitas dan adanya kegagalan peran
gender
h) Pendidikan : Riwayat pendidikan yang rendah,riwayat putus & gagal
i)
j)
k)
l)
sekolah
Pendapatan : Riwayat penghasilan yang rendah & tidak ada kemandirian
Pekerjaan : Riwayat pekerjaan dengan stresful & resiko tinggi
Status sosial :Riwayat tunas wisma &terisolasi
Latar Belakang Budaya : Nilai nilai & budaya yang bertentangan dengan
nilai kesehatan
m) Agama Dan Keyakinan : Sifat religi dan keyakinan yang berlebihan atau
kurang
n) Keikutsertaan Dalam Politik :Gagal dalam berpolitik
o) Pengalaman sosial : Bencana alam, kerusuhan, tekanan dlm pekerjaan, sulit
mendapat pekerjaan
5. Pathway
HDR
Kronis
Skizofrenia
Waham
Halusinasi
GOR
6.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : Waham
7.
Fokus Intervensi
1.
b)
Berjabat tangan
dukungan
atau
menyangkal
sampai
pasien
berhenti
membicarakannya
e) Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas.
3)
4)
5)
6)
7)
8)
2.
SP I k
1. Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan
gejala waham, dan jenis waham
yang dialami pasien beserta proses
terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat
pasien waham
SP II k
1. Melatih keluarga mempraktekkan
cara merawat pasien dengan waham
2. Melatih keluarga melakukan cara
merawat langsung kepada pasien
waham
SP III p
1. Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya.
2. Menjelaskan penggunaan obat
secara benar.
3. Membimbing pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
SP III k
1. Membantu keluarga membuat
jadual aktivitas di rumah termasuk
minum obat
2. Mendiskusikan sumber rujukan
yang bisa dijangkau keluarga
Contoh
SP 1Pasien : Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan
yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan
pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi
FASE ORIENTASI :
Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat yang dinas pagi ini di
ruang melati. Saya dinas dari pk 07-14.00 nanti, saya yang akan merawat abang hari
ini. Nama abang siapa, senangnya dipanggil apa?
Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang bang B rasakan sekarang?
Berapa lama bang B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?
Dimana enaknya kita berbincang-bincang, bang?
FASE KERJA:
Saya mengerti bang B merasa bahwa bang B adalah seorang nabi, tapi sulit bagi saya
untuk mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak adalagi, bisa kita
lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus bang?
Tampaknya bang B gelisah sekali, bisa abang ceritakan apa yang
bang B rasakan?
O... jadi bang B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak
untuk mengatur diri abang sendiri?
Siapa menurut bang B yang sering mengatur-atur diri abang?
Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya bang, juga kakak dan adik abang yang
lain?
Kalau abang sendiri inginnya seperti apa?
O... bagus abang sudah punya rencana dan jadual untuk diri sendiri
Coba kita tuliskan rencana dan jadual tersebut bang
Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya abang ingin ada kegiatan diluar rumah karena
bosan kalau di rumah terus ya
FASE TERMINASI
Bagaimana perasaan B setelah berbincang-bincang dengan saya?
Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus
Bagaimana kalau jadual ini abang coba lakukan, setuju bang?
Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi?
Kita
FASEbercakap-cakap
ORIENTASI tentang kemampuan yang pernah Abang miliki? Mau di mana
kita
bercakap-cakap?bang
Bagaimana
kalau perasaannya
di sini lagi? saat ini? Bagus!
Assalamualaikum
B, bagaimana
SP 2 Pasien:
kemampuan
pasien
dan
Apakah
bang B Mengidentifikasi
sudah mengingat-ingat
apa sajapositif
hobi atau
kegemaran
abang?
membantumempraktekkannya
Bagaimana
kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?
Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi bang B tersebut?
Berapa lama bang B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit
tentang hal tersebut?
FASE KERJA
Apa saja hobby abang? Saya catat ya Bang, terus apa lagi?
Wah.., rupanya bang B pandai main volley ya, tidak semua orang bisa bermain volley
seperti itu lho B(atau yang lain sesuai yang diucapkan pasien).
Bisa bang B ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main volley, siapa yang
dulu mengajarkannya kepada bang B, dimana?
Bisa bang B peragakan kepada saya bagaimana bermain volley yang baik itu?
Wah..baik sekali permainannya
Coba kita buat jadual untuk kemampuan bang B ini ya, berapa kali sehari/seminggu
bang B mau bermain volley?
FASE
SP 3ORIENTASI
Pasien : Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar
Assalamualaikum bang B.
Bagaimana bang sudah dicoba latihan volleynya? Bagus sekali
Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita
membicarakan tentang obat yang bang B minum?
Dimana kita mau berbicara? Di kamar makan?
Berapa lama bang B mau kita berbicara? 20 atau 30 menit?
FASE KERJA
Bang B berapa macam obat yang diminum/ Jam berapa saja obat diminum?
Bang B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang
Obatnya ada tiga macam bang, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya
agar tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah
jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum
3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam.
Bila nanti setelah minum obat mulut bang B terasa kering, untuk membantu
mengatasinya abang bisa banyak minum dan mengisap-isap es batu.
Sebelum minum obat ini bang B dan ibu mengecek dulu label di kotak obat apakah
benar nama B tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam
berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar
Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus
diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya bang B tidak
menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan
dokter.
FASE TERMINASI
Bagaimana perasaan bang B setelah kita bercakap-cakap
tentang obat yang bang B minum?. Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum
obat?
Mari kita masukkan pada jadual kegiatan abang. Jangan lupa minum obatnya dan
nanti saat makan minta sendiri obatnya pada suster
Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya Bang!
bang, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah
dilaksanakan. Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 dan di tempat sama?
Sampai besok.
berinteraksi
Assalamualaikum pak, bu, sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang
pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat
ketemu
lagi Bagaimana
SP 2 Keluarga
: Melatih keluarga cara merawat pasien
yang kita bicarakan dua hari yang lalu?
Bagaimana pak, bu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan dua
hari yang lalu?Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak,
bu?
Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung
B ya?
Kita akan cobake
disini
dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke B ya?
Berapa
lama
bapak
dan ibu punya waktu?
Berapa lama bapak
dan ibu
punya
waktu?
Sekarang anggap saya B yang sedang mengaku-aku sebagai nabi, coba
Sekarang anggap
saya B yang sedang mengaku-aku sebagai nabi, coba bapak dan
bapak dan ibu praktekkan cara bicara yang benar bila B sedang dalam
ibu praktekkan cara bicara yang benar bila B sedang dalam keadaan yang seperti
keadaan yang seperti ini
ini
Bagus,
KERJA
betul begitu caranya
Sekarang coba praktekkan cara memberikan pujian kepada kemampuan yang
dimiliki B. Bagus.
Sekarang coba cara memotivasi B minum obat dan melakukan kegiatan positifnya
sesuai jadual?
Bagus sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat B
TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat B?
Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali
bapak dan ibu membesuk B
Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan
kita akan mencoba lagi cara merawat B sampai bapak dan ibu lancar
melakukannya
Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?
Baik saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu
ORIENTASI
Assalamualaikum pak, bu, karena B sudah boleh pulang, maka kita bicarakan
SP 3 Keluarga
: Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
jadual
B selama dirumah
Bagaimana pak, bu, selama bapak dan ibu besuk apakah sudah terus dilatih cara
merawat B?
Nah sekarang bagaimana kalau bicarakan jadual di rumah? Mari Bpk/Ibu duduk di
sini
Berapa lama bapak dan ibu punya waktu? Baik 30 menit saja, sebelum Bpk/Ibu
menyelesaikan administrasi di depan.
KERJA
Pak/Bu, ini jadwal B selama di rumah sakit. Coba diperhatikan. Apakah kira-kira
dapat dilaksanakan semua di rumah? Jangan lupa memperhatikan B, agar ia tetap
menjalankan di rumah, dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri), B (bantuan),
atau T (tidak mau melaksanakan).
Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
anak ibu dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya B mengaku sebagai seorang
nabi terus menerus dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera
hubungi Suster E di Puskesmas Indra Puri, puskesmas terdekat dari rumah ibu dan
bapak, ini nomor telepon puskesmasnya: (0651) 321xxx.
Selanjutnya suster E yang akan membantu memantau perkembangan B selama di
rumah
TERMINASI
Apa yang ingin Bapak/Ibu tanyakan?Bagaimana perasaan Bpk/Ibu? Sudah siap
melanjutkan di rumah?
Ini jadwal kegiatan hariannya. Ini rujukan untuk Sr E di PKM Inderapuri. Kalau
ada apa-apaBpk/Ibu boleh juga menghubungi kami. Silakan menyelesaikan
administrasi ke kantor depan.
DAFTAR PUSTAKA
Draft Standar Asuhan Keperawatan Jiwa Program Spesialis Jiwa, Program Magister
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, tahun 2008
Gail W.Stuart & Michele T.Laraia ; Princilple And Practise Of Psychiatric Nursing, Eighth
Edition , Elsever Mosby Inc, 2005
Harawi, Dadang. 2006. Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa Skizofrenia, edisi 2.
FKUI. Gaya Baru ; Jakarta.
Modul Model Praktik Keperawatan Jiwa Profesional, Badan Pelayanan Kesehatan Jiwa
Banda Aceh & World Health Organization.