Sie sind auf Seite 1von 32

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Informasi dalam laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi
yang penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan suatu
keputusan ekonomi. Namun di lain sisi ditemukan bahwa ternyata laporan
keuangan masih memiliki keterbatasan dalam informasi

yang disajian di

dalamnya. Dengan melakukan analisis lebih lanjut terhadap laporan keuangan


melalui proses perbandingan, evaluasi dan analisis tren akan diperoleh prediksi
tentang apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Disinilah salah satu
arti penting dari analisis laporan keuangan.
Laporan keuangan menjadi alat yang penting untuk memperoleh informasi
yang berkaitan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh
suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang cukup
penting dalam pengambilan suatu

keputusan ekonomi. Laporan keuangan

menyajikan mengenai apa yang telah terjadi, sementara itu pengguna juga
membutuhkan informasi yang memungkinkan mereka untuk dapat memproyeksi
apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Analisis laporan keuangan
dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan. Misalnya dapat digunakan sebagai
alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger; sebagai alat
forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa datang; sebagai
proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen, operasi atau masalah
lainnya; atau sebagai alat evaluasi terhadap manajemen.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, makalah
ini berisi tentang analisis informasi dan laporan keuangan serta perbandingannya
untuk tiga perusahaan sektor keuangan yakni PT Mandala Multifinance Tbk,
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk dan PT Wahana Ottomitra Multiartha

Tbk pada Tahun 2009-2013, sehingga akan dapat dilihat diantara ketiga
perusahaan tersebut mana yang memiliki kinerja yang lebih baik.

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. PT MANDALA MULTIFINANCE Tbk
PT Mandala Multifinance Tbk (Perusahaan), didirikan dengan nama
PT Vidya Cipta Leasing Corporation berdasarkan akta Notaris Joenoes
Enoeng Maogiman, S.H., No. 147 tanggal 13 Agustus 1983. Pada tahun
1990, nama Perusahaan diubah menjadi PT Lautan Berlian Leasing, yang
kemudian diubah lagi menjadi PT Gracia Dinamika Multifinance pada tahun
1996. Selanjutnya, sesuai dengan akta Notaris H. Asmawel Amin, S.H., No.
155

tanggal 31 Januari 1997, Perusahaan melakukan perubahan nama

menjadi PT Mandala Multifinance. Pada tahun 2005, Anggaran Dasar


Perusahaan mengalami perubahan dengan akta No. 34 tanggal 28 April 2005
yang dibuat di hadapan Notaris Leolin Jayayanti, S.H., sehubungan dengan
rencana

penawaran

umum

saham

Perusahaan

kepada

masyarakat,

peningkatan modal dasar dan modal ditempatkan, perubahan nilai nominal


saham menjadi Rp 100 per saham serta perubahan nama Perusahaan menjadi
PT Mandala Multifinance Tbk
Perusahaan memperoleh izin usaha sebagai perusahaan pembiayaan
dari Menteri

Keuangan dalam Surat

Keputusan No. 323/KMK.017/1997

tanggal 21 Juli 1997, yang merupakan perubahan Keputusan Menteri Keuangan


No. KEP-002/KM.11/1984 tanggal 6 Januari 1984 tentang Pemberian Izin
Usaha Leasing

kepada PT Mandala Multifinance (dahulu PT Vidya Cipta

Leasing Corporation) yang telah diperpanjang terakhir dengan Keputusan


Menteri Keuangan No. KEP-133/KM.13/1988 tanggal 18 Juli 1988.
Dengan diperolehnya izin tersebut maka Perusahaan, sebagai perusahaan
pembiayaan,
dapat melakukan kegiatan dalam bidang sewa guna usaha, anjak piutang,
usaha kartu kredit dan pembiayaan konsumen. Pada saat ini, Perusahaan
bergerak dalam bidang pembiayaan konsumen. Perusahaan berdomisili di Jalan

Menteng Raya No. 24 A-B, Jakarta Pusat dan memiliki 230 jaringan kantor
pelayanan yang beroperasi di 26 propinsi di Indonesia.
Ikhtisar laporan keuangan PT Mandala Multifinance Tbk:
2009

2010

2011

2012

2013

POS NERACA
1.970.08
AKTIVA LANCAR

PIUTANG PEMBIAYAAN

KEWAJIBAN LANCAR

EKUITAS

2.995.20
3

1.796.23

3.640.52
4

2.857.54
8

1.584.74

3.497.04
9

2.544.89
1

472.95

3.744.78

3.057.87

584.02

3.587.13
4

3.174.28
8

724.53
6

3.831.90
8

3.930.14
6

2.840.81
4

888.47
8

1.125.54
4

POS LABA RUGI


636.55
PENDAPATAN PEMBIAYAAN

JUMLAH BEBAN

LABA SEBELUM PAJAK

LABA BERSIH

843.38
9

524.30

1.167.80
5

676.99
4

148.18

929.54
2

176.89
7

108.10

1.000.52

240.77

132.66

1.080.58
0

291.38
5

180.26
1

1.397.03
3

1.277.93
8

345.95
6

218.00
2

258.92
9

POS LAPORAN ARUS KAS


299.50
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI


ARUS
KAS
DARI
AKTIVITAS
PENDANAAN

(151.854
)

(21.925

(59.901
)

858.08
0

(826.274
)
(27.047
)

172.11
4

525.26
6
(15.452
)

(319.536
)

575.56
6
(20.693
)

(489.984
)

(526.829
)

2. PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk


PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Perseroan) didirikan pada
tanggal 13 Nopember 1990 berdasarkan akta notaris Misahardi Wilamarta, S.H.,
No. 131. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-19.HT.01.01.TH.91 tanggal 8 Januari
1991 dan telah diumumkan dalam Tambahan No. 421 pada Berita Negara
Republik Indonesia No. 12 tanggal 8 Pebruari 1991.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan
terakhir
dilakukan dengan akta notaris Sinta Dewi Sudarsana, S.H., No. 2 tanggal 13
Maret 2009, mengenai Perubahan Anggaran Dasar PT Adira Dinamika Multi

Finance Tbk untuk menyesuaikan dengan ketentuan Keputusan Ketua Badan


Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No. Kep-179/BL/2008 tertanggal 14 Mei
2008 tentang
Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum
Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik.
Perseroan memperoleh izin usaha sebagai perusahaan pembiayaan dari
Menteri Keuangan dalam Surat Keputusan No. 253/KMK.013/1991 tanggal 4
Maret 1991. Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup
kegiatan perseroan dalam bidang perusahaan pembiayaan meliputi sewa guna
usaha, anjak piutang, pembiayaan konsumen dan usaha kartu kredit. Pada saat ini,
Perseroan terutama bergerak dalam bidang pembiayaan konsumen.
Perseroan berdomisili di Graha Adira Lantai 10-12, Jalan Menteng Raya No. 21,
Jakarta Pusat dan memiliki 319 jaringan usaha yang terdiri dari kantor cabang,
kantor perwakilan dan titik pelayanan, yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Perseroan memulai operasi komersialnya pada tahun 1991.
Sejak Januari 2004, PT Bank Danamon Indonesia Tbk menjadi pemegang saham
pengendali
Perseroan. PT Bank Danamon Indonesia Tbk merupakan anak perusahaan dari
Asia Financial
(Indonesia) Pte. Ltd., dimana pemegang saham akhir adalah Temasek Holding Pte.
Ltd., sebuah perusahaan investasi yang berkedudukan di Singapura dan
sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Singapura.
Pada tanggal 23 Maret 2004, Perseroan melakukan Penawaran Umum
Perdana atas 100.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) setiap
saham dengan harga penawaran sebesar Rp 2.325 (nilai penuh) setiap saham.
Seluruh saham ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
pada tanggal 31 Maret 2004.
Pada tanggal 30 Nopember 2007, Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya
telah bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia. Seluruh saham yang ditawarkan
melalui Penawaran Umum Perdana ini merupakan saham divestasi milik

pemegang saham pendiri; dengan demikian, Perseroan tidak menerima dana hasil
penjualan saham.
Ikhtisar laporan keuangan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk:
2009

2010

2011

2012

2013

POS NERACA
4.127.73
AKTIVA LANCAR

PIUTANG PEMBIAYAAN

7.330.14
9

2.561.91

6.543.82
6

1.677.14
KEWAJIBAN LANCAR

13.271.99

30.616.75
9

22.215.76
3

12.468.08
3

3.794.75
9

25.100.21
0

6
3.804.85

2.652.40
EKUITAS

16.560.99
2

0
4.421.36

27.008.117
24.972.42

20.424.69
6
5.035.76
7

6.021.98
5

POS LABA RUGI


2.777.86
PENDAPATAN PEMBIAYAAN

JUMLAH BEBAN

LABA SEBELUM PAJAK

LABA BERSIH

2.118.88
8

2.286.41

3.008.35
0

1.965.46
2

1.658.34

4.180.01
2

3.191.97
4

4.856.26
7

1.931.72
2.111.539
1.583.32

1.467.90
6

5.733.33
9

1.896.65

3
1.212.40

5.054.87
2

2.331.28
7

1.419.37
7

1.756.29
0

POS LAPORAN ARUS KAS


1.476.36
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

9.493.15
1

33.71

9.804.27
0

87.38
6

1.526.82

135.72
8

9.723.52
3

3.136.22
3
110.34
0

12.217.54
9

1.538.18
8
97.84
6

2.701.75
8

651.52
4

3. PT WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA, Tbk


PT Wahana

Ottomitra

Multiartha Tbk (Perusahaan) didirikan di

Republik Indonesia dengan nama PT Jakarta-Tokyo Leasing berdasarkan Akta


No.179 tanggal 23 Maret 1982 dan kemudian diubah dengan Akta Perubahan
Naskah

Pendirian

No.96 tanggal 15 Desember 1982. Nama Perusahaan

mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No.5 tanggal 15


Maret 2000 yang dibuat di hadapan Anna Wong, S.H., Notaris di Tangerang,
dimana nama Perusahaan diubah dari PT Wahana Ometraco Multi Artha
menjadi PT Wahana Ottomitra Multiartha. Anggaran Dasar Perusahaan
mengalami

beberapa

Keputusan Rapat

kali

perubahan,

terakhir dengan

Akta

Pernyataan

No.54 tanggal 12 Agustus 2008 yang dibuat di hadapan Ny. Poerbaningsih Adi
Warsito, S.H., Notaris di Jakarta, antara lain, mengenai perubahan Anggaran
Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan Undang-undang No.40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas. Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan dalam bidang lembaga
pembiayaan meliputi:
a. Sewa guna usaha
b. Anjak piutang
c. Pembiayaan konsumen
d. Kartu kredit.
Perusahaan memperoleh izin usaha sebagai lembaga pembiayaan dari
Menteri

Keuangan Republik

Indonesia

melalui

Surat

Keputusan

No.135/KMK.06/2001 tanggal 20 Maret 2001 tentang Pemberian Izin Usaha


Dalam Bidang Leasing kepada PT Jakarta-Tokyo Leasing yang telah beberapa
kali diperpanjang,

terakhir

dengan Surat

Keputusan Menteri

Keuangan

No.KEP-105/KM.13/1988 tanggal 7 Juli 1988 dan diubah dengan Surat


Keputusan Menteri Keuangan No.327/KMK.017/1997 tanggal 21 Juli 1997.
Pada

saat

ini,

Perusahaan terutama

bergerak

dalam

bidang

pembiayaan konsumen. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Gedung Mega


Glodok Kemayoran, Office Tower B, Lantai 2, Jalan Angkasa Kav. B-6,
Bandar Kemayoran, Jakarta, dan memiliki kantor cabang dan kantor unit
dengan total 205 (dua ratus lima) lokasi yang

antara lain di wilayah

Jakarta, Bogor, Ciputat, Tangerang, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Surabaya,


Denpasar, Medan, Semarang, Solo, Pekanbaru, Palembang, Jambi, Lampung,
Banjarmasin, Samarinda, Makassar, Gorontalo, Kendari dan Pare-Pare.
Perusahaan mulai memfokuskan kegiatannya pada pembiayaan konsumen untuk
kendaraan
bermotor roda dua sejak tahun 1997.
Pada tanggal 30 Nopember 2004, Perusahaan memperoleh Pernyataan
Efektif
Pengawas

Pendaftaran Penawaran Umum Perdana Saham dari Ketua Badan


Pasar Modal

BAPEPAM) dengan

surat

No.S-3551/PM/2004

untuk melakukan penawaran 200.000.000 lembar saham dengan nilai nominal


Rp20.000 atau Rp100 (dalam nilai penuh) per lembar saham dan harga
penawaran sebesar Rp700 (dalam nilai penuh) per lembar saham. Saham
Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya (sekarang
Bursa Efek Indonesia) pada tanggal 13 Desember 2004.
Ikhtisar laporan keuangan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk:
2009

2010

2011

2012

2013

POS NERACA
AKTIVA LANCAR

2.450.334

3.464.864

3.798.324

3.267.929

3.749.843

PIUTANG PEMBIAYAAN

2.089.523

3.162.620

3.261.083

2.804.079

3.378.921

KEWAJIBAN LANCAR

2.236.433

3.139.441

3.469.872

2.903.939

3.318.459

336.387

459.260

436.654

444.280

510.637

EKUITAS
POS LABA RUGI
PENDAPATAN PEMBIAYAAN
JUMLAH BEBAN
LABA SEBELUM PAJAK

636.313

554.323

744.947

798.541

801.488

1.295.168
92.60

1.298.098

1.637.302
15.77

1.580.763
28.11

1.496.441
89.26

193.914

60.67
LABA BERSIH

8
5.39

137.861

3
7.62

66.35
5

POS LAPORAN ARUS KAS


(232.827
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

895.761
(20.906

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

(453.462

(500.055

)
(44.646

226.038
(3.908

(15.243
)

(833.291

)
(8.729
)

(192.638
189.138

643.181

403.790

BAB III
ADIRA

WAHANA

2010

43,69%

29,28%

2011

55,74%

8,78%

17,73%

2012

34,02%

-16,23%

7,37%

2013

18,02%

12,85%

-2,56%

PEMBAHASAN

MANDALA
34,23%

1. LAPORAN

KEUANGAN

KOMPARATIF

Analisa perbandingan laporan keuangan dari satu perusahaan


merupakan analisa horizontal yang membandingkan antara setiap pos-pos
yang sama dalam laporan keuangan untuk periode beberapa tahun
(periode)

sehingga

dapat

diketahui

perkembangan

(tren)

atau

kecenderungannya. Analisa komparatif dari tahun ke tahun setiap


perusahaan disajikan dalam lampiran makalah ini.
Untuk perbandingan antar perusahaan dapat dibandingkan antar pos
yang sama , dimana yang diperbandingkan adalah hasil penilaian yang
diperoleh dari kinerja masing-masing perusahaan selama 5 tahun. Dalam
makalah ini disajikan perbandingan fluktuasi kenaikan (penurunan) pos
aktiva lancar, piutang pembiayaan, kewajiban lancar, pendapatan, ekuitas,
serta laba bersih masing-masing perusahaan.
1.1. Perbandingan fluktuasi aktiva lancar

60.00%
50.00%
40.00%
30.00%

ADIRA

20.00%

WAHANA

10.00%

MANDALA

0.00%
2010 2011 2012 2013
-10.00%
-20.00%

Dari data tersebut terlihat ke tiga perusahaan mengalami fluktuasi


ADIRA

WAHAN
A

MANDA
LA

kenaikan dan penurunan aktiva lancar


dari tahun 2009 sampai tahun 2014.

2010

60,85%

33,93%

37,14%

2011

50,69%

3,02%

18,29%

Perusahaan

2012

40,26%

-16,30%

6,62%

terakhir mengalami lompatan yang

2013

17,74%

17,01%

-4,39%

cukup

Wahana

besar

lancarnyanya yakni sebesar 12,85 % dari turun

pada

kenaikan

tahun
aktiva

16, 23 % tahun 2012.

Sementara perusahaan Adira, meski tidak sampai mengalami penurunan,


namun pada tahun 2013 kenaikannya adalah yang terendah dibanding 4 tahun
sebelumnya, yakni 18%. Perusahaan Mandala pada tahun terakhir justru
mengalami penurunan jumlah aktiva lancarnya sebesar 2, 56 %
1.2. Perbandingan fluktuasi piutang pembiayaan

80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
2010201120122013
-20.00%

ADIRA
WAHANA
MANDALA

-40.00%

Perusahaan mengalami kenaikan (penurunan) piutang pembiyaan dengan


bervariasi. Dari data terlihat Perusahaan Adira mengalami penurunan kenaikan
piutang pembiayaannya pada titik terendah sebesar 17,74% pada tahun 2013.
Terlihat bahwa perusahaan Wahana dapat memperbaiki kinerjanya, dari turun

sebesar 16,30%
ADIRA
201
0
201
1
201
2
201
3

pada tahun 2012, akhirnya dapat menaikkan piutangnya

WAHAN
A

MANDA
LA

55,92%

28,76%

37,73%

69,48%

9,52%

16,78%

38,96%

-19,49%

3,67%

18,21%

12,49%

-11,74%

sebesar

17%

pada

tahun

2013.

Sementara perusahaan Mandala pada


tahun

2013 mengalami

penurunan

4,39%.

1.3. Perbandingan fluktuasi kewajiban lancar

80.00%
60.00%
40.00%

ADIRA

20.00%

WAHANA

0.00%
2010201120122013
-20.00%

MANDALA

-40.00%

Dari data tersebut terlihat perusahaan mengalami fluktuasi yang beragam


terhadap kenaikan dan penurunan kewajiban lancarnya. Semakin kecil
perusahaan

memiliki

kewajiban

semakin

menunjukkan

peningkatan

kinerjanya, artinya operasi perusahaan dapat didanai dengan modal dan


asetnya sendiri.
1.4. Perbandingan fluktuasi ekuitas

35.00%
ADIRA

ADIRA

WAHAN
MANDA
MANDALA
A
LA
-14,79%
24,52%
26,75%
19,02%
WAHANA

2010
2010

-31,10%
30,10%

2011
2011

29,57%
14,17%

25,59%
-5,18%

27,78%
19,39%

2012
2012

28,03%
12,20%

6,71%
1,72%

8,62%
18,45%

2013
2013

16,38%
17,31%

12,99%
0,37%

21,06%
8,52%

30.00%
25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%

ADIRA
WAHANA
MANDALA

0.00%
2010 2011 2012 2013
-5.00%
-10.00%

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa perusahaan Mandala memiliki fluktuasi
ekuitas yang lebih stabil dibanding kedua perusahaan lainnya. Disusul oleh
perusahaan Adira, kemudian perusahaan Wahana, yang sempat mengalami
penurunan ekuitas sebesar 5,18%.
1.5. Perbandingan fluktuasi pendapatan pembiayaan

40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
2010 2011 2012 2013
-10.00%

ADIRA
WAHANA
MANDALA

-20.00%
-30.00%
-40.00%

Pada tahun 2010 perusahaan Adira mengalami penurunan pendapatan dari


tahun 2009 sebesar 31,10%, demikian juga perusahaan Wahana dengan
penurunan sebesar 14,79%. Perrusahaan Mandala, meski dengan omset yang
lebih kecil dibanding perusahaan Adira, namun belum pernah mengalami

penurunan pendapatan sejak tahun 2010 2013, meski kenaikan


ADIRA

WAHAN
A

MANDA
LA

2010

17%

56%

19%

2011

7%

-2456%

26%

2012

-12%

29%

17%

2013

19%

89%

16%

pendapatannya

hanya

berkisar

8,52% hingga 24, 52%.


1.6

Perbandingan fluktuasi laba

bersih

500%
0%
2010 2011 2012
-500%

2013

-1000%
-1500%

ADIRA
WAHANA
MANDALA

-2000%
-2500%
-3000%

Dari grafik tersebut terlihat bahwa perusahaan Adira dan Mandala memiliki
kenaikan laba yang relatif stabil dibanding perusahaan Wahana. Perusahaan
Wahana pada tahun 2011 mengalami penurunan laba yang sangat signifikan,
hingga mencapai 2456%, hal ini dsebabkan ada peningkatan beban pendanaan,
beban gaji dll, sementara pendapatan pembiayaan naik secara tidak signifikan
dengan pertambahan beban.
Dari analisa komparatif tersebut dapat dilihat perkembangan perusahaan
dari tahun ke tahun, dan pihak yang berkepentingan terhadap laporan tersebut
dapat membaca dan membandingkan trend kenaikan (penurunan) dari setiap
pos yang ada di dalam laporan keuangan untuk menilai kinerja manajemen,
disamping dengan melihat rasio keuangan yang akan dijelaskan kemudian.
2. ANALISIS COMMON SIZE

Analisis common size disebut juga dengan analisis vertikal, di mana dalam
2009

2010

2011

2012

2013

analisis ini pos-pos akan

PT adira

58%

50%

60%

72%

73%

dievaluasi

PT Mandala

77,96%

79,28%

79,43%

77,45%

75,75%

proporsinya

Pt Wahana

93,33%

87,00%

99,05%

98,25%

94,37%

berapa
terhadap

aktiva atau pasiva ( untuk

laporan posisi keuangan), proporsi terhadap penjualan (untuk laporan laba rugi
komprehensif) serta proporsi terhadap arus kas masuk ( untuk laporan arus
kas). Laporan ini berguna untuk membandingkan antar perusahaan, di mana
akan diketahui perbedaan komposisi dan distribusi pos.
Berikut disajikan perbandingan analisis common size untuk beberapa pos
laporan keuangan pada ketiga perusahaan
2.1 PERBANDINGAN PROPORSI BEBAN TERHADAP PENDAPATAN

120%
100%
80%
60%
40%

PT adira
PT Mandala
Pt Wahana

20%
0%

Dari data tersebut dapat dilihat proporsi beban terhadap pendapatan dari ketiga
perusahaan berkisar antara 50% s 99,05%. PT Wahana pada Tahun 2011
mencapai anggka 99,05% hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan
yang sangat signifikan terhadap beban pendanaan, gaji karyawan dan
cadangan kerugian piutang. PT Mandala cenderung untuk stabil antara 75%-

79%. Dan PT Adira juga mengalami perubahan proporsi beban pada posisi
2009
2009
PT adira
PT adira
PT Mandala
Pt
Pt Wahana
Wahana

2010
2011
2012
2013
2010
2011
2012
2013
59,17
86,11% 78,58% 87,26% 87,14%
11,25% 8,14% 16,54% 8,83%
4,08%
%
87,29
91,33%
92,46% 2,38%
92,17% 3,13%
90,44%
5,19%
2,32% 2,01%
%
9,43%
3,72%
81,22
87,88% 7,90%
83,48% 10,10%
83,75% 6,09%
88,24%
%

stabil (50%-73%).
Rekomendasi,

dari

ketiga

perusahaan tersebut, sebaiknya


PT Wahana berusaha untuk

meningkatkan pendapatan dan mengurangi bebannya, misalnya dengan


pengurangan karyawan, dan menurunkan beban cadangan.
2.2. PERBANDINGAN PROPORSI KAS TERHADAP AKTIVA

18.00%
16.00%
14.00%
12.00%
10.00%
8.00%
6.00%
4.00%
2.00%

PT adira
PT Mandala
Pt Wahana

0.00%

Blabalaaaaa..........
2.3 PERBANDINGAN PROPORSI PIUTANG TERHADAP AKTIVA

100.00%
80.00%
60.00%

PT adira

40.00%

PT Mandala

20.00%

Pt Wahana

0.00%

Bla bla baaaaa..........

2.4. PERBANDINGAN PROPORSI KEWAJIBAN TERHADAP PASIVA

2009
PT adira
PT Mandala
Pt Wahana

2010
38,74
%
77,02
%
86,93
%

100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%

Bla balabla........

2011

2012

2013

50,07%

73,82%

80,22%

80,57%

81,33%

80,84%

78,13%

71,62%

87,24%

88,82%

86,73%

86,66%

PT adira
PT Mandala
Pt Wahana

2.5. PERBANDINGAN PROPORSI PENERIMAAN KAS TERHADAP ARUS KAS


2009
PT adira
PT Mandala
Pt Wahana

2010
56,66
%
58,24
%
53,32
%

2011

2012

MASUK

2013

49,22%

51,30%

57,58%

59,81%

52,37%

63,48%

61,60%

60,07%

41,22%

48,04%

60,45%

54,24%

70.00%
60.00%
50.00%
40.00%

PT adira

30.00%

PT Mandala

20.00%

Pt Wahana

10.00%
0.00%

Blabala........

3. ANALISIS RASIO
Meliputi analisis rasio

likuiditas,

solvabilitas,

aktifitas

operasi,

profitabilitas .
3.1 Likuiditas
Merupakan Ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajian financial jangka pendek yang
berupa hutang hutang jangka pendek (short time debt)
3.1.1. Current ratio
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi
kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar
dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi
kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa
kali atau dalam bentuk persentasi. Apabila rasio lancar ini 1:1 atau 100%

ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar. Rasio
lancar yang lebih aman adalah jika berada di atas 1 atau di atas 100%.
Rasio lancar dirumuskan :
Current Ratio =

Total Current Asset

x 100%

Total Current Liability


Perbandingan current ratio
2009

2010

2011

2012

2013

ADIRA

2,5

1,9

1,3

1,2

1,2

MANDALA

1,2

1,2

1,2

1,2

1,3

WAHANA

1,1

1,1

1,1

1,1

1,1

3.0
2.5
2.0

ADIRA

1.5

MANDALA

1.0

WAHANA

0.5
2009

2010

2011

2012

2013

Dari data di atas jelas terlihat bahwa PT Adira memiliki current rasio
tertinggi dibanding

PT Mandala dan PT Wahana, yaitu rata-rata 1,6.

Artinya Setiap Rp 1,00 hutang lancar di jamin atau di tanggung oleh 1,6
aktiva lancar. Pada tahun 2009 adalah posisi yang paling aman dari PT
Adira yang memiliki current ratio 2,5.
Beberapa rekomendasi yang dapat diberikan untuk meningkatan current
ratio antara lain :

Jika memungkinkan, tahun ini mungkin tidak membayar dividend,


melainkan membayar dividend dengan saham.

Jangan ada alokasi budget untuk Aset Tetap. Jika terlanjur ada, buat
revisi budget.

Harus melihat lihat satu kwartal ke depan; apakah rasio ini bisa
diperbaiki atau tidak. Jika bisa, penggunaan kas bisa dinormalkan.
Jika tidak, maka harus diperketat.

3.1.1.Perbandingan quick ratio


Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva

lancar yang paling

likuid mampu menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini semakin
baik. Rasio ini disebut juga Acid Test Rasio. Angka rasio ini tidak harus
100 % atau 1:1.
Rasio cepat dirumuskan :
Quick Ratio = Total Current Asset Inventory x 100%
Total Current Liability

ADIRA
MANDALA
WAHANA

2009
2,
4
1,
2
1,
1

2010

2011

2012

2013

1,2

1,2

1,2

1,3

1,1

1,1

1
1,9

,3
1

1,2

,2
1

1,1

,0

3.0
2.5
2.0
ADIRA

1.5

MANDALA

1.0

WAHANA

0.5
2009

2010

2011

2012

2013

Analisa yang sama dengan perhitungan current ratio dapat kami


berikan untuk mengevaluasi dari sisi quick ratio, di mana PT Adira tetap
menenpati peringkat yang paling tinggi dibanding dua perusahaan lainnya.
3.2 Solvabilitas
Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan
dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari
kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur
sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang dan rasio ini
menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman
(Bank)
3.2.1 Debt to equity ratio
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui perbandingan antara total utang dengan modal sendiri. Rasio
ini berguna untuk mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai
dari utang. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang dan biasanya rasio ini
dinyatakan dalam persentase. Bagi bank semakin besar rasio ini akan
semakin tidak menguntungkan, karena semakin besar resiko yang
ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan, namun
bagi perusahaan justru semakin besar rasio akan semakin baik.
Rasio ini dirumuskan :
Debt to equity ratio =

Total Debt

x 100%

Owners Equity
Perbandingan Debt to equity ratio

ADIRA
MANDALA
WAHANA

2009
0,6
3
3,3
5
6,6
5

2010

2011
1,

00

82
4,

36

2013

4,06

4,15

3,57

2,52

4,
22

6,
84

2012
2,

7,
95

6,54

6,50

9.00
8.00
7.00
6.00
5.00

ADIRA

4.00

MANDALA

3.00

WAHANA

2.00
1.00
2009 2010 2011 2012 2013

Seperti diuraikan di atas, untuk debt to equity ratio, bagi


perusahaan pembiayaan dan perbankan, semakin besar rasionya justru
semakin tidak mengutungkan, karena semakin besar resiko yang
ditanggung apabila terjadi kegagalan. Dari data tersebut terlihat PT
Wahana memiliki resiko debt to equity yang paling besar dibanding kedua
perusahaan lainnya, yakni rata-rata 6,89% , artinya ada 6,89 % modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang. Sedangkan PT Adira memiliki
resiko yang paling rendah., yakni rata-rata 2,53% disusul PT mandala,
dengan rata-rata 3,61%
Rekomendasi yang dapat diberikan kepada PT Wahana sebaiknya
mengurangi hutang ke pihak ketiga untuk menyediakan pembiayaan
kepada nasabah, atau dapat juga mengurangi volume pembiayaan sampai
dengan tingkat kolektibilitas yang stabil.
3.2.2 Debt to asset ratio (debt ratio)
Debt ratio

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain
seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar
utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva dan biasanya
dinyatakan dalam persentase.

Rasio ini dirumuskan :


Debt Ratio = Total Debt x 100%
Total Asset
Perbandingan Debt to asset ratio (debt ratio)

ADIRA
MANDALA
WAHANA

200
9
0,
39
0,
77
0,
87

2010

2011

2012

2013

0,50

0,74

0,80

0,81

0,65

0,81

0,81

0,78

0,72

0,78

0,87

0,89

0,87

0,87

0,87

1.00
0.90
0.80
0.70
0.60
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
-

rata-rata

ADIRA
MANDALA
WAHANA

2009

2010

2011

2012

2013

Dari data tersebut terlihat bahwa PT Adira memiliki rasio yang


paling bagus, yakni hanya 65% aktiva didanai dengan hutang. Sedangkan
PT Mandala dan PT Wahana masing masing 78% dan 87% aktivanya
didanai dengan hutang. Rekomendasi yang dapat diberikan sebagai upaya
untuk menekan pendanaan aktiva melalui hutang antara lain dalam hal
pembelian aset tetap, hendaknya memilih supplier yang tidak menetapkan
harga yang tinggi dan kalau memungkinkan dilakukan dengan sewa
peralatan.
3.3 Aktifitas operasi

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur


tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan,
persediaan, penagihan piutang, dan lainnya). Atau rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari. Dari
hasil pengukuran dengan rasio ini akan terlihat apakah perusahaan lebih
efisien atau sebaliknya dalam mengelola aset yang dimilikinya.
3.3.1. Perputaran piutang (receivable turnover)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama
penagihan piutang selama satu periode. Atau berapa kali dana yang
ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi
rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang
semakin rendah (bandingkan dengan tahun sebelumnya) dan tentunya
kondisi ini bagi perusahaan semakin baik. Sebaliknya jika rasio semakin
rendah maka ada over investment dalam piutang.
Rasio ini dirumuskan :
Receivable turnover = Net Sales on Credit x 1 time
Averange Receiveble
Perbandingan rasio perputaran piutang

ADIRA
MANDALA
WAHANA

2009
1,0
8
0,3
5
0,3
0

2010

2011

2012

2013

rata-rata

0,32

0,23

0,19

0,19

0,40

0,30

0,33

0,34

0,39

0,34

0,18

0,23

0,28

0,24

0,25

1.20
1.00
0.80
ADIRA

0.60

MANDALA
WAHANA

0.40
0.20
2009 2010 2011 2012 2013

Dari data tersebut dapat dilihat ketiga perusahaan memiliki rasio


perputaran piutang yang tidak berbeda jauh, keculai untuk PT Adira pada
tahun 2009, yang memiliki perputaran paling tinggi yaitu sebesar 1,08.
Melihat kondisi perputaran piutang yang relatif kecil tersebut kami
memberikan rekomendasi kepada ketiga perusahaan

agar dapat

ditingkatkan dengan jalan memperketat kebijaksanaan penjualan kredit


misalnya dengan jalan memperpendek waktu pembayaran.
3.4. Profitabilitas
Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan
mendapatkan
laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, dan sebagainya
3.4.1 Margin laba bersih (net profit margin)
Rasio ini diukur antara profit margin dengan penjualan dan diukur
dalam persentase.
Rasio ini dirumuskan :
Net Profit margin =
Laba Bersih
x 100%
Laba Operasional
Perbandingan Net profit margin

ADIRA

2009
0,4
4

201
0

2011

2012

2013

ratarata

0,69

0,53

0,34

0,35

0,47

0,1
MANDALA

0,16

0,15

0,17

0,19

0,17

0,25

0,01

0,01

0,08

0,09

0,1
WAHANA

0.80
0.70
0.60
0.50

ADIRA

0.40

MANDALA

0.30

WAHANA

0.20
0.10
2009 2010 2011 2012 2013

Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa PT Adira memiliki rasio


laba bersih terhadap pendapatan pembiayaan paling bagus yaitu rata-rata
47% untuk jangka waktu 2009 -2013. Sedangkan PT Wahana pada tahun
2011 dan 2012 hanya pada kisaran 1%, hal ini menunjukkan laba yang
diperoleh sangat kecil, artinya perolehan pendapatan hanya digunakan
untuk menutup sebagian besar beban perusahaan.
3.4.2. Return on Investment (ROI)
ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah
aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang
efisiensi manajemen. Rasio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang
dikendalikannya dengan mengabaikan sumber pendanaan dan biasanya
rasio ini diukur dengan persentase. Rasio ini menunjukkan produktifitas
dari seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Semakin kecil (rendah) rasio ini semakin tidak baik, demikian pula
sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas dari
keseluruhan operasi perusahaan.
Rasio ini dirumuskan :
ROI = Earning After Tax
Total Asset

x100%

Perbandingan ROI
2009

2010

2011

2012

2013

ADIRA
MANDAL
A

28%

19%

9%

6%

6%

5%

4%

5%

5%

7%

WAHANA

2%

4%

0%

0%

2%

rata-rata
0,1
4
0,0
5
0,0
2

30%
25%
20%

ADIRA

15%

MANDALA

10%

WAHANA

5%
0%
2009

2010

2011

2012

2013

Seperti pada analisis sebelumnya PT Adira memiliki ROI yang


paling besar diantara kedua perusahaan lainnya yaitu rata-rata sebesar 14%
yang menunjukkan bahwa penghasilan bersih yang di peroleh adalah
sebesar 14% dari total aktiva. Semakin tinggi berarti semakin baik kinerja
perusahaan

3.4.3. Return on Equity (ROE)


Rasio ini menunjukkan berapa persen laba bersih bila diukur dari
modal pemilik. Semakin besar rasio ini semakin bagus.
Rasio ini dirumuskan :
ROE = Earning After Tax
x100%
Owners Equity
Perbandingan ROE
2009

2010

2011

2012

2013

ADIRA

46%

39%

36%

28%

29%

MANDALA

23%

23%

25%

25%

23%

WAHANA

18%

30%

1%

2%

13%

rata-rata
0,3
5
0,2
4
0,1
3

50%
40%
30%

ADIRA

20%

MANDALA
WAHANA

10%
0%
2009

2010

2011

2012

2013

Perusahaan yang memiliki ROE tinggi adalah yang lebih baik,


dalam hal ini PT Adira memiliki rata-rata ROE sebesar 35% yang berarti
tingkat return (penghasilan) yang di peroleh pemilik perusahaan atas modal
yang di investasikan adalah sebesar 35%. Di antara ketiga perusahaan
tersebut PT Wahana memiliki ROE yang paling rendah, yaitu sebesar 13%
CAMEL....
Sebagai perbandingan dengan rasio yang digunakan untuk analisa
perbankan adalah rasio berdasarkan ketentuan Bank Indonesia mengenai
penilaian tingkat kesehatan perusahaan sektor keuangan (bank), yalitu
dengan metode CAMEL
Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal
yang dimiliki bank untuk menunjang akt iva yang mengandung atau
menghasilkan risiko,
misalnya kredit yang diberikan. Permodalan yang cukup adalah berkaitan
dengan penyediaan modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko
yang
mungkin timbul dari penanaman dana dalam aktiva-akt iva produktif yang
mengandung risiko serta untuk membiayai penanaman dalam benda tetap
dan
inventaris.
Rasio ini dirumuskan :
CAR = Ekuitas Aset Tetap x 100%
Pinjaman yang Diberikan + Sekuritas

Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang dinyatakan sebagai


bank
yang sehat harus memiliki CAR paling sedikit sebesar 8%. Ketetapan
CAR
sebesar 8% bertujuan untuk:
a. Menjaga kepercayaan masyarakat kepada perbankan.
b. Melindungi dana pihak ketiga bank bersangkutan.
.c. Untuk memenuhi ketetapan standar BIS (Bank for International
Settlement)
Dari ketiga perusahaan tersebut dapat di hitung CAR nya sebagai berikut :
1.
Sehingga ketiganya dianggap sehat karena memiliki Car sekurangkurangnya 8%.
4. ANALISIS PROYEKSI
Asumsi yang digunakan dalam melakukan analisa proyeksi adalah
berdasarkan rata-rata pertumbuhan pendapatan serta perbandingan
antara beban dengan pendapatan tahun sebelumnya.
Asumsi pertumbuhan serta proyeksi Laporan Laba Rugi untuk
setiap perusahaan disajikan dalam tabel di bawah ini :
PT MANDALA
Pertumbuhan pendapatan

21,21%

Beban pendanaan

22,23%

Gaji dan kesejahteraan karyawan


B. Umum dan administrasi

27,25%
10,98%

Pembentukan cadangan kerugian


penurunan nilai
Penyusutan
beban imbalan kerja karyawan
lain-lain
Manfaat (beban) pajak

2,51%
21,01%
0,40%
10,39%
-6,10%

Dari asumsi tersebut dapat diramalkan Laba rugi PT Mandala untuk tahun
2014 sebagai berikut

2014
PENDAPATAN
Pembiayaan konsumen bersih
Bunga
Lain-lain
Jumlah Pendapatan

1.690.410
1.14
0
34.559
1.726.109

BEBAN
Beban pendanaan
387.558
Gaji dan kesejahteraan karyawan
494.758
B. Umum dan administrasi
173.862
Pembentukan
cadangan
kerugian
penurunan nilai
36.756
Penyusutan
34.181
5.71
Pertumbuhan pendapatan
beban imbalan kerja karyawan
8
Gaji dan Tunjangan
lain-lain
163.658
Umum dan Administrasi
Jumlah Beban
1.296.491
Penyisishan Kerugian
Laba sebelum beban pajak
429.618
Beban bunga dan keuangan
(81.718
Pemasaran
Manfaat (beban) pajak
)
Perolehan pembiayaan konsumen 347.900
Laba bersih
Bagi Hasil untuk Investor dana
Pendapatan Komprehensif lain
Lain-lain
Jumlah laba komprehensif
347.900
Beban Pajak

PT ADIRA
20,41%
21,84%
9,65%
15,54%
20,71%
2,19%
tetap
tetap
1,15%
-7,13%

Dari asumsi tersebut dapat diramalkan Laba rugi PT Adira untuk


tahun 2014 sebagai berikut :
2014
Pendapatan
Pembiayaan Konsumen
Sewa Pembiayaan
Lain-Lain
Jumlah Pendapatan
Beban
Gaji dan Tunjangan
Umum dan Administrasi
Penyisishan Kerugian
Beban bunga dan keuangan
Pemasaran
Perolehan pembiayaan konsumen
Bagi Hasil untuk Investor dana
Lain-lain
Jumlah Beban
Laba Sebelum Pajak
Beban Pajak
Laba Bersih Tahun berjalan

6.086.571
130.026
3.494.019
9.710.616
2.146.358
853.216
1.448.394
2.016.544
180.516
93.994
6.739.023
2.971.593
(534.000)
2.437.592

Pendapatan Komprehensif Lainnya


Jumlah Pend. Komprehensif Thn.Berjln

(11.670)
2.425.922

PT WAHANA
Total Pendapatan
Umum dan administrasi
Gaji dan Tunjangan
Pendanaan
Cadangan Kerugian
Penyusutan
Lain-lain
Beban Pajak

3,55%
27,98%
33,49%
20,90%
9,36%
2,22%
0,42%
1,44%

Dari asumsi tersebut dapat diramalkan Laba rugi PT Wahana untuk


tahun 2014 sebagai berikut :
2014
Pendapatan
Pembiayaan Konsumen
Pendapatan Bunga
Pendapatan Administrasi
Lain-Lain
Total Pendapatan
Beban
Umum dan administrasi
Gaji dan Tunjangan
Pendanaan
Cadangan Kerugian
Penyusutan
Lain-lain
Total beban
Laba Sebelum Pajak
Beban Pajak
Laba Tahun Berjalan
Pendapatan Komprehensif lain
Total Laba Komprehensif tahun berjalan

1.086.016
13.74
4
731.989
316.880
2.148.629
567.809
708.911
400.643
162.254
36.02
4
6.73
9
1.882.381
266.248
23.23
9
243.009
243.009

5. ANALISIS KEBANGKRUTAN DENGAN MODEL Z-SCORE

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan berbagai analisis yang telah diuraikan dalam bab
sebelumnya, yang meliputi analisis komparatif, analisis common size,
analisis rasio, serta analisis kebangkrutan, dapat kami simpulkan bahwa
PT Adira dibandingkan kedua perusahaan lainnya memiliki aset yang lebih
besar, sehingga pembiayaan yang dapat disalurkan juga lebih banyak.
Selain faktor modal yang besar, kinerja pengelolaan manajemen juga
cukup bagus, dilihat dari rasio keuangan yang rata-rata paling unggul di
banding PT Wahana dan PT Mandala. Meski demikian jika melihat trend
kenaikan pos-pos laporan keuangan terlihat PT Mandala memiliki
kecenderungan yang lebih bagus, seperti pada kenaikan pendapatan
mencapai rata-rata 17,36%, sedangkan PT Adira hanya 10,95%. Demikian
juga pada peningkatan laba, PT Mandala mengungguli PT Adira dengan
rata-rata kenaikan laba sebesar 19,51%. Dilihat dari trend seperti ini dapat
dikatakan bahwan PT Mandala memiliki kemampuan untuk menarik
nasabah cukup besar sehingga ada peningkatan pemberian pembiayaan,
namun dari segi pengelolaan keuangan masih harus ditingkatkan, sehingga
mencapai proporsi yang lebih bagus lagi untuk setiap item rasio
keuangannya. Sedangkan PT Wahana, dari data tersebut dapat kami
simpulkan memiliki kinerja yang kurang baik, selain trend kenaikan
kinerja yang paling rendah bahkan sempat pada posisi penurunan laba
yang drastis, hingga 2456%, juga memiliki rasio keuangan yang paling
rendah dibanding kedua perusahaan lainnya.
Bagi calon nasabah dapat menentukan pilihan pembiayaannya pada
alternatif PT Adira maupun PT Mandala. Meski dari segi permodalan PT

Mandala lebih kecil dari PT Adira, namun memiliki kinerja keuangan yang
cukup stabil.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang dipaparkan di atas, maka saran yang
dapat kami berikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi pihak manajemen sebaiknya melakukan evaluasi dan
meningkatkan kinerja perusahaan, terutama pada nilai-nilai
rasio yang tidak menunjukkan angka yang terlalu tinggi,
misalnya pada rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas
,NPM, CAR
2. Kepada nasabah yang akan melakukan transaksi pembiayaan
kepada perusahaan agar memiliki pengetahuna tentang kinerja
perusahaan tersebut. Penilaian terhadap perusahaan tidak
hanya pada besarnya aset namun juga perkembangan (trend)
usahanya, jadi meskipun aset kecil namun sebuah perusahaan
dapat dikatakan stabil dan berkembang apabila memiliki rasio
keuangan yang bagus seperti pada PT Mandala.

Das könnte Ihnen auch gefallen