Sie sind auf Seite 1von 31

120523437531

LUQMAN HAKIM
120523437532

TAJRI NASHRULLOH ABADI

AKUSTIKA BUATAN
ISTILAH-ISTILAH DAN PENGERTIAN DALAM AKUSTIK

RINGKASAN PENGETAHUAN DASAR


ASPEK PERANCANGAN
ASPEK MATEMATIS
CONTOH PERHITUNGAN

ISTILAH-ISTILAH DAN PENGERTIAN


DALAM AKUSTIK
System bunyi elektronik (electronic sound system) pada awalnya
adalah untuk memperkuat bunyi asli. Komponennya terbagi atas:
1. mikrofon (microphone) yang bertugas mengubah gelombang bunyi
(energy bunyi) menjadi sinyal listrik
2. penguat (amplifier) yang bertugas memperkuat sinyal listrik dari
mikrofon tadi
3. loudspeaker (pengeras suara/pelantang) yang mengubah sinyal
listrik yang telah diperkuat menjadi gelombang bunyi lagi yang lebih
keras daripada bunyi asli.

Bunyi adalah getaran berentang 20 ~ 20 kHz. Ternyata, jika bunyi seluruh


rentang tadi direproduksi oleh loudspeaker tunggal, tidaklah diperoleh hasil
yang bagus. Oleh karena itu, rentang tersebut terbagi menjadi 3 bagian oleh
alat bernama cross-over untuk didistribusikan ke loudspeaker, yaitu:
1. Bunyi nada tinggi (2.000-20.000 Hz, treble) yang akan dikeluarkan melalui hirange speaker (high-frequency horn loudspeaker, tweeter)
2. Bunyi nada tengah (500-2.000 Hz) yang akan dikeluarkan oleh mid-range
speaker (medium-frequency loudspeaker)
3. Bunyi nada rendah (150-500 Hz, bass) yang akan dikeluarkan oleh low-range
speaker (low-frequency loudspeaker, woofer)

Namun, kebanyakan nada rendahlah yang


paling disukai kalau keluar dengan
mantap bertenaga melalui low-range
speaker terpisah yang sering kita kenal
sebagai sub-woofer (20-150 Hz).

FASILITAS YANG BIASANYA MENYERTAI


SYSTEM BUNYI ELEKTRONIK
1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.

Radio (tunner)
Pemutar kaset (cassette player)
Pemutar CD (Compact Disk Player)
Pemutar VCD/DVD (Video Compact Disk/Digital Video Disk Player)
(Catatan: DVD juga sering disebut Digital Versatile Disk)
Equalizer, yaitu fasilitas untuk mengatur kekuatan bunyi berdasarkan
frequensinya.
Synthesizer, yang berguna untuk mengubah warna bunyi atau meniru
bunyi-bunyian.
Mixer, yaitu alat untuk mencampur dan mengatur lalu lintas sumber
bunyi pada system bunyi elektronik.
Pemutar Piringan Hitam (Phonograph player)

Ada beberapa tipe penempatan loudspeaker pada system bunyi


elektronik, namun pada dasarnya ada 4 tipe:

Terpusat

Tersebar

Terpadu Dengan Kursi

Kombinasi

TERPUSAT
Terpusat (central cluster) yaitu sekelompok speaker yang diletakkan di atas
sumber bunyi asli, setinggi 7-13 m dan agak ke depan sedikit (manusia tidak
terlalu peka terhadap pergeseran sumber bunyi secara vertical dan lebih peka
terhadap pergeseran secara horizontal). Kumpulan speaker ini dapat
disembunyikan di balik tirai dan masing-masing speaker diarahkan ke audiens
deretan depan, tengah maupun belakang.
Kelebihan: bunyi dari speaker sama arahnya dengan posisi sumber
bunyi (misalnya orang menyanyi atau berpidato), sehingga terasa begitu
alami dan natural.

TERSEBAR
Tersebar (distributed) yaitu peletakan rangkaian speaker di atas audiens
(pendengar). Tipe ini digunakan untuk ruangan yang langit-langitnya relative
pendek sehingga tidak memungkinkan memakai tipe terpusat. Tipe ini lebih
terfokus pada kejelasan bunyi yang dihasilkan dan tidak terlalu mementingkan
arah dari bunyi tersebut.
Kelebihan: Bunyi yang dihasilkan jelas.

TERPADU DENGAN KURSI


Terpadu dengan kursi (seat-integrated) yaitu meletakkan speaker secara
terpadu di belakang kursi. Tipe ini biasa diterapkan di gereja, ketika bunyi
yang pelan tetapi jelas dan merata diperlukan. Biasanya speaker diletakkan
di belakang sandaran kursi dan bunyinya akan didengar oleh orang yang
duduk di belakang kursi tersebut.
Kelebihan: saat bunyi yang dihasilkan pelan, namun tetap jelas
terdengar.

KOMBINASI
Kombinasi dari tipe-tipe di atas. Untuk kombinasi tipe terpusat dan
tersebar diperlukan alat penunda bunyi (initial time delay) agar bunyi dari
speaker di deretan belakang menunggu datangnya bunyi dari speaker
terpusat di depan.
Kelebihan: deretan depan dan belakang sama-sama mendengar
bunyi dengan jelas.

PERBANDINGAN DARI SEMUA


SISTEM
Sistem

Kerealistisan Bunyi

Terpusat

Sangat Baik

Keterlihatan

Penunda Sinyal

Loudspeaker

Elektronik

Sangat Terlihat

Tidak dibutuhkan

Biaya Peralatan Relatif

Rendah

Tidak terlalu terlihat


Tersebar

Jelek

bila ditanam dalam

Kadang-kadang

ceruk, tetapi sangat

diperlukan

Rendah hingga sedang

terlihat bila digantung

Terpadu dengan Kursi


Kombinasi

Jelek

Tidak terlalu menonjol

Diperlukan

Tergantung dari Ruangan dan Desain Sistem

Tinggi

RINGKASAN PENGETAHUAN DASAR


Ukuran dan bentuk permukaan akan mempengaruhi bunyi yang mengenainya
dalam bentuk refleksi (reflection, jika panjang atau lebar permukaan lebih besar
dari empat kali panjang gelombang bunyi, x>4), difusi (diffusion, bila kedalaman
ceruk sama dengan panjang gelombang bunyi, x=) dan difraksi (diffraction, bila
panjang atau lebar permukaan lebih kecil daripada panjang gelombang bunyi, x<).
Permukaan pemantul (reflector) umumnya mempunyai bentuk cekung (concave),
datar (flat) dan cembung (convex). Bentuk cekung (seperti kubah bangunan
ibadah, dinding belakang auditorium yang melengkung) dapat memfokuskan
pantulan bunyinya sehingga menimbulkan titik dengan bunyi lebih keras (hot spot)
dan gaung (echo) di area penonton. Bentuk datar, bila cukup luas dan
diorientasikan dengan baik dapat efektif mendistribusikan bunyi. Untuk bentuk
cembung ini akan mendistribusikan pantulan bunyi secara baur dan dengan
rentang frekuensi yang lebih lebar sehingga bagus untuk ruang music.

Konstruksi dan bahan permukaan ruangan sangat menentukan perilaku


pemantulan bunyinya. Bahan akustik yang sama bias mempunyai koefisien serap
bunyi berbeda bila dipasang dengan konstruksi berbeda. Ada 6 cara memasang
bahan akustik (tipe A, B, C, D, E, dan F) serta 2 cara memasang tirai (tipe G dan H).

Namun hingga saat ini, cara yang paling


umum untuk meredam bunyi adalah
dengan cara mencegat atau memutus
perambatan bunyinya.
Salah satu contohnya adalah dalam
bentuk headphone.

ASPEK PERANCANGAN
Banyak sekali perancangan atau penerapan
akustika
buatan
ini
dalam
dunia
ketekniksipilan, yang di antaranya adalah
sebagai berikut:
Pertimbangan akustika buatan di
dalam rumah
Sistem Tata Suara Elektronik yang
Efektif
Bangunan ibadah
Gedung konser
Ruang mesin dan perlengkapan

Namun, penerapan atau aspek


perancangan yang menjadi fokus
kami dalam presentasi ini adalah
tentang aspek perancangan pada
Gedung Konser.

GEDUNG KONSER
Adalah termasuk bangunan yang memiliki akustik kritis. Arsitek perlu didampingi
ahli akustik untuk memperoleh desain yang sempurna. Berikut ini adalah
pedoman sederhana bagi arsitek yang dapat digunakan dalam tahap awal desain
(disarikan dari Egan):

1. Waktu dengung (TR) pada frekuensi tengah (rata-rata untuk 500 dan
1000Hz) di saat ruangan penuh antara 1,6 dan 2,4 detik untuk opera,
symphoni, organ dan paduan suara. Ingat bahwa bunyi music di
ruangan yang memiliki waktu dengung tepat akan sangat hidup,
memenuhi ruangan dan memadu dengan baik. Akan tetapi, jika waktu
dengung berlebihan, akan menyebabkan bunyi music campur aduk,
kisruh, tidak dapat dibeda-bedakan.
2. Untuk pertunjukan music, rasio bass harus lebih besar dari 1,2. Rasio
bass adalah perbandingan antara wakru dengung frekuensi rendah
(rata-rata untuk 125 dan 250Hz) dan frekuensi tengah (rata-rata 500
dan 1000Hz). Rasio bass yang tinggi akan memberikan kesan
kehangatan. Hindarilah pemakaian panil-panil tipis (misalnya kayu
<3/4) yang akan meredam bunyi frekuensi rendah.

3. Keintiman (intimacy) dapat diperoleh dengan cara mengusahakan celah


tunda waktu awal (initial-time-delay gap, ITDG) kurang dari 20 ms
(millisecond, mili-detik, seperseribu detik) untuk bunyi pantulan. (initial
time delay gap adalah waktu selang antara kedatangan bunyi langsung dan
bunyi pantulan pertama yang harus kurang dari 30 ms, yaitu setara dengan
perbedaan jarak tempuh 34ft atau 10,36 m). Ruang music berbentuk
empat persegi panjang sebaiknya mempunyai perbandingan panjang dan
lebar (L/W) kurang dari 2. Secara empiris terbukti bahwa gedung konser
yang baik di Eropa mempunyai perbandingan tinggi dan lebar (H/W) lebih
besar 0,7.
4. Kekerasan (loudness) ditentukan oleh volume ruangan,peredaman bunyi
dan bentuk sisi depan ruangan. Untuk ruangan berbentuk empat persegi
panjang dengan panggung di depan, volume ruang per orang adalah 8 m3.
Untuk panggung di tengah, volume ruang per orang adalah 13 m3.
5. Kepadatan tempat duduk 0,6-0,8 m2.

6. Permukaan dinding samping, langit-langit, dinding balkon, dan


dinding panggung harus dapat memantulkan bunyi secara baur
(difus). Hindarilah permukaan-permukaan yang rata.
7. Permukaan pemantul bunyi di dekat panggung harus dapat
memantulkan bunyi kembali ke panggung sehingga pemain dapat
merasakan respon ruangan yang memadai.
8. Hindarilah permukaan-permukaan yang menyebabkan gema (echo),
lecutan (flutter, bunyi seperti lecutan akibat pantulan yang cepat),
rayapan (creep, bunyi yang merambat di permukaan kubah).
9. Tingkat kebisingan latar belakang (background noise level) harus
mendekati ambang pendengaran, yaitu NC-15. Jadi, boleh dikatakan
di dalam gedung konser yang baik, suasana akan sangat senyap
sehingga pemusik memiliki banyak kebebasan untuk bermain dengan
pelan dan bunyi keras.

Aspek Matematis dan Contoh


Perhitungan
Jarak loudspeaker ke pendengar (untuk T < 2dtk)
Dengan :
d = Jarak maksimum loudspeaker pendengar (m)
Q = direktivitas loudspeaker (antara 2 15, semakin besar
nilai berarti semakin terarah atau fokus, untuk suara
orang direktivitasnya adalah 2 pada 500Hz), tanpa unit
V = volume ruang (m)
TR = waktu dengung (dtk)

Contoh
Menghitung Jarak Maksimum Loudspeaker Ke Pendengar

Soal

:
Hitunglah jarak maksimum loudspeaker ke pendengar bila diketahui
ukuran ruang panjang 20m, lebar 10m, dan tinggi 4m. Loudspeaker yang
digunakan jenis biasadengan direktivitas 6. Waktu dengung ruang, TR,12dtk.

Diketahui

Ditanya
Jawab

: Panjang ruangan 20m


Lebar ruangan 10m
Tinggi ruangan 4m
Direktivitas speaker (Q) 6
Waktu Denggung 12dtk
: d (jarak maksimum) loudspeaker pendengar (m)
: Volume ruang (V) = 20m x 10m x 4m = 800m
d = 0,18.(QV/TR)0,5
d = 0,18.{(6)(800)/12}0,5
d = 11,38m

Jarak distribusi Antar Loudspeaker


Dengan
s = jarak antar loudspeaker (m)
h = ketinggian langit langit dari lantai (m)
1,2 = rata rata ketinggian telinga manusia duduk, m (gantilah
dengan angka 1,7 bila ruangan tersebut untuk pendengar
berdiri

Contoh
Menghitung Jarak Antar Loudspeaker
Soal :
Hitunglah jarak antar-speaker (sistem terdistribusi di
langit langit) pada ruang kuliah bila ketinggian langit langit
3,6m !
Diketahui
Ditanya
Jawab

: Ketinggian langit langit 3,6m


: s (jarak antar-speaker), m
: s = 1,4.(h-1,2)m
s = 1,4.(3,6-1,3)
s = 3,36m

Loudspeaker bunyi latar (background masking)


Dengan
s = jarak antar loudspeaker (m)
d = ketinggian rongga langit langit (m)
h = ketinggian langit langit dari lantai (m)
1,2 = rata rata ketinggian telinga manusia duduk, m (gantilah
dengan angka 1,7 bila ruangan tersebut untuk pendengar
berdiri

Contoh
Menghitung Jarak Antar Loudspeaker Untuk Bunyi Latar

Soal

:
Hitunglah jarak antar speaker (sistem terdistribusi
pada langit langit) untuk bunyi latar untuk ruang
kantor bila tinggi langit langit 3,6m dan rongga (jarak
antar speaker dan permukaan diatassnya0,8m.

Diketahui

Ditanya
Jawab

: tinggi langit langit / h 3,6m


Rongga / d 0,8m
: s (jarak antar speaker), m
:

Ketinggian langit langit Auditorium


Dengan
h = rata rata ketinggian langit langit, dengan
kursi terbungkus dan dinding
belakang meredam
bunyi (m)
T = waktu dengung untuk frekuensi tengah (m)

Contoh
Soal

:
Hitunglah rata- rata ketinggian langit langit bila
waktu dengung nada tengah 2,2dkt

Diketahui
Ditanya
Jawab

: waktu dengung nada tenggah 2,2dkt


: rata ketinggian langit langit, m
:

Frekuensi Resonansi Panel Getar (Vibrating Panel)


Panel resonan (resonant panels) adalah panel peredam
bunyi frekuensi rendah 250Hz.

Dengan
Fr = frekuensi resonansi panel (Hz)
w = berat panel (kg/m)
d = kedalaman udara di belakang panel (m)

Contoh
Menghitung Resonansi Panel Getar
Soal

:
Hitunglah frekuensi resonansi sebuah panel seberat 50kg/m yang
diletakkan sejauh 0,4m dari dinding, dan hitunglah frekuensi resonansi bila berat
panel diganti 10kg/m
Diketahui : w / berat panel a = 50kg/m
w / berat panel b = 10kg/m
d = 0,4m
Ditanya : frekuensi resonansi dengat berat panel 50kg/m dan 10 kg/m
Jawab
:
a.
Jadi panel tadi akan meredeam suara yang cukup rendah yaitu 46,38Hz
b.

Ternyata memakai panel lebih ringan dan rongga sama frekuensi yang
diredam lebih tinggi yaitu 103,7Hz

Das könnte Ihnen auch gefallen