Sie sind auf Seite 1von 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya
sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan refarat ini yang berjudul USG Pada
Kehamilan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Arusta, Sp.OG., selaku pembimbing dan
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas refarat ini sejak awal
hingga selesainya tugas ini. Penulis menyadari bahwa penulisan tugas ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan bantuan dan partisipasi teman sejawat
untuk memberikan masukan dan saran guna menyempurnakan tugas ini di masa mendatang.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas perhatian dan dukungannya, semoga
refarat ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Binjai, Juni 2015

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostic (pencitraan diagnostic) untuk
pemeriksaan alat-alat tubuh, dimana kita dapat mempelajari bentuk, ukuran, anatomis, gerakan,
serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat noninvasive tidak
menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman dan data yang
diperoleh mempunyai nilai diagnostic yang tinggi. Tidak ada kontraindikasinya, karena
pemeriksaan ini sama sekali tidak memperburuk penyakit si penderita. Dalam 20 tahun terakhir
ini diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai
peranan yang penting untuk menentukan kelainan berbagai organ tubuh.

Pertama kali ultrasonik digunakan dalam bidang teknik untuk radar, yaitu teknik SONAR (sound
Navigation and Ranging) oleh langevin (1918), seorang warga Perancis pada waktu perang dunia
ke I, untuk mengetahui adanya kapal selam lawan. Kemudian digunakan dalam pelayaran untuk
menentukan kedalaman laut. Menjelang perang dunia ke II (1937), teknik ini digunakan pertama
kali untuk pememeriksaan jaringan tubuh, tetapi hasilnya belum memuaskan. Berkat kemajuan
teknologi yang pesat, setelah perang dunia ke II, USG berhasil digunakan untuk pemeriksaan
alat-alat tubuh.

Hoery dan Bliss pada tahun 1952, telah melakukan pemeriksaan USG pada beberapa organ
misalnya pada hepar dan ginjal. Sekarang USG merupakan alat yang praktis dengan pemakaian
klinis yang luas.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI USG

Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostic (pencitraan diagnostic) untuk
pemeriksaan alat-alat tubuh, dimana kita dapat mempelajari bentuk, ukuran, anatomis, gerakan,
serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat noninvasive tidak
menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman dan data yang
diperoleh mempunyai nilai diagnostic yang tinggi. Tidak ada kontraindikasinya, karena
3

pemeriksaan ini sama sekali tidak memperburuk penyakit si penderita. Dalam 20 tahun terakhir
ini diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai
peranan yang penting untuk menentukan kelainan berbagai organ tubuh.

Penggunaan modalitas ultrasonography untuk pemeriksaan obstetrik pertama kali dilakukan oleh
Donald dkk (1958), hingga saat ini semakin berkembang dan sering dipakai untuk tujuan
pemeriksaan obstetrik ginekologik. Berdasarkan riset oleh NCHS (2002), pada tahun 2001
sebanyak 67% ibu hamil di Amerika Serikat telah memanfaatkanultrasonography untuk
memeriksakan kandungannya.

B. CARA PEMINDAIAN USG


Cara kerja USG adalah dengan memancarkan gelombang suara ke jaringan yang hendak
dicitrakan, lalu dipantulkan kembali oleh jaringan tsb dan ditangkap oleh transducer. Oleh
transducer gelombang suara yang dipantulkan tadi akan dikonversi menjadi energi listrik lalu
ditayangkan di layar monitor. Setiap jenis jaringan memiliki kemampuan memantulkan
gelombang berbeda-beda. Jaringan padat seperti tulang, memantulkan gelombang dengan
kecepatan tinggi sehingga memberikan gambaran putih di layar. Sedangkan cairan atau jaringan
lunak hanya memantulkan lebih sedikit gelombang sehingga memberikan gambaran hitam di
layar. Gambar yang dihasilkan sangat cepat, dapat mencapai 40 frame/detik, sehingga dapat
menampilkan gambaran bergerak yang real-time. Ada dua jenis USG: transabdominal dan
transvaginal. Kekuatan gelombang yang digunakan berkisar pada 3- 5mHz (transabdominal), dan
pada kehamilan awal dapat digunakan USG transvaginal 7-10 mHz (sumber lain menyebut 5-8
mHz).
Mengenai keamanan dalam penggunaannya, USG hanya boleh digunakan bila memenuhi
indikasi (lihat selanjutnya). Prinsipnya adalah as low as reasonable achievable.Selama masih

dalam batas rentang gelombang yang diperbolehkan belum pernah dilaporkaadanya efek
samping pada jaringan mamalia yang terpapar USG.
Penggunaan USG umumnya untuk dua tujuan utama: mengetahui usia kehamilan dan
mendeteksi abnormalitas. USG sudah dapat mendeteksi kehamilan dengan melihat yolk sac pada
minggu ke 4-5 gestasi (lihat gambar 1). Penggunaan USG untuk menentukan usia kehamilan
ternyata lebih efektif daripada hanya berpatokan kepada tanggal menstruasi terakhir. Dengan
bantuan USG angka kelahiran postterm dapat ditekan. Dengan bantuan USG juga abnormalitas
kehamilan dapat dideteksi lebih dini. Sekitar 35-50% abnormalitas dapat dideteksi lebih dini
dengan spesifisitas mencapai 90-100%.
C. MANFAAT USG DALAM KEHAMILAN
USG dalam kehamilan antara lain bermanfaat sebagai berikut:
1. Diagnosis dan Konfirmasi Awal Kehamilan
Dengan pemindaian USG, embrio dapat diamati dan diukur pada usia lima setengah
minggu. Bila terjadi perdarahan pada trimester pertama, USG sangat diperlukan untuk
diagnosis awal kehamilan ektopik dan kehamilan molar/anggur.
2. Melihat Posisi dan Kondisi Plasenta.
Plasenta yang menghalangi jalan lahir (plasenta previa) dapat menyulitkan proses
kelahiran bayi. Plasenta yang memiliki kelainan dalam kondisi seperti diabetes dan
hidrops janin (cairan berlebihan di dua atau lebih bagian tubuh seperti toraks, abdomen
atau kulit yang biasanya terkait dengan penebalan plasenta) juga bisa dilihat melalui
USG.
3. Memeriksa DJJ.
Denyut Jantung Janin (DJJ) bisa dilihat dan dideteksi pada umur kehamilan 6 minggu dan
menjadi jelas pada 7 minggu. Jika DJJ teramati, kemungkinan kehamilan berlanjut adalah
lebih dari 95 persen. DJJ cenderung bervariasi mengikuti usia kehamilan. DJJ pada 6
minggu adalah sekitar 90-110 denyut per menit (dpm) dan pada 9 minggu menjadi 140170 dpm. Pada usia 5-8 minggu, bradikardia (< 90 dpm) seringkali berkaitan dengan
risiko tinggi abortus.

4. Mengetahui Kehamilan Kembar


Kehamilan kembar meningkatkan risiko hambatan pertumbuhan janin, persalinan
prematur, plasenta lepas (abruptio placenta), kelainan bawaan, morbiditas dan kematian
perinatal. Kehamilan kembar terdeteksi selama ultrasonografi rutin di minggu 18 sampai
20.
5. Menghitung Usia Kehamilan dan Berat Janin.
Ukuran tubuh janin mencerminkan usia kehamilan. Dengan mengetahui usia kehamilan,
hari perkiraan lahir juga dapat dihitung lebih akurat. Hubungan yang erat antara ukuran
janin dan usia kehamilan terutama berlaku pada awal kehamilan. Untuk itu, pengukuranpengukuran berikut dapat dilakukan dengan USG:

Crown-rump Length (CRL). CRL adalah istilah untuk panjang antara bokong dan
ujung kepala janin. Pengukuran CRL dilakukan pada janin berusia 7-12 minggu dan
memberikan perkiraan yang sangat akurat mengenai usia kehamilan. Setelah usia
kehamilan 12 minggu, CRL tidak lagi akurat mengukur usia janin, sehingga
pengukuran lain diperlukan.

Biparietal Diameter (BPD). Diameter antara 2 sisi kepala, yang diukur setelah bayi
berusia di atas 12 minggu. Diameter kepala bayi meningkat dari sekitar 2,4 cm di usia
13 minggu menjadi sekitar 9,5 cm pada saat kelahiran. Dua bayi dengan berat yang
sama dapat memiliki ukuran kepala berbeda sehingga BPD di tahap akhir kehamilan
umumnya dianggap tidak dapat diandalkan.

Femur Length (FL). Mengukur panjang tulang paha yang mencerminkan


pertumbuhan memanjang janin. FL meningkat dari sekitar 1,5 cm di 14 minggu
menjadi sekitar 7,8 cm pada akhir kehamilan. Kegunaan FL mirip dengan BPD.

Abdominal Circumverence (AC). Mengukur lingkar perut ibu. Ini adalah pengukuran
yang paling penting pada akhir kehamilan, namun lebih mencerminkan ukuran dan
berat janin daripada usianya.

AC, BPD dan FL digabungkan dalam rumus untuk memperkirakan berat badan janin.
Mesin USG langsung menghitung secara otomatis perkiraan berat janin, yang formulanya
antara lain adalah : 1,4 BPD X FL X AC (semua dalam cm) 200 = berat janin.
6. Mendiagnosis Kelainan Janin.
Banyak kelainan struktural janin seperti malformasi janin (anensefali, spina bifida, dll),
kelainan jantung, dan hidrosefalus dapat didiagnosis dengan USG yang biasanya
dilakukan sebelum 20 minggu.

USG dapat menunjukkan beberapa masalah

perkembangan bayi, tetapi tidak semua. Beberapa masalah bayi mungkin baru
berkembang setelah 20 minggu dan beberapa mungkin tidak terlihat melalui USG. Inilah
sebabnya, pada sejumlah kecil kasus, bayi lahir dengan masalah meskipun tidak ada
masalah yang terlihat selama pemindaian.
7. Memeriksa Jumlah Cairan Amnion.
Jumlah cairan amnion terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat dengan jelas digambarkan
oleh USG. Kedua kondisi ini dapat berdampak merugikan pada janin:

Polihidramnion (kelebihan cairan ketuban) dapat mengakibatkan sesak nafas berat


pada ibu dan persalinan prematur. Faktor risiko termasuk diabetes ibu yang tidak
terkontrol, kehamilan kembar, isoimunisasi, dan malformasi janin.

Oligohidramnion (kekurangan cairan ketuban) dapat menyebabkan kematian janin.


Kondisi ini sering terkait dengan kelainan bawaan pada saluran kemih, hambatan
pertumbuhan janin dan berat janin kurang.

Ada dua metode yang dapat digunakan. Yang pertama adalah menjumlahkan semua
kedalaman vertikal kantong terbesar pada keempat kuadran uterus di usia kehamilan
>16minggu, hasilnya disebut sebagai Amnion Fluid Index (AFI). Rentang normal AFI
adalah 8-24 cm. Cara yang kedua adalah mengukur kedalaman vertikal kantong terbesar,
dengan nilai normal 2-8 cm. Di bawah nilai normal disebut oligohydramnion, di atas nilai
normal disebut hydramnion.

Gambar 1. Yolk sac sudah dapat dilihat dengan USG minggu ke 4-5 gestasi.

8. Mengetahui Jenis Kelamin Bayi.


Beberapa faktor seperti tahap kehamilan dan posisi janin dapat mempengaruhi keakuratan
prediksi gender. Usia janin dapat diketahui melalui USG dengan akurasi 95% lebih pada
minggu 18 sampai 20. Dalam sebuah penelitian, USG hanya mengidentifikasi jenis
kelamin dengan benar pada 46 persen janin berusia 12 minggu dan 80 persen pada janin
berusia 13 minggu. Di usia 13 minggu, bayi masih dapat meringkuk dan bergerak
sehingga mendapatkan sudut yang tepat bisa sangat sulit.

C. INDIKASI USG
Indikasi untuk melakukan USG di trimester pertama kehamilan dapat dilihat pada Tabel 1. Pada
minggu ke-4 atau 5 kehamilan, kantung janin (gestational sac) sudah terlihat jelas di uterus
dengan bantuan USG transvaginal. Di dalam gestational sac terdapat yolk sac, inilah yang
memastikan terjadinya kehamilan intrauterin (dengan menyampingkan diagnosis kehamilan
ektopik). Kutub embrionik (embrionic pole) terlihat pada minggu ke 5-6. Jika gestational sac
berukuran >10 mm tanpa ada yolk sac, dicurigai kehamilan anembrionik. Demkian juga jika ada
yolksac namun tidak dijumpai kutub embrionik, maka kehamilan diduga bersifat nonviabel.
8

Pada minggu ke 5,5-6 desidua semakin menebal dan jelas kelihatan. Aktifitas jantung pada
minggu ke-7 (saat embrio berukuran >5mm). Sedangkan gerak janin dapat dilihat dengan USG
transvaginal saat embrio berukuran sekitar 5 mm.
Tabel 1. Indikasi untuk melakukan USG di trimester pertama kehamilan
Konfirmasi kehamilan intrauterine (mencari adanya yolksac)
Evaluasi kecurigaan kehamilan ektopik
Mencaritahu penyebab perdarahan vagina
Evaluasi nyeri panggul
Memperkirakan usia gestasi
Diagnosis/evaluasi kehamilan multiple
Konfirmasi aktifitas jantung
Membantu dalam pengambilan sampel vili chorion, transfer embrio,
memasang/melepas IUD
Evaluasi adanya massa di panggul ibu atau kelainan uterus
Evaluasi kecurigaan penyakit trofoblastik

Sedangkan indikasi untuk melakukan USG di trimester kedua dan ketiga kehamilan dapat dilihat
di tabel 2.
Tabel 2. Indikasi untuk melakukan USG di trimester kedua dan ketiga kehamilan
Memperkirakan usia gestasi

Kecurigaan abnormalitas uterus

Evaluasi pertumbuhan fetus

Evaluasi pertumbuhan janin

Perdarahan vagina

Kecurigaan hydramnion/oligohydramnion

Nyeri abdomen/pelvis

Kecurigaan abruptio plasenta

Inkompetensi serviks

Adanya kemungkinan lahir prematur

Menentukan presentasi fetus

Abnormalitas penanda kimia

Kecurigaan kehamilan multipel

Identifikasi/follow up anomali fetus

Membantu melakukan amniocentesis

Follow up posisi plasenta (jika dicurigai plasenta


previa

Massa panggul

Riwayat anomali kongenital

Kecurigaan kehamilan mola

Evaluasi kehamilan multipel

Kecurigaan kehamilan ektopik

Kecurigaan kematian fetus

Komponen yang harus diperiksa dengan USG tiap trimesternya dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Komponen yang diperiksa dengan USG selama trimester kehamilan
Trimester pertama

Trimester kedua dan ketiga

Gestational sac location

Jumlah fetus

Identifikasi embrio/yolk sac

Presentasi

Ukuran fetus (crown-rump length)

Gerakan jantung fetus

Aktifitas jantung

Lokasi plasenta

Jumlah fetus, termasuk jumlah amnion dan

Volume cairan amnion

korion

Usia gestasi
Perkiraan berat fetus

Uterus, adneksa, cul-de-sac

Massa pelvis maternal


Survey anatomik fetus

Suatu pemeriksaan USG standard/basic, seperti yang tercantum pada Tabel 2, juga meliputi
survey anatomik fetus. Apabila ditemukan kehamilan multipel, maka harus dicari juga: jumlah
korion dan amnion, perbandingan kedua fetus, perkiraan jumlah cairan amnion masing-masing
dan jenis kelamin keduanya. Tabel 4 merangkum elemen apa saja yang harus diketahui dalam
pemeriksaan standar survey anatomi fetus.

Tabel 4. Elemen penting dalam pemeriksaan standar survey anatomik fetus


10

Kepala dan leher

Cerebellum, pleksus choroid, cisterna magna, ventrikel lateral, falx, cavum


septum pellucid

Thorax

Keempat

ruangan

jantung

dan

aliran

cairan

di

dalamnya

(apabila

memungkinkan)
Abdomen

Lambung (ada/tidak, ukuran, lokasi), ginjal, vesicae, insersi korda umbilikalis


dan jumlah pembuluh darah di dalamnya

Tulang belakang

Servikal, torakal, lumbar, sacral

Ekstremitas

Lengan dan tungkai (ada/tidak)

Jenis kelamin

Terutama pada kehamilan multiple

Selain pemeriksaan standard, terdapat juga pemeriksaan khusus (specialized) dan terbatas
(limited). Biasanya pemeriksaan ini hanya dilakukan apabila ada riwayat anomali, abnormalitas
serum maternal, atau hal-hal tertentu yang perlu diselidiki lebih lanjut. Pemeriksaan ini hanya
dijalankan oleh radiolog yang sudah berpengalaman.

11

DAFTAR PUSTAKA

Endjun. Januadi. Judi. 2007. Ultrasonografi Dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Gabriel, dr. J.F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta : EGC.
MacDougall, J, 2003. Ultrasonografi. Dalam: MacDougall, Jane, ed. Kehamilan Minggu
Demi Minggu. Jakarta: Erlangga, 36-37.
Rasad, Sjahriar. 2005. Radiologi Diagnostik Edisi Kedua. Jakarta: Balai Penerbit FK UI,
453-455.
Wiknjosastro, H, 2007. Ultrasonografi dalam Obstetri. Dalam: Wiknjosastro, Hanifa, ed.
Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 132-151.
__________, 2009. Ultrasonografi dalam Obstetri. Dalam: Wiknjosastro, Hanifa, ed. Ilmu
Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
12

Prawirohardjo, 132-151.

13

Das könnte Ihnen auch gefallen