Sie sind auf Seite 1von 6

Perencanaan dan Pembuatan Alat Ukur Viskositas

Oli Mesin pada Kendaraan Bermotor Berbasis Teknologi


Field Programable Gate Array ( FPGA ) Xilinx XC4010-XL
R. Indra Wijaya, ST
Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi – LIPI
Jl. Sangkuriang Komplek LIPI Gd. 20 Bandung 40135.
indra@ppet.lipi.go.id

Abstrak
Dalam industri otomotif, efisiensi dan efektifitas kinerja mesin kendaraan bermotor sangat
dipengaruhi oleh kondisi minyak pelumas yang digunakan. Salah satu parameter penting yang
digunakan untuk mengetahui kualitas minyak pelumas adalah viskositas. Proses penggantian
minyak pelumas mesin secara konvensional yang menggunakan pedoman jarak tempuh dan waktu
pemakaian dirasakan masih kurang akurat. Sehingga diperlukan suatu alat ukur viskositas yang
dapat memantau kualitas minyak pelumas secara kontinyu pada saat mesin dijalankan untuk
memperoleh waktu penggantian minyak pelumas yang tepat.

1. Pendahuluan. dengan waktu pemakaiannya, maka rentang


Kondisi kendaraan bermotor sangat ditentukan selisih minyak pelumas pada suhu tinggi dan
oleh pemeliharaannya, dengan perawatan yang rendahnya akan semakin melebar, yang berarti
baik, kendaraan akan dalam kondisi prima. minyak pelumas sudah tidak layak lagi untuk
Perawatan yang tergolong sederhana tetapi digunakan. Keterlambatan penggantian minyak
sangat vital adalah penggantian secara rutin pelumas tidak hanya menyebabkan keausan
minyak pelumas. Meski sederhana, jenis logam pada mesin, tetapi juga menyebabkan
perawatan ini sering menyisakan persoalan endapan atau kerak akibat terlalu banyaknya
pemilihan pelumas yang tepat dan hal-hal yang bahan pengotor dalam minyak pelumas.
berkaiatan dengan penggantiannya. Pasalnya, Pada dasarnya penggantian minyak pelumas
pelumas di pasaran tidak hanya berbeda merek tidak bisa ditentukan hanya berdasarkan selang
tetapi juga memiliki berbagai spesifikasi. waktu pemakaian atau jarak tempuh kendaraan
Penggunaan minyak pelumas pada kendaraan bermotor saja, melainkan juga ditentukan kerja
bermotor ditujukan untuk mencegah gesekan mesin mesin yang bersangkutan. Setiap jenis
antar komponen yang bergerak pada pada mesin tertentu biasanya disertai petunjuk
mesin. Sehingga diharapkan dapat mencegah pemilihan jenis minyak pelumas dan rentang
keausan logam mesin akibat gesekan langsung. waktu pemakaiannya, untuk keadaan operasi
Pemilihan jenis minyak pelumas harus mesin tertentu ( kondisi normal ). Pedoman
disesuaikan dengan kegunaan dan spesifikasi penggantian minyak pelumas secara
minyak pelumas yang ada, selain juga harus konvensional tersebut diraskan kurang akurat
memperhatikan usia mesin dan keadaan cuaca, oleh para pengguna otomotif , karena
karena karakteristik viskositas minyak pelumas seringkali mesin dijalankan secara berlebihan
yang sangat bergantung pada temperatur dan tidak adanya indikator yang bisa
lingkungannya ( indeks viskositas). mengingatkan mereka kapan harus mengganti
Suatu minyak pelumas dianggap memiliki minyak pelumas tersebut.
indeks viskositas yang baik, jika pada suhu
rendah, mesin tidak mengalami kesulitan untuk 2. Teori Dasar
melakukan start ( saat kondisi minyak pelumas 2.1. Viskositas.
kental ), dan pada saat suhu tinggi saat mesin Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan
telah bekerja, bagian – bagian antar mesin aliaran fluida yang merupakan gesekan antara
tidak bergesekan secara langsung ( saat kondisi molekul – molekul cairan satu dengan yang
minyak pelumas menjadi encer ). Minyak lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir,
pelumas seharusnya memiliki selisih viskositas dapat dikatakan memiliki viskositas yang
yang kecil saat suhu rendah dan tinggi. Sejalan rendah, dan sebaliknya bahan – bahan yang
sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas σ = η .γ
yang tinggi. σ
Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan η=
γ
hubungan antara gaya – gaya mekanika dari
dimana parameter (η) ini didefinisikan sebagai
suatu aliran viskos sebagai :
viskositas absolut (dinamis) dari suatu fluida.
Geseran dalam ( viskositas ) fluida adalah
Dengan menggunakan satuan internasional ; N,
konstan sehubungan dengan gesekannya.
m2, m, m/s untuk gaya, luas area panjang dan
Hubungan tersebut berlaku untuk fluida
kecepatan, maka besaran viskositas dapat
Newtonian, dimana perbandingan antara
dinyatakan dengan :
tegangan geser (σ) dengan kecepatan geser (γ)
nya konstan. Parameter inilah yang disebut N 2
σ
dengan viskositas. η = = m = Pa.s
η m
Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua s.m
buah bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis Satuan Pa.s dirasakan terlalu besar dalam
diantara kedua bidang tersebut. prakteknya, maka diguanakan satuan mPa.s,
yang lebih dikenal sebagai cP atau centiPoise
gaya (F) Luas area (catatan: 1 Pa.s = 1000mPa.s = 1000cP,
v
1P=100cP ).
h distribusi kecepatan

v=0

Gambar 1. Aliran viskos.

Suatu bidang permukaan bawah yang tetap


dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar
dengan suatu bidang permukaan atas yang
bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu
ringan, yang berarti tidak memberikan beban Gambar 2. Grafik fluida newtonian.
pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidah
ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan Seperti halnya kerapatan, besaran viskositas
fluida. Suatu gaya F dikenakan pada bidang berbanding terbalik dengan perubahan
bagian atas yang menyebabkan bergeraknya temperatur. Kenaikan temperatur akan
bidang atas dengan kecepatan konstan v, maka melemahkan ikatan antar molekul suatu jenis
fluida dibawahnya akan membentuk suatu cairan sehingga akan menurunkan nilai
lapisan – lapisan yang saling bergeseran.Setiap viskositasnya.
lapisan tersebut akan memberikan tegangan
geser (σ) sebesar F/A yang seragam, dengan 2.2. Viskometer Rotasi.
kecepatan lapisan fluida yang paling atas Viskometer merupakan peralatan yang
sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling dgunakan untuk mengukur viskositas suatu
bawah sama dengan nol. Maka kecepatan geser fluida. Model viskometer yang umum
(γ) pada lapisan fluida di suatu tempat pada digunakan berupa viskometer peluru jatuh,
jarak y dari bidang tetap, dengan tidak adanya tabung ( pipa kapile ) dan sistem rotasi..
tekanan fluida menjadi : Viskometer rotasi silinder sesumbu (concentric
dv v cylinder) dibuat berdasarkan 2 standar, sistem
γ = = Searle dimana silinder bagian dalam berputar
dy h
dengan silinder bagian luar diam dan sistem
Pada fluida newtonian perbandingan antara Couette dimana bagian luar silinder yang
besaran kecepatan geser dan tegangan geser diputar sedangkan bagian dalam silinder diam.
adalah konstan, Fluida yang akan diukur ditempatkan pada
celah diantara kedua silinder. Persamaan Standarisasi minyak pelumas untuk mesin
matematis untuk menghitung viskositas kendaraan bermotor pertama kali dilakukan
diturunkan dari hukum newton tentang aliran oleh Society of Automotif Engineering (SAE)
viskos. pada tahun 1911 dengan kode SAE J300.
Minyak pelumas dikelompokkan berdasarkan
tingkat kekentalannya. Dalam kemasan atau
ω
kaleng pelumas, biasanya dapat ditemukan
kode angka yang menunjukkan tingkat
h
kekentalannya, seperti : SAE 40, SAE 90, SAE
Silinder luar 10W-50, dsb. Semakin tinggi angkanya
Silinder dalam semakin kental minyak pelumas tersebut. Ada
Fluida terukur juga kode angka multi grade seperti 10W-50,
yang dapat diartikan bahwa pelumas memiliki
rd rl tingkat kekentalan sama dengan SAE 10 pada
suhu udara dingin (W= Winter) dan SAE 50
pada udara panas.
Gambar 4. Viskometer silinder sesumbu. Tabel. 1. Standar SAE J300.
Viskositas (cSt) Viskositas
Tingkat
Viskositas (cP) Suhu 1000 C (cP)
Viskositas
Silinder dalam dengan jari – jari rd dan tinggi h SAE
Suhu rendah
Min Max
Suhu 1500
C
berputar dengan kecepatan sudut konstan (ω) 0W 6200 @ -350C 3.8
pada silinder luar dengan jari – jari rl. Gaya (F) 5W 6600 @ -300 C 3.8
10W 7000 @ -250 C 4.1
yang bekerja terhadap fluida pada jarak r 15W 7000 @ -200 C 5.6
diantara kedua silinder menghasilkan tegangan 20W 9500 @ -150 C 5.6
25W 13000 @ -100 C 9.3
geser (σ) pada fluida sebesar : 20 5.6 < 9.3 2.6
T 30 9.3 < 12.5 2.9
F r = T 40 12.5 < 16.3 2.9
σ= = 50 16.3 < 21.9 3.7
A 2π .r.h 2π .r 2 h 60 21.9 < 26.1 3.7
T merupakan torsi yang bekerja pada fluida
yang merupakan hasil kali antara gaya (F) 2.4. Indeks Viskositas.
yang diberikan oleh putaran silinder dalam Kemampuan minyak pelumas untuk mengatasi
dengan jarak fluida dari pusat silinder (r). perubahan nilai viskositas terhadap perubahan
temperatur dikenal dengan istilah indeks
Kecepatan geser dapat dinyatakan sebagai : viskositas. Nilai indeks viskositas merupakan
du rdω suatu besaran yang menyatakan perbandingan
γ =− =−
dr dr relatif antar minyak pelumas yang dinyatakan
Hubungan antar kecepatan geser dengan dengan persen. Nilai indeks viskositas tinggi,
tegangan geser mengahasilkan persamaan menyatakan bahwa minyak pelumas tersebut
viskositas untuk fluida newtonian sebagai : semakin kecil mengalami perubahan nilai
T  1 1 viskositas pada range temperatur tertentu, yang
η= 2  2 − 2  Pa.s
4π . f .h  rd rl  berarti bahwa mutu minyah pelumas tersebut
semakin baik.
dimana : Berdasarkan standar pengukuran ASTM D567
η : viskositas absolut (American Standart Test and Measurement)
f : kecepatan rotasi silinder dalam pengukuran nilai IV didasarkan pada
h : tinggi silinder persamaan :
rd : diameter silinder dalam L −U
rl : diameter silinder luar IV = x100%
T : torsi L−H
dimana :
L : viskositas pelumas dengan IV=0% @1000F
2.3. Standar Minyak Pelumas.
H : viskositas pelumas dgn IV=100% @ 1000F
U : viskositas pelumas yang diukur pada 1000F
3. Perancangan Alat.
Tingkat kelayakan minyak pelumas didapatkan Persamaan tranduser motor dapat dinyatakan :
dari hasil pengukuran viskositas dan E = K v .ω
temperatur, yang menghasilkan besaran indeks T = K m .I
viskositas. Bila didapatkan dua buah titik
pengukuran viskositas viskositas pada suhu dimana Kv sebagai konstanta kecepatan motor
yang berbeda, maka bila diantara kedua titik itu dan Km sebagai konstanta mekanis motor.
ditarik sebuah garis lurus dan kemudian garis Hubungan antara kecepatan dengan torsi motor
tersebut ditarik sampai melewati suhu referensi dapat dirumuskan sebagai :
pembanding, maka nilai viskositas pada suhu V R.T
ω= − 2
tertentu dapat dengan mudah didapatkan. Hal K K
ini sesuai dengan karakteristik minyak pelumas Sehingga nilai torsi yang bekerja pada motor
yang merupakan bagian dari fluida newtonian jika dibebani dapat diketahui :
yang memiliki karakteristik perubahan V .I
T = K .I =
viskositas terhadap suhu yang linear. ω0
Blok diagram sistem yang dibuat dapat dengan memasukkan unsur T ini, maka
digambarkan sebagai berikut : persamaan viskositas menjadi :
T  1 1
η= 2  2 − 2  Pa.s
PENGKONDISI
SINYAL ARUS
SAMPLE
& HOLD
LCD DISPLAY 8π . f . f 0 .h  rd rl 
Bila tranduser yang dibuat memiliki dimensi
ADC sebagai berikut :
PENGKONDISI
M KECEPATAN FPGA • diameter silinder dalam (rd) = 20mm
EPROM • diameter silinder luar (rl) = 25mm
• tinggi silinder (h) = 30mm
GRADE
PENGKONDISI
TEMPERATUR DATABASE
PARALEL
PC-CONN
Sedangkan motor DC yang digunakan dicatu
dengan tegangan (V) 5 volt, yang
menghasilkan frekuensi tanpa beban (f0)
Gambar 5. Blok diagram sistem. sebesar 27.5Hz maka, persamaan viskositas
sebagai fungsi arus dan frekuensi dapat
3.1. Sistem Sensor. dinyatakan sebagai :
Sistem mekanis (sensor) terdiri dari dua buah
219.89 I
silinder sesumbu, dimana silinder bagian dalam η= mPa.s
diputar dengan menggunakan motor DC dan f
silinder bagian luar dijaga supaya tetap diam. Dengan mengukur tegangan jatuh pada R maka
Pelumas yang diukur diletakkan pada celah dapat diketahui besarnya arus yang mengalir
diantara kedua silinder tersebut. pada kumparan jangkar motor ( I = VR / R).
Dari persamaan viskositas ada dua variabel Cakram Enkoder
yang harus diukur, yaitu frekuensi putaran LED

silinder dalam dan torsi yang bekerja. Besaran


torsi diambil dari besaran arus yang mengalir
pada penggerak motor dc.
R E=Kv.ω Phototransistor
(Back EMF)

Gambar 7. Enkoder kecepatan.


V I E
Untuk mendapatkan besaran frekuensi putaran
silinder dalam viskometer digunakan enkoder
T &ω
yang terdiri dari sebuah piringan dengan pola
terang gelap yang diletakkan diantara
Gambarb 6. Model listrik motor DC. optocoupler (yang merupakan pasangan LED
sebagai pemancar cahaya dan phototransistor
sebagai penerima) dan ikut diputar bersama Device FPGA yang digunakan berupa IC
sumbu motor yang menghasilkan deretan pulsa Xilinx XC4010XL dalam kemasan PLCC 84
yang bervariasi frekuensinya tergantung dari pin yang memiliki 400 CLB (Configurable
kecepatan motor. Logic Block). Pada dasarnya IC ini memiliki
Sebagai sensor temperatur digunakan IC LM35 dua buah elemen konfigurasi yang utama, yaitu
(National semiconductor) yang memiliki : CLB (Configurable Logic Block) yang
tegangan keluaran berbanding linear dengan berfungsi untuk mengimplementasikan fungsi-
temperatur dalam satuan 0C dengan perubahan fungsi logika yang akan dibuat, dan IOB (Input
10 mV/ 0C. Output Block) yang berfungsi sebagai inteface
dengan rangkaian luar. Selain itu terdapat tiga
3.2. Akuisisi Data. tipe rangkaian internal yang mendukung
Setelah melewati rangkaian pengkondisi sinyal arsitektur FPGA Xillinx, yakni : Three State
yang tediri dari penguat sinyal, low pass filter, Buffer, Wide Edge Detector dan On Chip
dan antialiasing filter. Maka ketiga besaran Oscilator.
yang diukur (temperatur, arus dan frekuensi) Sebagi device yang dapat diprogram ulang,
dilewatkan ke ADC 0809 ( National FPGA memerlukan proses konfigurasi sebelum
Semiconductor ) untuk mengubah sinyal dapat difungsikan sebagi sebuah rangkaian
analog ke digital yang selanjutnya digital sesuai dengan yang diiinginkan. Ddalam
diinterfacekan dengan IC FPGA. perancangan alat ini digunakan dua metode
konfigurasi. Pertama secara slave serial
3.3. Modul FPGA dimana data konfigurasi dikirimkan melalui
FPGA (Field Programable Gate Array) port paralel PC ke internal RAM FPGA dengan
merupakan otak dari keseluruhan sistem bantuan perangkat lunak XLTOOLS yang
pengukuran viskositas minyak pelumas. FPGA digunakan selama proses perancangan. Kedua
berfungsi sebagai pengatur proses akuisisi data, melalui mode master paralel, dimana data
melakukan proses perhitungan arithmatika disimpan dalam EPROM 64Kb sehingga
persamaan viskositas, mengambil keputusan sistem dapat bekerja tanpa PC ketika program
kelayakan pelumas dan menampilkannya pada telah benar – benar selesai dibuat.
papan LCD.

Gambar 8. Skematik Diagram.


3.4. Perangkat Lunak. hasil pengujian dan kalibrasi dapat dikatakan
Modul – modul yang digunakan untuk keseluruh sistem dapat bekerja dengan baik.
mengkonfiguransi FPGA dibuat dengan
bantuan perangkat lunak Xilinx Foundation 5. Kesimpulan.
v2.1 yang ditulis dengan menggunakan bahasa Untuk mendapatkan pengukuran pelumas yang
VHDL (Very High Speed IC Hardware lebih akurat, harus didukung dengan sensor
Description Language). Secara garis besar yang dibuat dengan tingkat keakuratan yang
terdapat 9 modul (function) yang dibuat yaitu : tinggi.
1. akuisisi data Faktor lain yang turut mempengaruhi unjuk
2. pengontrol display LCD kerja pelumas seperti bahan pengotor yang
3. perhitungan nilai viskositas dihasilkan dari proses pembakaran, sistem
4. perhitungan indeks viskositas distribusi pelumas (tekanan) harus juga
5. penyimpan referensi Grade SAE diperhatikan dalam penentuan tingkat
6. pengambil keputusan kelayakan kelayakan pelumas.
pelumas. Agar dapat diaplikasikan secara langsung pada
7. pengubah bilangan biner – BCD mesin kendaran, perlu diusahakan struktur
8. Pembangkit pulsa clock mekanik yang tepat sehingga sensor dapat
9. Penbagi frekuensi. terpasang dengan baik.
Selain itu dibuat juga program bantu untuk
keperluan debuging dengan bantuan Delphi 5.0 5. Daftar Pustaka.
untuk mengetahui perubahan parameter [1] ---, Competing technologies for Measuring
besaran yang diukur secara real time pada PC Viscosity, http://www.cambridge-
untuk mengetahui kinerja sisitem secara applied.com/tech/viscometers.html.
keseluruhan. [2] ---, Engine Oil Viscosity Clasivication –
SAE J300, revised June 2001,
http://www.chevron.com/
[3] ---, Flow & Suspension Properties,
http://www.pharma.noveonic.com
[4] ---, Motors, http://www.srl.gatech.edu/
[5] ---, Oil Guide, http://www.api.com
[6] ---, Viscosity dependent temperatur &
preasure,
http://www..nd.edu/~ed/lubricants.htm
[7] ---, Z80 Controlled Viscometer Project,
http://www.hanssummers.com/visc.htm
[8] David E. Vande Bout, Pragmatic Logic
Gambar 9. Tampilan Debugger Design with Xilinx Foundation 2.1i, XESS
Corp.
4. Pengujian dan Kalibrasi. [9] James F. Steve Ph.D P.E, Rheological
Untuk memastikan keseluruhan sistem bekerja Method in Food Process Engineering,
dngan baik, pengujian dilakukan terhadap 1996, second edition,
sensor maupun seluruh rangkaian penunjang http://www.egr.msu.edu/~steffe/
lainnya yang meliputi pengukuran linearitas [10] Kevin Skahill, March, 1996, VHDL for
ADC, temperatur, kecepatan putaran motor, Programable Logic. Cypress
arus motor dan pengukuran karakteristik Semiconductor, Sunnyvale, California
motor. Addison Wesley Publishing Inc.
Sebagi media kalibrasi digunakan viskosimeter
tipe paralel plate yang mampu menghasilkan
penunjukan berupa nilai viskositas absolut
fluida pada temperatur 400C dan 1000C. Dari

Das könnte Ihnen auch gefallen