Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
FK UMP 2012
Page 1
diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana
kesehatan. (Depkes,1999).
Oleh karena itu Tugas Pengenalan Profesi (TPP) Blok XIII yang berjudul
Sistem Digestif mewajibkan mahasiswa untuk mengerti dan mampu mengetahui
program penanggulangan diare di puskesmas
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana program penanggulangan penyakit diare di puskesmas 4 ulu
palembang ?
2. Bagaimana insidens penyakit diare di puskesmas 4 ulu palembang ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pencegahan dan penanggulangan diare di
puskesmas.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.
Untuk mengetahui insidens diare di puskesmas 4 ulu
2.
Untuk mengetahui program pencegahan diare di puskesmas 4 ulu
3.
Untuk mengetahui cara penanggulangan diare di puskesmas 4 ulu
1.4 Manfaat
1. Agar mahasiswa mengetahui insidens diare di puskesmas 4 ulu
2. Agar mahasiswa mengetahui program pencegahan diare di puskesmas 4
ulu
3. Agar mahasiswa mengetahui cara penanggulangan diare di puskesmas 4
ulu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
FK UMP 2012
Page 2
2.1
PENGERTIAN DIARE
Diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar dan konsistensi feses
menjadi cair. Secara praktis dikatakan diare bila frekuensi buang air besar lebih
dari tiga kali sehari dengan konsistensi cair. (Sudoyo, 2012)
Diare terjadi akibat pergerakan yang cepat dari materi tinja sepanjang usus
besar (guyton, 2012). Diare yang berdarah, berjumlah sedikit, dan menimbulkan
nyeri dikenal dengan disenteri (Kumar, 2012).
2.2
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi diare klinis adalah 9,0% (rentang: 4,2% - 18,9%), tertinggi di
KLASIFIKASI DIARE
Terdapat beberapa pembagian diare, yaitu:
1. Berdasarkan lamanya diare:
a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari.
FK UMP 2012
Page 3
b. Diare kronik, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan
kehilangan berat badan atau berat badan tidak bertambah (failure to
thrive) selama masa diare tersebut. (Simadibrata, 2006).
2. Berdasarkan mekanisme patofisiologik:
a. Diare sekresi (secretory diarrhea)
b. Diare osmotic (osmotic diarrhea)
c. Malabsorbsi lemak
d. Defek sistem pertukaran anion/tansport elektrolit aktif di enterosit
e. Motilitas dan waktu transit usus
f. Gangguan permeabilitas usus
g. Diare inflamatorik
h. Diare infeksi
(Simadibrata, 2006).
2.4
ETIOLOGI
Penyebab diare akut dapat berupa:
1. Virus
2. Protozoa : giardia lambdia, entamoeba hystolitica
3. Bakteri : yang memproduksi enterotoksin (S aureus, C perfringens, E
coli, V cholera, C difficile) dan yang menimbulkan inflamasi mukosa
usus (shigella, salmonella sp, yersinia)
4. Iskemia intestinal
5. Inflammatory bowel disease (acute on chronic)
6. Kolitis radiasi
(Sudoyo,2012)
Sedangkan penyebab diare kronik berdasarkan patofisiologi terjadinya
adalah :
1. Diare osmotik : disebabkan oleh osmolaritas intra lumen usus lebih
tinggi dibandingkan osmolaritas serum. Hal ini terjadi pada intoleransi
laktosa, obat laksatif (laktulosa, magnesium sulfat), obat (antasida).\
2. Diare sekretorik : terjadinya sekresi intestinal yang berlebihan dan
berkurangnya absorpsi menimbulkan diare yang cair dan banyak. Pada
umumnya disebabkan oleh tumor endoskrin, malabsorpsi garam
empedu, laksatif katartik.
3. Diare karena gangguan motilitas : hal ini disebabkan oleh transit usus
yang cepat atau justru karena terjadinya stasis yang menimbulkan
perkembangan berlebih bakteri intralumen usus. Penyebab yang klasik
adalah irritable bowel sindrome.
FK UMP 2012
Page 4
PATOGENESIS
Penyebab tersering diare pada anak adalah disebabkan oleh rotavirus. Virus
ini menyebabkan 40-60% dari kasus diare pada bayi dan anak. Setelah terpapar
dengan agen tertentu, virus akan masuk ke dalam tubuh bersama dengan makanan
dan minuman. Kemudian virus itu akan sampai ke sel-sel epitel usus halus dan
akan menyebabkan infeksi dan merusakkan sel-sel epitel tersebut. Sel-sel epitel
yang rusak akan digantikan oleh sel enterosit baru yang berbentuk kuboid atau sel
epitel gepeng yang belum matang sehingga fungsi sel-sel ini masih belum bagus.
Hal ini menyebabkan vili-vlli usus halus mengalami atrofi dan tidak dapat
menyerap cairan dan makanan dengan baik. Cairan dan makanan tadi akan
terkumpul di usus halus dan akan meningkatkan tekanan osmotik usus. Hal ini
menyebabkan banyak cairan ditarik ke dalam lumen usus dan akan menyebabkan
terjadinya hiperperistaltik usus. Cairan dan makanan yang tidak diserap tadi akan
didorong keluar melalui anus dan terjadilah diare (Behrman, 2000).
2.6
PENDEKATAN DIAGNOSTIK
A. Diare Akut
Dalam mendiagnosis diare akut perlu memperhatikan hal-hal berikut
1. Pada umumnya diare akut disebabkan infeksi atau toksin bakteri
2. Adanya riwayat makan makanan tertentu (terutama makanan siap
santap) dan adanya keadaan yang sama pada orang lain, sangat
mungkin merupakan keracunan makanan yang disebabkan toksin
bakteri.
3. Travellers diarrhea merupakan kejadian diare pada wisatawan
4. Adanya riwayat pemakaian antibiotika yang lama, harus dipikirkan
kemungkinan diare karena C difficile.
5. Diare yang terjadi tanpa kerusakan mukosa usus (non inflamatorik)
dan disebabkan oleh toksin bakteri (terutama e.coli), biasana
FK UMP 2012
Page 5
dalam
memilih
macam-macam
gejala
tanda
dan
FK UMP 2012
Page 6
2.7
MANIFESTASI KLINIS
Telah disebutkan sebelumnya bahwa pada diare terjadi perubahan
konsistensi tinja menjadi lebih cair dan terjadi peningkatan frekuensi buang air.
Pada bayi dan neonatus, diare didefinisikan sebagai keluarnya massa tinja lebih
dari 10 ml/kgBB/24 jam dan pada anak dan dewasa berarti keluarnya massa tinja
lebih dari 200 g. Karakteristik dari diare, meliputi konsistensi, warna, volume dan
frekuensi buang air, dapat menjadi petunjuk berharga dalam menentukan sumber
diare. Secara ringkas, karakteristik ini diperlihatkan pada Tabel 1 :
Tabel 2. Hubungan Karakteristik Tinja dengan Sumber Diare
Karakter Feses
Usus Halus
Usus Besar
Keadaan umum
Volume
Darah
Cair
Besar
Biasanya positif tapi
Berdarah/ mukoid
Kecil
Biasanya terlihat secara kasat
Keasaman
Tes reduksi
Sel darah putih
mata
>5,5
Negatif
>10/ lapang pandang besar
besar
Normal
Dapat leukositosis
Serum
Organisme
Virus:
Bakteri Invasif:
Rotavirus
E.Coli(enteroinvasif,enterohemo
Adenovirus
rrhagic)
Calicivirus
Shigella
species
Astrovirus
Salmonella
species
Norwalk virus
Campylobacter
species
Yersinia
species
Bakteri Enterotoksik:
Aeromonas species
E.coli
Bakteri Toksik:
Clostridium
Clostridium difficile
perfringens
Cholera
Vibrio
Parasit:
Entamoeba organisms
FK UMP 2012
Page 7
Parasit:
Giardia
Cryptosporidium
(Sumber : Frye RE, 2000)
Pemeriksaan fisik harus memperhatikan : keadaan umum dan aktivitas
pasien, tanda -tanda vital (nadi, pernapasan, suhu, tekanan darah), berat badan
aktual, tanda-tanda dehidrasi, terutama pada anak: rewel (restlessness or
irritability), letargi/penurunan kesadaran, Sunken eyes (mata cekung secara
mendadak), ubun-ubun besar cekung (sunken fontanel), mukosa bibir dan
orofaring kering, penurunan turgor kulit , terlihat kehausan atau sulit minum atau
tidak bisa minum, anoreksia, takikardia (fast weak pulse), oliguria, darah dalam
tinja, tanda-tanda malnutrisi berat, massa abdominal, distensi abdomen.
2.8
PENATALAKSANAAN
Melaksanakan tatalaksana penderita diare yang standar di sarana kesehatan
FK UMP 2012
: baik
Page 8
Mata
: normal
Rasa haus
: normal,minum biasa
Turgor kulit
: kembali cepat
Dosis oralit bagi penderita diare tanpa dehidrasi sbb :
- Umur <1 tahun
: - gelas setiap kali anak
-
mencret
Umur 1-4 tahun
Umur diatas 5 tahun
mencret
(Kemenkes RI, 2011).
b. Diare dehidrasi ringan/ sedang
Diare dengan dehidrasi ringan/ sedang, bila terdapat 2 tanda di
bawah ini atau lebih :
- Keadaan umum : gelisah, rewel
- Mata
: cekung
- Rasa haus
: haus, ingin minum banyak
- Turgor kulit
: kembali lambat
Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/kg bb
dan selanjutnya diteruskan dengan pemberian oralit seperti
diare tanpa dehidrasi.
(Kemenkes RI, 2011).
c. Diare dehidrasi berat
Diare dehidrasi berat, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau lebih :
- Keadaan umum : lesu, lunglai, atau tidak sadar
- Mata
: cekung
- Rasa haus
: tidak bisa minum atau malas minum
- Turgor kulit
: kembali sangat lambat (lebih dari 2 detik)
Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke
puskesmas untuk di infus.
(Kemenkes RI, 2011).
Untuk anak dibawah umur 2 tahun cairan harus diberikan dengan
sendok dengan cara 1 sendok setiap 1 sampai 2 menit. Pemberian
dengan botol tidak boleh dilakukan. Anak yang lebih besar dapat
minum langsung dari gelas. Bila terjadi muntah hentikan dulu selama
10 menit kemudian mulai lagi perlahan-lahan misalnya 1 sendok setiap
2-3 menit. Pemberian cairan ini dilanjutkan sampai dengan diare
berhenti (Juffrie, 2010).
FK UMP 2012
Page 9
FK UMP 2012
Page 10
FK UMP 2012
Pedoman Penyelenggaraan
Page 11
Surveilans
Epidemiologi
RI
No.
1501/MENKES/PER/2010.(Konfirmasi
kolera)
yang
FK UMP 2012
Page 12
6. Angka kematian kasus (CFR) dalam 1(satu) kurun waktu tertentu menunjukkan
kenaikan 50% atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus pada suatu
periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
Manajemen KLB Diare
Manajemen KLB/Wabah diare dapat dibagi tiga fase yaitu : pra-KLB/Wabah, saat
KLB/Wabah dan pasca KLB/Wabah.
Pra-KLB/Wabah
Persiapan yang perlu diperhatikan pada pra KLB/Wabah adalah:
1. Kab/Kota, Propinsi dan Pusat perlu membuat surat edaran atau instruksi
kesiapsiagaan di setiap tingkat
2. Meningkatkan kewaspadaan dini (SKD) di wilayah Puskesmas terutama di
Desa rawan KLB
3. Mempersiapkan tenaga dan logistik yang cukup di Puskesmas,
Kabupaten/Kota dan Propinsi dengan membentuk Tim TGC.
4. Meningkatkan upaya promosi kesehatan
5. Meningkatkan kegiatan lintas program dan sektor
Saat KLB/Wabah
Kegiatan saat KLB :
1. Penyelidikan KLB
a. Tujuan :
1. Memutus rantai penularan
2. Menegakkan diagnosa penderita yang dilaporkan
3. Mengidentifikasi etiologi diare.
4. Memastikan terjadinya KLB Diare
5. Mengetahui distribusi penderita menurut waktu, tempat dan orang.
6. Mengidentifikasi sumber dan cara penularan penyakit diare
7. Mengidentifikasi populasi rentan
b. Tahapan penyelidikan KLB :
1. Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis informasi termasuk faktor
risiko yang ditemukan.
2. Membuat kesimpulan berdasarkan :
a. Faktor tempat yang digambarkan dalam suatu peta (spotmap) atau tabel
tentang :
FK UMP 2012
Page 13
grafik
histogram
yang
Page 14
keliling.
4. Program kesehatan ibu dan anak (KIA)
ANC (Antenatal Care), PNC (Post Natal Care), pertolongan persalinan,
rujukan ibu hamil risiko tinggi, pelayanan neonatus, Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS)
5. Program kesehatan reproduksi dan keluarga berencana (KB)
FK UMP 2012
Page 15
PENCEGAHAN DIARE
Pencegahan diare menurut Pedoman Tatalaksana Diare Depkes RI (2006)
FK UMP 2012
Page 16
makanan
pendamping
ASI
dapat
menyebabkan
daging,
kacangkacangan,
buah-buahan
dan
sayuran
FK UMP 2012
Page 17
Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang benarbenar bersih mempunyai resiko menderita diare lebih kecil
dibandingkan dengan masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih
(Depkes, 1999).
Masyarakat dapat mengurangi resiko terhadap serangan diare
yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut
dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan di rumah
(Depkes, 1999).
Yang harus diperhatikan oleh keluarga adalah:
a. harus diambil dari sumber terbersih yang tersedia.
b. Sumber air harus dilindungi dengan menjauhkannya dari hewan,
membuat lokasi kakus agar jaraknya lebih dari 10 meter dari
sumber yang digunakan serta lebih rendah, dan menggali parit
aliran di atas sumber untuk menjauhkan air hujan dari sumber.
c. Air harus dikumpulkan dan disimpan dalam wadah bersih. Dan
gunakan gayung bersih bergagang panjang untuk mengambil air.
d. Air untuk masak dan minum bagi anak harus dididihkan.
(Depkes, 1999).
4) Mencuci Tangan
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan
yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan.
Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar,
sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan,
sebelum menyuapi makanan anak dan sebelum makan, mempunyai
dampak dalam kejadian diare (Depkes RI, 1999).
5) Menggunakan Jamban
Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya
penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan
resiko terhadap penyakit diare. Keluarga yang tidak mempunyai
jamban harus membuat jamban, dan keluarga harus buang air besar di
jamban (Depkes, 1999).
Yang harus diperhatikan oleh keluarga :
a. Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat
dipakai oleh seluruh anggota keluarga.
FK UMP 2012
Page 18
Page 19
BAB III
METODE PENELITIAN
Tempat
: Puskesmas 4 Ulu
Alat Tulis
Kamera/ alat rekam
Page 20
Pertanyaan
Jawaban
1.
Sejak
2.
3.
di Puskesmas 4 Ulu?
Apa saja kegiatan yang dilakukan di
kapan
program
P2M
P2M?
Apa saja fasilitas yang tersedia di
puskesmas
5.
mendukung
6.
untuk
menderita
Diare,
langsung
di
8.
program P2M?
Bagaimana cara pemberian Obat Diare
yang digunakan Puskesmas dalam
melaksanakan program P2M?
Apakah pasien yang mengikuti
program
9.
P2M
di
Puskesmas
ini
dikenakan biaya?
Apakah puskesmas sudah menerapkan
sistem
pencatatan
dan
pelaporan
11.
12.
FK UMP 2012
Page 21
Langkah Kerja
Konsultasi pembimbing
Pembuatan proposal
3.
4.
dosen pembimbing
Pelaksanaan TPP di Puskesmas 4 Ulu
5.
6.
Palembang
Pembuatan laporan pelaksanaan TPP
Pleno TPP
kegiatan
Tanggal Pelaksanaan
Juni 2014
Tugas Juni 2014
DAFTAR PUSTAKA
FK UMP 2012
Page 22
Page 23
No.
Pertanyaan
Jawaban
1.
Sejak
2.
3.
di Puskesmas 4 Ulu?
Apa saja kegiatan yang dilakukan di
kapan
program
P2M
P2M?
Apa saja fasilitas yang tersedia di
puskesmas
5.
mendukung
6.
untuk
menderita
Diare,
langsung
di
8.
program P2M?
Bagaimana cara pemberian Obat Diare
yang digunakan Puskesmas dalam
melaksanakan program P2M?
Apakah pasien yang mengikuti
program
9.
P2M
di
Puskesmas
ini
dikenakan biaya?
Apakah puskesmas sudah menerapkan
sistem
pencatatan
dan
pelaporan
11.
12.
FK UMP 2012
Page 24
FK UMP 2012
Page 25