Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
0 PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Taqwa merupakan agenda yang penting didalam kehidupan muslim yang
beriman kepada Allah SWT.. Melalui ketaqwaan ini akan dapat
memantapkan lagi jati diri sebagai seorang muslim yang sejati. Terdapat
banyak faktor yang akan menjawab persoalan kenapa pentingnya taqwa
dalam kehidupan manusia khususnya muslim. Keberkatan hidup dunia
akan lebih direhdai seandainya umat Islam mengamalkan kehidupan
sebagai muslim secara menyeluruh. Ketaqwaan boleh memberi banyak
kebaikan kepada muslim kerana dapat menyumbang kepada ketenangan
jiwa manusia. Ia juga dapat menghindari dan mengawal perbuatan
manusia daripada melakukan perkara yang sia-sia.
Oleh hal yang sedemikian, kita amatlah memerlukan panduan hidup
dalam memperlengkapkan lagi keperibadian kita sebagai muslim yang
sejati. Sesungguhnya kita perlulah berusaha untuk meningkatkan lagi
ketaqwaan kita kepada Allah SWT.. Dalam firman-Nya yang bermaksud
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling bertaqwa di antara kamu. (Al-Hujurat:13)
8888888888
Junjungan kita Rasullulah SAW serta para nabi dan rasul adalah
merupakan contoh terdekat yang mengamalkan ketaqwaan kepada Allah
SWT secara berterusan. Terdapat banyak alasan kenapa Allah begitu
menekankan soal ketaqwaan kepada setiap muslim. Antaranya kerana
taqwa adalah penting dalam usaha merealisasikan konsep kehambaan
terhadap Allah SWT.. Kepatutahan kita kepada Tuhan yang menguasai
segalanya adalah penting, oleh itu kita diwajibkan patuh kepada-Nya.
Selain itu, ia adalah penting untuk meneguhkan pegangan manusia
dengan mentauhidkan Allah. Pegangan kita dalam usaha mentauhidkan
Allah adalah agama Islam, jadi kita perlulah mengamalkan secara
menyeluruh apa yang telah diperintahkan kepada kita.
Mengingatkan manusia agar menjauhi larangan Allah. Taqwa penting bagi
mengelakkan kita dari terjebak dalam perkara yang berkaitan kejahatan
dan maksiat. Sebab lain pula adalah untuk menyedarkan manusia supaya
tidak menyalahgunakan nikmat Allah. Nikamt yang telah dikurniakan
perlulah digunakan ke jalan kebaikan bukannya ke jalan kejahatan. Oleh
itu, taqwa penting dalam mendidik diri kita supaya sentiasa mensyukuri
segala nikmat yang telah dibagi oleh-Nya. Tambahan pula, manusia perlu
bertaqwa bagi membolehkan manusia membuktikan keimanannya kepada
Allah SWT. Ketaqwaan akan membawa terus kepada tahap keimanan yang
menjadi asas sebagai muslim bertaqwa. Sebagai makhluk ciptaan Allah,
kita perlulah sentiasa berusaha meningkatkan keimanan kepada-Nya.
Selain itu, dengan adanya sifat taqwa dalam diri kita akan membolehkan
manusia mudah untuk mendapat kejayaan hidup di dunia dan di akhirat.
Sifat taqwa mengajar kita supaya sabar berusaha dalam mendapatkan
kehidupan yang lebih baik lagi.
Ketaqwaan juga dapat mengajar manusia membezakan antara perkara
yang baik dengan perkara buruk. Adanya taqwa dapat mendidik hati kita
untuk menentukan sesuatu perkara dengan betul dan terbaik. Kita
perlulah menggunakan akal dengan sebaiknya demi kebaikan diri sendiri.
Taqwa juga mengajar manusia agar sentiasa bercakap benar. Percakapan
yang benar dapat membentuk jati diri yang mulia. Berbicara benar akan
disukai oleh Allah dan masyarakat sekeliling. Terdapat lagi sebab-sebab
lain iaitu, supaya manusia terselamat dari tergolong orang fasik, supaya
manusia makan dari hasil yang halal, dapat mewujudkan perasaan takut
manusia terhadap hari kiamat, supaya manusia tidak mengikuti jejak
orang kafir, selain itu supaya manusia menjaga maruah sesama muslim,
mewujudkan nilai perpaduan dalam masyarakat dan supaya manusia
tidak mendahului Allah dan Rasul dalam menetapkan sesuatu hukum.
***********************************************************************
*
Aktualisasi taqwa adalah bagian dari sikap bertaqwa seseorang. Karena
begitu pentingnya taqwa yang harus dimiliki oleh setiap mukmin dalam
kehidupan dunia ini sehingga beberapa syariat islam yang diantaranya
puasa adalah sebagai wujud pembentukan diri seorang muslim supaya
menjadi orang yang bertaqwa, dan lebih sering lagi setiap khatib pada
hari jumat atau shalat hari raya selalu menganjurkan jamaah untuk selalu
bertaqwa. Begitu seringnya sosialisasi taqwa dalam kehidupan beragama
membuktikan bahwa taqwa adalah hasil utama yang diharapkan dari
tujuan hidup manusia (ibadah).
Taqwa adalah satu hal yang sangat penting dan harus dimiliki
setiap muslim. Signifikansi taqwa bagi umat islam diantaranya adalah
sebagai spesifikasi pembeda dengan umat lain bahkan dengan jin dan
hewan, karena taqwa adalah refleksi iman seorang muslim. Seorang
muslim yang beriman tidak ubahnya seperti binatang, jin dan iblis jika
tidak mangimplementasikan keimanannya dengan sikap taqwa, karena
binatang, jin dan iblis mereka semuanya dalam arti sederhana beriman
kepada Allah yang menciptakannya, karena arti iman itu sendiri secara
sederhana adalah percaya, maka taqwa adalah satu-satunya sikap
yang harus dilaluinya, diantaranya yang paling awal dan utama adalah
gadhul bashar (memalingkan pandangan), karena pandangan (dalam arti
mata dan telinga) adalah awal dari segala tindakan, penglihatan atau
pendengaran yang ditangkap oleh panca indera kemudian diteruskan ke
otak lalu direfleksikan oleh anggota tubuh dan akhirnya berimbas ke hati
sebagai tempat bersemayam taqwa, jika penglihatan atau pendengaran
tersebut bersifat negatif dalam arti sesuatu yang dilarang agama maka
akan membuat hati menjadi kotor, jika hati sudah kotor maka pikiran
(akal) juga ikut kotor, dan ini berakibat pada aktualisasi kehidupan nyata,
dan jika prilaku, pikiran dan hati sudah kotor tentu akan sulit mencapai
sikap taqwa. Oleh karenanya dalam situasi yang serba bisa dan sangat
plural ini dirasa perlu menjaga pandangan (dalam arti mata dan telinga)
dari hal hal yang dilarang agama sebagai cara awal dan utama dalam
mendidik diri menjadi muslim yang bertaqwa. Menjaga mata, telinga,
pikiran, hati dan perbuatan dari hal-hal yang dilarang agama, menjadikan
seorang muslim memiliki kesempatan besar dalam memperoleh taqwa.
Karena taqwa adalah sebaikbaik bekal yang harus kita peroleh dalam
mengarungi kehidupan dunia yang fana dan pasti hancur ini, untuk
dibawa kepada kehidupan akhirat yang kekal dan pasti adanya. Adanya
kematian sebagai sesuatu yang pasti dan tidak dapat dikira-kirakan serta
adanya kehidupan setelah kematian menjadikan taqwa sebagai obyek
vital yang harus digapai dalam kehidupan manusia yang sangat singkat
ini. Memulai untuk bertaqwa adalah dengan mulai melakukan hal-hal
yang terkecil seperti menjaga pandangan, serta melatih diri untuk
terbiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya,
karena arti taqwa itu sendiri sebagaimana dikatakan oleh Imam
Jalaluddin Al-Mahally dalam tafsirnya bahwa arti taqwa adalah imtitsalu
awamrillahi wajtinabinnawahih, menjalankan segala perintah Allah dan
menjauhi segala laranganya.
***********************************************************************
melaksanakan jihad, karena jihad adalah kerahiban kaum muslim. Dan
engkau harus dzikir kepadaAllah, karena dzikir adalah cahaya bagimu.
(HR. Abu Yala).Taqwa merupakan kumpulan seluruh kebaikan, dan
hakekatnya adalah bahwa seseorangmelindungi dirinya dari hukuman
Tuhan dengan kepatuhan dan ketundukan kepada-Nya. Asal usultaqwa
adalah menjaga diri dari syirik, kejahatan dan dosa, dan dari hal-hal yang
syubhat, yaituyang diragukan tentang halal dan haramnya.Kata takwa
termasuk salah satu diantara kata-kata agama yang banyak dikenal dan
Keduanya: Iman dan taqwa melahirkan umat yang berakhlak mulia Akhlak
yang mulia yang sentiasa dipupuk dan disuburkan ke dalam jiwa pasti
akan melahirkan individu yang cemerlang dan seterusnya akan berupaya
mencorakkan keluarga ke arah kegemilangan Ramlah Yusof, Penerima
Anugerah Kategori Keluarga Terbilang bagi Parliman Marang, menyatakan
bahawa untuk melahirkan anak-anak yang cemerlang , maka pendidikan
akhlak dan agama perlulah menjadi landasan utama Firman Allah s.w.t.
dalam Surah Al Tahrim ayat 6: Keupayaan Saidatina Khadijah, isteri
rasulullah saw mendidik anak-anak bersandarkan aqidah yang manatap
telah memungkinkan mereka berjaya menjadi muslimah sejati. Jelaslah
bahawa iman dan taqwa berupaya melahirkan ummat yang berkualiti.
Ketiganya: Iman dan taqwa melahirkan ilmuan yang bertamadun
Masyarakat berilmu adalah merupakan indikator kemajuan sesebuah
Negara, dan untuk mencapai aspirasi ini, maka suntikan iman dan taqwa
adalah merupakan pemangkinnya. Kehebatan cendikiawan islam
terdahulu, yang teguh aqidahnya, seperti Ibnu Sina, Al farabi dan lainlainnya telah berjaya mencipta tamadun dunia Firman Allah SWT dalam
Surah Al Mujadalah ayat 11 Allah mengangkat darjat orang-orang yang
beriman dalam kalangan kamu dan orang-orang yang berilmu
pengetahuan Saudari Nur Rasyidah Arifin, Graduan Sarjana Muda Syariah
yang telah menerima Anugerah Pelajaran DiRaja pada acara konvokesyen
2010 Universiti Malaya menyatakan bahawa pegangan teguh kepada
ajaran agama telah memungkinkan beliau meraih anugerah ini.
Ternyatalah umat bertaqwa adalah tunjang kecemerlangan tamadun.
Hadirin sekalian
Keempat; Iman dan taqwa membentuk kepimpinan Kepimpinan adalah
satu elemen yang sangat penting dalam memastikan kecemerlangan
ummah dan hal ini tidak dapat direalisasikan tanpa suntikan iman dan
taqwa. Kepimpinan unggul Khalifah Harun Ar Rasyid umpamanya adalah
natijah daripada ketaqwaan beliau. Sabda Rasulullah saw yang
diriwayatkan oleh Muslim: Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu
orang yang mempunyai sifat zuhud. Ciri-ciri tersebut adalah orang itu
hanya sukakan dunia sedikit sahaja, sederhana dalam pelbagai hal,
menerima seadanya dan tidak risau akan sesuatu yang telah tiada. Selain
itu, orang zuhud juga menyamakan celaan dan pujian adalah sama sahaja
serta sentiasa mendahulukan keredhaan Allah SWT. dari keredhaan
manusia. Antara aspek penting yang ditekankan adalah sentiasa
menghindari diri dari penipuan dan habuan dunia, kita hendaklah
menganggap dunia hanya dugaan, mencari tuntutan dunia untuk
kepentingan akhirat, kita juga hendaklah mencari kemewahan dunia yang
tidak akan melalaikan kewajipan sebagai muslim serta hendaklah berjaga
agar tidak terpedaya dengan kemewahan dunia yang hanya bersifat
sementara. Oleh itu, kita perlulah mengamalkan sifat zuhud bagi
menyeimbangi dunia dan akhirat.
xii) Tawaduk dan istiqamah
Tawaduk bermaksud tunduk dan patuh kepada perintah Allah SWT..
Tawaduk juga boleh terjadi kepada sesama muslim iaitu sentiasa
merendah diri sesama muslim. Janganlah kita mempunyai sifat takabur.
Kita perlulah menghormati manusia sejagat tanpa mengira keturunan,
agama, bangsa serta warna kulit. Mengamalkan sifat tawaduk juga
penting bagi menyemai akhlak mulia. Ia adalah salah astu cara untuk
menjadi seorang muslim yang bertaqwa. Manakala istiqamah pula beerti
tegak, tetap dan lurus. Dari segi syarak pula beerti, sentiasa teguh di
jalan yang benar, lurus, berpegang pada aqidah Islam dan mengamalkan
syariat dengan tekun. Islam menggalakkan umatnya agar sentiasa
istiqamah dalam menjalankan ibadah dan segala yang boleh membawa
kebaikan di dunia dan di akhirat. Istiqamah terbahagi kepada tiga,
istiqamah dengan hati iaitu tetapkan iman dalam hati. Kedua adalah
istiqamah denganfizikal iaitu tekun melakukan ibadah dan kerja demi
keredhaan-Nya. Ketiganya adalah istiqamah dengan lisan iaitu menjaga
lidah dalam berkata-kata. Banyak kelebihan jika kita sentiasa istiqamah
dalam hidup. Antaranya ialah, kita akan memperolehi balasan yang besar
daripada Allah, iaitu syurga. Selain itu, ia dapat membantu mabusia
mencapai kesempurnaan hidup, dapat melindungi akal serta hati dan juga
akan tergolong dalam golongan orang yang taat kepada Allah SWT..
Dapatlah disimpulkan disini, istiqamah penting dalam memperkukuhkan
lagi keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT..
xiii) Tawakal kepada Allah SWT..
Seperti yang diketahui tawakal adalah merupakan aspek yang paling
penting
KESIMPULAN
apakah Quran dapat memberi hidayat kepadanya? Tentu tidak, tiada satu
kata kebenaranpundapat menghidayati manusia seperti ini!.Seorang
yang tidak menyiapkan telinga hatinya untuk mendengarkan, maka
tiadaperkataan hakikat yang dapat ia percaya, sedang ia hanya mabuk
kepayang dalam kendalipilihan syahwatnya saja atau hanya dengan
syahwat orang lain ia bergerak, maka Quran tidakakan memberi hidayat
kepada orang semacam ini.Betul, memang Al-Quran memanggil mereka
juga untuk dapat menerimanya sebagaipemberi hidayat, namun
panggilan Quran ini tiada dirasakan dengan peka oleh telinga
mereka,keadaan mereka yang seperti ini disebutkan oleh Al-Quran sendiri
ddengan satu ibaratnya:"Mereka itu bagai dipanggil dari tempat yang
jauh" (Qs Fusilat/44) Dan ayat demikianmengisyaratkan kepada orang
yang seperti ini, kepada mereka diperdengarkan seruan darijarak yang
jauh.Kadang-kadang ketika mendengar satu lagu dari tempat yang jauh,
seperti seseorangmendendangkan satu lagu yang sangat indah dengan
liku-liku irama yang sangat harmonis dansyahdu, tetapi katakanlah dari
kejauhan satu kilo meter suaranya sampai ke telinga, maka apayang
dapat difahami dari kata demi kata yang dilantunkannya? Tentunya
pertama ia tidakdapat dimaklumi, karena ucapan kata-kata tidak
terdengar dengan baik, hanya desingan suarayang terdengar, kedua,
irama indah yang digunakannyapun tidak dapat dirasakan dan tidakdapat
difahami kelembutan dan kesyahduannya.Persis seperti sebuah lukisan
yang berbentuk garis panjang yang digores dipermukaantembok yang
dilihat dari kejauhan, ia akan terlihat hanya sebagai satu garis kosong
saja, tetapiketika Anda mendekatinya ternyata memiliki ukiran indah yang
menunjukan ketinggian karyaseni yang digunakan keatasnya yang tidak
dapat dilihat dari jarak yang jauh, demikian macamorang-orang ini,
dimana Al-Quran mengatakan bahwa mereka seperti
memperdengarkanpanggilannya dari kejauhan sehingga mereka tidak