Sie sind auf Seite 1von 15

TANGGUNGJAWAB PERAWAT TERHADAP PASIEN DALAM

PELIMPAHAN KEWENANGAN DOKTER KEPADA PERAWAT


Oleh : Gunawan Aineka
Pembimbing 1 : Dr. Firdaus, SH., MH
Pembimbing 2 : Rahmad Hendra, SH., MKn
Alamat : Jalan Kartama Nomor 5, Kecamatan Marpoyan
Kota Pekanbaru, Riau, Indonesia
Email : Aineka.gunawan@yahoo.com

ABSTRACT
Legally Indonesia has the legal regulation of health and professions related to
health . Along with the development of more advanced medical world , the processes
and mechanisms of health care also increased from various aspects . So that not a few
who have problems or contrary to law . Based on these problems , the thesis is to
formulate three formulation of the problem , namely : first , the responsibility of
nurses to patients in the delegation of authority of doctors to nurses , second , the
mechanism of transfer of authority of doctors to nurses , third , the extent to which
medical action limits of delegated authority doctors to nurses
This type of research can be classified into types of juridical empirical
research , because in this study the authors conducted research literature study and
discussions with academic experts and field practitioners .
data sources used , the primary data , secondary data and data tertiary , technical data
collectors in this study with interviews , and literature.
From the research, there are three main issues that can be inferred , the first
responsibility of nurses to patients in the delegation of authority of doctors to nurses
is on the giver command " Article 1365 Civil Code " . Second , the mechanism of
transfer of authority of doctors to nurses in writing , third , limit the authority
delegated medical acts doctors to nurses located on professional ethics , professional
standards and the role and functions of each profession . Suggestions author ,
socialization government against statutory provisions and professional health should
be better again , make the Indonesian people aware of their rights and obligations in
health care and affirmative action against against any violation of the law.
Keywords: responsibility, delegation, medic

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015

Page 1

PENDAHULUAN

mempunyai landasan hukum, dapat

A. Latar Belakang

dimulai dengan Pasal 1313 KUH

Pada praktek keperawatan terdapat

Perdata: suatu persetujuan adalah

sebuah permasalahan hukum, terutama

suatu perbuatan dengan mana satu

persoalan tentang bagaimana cara atau

orang atau lebih mengikatkan dirinya

mekanisme pelimpahan tugas atau

terhadap

kewenangan dokter kepada perawat.

Tindakan

Undang-undang praktik keperawatan

perawat terhadap pasien akan menjadi

atau undang-undang untuk praktik

bumerang

keperawatan

pada

tindakan tersebut merugikan pasien,

dasarnya berfungsi untuk mengatur

sedangkan tindakan tersebut adalah

praktik keperawatan agar hak-hak

sebuah

masyarakat

memperoleh

seharusnya dilakukan oleh dokter.

perawatan yang baik dapat terpenuhi.

Ketika kerugian yang diderita pasien

Undang-undang ini bertujuan untuk

akibat tindakan tersebut berakibat fatal

melindungi penggunaan kemampuan

maka disinilah muncul permasalahan

professional. Pasal 1 Undang-Undang

hukum, khususnya di bagian hukum

Nomor

perdata dalam rumusan Pasal 1365

29

profesional

dalam

Tahun

2009

Tentang

satu

orang

medis

bagi

atau

yang

lebih.

dilakukan

perawat

pelimpahan

ketika

tugas

yang

Praktik Kedokteran berbunyi Praktik

KUH

kedokteran adalah rangkaian kegiatan

melawan hukum yang berbunyi Tiap

yang dilakukan oleh dokter dan dokter

perbuatan yang melanggar hukum dan

gigi

membawa kerugian kepada orang lain,

terhadap

pasien

dalam

melaksanakan upaya kesehatan.1


Hubungan

perbuatan

mewajiban orang yang menimbulkan


itu

pasien dimulai secara keperdataan,

untuk

menggantikan

untuk

tersebut.2

atau

dokter

tentang

kerugian

melihat

antara

Perdata

dan

mendudukkan

karena

kesalahannya
kerugian

hubungan dokter dengan pasien yang


1

Lihat pasal 1 (ayat) 1 Undang-Undang


Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Kesehatan.

Lihat KUHPerdata Pasal 1365

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015

Page 2

Ketika

dokter

melimpahkan

yang bersangkutan. Pasien sendiri

tanggungjawabnya kepada perawat,

tidak dapat leluasa dengan rekam

secara

mengalihkan
dalam

berarti

telah

medis tersebut.3 Pasal 1 butir 1

tangungjawab

hukum

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999

Artinya

Tentang

hukum

tindakan

tersebut.

Perlindungan

Konsumen

ketika pasien dirugikan akibat dari

menjelaskan

tentang

pentingnya

pelimpahan tanggungjawab tersebut,

perlindungan

hak-hak

konsumen,

perawat juga ikut menjadi korban

bahwaperlindungan konsumen adalah

karena tugas dan status profesionalnya.

segala upaya yang menjamin adanya

Agar tidak terjadi kekeliruan antara

kepastian

dokter dan perawat dalam pembuktian

perlindungan kepada konsumen.

hukumnya, maka di perlukan suatu


pemahaman

yang

universal

yaitu

hukum

Dasar

untuk memberi

hukum

kewenangan/tugas

pelimpahan

dokter

kepada

bentuk (form) tertulis pelimpahan

perawat terdapat dalam Pasal 29 ayat

tugas dokter kepada perawat. Dalam

(1) huruf e, dan Pasal 32 ayat (1), ayat

dunia kesehatan saat

ini khususnya

(2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat

hubungan antara dokter dan perawat

(6), ayat (7) Undang-Undang Nomor

telah

38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan.

ada

suatu

catatan-catatan

tindakan medis yang dituliskan dalam

Berdasarkan

latar

belakang

sebuah rekam medis pasien yang berisi

yang telah diuraikan diatas, maka

semua informasi medis tentang pasien

penulis tertarik untuk melakukan

termasuk

penelitian

didalamnya

bagaimana

tentang

tindakan-tindakan

berkaitan

dengan

yang

pelaksanaan

dilakukan terhadap pasien. Tetapi

kewenangan

kelemahan dari rekam medis ini adalah

perawat khususnya pada rumah

bahwa

sakit swasta di Pekanbaru. Judul

yang

mengetahui

dapat
isi

melihat

rekam

medis

dan
ini

hanyalah dokter dan perawat yang


berkaitan dengan rekam medis pasien

pelimpahan
dokter

kepada

Hasil wawancara dengan Tri Yosna


S.Kep staff bagian administrasi Puskesmas
Tiakar Kota Payakumbuh. Tanggal 29 July
2014 Jam 14.20 WIB.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015

Page 3

yang

penulis

penelitian

angkat

ini

adalah

Tanggungjawab
Terhadap

dalam
:

Perawat

Pasien

Dalam

Pelimpahan Kewenangan Dokter


Kepada Perawat.

mekanisme

pelimpahan

kewenangan

dokter

kepada

perawat.
3. Untuk mengetahui sejauh mana
batasan

tindakan

medis

pelimpahan kewenangan dokter

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan

2. Untuk mengetahui bagaimana

latar

belakang

kepada perawat.

masalah tersebut, maka penulis


merumuskan masalahnya sebagai
berikut :

D. Manfaat Penulisan
Manfaat

1. Bagaimanakah tanggungjawab

diharapkan

penelitian
dari

yang

penelitian

ini

perawat terhadap pasien dalam

adalah sebagai berikut:

pelimpahan kewenangan dokter

1. Untuk menambah pengetahuan

kepada perawat ?
2. Bagaimana

penulis,
mekanisme

terutama

mengembangkan

untuk
ilmu

pelimpahan kewenangan dokter

pengetahuan yang telah penulis

kepada perawat ?

peroleh selama perkuliahan.

3. Sejauh
tindakan

manakah
medis

kewenangan

batasan
pelimpahan

dokter

kepada

perawat ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk

2. Sebagai sumbangan pemikiran


penulis

terhadap

almamater

dalam

menambah

khazanah

Hukum

Perdata

berkenaan

dengan

yang
tanggung

mengetahui

jawab perawat kepada pasien

bagaimanakah tanggungjawab

dalam pelimpahan tugas yang

perawat terhadap pasien dalam

diperoleh perawat dari dokter.

pelimpahan kewenangan dokter


kepada perawat.

3. Sebagai sumbangan pemikiran


guna menjadi bahan kolektif
perpustakaan Universitas Riau.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015

Page 4

E. Kerangka Teori Dan Kerangka

b. Teori Pertanggungjawaban
Suatu konsep yang terkait

Konseptual

dengan konsep kewajiban hukum

1. Kerangka Teoritis
Adapun

teori-teori

yang

adalah konsep tanggungjawab

berhubungan dengan masalah

hukum

yang diteliti adalah

yang bertanggungjawab secara

Seseorang

hukum atas perbuatan tertentu

a. Teori Keadilan
Keadilan

(liability).

tujuan

bahwa dia dapat dikenakan suatu

hukum yang paling dicari dan

sanksi dalam kasus perbuatannya

paling utama dalam setiap sistem

bertentangan

hukum di dunia. Setiap peraturan

hukum.

Sanksi

perundang-undangan

dikenakan deliquet,

karena

dibentuk

adalah

yang

bertujuan

untuk

atau

perbuatannya

berlawanan

sendiri

mencapai keadilan. John Stuart

membuat

Mills

bahwa

bertanggungjawab.

tujuan

c. Teori Kewenangan

keadilan

berpendapat
merupakan

yang

orang

tersebut

bisa

Delegasi adalah7 kewenangan

dipisahkan dari kemanfaatan.5

yang dialihkan dari kewenangan

Mills memandang keadilan dari

atribusi

perspektif utilitarianisme, yaitu

(institusi) pemerintahan kepada

keadilan harus tunduk kepada

organ lainnya sehingga delegator

kemanfaatan.

(organ

hukum

yang

kemanfaatan

tidak

Semakin
yang

besar

dihasilkan

maka semakin adil pula suatu


hukum yang diterapkan.

dari

yang

organ

telah

memberi

kewenangan)

dapat

menguji

kewenangan

tersebut

atas

kewenangan

pada

namanya.
Teori

Karen Lebacqz, Teori-Teori Keadilan


(Terjemahan Six Theories of Justice),
Nusamedia, Bandung: 1986. Hlm. 2.
5
Ibid. hlm. 23.
6
Ibid. hlm. 17.

suatu

hakikatnya

mengatur

tentang

Ibid. hlm. 65.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015

Page 5

penggunaan

dan

pelimpahan

b. Perawat

termasuk

menteri

kewenangan,

dalam

keputusan

kesehatan

nomor

kewenangan dokter dan perawat.

1239/MenKes/SK/XI/2001

Dokter

adalah seseorang yang telah

sebagai

orang

yang

mengupayakan kesembuhan bagi

lulus

pasien

memiliki

baik dalam maupun di luar

untuk

mendiagnosa

menetapkan

kewenangan

jenis

pasien,

pendidikan

negeri

pengobatan

perawat

sesuai

dengan

ketentuan

peraturan

bagi pasien, dokter juga dapat

perundang-undangan

melimpahkan

berlaku.

tugas

dan

yang

kewenangannya kepada tenaga

c. Pasien Dalam Pasal 1 Undang-

kesehatan lain dalam hal ini

Undang Nomor 29 Tahun 2004

adalah perawat, apabila dalam

Tentang Praktik Kedokteran

hal tertentu dokter tidak berada

adalah

di

melakukan konsultasi masalah

tempat

sedangkan

membutuhkan

pasien

penanganan

secepatnya (emergency).

Indonesia

adalah

sesuatu,

untuk
pelayanan

dalam

baik secara langsung maupun

Bahasa

tidak langsung kepada dokter

keadaan

dimana wajib menanggung


segala

kesehatannya

yang

kesehatan yang di perlukan

a. Tanggungjawab
Besar

orang

memperoleh

2. Kerangka Konseptual

Kamus

setiap

atau dokter gigi.


d. Kewenangan

dalam

Kamus

sehingga

Besar Bahasa Indonesia adalah

menanggung,

kekuasaan membuat keputusan

memikul jawab, menanggung

memerintah dan melimpahkan

segala

atau

tanggungjawab kepada orang

dan

lain. Secara pengertian bebas,

berkewajiban

sesuatunya

memberikan

jawab

menanggung akibatnya.

kewenangan
seorang

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015

adalah
individu

hak
untuk
Page 6

melakukan

sesuatu

dengan

menarik

hukum

batas-batas tertentu dan diakui

(rechtbeginselen)

oleh individu lain dalam suatu

dilakukan

kelompok tertentu.

positif tertulis maupun hukum

Bahasa

Indonesia

yang

terhadap

hukum

tertulis tidak tertulis.9dengan

e. Delegasi dalam Kamus Besar


adalah

cara mengadakan identifikasi

seseorang yang ditunjuk dan

terlebih

diutus oleh suatu perkumpulan

kaidah-kaidah

dalam suatu perundingan atau

telah dirumuskan perundang-

penyerahan atau pelimpahan

undangan tertentu. Kemudian

wewenang

tidak menutup kemungkinan

(tanggungjawab

penuh).

untuk

terhadap

hukum

dilakukan

yang

penelitian

kelapangan

untuk

memperkuat data penelitian.

1. Jenis Penelitian
Berdasarkan

dahulu

langsung

F. Metode Penelitian

rumusan

Studi

kelapangan

melalui

masalah dan tujuan penelitian,

diskusi dengan para ahli dan

maka jenis penelitian yang

praktisi dilapangan.

digunakan oleh penulis adalah


penelitian

hukum

yuridis

normatif.

Penelitian

hukum

yuridis

normatif

penelitian

2. Sumber Data
Sumber

data

yang

digunakan dalam penelitian ini

yaitu

adalah :

hukum

a. Bahan Hukum Primer

kepustakaan.8

Data yang didapatkan

Penelitian hukum yuridis

asas-asas

dari

bahan-bahan

ilmu

normatif ini adalah melakukan

hukum yang berkaitan erat

penelitian

dengan permasalahan yang

dengan

tujuan

P. Joko Subagyo, Metode penelitian


Dalam Teori dan Praktik, Rineka Cipta,
Jakarta: 2011, hlm. 11.

Soerjono soekanto, pengantar penelitian


hukum, universitas Indonesia, Jakarta: 1984,
hlm.252.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015

Page 7

diteliti

dan

wawancara

dan

melalui

Tentang

diskusi

Tindakan Medis, Peraturan

dengan praktisi dilapangan.

Menteri

b. Bahan Hukum Sekunder


Adalah

Persetujuan

Kesehatan

Republik

bahan-bahan

Indonesia

290/MENKES/PER/2008

hukum yang memberikan

Tentang

penjelasan atau membahas

Tindakan Medis.

lebih hal-hal yang telah

yaitu:

Persetujuan

c. Bahan Hukum Tersier

diteliti pada bahan hukum


primer,

No.

Adalah

bahan-bahan

yang

Undang-

memberikan penjelasan terhadap

Negara

bahan-bahan hukum primer dan

Republik Indonesia Tahun

sekunder, yakni Kamus Besar

1945,

Bahasa Indonesia, kamus hukum

Undang

Dasar

Undang-Undang

Nomor 38 Tahun 2014


Tentang

dan ensiklopedi.

Keperawatan,

3. Teknik

Undang-Undang Nomor 36

Hukum

Tahun

2009

Kesehatan,

Tentang
Undang-

Analisis

Bahan

Setelah diperoleh data baik


data

primer

maupun

Undang Nomor 29 Tahun

sekunder,

2004

Praktik

tersebut dikelompokkan sesuai

Undang-

dengan jenis data. Data yang

Tentang

Kedokteran,

kemudian

data

Undang Nomor 44 Tahun

telah

2009 Tentang Rumah Sakit,

dikelompokkan akan dianalisis

PP Nomor 32 Tahun 1996

secara kualitatif.

Tentang

Kesehatan,

Peraturan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

585/Menkes/Per/IX/1989

dikumpulkan

data

dan

PEMBAHASAN
A. Tanggungjawab
Terhadap

Pasien

Perawat
Dalam

Pelimpahan Kewenangan Dokter


Kepada Perawat

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015

Page 8

Seseorang

yang

melakukan

perawat

terhadap

perbuatan karena melaksanakan

pelimpahan

perintah

kepada

jabatan

tidak

dapat

dipertanggungjawabkan
kerugian

atau

atas

kesalahan

yang

KUHP Pasal 51 ayat (1) yang

hakikinya

berbunyi

tanggungjawab

melakukan

yang

menjadi

dokter

tugas

dilaksanakan

siapa

dokter

perawat

ditimbulkan. Hal ini sesuai dengan


barang

dalam

kewenangan

tanggungjawab
Karena

pasien

oleh

sepenuhnya.

limpah

yang

perawat

secara

tugas

dan

adalah
dokter

secara

etik

perbuatan

untuk

maupun profesi.11 Hal ini sesuai

perintah

jabatan

dengan pasal 1367 KUHPerdata bahwa

melaksanakan

yang diberikan oleh penguasa yang

Seseorang

berwenang,

pertanggungjawaban tidak hanya atas

tidak

dipidana.

harus

Kemudian pada ayat (2) dijelaskan

kerugian

bahwa perintah jabatan tanpa

tindakannya sendiri, tetapi juga atas

wewenang

kerugian

tidak

menyebabkan

yang

memberikan

yang

ditimbulkan

ditimbulkan

dari

dari

hapusnya pidana, kecuali yang

tindakan orang lain yang berada

diperintahkan dengan itikad baik

dibawah pengawasannya. Di Indonesia

mengira

itu

tindakan perawat dalam pemberian

diberikan dengan wewenang, dan

infus boleh dilakukan, namun di luar

pelaksanaannya termasuk dalam

negeri (Amerika Serikat) hal ini

lingkungan pekerjaannya.10

dilakukan oleh dokter.

bahwa

perintah

B. Mekanisme
Berdasarkan

wawancara

dengan ibu Nurul Huda, akademisi

Pelimpahan

Kewenangan

Dokter

Kepada Perawat

sekaligus praktisi Program Studi Ilmu


Keperawatan (PSIK) Universitas Riau,
mengatakan
10

(2)

bahwa

tanggungjawab

Lihat KUHP Pasal 51 ayat (1) dan ayat

11

Wawancara dengan NS. Nurul Huda,


M.Kep. Sp.Kep.MB di PSIK Universitas Riau
pada tanggal 24 November 2014 pukul. 11.00
WIB.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015

Page 9

Mekanisme

pelimpahan

Mekanisme

pelimpahan

wewenang dapat diartikan sebagai

kewenangan/pendelegasian banyak

suatu

tugas

mengalami masalah, dimana proses

kepada seseorang atau kelompok

delegasi tidak terlaksana secara

dalam

efektif,

pemberian

tugas

menyelesaikan

tujuan

ketidakefektifan

atau

organisasi. Konsep dasar yang

kesalahan yang sering terjadi ada

mendasari

tiga, yaitu:

efektifitas

dalam

pendelegasian/pelimpahan

1. Underdelegasi

(pelimpahan

kewenangan yaitu: (1) delegasi

wewenang terlalu sedikit)

bukan

untuk

Orang yang menerima tugas

mengurangi tanggungjawab, tetapi

limpah diberikan wewenang

adalah

sangat terbatas dan sering

suatu

cara

tanggungjawab

sistem

untuk

membuat

menjadi

lebih

tidak terlalu jelas mengenai

bermakna, (2) tanggungjawab dan

wewenang

yang

harus

otoritas harus didelegasikan secara

dilakukan,

sehingga

tugas

seimbang, (3) proses pelimpahan

limpah

dapat

diselesaikan dengan baik.

membuat

seseorang

melaksanakan tanggungjawabnya,
mengembangkan
yang

mengembangkan

2. Overdelegasi

kewenangan

dilimpahkan,

tersebut

dan

kemampuan

tidak

(pelimpahan

wewenang terlalu berlebihan)


Pemberian tugas limpah yang
terlalu

berlebihan

akan

dalam mencapai tujuan organisasi,

berdampak

(4) konsep memberikan dukungan

waktu yang sia-sia. Hal ini

harus diberikan kepada semua

disebabkan

anggota

menciptakan

memonitor pelaksanaan tugas

suasana yang asertif, (5) penerima

yang dilimpahkan. Dalam hal

tugas limpah harus aktif.12

ini

terutama

sering

penggunaan

keterbatasan

ditemukan

penyalahgunaan wewenang.
12

Ibid. hlm. 59.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015

Page 10

3. Improperdelegasi

kesehatan.

Di

Indonesia

tidak

(pelimpahan wewenang yang

ditetapkan secara seragam tentang isi

tidak tepat)

SOP rumah sakit, melainkan hanya

Menurut

ibu

Nurul

Huda

diharuskan membuat sebuah SOP di

pelaksanaan pelimpahan kewenangan

dalam rumah sakit, sedangkan isi SOP

dokter kepada perawat harus tertulis

tersebut diserahkan kepada rumah

dan mengacu pada ketentuan undang-

sakit itu sendiri.14

undang

C. Batasan

keperawatan.

Dalam

praktiknya pelaksanaan pelimpahan


tugas ini berjalan efektif dan sesuai

Kewenangan

diperhatikan, namun bentuk (form)


tersebut

tidaklah

baku,

terkadang

pernyataan pelimpahan tugas dokter


kepada perawat dibuat sendiri oleh
pihak dokter maupun perawat.13
Untuk

mengatur

dan

meminimalisir risiko tindakan medis


dibawah

standard

oleh

tenaga

kesehatan, rumah sakit menetapkan


sebuah

Standard

Operasional

Procedure (SOP) yang menjadi acuan


atau standar-standar tindakan yang
harus

dilaksanakan

oleh

tenaga

kesehatan dalam memberikan layanan


13

Wawancara dengan NS. Nurul Huda,


M.Kep. Sp.Kep.MB di PSIK Universitas Riau
pada tanggal 24 November 2014 pukul. 11.00
WIB.

Dokter

Kepada Perawat

ketentuan yang berlaku. Terutama


pada rumah sakit swasta hal ini sangat

Pelimpahan

Batasan tindakan medis dan


tindakan

yang

tidak

boleh

dilakukan

oleh

perawat

dapat

dilihat dari sudut pandang bahwa:


perawat hanya patuh dan taat
terhadap lafal sumpah, etik dan
standar

profesi

yang

harus

dilakukan oleh perawat, meliputi


tindakan asuhan keperawatan dan
tidak

termasuk

di

dalamnya

tindakan medis. Tindakan medis


hanya dapat dilakukan oleh dokter.
perawat

dapat

terlibat

apabila

melakukan

hanya

kolaborasi

tindakan medis bersama dokter.


perawat

tidak

dibenarkan

melakukan tindakan medis secara


14

Ibid.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015

Page 11

mandiri. Kecuali dalam keadaan

dilihat berdasarkan peran dan

darurat (emergency) yang mana

tanggungjawab rumah sakit

akibat

dalam Undang-Undang No

peristiwa

tersebut

membahayakan nyawa pasien atau

44

dapat

kecacatan

Rumah Sakit, hak-hak pasien

terhadap pasien. Pada peristiwa

dalam persetujuan tindakan

inilah

medis

medis (informed consent),

dengan

dan yang terkahir adalah

memperhatikan benar sebelumnya

mengetahui peran, fungsi dan

bahwa tidak ada dokter ditempat

tanggungjawab

atau pihak yang berwenang pada

masing profesi dokter dan

saat peristiwa darurat terjadi.

perawat. Serta dapat dilihat

menyebabkan

dapat

batasan

tindakan

dilanggar

Tahun

2009

Tentang

masing-

PENUTUP

dari perbandingan ciri-ciri

A. Kesimpulan

diagnosis

1. Tanggungjawab perawat

dan

diagnosis

terhadap pasien dalam

perbedaan

perawat

dan

dokter.

pelimpahan kewenangan dokter

B. Saran

kepada perawat dapat ditinjau

1. Disarankan

agar

dari dari ketentuan pasal 1367

pemerintah

fokus

KUHPerdata.

mensosialisasikan undang-

2. Mekanisme

pelimpahan

kewenangan

dokter

undang keperawatan yang

kepada

perawat adalah tertulis, sesuai

tergolong masih baru.


2. Perlunya kesadaran yang

dengan amanat pasal 29 huruf e

tinggi

dan pasal 32 ayat (1) dan ayat

pengemban

(2) Tentang Keperawatan.

menjunjung tinggi

3. Batasan

tindakan

pelimpahan

medis

kewenangan

bagi

pihak-pihak
profesi,

dan
nilai-

nilai dalam sumpah jabatan,


serta kode etik profesi.

dokter kepada perawat dapat


JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015

Page 12

3. Kemudian

perlunya

Republik

pengawasan yang ketat, dan

Indonesia. Citra Aditya Bakti.

menjalankan

Bandung.

sanksi

terhadap pihak-pihak yang


melanggar

ketentuan-

Hanafiah, Jusuf dan Amri Amir. 2008.

ketentuan dalam rumusan

Etika Kedokteran dan Hukum

peraturan

Kesehatan

perundang-

undangan dalam lingkup

Edisi

4.

EGC.

Jakarta.

kesehatan.
Kelsen, Hans. 1961. General Theory of

DAFTAR PUSTAKA
Buku

Law and State. Russel & Rusel.

Asshiddiqie, Jimly. 2006. Ali Safaat,

New York.

Teori Hans Kelsen tentang


Hukum.

Konstitusi

Press.

Jakarta.

Kencana Wulan, Dan M. Hatsuli


AMR. 2011. Pengantar Etika
Keperawatan.

Effendi, Nasrul. 1995. Pengantar


Proses

Keperawatan.

Prestasi

Pustaka Raya. Tangerang.


EGC.

Jakarta.

Lebacqz, Karen. 1986. Teori-Teori


Keadilan

Fakultas Hukum Universitas Riau.


2011.

PT.

Pedoman

(Six

Theories

of

Justice). Nusamedia. Bandung.

Penulisan

Skripsi, Pekanbaru.

Praptianingsih, Sri. 2006. Kedudukan


Hukum Perawat dalam Upaya

F.A.M. Stroink dalam Abdul Rasyid

Pelayanan

Thalib, 2006. Wewenang

Kesehatan di Rumah Sakit.

Mahkamah

Raja Grafindo. Jakarta.

Konstitusi dan Aplikasinya


dalam Sistem Ketatanegaraan
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015

Page 13

Shidarta, 2000. Hukum Perlindungan


Konsumen

Indonesia.

PT

Grasindo. Jakarta.

Undang-Undang

Tentang

Lembaran

Penelitian Hukum. UI Press.

Republik

Indonesia Nomor 38 Tahun


2014

Soekanto, Soerjono. 1983. Pengantar

Negara

Keperawatan

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor


307.

Jakarta.
Undang-Undang
Triwibowo, Cecep, Yulia Fauziah.
2012.

Malpraktik

Etika

Negara

Republik

Indonesia Nomor 29 Tahun


2004

Tentang

Praktik

Perawat Penyelesaian Sengketa

Kedokteran Lembaran Negara

Melalui

Republik

Mediasi.

Nuha

Medika. Yogyakarta.

Tutik,

Titik

Triwulan

Indonesia

Tahun

2004 Nomor 116.

dan

Shita

Undang-Undang

Negara

Republik

Febrina. 2010. Perlindungan

Indonesia Nomor 8 Tahun

Hukum

1999 Tentang Perlindungan

Bagi

Pasien.

PT

Prestasi Pustaka Raya. Jakarta.

Konsumen Lembaran Negara


Republik

Tahun

1999 Nomor 42.

Kamus
Departemen

Indonesia

Pendidikan

dan

Kebudayaan. 1999. Kamus Besar

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Bahasa

(KUHPerdata).

Indonesia.

Balai

Pustaka. Jakarta.
Internet
http://www.google.com/url?q=http://p

Undang-Undang
Undang-Undang

Dasar

Negara

Republik Indonesia Tahun 1945

kko.fik.ui.ac.id/flies/,

diakses

pada tanggal 15 Juni 2014


pukul 11.25 WIB.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015

Page 14

http://virgiyatitd.blogspot.com/2013/0
4/tanggung-jawab-dan-tanggunggugat.html?m=1, diakses pada tanggal
13 Oktober 2014 pukul 20.17 WIB.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 1 Februari 2015

Page 15

Das könnte Ihnen auch gefallen