Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Penanganan Praoperatif
Penilaian status medis operatif
Anamnesis
o Pada kasus darurat : memperoleh data sebanyak mungkin tanpa menunda
pembedahan /resusitasi
o Data minimal yang diperlukan yaitu riwayat penyakit dahulu, obat-obatan yang
sedang dikonsumsi, riwayat alergi
o Informed consent secara lisan, meminta ijin kepada pasien/keluarga
Pemeriksaan fisik
o Tanda vital
Tekanan darah (sistolik, diastolik, mean arterial pressure, tekanan nadi)
Nadi (kecepatannya, kuat angkatnya, keteraturannya)
Laju napas
Suhu badan
Derajat nyeri (VAS/visual analogue scale, nilai 0-10)
o Berat badan, tinggi badan, BMI (body mass index). Bisa diperoleh data dari
anamnesis
o B1 (breathing)
1
o B5 (Bowel)sistem gastrointestinal
Cembung/datar, ada tidaknya nyeri tekan, perabaan hepar dan lien, bising
usus (+/-, normal /).
Problem respirasi
1) Depresi pernapasan yang disebabkan oleh karena
i. Peningkatan tekanan intraabdominal.
ii. Penekanan terhadap diafragma.
iii. Penyakit dasar yang menyebabkan kejadian bencana perut.
iv. Premedikasi narkotik.
2) Obstruksi jalan napas yang disebabkan oleh karena
i. Lidah jatuh menutupi faring.
ii. Pipa endotrakeal tertekuk atau tersumbat.
3
iii. Laringospasme.
iv. Bronkospasme.
v. Lendir, gigi palsu, perdarahan, dll.
3) Pernapasan tidak adekuat yang disebabkan oleh karena
i. Airway (jalan napas) tidak bebas.
ii. Stadium anestesia agak dalam.
Sehingga menyebabkan kadar CO2 meningkat (hiperkarbia) dan kadar O2
menurun (hipoksemia/hipoksia) sehingga denyut jantung meningkat, tekanan
darah meningkat dan takipneu.
II.
Problem kardiovaskuler
1) Hipotensi yang disebabkan oleh karena
i. Perdarahan (luka operasi).
ii. Penyakit yang mendasari kejadian bencana perut.
iii. Obat premedikasi atau induksi atau maintenance anesthesia.
2) Hipertensi yang disebabkan oleh karena
i. Kesakitan, kadar CO2 meningkat, kadar O2 menurun.
ii. Riwayat hipertensi sebelumnya (yang tidak terdeteksi atau sudah ada
sebelumnya).
3) Takikardia yang disebabkan oleh karena
i. Refleks fisiologis pada hipotensi.
ii. Penyakit dasar yang menyebabkan bencana perut.
iii. Dehidrasi, hypovolemia.
iv. Systemic inflammatory response syndrome, sepsis.
v. Kesakitan.
vi. Kadar CO2 meningkat, kadar O2 menurun.
vii. Kelainan irama/kelainan jantung yang mendasari sebelumnya.
viii. Obat premedikasi (vagolitik), obat anastesia.
4) Bradikardia yang disebabkan oleh karena:
i. Vagal reflex.
ii. Kelainan irama/kelainan jantung yang mendasari sebelumnya.
iii. Rangsang parasimpatis oleh karena pembedahan.
iv. Obat anesthesia.
5) Gangguan irama jantung yang disebabkan oleh karena:
i. Gangguan irama jantung sebelumnya.
ii. Penyakit yang mendasari kejadian bencana perut.
iii. Kadar CO2 meningkat.
iv. Kesakitan.
v. Obat anesthesia.
6) Syok (hipotensi, takikardi, nadi kecil, akral dingin) yang disebabkan oleh karena
i. Perdarahan (luka operasi).
ii. Reaksi anafilaktik (obat anestesia).
7) Henti jantung (cardiac arrest) yang disebabkan oleh karena poin 1-6
dibiarkan/tidak diatasi. Langsung segera dilakukan CPR (cardiopulmonary
resuscitation/resusitasi jantung paru).
4
III.
IV.