Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
DISKUSI
5.1
Pembahasan Wawancara
Penulis mengutip, menggabungkan, serta menyimpulkan jawaban para
Kaliwates
atau
bukan,
rata-rata
mendiagnosis
preeklampsia
berdasarkan ada darah tinggi, kaki bengkak, dan cek protein urin. Biasanya pasien
diketahui menderita preeklampsia sebelum masa persalinan (inpartu), sehingga
sudah tercatat di buku KIA sehingga saat mereka datang ke VK Puskesmas
Kaliwates untuk bersalin sudah bisa langsung diketahui dari catatan tersebut.
Apa ada alasan khusus untuk menunda pemberian MgSO4, atau indikasi
kontra pada kasus-kasus yang ada di Puskesmas Kaliwates?
Mayoritas alasan para bidan tidak memberikan MgSO4:
1. Kebiasaan dari dulu tidak ada yang memberikan MgSO4 kepada pasien.
2. Merasa pemberian MgSO4 banyak syaratnya
3. Khawatir efek samping pemberian MgSO4
4. Tidak punya antidotum (Ca gluconas)
5. Ingin segera merujuk ke Rumah Sakit
27
5.2
28
Kebiasaan dari dulu tidak ada yang memberikan MgSO4 kepada pasien.
Dari hasil wawancara, Puskesmas Kaliwates tidak mempunyai banyak
29
2.
morbiditas dan mortalitas maternal serta perinatal. Efek samping minor kadang
dijumpai pada penggunaan magnesium sulfat, dimana yang terbanyak ditemukan
adalah flushing. Efek samping minor tersebut memang sering dijumpai, dan
menjadi keluhan para ibu preeklampsia yang mendapat terapi MgSO4. Hal ini
dapat dibantu dengan pemberian edukasi sebelum penyuntikan.
3.
sebagai berikut:
-
Refleks patella +
Tersedia antidotum
Keempat kriteria ini memang harus dipenuhi, namun pemeriksaan untuk kriteria
tersebut cukup mudah dilakukan. Frekuensi napas dapat dihitung sambil melihat
jam. Refleks patella menggunakan hammer refleks, sudah tersedia di Ruang
Bersalin. Produksi urin dapat dicek dengan pemasangan kateter, lalu diukur
dengan urine bag. Peralatan ini ada di Ruang Bersalin. Antidotum akan dibahas
pada poin selanjutnya.
4.
30
5.
mungkin. Namun dalam perjalanan resiko kejang selalu ada, dan MgSO4 sebagai
obat anti kejang perlu diberikan sebelum proses merujuk pasien (berdasarkan
tabel tata laksana preeklampsia berat POGI).
31