Sie sind auf Seite 1von 17

TUJUAN DARI BAGGAGE HANDLING

Tujuan utama dari baggage handling adalah proses dimana bagasi milik penumpang
harus diangkut bersamaan dalam satu pesawat dengan penumpangnya. Harus
diingat, bahawa jika bagasi tersebut tidak daoat diangkut dengan pesawat yang
sama maka akan menimbulkan hal yang serius bagi penumpang karena merasa
kecewa. Tujuan akhirnya adalah customer satisfaction, yaitu kepuasan pelanggan
dalam hal ini adalah penumpang dan pihak airlines.
Untuk mencapai tujuan akhir tersebut, maka harus diperhatikan beberapa aspek
yang tidak boleh diabaikan, yaitu:
1. Keselamatan
2. Keamanan
3. Kenyamanan
4. Ketepatan waktu
5. Kehandalan pelayanan yang diberikan
PROSEDUR BAGGAGE HANDLING

Profiling bagasi dengan mengajukan pertanyaan seperti apakah ini bagasi


anda, apa anda mengemasnya sendiri, adakah barang berharga didalamnya,
Pengecekan jumlah dan berat bagasi
Baggage entries
Baggage tagging

A baggage handling system (BHS) is a type of conveyor system installed in airports


that transports checked luggage from ticket counters to areas where the bags can
be loaded onto airplanes. A BHS also transports checked baggage coming from
airplanes to baggage claims or to an area where the bag can be loaded onto
another airplane.

Although the primary function of a BHS is the transportation of bags, a typical BHS
will serve other functions involved in making sure that a bag gets to the correct
location in the airport. The process of identifying a bag, and the information
associated with it, to make a decision on where the bag should be directed within
the system is known as sortation.

In addition to sortation, a BHS may also perform the following functions:

Detection of bag jams


Volume regulation (to ensure that input points are controlled to avoid overloading
system)
Load balancing (to evenly distribute bag volume between conveyor sub-systems)
Bag counting
Bag tracking
Redirection of bags via pusher or diverter
There is an entire process that the BHS controls. From the moment the bag is set on
the inbound conveyor, to the gathering conveyor, through sorting until it arrives at
the designated aircraft and onto the baggage carousel after the flight, the BHS has
control over the bag.[1]

Many baggage handling systems offer software to better manage the system. There
has also been a breakthrough with "mobile" BHS software where managers of the
system can check and correct problems from their mobile phone.

Post September 11, 2001, majority of airports around the world began to implement
baggage screening directly into BHS. These systems are referred to as "Checked
Baggage Inspection System" by the Transportation Security Administration (TSA) in
the USA, where baggage are fed directly into Explosive Detection System (EDS)
machines. A CBIS can sort baggage based on each bag's security status assigned by
an EDS machine or by a security screening operator. CBIS design standards and
guidelines are issued by the TSA once every year since 2008. All CBIS built in the
USA must comply with the standard set forth by the TSA. The latest standards can
be downloaded from the TSA's website here

How Baggage Handling Works

The baggage handling system at an airport plays a crucial role in keeping travelers
happy. It also can make the difference in an airport's ability to attract or keep a
major airline hub ("an airport that serves as a central connecting point through
which many flights of a particular airline are routed" -- Webster's New World
Dictionary).
A baggage-handling system has three main jobs:
Passenger and Baggage Handling
Sebagai Ground Handling terpercaya, PT. Gapura Agkasa mengacu
Standard Ground Handling Agreement (SGHA) 2008, pada section
Passenger
Services
lengkapnya
sebagai
Section
1
:
Representation,
administration
and
Section
2
:
Passenger
Section
3
:
Ramp
Section
4
:
Load
Control
Communications
and
Flight
Section
5
:
Cargo
and
Mail
Section
6
:
Support
Section
7
:
Section 8 : Aircraft Maintenance

pada IATA
2 melayani
berikut:
supervision
Services
Services
Operations
Services
Services
Security

Prosedur
Penanganan
Kedatangan
Bagasi
Secara umum prosedur penanganan bagasi memiliki standarisasi yang sama antara
satu
airline
dengan
airlines
lainnya.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam penanganan kedatangan bagasi :
a. Penempatan bagasi kedalam container harus disusun baik sesuai prosedur yaitu
yang berat
dibawah, yang lebih ringan diatas dan label bagasinya mudah dilihat.
b. Setelah sampai di stasiun tujuan bagasi diturunkan atau dibongkar (unloading)
dari traktor/gerobak
/kendaraan, membongkar atau mengosongkan tempat bagasi, memeriksa bagasi
datang, lalu oleh
petugas
bagasi
dibawa
kebagian
pengambilan
bagasi.
c.
Memisahkan
bagian
VIP
dan
economy
class.
d. Saat pengambilan bagasi, penumpang harus menyerahkan dan mencocokkan
nomor dari label
bagasi tersebut.
Prosedur Pelayanan Check-in Counter
Check-in counter di bandara adalah tempat pendaftaran pelaporan bagi para
penumpang yang akan berangkat naik pesawat di Bandar udara. Di bandara,
terminal check-in counter berlokasi di wilayah restricted public area.
Berikut hal-hal yang perlu disiapkan oleh petugas check in counter :
1. Mempersiapkan dokumen, formulir, dan item lain yang terkait dengan
penumpang dan bagasi
penumpang, seperti special request, special information, connecting flight,
boarding pass

(perhatikan flight/date, name, gate seat, boarding pass number, destination ;


warna boarding pass
menunjukkan kelas penerbangan seperti merah untuk F class, biru untuk C, hijau
untuk Y, kuning
untuk INF, putih untuk A/L Staff atau discount ticket). Baggage Claim Tag
(perhatikan : single
sector, multi sector, final destination rush tag yaitu untuk pengiriman bagasi
yang ketinggalan atau
harus dikirim tanpa penumpang/pemiliknya) ; label-label/tags (perhatikan online
baggage tag,
direct journeys between two points, interline baggage tag, more than one carrier,
cabin baggage
tag, unchecked baggage, priority tag, checked baggage sticker, nama label,
fragile and damage tag,
UM,
perishable,
live
animal/AVI);
excess
baggage
tiket.
2.
Cara
Mengecek
Travel
Document
Beberapa dokumen perjalanan penumpang yang perlu di cek adalah :
Tiket penumpang : kota tujuan, flight number, class, carrier, validity, booking
status.
Paspor : apakah foto di paspor sama dengan orangnya dan namanya sama
dengan di tiket,validity
paspor, dan kondisi paspor, periksa validity minimumnya, sebab khusus menuju
Negara-negara
tertentu hal ini dipersyaratkan (biasanya kurang dari 6 bulan dari expiry datenya
sudah
ditolak).
Visa : Negara asal/tujuan/transit, apakah ada anggota keluarga yang ikut,
perhatikan tujuan
penumpang berkunjung apakah untuk urusan wisata, bekerja, belajar, dan lainlain.
3.
Seat
Pergi sendiri ataukah dengan pasangan/istri/keluarga, UM, WCHC, mother with
infant, stretcher,
dan
lain-lain.
4. Formulir yang Diperlukan
Petugas
harus
tahu
cara
mengisi
formulir
seperti
:

PBWS
(Passenger
and
baggage
Weight
Sheet)

PTM
(Passenger
Transfer
Message)

SOM
(Seat
Occuped
Message)
Special Information Message seperti VIP, UM, WCHC, VGML, MOML, dan lainlain.
5.
Purser
Information

Untuk
special
Meal,
UM,
VIP,
dan
lain-lain.
6.
Information
tentang
Flight
Time
Selain apa yang telah disebutkan diatas, ada beberapa hal lain yang perlu
diketahui oleh petugas
sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, antara lain sebagai
berikut
:

Apa yang boleh dan tidak boleh dibawa oleh penumpang.


Biasanya penumpang hanya boleh membawa satu potong tas/barang ke dalam
kabin.

Peraturan
tentang
pets
(hewan
peliharaan).
Tahu cara menghitung flight time sehingga tahu bila ada penumpang yang
menanyakan berapa
lama perjalanannya, jam berapa sampai di tempat tujuan (local time).
Tahu mengenai international date line, yaitu bila kita melewati garis tersebut,
kita bisa untung
atau
rugi
sehari.
7.
Cara
Memeriksa
Tiket
Beberapa item penting yang harus diperiksa terhadap tiket, yaitu sebagai
berikut
:
Nama. Nama pada tiket harus sama dengan nama pada paspor.
Masa berlaku tiket. Biasanya ditulis berlaku sebelum/sesudah tanggal .
Penerbangan. Dengan penerbangan apa, nomor berapa, tanggal berapa.

Harga/kelas.
Dilihat
dasar
harga
serta
kelasnya.

Pengesahan

Perubahan.
Apakah
tiket
pernah
diubah/diganti.

Penyobekan

Daftar
Hitam
8.
Alokasi
Tempat
Duduk
Penumpang
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat menentukan nomor/area
tempat duduk
penumpang, dengan alas an keselamatan penerbangan dan atau permintaan
penumpang itu sendiri,
ketentuan umum yang harus diperhatikan petugas adalah sebagai berikut :
Ibu yang membawa bayi, anak di bawah 12 tahun, penumpang yang memiliki
handicap, tidak
diizinkan utuk duduk pada barisan yang berada pada pintu darurat/emergency
exit.
UM (Unaccompanied Minor) dianjurkan duduk bersama apabila lebih dari 1
orang dan lokasi
tempat dduk harus berada dalam jangkauan penglihatan atau pengawasan cabin
crew.
Penumpang yang berpergian secara bersama/group. Sebaiknya ditempatkan
berdekatan.
Apabila ada penumpang yang berpergian sekeluarga sebaiknya ditempatkan
berdekatan.
Tempat duduk untuk extra crew diatur penempatannya berdasarkan instruksi
atau ketentuan yang
telah
ditetapkan
oleh
sarana
pengangkut.
Proses
Keberangkatan
Penumpang
Internasional
Penumpang melaporkan keberangkatannya di check in counter, setelah
mendapatkan boarding pass dan langsung membayar airport tax. Kemudian
penumpang melewati petugas imigrasi dan melakukan pengecheckan sebelum

memasuki
boarding
gate.
Yang
dilakukan
oleh
petugas
imigrasi
terhadap
penumpang
adalah:
1.
Menyamakan
foto
dengan
passport
2.
Validity
of
the
passport
3.
Checking
pages
of
the
passport
4.
Mengecheck
originalitas
passport
Apabila petugas menemukan penumpang yang bermasalah, maka petugas berhak
mengamankan penumpang tersebut dan dibawa ke ruang inspection dan interview,
tetapi bila calon penumpang tidak bermasalah, maka penumpang dapat melakukan
prosesnya ke pemeriksaan selanjutnya yaitu, pengecheckan kembali terhadap
penumpang dan bawaannya melalui alat deteksi (metal detector) dan petugas
melakukan pengecheckan kembali terhadap passport penumpang. Kemudian
penumpang ke boarding gate dan diperiksa kembali oleh petugas tentang boarding
pass dan passportnya. Barulah penumpang dapat memasuki pesawat apabila sudah
dipersilahkan masuk.
Penyebab
Miss
Handling
Baggage
adalah
:
1. Short-shipped Bagasi yang tidak terbawa dari station baggage pemberangkatan
pertama
2. Short-landed Bagasi yang tiba bukan ditempat tujuan yang baggage dimaksud
3. Over-carried Bagasi yang tidak bukan ditempat tujuan / terbawa baggage ke
station
lain
4. Damage Bagage bagasi yang ditemukan rusak pada saat datang baggage yang
diakibatkan karena
satu dalam lain hal.
5. Pilfered Bagasi yang dibongkar secara paksa dan isi baggage dinyatakan hilang
oleh
pemiliknya
6. Lost Bagage Bagasi yang dinyatakan hilang oleh karena sebab-sebab tertentu
Penanganan
Bagasi
Hilang
adalah
:
a.
Memerikasa
bagasi
yang
dinyatakan
hilang.
b. Memeriksa ulang berat yang diterima maupun yang belum diterima oleh
penumpang.
c.
Membuat
laporan
property
irregularity
report
(PIR).
d. Melaksanakan tracing selama 2-14 hari. Tracing yaitu pengacakan bagasi dengan
menggunakan
telex agar bagasi penumpang tersebut dapat ditemukan kembalai secara cepat.
e. Memberitahukan penumpang yaitu member informasi kepada penumpang
tentang
:
1.
Keberadaan
bagasinya
2.
Bagasinya
suadah
atau
belum
ditemukan
3.
Bagasi
akan
ditransfer
4. Setiap memberikan informasi, perlu dicatat tanggal/jam dan inisial staff
5. Bagasi yang hanya ada halamannya atau telepon segera dikirim surat
pemberitahuan
6. Untuk klaim bagasi yang diakibatkan oleh kerusakan bagasi-bagasi terbuka
dan didalamnya ada

barang yang hilang maka penanganan bagsi tersebut adalah :


a) Memeriksa label bagasi, bila perlu memakai limited release tag (kerusakan
tanggung jawab
penumpang).
Membuat
laporan
property
irregularity
report
(PIR).
c)
Membuka
laporan
damage
priferage
report
(DPR).
d) Mengganti kerugian, kehilangan bagasi, apabila penumpang tersebut
membawa bagasi yang
berisi keperluan penumpang tersebut.
b)

Bagaimana Penanganan Bagasi di sebuah Bandara?


Posted on December 31, 2012 by WiD

Saya beberapa kali menulis di blog ini hal-hal sederhana yang terkait dengan
perjalanan udara, seperti pengalaman transit di beberapa bandara, bagaimana
persiapan pesawat sebelum terbang, dan bagaimana melacak posisi pesawat
secara online. Bukan karena saya bekerja di lingkungan bandara atau sebuah
maskapai, namun semata-mata saya hanya penasaran dan ingin tahu karena
kebetulan saya sering melakukan perjalanan udara, serta ingin membagikan apa
yang saya tahu kemudian melalui sebuah cerita dan tulisan melalui blog ini.

bgsi1Saya sering kali penasaran, bagaimana bagasi yang kita bawa, kemudian saat
checkin bagasi tersebut masuk melalui conveyor belt, ditangani oleh pihak
bandara/maskapai. Sebenarnya bagaimana proses yang terjadi di dalam sana,
sampai pada akhirnya kita bisa mengambil kembali bagasi milik kita tersebut di
tempat tujuan. Seperti biasanya saya googling, dan menemukan satu tautan yang
berisi informasi yang saya cari ini. Apa yang akan saya tuliskan selanjutnya adalah
terjemahan bebas dari sumber di bawah ini:

http://science.howstuffworks.com/transport/flight/modern/baggage-handling.htm

Sistem penanganan bagasi di bandara memerankan peranan yang sangat penting,


untuk menjaga para penumpang tetap senang dalam menikmati perjalanannya.
Kita juga bisa menilai kualitas sebuah bandara dari bagaimana cara mereka
menangani bagasi. Bukan hanya penumpang yang akan menilai, namun maskapai
pun akan membedakan mana bandara yang memberikan servis terbaik. Dari
penilaian tersebut maskapai akan memutuskan apakah akan tetap menggunakan
sebuah bandara tersebut sebagai HUB mereka atau tidak (Hub adalah bandara yang
difungsikan oleh sebuah maskapai sebagai pusat untuk mengatur dan
menyambungkan para penumpangnya ke perjalanan lanjutan berikutnya dari
pesawat yang satu ke pesawat berikutnya).

Sistem penanganan bagasi (baggage-handling system: bhs) mempunyai 3 tugas


pokok:

Memindahkan bagasi dari area checkin ke pintu keberangkatan


Memindahkan bagasi dari satu pintu ke pintu yang lainnya selama waktu transfer
Memindahkan bagasi dari pintu kedatangan ke area klaim bagasi

Ukuran tingkat keberhasilan sistem penanganan bagasi di sebuah bandara


sebenarnya sederhana: bisakah bagasi berpindah dari satu titik ke titik berikutnya
secepat para penumpang itu sendiri? apabila bagasi-bagasi tersebut berpindah
sangat lamban, kita sebagai penumpang akan sangat frustasi menunggu bagasibagasi kita tersebut, atau karena perpindahan bagasi tadi lamban, bisa jadi
menyebabkan tas-tas kita tidak terangkut pada pesawat lanjutan berikutnya
padahal kita menggunakan pesawat lanjutan tadi. Atau bisa juga terjadi sebaliknya,
bagasi datangnya terlalu cepat, ketika tas-tas tadi sudah terangkut oleh pesawat
lanjutan, giliran kita yang ketinggal pesawat tersebut.

Setiap bandara mempunyai aturan masing-masing dalam menangani bagasi


penumpang. Misalnya, waktu yang dialokasikan untuk sebuah bagasi untuk bisa
berpindah dari checkin area ke suatu gate/pintu, ditentukan oleh seberapa cepat
penumpang dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menempuh perjalanan
dengan jarak tempuh dan lokasi tujuan yang sama (checkin area ke gate). Di satu
bandara mungkin lokasinya bisa ditempuh dengan jalan kaki saja, namun di
bandara yang lain bisa jadi harus ditempuh dengan menggunakan kereta atau bis.

Selanjutnya apa yang dituliskan di artikel ini adalah contoh penanganan bagasi di
bandara internasional Denver. Bandara ini menggunakan sistem penanganan bagasi
otomatis yang dirancang oleh BAE Automated System, Inc yang mampu
memindahkan bagasi dari area checkin ke gate keberangkatan dengan sistem yang
bisa dikatakan otomatis:

Destination-coded vehicles (DCVs), kereta tanpa awak yang didorong oleh motor
induksi linear yang disambungkan ke rel. Kereta ini bisa bongkar dan muat bagasi
tanpa harus berhenti
Automatic scanners, memindai label yang ada di bagasi
Conveyors, yang dilengkapi dengan mesin persimpangan dan pemilahan yang
secara otomatis bisa mengarahkan bagasi ke gate yang dituju

Sistem penanganan bagasi bisa diibaratkan mirip dengan suatu sistem jalan raya di
sebuah

bgsi2 kota. Conveyors mirip dengan jalan raya biasa, sedangkan rel DCV adalah
jalan tol/highway, sedangkan bagasi bisa diibaratkan sebagai mobil. Sistem jalan
raya dan penanganan bagasi mempunyai kemiripan sebagai berikut:

Apabila conveyor atau rel DCV diblok (macet), maka bagasi bisa dialihkan
Bagasi memulai dan menyudahi perjalanan di conveyor (sama seperti halnya
ketika kita mengendarai mobil di jalan raya), berpindah ke rel DCV ketika akan
menempuh jarak yang lebih jauh, misalnya dari terminal ke terminal atau dari gate
ke gate.
DCV tidak pernah berhenti, sama halnya ketika kita melewati jalan tol, tidak akan
pernah dijumpai lampu merah di jalan tol.

Namun begitu semuanya diatur oleh sistem penanganan bagasi kemanapun bagasibagasi tersebut akan diarahkan. Ratusan komputer memonitor lokasi setiap tas,
setiap jadwal perjalanan penumpang dan jadwal terbang pesawat. Komputer
mengontrol persimpangan conveyor dan perpindahannya ke rel DCV dan
memastikan bahwa setiap tas berakhir pada tujuan akhir yang benar.

Prosesnya dimulai ketika kita checkin dan menyerahkan tas/bagasi kita kepada
petugas checkin. Petugas akan mencocokkan data-data kita yang ada di komputer
dan akan mencetak tag (label) yang kemudian tag tersebut ditempelkan ke tas atau
bagasi kita. Tag ini mempunyai tanda barcode bernomor 10-digit yang berisi semua
informasi penerbangan kita, termasuk informasi apabila kita transit. Barcode ini
merupakan ciri khas dari bagasi kita dan sifatnya unik (tidak ada barcode ganda).
Komputer sistem yang ada di bagian penanganan bagasi akan membaca barcode ini
untuk membaca data-data penerbangan kita.

Pemberhentian pertama bagasi kita setelah melalui proses checkin adalah ruangan
pemindai barcode otomatis. Ruangan ini berupa deretan pemindai barcode yang
disusunbgsi3 360 derajat mengelilingi conveyor. Alat ini bisa membaca kurang lebih
90% bagasi yang lewat, sedangkan 10% sisanya akan dialihkan ke conveyor
selanjutnya untuk dilakukan pemindaian manual. Ketika alat pemindai sudah
membaca 10-digit barcode yang menempel di bagasi kita, artinya bagasi tersebut
akan diketahui lokasinya setiap saat. Conveyor akan mengambil setiap tas yang
akan diarahkan ke masing-masing tujuan penerbangan.

bgsi4Conveyor terdiri dari banyak jaringan. Ada ratusan conveyor dengan


sambungan-sambungan yang menyambungkan conveyor satu dengan yang
lainnya. Sistem conveyor akan memilah tas-tas atau bagasi dari beberapa pesawat
yang berbeda, kemudian mengirimkan bagasi-bagasi tersebut ke DCV untuk
diarahkan ke terminal-terminal tujuan masing-masing. Pada saat tas kita sudah
dipindai (di-scan), sistem penanganan bagasi akan selalu bisa melacak
pergerakannya setiap saat. Ketika tas tersebut sudah sampai pada sambungan
antar conveyor, ada alat yang namanya pusher, yang akan meneruskan tas
tersebut untuk tetap melalui conveyor yang sama, atau alat ini akan mendorong tas
tadi ke conveyor yang berbeda. Melalui jaringan conveyor dan sambungannya ini
(junction) tas-tas tadi bisa dikirimkan ke setiap tujuan akhir masing-masing.

Tugas dari DCV (the Destination Coded Vehicle) adalah memindahkan tas secara
cepat kebgsi6 gate terkait. DCV adalah kereta metal dengan roda di bawahnya dan
ada semacam bak plastik di atasnya. DCV digerakkan melalui suatu jalur rel (seperti
roller coaster) yang didorong oleh induksi motor linear yang dipasangkan di jalur rel
tersebut. Induksi motor ini menggunakan elektromagnetik untuk membentuk dua
medan magnet yang berbeda, satu di rel dan satunya lagi di dasar DCV yang saling
tarik menarik satu sama lain. Motor menggerakkan medan magnet yang ada di rel,
dan menarik DCV sepanjang jalurnya dengan kecepatan tinggi.

Ada semacam poros yang dipasangkan pada bak yang ada di DCV. Hampir setiap
saat bak ini dimiringkan ke arah belakang untuk menjaga agar tas-tas yang
dibawanya tidak terjatuh atau tergeser keluar. Ada semacam tali yang mengunci
bak tersebut dalam posisi demikian. Ketika DCV sudah sampai di loading area
(tempat pemuatan barang), ada bgsi7semacam tiang yang ada di jalur rel yang
akan naik dan melibatkan tuas yang berada di DCV untuk menggerakkan posisi bak
pada posisi mendatar. Ketika DCV yang kosong tersebut berada di loading conveyor,
tas-tas yang ada di conveyor akan bergerak meninggalkan ujung conveyor menuju
ke bak-bak yang ada di DCV tersebut. Semua proses berlangsung tanpa harus
menghentikan DCV. Conveyor mempunyai sistem penjemputan optik, dengan
demikian tas-tas tadi bisa dideteksi secara tepat dimana lokasinya dan dapat
dimuat kedalam DCV pada waktu yang tepat.Proses pembongkaran (unloading) DCV
melalui proses yang hampir sama dari proses pemuatan (loading). Sebuah
mekanisme yang terjadi di jalur rel menggunakan tuas untuk memiringkan bak ke
arah bawah sehingga tas-tas akan jatuh ke dalam conveyor yang berjalan di
sepanjang sisinya. Pada kondisi ini, bagasi-bagasi tersebut sudah berada dekat
dengan posisi pesawat terbang.

Tas-tas tersebut kemudian akan menuju ke ruang pemisahan (sorting station) yang
ada di bgsi8dekat gate. Di ruang pemisahan ini petugas bagasi akan menaikkan tas
ke dalam gerobak atau kereta bagasi yang akan langsung menuju ke pesawat.
Ketika memuat tas ke dalam pesawat, tas-tas yang akan melalui transfer, akan
dimuat ke suatu tempat yang terpisah dari tas-tas yang akan langsung menuju ke
area klaim bagasi. Monitor di ruang pemisahan akan menginformasikan kepada
petugas tas-tas tersebut menuju ke destinasi/tujuan mana. Ketika proses pemuatan
bagasi/tas ke dalam kereta atau kontainer sudah selesai, kemudian tas-tas tersebut
akan dibawa menuju ke pesawat. Proses pemuatan ke dalam pesawat ada dua cara:
bulk loaded, berarti tas satu per satu akan ditempatkan ke dalam rak-rak di kargo
pesawat, dan yang kedua container loaded, berarti tas dimasukkan ke dalam
kontainer khusus di luar pesawat/ground, dan kontainer tersebut langsung
dimasukkan ke dalam pesawat.

bgsi9Apabila tas atau bagasi kita harus melewati transfer di hub sebuah maskapai
dan kita harus menggunakan pesawat yang berbeda untuk melanjutkan perjalanan,
proses yang terjadi adalah ada 2 DCV yang berjalan berlawanan. Satu DCV
membawa langsung bagasi penumpang ke area klaim bagasi. Kemudian proses
yang lainnya adalah conveyor membawa bagasi ke stasiun pemindai, kemudian
diarahkan ke jalur DCV yang membawa tas-tas penumpang ke pintu-pintu terdekat
dengan pesawat lanjutan.

Seberapa cepat atau lambat bagasi-bagasi sampai ke tangan penumpang sesaat


setelah mereka turun dan keluar dari pesawat bisa menunjukkan bagaimana
kualitas sistem penanganan bagasi yang ada di sebuah bandara. Bagaimana
dengan bandara Soekarno Hatta? Pengalaman saya terutama ketika saya baru
pulang dari bepergian di luar negeri dan sesaat saya keluar dari pesawat (biasanya
saya menggunakan Emirates, Etihads, atau Qatar Airways), dibutuhkan waktu yang
cukup lama kurang lebih 1 jam untuk bisa mendapat bagasi-bagasi saya tersebut.

Sepertinya sistem penanganan bagasi di bandara Soekarno Hatta belum


sepenuhnya otomatis, dan masih dijalankan secara manual. Bandara Soekarno
Hatta pun belum dijadikan hub oleh maskapai-maskapai besar. Biasanya maskapaimaskapai ini menggunakan KLIA atau Changi sebagai hub mereka. Mungkin salah
satunya disebabkan oleh sistem penanganan bagasi yang sudah lebih baik dan
maju di kedua bandara tersebut dibandingkan dengan yang ada di Bandara
Soekarno Hatta. Semoga ke depannya Bandara Soetta bisa semakin berbenar dan
bisa mengejar ketinggalan dari bandara-bandara di negara tetangga.
Bagaimanapun juga bandara internasional merupakan pintu gerbang pertama untuk
memasuki sebuah negara, yang bisa jadi mampu memberikan kesan pertama
kepada para pengunjung bagaimana wajah negara ketika memasuki negara
tersebut. Mempunyai sebuah bandara internasional yang modern, tertata rapi, dan
ter-menej dengan baik tentunya harapan kita semua. Semoga renovasi Bandara
Soekarno Hatta yang dijadwalkan selesai tahunn 2014 mampu menjawab tantangan
itu semua.

Passenger and Baggage Handling


Sebagai Ground Handling terpercaya, PT. Gapura Agkasa mengacu pada IATA
Standard Ground Handling Agreement (SGHA) 2008, pada section 2 melayani
Passenger
Services
lengkapnya
sebagai
berikut:
Section
1
:
Representation,
administration
and
supervision
Section
2
:
Passenger
Services
Section
3
:
Ramp
Services
Section
4
:
Load
Control
Communications
and
Flight
Operations
Section
5
:
Cargo
and
Mail
Services
Section
6
:
Support
Services
Section
7
:
Security
Section 8 : Aircraft Maintenance

Prosedur
Penanganan
Kedatangan
Bagasi
Secara umum prosedur penanganan bagasi memiliki standarisasi yang sama antara
satu
airline
dengan
airlines
lainnya.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam penanganan kedatangan bagasi :
a. Penempatan bagasi kedalam container harus disusun baik sesuai prosedur yaitu
yang berat
dibawah, yang lebih ringan diatas dan label bagasinya mudah dilihat.
b. Setelah sampai di stasiun tujuan bagasi diturunkan atau dibongkar (unloading)
dari traktor/gerobak
/kendaraan, membongkar atau mengosongkan tempat bagasi, memeriksa bagasi
datang, lalu oleh
petugas
bagasi
dibawa
kebagian
pengambilan
bagasi.
c.
Memisahkan
bagian
VIP
dan
economy
class.
d. Saat pengambilan bagasi, penumpang harus menyerahkan dan mencocokkan
nomor dari label
bagasi tersebut.
Prosedur Pelayanan Check-in Counter
Check-in counter di bandara adalah tempat pendaftaran pelaporan bagi para
penumpang yang akan berangkat naik pesawat di Bandar udara. Di bandara,
terminal check-in counter berlokasi di wilayah restricted public area.
Berikut hal-hal yang perlu disiapkan oleh petugas check in counter :
1. Mempersiapkan dokumen, formulir, dan item lain yang terkait dengan
penumpang dan bagasi
penumpang, seperti special request, special information, connecting flight,
boarding pass
(perhatikan flight/date, name, gate seat, boarding pass number, destination ;
warna boarding pass
menunjukkan kelas penerbangan seperti merah untuk F class, biru untuk C, hijau
untuk Y, kuning
untuk INF, putih untuk A/L Staff atau discount ticket). Baggage Claim Tag
(perhatikan : single
sector, multi sector, final destination rush tag yaitu untuk pengiriman bagasi
yang ketinggalan atau
harus dikirim tanpa penumpang/pemiliknya) ; label-label/tags (perhatikan online
baggage tag,

direct journeys between two points, interline baggage tag, more than one carrier,
cabin baggage
tag, unchecked baggage, priority tag, checked baggage sticker, nama label,
fragile and damage tag,
UM,

perishable,
live
animal/AVI);
excess
baggage
tiket.
Cara
Mengecek
Travel
Document
Beberapa dokumen perjalanan penumpang yang perlu di cek adalah :
Tiket penumpang : kota tujuan, flight number, class, carrier, validity, booking
status.
Paspor : apakah foto di paspor sama dengan orangnya dan namanya sama
dengan di tiket,validity
2.

paspor, dan kondisi paspor, periksa validity minimumnya, sebab khusus menuju
Negara-negara
tertentu hal ini dipersyaratkan (biasanya kurang dari 6 bulan dari expiry datenya
sudah
ditolak).
Visa : Negara asal/tujuan/transit, apakah ada anggota keluarga yang ikut,
perhatikan tujuan
penumpang berkunjung apakah untuk urusan wisata, bekerja, belajar, dan lainlain.
3.
Seat
Pergi sendiri ataukah dengan pasangan/istri/keluarga, UM, WCHC, mother with
infant, stretcher,
dan

lain-lain.

4. Formulir yang Diperlukan


Petugas
harus
tahu
cara
mengisi
formulir
seperti
:

PBWS
(Passenger
and
baggage
Weight
Sheet)

PTM
(Passenger
Transfer
Message)

SOM
(Seat
Occuped
Message)
Special Information Message seperti VIP, UM, WCHC, VGML, MOML, dan lainlain.
5.
Purser
Information

Untuk
special
Meal,
UM,
VIP,
dan
lain-lain.
6.
Information
tentang
Flight
Time
Selain apa yang telah disebutkan diatas, ada beberapa hal lain yang perlu
diketahui oleh petugas
sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, antara lain sebagai
berikut
:
Apa yang boleh dan tidak boleh dibawa oleh penumpang.

Biasanya penumpang hanya boleh membawa satu potong tas/barang ke dalam


kabin.

Peraturan
tentang
pets
(hewan
peliharaan).
Tahu cara menghitung flight time sehingga tahu bila ada penumpang yang
menanyakan berapa
lama perjalanannya, jam berapa sampai di tempat tujuan (local time).
Tahu mengenai international date line, yaitu bila kita melewati garis tersebut,
kita bisa untung
atau
rugi
sehari.
7.
Cara
Memeriksa
Tiket
Beberapa item penting yang harus diperiksa terhadap tiket, yaitu sebagai
berikut
:
Nama. Nama pada tiket harus sama dengan nama pada paspor.
Masa berlaku tiket. Biasanya ditulis berlaku sebelum/sesudah tanggal .
Penerbangan. Dengan penerbangan apa, nomor berapa, tanggal berapa.

Harga/kelas.
Dilihat
dasar
harga
serta
kelasnya.

Pengesahan

Perubahan.
Apakah
tiket
pernah
diubah/diganti.

Penyobekan

Daftar
Hitam
8.
Alokasi
Tempat
Duduk
Penumpang
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat menentukan nomor/area
tempat duduk
penumpang, dengan alas an keselamatan penerbangan dan atau permintaan
penumpang itu sendiri,
ketentuan umum yang harus diperhatikan petugas adalah sebagai berikut :
Ibu yang membawa bayi, anak di bawah 12 tahun, penumpang yang memiliki
handicap, tidak
diizinkan utuk duduk pada barisan yang berada pada pintu darurat/emergency
exit.
UM (Unaccompanied Minor) dianjurkan duduk bersama apabila lebih dari 1
orang dan lokasi
tempat dduk harus berada dalam jangkauan penglihatan atau pengawasan cabin
crew.
Penumpang yang berpergian secara bersama/group. Sebaiknya ditempatkan
berdekatan.
Apabila ada penumpang yang berpergian sekeluarga sebaiknya ditempatkan
berdekatan.
Tempat duduk untuk extra crew diatur penempatannya berdasarkan instruksi
atau ketentuan yang

telah

ditetapkan

oleh

sarana

pengangkut.

Proses
Keberangkatan
Penumpang
Internasional
Penumpang melaporkan keberangkatannya di check in counter, setelah
mendapatkan boarding pass dan langsung membayar airport tax. Kemudian
penumpang melewati petugas imigrasi dan melakukan pengecheckan sebelum
memasuki
boarding
gate.
Yang
dilakukan
oleh
petugas
imigrasi
terhadap
penumpang
adalah:
1.
Menyamakan
foto
dengan
passport
2.
Validity
of
the
passport
3.
Checking
pages
of
the
passport
4.
Mengecheck
originalitas
passport
Apabila petugas menemukan penumpang yang bermasalah, maka petugas berhak
mengamankan penumpang tersebut dan dibawa ke ruang inspection dan interview,
tetapi bila calon penumpang tidak bermasalah, maka penumpang dapat melakukan
prosesnya ke pemeriksaan selanjutnya yaitu, pengecheckan kembali terhadap
penumpang dan bawaannya melalui alat deteksi (metal detector) dan petugas
melakukan pengecheckan kembali terhadap passport penumpang. Kemudian
penumpang ke boarding gate dan diperiksa kembali oleh petugas tentang boarding
pass dan passportnya. Barulah penumpang dapat memasuki pesawat apabila sudah
dipersilahkan masuk.
Penyebab
Miss
Handling
Baggage
adalah
:
1. Short-shipped Bagasi yang tidak terbawa dari station baggage pemberangkatan
pertama
2. Short-landed Bagasi yang tiba bukan ditempat tujuan yang baggage dimaksud
3. Over-carried Bagasi yang tidak bukan ditempat tujuan / terbawa baggage ke
station
lain
4. Damage Bagage bagasi yang ditemukan rusak pada saat datang baggage yang
diakibatkan karena
satu dalam lain hal.
5. Pilfered Bagasi yang dibongkar secara paksa dan isi baggage dinyatakan hilang
oleh
pemiliknya
6. Lost Bagage Bagasi yang dinyatakan hilang oleh karena sebab-sebab tertentu
Penanganan
Bagasi
Hilang
adalah
:
a.
Memerikasa
bagasi
yang
dinyatakan
hilang.
b. Memeriksa ulang berat yang diterima maupun yang belum diterima oleh
penumpang.
c.
Membuat
laporan
property
irregularity
report
(PIR).
d. Melaksanakan tracing selama 2-14 hari. Tracing yaitu pengacakan bagasi dengan
menggunakan

telex agar bagasi penumpang tersebut dapat ditemukan kembalai secara cepat.
e. Memberitahukan penumpang yaitu member informasi kepada penumpang
tentang
:
1.
Keberadaan
bagasinya
2.
Bagasinya
suadah
atau
belum
ditemukan
3.
Bagasi
akan
ditransfer
4. Setiap memberikan informasi, perlu dicatat tanggal/jam dan inisial staff
5. Bagasi yang hanya ada halamannya atau telepon segera dikirim surat
pemberitahuan
6. Untuk klaim bagasi yang diakibatkan oleh kerusakan bagasi-bagasi terbuka
dan didalamnya ada
barang yang hilang maka penanganan bagsi tersebut adalah :
a) Memeriksa label bagasi, bila perlu memakai limited release tag (kerusakan
tanggung jawab
penumpang).
Membuat
laporan
property
irregularity
report
(PIR).
c)
Membuka
laporan
damage
priferage
report
(DPR).
d) Mengganti kerugian, kehilangan bagasi, apabila penumpang tersebut
membawa bagasi yang
b)

berisi keperluan penumpang tersebut.

Das könnte Ihnen auch gefallen