Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
id
digilib.uns.ac.id
TESIS
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna
Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
DIAH ANANTA SETYORINI
NIM: S4307058
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Disusun Oleh :
DIAH ANANTA SETYORINI
NIM: S 4307058
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Magister Akuntansi
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Disusun Oleh :
DIAH ANANTA SETYORINI
NIM: S 4307058
Ketua
(
Sekretaris
Anggota
Mengetahui,
Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D. commit to user Dr. Bandi, M.Si., Ak
NIP. 19570820 198503 1 004
NIP. 19641120 199103 1 002
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Nama
NIM
: S 4307058
Program Studi
: Magister Akuntansi
Konsentrasi
2010
Yang Menyatakan,
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul Analisis Audit
Expectation Gap pada Pemerintah Daerah (Studi Empiris di Kabupaten Sragen)
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelas Magister pada program
Magister Akuntansi pada Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tanpa mengurangi rasa hormat, dengan segala kerendahan dan ketulusan hati
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang telah berkenan
memberikan bantuan kepada peneliti berupa Beasiswa Unggulan Diknas
dalam menyelesaikan studi di Program Studi Magister Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta,
2. Bapak Dr. Bandi, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Magiter Akuntansi
Universitas Sebelas Maret Surakarta,
3. Ibu Prof. Dr. Rachmawati, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing I dan
Bapak Agus Widodo, S.E., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing II, atas
segala informasi, arahan dan bimbingan dalam penyusunan Tesis ini,
4. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak. dan Bapak Drs. Djoko
Suhardjanto, M.Com (Hons)., Ph. D., Ak. selaku dosen penguji,
5. Kepala Sekretariat Badan Pemeriksa Keuangan RI Perwakilan Provinsi
Jawa Tengah serta seluruh pegawainya yang telah bersedia memberikan
fasilitas dalam menyebarkan kuesioner penelitian ini dan auditor BPK atas
kesediaannya memberikan waktu luang sebagai responden dalam Tesis ini,
6. Sekretaris DPRD Kabupaten Sragen serta seluruh pegawainya yang telah
bersedia memberikan fasilitas dalam menyebarkan kuesioner penelitian ini
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Surakarta,
2010
Penulis
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN ...........................................................................iv
PRAKATA..........................................................................................................vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ..............................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xiii
ABSTRAKSI ......................................................................................................xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................1
B. Perumusan Masalah ........................................................................6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................7
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................7
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.
Tabel 7.
Tabel 8.
Tabel 9.
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian.........................................................32
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Kuisioner......................................................................................99
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI
ANALISIS AUDIT EXPECTATION GAP PADA PEMERINTAH DAERAH
(STUDI EMPIRIS DI KABUPATEN SRAGEN)
DIAH ANANTA SETYORINI
NIM. S.4307058
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti secara empiris
mengenai audit expectation gap di antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna
laporan keuangan pemerintah daerah mengenai peran auditor, independensi
auditor, dan pengetahuan audit. Hipotesis penelitian adalah (1) terdapat audit
expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan
pemerintah dilihat dari sisi peran auditor, (2) terdapat audit expectation gap antara
auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari
sisi independensi auditor, dan (3) terdapat audit expectation gap antara auditor
pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari sisi
pengetahuan audit.
Penelitian ini menggunakan sampel dari 120 responden yang terdiri atas
30 auditor pemerintah (BPK), 30 anggota DPRD, 30 pegawai Dinas Pendapatan,
Pengelola Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sragen, dan
30 masyarakat pembayar pajak daerah. Pengumpulan data menggunakan
purposive sampling.
Data penelitian secara statistik dianalisa dengan
menggunakan SPPS versi 12.00. Analisis data dilakukan untuk validitas data,
reabilitas data, normalitas data, homogenitas data, dan hipotesis. Hasil pengujian
normalitas data mengindikasikan bahwa data tidak terdistribusi secara normal
sehingga pengujian hipotesis dengan Kruskal-Wallis Test dapat dilakukan.
Hasil Penelitian adalah: (1) terdapat audit expectation gap antara auditor
pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari sisi
peran auditor, (2) terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK)
dan pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari sisi independensi auditor,
dan (3) terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan
pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari sisi pengetahuan audit.
Penelitian ini memperlihatkan eksistensi audit expectation gap pada sektor publik.
commit to user
2
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ABSTRACT
ANALYSIS AUDIT EXPECTATION GAP ON LOCAL GOVERNMENT
(EMPIRICAL STUDY IN SRAGEN REGENCY)
DIAH ANANTA SETYORINI
NIM. S.4307058
The objectives of this research are to find out the empirical evidences related to
audit expectation gap between governmental auditor (BPK) and the user of local
government financial statement about the role of auditor, independence of auditor,
and knowledge of audit. Hypothesiss of the research are (1) there is audit
expectation gap between governmental auditor (BPK) and the user of local
government financial statement from side of the role of auditor; (2) there is audit
expectation gap between governmental auditor (BPK) and the user of local
government financial statement from side of independence of auditor; and
(3) there is audit expectation gap between governmentalal auditor (BPK) and the
user of local government financial statement from side of knowledge of audit.
This research uses samples from 120 respondents that consist of
30 governmental auditors (BPK), 30 parliament members, 30 staffs of Resource
Agency, Financial Managing, and Region Assets of Sragen Regency and
30 society payers of region lease. The data collection utilizes purposive sampling.
The statistical research data are analyzed with SPPS 12.00. The analysis of the
data is conducted for the validity of data, realibility of data, normality of data,
homogeneity of data, and hypothesis. From the assessment of the normality of the
data indicate that the data are not normally distributed so the hypothesis
assessment by applying Kruskal-Wallis Test can be conducted.
The research results are: that (1) there is audit expectation gap between
governmental auditor (BPK) and the user of local government financial statement
from side of the role of auditor; (2) there is audit expectation gap between
governmental auditor (BPK) and the user of local government financial statement
from side of independence of auditor; and (3) there is audit expectation gap
between governmental auditor (BPK) and the user of local government financial
statement from side of knowledge of audit. This research shows the existence of
audit expectation gap in public sector.
commit to user
3
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja
keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam
membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya
(SAP, 2005).
Laporan keuangan mempunyai peranan prediktif dan prospektif, menyediakan
informasi yang berguna untuk memprediksi besarnya sumber daya yang
dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan, sumber daya yang dihasilkan dari
operasi yang berkelanjutan, serta resiko dan ketidakpastian yang terkait.
Pelaporan keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna mengenai indikasi
apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan anggaran dan
indikasi apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan,
termasuk batasan yang ditetapkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat/Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (SAP, commit
2005). to user
perpustakaan.uns.ac.id
2
digilib.uns.ac.id
Pemangku
kepentingan yang utama adalah masyarakat dan dewan legislatif daerah (DPRD).
Permasalahan akuntabilitas publik bisa muncul apabila pemerintah daerah tidak
mampu menyajikan informasi mengenai laporan keuangan secara relevan, handal,
sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat sebagai konstituennya
(Mahmudi, 2007).
Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh pemerintah daerah diandalkan
oleh banyak pihak sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
Laporan
keuangan publikasian tersebut harus disajikan secara wajar terbebas dari salah saji
yang material sehingga tidak menyesatkan pembaca dan pengguna laporan
keuangan. Jika laporan keuangan yang dipublikasikan buruk, artinya laporan
tersebut dihasilkan dari sistem akuntansi yang buruk sehingga di dalamnya
mengandung kesalahan yang material dalam penyajian angka, tidak disusun sesuai
dengan standar pelaporan, dan tidak tepat waktu dalam penyampaiannya.
Laporan keuangan yang buruk menyebabkan pengguna laporan keuangan
memperoleh informasi yang salah dan menyesatkan (Mahmudi, 2007).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
commit to user
3
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kepada
Presiden,
Gubernur,
Bupati/Walikota
sesuai
dengan
Hasil
pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang telah
diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD dinyatakan terbuka untuk umum.
Mahmudi (2007) menegaskan bahwa auditor yang melakukan auditing sektor
publik harus memiliki kompetensi, profesionalisme, dan independensi agar audit
yang dihasilkan handal dan dapat dipercaya. Salehi (2009) menyatakan bahwa
independensi merupakan inti dari sistem audit. Wibowo (2009) menambahkan
bahwa independensi auditor merupakan dasar utama kepercayaan masyarakat
pada profesi auditor dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
menilai mutu jasa audit. Tanpa adanya independensi auditor tidak berarti apa-apa.
Masyarakat tidak akan mempercayai hasil auditan auditor.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4
digilib.uns.ac.id
Han (2002)
menambahkan bahwa expectation gap terjadi ketika ada perbedaan antara apa
yang masyarakat atau pemakai laporan keuangan harapkan dari auditor dan apa
yang sebenarnya dilakukan oleh auditor.
Penelitian mengenai expectation gap telah banyak dilakukan di sektor privat,
sedangkan di sektor publik masih sangat kurang. Hal ini sesuai dengan pendapat
Yuliati et al. (2007) yang menyatakan bahwa penelitian mengenai keberadaan
expectation gap di sektor swasta telah banyak dilakukan, namun penelitian
mengenai keberadaan expectation gap di sektor publik khususnya di Indonesia
masih jarang dilakukan. Penelitian tentang audit expectation gap telah dilakukan
sebelumnya oleh Rusliyawati dan Halim (2008) dan Sugiyarso (2009).
Hasil penelitian Rusliyawati dan Halim (2008) dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan persepsi antara auditor BPK dengan pengguna laporan
keuangan daerah yaitu anggota DPRD, pemerintah daerah dan masyarakat dari
sisi pelaporan, akuntabilitas, independensi auditor, kompetensi auditor, pendapat
wajar dan audit kinerja. Perbedaan persepsi tersebut menimbulkan expectation
gap antara auditor dan pengguna laporan keuangan daerah.
commit to user
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pelaporan,
akuntabilitas,
independensi
auditor,
kompetensi
auditor,
Penelitian ini
mencari bukti empiris mengenai audit expectation gap antara auditor pemerintah
(BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari sisi peran auditor,
commit to user
6
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
independensi
auditor
dan
pengetahuan
audit,
sementara
penelitian
Sugiyarso (2009) mencari bukti empiris mengenai audit expectation gap antara
auditor dan pengguna laporan keuangan dilihat dari sisi peran auditor dan
pengetahuan audit.
B. Perumusan Masalah
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Apakah terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan
pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari sisi independensi auditor?
3. Apakah terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan
pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari sisi pengetahuan audit?
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
commit to user
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
gambaran
kepada
anggota
DPRD
sehingga
dapat
commit to user
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
sistematik, yang berupa suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis,
bererangka dan terorganisasi. Auditing dilaksanakan dengan suatu urutan langkah
yang direncanakan, terorganisasi, dan bertujuan.
untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu
atau badan usaha, serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka
terhadap bukti-bukti tersebut. Bastian (2007) menambahkan bahwa secara umum
pemeriksaan atau auditing merupakan proses investigasi independen terhadap
beberapa aktivitas khusus.
Auditing merupakan pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi.
Pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi merupakan hasil proses
akuntansi. Proses akuntansi menghasilkan suatu pernyataan yang disajikan dalam
commit to user
10
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
oleh
pemerintah
dalam
melaksanakan
audit
atas
laporan
tertulis dalam bentuk laporan audit (audit report). Atestasi dalam bentuk laporan
tertulis ini dapat menaikkan atau menurunkan tingkat kepercayaan pemakai
informasi keuangan atas asersi yang dibuat oleh pihak yang diaudit. Pemakai
informasi keuangan di sektor publik menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan adalah
masyarakat, para wakil rakyat, lembaga pengawas, lembaga pemeriksa, pihak
commit to user
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi dan pinjaman,
pemerintah.
Mahmudi (2007) menambahkan bahwa pemakai informasi keuangan di sektor
publik adalah masyarakat pembayar pajak daerah, pemberi dana bantuan (donor),
investor, masyarakat pengguna jasa pelayanan publik yang disediakan pemerintah
daerah, karyawan/pegawai pemerintah daerah, penyedia barang dan jasa (pelaku
bisnis di daerah), DPRD, masyarakat pemilih, badan pengawas dan advokasi,
lembaga perating (rating agencies), analis ekonomi dan keuangan, pemerintah
pusat, pemerintah daerah lain, lembaga-lembaga internasional, dan manajemen.
Bastian (2007) menyatakan bahwa audit sektor publik berbeda dengan audit
pada sektor bisnis atau swasta. Audit sektor publik dilakukan pada organisasi
pemerintahan yang bersifat nirlaba, seperti sektor pemerintahan daerah, BUMN,
BUMD dan instansi lain yang berkaitan dengan pengelolaan aktiva/kekayaan
negara. Audit sektor publik dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu Audit Keuangan
(Financial), Audit Kinerja (Audit Performance) dan Audit Investigasi (Special
Audit).
2. Auditor Pemerintah
Yuliati et al. (2007) menyatakan bahwa auditor adalah orang atau lembaga
yang melakukan audit.
pemerintah, adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan negara
pada instansi-instansi pemerintah. Messier et al. (2005) menambahkan bahwa
commit to user
12
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
auditor pemerintah dipekerjakan oleh negara dan secara umum dapat dianggap
sebagai bagian dari kategori yang lebih luas dari auditor internal.
Mahmudi (2007) menyatakan bahwa auditor memiliki dua fungsi utama, yaitu
fungsi audit (pemeriksaan) dan fungsi atestasi (pemberian pendapat/opini).
Fungsi audit bisa dilakukan oleh auditor internal maupun eksternal, tetapi fungsi
atestasi hanya dapat dilakukan oleh auditor eksternal yang independen.
Rondo (2006) menambahkan bahwa auditor eksternal/auditor independen adalah:
a. auditor yang secara struktural tidak berada di bawah dan tidak bertanggung
jawab langsung kepada manajemen,
b. pihak luar yang berfungsi menilai kinerja manajemen,
c. dalam bidang pemerintahan, auditor eksternal memberikan penilaian atas
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pemerintah.
Hasil pemeriksaan auditor eksternal disertai opini untuk meningkatkan
akuntabilitas keuangan pemerintah daerah dan dinyatakan terbuka untuk umum
dimana hasil pemeriksaan dipertanggungjawabkan kepada DPR, DPD, DPRD dan
masyarakat.
Rondo (2006) menyatakan bahwa Undang-undang Dasar 1945 Pasal 23 E, G
memberikan kewenangan kepada eksternal auditor seperti Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) sebagai satu-satunya lembaga yang melakukan pemeriksaan
terhadap pengelolaan keuangan negara/daerah.
13
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
expectation
gap.
Sebagian
besar
pengguna
laporan
keuangan
14
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
percaya bahwa opini tidak memenuhi syarat berarti bahwa entitas mempunyai
laporan keuangan yang dibuat dengan bukti atas kesalahan atau kegagalan.
Beberapa pemakai laporan keuangan menyatakan bahwa auditor semestinya tidak
hanya menyediakan suatu opini audit, tetapi juga menginterpretasikan laporan
keuangan sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk mengambil
keputusan.
Pemakai laporan keuangan mengharapkan auditor untuk melaksanakan
beberapa dari prosedur audit sementara melakukan fungsi atestasi seperti
menyusup ke dalam skandal entitas, melakukan pengawasan manajemen dan
mendeteksi tindakan ilegal atau fraud pada bagian manajemen.
Itu adalah
harapan yang tinggi pada pihak pemakai laporan keuangan yang menciptakan
suatu gap antara auditor dan pemakai laporan keuangan. Para pemakai laporan
keuangan juga menempatkan tanggung jawab untuk membatasi gap pada auditor
dan pihak lainnya melibatkan dalam menyiapkan dan mempresentasikan laporan
keuangan (Salehi dan Rostami, 2009).
Berbagai studi telah menetapkan keberadaan audit expectation gap. Istilah
expectation gap biasanya digunakan untuk mendeskripsikan situasi dimana
terdapat perbedaan dalam harapan yang muncul di antara suatu kelompok dengan
keahlian tertentu dengan suatu kelompok yang mana percaya terhadap
keahliannya. Persepsi publik dari suatu tanggung jawab auditor berbeda dengan
profesinya dan perbedaan ini dikenal sebagai expectation gap (Salehi dan
Rostami, 2009).
commit to user
15
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Salehi et al. (2009) menyatakan bahwa salah satu dari diskusi pertama
mengenai expectation gap pada laporan keuangan dilakukan oleh Liggio pada
tahun 1974. Profesi akuntan telah dikritik kualitas kinerja profesionalnya sejak
akhir tahun 1960. Kritik tersebut dilakukan dengan alasan adanya kesediaan yang
lebih besar untuk memegang akuntabilitas lainnya khususnya profesionalitas
untuk mengetahui kelakuan yang tidak benar dan expectation gap sebagai faktor
dari tingkatan kinerja yang diharapkan oleh akuntan independen dan pemakai
laporan keuangan. Perbedaan di antara tingkatan kinerja yang diharapkan adalah
expectation gap.
Salehi et al. (2009) menambahkan bahwa definisi expectation gap yang telah
didiskusikan Liggio pada tahun 1974 diperluas di dalam Komisi Cohen pada
tahun 1978.
muncul di antara apa yang masyarakat harapkan atau butuhkan dan apakah auditor
dapat
dan
pasti
bijaksana
dalam
merealisasikannya.
Mereka
tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
16
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
17
digilib.uns.ac.id
mana laporan keuangan memberi suatu pandangan yang benar dan adil,
persetujuan auditor dengan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan
keuangan dan kegunaan laporan keuangan yang sudah diaudit dalam monitoring
kinerja entitas (Best et al., 2001).
Yuliati et al. (2007) menyatakan bahwa di Indonesia keberadaan expectation
gap telah diteliti oleh beberapa peneliti. Hasil penelitian Saifulah (2003) dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara mahasiswa
akuntansi sebelum dan sesudah mendapatkan mata kuliah Auditing terhadap
tanggung jawab relatif auditor dan persiapan laporan keuangan, sedangkan
tanggung jawab untuk mendeteksi kecurangan tidak terdapat perbedaan.
Mahasiswa akuntansi setelah mendapatkan mata kuliah Auditing mendapatkan
keyakinan bahwa laporan keuangan yang diaudit oleh auditor tersebut andal.
Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara mahasiswa sebelum
mendapatkan mata kuliah Auditing dengan mahasiswa setelah mendapatkan mata
kuliah Auditing. Tetapi ada beberapa persamaan persepsi mahasiswa terhadap
tanggung jawab untuk mencegah kecurangan, mendeteksi kecurangan, dan
mendeteksi kecurangan kecil.
Yuliati et al. (2007) menyatakan bahwa Marsono pada tahun 2004 menyelidiki
keberadaan expectation gap antara pemakai laporan keuangan, auditor, dan
mahasiswa akuntansi dalam isu auditor dan proses audit dan kasus-kasus khusus.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ada perbedaan persepsi yang signifikan
antara pemakai laporan keuangan, auditor, dan mahasiswa akuntansi terhadap
expectation gap dalam isu auditor dan proses audit. Sedangkan untuk isu kasuscommit to user
18
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kasus khusus, tidak ada perbedaan yang signifikan antara pemakai laporan
keuangan, auditor, dan mahasiswa akuntansi.
Yuliati et al. (2007) menyatakan bahwa dalam sektor publik, keberadaan
expectation gap pernah diteliti oleh Nugroho pada tahun 2004. Penelitian tersebut
dilakukan untuk melihat adanya perbedaan persepsi antara auditor pemerintah
dengan pemakai laporan keuangan auditan pemerintah, antara pemakai laporan
audit sektor swasta dengan pemakai laporan keuangan auditan pemerintah, antara
pemakai laporan keuangan auditan pemerintah di daerah satu dengan daerah yang
lain. Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa terdapat perbedaan persepsi
antara auditor pemerintah dengan pemakai laporan keuangan auditan pemerintah
(anggota DPRD), ada perbedaan persepsi antara pemakai laporan keuangan
auditan sektor swasta dengan pemakai laporan keuangan pemerintah, dan tidak
ada perbedaan persepsi antara pemakai laporan keuangan pemerintah di sektor
pemerintahan daerah satu dengan pemakai laporan keuangan pemerintah daerah
lain, hal ini di karenakan tingkat pendidikan anggota DPRD satu daerah dengan
daerah lain relatif sama.
Hasil penelitian Rusliyawati dan Halim (2008) dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan persepsi antara auditor BPK dengan pengguna laporan
keuangan daerah yaitu anggota DPRD, pemerintah daerah dan masyarakat dari
sisi pelaporan. Hal ini menunjukkan eksistensi audit expectation gap di antara
pengguna laporan keuangan daerah. Perbedaan persepsi yang terbesar terjadi
antara auditor BPK dan masyarakat.
19
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengguna laporan keuangan daerah yaitu anggota DPRD, pemerintah daerah dan
masyarakat dilihat dari akuntabilitas. Perbedaan ini menunjukkan eksistensi audit
expectation gap antara BPK dan pengguna laporan keuangan daerah. Perbedaan
persepsi yang terbesar terjadi antara auditor BPK dan masyarakat.
Hasil pengujian hipotesis 3a dalam penelitian Rusliyawati dan Halim (2008)
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara auditor BPK dengan
pengguna laporan keuangan daerah yaitu anggota DPRD, pemerintah daerah dan
masyarakat dilihat dari independensi. Perbedaan persepsi yang terbesar terjadi
antara auditor BPK dan masyarakat.
masyarakat. Perbedaan persepsi yang terbesar terjadi antara auditor BPK dan
pemerintah daerah.
antara auditor BPK dengan pengguna laporan keuangan daerah yaitu anggota
DPRD, pemerintah daerah dan masyarakat dilihat dari audit kinerja. Perbedaan
persepsi juga terjadi antara DPRD dengan masyarakat. Hal ini menunjukkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
20
digilib.uns.ac.id
21
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Peran Auditor
Auditor mempunyai peran yang sangat strategis dan tanggung jawab yang
sangat penting.
perpustakaan.uns.ac.id
22
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
23
digilib.uns.ac.id
24
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menanggulangi kerugian negara akibat pengelolaan keuangan oleh lembagalembaga negara kurang baik.
commit to user
25
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pemeriksaan
5. Independensi Auditor
Mulyadi dan Puradireja (1998) menyatakan bahwa dalam standar umum yang
kedua mengatur sikap mental independen auditor dalam menjalankan tugasnya.
Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan
oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain.
adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya
pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan
dan menyatakan pendapatnya.
Swanger (2001) menyatakan bahwa independensi adalah suatu konsep yang
terabaikan dan kontroversial untuk profesi akuntansi, karena publik tidak
mengetahui dengan pasti status dasar yang benar dari independensi (independensi
commit to user
26
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dalam kenyataan), publik bisanya tumbuh dengan mempercayai apa yang terlihat
(penampilan dari independensi) sedangkan fraksi tertentu di dalam profesi
menyatakan bahwa fakta dari independensi dengan apa yang seharusnya terkait,
regulator dan yang lainnya berpegang teguh pada dugaan bahwa penampilan
mempunyai arti.
Salehi (2009) menyatakan bahwa independensi adalah inti dari sistem audit.
Independensi auditor penting karena merupakan bagian kepemilikan dari
manajemen, faktor independen adalah dasar dari profesi akuntansi publik dan
pemeliharaannya tergantung pada kekuatan profesinya.
Independensi adalah
dasar keandalan dari laporan auditor. Laporan auditor akan tidak terpercaya,
investor dan kreditor akan memiliki sedikit kenyamanan jika auditor tidak
independen baik secara sikap mental maupun penampilan. Independensi auditor
dipertimbangkan dalam profesi auditing. Independensi dipandang sebagai faktor
yang paling penting di sektor bisnis dalam mempertahankan minat beberapa
pihak.
James (2001) menambahkan bahwa independensi baik secara sikap mental
maupun penampilan bersama-sama dengan kemampuan, integritas, kerahasiaan
dan kepedulian terhadap kewajiban merupakan atribut penting dari auditor
ekstrenal. Independensi dalam kenyataan umumnya menghalangi auditor dari
pembuatan keputusan manajemen.
auditor dapat memandang opini yang tidak memihak pada laporan keuangan,
dimana investor dan stakeholders lainnya dapat bergantung kepadanya.
commit to user
27
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Auditor
harus
menghindari
keadaan-keadaan
yang
dapat
organisasi pemeriksa dan pemeriksa harus bebas dalam sikap mental dan
penampilan dari gangguan pribadi, ekstern dan organisasi yang dapat
mempengaruhi independensinya.
Salehi (2009) menyatakan bahwa persepsi publik pada independensi auditor
penting karena independensi yang nyata tergantung pada persepsi masyarakat
apakah dapat melemahkan independensi aktual. Auditor eksternal harus berusaha
keras untuk memastikan bahwa kualitas audit dan kinerja auditnya tidak akan
dikompromikan.
independensi auditor dalam sektor publik berhubungan dengan luasnya area sektor
publik. Integritas auditor harus dilindungi dari pengaruh kelompok pemerintah
pusat/daerah, status sebagai pegawai negeri sipil dan politisi.
commit to user
28
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 1
Definisi Independensi Auditor
Nama Pengarang
De Angelo, 1981
Knapp, 1985
Magill dan Previts, 1991
AICPA, 1985
FEE, 1995
ISB, 2000
Definisi
bersyarat
Probabilitas
dari
laporan
pengungkapan
Kemampuan untuk melawan tekanan klien
Fungsi karakter, dengan sifat kejujuran dan hal
yang dapat dipercaya menjadi kunci
Ketiadaan kepentingan yang membentuk resiko
bias yang tidak dapat diterima
Independen adalah arti pokok di mana auditor
menunjukkan bahwa ia dapat menyelesaikan
tugasnya secara objektif
Kebebasan dari tekanan dan faktor lain yang
dikompromikan, kemampuan auditor membuat
keputusan audit yang objektif
perpustakaan.uns.ac.id
29
digilib.uns.ac.id
6. Pengetahuan Audit
Heang dan Ali (2008) menyatakan bahwa pemahaman publik yang kurang
terhadap fungsi audit yang kompleks berpengaruh terhadap eksistensi audit
expectation gap. Pengetahuan audit dari pengguna laporan keuangan diyakini
dapat mengurangi expectation gap antara auditor dan pengguna laporan keuangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
30
digilib.uns.ac.id
Gloeck et al. (1993) menyatakan bahwa suatu konsensus dan pemahaman yang
jelas mengenai peran auditor dibutuhkan dalam memahami dan mengevaluasi
persepsi yang bijaksana dari pemakai jasa audit mengenai tanggung jawab dan
fungsi auditor. Koh dan Woo (1998) menambahkan bahwa beberapa studi telah
menemukan bukti yang mendukung kepercayaan bahwa pengetahuan dari
pengguna laporan keuangan mempengaruhi besarnya expectation gap.
Oleh
31
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
audit yang sangat jelas menunjukkan jasa yang masuk akal. Peran dasar dari audit
dalam masyarakat harus dikaji ulang oleh profesi audit dan pengguna laporan
keuangan dan mereka harus setuju untuk menutup gap.
Koh dan Woo (1998) menyatakan bahwa Monroe dan Woodliff (1993) telah
mempelajari pengaruh pendidikan pada pelajar mengenai persepsi dari pesan yang
dikomunikasikan melalui laporan audit di Australia.
Penelitian tersebut
Marianne (2006)
commit to user
32
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran
Pegawai
DPPKAD
Masyarakat
Pembayar
Pajak Daerah
Peran Auditor
Independensi Auditor
Ada Tidaknya Audit
Expectation Gap
Pengetahuan Audit
Auditor BPK
Gambar 1
Kerangka Pemikiran Penelitian
C. Pengembangan Hipotesis
Auditor dalam
33
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terhadap peran auditor terkadang melebihi apa yang menjadi peran dan tanggung
jawab auditor yang telah ditetapkan dalam profesi audit.
Semakin besarnya
Salehi (2009) menyatakan bahwa independensi adalah inti dari sistem audit.
Independensi auditor penting karena merupakan bagian kepemilikan dari
manajemen, faktor independen adalah dasar dari profesi akuntansi publik dan
pemeliharaannya tergantung pada kekuatan profesinya.
Independensi adalah
dasar keandalan dari laporan auditor. Laporan auditor akan tidak terpercaya,
investor dan kreditor akan memiliki sedikit kenyamanan jika auditor tidak
independen baik secara sikap mental maupun penampilan. Semakin besarnya
tuntutan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah mengenai independensi
auditor menunjukkan besarnya expectation gap. Berdasarkan hal tersebut, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitan ini adalah sebagai berikut.
commit to user
34
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selain peran auditor dan independensi auditor maka hal lain yang penting
dalam audit expectation gap adalah pengetahuan audit. Pengetahuan audit dari
pengguna laporan keuangan pemerintah daerah diyakini dapat mempengaruhi
expectation gap antara auditor dan pengguna laporan keuangan pemerintah
daerah. Koh dan Woo (1998) menyatakan bahwa pengetahuan dari pengguna
laporan keuangan mempengaruhi besarnya expectation gap.
Berdasarkan hal
tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitan ini adalah sebagai berikut.
H3 : Terdapat audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK)
dan pengguna laporan keuangan pemerintah dilihat dari sisi
pengetahuan audit
commit to user
35
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
dalam
penelitian
ini
menggunakan
purposive
sampling.
36
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ukuran sampel dipengaruhi oleh tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan.
Keputusan pengambilan sampel harus mempertimbangkan desain pengambilan
sampel dan ukuran sampel. Pedoman untuk menentukan ukuran sampel mengacu
pada pendapat Roscoe dalam Sekaran (2006) sebagai berikut:
a. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian.
b. Di mana sampel dipecah ke dalam sub sampel, ukuran sampel minimum 30
untuk tiap kategori.
Jumlah sampel yang diambil dari masing-masing populasi adalah sebagai
berikut:
a. auditor pemerintah (BPK), yaitu auditor yang ada pada kantor perwakilan
BPK-RI di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 30 sampel;
b. pengguna laporan keuangan sektor publik yaitu anggota DPRD sebanyak
30 sampel;
c. pengguna laporan keuangan sektor publik yaitu pemerintah daerah yang
diwakili pegawai pemerintah daerah di Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD) sebanyak 30 sampel;
d. pengguna laporan keuangan sektor publik yaitu masyarakat pembayar pajak
daerah yang diwakili masyarakat pembayar pajak restoran sebanyak
30 sampel.
commit to user
37
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data
yang diperoleh melalui kuesioner yang langsung disebarkan kepada auditor
pemerintah (BPK) yang ada pada kantor perwakilan BPK-RI di Provinsi Jawa
Tengah dan pengguna laporan keuangan pemerintah yang ada di wilayah
Kabupaten Sragen (anggota DPRD, pemerintah daerah yang diwakili pegawai
pemerintah daerah di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, masyarakat
pembayar pajak daerah yang diwakili masyarakat pembayar pajak restoran).
Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner yang pernah digunakan
Rusliyawati dan Halim (2008) dan Sugiyarso (2009).
Kuesioner mengenai
di
sektor
publik,
kuesioner
tersebut
diadaptasi
dari
penelitian
Nugroho (2004).
Penggunaan kembali kuesioner dari penelitian Rusliyawati dan Halim (2008)
dan Sugiyarso (2009) berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
a. Hasil penelitian Rusliyawati dan Halim (2008) dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan persepsi antara auditor BPK dengan pengguna laporan
commit to user
38
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keuangan daerah yaitu anggota DPRD, pemerintah daerah dan masyarakat dari
sisi pelaporan, akuntabilitas, independensi auditor, kompetensi auditor,
pendapat wajar dan audit kinerja. Perbedaan persepsi tersebut menimbulkan
expectation gap antara auditor dan pengguna laporan keuangan daerah.
Penelitian Sugiyarso (2009) menemukan bahwa terdapat audit expectation gap
antara auditor BPK dan pengguna laporan keuangan pemerintah (anggota
DPRD,
pemeriksa
Bawasda/Inspektorat,
anggota
Lembaga
Swadaya
C. Variabel Penelitian
responden
mengenai
pengauditan
eksternal
pemerintahan.
39
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
auditor
eksternal
(BPK) independen
commit to user
terhadap
pemerintah
perpustakaan.uns.ac.id
40
digilib.uns.ac.id
41
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tanpa pengecualian (nomor 19), dan menyajikan secara wajar dalam semua hal
yang material (nomor 20).
D. Analisis Data
1. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis faktor. Asumsi
yang mendasari dapat tidaknya digunakan analisis faktor adalah data matrik harus
memiliki korelasi yang cukup (sufficient correlation). Alat uji yang digunakan
untuk mengukur tingkat interkorelasi antar variabel dan dapat tidaknya dilakukan
analisis faktor adalah Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy
(KMO MSA). Nilai KMO bervariasi dari nol sampai dengan satu. Nilai yang
dikehendaki harus > 0,50 untuk dapat dilakukan analisis faktor (Ghozali, 2005).
2. Uji Reliabilitas
Ghozali (2005) menyatakan bahwa reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.
commit to user
42
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Nunnaly (1967)
menambahkan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan cara one
shot atau pengukuran sekali saja.
3. Uji Asumsi
Rusliyawati dan Halim (2008) menyatakan bahwa sebelum dilakukan
pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian asumsi. Pengujian
asumsi meliputi pengujian normalitas sebaran dan pengujian homogenitas
(kesamaan varians). Ghozali (2005) menambahkan bahwa uji normalitas data
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil telah
memenuhi kriteria sebaran atau distribusi normal.
Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test, dengan
membandingkan Asymptotic Significance dengan = 5%.
Dasar penarikan
43
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Levene Statistic signifikan pada 0,05 maka kita dapat menolak hipotesis nol yang
menyatakan grup memiliki variance sama (Ghozali, 2005).
4. Uji Hipotesis
Berdasarkan pada hasil verifikasi terhadap data yang diperoleh, maka
dilakukan pengujian hipotesis. Apabila data setiap variabel yang akan dianalisis
membentuk distribusi normal, maka semua hipotesis tersebut diuji dengan
menggunakan alat analisa one-way ANOVA.
penelitian dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi sebesar 5%. Masingmasing hipotesis diuji dengan menggunakan uji-F (F-test).
menyatakan
bahwa
penggunaan
uji-F
(F-test)
dapat
Lind (2008)
digunakan
untuk
44
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kruskal-Wallis test menguji hipotesis nol bahwa k sampel berasal dari populasi
yang sama atau populasi yang identik dengan median yang sama.
Kaidah
commit to user
45
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Responden
Pengiriman kuesioner dilakukan selama satu bulan yaitu dari bulan Juni
sampai dengan bulan Juli. Kuesioner disebarkan di wilayah Pemerintah Daerah
Kabupaten Sragen, yaitu ke anggota DPRD, pegawai pemerintah daerah di Dinas
Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD), masyarakat
pembayar pajak daerah (pajak restoran) dan auditor pemerintah (BPK) pada
Kantor Perwakilan BPK-RI di Provinsi Jawa Tengah. Tingkat pengembalian
kuesioner ditunjukkan dalam tabel berikut.
Tabel 2
Tingkat Pengembalian Kuesioner
Kelompok Responden
Auditor BPK
Anggota DPRD
Pegawai DPPKAD
Masyarakat Pembayar
Pajak Daerah
Total
Kuesioner
Dikirim
30
Respon
Rate
100%
30
30
30
30
30
30
100%
100%
100%
120
120
100%
Kuesioner yang dikirim berjumlah 120 eksemplar, kuesioner yang kembali dan
memenuhi syarat untuk diolah berjumlah 120 eksemplar sehingga memenuhi
aturan umum sampel minimum commit
yang disyaratkan
dalam penggunaan analisis
to user
46
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
faktor.
menyatakan bahwa ukuran sampel untuk analisis faktor adalah minimal 5 kali
variabel yang diteliti.
Responden dalam penelitian ini adalah auditor pemerintah (BPK) pada Kantor
Perwakilan BPK-RI di Provinsi Jawa Tengah dan pengguna laporan keuangan
pemerintah, yaitu anggota DPRD, pegawai pemerintah daerah di Dinas
Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD), dan masyarakat
pembayar pajak daerah. Gambaran responden diperoleh dari data yang terdapat
dalam kuesioner pada bagian identitas responden dan terminologi umum.
Gambaran umum responden meliputi masa kerja, tingkat pendidikan, latar
belakang pendidikan, pengalaman kerja di bidang akuntansi, pengalaman kerja di
bidang auditing dan terminologi umum.
Auditor BPK
Jumlah
%
1-5 Tahun
19
63,33
6-10 Tahun
4
13,33
Lebih dari
7
23,33
10 Tahun
Total
30
Sumber: data primer yang diolah
Anggota DPRD
Jumlah
17
11
2
%
56,67
36,67
6,67
30 to user
commit
Pegawai
DPPKAD
Jumlah
4
4
22
30
%
13,33
13,33
73,33
Masyarakat
Pembayar Pajak
Daerah
Jumlah
%
11
36,67
6
20,00
13
43,33
30
47
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Auditor BPK
Jumlah
%
SMU
D3
1
3,33
S1
25
83,33
S2
4
13,33
S3
Lainnya
Total
30
Sumber: data primer yang diolah
Anggota DPRD
Jumlah
11
12
7
30
%
36,67
40,00
23,33
-
Pegawai
DPPKAD
Jumlah
9
3
12
6
30
%
30,00
10,00
40,00
20,00
-
Masyarakat
Pembayar Pajak
Daerah
Jumlah
%
22
73,33
1
3,33
7
23,33
30
48
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Anggota
DPRD
Auditor BPK
Pegawai DPPKAD
Jumlah
8
5
%
26,67
16,67
Jumlah
2
%
6,67
Jumlah
3
14
%
10,00
46,67
17
56,67
28
93,3
3
13
43,33
Total
30
Sumber: data primer yang diolah
30
30
Masyarakat
Pembayar Pajak
Daerah
Jumlah
%
1
3,33
2
6,67
27
90,00
30
commit to user
49
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Auditor BPK
Jumlah
%
0-1 Tahun
8
26,67
1-3 Tahun
3
10,00
Lebih dari 3
6
20,00
Tahun
Tidak
13
43,33
Berpengalaman
Total
30
Sumber: data primer yang diolah
Anggota DPRD
Pegawai
DPPKAD
Jumlah
2
-
%
6,67
-
Jumlah
3
11
%
10,00
36,67
28
93,33
16
53,33
30
30
Masyarakat
Pembayar Pajak
Daerah
Jumlah
%
2
6,67
5
16,67
1
3,33
22
73,33
30
50
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Auditor BPK
Jumlah
%
0-1 Tahun
4
13,33
1-3 Tahun
13
43,33
Lebih dari 3
13
43,33
Tahun
Tidak
Berpengalaman
Total
30
Sumber: data primer yang diolah
Anggota DPRD
Pegawai
DPPKAD
Jumlah
2
-
%
6,67
-
Jumlah
2
-
%
6,67
-
28
93,33
28
93,33
30
30
Masyarakat
Pembayar Pajak
Daerah
Jumlah
%
1
3,33
29
96,67
30
51
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Auditor BPK
Jumlah
%
Tidak
Pernah
Kadangkadang
Sering
30
100,00
Total
30
Sumber: data primer yang diolah
Anggota DPRD
Pegawai
DPPKAD
Masyarakat
Pembayar Pajak
Daerah
Jumlah
%
20
66,67
Jumlah
1
%
3,33
Jumlah
8
%
26,67
26
86,67
21
70,00
30,00
3
30
10,00
1
30
3,33
1
30
3,33
d. Terminologi Umum
Berdasarkan data responden yang terkumpul diperoleh data pengetahuan
responden terhadap terminologi salah saji material, wajar tanpa pengecualian,
commit to user
52
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material yang ditunjukkan
tabel-tabel berikut ini.
Tabel 9
Deskripsi Terminologi Salah Saji Material
Kelompok Responden
Pengetahuan
Responden
Auditor BPK
Jumlah
%
Mengerti
30
100,00
Tidak Yakin
Tidak
Mengerti
Total
30
Sumber: data primer yang diolah
Anggota DPRD
Jumlah
12
17
1
%
40,00
56,67
3,33
30
Pegawai
DPPKAD
Jumlah
16
9
5
%
53,33
30,00
16,67
30
Masyarakat
Pembayar Pajak
Daerah
Jumlah
%
7
23,33
6
20,00
17
56,67
30
Auditor BPK
Jumlah
%
Mengerti
30
100,00
Tidak Yakin
Tidak
Mengerti
Total
30
Sumber: data primer yang diolah
Anggota DPRD
Jumlah
18
11
1
%
60,00
36,67
3,33
30
commit to user
Pegawai
DPPKAD
Jumlah
19
10
1
30
%
63,33
33,33
3,33
Masyarakat
Pembayar Pajak
Daerah
Jumlah
%
8
26,67
3
10,00
19
63,33
30
53
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Auditor BPK
Jumlah
%
Mengerti
30
100,00
Tidak Yakin
Tidak
Mengerti
Total
30
Sumber: data primer yang diolah
Anggota DPRD
Jumlah
3
25
2
%
10,00
83,33
6,67
30
Pegawai
DPPKAD
Jumlah
18
8
4
30
%
60,00
26,67
13,33
Masyarakat
Pembayar Pajak
Daerah
Jumlah
%
3
10,00
8
26,67
19
63,33
30
54
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
N
120
120
Min
6,00
15,00
Max
30,00
20,00
Mean
20,9500
17,0250
Std
6,04166
1,44631
Variance
36,502
2,092
Skewness
-0,859
1,312
Kurtosis
-0,399
0,287
120
11,00
35,00
24,8167
6,80828
46,353
-0,671
-0,820
Dari 120
responden ini variabel independensi auditor memiliki nilai rata-rata terkecil yaitu
sebesar 17,0250 dengan standar deviasi sebesar 1,44631. Variabel pengetahuan
audit memiliki nilai rata-rata terbesar yaitu sebesar 24,8167 dengan standar
deviasi sebesar 6,80828.
adalah -0,859 dan -0,399. Nilai skewness dan kurtosis variabel independensi
auditor adalah 1,312 dan 0,287. Nilai skewness dan kurtosis variabel pengetahuan
audit adalah -0,671 dan -0,820.
tersebut menunjukkan bahwa ketiganya tidak terdistribusi normal. Hal ini sesuai
commit to user
55
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan pendapat Ghozali (2005) yang menyatakan bahwa data yang terdistribusi
secara normal mempunyai nilai skewness dan kurtosis mendekati nol.
B. Analisis Data
1. Pengujian Instrumen
Instrumen penelitian ini diambil dari penelitian yang telah dilakukan
Rusliyawati dan Halim (2008) dan Sugiyarso (2009). Teknik pengujian instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas, uji reliabilitas dan uji
asumsi.
a. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis faktor.
Ghozali (2005) menyatakan bahwa asumsi yang mendasari dapat tidaknya
dilakukan analisis faktor adalah data matrik harus memiliki korelasi yang
cukup. Salah satu alat uji yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat
interkorelasi antar variabel dan dapat tidaknya dilakukan analisis faktor adalah
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA). Masingmasing variabel penelitian diuji terpisah dengan KMO MSA.
Nilai KMO
bervariasi dari 0 sampai dengan 1. Nilai yang dikehendaki harus > 0,50 untuk
dapat dilakukan analisis faktor. Apabila nilai KMO masing-masing variabel
terpenuhi maka dilanjutkan dengan analisis faktor.
commit to user
56
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
KMO MSA
0,908
0,766
0,891
Faktor Loading
0,812-0,943
0,587-0,974
0,160-0,935
57
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan faktor loading 0,587-0,974sehingga dapat dikatakan indikatorindikator variabel independensi auditor valid.
Tabel 13 menunjukkan bahwa variabel pengetahuan audit mempunyai nilai
KMO MSA 0,891 sehingga dapat dilakukan analisis faktor. Hasil analisis
faktor yang dilakukan mengelompokkan indikator-indikator variabel tersebut
ke dalam 1 faktor dengan faktor loading 0,160- 0,935 sehingga dapat
dikatakan indikator-indikator variabel pengetahuan audit valid.
b. Uji Reliabilitas
Ghozali (2005) menyatakan bahwa reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk.
Di sini
commit to user
58
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 14
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Peran Auditor
Independensi Auditor
Pengetahuan Audit
Cronbachs Alpha
0,948
0,900
0,909
c. Uji Asumsi
Rusliyawati dan Halim (2008) menyatakan bahwa sebelum dilakukan
pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian asumsi.
Pengujian asumsi meliputi pengujian normalitas sebaran dan pengujian
homogenitas (kesamaan varians).
commit to user
59
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Uji Normalitas
Ghozali (2005) menyatakan bahwa uji normalitas data dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil telah memenuhi kriteria
sebaran atau distribusi normal.
berdistribusi normal apabila nilai Asymptotic Significance > 0,05. Hasil uji
normalitas dapat dilihat pada tabel 15 sebagai berikut.
Tabel 15
Hasil Uji Normalitas
Variabel
Peran Auditor
Independensi Auditor
Pengetahuan Audit
Asymptotic Significance
0,000
0,000
0,001
pengetahuan
audit
tidak
berdistribusi
normal
karena
60
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas (kesamaan varians) dengan menggunakan Levenes Test
of Homogeneity of Variance.
Levene Test
0,491
0,000
0,232
Tabel 16 menunjukkan bahwa hasil uji Levene Test pada variabel peran
auditor sebesar 0,491 sehingga tidak signifikan pada 0,05 (p > 0,05) sehingga
hipotesis nol yang menyatakan variance sama tidak dapat ditolak. Hasil uji
Levene Test pada variabel independensi auditor sebesar 0,000 sehingga
signifikan pada 0,05 (p < 0,05) sehingga hipotesis nol yang menyatakan
variance sama ditolak. Hasil uji Levene Test pada variabel pengetahuan audit
sebesar 0,232 sehingga tidak signifikan pada 0,05 (p > 0,05) sehingga
hipotesis nol yang menyatakan variance sama tidak dapat ditolak.
commit to user
61
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Kruskal-Wallis test.
Penggunaan Kruskal-Wallis test disebabkan data setiap variabel yang dianalisis
tidak berdistribusi normal sehingga statistik non parametrik digunakan untuk
menguji hipotesis.
a. Pengujian Hipotesis 1
Hasil Kruskal-Wallis Test (Mean Rank) untuk pengujian hipotesis terdapat
audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan
keuangan pemerintah dilihat dari sisi peran auditor yang ditunjukkan tabel 17
dan tabel 18 sebagai berikut.
Tabel 17
Hasil Kruskal-Wallis Test (Mean Rank) untuk Variabel Peran Auditor
Pernyataan
1. Auditor eksternal (BPK)
bertanggung jawab untuk
memberikan jaminan atas baik
buruknya kinerja pemerintah
daerah.
2. Auditor eksternal (BPK)
bertanggung jawab untuk
mencegah kecurangan dan
kesalahan pengujian.
3. Auditor eksternal (BPK)
bertanggung jawab untuk
mendeteksi seluruh kecurangan
dan kesalahan pengujian (baik
yang material maupun tidak).
4. Auditor eksternal (BPK) harus
melaporkan seluruh salah saji
(baik yang material maupun
tidak yang ditemukan dalam
laporan audit).
Populasi
Auditor BPK
Anggota DPRD
Pegawai DPPKAD
Masyarakat Pembayar Pajak Daerah
N
30
30
30
30
Total
Auditor BPK
Anggota DPRD
Pegawai DPPKAD
Masyarakat Pembayar Pajak Daerah
Total
Auditor BPK
Anggota DPRD
Pegawai DPPKAD
Masyarakat Pembayar Pajak Daerah
120
30
30
30
30
120
30
30
30
30
Total
Auditor BPK
Anggota DPRD
Pegawai DPPKAD
Masyarakat Pembayar Pajak Daerah
120
30
30
30
30
Total
120
commit to user
Mean Rank
17,40
77,97
71,95
74,68
15,53
74,38
73,25
78,83
16,92
76,50
74,08
74,50
25,47
72,35
63,18
81,00
62
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 17 (Lanjutan)
Pernyataan
5. Auditor eksternal (BPK)
bertanggung jawab terhadap
kelemahan dalam struktur
pengendalian pemerintah
daerah.
Populasi
Auditor BPK
Anggota DPRD
Pegawai DPPKAD
Masyarakat Pembayar Pajak Daerah
Total
Auditor BPK
Anggota DPRD
Pegawai DPPKAD
Masyarakat Pembayar Pajak Daerah
Total
N
30
30
30
30
120
30
30
30
30
120
Mean Rank
18,30
91,12
67,22
65,37
15,65
75,57
73,20
77,58
63
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebesar 25,47.
Hasil
commit to user
Asymptotic
Significance
0,000*
0,000*
0,000*
0,000*
0,000*
0,000*
perpustakaan.uns.ac.id
64
digilib.uns.ac.id
65
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
significance < 0,05 maka hipotesis nol ditolak sehingga terdapat audit
expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan
keuangan pemerintah daerah yang diwakili anggota DPRD, pegawai
DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak daerah.
Hasil pengujian hipotesis pada pernyataan auditor eksternal (BPK)
bertanggung jawab terhadap kelemahan dalam struktur pengendalian
pemerintah
daerah
adalah
0,000.
Oleh
karena
nilai
asymptotic
significance < 0,05 maka hipotesis nol ditolak sehingga terdapat audit
expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan
keuangan pemerintah daerah yang diwakili anggota DPRD, pegawai
DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak daerah.
Hasil pengujian hipotesis pada pernyataan auditor eksternal (BPK)
bertanggung jawab untuk menjaga/mengawasi catatan-catatan akuntansi
pemerintah
daerah
adalah
0,000.
Oleh
karena
nilai
asymptotic
significance < 0,05 maka hipotesis nol ditolak sehingga terdapat audit
expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan
keuangan pemerintah daerah yang diwakili anggota DPRD, pegawai
DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak daerah.
b. Pengujian Hipotesis 2
Hasil Kruskal-Wallis Test (Mean Rank) untuk pengujian hipotesis terdapat
audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan
commit to user
66
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Populasi
Auditor BPK
Anggota DPRD
Pegawai DPPKAD
Masyarakat Pembayar Pajak Daerah
Total
Auditor BPK
Anggota DPRD
Pegawai DPPKAD
Masyarakat Pembayar Pajak Daerah
Total
Auditor BPK
Anggota DPRD
Pegawai DPPKAD
Masyarakat Pembayar Pajak Daerah
Total
Auditor BPK
Anggota DPRD
Pegawai DPPKAD
Masyarakat Pembayar Pajak Daerah
Total
N
30
30
30
30
120
30
30
30
30
120
30
30
30
30
120
30
30
30
30
120
Mean Rank
77,00
59,00
49,00
57,00
72,65
60,42
50,50
58,43
74,00
60,00
50,00
58,00
61,00
41,00
55,00
85,00
terhadap
pegawai
negeri
commit to user
sipil,
populasi
auditor
BPK
67
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menghasilkan mean rank tertinggi yaitu sebesar 72,65. Mean rank terendah
terdapat pada populasi pegawai DPPKAD yaitu sebesar 50,50.
Hasil Kruskal-Wallis test untuk variabel independensi auditor pada
pernyataan auditor eksternal (BPK) independen terhadap para politisi
(legislatif), populasi auditor BPK menghasilkan mean rank tertinggi yaitu
sebesar 74,00. Mean rank terendah terdapat pada populasi pegawai DPPKAD
yaitu sebesar 50,00. Hasil Kruskal-Wallis test untuk variabel independensi
auditor pada pernyataan auditor eksternal (BPK) mempunyai standar etika
yang tinggi, populasi masyarakat pembayar pajak daerah menghasilkan mean
rank tertinggi yaitu 85,00 sedangkan auditor BPK tidak berbeda jauh yaitu
sebesar 61,00. Mean rank terendah terdapat pada populasi anggota DPRD
yaitu sebesar 41,00.
Tabel 20
Hasil Kruskal-Wallis Test (Asymptotic Significance) untuk Variabel
Independensi Auditor
Pernyataan
7.
8.
9.
10.
Asymptotic
Significance
0,000*
0,003*
0,001*
0,000*
asymptotic significance < 0,05 maka hipotesis nol ditolak sehingga terdapat
audit expectation gap antara auditor
(BPK) dan pengguna laporan
commitpemerintah
to user
perpustakaan.uns.ac.id
68
digilib.uns.ac.id
c. Pengujian Hipotesis 3
Hasil Kruskal-Wallis Test (Mean Rank) untuk pengujian hipotesis terdapat
audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan
commit to user
69
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Populasi
Auditor BPK
Anggota DPRD
Pegawai DPPKAD
Masyarakat Pembayar Pajak Daerah
Total
Auditor BPK
Anggota DPRD
Pegawai DPPKAD
Masyarakat Pembayar Pajak Daerah
N
30
30
30
30
120
30
30
30
30
Total
Auditor BPK
Anggota DPRD
Pegawai DPPKAD
Masyarakat Pembayar Pajak Daerah
Total
Auditor BPK
Anggota DPRD
Pegawai DPPKAD
Masyarakat Pembayar Pajak Daerah
120
30
30
30
30
120
30
30
30
30
Total
Auditor BPK
Anggota DPRD
Pegawai DPPKAD
Masyarakat Pembayar Pajak Daerah
Total
Auditor BPK
Anggota DPRD
Pegawai DPPKAD
Masyarakat Pembayar Pajak Daerah
120
30
30
30
30
120
30
30
30
30
120
30
30
30
Total
Auditor BPK
Anggota DPRD
Pegawai DPPKAD
Masyarakat Pembayar Pajak Daerah
Total
commit to user
30
120
Mean Rank
16,88
78,52
52,97
93,63
16,80
72,87
63,37
88,97
16,20
73,67
57,43
94,70
54,50
40,50
72,50
74,50
21,70
72,35
67,05
80,90
17,00
67,78
70,62
86,60
15,85
69,28
70,55
86,32
70
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keuangan pemerintah daerah yang telah diaudit harus dapat diterbitkan setiap
tiga bulan sekali, populasi auditor BPK menghasilkan mean rank terendah
yaitu sebesar 16,20. Mean rank tertinggi terdapat pada populasi masyarakat
pembayar pajak daerah yaitu sebesar 94,70.
Hasil Kruskal-Wallis test pada pernyataan nilai aktiva yang terdapat dalam
neraca pemerintah daerah merupakan nilai sebenarnya/nilai pasar aktiva
tersebut, populasi anggota DPRD menghasilkan mean rank terendah yaitu
sebesar 40,50 sedangkan populasi auditor BPK tidak berbeda jauh yaitu
sebesar 54,50 .
pembayar pajak daerah yaitu sebesar 74,50. Hasil Kruskal-Wallis test pada
pernyataan laporan kinerja non keuangan pemerintah daerah yang telah diaudit
harus termasuk dalam laporan tahunan pemerintah daerah, populasi auditor
commit to user
71
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mean rank
commit to user
Asymptotic
Significance
0,000*
0,000*
0,000*
0,000*
0,000*
0,000*
0,000*
perpustakaan.uns.ac.id
72
digilib.uns.ac.id
73
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hipotesis nol ditolak sehingga terdapat audit expectation gap antara auditor
pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah yang
diwakili anggota DPRD, pegawai DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak
daerah.
Hasil pengujian pada pernyataan laporan kinerja non keuangan pemerintah
daerah yang telah diaudit harus termasuk dalam laporan tahunan pemerintah
daerah adalah 0,000. Oleh karena nilai asymptotic significance < 0,05 maka
hipotesis nol ditolak sehingga terdapat audit expectation gap antara auditor
pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah yang
diwakili anggota DPRD, pegawai DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak
daerah.
significance < 0,05 maka hipotesis nol ditolak sehingga terdapat audit
expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan
keuangan pemerintah daerah yang diwakili anggota DPRD, pegawai
DPPKAD, dan masyarakat pembayar pajak daerah.
Hasil pengujian hipotesis pada pernyataan pengguna laporan keuangan
auditan pemerintah daerah dapat memiliki keyakinan absolut bahwa laporan
tidak mengandung salah saji adalah 0,000.
significance < 0,05 maka hipotesis nol ditolak sehingga terdapat audit
expectation gap antara auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan
commit to user
74
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Pembahasan
masing-masing
variabel
yang
menunjukkan
nilai
asymptotic
75
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keuangan pemerintah daerah (Tabel 17). Berdasarkan mean rank pada pernyataan
tersebut dapat disimpulkan pendapat auditor BPK bahwa auditor eksternal (BPK)
tidak bertanggung jawab untuk memberikan jaminan atas baik buruknya kinerja
pemerintah daerah, sedangkan pengguna laporan keuangan berpendapat
sebaliknya. Fakta tersebut menunjukkan eksistensi audit expectation gap antara
auditor pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah.
Tingginya expectation dari pengguna laporan keuangan pemerintah daerah
terhadap peran auditor dibandingkan dengan expectation dari auditor pemerintah
(BPK) disebabkan pengguna laporan keuangan kurang memahami peran dari
auditor pemerintah (BPK), sedangkan auditor pemerintah (BPK) dalam
menjalankan perannya berpedoman pada standar yang telah ditetapkan dalam
profesi audit.
perpustakaan.uns.ac.id
76
digilib.uns.ac.id
Pihak
ketiga mempunyai persepsi bahwa tanpa mendeteksi kecurangan maka tidak ada
gunanya praktek audit, sedangkan profesi audit mempercayai tanggung jawabnya
terbatas untuk merencanakan audit.
Mean rank auditor pemerintah (BPK) pada pernyataan auditor eksternal (BPK)
bertanggung jawab untuk mendeteksi seluruh kecurangan dan kesalahan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
77
digilib.uns.ac.id
pengujian (baik yang material maupun tidak) lebih kecil dibandingkan dengan
mean rank pengguna laporan keuangan pemerintah daerah (Tabel 17).
Berdasarkan mean rank pada pernyataan tersebut dapat disimpulkan pendapat
auditor BPK bahwa auditor eksternal (BPK) tidak bertanggung jawab untuk
mendeteksi seluruh kecurangan dan kesalahan pengujian (baik yang material
maupun tidak), sedangkan pengguna laporan keuangan berpendapat sebaliknya.
Fakta tersebut menunjukkan eksistensi audit expectation gap antara auditor
pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah. Pendapat
auditor pemerintah (BPK) diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (2001) dalam
Standar Profesional Akuntan Publik-Standar Auditing Seksi 110 yang menyatakan
bahwa auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan
audit guna memperoleh keyakinan bahwa salah saji terdeteksi, baik yang
disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan yang tidak material terhadap laporan
keuangan.
Mean rank auditor pemerintah (BPK) pada pernyataan auditor eksternal (BPK)
harus melaporkan seluruh salah saji (baik yang material maupun tidak yang
ditemukan dalam laporan audit) lebih kecil dibandingkan dengan mean rank
pengguna laporan keuangan pemerintah daerah (Tabel 17). Berdasarkan mean
rank pada pernyataan tersebut terlihat bahwa auditor BPK berpendapat bahwa
auditor eksternal (BPK) tidak bertanggung jawab untuk melaporkan seluruh salah
saji (baik yang material maupun tidak yang ditemukan dalam laporan audit),
sedangkan pengguna laporan keuangan berpendapat sebaliknya. Fakta tersebut
menunjukkan eksistensi audit expectation gap antara auditor pemerintah (BPK)
commit to user
78
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Ikatan Akuntan
jawab
untuk
menjaga/mengawasi
catatan-catatan
akuntansi
pemerintah daerah lebih kecil dibandingkan dengan mean rank pengguna laporan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
79
digilib.uns.ac.id
keuangan pemerintah daerah (Tabel 17). Berdasarkan mean rank pada pernyataan
tersebut terlihat bahwa auditor BPK berpendapat bahwa auditor eksternal (BPK)
tidak bertanggung jawab untuk menjaga/mengawasi catatan-catatan akuntansi
pemerintah, sedangkan pengguna laporan keuangan berpendapat sebaliknya.
Fakta tersebut menunjukkan eksistensi audit expectation gap antara auditor
pemerintah (BPK) dan pengguna laporan keuangan pemerintah daerah.
Saifulah (2003) menyatakan bahwa pihak manajemen yang bertanggung jawab
untuk memelihara catatan laporan keuangan bukan auditor.
Eksistensi audit
80
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang
dapat
mengakibatkan
masyarakat
meragukan
commit to user
81
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
laporan
keuangan
pemerintah
(anggota
DPRD,
pemeriksa
82
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mean rank auditor pemerintah (BPK) pada pernyataan auditor eksternal (BPK)
harus memperhatikan setiap transaksi di pemerintah daerah, mereka tidak boleh
menggunakan sampel dalam melaksanakan suatu audit lebih kecil dibandingkan
dengan mean rank pengguna laporan keuangan pemerintah daerah (Tabel 21).
Berdasarkan mean rank pada pernyataan tersebut dapat disimpulkan pendapat
auditor pemerintah (BPK) bahwa auditor eksternal (BPK) menggunakan sampel
dalam melaksanakan suatu audit, sedangkan pengguna laporan keuangan
berpendapat sebaliknya. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan
persepsi dalam pengetahuan audit yang dapat menimbulkan audit expectation gap.
Messier (2005) mendukung pernyataan auditor pemerintah (BPK) bahwa auditor
menggunakan pendekatan sampel untuk memeriksa transaksi.
Mean rank auditor pemerintah (BPK) pada pernyataan laporan keuangan
pemerintah daerah yang telah diaudit harus dapat diterbitkan setiap tiga bulan
sekali lebih kecil dibandingkan dengan mean rank pengguna laporan keuangan
pemerintah daerah (Tabel 21). Berdasarkan mean rank pada pernyataan tersebut
terlihat pendapat auditor pemerintah (BPK) bahwa laporan keuangan pemerintah
daerah yang telah diaudit tidak dapat diterbitkan setiap tiga bulan sekali,
sedangkan pengguna laporan keuangan berpendapat sebaliknya. Sehingga dapat
dikatakan bahwa terdapat perbedaan persepsi dalam pengetahuan audit yang dapat
menimbulkan audit expectation gap.
83
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
84
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memuat laporan kinerja non keuangan yang telah diaudit dalam laporan tahunan.
Mean rank auditor pemerintah (BPK) pada pernyataan auditor eksternal (BPK)
harus menyelesaikan penugasan audit tanpa menggunakan/melihat hasil kerja
auditor lain dan para ahli lebih kecil dibandingkan dengan mean rank pengguna
laporan keuangan pemerintah daerah (Tabel 21). Berdasarkan mean rank pada
pernyataan tersebut dapat disimpulkan pendapat auditor pemerintah (BPK) bahwa
auditor eksternal (BPK) harus menyelesaikan penugasan audit dengan
menggunakan/melihat hasil kerja auditor lain dan para ahli, sedangkan pengguna
laporan keuangan berpendapat sebaliknya.
85
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(BPK)
harus
menyelesaikan
penugasan
audit
dengan
menggunakan/melihat hasil kerja auditor lain dan para ahli berpedoman pada
Standar Auditing Seksi 315 yang menegaskan perlunya permintaan keterangan
kepada auditor pendahulu.
terhadap kertas kerja auditor pendahulu dapat berpengaruh terhadap sifat, saat,
dan luasnya prosedur auditor pengganti yang berkaitan dengan saldo awal dan
konsistensi prinsip akuntansi.
Mean rank auditor pemerintah (BPK) pada pernyataan pengguna laporan
keuangan auditan pemerintah daerah dapat memiliki keyakinan absolut bahwa
laporan tidak mengandung salah saji lebih kecil dibandingkan dengan mean rank
pengguna laporan keuangan pemerintah daerah (Tabel 21). Berdasarkan mean
rank pada pernyataan tersebut dapat disimpulkan pendapat auditor pemerintah
(BPK) bahwa pengguna laporan keuangan auditan pemerintah daerah tidak dapat
memiliki keyakinan absolut bahwa laporan tidak mengandung salah saji,
sedangkan pengguna laporan keuangan berpendapat sebaliknya. Sehingga dapat
dikatakan bahwa terdapat perbedaan persepsi dalam pengetahuan audit yang dapat
menimbulkan audit expectation gap. Pendapat dari auditor BPK berdasarkan
pada fakta yang ditegaskan Ikatan Akuntan Indonesia (2001) dalam Standar
Profesional Akuntan Publik-Standar Auditing Seksi 110 bahwa auditor berperan
commit to user
86
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
87
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
88
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
89
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Keterbatasan
C. Saran
commit to user
90
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Implikasi
expectation gap di sektor publik dengan cara meningkatkan kualitas audit dan
efektivitas audit.
commit to user