Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kabupaten Banyuwangi adalah Kabupaten yang berada di ujung timur pulau
jawa. Kabupaten ini merupakan kabupaten yang paling luas yang ada di Provinsi
Jawa Timur.
Belakangan ini sejak kepemimpinan Bupati yang baru, yaitu Bapak Abdullah
Azwar Annas, Kabupaten Banyuwangi tengah menjadi sorotan baik pada tingkat
nasional maupun internasional. Kabupaten Banyuwangi menjadi sorotan nasional
karena capaian pendapatannya yang berhasil melampaui pendapatan Provinsi Jawa
Timur. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banyuwangi menunjukkan,
rata-rata pertumbuhan Banyuwangi 2010-2014 sebesar 6,59 persen, sedangkan Jatim
6,27 persen
Transformasi yang luar biasa ini tentunya tak lepas dari peran penting pemimpin
kabupaten banyuwangi yaitu Bapak Abdullah Azwar Anas, yang selama ini telah
dikenal sebagai sosok inovatif dan inspiratif bagi perkembangan daerah.
Atas dasar tersebut, maka penulis ingin menganalisis sistem menejerial
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang meliputi analisis perencanaan (planning) ,
pengorganisasian (organizing) , kepemimpinan (leading) dan pengawasan
(controlling) yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dibawah
kepemimpinan Bapak Bupati Banyuwangi Abdullah azwar annas.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Profil Kabupaten Banyuwangi?
Tujuan
Tujuan penulisan dari paper ini adalah :
1. Untuk mengetahui profil Kabupaten Banyuwangi
2. Untuk mengetahui Profil Bupati Banyuwangi
3. Untuk mengetahui sistem menejerial yang
meliputi
perencanaan,
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Kabupaten Banyuwangi
Merujuk data sejarah yang ada, sepanjang sejarah Blambangan kiranya tanggal
18 Desember 1771 merupakan peristiwa sejarah yang paling tua yang patut diangkat
sebagai hari jadi Banyuwangi. Sebelum peristiwa puncak perang Puputan Bayu tersebut
sebenarnya ada peristiwa lain yang mendahuluinya, yang juga heroik-patriotik, yaitu
peristiwa penyerangan para pejuang Blambangan di bawah pimpinan Pangeran Puger
( putra Wong Agung Wilis ) ke benteng VOC di Banyualit pada tahun 1768.
Namun sayang peristiwa tersebut tidak tercatat secara lengkap pertanggalannya,
dan selain itu terkesan bahwa dalam penyerangan tersebut kita kalah total, sedang pihak
musuh hampir tidak menderita kerugian apapun. Pada peristiwa ini Pangeran Puger
gugur, sedang Wong Agung Wilis, setelah Lateng dihancurkan, terluka, tertangkap dan
kemudian dibuang ke Pulau Banda ( Lekkerkerker, 1923 ).
Berdasarkan data sejarah nama Banyuwangi tidak dapat terlepas dengan
keajayaan Blambangan. Sejak jaman Pangeran Tawang Alun (1655-1691) dan Pangeran
Danuningrat (1736-1763), bahkan juga sampai ketika Blambangan berada di bawah
perlindungan Bali (1763-1767), VOC belum pernah tertarik untuk memasuki dan
mengelola Blambangan ( Ibid.1923 :1045 ).
Pada tahun 1743 Jawa Bagian Timur ( termasuk Blambangan ) diserahkan oleh
Pakubuwono II kepada VOC, VOC merasa Blambangan memang sudah menjadi
miliknya. Namun untuk sementara masih dibiarkan sebagai barang simpanan, yang baru
akan dikelola sewaktu-waktu, kalau sudah diperlukan. Bahkan ketika Danuningrat
memina bantuan VOC untuk melepaskan diri dari Bali, VOC masih belum tertarik
untuk melihat ke Blambangan (Ibid 1923:1046).
Namun barulah setelah Inggris menjalin hubungan dagang dengan Blambangan
dan mendirikan kantor dagangnya (komplek Inggrisan sekarang) pada tahun 1766 di
bandar kecil Banyuwangi ( yang pada waktu itu juga disebut Tirtaganda, Tirtaarum atau
Toyaarum), maka VOC langsung bergerak untuk segera merebut Banyuwangi dan
mengamankan seluruh Blambangan. Secara umum dalam peprangan yang terjadi pada
tahun 1767-1772 ( 5 tahun ) itu, VOC memang berusaha untuk merebut seluruh
Blambangan. Namun secara khusus sebenarnya VOC terdorong untuk segera merebut
Banyuwangi, yang pada waktu itu sudah mulai berkembang menjadi pusat perdagangan
di Blambangan, yang telah dikuasai Inggris.
Dengan demikian jelas, bahwa lahirnya sebuah tempat yag kemudian menjadi
terkenal dengan nama Banyuwangi, telah menjadi kasus-beli terjadinya peperangan
dahsyat, perang Puputan Bayu. Kalau sekiranya Inggris tidak bercokol di Banyuwangi
pada tahun 1766, mungkin VOC tidak akan buru-buru melakukan ekspansinya ke
Blambangan pada tahun 1767. Dan karena itu mungkin perang Puputan Bayu tidak akan
terjadi ( puncaknya ) pada tanggal 18 Desember 1771. Dengan demikian pasti terdapat
hubungan yang erat perang Puputan Bayu dengan lahirnya sebuah tempat yang bernama
Banyuwangi. Dengan perkataan lain, perang Puputan Bayu merupakan bagian dari
proses lahirnya Banyuwangi. Karena itu, penetapan tanggal 18 Desember 1771 sebagai
hari jadi Banyuwangi sesungguhnya sangat rasional.
2.2. Profil Bupati Kabupaten Banyuwangi
Abdullah Azwar Annas, S.Pd S.S M.Si
Lahir di Banyuwangi pada tanggal 16 Agustus 1973. Bapak Azwar annas sejak
kecil dibesarkan di lingkungan pesantren. Beliau Menempuh pendidikan S1 dalam 2
jurusan yang berbeda sekaligus, Pendidikan di perguruan tinggi ia jalani di IKIP Jakarta
(Falkutas Teknologi Pendidikan) dan Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Pendidikan
Strata dua nya ia jalani di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia dan ia
selesaikan pada tahun 2005.
Sosok pemimpin dalam diri Bupati yang mengaku ngefans terhadap lagu-lagu
Rhoma Irama ini terlihat Sejak menjadi mahasiswa. Bapak Abdullah Azwar Annas telah
berkecimpung dengan dunia politik lewat aktifis ormas dengan menjadi wakil sekjen
pimpinan pusat ikatan mahasiswa NU.
Bapak Abdullah Azwar Annas memulai karir politik secara resmi dengan
menjadi anggota MPR termuda pada usia 24 Tahun, Baru kemudian pada usianya 37
tahun Bapak Abdullah Azwar Annas terpilih untuk memimpin Kabupaten Banyuwangi
berpasangan dengan wakilnya yaitu Bapak Yusuf Widyatmoko untuk periode 20102015.
Pada pilkada serentak yang digelar pada tanggal 29 Desember 2015, duet
Annas-Yusuf kembali mendapatkan kepercayaan masyarakat untuk memimpin
kabupaten dengan julukan The Sunrise of Java ini.
2.3. Perencanaan
Untuk mencapai tujuan organisasi, perlu adanya perencanaan yang matang.
Perencanaan disini melibatkan pendefinisian tujuan organisasi yang mana disini
dikemas dalam bentuk visi dan misi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, penentuan
strategi dalam mencapai visi dan misi serta pengembangan rencana kerja untuk
mengelola kegiatan kerja Pemerintah kabupaten Banyuwangi.
2.3.1. Analisis SWOT
Untuk menentukan visi dan misi serta strategi yang tepat diperlukan
adanya analisis yang dapat menunjukkan titik kekuatan, kelemahan, dan
potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Banyuwangi. Analisis ini berdasarkan
kondisi Kabupaten Banyuwangi sebelum kepemimpinan Bupati Abdullah
azwar Annas (sebelum tahun 2010).
1. Strenght
- Kabupaten Banyuwangi merupakan Kabupaten terluas di Jawa Timur
- Dikelilngi 3 Taman Nasional, yaitu : Taman Nasional Alas Purwo,
-
2. Weakness
Jawa Timur
Angka kemiskinan yang tinggi mencapai level 20 persen
Angka buta aksara yang cukup tinggi sekitar 40.000 jiwa dengan
3. Opportunities
- Setelah tahun 2010 Kabupaten Banyuwangi dipimpin oleh Bupati
yang baru. Ini dapat memberikan perubahan bagi Kabupaten
-
Banyuwangi.
Angka wisatawan domestik maupun luar negeri yang cukup besar
4. Treat
- Perubahan kepemimpinan yang cepat. Hal ini dapat menjadi ancaman
jika tidak diimbangi dengan perubahan mental masyarakat yang cepat
-
juga.
Banyaknya turis asing yang berasal dari bali yang dapat membawa
budaya barat yang dapat merusak moral masyarakat Banyuwangi.
Visi : merupakan rumusan keadaan yang ingin dicapai pada akhir masa
kepemimpinan. Visi ini didapatkan dari hasil perumusan analisis keadaan
Kabupaten Banyuwangi, yang sebelumnya telah dilakukan pada analisis
SWOT. Visi yang dirumuskan Abdullah Azwar Annas-Yusuf Widiatmoko
untuk periode 2010-2015 adalah sebagai berikut :
Terwujudnya masyarakat Banyuwangi yang mandiri, sejahtera dan
berakhlak mulia melalui peningkatan perekonomian dan kualitas sumber daya
manusia
Visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kemandirian Daerah adalah kemampuan riil atau nyata pemerintah daerah
dan masyarakatnya dalam mengatur dan mengurus kepentingan
daerah/rumah
tangganya
sendiri
menurut
prakarsa
dan
aspirasi
dan
kelompok-kelompok
masyarakat
untuk
mempercapat
melalui
penciptaan
iklim
yang
kondusif
untuk
growth
berarti
pembangunan
diarahkan
untuk
mendorong
dilaksanakan
secara
bersamaan
dengan
strategi
pemerataan
pengorganisasian
adalah
10
tata
kelola
Pemerintah
Kabupaten
insepektorat
sampai
ke
oraganisasi
terkecil
tingkat
desa,
12
2. Pelatihan
Guna meningkatkan kualitas pegawai Pemerintah Kabupaten di seluruh
bidang, Pemerintah Kabupaten memberikan pegawai kemampuan dan
pengetahuan yang dibutuhkan, Pemerintah Kabupaten dalam hal ini bekerja
sama dengan Badan Kepegawaian dan Diklat memberikan banyak pelatihan
kepada calon pegawai, maupun yang telah berstatus sebagai pegawai negeri
sipil. Pelatihan tersebut meliputi diklat prajabatan, diklat struktural, diklat
fungsional, Pendidikan dan pelatihan teknis tugas dan fungsi bagi PNS daerah
(kursus-kursus keluar daerah/keluar negeri).
3. Insentif
Pemberian reward kepada pegawai diberikan atas kinerja yang telah
diberikan kepada Pemerintah. Contoh pada tahun 2014 diberikan remunerasi
kepada pegawai RSUD yang diatur dalam Peraturan Bupati Banyuwangi
Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Sistim Remunerasi Rumah Sakit Umum
Daerah Banyuwangi.
3.2.2. Program-Program yang telah dilaksanakan
Pengorganisasian dapat pula berarti hal-hal apa yang harus
dikerjakan terlebih dahulu dan siapa yang mengerjakan pekerjaan
tersebut. Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Banyuwangi segera
melakukan perbaikan di segala sektor, seperti berikut ini :
1. Reformasi birokrasi
Telah dijelaskan sebelumnya, peningkatan kinerja pegawai sangat
dibutuhkan guna pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah dengan baik.
Peningkatan kinerja pegawai tersebut mencakup proses perekrutan,
pelatihan dan pemberian insentif bagi pekerja yang kinerjanya bagus.
2. Pendidikan
Pendidikan adalah sarana yang penting untuk peningkatan
kualitas masyarakat Kabupaten Banyuwangi. Untuk itu Bupati Abdullah
Azwar Annas menaruh perhatian besar pada sektor ini, mengingat data
pada tahun 2010 menunjukkan bahwa angka buta huruf di Banyuwangi
yang cukup besar, yakni mencapai 40.000 jiwa . Tentunya ini masalah
serius yang perlu penanganan segera. Untuk itu Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi telah mengalokasikan anggaran pendidikan di APBD dalam
13
prosentase paling besar. Dari total APBD 1,63 trilyun rupiah tahun 2011,
dialokasikan anggaran untuk pendidikan sebesar 561,2 milyar atau
sebesar 34,4 persen. Anggaran bidang pendidikan jauh melampaui
alokasi untuk urusan lainnya. Dengan dukungan Pusat, Pemerintah
daerah berkomitmen memenuhi seluruh sarana dan prasarana pendidikan.
Pada tahun 2012 dialokasikan 87,6 milyar untuk kegiatan fisik guna
menunjang wajib belajar pendidikan dasar (wajar dikdas) 9 tahun.
Kegiatan fisik tersebut meliputi, rehabilitasi bangunan sekolah,
pengadaan alat praktik dan peraga siswa, pengadaan buku dan alat tulis
siswa, pembangunan perpustakaan, pengadaan perlengkapan dan mebeler
sekolah yang tersebar di 24 kecamatan di Banyuwangi.
Program-program yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi, diantaranya :
-
3. Kesehatan
14
Cerdas)
Selain inovasi di puskesmas, juga kesehatan di lakukan di
bidang lain seperti pemberian asuransi kesehatan kepada tukang
sapu jalanan.
4. Infrastruktur
Infrastruktur merupakan kunci dari perekonomian suatu daerah,
mustahil jikas suatu daerah dapat berkembang jika arus barang dan
jasanya terhambat. Pada tahun 2010 sebelum Bupati Abdullah Azwar
Annas memimpin kondisi infrastruktur yang paling terlihat adalah
kondisi jalan raya dari 3.200 km jalan raya di Banyuwangi, 40 %
diantaranya rusak. Untuk memperbaiki infrastruktur jalan ini
dibutuhkan dana yang cukup besar yaitu Rp 900 milyar, yang jika
diambil dari dana APBD maka akan menghabiskan dana untuk sektir
lainnya. Selain pembangunan jalan raya yang diperhatikan oleh
Bupati
15
sama dengan pihak swasta dan masyarakat setempat yang ingin jalan
di daerahnya diperbaiki. Pemkab Banyuwangi menyediakan alat
berat, drum aspal dan tim teknis sementara masyarakat menghimpun
tenaga kerja dan pihak swasta membantu dalam menyediakan
material tambahan.
Hasilnya dalam setahun terdapat 300 km jalan raya yang telah
diperbaiki dengan target 1500 km jalan raya terbangun di tahun
2015.
5. Pariwisata
Dalam paparan diatas telah dijelaskan bahwasanya salah satu
1kekuatan yang dimiliki Banyuwangi adalah potensi alamnya yang
luar biasa. Merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur dan
dikelilingi 3 taman nasional yang daerah lain tidak memilikinya serta
garis pantai yang termasuk paling panjang di Jawa Timur, Bapak
Bupati Abdullah Azwar Annas melihat kekuatan ini dapat menjadi
potensi yang luar biasa.
Bapak Abdullah Azwar Annas mengembangkan sektor
pariwisata yang berkonsep ekowisata. Konsep ekowisata ini berbeda
dengan daerah lain, yang cocok dengan kondisi alam serta budaya
yang ada di Banyuwangi, lebih mengedepankan wisata alam dan
wisata budaya. Wujud dari pengembangan program pariwisata ini
adalah yang pertama dengan mempertahankan
keaslian alam,
16
di
ruang-ruang
publik
di
berbagai
kecamatan
di
Weschler
dan
Masarik
menyatakan
bahwa
kepemimpinan adalah Pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi
tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, ke arah pencapaian satu atau
beberapa tujuan tertentu. Kepemimpinan yang baik itu penting, agar tujuan suatu
organisasi dapat tercapai dengan baik.
Bapak Abdullah Azwar Annas dengan segudang prestasinya telah mengubah
citra Banyuwangi yang dulu dikenal dengan kota santet menjadi kabupaten
percontohan dari daerah lain akibat perkembangan daerahnya yang meliputi
semua bidang. Peraih gelar Indonesia Marketing Champion 2014 untuk kategori
kalangan pemerintahan (Government) ini tentunya merupakan tokoh sentral yang
17
3.4. Pengawasan
Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang keempat, dimana pengawasan
memiliki fungsi yakni mengawasi aktivitas-aktivitas demi memastikan segala
sesuatunya berjalan sesuai dengan rencana.
Bupati Abdullah Azwar Annas dalam memastikan semua program yang
dilakukan sesuai dengan rencana memiliki beberapa cara :
1. Pengawasan kinerja pegawai
18
19
fasilitas layanan pengaduan yang berbasis online maupun via sms, layanan
berbasis
online
tersebut
http://pengaduan.banyuwangikab.go.id/.
dapat
Masyarakat
diakses
dapat
di
melaporkan
setiap layanan yang baik ataupun kurang baik. Respon pemerintah pun juga
cepat. Dengan ini diharapkan jangkauan pemerintah terhadap masyarakat
menjadi semakin luas karena semua orang dapat berperan sebagai
pengawas.
4. Pengawasan langsung Bupati lewat media sosial
Bupati Abdullah Azwar Annas merupakan sosok pemimpin yang pro
rakyat baik di dunia nyata maupun dunia maya, Pak Annas seringkali selain
turun di jalan juga memantau keadaan Banyuwangi lewat media sosial yang
dia miliki, yakni twitter dengan id @a_azwarnas. Masyarakat bebas untuk
berinteraksi dengan pemimpinnya, dan dapat melaporkan keadaan sekitar
jika dirasa membutuhkan respon cepat dari pemerintah.
5. Survei LSI
Untuk mengukur kinerja dari Kabupaten Banyuwangi, Pemerintah
Banyuwangi menggandeng lembaga survey independen yakni Lembaga
Survei Indonesia (LSI) untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat
terhadap segala bentuk layanan publik yang diberikan. Hal ini merupakan
suatu bentuk controlling/pengawasan pemerintah. Apabila hasil survei
menunjukkan hasil yang kurang memuaskan maka bentuk tindak lanjutnya
adalah memperbaiki dan meningkatkan layanan masyarakat yang dirasa
kurang. Contoh : untuk tingkat kepuasan masyarakat Banyuwangi terhadap
keseluruhan kinerja pemerintah kabupaten menunjukkan hasil yang
memuaskan yakni 91,4 persen. Akan tetapi secara khusus terdapat 15 persen
responden yang menyatakan kurang puas terhadap pengurusan KK, dan 12
persen kurang puas terhadap akta. Sehingga menanggapi hasil survei ini,
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas langsung meminta Kepala Dinas
Pendudukan untuk segera
memperbaiki
kependudukan.
20
layanan
pengurusan surat
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Sistem menejerial yang baik ialah sistem yang dapat mengkombinasikan antara
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan. Dalam artian
sebuah perencanaan yang matang kemudian diorganisasi dan diawasi dengan baik
maka tujuan organisasi tersebut akan tercapai.
Bupati Banyuwangi, Bapak Abdullah Azwar Annas telah mampu menggunakan
sistem manajerial yang baik terhadap daerah yang dipimpinnya, menggunakan
sistem kepemimpinan yang demokratis serta inovatif dalam setiap kebijakan,
faktanya mampu membuat Banyuwangi menjadi kabupaten dengan tingkat
pertumbuhan eknomi yang pesat serta memiliki segudang prestasi.
3.2.
Saran
Paper ini masih mempunyai banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun
bahasa, sehingga membutuhkan peran serta pembaca untuk memberikan kritik dan
masukan.
21
Daftar Pustaka
P. Robbins, stephen. 2010. Management, Tenth Edition (Manajemen, Edisi kesepuluh),
Alih Bahasa Bob Sabran, M.M Devri Barnadi Putera, S.E. Jakarta : Erlangga
http://www.banyuwangikab.go.id/
https://id.wikipedia.org/wiki/Abdullah_Azwar_Anas
22