Sie sind auf Seite 1von 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Kabupaten Banyuwangi adalah Kabupaten yang berada di ujung timur pulau
jawa. Kabupaten ini merupakan kabupaten yang paling luas yang ada di Provinsi
Jawa Timur.
Belakangan ini sejak kepemimpinan Bupati yang baru, yaitu Bapak Abdullah
Azwar Annas, Kabupaten Banyuwangi tengah menjadi sorotan baik pada tingkat
nasional maupun internasional. Kabupaten Banyuwangi menjadi sorotan nasional
karena capaian pendapatannya yang berhasil melampaui pendapatan Provinsi Jawa
Timur. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banyuwangi menunjukkan,
rata-rata pertumbuhan Banyuwangi 2010-2014 sebesar 6,59 persen, sedangkan Jatim
6,27 persen
Transformasi yang luar biasa ini tentunya tak lepas dari peran penting pemimpin
kabupaten banyuwangi yaitu Bapak Abdullah Azwar Anas, yang selama ini telah
dikenal sebagai sosok inovatif dan inspiratif bagi perkembangan daerah.
Atas dasar tersebut, maka penulis ingin menganalisis sistem menejerial
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang meliputi analisis perencanaan (planning) ,
pengorganisasian (organizing) , kepemimpinan (leading) dan pengawasan
(controlling) yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dibawah
kepemimpinan Bapak Bupati Banyuwangi Abdullah azwar annas.

1.2.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Profil Kabupaten Banyuwangi?

2. Bagaimana Profil Bupati Banyuwangi?


3. Bagaimana perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan
yang dilakukan oleh Bupati Banyuwangi?
1.3.

Tujuan
Tujuan penulisan dari paper ini adalah :
1. Untuk mengetahui profil Kabupaten Banyuwangi
2. Untuk mengetahui Profil Bupati Banyuwangi
3. Untuk mengetahui sistem menejerial yang

meliputi

perencanaan,

pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan yang dilakukan oleh Bupati


Banyuwangi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Kabupaten Banyuwangi
Merujuk data sejarah yang ada, sepanjang sejarah Blambangan kiranya tanggal
18 Desember 1771 merupakan peristiwa sejarah yang paling tua yang patut diangkat
sebagai hari jadi Banyuwangi. Sebelum peristiwa puncak perang Puputan Bayu tersebut
sebenarnya ada peristiwa lain yang mendahuluinya, yang juga heroik-patriotik, yaitu
peristiwa penyerangan para pejuang Blambangan di bawah pimpinan Pangeran Puger
( putra Wong Agung Wilis ) ke benteng VOC di Banyualit pada tahun 1768.
Namun sayang peristiwa tersebut tidak tercatat secara lengkap pertanggalannya,
dan selain itu terkesan bahwa dalam penyerangan tersebut kita kalah total, sedang pihak
musuh hampir tidak menderita kerugian apapun. Pada peristiwa ini Pangeran Puger
gugur, sedang Wong Agung Wilis, setelah Lateng dihancurkan, terluka, tertangkap dan
kemudian dibuang ke Pulau Banda ( Lekkerkerker, 1923 ).
Berdasarkan data sejarah nama Banyuwangi tidak dapat terlepas dengan
keajayaan Blambangan. Sejak jaman Pangeran Tawang Alun (1655-1691) dan Pangeran
Danuningrat (1736-1763), bahkan juga sampai ketika Blambangan berada di bawah
perlindungan Bali (1763-1767), VOC belum pernah tertarik untuk memasuki dan
mengelola Blambangan ( Ibid.1923 :1045 ).
Pada tahun 1743 Jawa Bagian Timur ( termasuk Blambangan ) diserahkan oleh
Pakubuwono II kepada VOC, VOC merasa Blambangan memang sudah menjadi
miliknya. Namun untuk sementara masih dibiarkan sebagai barang simpanan, yang baru
akan dikelola sewaktu-waktu, kalau sudah diperlukan. Bahkan ketika Danuningrat
memina bantuan VOC untuk melepaskan diri dari Bali, VOC masih belum tertarik
untuk melihat ke Blambangan (Ibid 1923:1046).
Namun barulah setelah Inggris menjalin hubungan dagang dengan Blambangan
dan mendirikan kantor dagangnya (komplek Inggrisan sekarang) pada tahun 1766 di

bandar kecil Banyuwangi ( yang pada waktu itu juga disebut Tirtaganda, Tirtaarum atau
Toyaarum), maka VOC langsung bergerak untuk segera merebut Banyuwangi dan
mengamankan seluruh Blambangan. Secara umum dalam peprangan yang terjadi pada
tahun 1767-1772 ( 5 tahun ) itu, VOC memang berusaha untuk merebut seluruh
Blambangan. Namun secara khusus sebenarnya VOC terdorong untuk segera merebut
Banyuwangi, yang pada waktu itu sudah mulai berkembang menjadi pusat perdagangan
di Blambangan, yang telah dikuasai Inggris.
Dengan demikian jelas, bahwa lahirnya sebuah tempat yag kemudian menjadi
terkenal dengan nama Banyuwangi, telah menjadi kasus-beli terjadinya peperangan
dahsyat, perang Puputan Bayu. Kalau sekiranya Inggris tidak bercokol di Banyuwangi
pada tahun 1766, mungkin VOC tidak akan buru-buru melakukan ekspansinya ke
Blambangan pada tahun 1767. Dan karena itu mungkin perang Puputan Bayu tidak akan
terjadi ( puncaknya ) pada tanggal 18 Desember 1771. Dengan demikian pasti terdapat
hubungan yang erat perang Puputan Bayu dengan lahirnya sebuah tempat yang bernama
Banyuwangi. Dengan perkataan lain, perang Puputan Bayu merupakan bagian dari
proses lahirnya Banyuwangi. Karena itu, penetapan tanggal 18 Desember 1771 sebagai
hari jadi Banyuwangi sesungguhnya sangat rasional.
2.2. Profil Bupati Kabupaten Banyuwangi
Abdullah Azwar Annas, S.Pd S.S M.Si
Lahir di Banyuwangi pada tanggal 16 Agustus 1973. Bapak Azwar annas sejak
kecil dibesarkan di lingkungan pesantren. Beliau Menempuh pendidikan S1 dalam 2
jurusan yang berbeda sekaligus, Pendidikan di perguruan tinggi ia jalani di IKIP Jakarta
(Falkutas Teknologi Pendidikan) dan Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Pendidikan
Strata dua nya ia jalani di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia dan ia
selesaikan pada tahun 2005.
Sosok pemimpin dalam diri Bupati yang mengaku ngefans terhadap lagu-lagu
Rhoma Irama ini terlihat Sejak menjadi mahasiswa. Bapak Abdullah Azwar Annas telah
berkecimpung dengan dunia politik lewat aktifis ormas dengan menjadi wakil sekjen
pimpinan pusat ikatan mahasiswa NU.

Bapak Abdullah Azwar Annas memulai karir politik secara resmi dengan
menjadi anggota MPR termuda pada usia 24 Tahun, Baru kemudian pada usianya 37
tahun Bapak Abdullah Azwar Annas terpilih untuk memimpin Kabupaten Banyuwangi
berpasangan dengan wakilnya yaitu Bapak Yusuf Widyatmoko untuk periode 20102015.
Pada pilkada serentak yang digelar pada tanggal 29 Desember 2015, duet
Annas-Yusuf kembali mendapatkan kepercayaan masyarakat untuk memimpin
kabupaten dengan julukan The Sunrise of Java ini.

2.3. Perencanaan
Untuk mencapai tujuan organisasi, perlu adanya perencanaan yang matang.
Perencanaan disini melibatkan pendefinisian tujuan organisasi yang mana disini
dikemas dalam bentuk visi dan misi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, penentuan
strategi dalam mencapai visi dan misi serta pengembangan rencana kerja untuk
mengelola kegiatan kerja Pemerintah kabupaten Banyuwangi.
2.3.1. Analisis SWOT
Untuk menentukan visi dan misi serta strategi yang tepat diperlukan
adanya analisis yang dapat menunjukkan titik kekuatan, kelemahan, dan
potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Banyuwangi. Analisis ini berdasarkan
kondisi Kabupaten Banyuwangi sebelum kepemimpinan Bupati Abdullah
azwar Annas (sebelum tahun 2010).
1. Strenght
- Kabupaten Banyuwangi merupakan Kabupaten terluas di Jawa Timur
- Dikelilngi 3 Taman Nasional, yaitu : Taman Nasional Alas Purwo,
-

Taman Nasional Baluran dan Taman Nasional Meru Betiri


Panjang garis pantai sekitar 175,8 km, salah satu terluas di Pulau
Jawa

2. Weakness

APBD yang dimiliki rendah


Minimnya akses untuk menuju ke Banyuwangi. Hanya dapat

ditempuh lewat darat dan laut


Pada Tahun 2010 dinobatkan sebagai kabupaten terkotor kedua di

Jawa Timur
Angka kemiskinan yang tinggi mencapai level 20 persen
Angka buta aksara yang cukup tinggi sekitar 40.000 jiwa dengan

kisaran usia 15-59 tahun


Angka harapan hidup yang rendah

3. Opportunities
- Setelah tahun 2010 Kabupaten Banyuwangi dipimpin oleh Bupati
yang baru. Ini dapat memberikan perubahan bagi Kabupaten
-

Banyuwangi.
Angka wisatawan domestik maupun luar negeri yang cukup besar

meskipun hanya menjadikan Banyuwangi sebagai tempat singgah


Letak Kabupaten Banyuwangi yang berdekatan dengan Pulau Bali
yang dibatasi oleh Selat Bali.

4. Treat
- Perubahan kepemimpinan yang cepat. Hal ini dapat menjadi ancaman
jika tidak diimbangi dengan perubahan mental masyarakat yang cepat
-

juga.
Banyaknya turis asing yang berasal dari bali yang dapat membawa
budaya barat yang dapat merusak moral masyarakat Banyuwangi.

2.3.2 Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi


Sesuai yang dikutip di laman httml://www.banyuwangikab.go.id, visi
dan misi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai berikut :

Visi : merupakan rumusan keadaan yang ingin dicapai pada akhir masa
kepemimpinan. Visi ini didapatkan dari hasil perumusan analisis keadaan
Kabupaten Banyuwangi, yang sebelumnya telah dilakukan pada analisis
SWOT. Visi yang dirumuskan Abdullah Azwar Annas-Yusuf Widiatmoko
untuk periode 2010-2015 adalah sebagai berikut :
Terwujudnya masyarakat Banyuwangi yang mandiri, sejahtera dan
berakhlak mulia melalui peningkatan perekonomian dan kualitas sumber daya
manusia
Visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kemandirian Daerah adalah kemampuan riil atau nyata pemerintah daerah
dan masyarakatnya dalam mengatur dan mengurus kepentingan
daerah/rumah

tangganya

sendiri

menurut

prakarsa

dan

aspirasi

masyarakatnya, termasuk di dalamnya upaya yang sungguh-sungguh agar


secara setahap demi setahap misa mengurangi ketergantungan terhadap
pihak-pihak lain (luar) tanpa kehilangan adanya kerjasama dengan
daerahdaerah lain yang saling menguntungkan.
2. Kesejahteraan Masyarakat yang Berakhlaq Mulia, ditandai oleh semakin
meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat, dan adanya
perhatian utama pada tercukupinya kebutuhan dasar pokok manusia,
seperti pangan, papan, sandang, kesehatan, pendidikan dan lapangan
kerja, yang didukung oleh infrastruktur fisik, sosial budaya ekonomi yang
memadai. Peningkatan kualitas kehidupan ini akan lebih difokuskan pada
upaya pengentasan masyarakat miskin sehingga secara simultan dapat
meningkatkankesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, serta adanya
iklim berusaha dan berkegiatan yang sehat untuk kelompok-kelompok
masyarakat lainnya. Perlu ditekankan di sini bahwa kemajuan-kemajuan
yang ingin kita raih, tidak hanya sekedar kemajuan di bidang fisik dan
ekonomi saja, akan tetapi kita berupaya keras pula untuk dapat meraih
kemajuan-kemajuan pada dimensi mental spiritual, keagamaan,

kebudayaan dan non fisik, agar kehidupan masyarakat benar-benar


sejahtera lahir dan batin serta berakhlaqul mulia.
3. Kesejahteraan Masyarakat yang Berakhlaq Mulia, ditandai oleh semakin
meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat, dan adanya
perhatian utama pada tercukupinya kebutuhan dasar pokok manusia,
seperti pangan, papan, sandang, kesehatan, pendidikan dan lapangan
kerja, yang didukung oleh infrastruktur fisik, sosial budaya ekonomi yang
memadai. Peningkatan kualitas kehidupan ini akan lebih difokuskan pada
upaya pengentasan masyarakat miskin sehingga secara simultan dapat
meningkatkankesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, serta adanya
iklim berusaha dan berkegiatan yang sehat untuk kelompok-kelompok
masyarakat lainnya. Perlu ditekankan di sini bahwa kemajuan-kemajuan
yang ingin kita raih, tidak hanya sekedar kemajuan di bidang fisik dan
ekonomi saja, akan tetapi kita berupaya keras pula untuk dapat meraih
kemajuan-kemajuan pada dimensi mental spiritual, keagamaan,
kebudayaan dan non fisik, agar kehidupan masyarakat benar-benar
sejahtera lahir dan batin serta berakhlaqul mulia.
4. Untuk mempercepat program-program tersebut perlu ditingkatkan
pelayanan publik melalui optimalisasi kinerja instansi Pemerintah
Daerah yang efektif, terpadu dan berkesinambungan.
Misi :
Misi merupakan perwujudan dari langkah-langkah untuk mewujudkan
visi yang telah dirumuskan. Adapun Misi dari Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan pemerintahan yang efektif, bersih dan demokratis melalui
penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, aspiratif, partisipatif
dan transparan.

2. Meningkatkan kebersamaan dan kerjasama antara pemerintah, pelaku


usaha

dan

kelompok-kelompok

masyarakat

untuk

mempercapat

peningkatan kesejahteraan masyarakat.


3. Membangun kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dengan
mengoptimalkan sumberdaya daerah yang berpijak pada pemberdayaan
masyarakat, berkelanjutan, dan aspek kelestarian lingkungan.
4. Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan ketepatan alokasi investasi
pembangunan

melalui

penciptaan

iklim

yang

kondusif

untuk

pengembangan usaha dan penciptaan lapangan kerja.


5. Mengoptimalkan ketepatan alokasi dan distribusi sumber-sumber daerah,
khususnya APBD, untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.
6. Meningkatkan kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia (SDM)
yang beriman dan bertaqwa kehadhirat Tuhan Yang Maha Kuasa.
7. Meningkatkan kualitas pelayanan bidang kesehatan, pendidikan dan
sosial dasar lainnya dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kearifan lokal.
8. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana publik dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan.
9. Mendorong terciptanya ketentraman dan ketertiban dalam kehidupan
bernegara, berbangsa dan bermasyarakat melalui pembuatan peraturan
daerah, penegakan peraturan dan pelaksanaan hukum yang berkeadilan.
2.3.3. Strategi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Sebagaimana yang tercantum dalam visi dan misi di atas tujuan utama
dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi ialah peningkatan kesejahteraan
masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas sumber
daya manusia yang tetap bersifat mandiri dan berakhlak. Secara singkat
strategi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi seperti yang dikutip dalam laman
resmi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, www.banyuwangikab.go.id,
dijabarkan dalam 4 strategi, yakni pro growth, pro job, pro poor dan pro
environtment.
1. Pro

growth

berarti

pembangunan

diarahkan

untuk

mendorong

pertumbuhan. Strategi pertumbuhan tetap digunakan dengan tujuan untuk


memperbesar produk domestik. Namun demikian strategi pertumbuhan

dilaksanakan

secara

bersamaan

dengan

strategi

pemerataan

pembangunan melalui strategi jalur ganda (dual track strategi).


2. Pro job berarti pembangunan diarahkan untuk mendorong terbukanya
peluang kerja bagi angkatan kerja, khususnya tenaga terdidik (bagi
lulusan sekolah setingkat SLTA dan Perguruan Tinggi) dan tenaga
terlatih. Strategi yang dilakukan meliputi tiga langkah : 1) Perluasan
kesempatan kerja berarti mendorong berkembangnya sektor riil di
Kabupaten Banyuwangi terutama sektor pertanian, perdagangan dan jasa,
industri berbasis pertanian dan pariwisata; 2) Peningkatan kompetensi
dan produktivitas tenaga kerja yang dapat dilakukan melalui pendidikan,
pelatihan, standarisasi dan sertifikasi; 3) Menjaga iklim ketenagakerjaan
melalui penataan hubungan industrial
3. Pro poor berarti pembangunan yang memiliki dimensi keberpihakan
kepada kelompok-kelompok masyarakat yang tidak beruntung atau
termarjinalkan. Strategi yang dilakukan meliputi tiga klaster sesuai
dengan tingkat kemiskinannya, yaitu : 1) Mengurangi beban pengeluaran
keluarga miskin, yang diarahkan pada rumah tangga sangat miskin,
miskin, dan hampir miskin; 2) Meningkatkan pendapatan dan taraf hidup
kelompok masyarakat melalui usaha dan bekerja bersama untuk
mencapai keberdayaan dan kemandiriannya; 3) Membuka akses
permodalan bagi pelaku usaha mikro dan kecil.
4. Pro environtment, diarahkan pada pengelolaan sumber daya alam yang
mengikuti prisip pengelolaan yang lestari terhadap lingkungan, sehingga
tidak mengakibatkan terjadinya pencemaran tanah, air, dan udara yang
pada gilirannya mengalami degradasi yang berakibat pada timbulnya
bencana.
2.2. Pengorganisasian
Pengorganisasian didefinisikan sebagai penyusunan dan strukturisasi pekerjaan
untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam pembahasan ini berarti dapat dikaitkan
bahwasanya

pengorganisasian

adalah

10

tata

kelola

Pemerintah

Kabupaten

Banyuwangi yang meliputi

struktur Organisasi Pemerintah Daerah (OPD),

pengelolaan pegawai/sumber daya manusia, dan program-program yang akan


dijalankan untuk mencapai tujuan dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
2.2.1. Struktur Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) Kabupaten Banyuwangi
Dalam hal tata kelola struktur Organisasi Pemerintah Daerah (OPD),
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melakukan departementalisasi berdasarkan
fungsinya. Departementalisasi tersebut berupa pembagian organisasi berupa
sekretariat,

insepektorat

sampai

ke

oraganisasi

terkecil

tingkat

desa,

departementalisasi ini sesuai tugas dan fungsinya. Organisasi Pemerintah Daerah


ini disusun karena selain untuk meningkatkan kinerja seluruh tatanan organisasi
Pemerintah Kabupaten, juga untuk efisiensi karena ada beberapa struktur dan
kewenangan yang telah diambil oleh Pemerintah Provinsi, akan terasa rancu jika
kewenangan yang telah diambil alih oleh Pemerintah Provinsi juga dilakukan
oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, sehingga dengan penyusunan
Organsisasi Pemerintah Daerah ini secara tepat dapat terfokus untuk
peningkatan pelayanan masyarakat. Berdasarkan PERDA 6.2 2011 OPD struktur
Organisasi Pemerinta di Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai berikut :
1. Sekretariat Daerah
2. Sekretariat DPRD
3. Inspektorat Kabupaten Banyuwangi
4. Dinas Pendidikan
5. Dinas Pemuda dan Olahraga
6. Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan
7. Dinas Peternakan
8. Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, Cipta Karya Dan Tata Ruang
9. Dinas Pekerjaan Umum Pengairan
10. Dinas Kebersihan dan Pertamanan
11. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan
12. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah
13. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
14. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
15. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
16. Dinas Kelautan dan Perikanan
17. Dinas Kesehatan
18. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
19. Dinas Pendapatan
20. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
21. Badan Kepegawaian dan Diklat
11

22. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah


23. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
24. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
25. Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana
26. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Dan Penanaman Modal
27. Badan Lingkungan Hidup
28. Kantor Ketahanan Pangan
29. Kantor Perpustakaan Arsip Dan Dokumentasi
30. RSUD Kabupaten Banyuwangi
31. Kecamatan
32. Kelurahan

2.2.2. Manajemen Sumber Daya Manusia


Ketika pertama kali menjabat hal yang pertama dibenahi oleh Pak Annas
yaitu masalah birokrasi, sebelum membenahi permasalahan yang ada di daerah
Banyuwangi, terlebih dahulu dibenahi bagian internal yaitu pekerja pemerintah
atau Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten. Apabila pekerja
pemerintah telah bekerja dengan baik maka tujuan yang ingin dicapai akan
sangat mudah untuk terwujud. Pelayanan terpadu kepada masyarakat pun akan
terjamin. Berikut cara Pak Annas dalam mengelola sumber daya manusia di
lingkungan pemerintah kabupaten :
1. Rekrutmen
Dalam hal perekrutan, Bapak Abdullah Azwar Annas mengeluarkan
kebijakan, Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemkab harus memiliki IPK
minimal 3,5. Hal ini dikarenakan tuntutan kerja pemerintah yang semakin
sulit dan kompleks tidak bisa dipenuhi apabila tetap menggunakan perekrutan
yang lama, yakni dengan sembarang mengangkat pegawai yang telah lama
bekerja di lingkungan Pemkab. Tidak hanya sektor swasta yang butuh
pegawai yang hebat akan tetapi Pemerintah Kabupaten juga butuh pegawai
yang memiliki standar dan kemampuan yang baik. Dibutuhkan sarjanasarjana akuntansi, arsitek, hukum dan lain-lain untuk peningkatan kualitas
pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Dengan kebijakan ini salah satu hasilnya adalah laporan keuangan yang
selama ini desclimer sekarang menjadi wajar tanpa pengecualian.

12

2. Pelatihan
Guna meningkatkan kualitas pegawai Pemerintah Kabupaten di seluruh
bidang, Pemerintah Kabupaten memberikan pegawai kemampuan dan
pengetahuan yang dibutuhkan, Pemerintah Kabupaten dalam hal ini bekerja
sama dengan Badan Kepegawaian dan Diklat memberikan banyak pelatihan
kepada calon pegawai, maupun yang telah berstatus sebagai pegawai negeri
sipil. Pelatihan tersebut meliputi diklat prajabatan, diklat struktural, diklat
fungsional, Pendidikan dan pelatihan teknis tugas dan fungsi bagi PNS daerah
(kursus-kursus keluar daerah/keluar negeri).
3. Insentif
Pemberian reward kepada pegawai diberikan atas kinerja yang telah
diberikan kepada Pemerintah. Contoh pada tahun 2014 diberikan remunerasi
kepada pegawai RSUD yang diatur dalam Peraturan Bupati Banyuwangi
Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Sistim Remunerasi Rumah Sakit Umum
Daerah Banyuwangi.
3.2.2. Program-Program yang telah dilaksanakan
Pengorganisasian dapat pula berarti hal-hal apa yang harus
dikerjakan terlebih dahulu dan siapa yang mengerjakan pekerjaan
tersebut. Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Banyuwangi segera
melakukan perbaikan di segala sektor, seperti berikut ini :
1. Reformasi birokrasi
Telah dijelaskan sebelumnya, peningkatan kinerja pegawai sangat
dibutuhkan guna pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah dengan baik.
Peningkatan kinerja pegawai tersebut mencakup proses perekrutan,
pelatihan dan pemberian insentif bagi pekerja yang kinerjanya bagus.
2. Pendidikan
Pendidikan adalah sarana yang penting untuk peningkatan
kualitas masyarakat Kabupaten Banyuwangi. Untuk itu Bupati Abdullah
Azwar Annas menaruh perhatian besar pada sektor ini, mengingat data
pada tahun 2010 menunjukkan bahwa angka buta huruf di Banyuwangi
yang cukup besar, yakni mencapai 40.000 jiwa . Tentunya ini masalah
serius yang perlu penanganan segera. Untuk itu Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi telah mengalokasikan anggaran pendidikan di APBD dalam

13

prosentase paling besar. Dari total APBD 1,63 trilyun rupiah tahun 2011,
dialokasikan anggaran untuk pendidikan sebesar 561,2 milyar atau
sebesar 34,4 persen. Anggaran bidang pendidikan jauh melampaui
alokasi untuk urusan lainnya. Dengan dukungan Pusat, Pemerintah
daerah berkomitmen memenuhi seluruh sarana dan prasarana pendidikan.
Pada tahun 2012 dialokasikan 87,6 milyar untuk kegiatan fisik guna
menunjang wajib belajar pendidikan dasar (wajar dikdas) 9 tahun.
Kegiatan fisik tersebut meliputi, rehabilitasi bangunan sekolah,
pengadaan alat praktik dan peraga siswa, pengadaan buku dan alat tulis
siswa, pembangunan perpustakaan, pengadaan perlengkapan dan mebeler
sekolah yang tersebar di 24 kecamatan di Banyuwangi.
Program-program yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi, diantaranya :
-

Siswa Asuh Sebaya (SAS) : Program ini bertujuan untuk pemerataan


pendidikan bagi siswa yang mampu kepada siswa yang kurang
mampu, dengan pemberian bantuan sukarela. Harapan dari program
ini agar siswa yang kurang mampu tetap dapat menjalankan
pendidikan tanpa hambatan biaya. Selain itu, program ini bertujuan
untuk pendidikan moral siswa untuk lebih peduli kepada sesama.
Hasi dari program ini pada tahun 2012 telah terkumpul dana dari
tingkat SD sampai SMA sebesar 750 juta yang awalnya dana yang
terkumpul diprediski 480 juta an. Alhasil, dana ini dapat disalurkan
ke lebih dari 6000 siswa.

Banyuwangi Cerdas : Pemberian Beasiswa kepada siswa SMA yang


akan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.

Pendirian perguruan tinggi negeri di Banyuwangi. Sumber saya


manusia (SDM) harus segera disiapkan dengan adanya instansi
pendidikan yang mumpuni, hal ini Bapak Annas wujudkan dengan
adanya sekolah pilot negeri, politeknik negeri, kemudian ada
Universitas Airlangga

3. Kesehatan

14

Kesehatan adalah bidang yang termasuk dalam prioritas program


pembangunan di Banyuwangi. Konsep yang diusung dalam
pembangunan kesehatan ini adalah menempatkan masyarakat
sebagai subjek dan bukan objek. Peran aktif masyarakat dalam
pembangunan kesehatan sangat diperlukan dalam pelayanan
masyarakat (to serve), pelaksanaan advokasi kesehatan (to advocate),
dan pelaksanaan pengawasan sosial (to watch).
Meskipun fasilitas kesehatan di Banyuwangi tidak seperti di
daerah lain, Banyuwangi terus berinovasi agar menjadi lebih baik.
Lewat berbagai program diantaranya :
- Inovasi puskesmas Berhati MP3 (Bersemangat Kerja Dengan
-

Hati Menuju Peningkatan Pelayanan Publik).


Inovasi Harga Pas (Harapan Keluarga Peduli Anak Sejak Dini)
Inovasi Anak Tokcer (Anak Tumbuh Optimal, Berkualitas dan

Cerdas)
Selain inovasi di puskesmas, juga kesehatan di lakukan di
bidang lain seperti pemberian asuransi kesehatan kepada tukang
sapu jalanan.

4. Infrastruktur
Infrastruktur merupakan kunci dari perekonomian suatu daerah,
mustahil jikas suatu daerah dapat berkembang jika arus barang dan
jasanya terhambat. Pada tahun 2010 sebelum Bupati Abdullah Azwar
Annas memimpin kondisi infrastruktur yang paling terlihat adalah
kondisi jalan raya dari 3.200 km jalan raya di Banyuwangi, 40 %
diantaranya rusak. Untuk memperbaiki infrastruktur jalan ini
dibutuhkan dana yang cukup besar yaitu Rp 900 milyar, yang jika
diambil dari dana APBD maka akan menghabiskan dana untuk sektir
lainnya. Selain pembangunan jalan raya yang diperhatikan oleh
Bupati

Banyuwangi adalah pembangunan Bandara Blimbingsari

yang ada di Banyuwangi diharapkan agar segera beroperasi. Hal ini


untuk membuka akses semua orang menuju Banyuwangi selain
lewat darat dan laut.
Untuk mengatasi terbatasnya dana maka Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi menggunakan program private partnership yang bekerja

15

sama dengan pihak swasta dan masyarakat setempat yang ingin jalan
di daerahnya diperbaiki. Pemkab Banyuwangi menyediakan alat
berat, drum aspal dan tim teknis sementara masyarakat menghimpun
tenaga kerja dan pihak swasta membantu dalam menyediakan
material tambahan.
Hasilnya dalam setahun terdapat 300 km jalan raya yang telah
diperbaiki dengan target 1500 km jalan raya terbangun di tahun
2015.
5. Pariwisata
Dalam paparan diatas telah dijelaskan bahwasanya salah satu
1kekuatan yang dimiliki Banyuwangi adalah potensi alamnya yang
luar biasa. Merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur dan
dikelilingi 3 taman nasional yang daerah lain tidak memilikinya serta
garis pantai yang termasuk paling panjang di Jawa Timur, Bapak
Bupati Abdullah Azwar Annas melihat kekuatan ini dapat menjadi
potensi yang luar biasa.
Bapak Abdullah Azwar Annas mengembangkan sektor
pariwisata yang berkonsep ekowisata. Konsep ekowisata ini berbeda
dengan daerah lain, yang cocok dengan kondisi alam serta budaya
yang ada di Banyuwangi, lebih mengedepankan wisata alam dan
wisata budaya. Wujud dari pengembangan program pariwisata ini
adalah yang pertama dengan mempertahankan

keaslian alam,

mengangkat dan mempromosikan daerah yang dianggap potensial


seperti kawasan unggulan yang disebut triangle diamond yakni
Kawah Ijen, Pantai Plengkung. Pantai Pulau Merah. Tentunya wisata
alam ini didukung dengan infrastruktur yang terus dibenahi agar
wisatawan yang berkunjung merasa nyaman, yang kedua wisata
budaya, setiap tahun di Banyuwangi sendiri menggelar Banyuwangi
Festival (B-Fest), Banyuwangi Festival terdiri dari banyak kegiatan
diantaranya BEC (Banyuwangi Etno Carnival), Banyuwangi Tour de
Ijen, Banyuwangi Batik Festival dan masih banyak lagi . B-Fest ini
juga menjadi sarana promosi daerah untuk mendatangkan wisatawan
baik dari dalam maupun luar negeri yang tentunya hal ini berujung

16

pada bergeraknya ekonomi rakyat. Selain, itu B-fest digelar untuk


membangkitkan kebanggaan warga terhadap daerahnya hingga
muncul kepedulian untuk bersama-sama membangun Banyuwangi
6. Teknologi dan Informasi
Memasuki era globalisasi, semua lapisan kehidupan masyarakat
dituntut untuk berkembang mengikuti perkembangan zaman. Tak
terkecuali Kabupaten Banyuwangi, Pak annas mengubah citra
banyuwangi yang dulu dikenal sebagai kota santet menjadi kota
teknologi seribu wifi, Untuk mewujudkan keinginan tersebut Pak
Annas bekerja sama dengan PT. Telkom sebagai perwujudan dari
program CSR (corporate social Respolsibility) atau komitmen
perusahaan untuk memberikan kontribusi terhadap peningkatan
kualitas hidup masyarakat.
Pada tahun 2012 telah dipasangan sebanyak 100 piranti wifi yang
tersebar

di

ruang-ruang

publik

di

berbagai

kecamatan

di

Banyuwangi, harapannya agar semua masyarakat melek teknologi


dan dapat mengakses informasi seluas-luasnya yang tentunya telah
dibersihkan dari akses situs porno secara cuma-Cuma.
Program ini juga merupakan cikal bakal program cyber village,
dan bisa jadi jika program ini terwujud maka Banyuwangi akan
menjadi kabupaten pelopor dengan jumlah wifi terbanyak di
Indonesia.
3.3. Kepemimpinan
Menurut Tannenbaum,

Weschler

dan

Masarik

menyatakan

bahwa

kepemimpinan adalah Pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi
tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, ke arah pencapaian satu atau
beberapa tujuan tertentu. Kepemimpinan yang baik itu penting, agar tujuan suatu
organisasi dapat tercapai dengan baik.
Bapak Abdullah Azwar Annas dengan segudang prestasinya telah mengubah
citra Banyuwangi yang dulu dikenal dengan kota santet menjadi kabupaten
percontohan dari daerah lain akibat perkembangan daerahnya yang meliputi
semua bidang. Peraih gelar Indonesia Marketing Champion 2014 untuk kategori
kalangan pemerintahan (Government) ini tentunya merupakan tokoh sentral yang

17

menjadi sorotan dari Banyuwangi. Bagaimana Beliau dapat memimpin


Banyuwangi hingga menjadi sekarang ini, berikut adalah analisis penulis terhadap
kepemimpinan Beliau :
1. Demokratis.
Bapak Abdullah Azwar Annas memberikan kewenangan untuk seluruh
instansi untuk mewujudkan tujuan dari pemerintahan Beliau dengan segala
macam cara asalkan sesuai dengan aturan.
2. Teladan yang baik
Setiap pagi Bapak Abdullah Azwar Annas mengendari sepeda dari rumah
dinas beliau menuju kantor bupati, hal ini dilakukannya dengan rutin dan
menjadi contoh bagi para pegawai negeri yang lain. Hal ini juga dilakukan
Beliau untuk menyapa warganya, dengan tujuan agar tercipta hubungan yang
baik antara rakyat dan pemimpinnya.
Bapak Abdullah Azwar Annas juga gencar untuk melakukan promosi
tentang Banyuwangi di berbagai kesempatan. Bagi Beliau, Beliau adalah
salesman dari Kabupaten Banyuwangi. Di dalam handphone pribadi beliau
terdapat banyak file yang berisi tentang Banyuwangi.
3. Inovatif
Bapak Bupati melakukan banyak program dan strategi baru yang
sebelumnya tidak ada. Semua bidang dikemas dengan sangat inovatif dan
kreatif seperti yang sudah dijelaskan diatas sehingga Banyuwangi mampu
menjadi seperti ini.

3.4. Pengawasan
Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang keempat, dimana pengawasan
memiliki fungsi yakni mengawasi aktivitas-aktivitas demi memastikan segala
sesuatunya berjalan sesuai dengan rencana.
Bupati Abdullah Azwar Annas dalam memastikan semua program yang
dilakukan sesuai dengan rencana memiliki beberapa cara :
1. Pengawasan kinerja pegawai

18

Pengawasan tidak dilakukan secara langsung melalui face to face akan


tetapi memanfaatkan aplikasi berbasis web, dimana seluruh kinerja pegawai
dipantai melalui aplikasi yang dinamakan e-kinerja. Manfaat dari e-kinerja
ini adalah :
a. Merekam semua aktivitas yang dikerjakan oleh PNS
b. Mengetahui optimalisasi kinerja PNS
c. Menilai Sasaran Kerja Pegawai (SKP) atau Prestasi Kerja Pegawai
d. Sebagai bahan analisa kebutuhan pegawai, evaluasi kinerja pegawai dan
bahan pembinaan dan pengembangan pegawai/organisasi
e. Sebagai dasar pemberian tunjangan prestasi kerja pegawai sesuai dengan
aktivitas/kegiatan yang dikerjakan
f. Mengetahui kontribusi PNS terhadap organisasi
g. Mendorong PNS berinisiatif dalam pelaksanaan tugas guna tercapainya
tujuan organisasi
h. Mengetahui kebutuhan riil PNS dalam SKPD
2. Penganggaran dan pengawasan online
Banyuwangi kembali memanfaatkan IT untuk melakukan pengawasan di
daerahnya, pengawasan tidak hanya dilakukan untuk daerah kabupaten saja
melainkan menyeluruh hingga ke tingkat desa, ada 2 program yang
dilaksanakan :
a. E-village monitoring (e-MS) : Sistem ini difungsikan untuk mengawasi
program pembangunan di desa, baik program fisik maupun non-fisik
b. E-audit : sistem yang digunakan untuk pelaporan keuangan.
c. E-village Budgeting : sistem penganggaran desa terintegrasi dalam
jaringan (daring)
3. Layanan pengaduan masyarakat
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi ingin masyarakat untuk turut ikut
serta dalam pengawasan pemerintah, untuk mempercepat komunikasi antara
masyarakat dan pemerintah maka Pemerintah Banyuwangi memiliki

19

fasilitas layanan pengaduan yang berbasis online maupun via sms, layanan
berbasis

online

tersebut

http://pengaduan.banyuwangikab.go.id/.

dapat
Masyarakat

diakses
dapat

di

melaporkan

setiap layanan yang baik ataupun kurang baik. Respon pemerintah pun juga
cepat. Dengan ini diharapkan jangkauan pemerintah terhadap masyarakat
menjadi semakin luas karena semua orang dapat berperan sebagai
pengawas.
4. Pengawasan langsung Bupati lewat media sosial
Bupati Abdullah Azwar Annas merupakan sosok pemimpin yang pro
rakyat baik di dunia nyata maupun dunia maya, Pak Annas seringkali selain
turun di jalan juga memantau keadaan Banyuwangi lewat media sosial yang
dia miliki, yakni twitter dengan id @a_azwarnas. Masyarakat bebas untuk
berinteraksi dengan pemimpinnya, dan dapat melaporkan keadaan sekitar
jika dirasa membutuhkan respon cepat dari pemerintah.
5. Survei LSI
Untuk mengukur kinerja dari Kabupaten Banyuwangi, Pemerintah
Banyuwangi menggandeng lembaga survey independen yakni Lembaga
Survei Indonesia (LSI) untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat
terhadap segala bentuk layanan publik yang diberikan. Hal ini merupakan
suatu bentuk controlling/pengawasan pemerintah. Apabila hasil survei
menunjukkan hasil yang kurang memuaskan maka bentuk tindak lanjutnya
adalah memperbaiki dan meningkatkan layanan masyarakat yang dirasa
kurang. Contoh : untuk tingkat kepuasan masyarakat Banyuwangi terhadap
keseluruhan kinerja pemerintah kabupaten menunjukkan hasil yang
memuaskan yakni 91,4 persen. Akan tetapi secara khusus terdapat 15 persen
responden yang menyatakan kurang puas terhadap pengurusan KK, dan 12
persen kurang puas terhadap akta. Sehingga menanggapi hasil survei ini,
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas langsung meminta Kepala Dinas
Pendudukan untuk segera

memperbaiki

kependudukan.

20

layanan

pengurusan surat

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan
Sistem menejerial yang baik ialah sistem yang dapat mengkombinasikan antara
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan. Dalam artian
sebuah perencanaan yang matang kemudian diorganisasi dan diawasi dengan baik
maka tujuan organisasi tersebut akan tercapai.
Bupati Banyuwangi, Bapak Abdullah Azwar Annas telah mampu menggunakan
sistem manajerial yang baik terhadap daerah yang dipimpinnya, menggunakan
sistem kepemimpinan yang demokratis serta inovatif dalam setiap kebijakan,
faktanya mampu membuat Banyuwangi menjadi kabupaten dengan tingkat
pertumbuhan eknomi yang pesat serta memiliki segudang prestasi.

3.2.

Saran
Paper ini masih mempunyai banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun
bahasa, sehingga membutuhkan peran serta pembaca untuk memberikan kritik dan
masukan.

21

Daftar Pustaka
P. Robbins, stephen. 2010. Management, Tenth Edition (Manajemen, Edisi kesepuluh),
Alih Bahasa Bob Sabran, M.M Devri Barnadi Putera, S.E. Jakarta : Erlangga
http://www.banyuwangikab.go.id/
https://id.wikipedia.org/wiki/Abdullah_Azwar_Anas

22

Das könnte Ihnen auch gefallen