Sie sind auf Seite 1von 20

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Komunikas menurut Onong U. Effendy (2003) adalah proses penyampaian
pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap,
pendapat atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun melalui media (tidak
langsung). Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang
menyampaikan pesan kepada orang lain tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya
bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan
efek. unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi.
Media Massa adalah salah satu unsur komunikasi yang merupakan sarana
untuk menyampaikan pesan kepada pembaca (komunikan). Salah satu media
massa tersebut adalah media cetak (koran). Pesan yang disampaikan dapat berupa
iklan maupun berita lainnya.
Iklan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi yang cukup dikenal
sebagai instrument pemasaran dalam menawarkan sebuah produk atau jasa kepada
khalayak. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna,
kepercayaan, sikap, pendapat, pemikiran dan citra konsumen yang berkaitan
dengan suatu produk atau merek, dengan upaya untuk dapat mempengaruhi
perilaku konsumen dalam menilai sebuah produk yang ditawarkan.
Perkembangan iklan dan periklanan (advertising) di dalam masyarakat
konsumer dewasa ini telah memunculkan berbagai persoalan sosial dan kultural
mengenai iklan, khususnya mengenai tanda (sign) yang digunakan, citra (image)
yang ditampilkan, informasi yang disampaikan, makna yang diperoleh, serta

bagaimana semuanya mempengaruhi persepsi, pemahaman, dan tingkah laku


masyarakat. Apakah sebuah iklan menampilkan realitas tentang sebuah produk
yang ditawarkan, atau sebaliknya topeng realitas (Piliang, 2010:279).
Salah satu iklan yang selalu menghiasi media cetak surat kabar harian
Radar Banjarmasin adalah iklan tentang maskulinitas (kenjantanan pria) yang
selalu menampilkan iklan

Klinik Asli Pengobatan Hj. MAK EROT pada

halaman 21 atau 22 pada rubrik IKLAN JITU. Dengan #Layanan Spektakuler :


Alat Vital Besar dan Panjang Terbukti di Tempat.
Pengirim pesan atau sender mengirim pesan melalui sebuah media kepada
penerima pesan dengan berbagai rujukan agar dapat menangkap maksud pesan
yang disampaikan. Menurut John Fiske (2004, p. 11) "Pesan bukanlah sesuatu
yang dikirim dari A ke B, melainkan suatu elemen dalam sebuah hubungan
terstruktur yang elemen-elemen lainnya termasuk realitas eksternal dan
produser/pembaca. Elemen komunikasi ini merupakan bagian interkasi manusia
dengan iklan tersebut.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka perlu
dilakukan penelitian tentang analisis terhadap isi iklan Maskulinitas (Kejantanan
Pria) Hj. Mak Erot pada Surat Kabar Harian Radar Banjarmasin.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis isi iklan Maskulinitas
(Kejantanan Pria) Hj. Mak Erot pada surat kabar harian Radar Banjarmasin.

TINJAUAN PUSTAKA
Istilah komunikasi berasal dari kata komunism yang berarti membuat
kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Komunikasi juga berasal dari kata communico yang berarti membagi.
Menurut Aristoteles, ada tiga unsur komunikasi yaitu siapa yang
berbicara, apa yang akan dibicarakan dan siapa yang akan mendengarnya.
Pandangan Aristoteles ini menurut sebagian besar ahli komunikasi dinilai lebih
tepat untuk mendukung suatu proses komunikasi publik dalam bentuk pidato atau
retorika. Hal ini disebabkan karena di zaman Aristoteles retorika menjadi bentuk
komunikasi yang sangat populer bagi masyarakat Yunani.
Menurut Everett M Rogers, Pengertian Komunikasi adalah suatu proses
di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi
dengan satu sama lainnya, yang pada akhirnya akan menimbulkan saling
pengertian yang mendalam.
Menurut Arthur

Jensen dan Sarah

Trenholm,

Pengertian

Komunikasi adalah suatu proses yang di mana sumber mentransmisikan pesan


kepada penerima melalui beragam saluran.
Pengertian Komunikasi menurut Hoveland adalah suatu proses di mana
individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain.
Menurut Shanon dan Weaver, Pengertian

Komunikasi ialah

bentuk

interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, baik itu dengan
sengaja ataupun yang tidak disengaja. Komuniasi ini tidak terbatas pada bentuk
komunikasi menggunakan bahasa verbal, namun juga dalam hal ekspresi muka,
lukisan, teknologi dan seni.

Steven mengatakan bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme


memberi reaksi terhadap suatu stimuli atau objeknya. Apakah itu berasal dari
lingkungan sekitar maupun dari seseorang. Contoh : seorang berlindung pada
suatu tempat karena diserang badai; kedipan mata yang terjadi sebagai reaksi
terhadap sinar dari lampu, juga adalah peristiwa komunikasi.
Menurut pendapat Raymon S Rose, Pengertian Komunikasi adalah
suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol simbol sedemikian
rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari
pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang komunikator.
Untuk Lebih Jelasnya mengenai unsur unsur komunikasi dijabarkan
sebagai berikut :
1. Sumber
Sumber merupakan salah satu dari unsur unsur komunikasi. Semua peristiwa
komunikasi yang terjadi melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim
informasi. Di dalam komunikasi antarmanusia, sumber ini bisa terdiri dari satu
orang maupun dalam bentuk kelompok, Contoh : partai, lembaga atau
organisasi. Sumber sering juga disebut sebagai pengirim (komunikator).
2. Pesan
Pesan adalah salah satu dari unsur unsur komunikasi. Pesan yang dimaksud di
dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada
penerima. Pesan tersebut dapat disampaikan secara tatap muka atau melalui
media komunikasi. Isi dari pesan tersebut dapat berupa informasi, ilmu
pengetahuan, hiburan, nasihat atau propaganda. Pesan

merupakan

suatu

kontruksi tanda yang melalui interaksinya dengan penerima menghasilkan

makna, dan membaca adalah proses menemukan makna yang terjadi ketika
pembaca berinteraksi atau bernegoisasi dengan teks (Fiske, 2004, p. 10)
3. Media
Media ialah salah satu dari unsur unsur komunikasi. Media yang dimaksud di
sini sebagai alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber
kepada penerima. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam
bentuknya, Contohnya : dalam komunikasi pribadi pancaindera dianggap
sebagai media komunikasi.
4. Penerima
Penerima merupakan salah satu dari unsur unsur komunikasi. Penerima adalah
pihak yang nantinya akan menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.
Penerima ini bisa saja terdiri atas satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk
kelompok, negara atau partai. Penerima sebagai elemen yang penting dalam
proses komunikasi karena penerima yang menjadi sasaran dari komunikasi.
5. Pengaruh atau Efek
Pengaruh adalah salah satu dari unsur unsur komunikasi. Efek atau Pengaruh
adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, apa yang dilakukan, apa yang
dirasakan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini
bisa terjadi pada sikap, tingkah laku dan pengetahuan. Oleh sebab itu, pengaruh
dapat juga diartikan sebagai perubahan atau penguatan keyakinan pada
pengetahuan, tindakan dan sikap seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.
6. Tanggapan Balik
Tanggapan balik ialah salah satu dari unsur unsur komunikasi. Umpan balik
merupakan salh satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima.

Sebenarnya umpan balik juga berasal dari unsur lain seperti media dan pesan,
meskipun pesan belum sampai pada penerima. Contohnya : sebuah konsep
surat yang digunakan untuk menyampaikan pesan itu mengalami gangguan
sebelum sampai ke tujuannya. Hal ini menjadi tanggapan balik yang diterima
oleh sumber.
7. Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu dari unsur unsur komunikasi. Lingkungan
merupakan faktor faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya
komunikasi. Faktor lingkungan digolongkan ke dalam empat macam, yaitu
lingkungan psikologis, lingkungan sosial budaya, lingkungan fisik dan dimensi
waktu.
Menurut Ensklopedia Indoensia, iklan adalah suatu pesan tentang
barang/jasa (produk) yang dibuat oleh produser/pemrakasa yang disampaikan
lewat media (cetak, audio, elektronik) yang di tujukan kepada masyarakat.
Tujuan iklan adalah agar masyarakat tertarik untuk membeli atau menggunakan
barang atau jasa tersebut.

Iklan bertujuan untuk memberi tahu masyarakat,

mengajak masyarakat supaya membeli produk tersebut, dan mempengaruhi


masyarakat supaya ingin membeli produk tersebut. SedangkanhHal yang perlu
diperhatikan dalam membuat iklan, antara lain: kalimatnya singkat dan jelas;
bahasanya mudah dipahami dan menarik; dan tulisan dan gambarnya menarik.
Beberapa bentuk iklan, antara lain: iklan penawaran, iklan mini, iklan baris, iklan
pemberitahuan, iklan layanan masyarakat, dan ssebagainya.
Periklanan menciptakan struktur makna, menghadirkan realitas dalam
kehidupan manusia. Pengetahuan ini memberikan kekuasaan, kekuasaan untuk

membuat pelbagai pilihan tentang apa yang dapat diartikan, kekuasaan untuk
menerima atau menolak apa yang diinformasikan (Burton, 2008, h. 205).
Membentuk pengetahuan tidak saja berdasarkan fakta, akan tetapi kemampuan
dalam menganalisa dan interpretasi. Ketika pengetahuan dan pengalaman kita
kurang dalam memahami sesuatu, tentunya dapat mengakibatkan terjadi
kesalahpahaman dalam memahami sesuatu yang dimaksud.
Menurut Parr dan Baker yang dikemukakan Chaney (Chaney, 2009, h.
219) Seberapa jarang orang menunjuk secara ketat pada persoalan estetika. Justru
pilihan mereka tampak menentukan melalui percampuran kompleks dari masalahmasalah publik dan privat: sentimentalitas, fantasi, keyakinan pribadi, kesadaran
atau usia dan gender, kepekaan terhadap fashion, dan seringnya berganti citra diri,
bergabung dengan tradisi yang lebih publik tentang kelas, status sosial, dan
persetujuan atas kesetaraan .
Berdasarkan fungsi utama dari media adalah untuk menciptakan sebuah
realitas, sehingga peran media menekankan pada individual bahwa mereka dilihat
sebagai representasi dari kelompok- kelompok sosial tertentu, media akan
membawa kekuatan teks untuk di hadirkan dalam realitas atas ideologi-ideologi
yang dibentuk.
Iklan Tidak saja harus dipandang dan dipahami sebagai bentuk komunikasi
yang menawarkan sesuatu saja, iklan seharusnya bukan hanya iklan jujur, bukan
hanya artistik, namun lebih dari itu iklan yang baik adalah iklan yang didalamnya
mempunyai nilai-nilai sosial, edukasi, dan tidak bertentangan dengan nilai- nilai
yang ada dalam masyarakat.
Sebuah pesan yang selalu disampaikan secara terus menerus pada suatu

media diduga menyisir para pembacanya yang tidak setiap hari berkesempatan
membaca iklan tersebut agar dapat mempengaruhi orang yang membacanya
sehingga tertarik dan membeli produk atau jasanya yang diiklankan tersebut.
Menurut efektifitasnya, iklan dapat dibagi menjadi iklan yang efektif dan
iklan yang tidak efektif. Iklan Efektif adalah iklan yang dapat menyampaikan
informasi dari pemasang iklan kepada penerima iklan. Faktor-faktor yang
menentukan kefektifan suatu iklan antara lain kepadatan materi, kesederhanaan
bahasa, dan lain-lain. Sedangkan Iklan tidak Efektif Kebalikan dari iklan efektif
adalah iklan tidak efektif. Secara sederhana, iklan tidak efektif adalah iklan yang
tidak mampu menyampaikan informasi dari pemasang iklan kepada pembaca
iklan. Entah karena terlalu panjang, bertele-tele, atau bahasa yang terlalu rumit
dan kurang dipahami oleh penerima iklan.
Adapun syarat-syarat iklan adalah sebagai berikut:
1. Bahasa Iklan
a. Menggunakan pilihan kata yang tepat, menarik, sopan, dan logis
b. ungkapkan atau majas yang digunakan untuk memikat dan sugestif
c. Disusun secara singkat dan menonjolkan bagian-bagian yang dipentingkan
2. Isi iklan
a. objektif dan jujur
b. singkat dan jelas
c. tidak menyinggung golongan tertentu atau produsen lain
d. menarik perhatian banyak orang.

METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penlitian, misalnya: perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,
dan lain-lain secara holistik dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata
dan bahasa pada suatu konteks khusus (Moleong, 2004:6).
Pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data
berupa kata-kata tertulis maupun lisan, dan bergantung pada pengamatan manusia
terhadap lingkungannya sendiri dan dalam berhubungan dengan orang-orang
disekitarnya.
Pada penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian kualitatif, dengan
pendekatan deskriptif. Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa Penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya
sendiri dan berhubungan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam
peristilahannya. (Moleong, 2000:3).
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengidentifikasikan
pesan dalam tampilan iklan yang terdiri dari teks dan gambar. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan mencatat isi dokumen, mengarsip, dan
memotret. Selain itu dilakukan pula studi kepustakaan berupa buku cetak maupun
elektronik serta artikel atau jurnal ilmiah yang berhubungan dengan landasan
penelitian dan mempunyai keabsahan.

10

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan
dengan mengambil contoh Iklan Kejantanan Mak Erot yang sangat melegenda.
Pengamatan dilakukan selama 1 (satu) tahun yaitu dari tanggal 01 Juli 2015
sampai dengan 6 Juli 2016.

Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis yang dilakukan adalah analisis isi (content
analysis) dari sebuah iklan tentang maskulinitas (kejantanan pria) pada koran
harian Radar Banjarmasin yaitu Mak Erot.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Iklan tentang maskulinitas (kejantanan pria) Pengobatan Alternatif Hj.


MAK EROT selalu terbit setiap hari selama pengamatan (satu tahun) di halaman
21 atau halaman 22. Isi iklan tersebut statis dengan content (isi) tentang jasa
pembesaran alat vital pria disertai dengan garansi dan terbukti di tempat.
Hegemoni iklan tersebut di media cetak SKH Radar Banjarmasin dengan
terbit tiap hari dengan varian yang statis memberikan makna bahwa bentuk iklan
dan kemasan iklan tidak terlalu diperhatikan oleh sumber/pemrakarsa. Hal ini
diduga produk yang ditawarkan adalah produk/jasa yang telah melegenda di
daerah asalnya dan terkenal hingga ke berbagai daerah di Indonesia, sehingga
dengan isi iklan dengan varian statis pun, sudah bisa mendatangkan keuntungan.
Isi iklan maskulinitas (kejantanan pria) Hj. Mak Erot menonjolkan tentang
ukuran yang besar dan panjang bagi alat vital pria. Dimana jargon besar, panjang,
kuat dan tahan lama sengaja dipilih untuk memberikan penyemangat bagi para
pria yang merasa memiliki kekurangan terhadap alat vitalnya, baik ukuran
kepanjangan, kebesaran maupun ketahanannya.

Stimulus yang diberikan dari

iklan tersebut diharapkan mampu menyentuh emosi pembacanya agar masalah


yang mereka hadapi dapat segera teratasi, terlebih tertulis pula dalam iklan
tersebut adanya garansi terbukti di tempat dan bersifat permanen.
Menurut Lofton (2004) dalam Fakhry (2010) mengatakan bahwa iklan
tidak hanya hangat tetapi juga harus jelas. Untuk itu diperlukan perhatian khusus
hari demi hari untuk dapat memberikan sajian iklan yang terkini dan sesuai
dengan konteks perhatian masyarakat sesuai dengan sasaran iklan.

12

Fungsi iklan dalam pemasaran adalah memperkuat dorongan kebutuhan


dan keinginan konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan
kepuasannya. Agar iklan berhasil merangsang tindakan pembeli, menurut
Djayakusumah (1982:60) setidaknya harus memenuhi kriteria AIDCDA yaitu:

Attention

mengandung daya tarik

Interest

mengandung perhatian dan minat

Desire

memunculkan keinginan untuk mencoba atau memiliki

Conviction :

menimbulkan keyakinan terhadap produk

Decision

menghasilkan kepuasan terhadap produk

Action

mengarah tindakan untuk membeli.

Berdasarkan konsep AIDCDA, promosi periklanan harus diperlukan


pengetahuan yang cukup tentang pola perilaku, kebutuhan, dan segmen pasar.
Konsep

tersebut

diharapkan

konsumen

dapat

melakukan

pembelian

berkesinambungan. Segala daya upaya iklan dengan gaya bahasa persuasinya


berusaha membuat konsumen untuk mengkonsumsi, yang tidak memperdulikan
status sosialnya. Cak Nun berpendapat; iklan adalah anak jadah kebudayaan,
yaitu bagaimana cara mengolah kelemahan produk menjadi kelebihan itulah
fungsinya sebagai ujung tombak pemasaran (Blank Magazine.2002: 20 dalam
Tugiman, 2015).
Iklan bertujuan sebagai :
1. Media informasi: Iklan merupakan suatu media informasi produk yang
disampaikan kepada konsumen.

13

2. Proses iklan: Penyampaian informasi produk yang diprakarsai produsen


untuk disampaikan melalui iklan ditujukan kepada konsumen sebagai
penerima pesan.
3. Komunikasi persuasif: Gaya bujuk rayunya (persuasi) yang diterapkan
pada iklan mengakibatkan konsumen terbius masuk lingkaran konotasi
positif terhadap produk yang diinformasikan.
4. Reaksi Konsumen: Informasi yang jelas melalui iklan akan membuahkan
reaksi atau tindakan hingga kesadaran untuk mengkonsumsi produk yang
diinformasikan.

Gambar 1. Iklan Kejantanan Hj. Mak Erot di SKH Radar Banjarmasin

Iklan yang dapat menyentuh langsung kepada permasalahan individu


audiensnya, lebih cepat dicerna dan jargonnya lebih cepat menjadi isu hangat
(tranding topic) di kalangan pembacanya.

Isi iklan mengenai ukuran (besar,

panjang, kuat dan tahan lama), bahwa hal tersebut merupakan lambang

14

keperkasaan (Maskulin) bagi sebagian besar kaum Adam. Karena dinilai dapat
memberikan kepuasan bathin bagi pasangannya. Ukuran dapat meningkatkan rasa
percaya diri (confidence) bagi pemiliknya, dan memberikan stimulus untuk
membaca iklan tersebut dan mencoba menggunakan/membeli produknya.
Maskulinitas adalah

konsep-konsep

gender

tentang

perilaku

yang

dibangun secara sosial dan pada umumnya terkait dengan laki-laki. Tidak ada satu
model

tunggalmaskulinitas karena

model maskulinitas diungkapkan

secara

berbeda pada suatu konteks budaya tertentu dan konteks waktu tertentu.
Terminologi maskulin sama halnya jika berbicara mengenai feminin.
Maskulin merupakan sebuah bentuk konstruksi kelelakian terhadap laki-laki.
Laki-laki tidak dilahiran begitu saja dengan sifat maskulinnya secara alami,
maskulinitas dibentuk oleh kebudayaan. Hal yang menentukan sifat perempuan
dan laki-laki adalah kebudayaan (Barker, dalam Nasir, 2007:1). Secara umum,
maskulinitas tradisional menganggap tinggi nilai-nilai, antara lain kekuatan,
kekuasaan, ketabahan, aksi, kendali, kemandirian, kepuasan diri, kesetiakawanan
laki-laki, dan kerja. Di antara yang dipandang rendah adalah hubungan
interpersonal, kemampuan verbal, kehidupan domestik, kelembutan, komunikasi,
perempuan, dan anak-anak (Nasir, 2007: l). Dalam kehidupan sosial, dengan
tradisi maskulin yang semacam ini, laki-laki dianggap gagal jika dirinya tidak
maskulin. Kebanyakan laki-laki ditekan untuk menjadi maskulin. Berpenampilan
lemah, emosional, atau berlaku inefisien secara seksual merupakan suatu ancaman
utama terhadap percaya diri laki-laki. Menurut ensiklopedi wikipedia (http://
www.wikipedia.co.id.), maskulinitas disebutkan sebagai manhood atau kelelakian.

15

Konsep maskulinitas pada masyarakat Indonesia umumnya dipengaruhi


oleh budaya Barat yang berasosiasi dengan citra industrialisasi, kekuatan militer,
dan peran sosial gender yang konvensional. Hal yang dimaksudkan dalam hal ini,
misalnya bahwa laki-laki harus kuat secara fisik, pintar, agresif secara seksual,
logis, seorang yang individualistik, dan condong memimpin, serta sifat-sifat
jantan lainnya. Dengan citra demikian, maka kebudayaan terus menciptakan
maskulin-maskulin baru dalam keluarganya sebagai semacam prestise yang
seolah-olah dimiliki secara genetis oleh laki-laki (Encyclopedia, 2016).
Dalam kehidupan di zaman modern ini, masyarakat dituntut untuk teliti
sebelum membeli suatu produk/jasa, serta mempertimbangkan segala sesuatunya.
Sebab kesalahan pemakaian produk yang tidak jelas dapat menyebabkan kerugian
bagi konsumen itu sendiri.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan bahwa Isi
iklan maskulinitas (kejantanan pria) Hj. Mak Erot menonjolkan tentang ukuran
yang besar dan panjang bagi alat vital pria. Dimana jargon besar, panjang, kuat
dan tahan lama sengaja dipilih untuk memberikan penyemangat bagi para pria
yang merasa memiliki kekurangan terhadap alat vitalnya, baik ukuran
kepanjangan, kebesaran maupun ketahanannya.

Stimulus yang diberikan dari

iklan tersebut diharapkan mampu menyentuh emosi pembacanya agar masalah


yang mereka hadapi dapat segera teratasi, terlebih tertulis pula dalam iklan
tersebut garansi terbukti di tempat dan bersifat permanen.
Saran
Beberapa saran dari penulis adalah sebenarnya tampilan iklan tentang
maskulinitas ini tidak memerlukan tampilan berwarna beserta ilustrasi sesuai
dengan tema iklannya, namun isi (content) iklan yang sudah menstimulus
pembaca hal tersebut dapat tersamarkan, ditambah dengan produk/jasa yang
diiklankan merupakan sesuatu yang sudah melegenda. Namun demikian, bagi
para pembaca, sebaiknya meneliti sebelum membeli/memilih produk/jasa dari
iklan yang terbit di media cetak, agar tidak mudah tertipu oleh propaganda hasil
cepat dan permanen dimana kualitasnya tidak sama dengan iklannya.

DAFTAR PUSTAKA

Djayakusumah, Tams. 1982. Pengertian Periklanan. Bandung : CV. Armico.


Encyclopedia. 2016. Masculinity : Wikipedia Free Encyclopedia
Fakhry, Dinansyah. 2010. Pemaknaan Visual Iklan Cetak Bisnis Indonesia Versi
Bunga Uang Pada Majalah Media Directory 2010. Skripsi. Universitas
Multimedia Nusantara. Jakarta.
Irwan, Tarmawan. 2010. Struktur dan Proses Komunikasi dalam Iklan Minuman
Bir. Jurnal VISUALITA, Vol.2 No.2 Agustus 2010 : 69-75 ISSN : 23015144 (online) http://visualita.unikom.ac.id/ Program Studi Desain
Komunikasi Visual, Universitas Komputer Indonesia.
. 2010. Iklan FREN SOBAT versi "Nelpon Pake Fren
Bayarnya Pake Daun" berdasarkan Konstruksi Sosial dan Kesalahpahaman
Konstruksi. Jurnal VISUALITA, Vol.2 No.2 Agustus 2010 : 69-75 ISSN
: 2301-5144 (online) http://visualita.unikom.ac.id/ Program Studi Desain
Komunikasi Visual, Universitas Komputer Indonesia.
M. Syahril Iskandar. 2011. Pembentukan Persepsi Visual pada Iklan Televisi.
Jurnal VISUALITA, Vol.3 No.1 Februari 2011 : 14-33 ISSN : 2301-5144
(online) http://visualita.unikom.ac.id/. Program Studi Desain Komunikasi
Visual, Universitas Komputer Indonesia.
M. Nasir Ibrahim. (2007). Analisis Pengaruh Media Promsi terhadap pengambilan
keputusan membeli air minum dalam kemasan pada masyarakat kota
Palembang. Jurnal manajemen & bisnis Vol.5, No.9, desember 2007, (ON
LINE) http://www.unsri.ac.id/digilib/jurnal/,23 oktober 2009.
Moleong, Lexi J, (2000), Metode Penelitian Kualitatif, Rosdakarya, Bandung
Nadia, Sigi Prameswari. Antara Komodifikasi Maskulinitas Dan Realitas: Iklan
Rokok Bintang Buana Filter Media Outdoor Versi Maju Tak Gentar Di
Yogyakarta. Jurusan Pengkajian Seni. Program Studi Pascasarjana.
Institut Seni Indonesia. Yogyakarta.
Onong, U. Effendy. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan
kesembilanbelas. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaludin. 2002. Metode Penelitian Komunikasi: Contoh Analisis
Statistik. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Simamora, B. (2004). Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT.Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.

18

Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Bandung,


PT.Rosda Karya Offset. Tot. 2003. Iklan TV Tak Lagi Jadi Raja dalam
Dunia Pemasaran. Sinar Harapan. edisi 6 Agustus. Jakarta.
Trisnawati. (2010). Analisis Pengaruh Media Iklan Televisi Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen Pasta Gigi Pepsodent Di Universitas Kristen
Maranatha Bandung. Skripsi. http://digilib.unsri.ac.id
Tugiman, Susanto PW. 2015. Strategi Pemasaran Produk Melalui Media
Periklanan. STIMIK AMIKOM. Yogyakarta.

19

Lampiran 1. Gambar Iklan di SKH Radar Banjarmasin

Radar Banjarmasin, 01 Juli 2015, Hal. 22

Radar Banjarmasin, 06 Juli 2015. Hal. 22

20

Lampiran 1. Gambar Iklan di SKH Radar Banjarmasin (Lanjutan)

Radar Banjarmasin, 01 Juli 2016, Hal. 21

Radar Banarmasin, 04 Juli 2016, hal. 21

Das könnte Ihnen auch gefallen