Sie sind auf Seite 1von 7

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA LANJUT USIA


Oleh: Kusrini S. Kadar, SKp. MN
Staf Pengajar PSIK-FKUH

PENDAHULUAN
Usia lanjut (USILA) merupakan tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia.
Setiap orang yang dikaruniai umur panjang akan mengalami tahapan ini. Dengan berhasilnya
pelayanan kesehatan yang ditandai dengan bertambahnya usia harapan hidup maka
kesempatan menjadi USILA semakin besar sehingga diperkirakan jumlah USILA semakin
bertambah.
Sama seperti tahapan proses perkembangan yang lain, maka pada USILA terjadi perubahan
fisik, emosi, kognitif, sosial dan spiritual yang memerlukan penanganan khusus agar USILA
tetap adaptif. USILA dapat menjadi usia keemasan yang bahagia jika individu memiliki
kesehatan yang baik, ikatan keluarga dan lingkungan sosial yang kuat, kondisi ekonomi yang
memadai disertai hubungan interpersonal yang hangat.
Sehubungan dengan masalah tersebut di atas, maka kelompok USILA perlu mendapat
perhatian dan pembinaan khusus baik oleh pemerintah atau swasta maupun berbagai disiplin
ilmu termasuk keperawatan, agar para usia lanjut dapat mempertahankan kondisi
kesehatannya sehingga tetap dapat produktif, berperan aktif di masyarakat dan tetap bahagia
di usia lanjut.
Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada usia lanjut terkait dengan beberapa
aspek antara lain sebagai berikut:
a. Fungsi fisiologis: masalah pendengaran, penglihatan, pencernaan dan nutrisi,
perkemihan, kardiovaskular, pernafasan, mobilitas, dan keamanan.
b. Rasa nyaman: kulit, tidur dan istirahat, suhu tubuh, fungsi seksual.
c. Fungsi psikososial
d. Fungsi kognitif
Pada makalah ini akan diuraikan lebih lanjut tentang asuhan keperawatan pada usia lanjut
secara menyeluruh yaitu bio-psiko-sosial-spiritual, karena keempat aspek tersebut saling
terkait dan saling menentukan satu sama lain. Oleh karena itu keempat aspek tersebut perlu
dipenuhi secara selaras karena kegagalan pada salah satu aspek akan mengganggu sistem
manusia secara utuh.

RESPON USIA LANJUT TERHADAP PROSES PENUAAN


Respon usia lanjut terhadap proses penuaan berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh
pertumbuhan dan perkembangan individu tersebut, latar belakang sosial budaya termasuk
ekonomi, pendidikan, sosial budaya masyarakat, besarnya dukungan keluarga dan lain
sebagainya.

Menurut Erickson (dikutip dari Stuart & Sundeen, 1993) bahwa kesiapan usia lanjut untuk
beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap tugas perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh
proses tumbuh kembang sebelumnya. Apabila seseorang pada tahap tumbuh kembang
sebelumnya melakukan kegiatan sehari-hari dengan teratur dan baik serta membina hubungan
yang serasi dengan orang-orang di sekitarnya, maka pada usia lanjut dia akan tetap
melakukan kegiatan yang biasa dilakukan pada usia mudanya, misalnya olah raga, ikut dalam
organisasi sosial kemasyarakatan dan masih dapat mengembangkan hobinya. Dengan
demikian ia tidak mudah sakit dan masih bisa menunjukkan integritas diri yang baik.
Sebaliknya, jika seseorang tersebut tidak berhasil dalam tahap tumbuh kembang sebelum
lansia dan tidak melakukan hal-hal yang telah disebutkan diatas dan lebih banyak stress dan
keyakinan terhadap agama kurang, maka individu tersebut akan cepat mengalami perubahan
struktur dan fungsi tubuh yang ditandai dengan sering sakit, lekas pikun, merasa terisolasi,
maka proses penuaan ini terjadi lebih cepat.
Usia lanjut akan tetap produktif apabila ia dapat melakukan tugas perkembangannya dengan
baik. Tugas perkembangan ini meliputi penyesuaian diri terhadapp ketahanan dan kesehatan
fisik yang berkurang, penyesuaian diri terhadap masa pensiun dan berkurangnya pendapatan,
penyesuaian diri terhadap kemungkinan ditinggal pasangan hidup karena kematian, membina
hubungan dengan teman sebaya dengan berperan serta dalam organisasi sosial
kemasyarakatan.
Apabila tugas perkembangan tersebut tidak dapat dilakukan dengan baik oleh usia lanjut,
maka mereka akan bisa mengalami berbagai masalah antara lain: kecemasan, sakit-sakitan,
merasa kesepian, depresi, penolakan, bermusuhan dengan orang disekitarnya, harga diri
rendah, dan bahkan ada yang putus asa sampai bunuh diri, terutama apabila keyakinan
agamanya kurang kuat.
Selain USILA sendiri harus mampu melakukan perawatan dirinya sendiri, keluarga dan orangorang disekitarnya pun perlu memahami bagaimana melakukan asuhan keperawatan yang
tepat pada usia lanjut tersebut. Karena hal ini akan membantu USILA untuk lebih bergairah
hidup dan melakukan kegiatan dengan penuh semangat dan ia akan tetap produktif dan
berbahagia pada usianya yang lanjut.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA USIA LANJUT


Asuhan keperawatan usia lanjut bertujuan agar usia lanjut dapat melakukan kegiatan seharihari secara mandiri, dengan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan
kesehatan sehingga usia lanjut memiliki rasa ketenangan hidup dan tetap produktif sampai
akhir hayatnya. Asuhan keperawatan yang dilakukan meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dari pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
I.

PENGKAJIAN

Pengkajian yang dilakukan meliputi fisik, psikologis, sosial dan spiritual untuk mendapatkan
data dan mengetahui kemampuan dan kekuatan usia lanjut.

a. Fisik/Biologis
Pengkajian fisik/biologis dilakukan dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang yang diperlukan. Riwayat kesehatan usia lanjut dikaji dengan
menanyakan tentang:
Pandangan usila tentang kesehatannya
Kegiatan yang mampu ia lakukan
Kekuatan fisik usila: kekuatan otot, sendi, penglihatan, pendengaran
Kebiasaan usila merawat diri sendiri
Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, buang air besar/kecil
Kebiasaan olah raga
Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan
Kebiasaan usila dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan minum obat
Masalah-masalah seksual yang dirasakan
Beberapa masalah keperawatan yang umum ditemukan pada usila:
Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Gangguan persepsi berhubungan dengan gangguan pendengaran/penglihatan
Kurangnya perawatan diri
Kemungkinan cedera fisik: jatuh
Perubahan pola eliminasi
Gangguan pola tidur
Gangguan pola nafas
Gangguan mobilisasi: nyeri berhubungan dengan kekakuan sendi, dll
b. Psikologis
Pemeriksaan psikologis dilakukan saat berkomunikasi dengan usila untuk melihat
fungsi kognitif termasuk daya ingat, proses fikir, dan juga perlu dikaji alam perasaan,
orientasi terhadap realitas dan kemampuan usila dalam penyelesaian masalahnya.
Perubahan yang umum terjadi pada usila adalah daya ingat yang menurun, proses fikir
yang menjadi lambat, dan adanya perasaan sedih karena merasa kurang diperhatikan.
Hal yang perlu dikaji:
Apakah usila mengenal masalah-masalah utamanya?
Apakah usila optimis memandang sesuatu?
Bagaimana sikap dan penerimaan terhadap proses penuaan?
Apakah usila merasa dirinya dibutuhkan atau tidak?
Bagaimana usila tersebut mengatasi masalah atau stress?
Apakah usila tersebut mudah untuk menyesuaikan diri?
Apakah usila tersebut sering mengalami kegagalan?
Apakah harapan usila tersebut di masa sekarang dan masa yang akan
datang?
c. Sosial-ekonomi
Penilaian sosial dilihat dari bagaimana usila tersebut membina keakraban dengan
teman sebaya ataupun dengan lingkungannya dan bagaimana keterlibatan usila dalam
organisasi sosial. Status ekonomi juga mempengaruhi yaitu yang terkait dengan
penghasilan yang mereka peroleh. Usila yang mempunyai penghasilan tentu merasa

dirinya berharga karena masih mampu menghasilkan sesuatu untuk dirinya sendiri dan
orang lain.
Hal-hal yang perlu dikaji antara lain:
Apa saja kesibukan usila dalam mengisi waktu luang?
Apa saja sumber keuangan usila tersebut?
Dengan siapa usila tersebut tinggal?
Kegiatan organisasi sosial apa yang diikuti oleh usila tersebut?
Bagaimana pandangan usila terhadap lingkungannya?
Berapa sering usila tersebut berhubungan dengan orang lain di luar rumah?
Siapa yang biasa mengunjungi usila?
Seberapa besar ketergantungan usila?
Apakah usila dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan fasilitas yang
ada?
Beberapa masalah keperawatan yang sering terjadi pada area psiko-sosial adalah:
Menarik diri b.d perasaan tidak mampu
Isolasi sosial b.d perasaan curiga
Depresi b.d isolasi sosial
Harga diri rendah b.d perasaan ditolak
Koping yang tidak adekuat b.d ketidakmampuan mengungkapkan perasaan
secara tepat
Cemas b.d sumber keuangan yang terbatas
dll
d. Spiritual
Penilaian spiritual berkait dengan keyakinan agama yang dimiliki usila dan sejauh
mana keyakinan tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Usila yang
dapat menjalankan ibadahnya dengan baik, keyakinan tersebut benar-benar diresapi
dalam kehidupan sehari-hari dan ia akan lebih mudah menyesuaikan diri terhadap
proses penuaan.
Hal yang perlu dikaji antara lain:
Apakah usila secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan
agamanya?
Apakah usila secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan
keagamaan?
Bagaimana usila selalu berusaha menyelesaikan masalah?
Apakah usila terlihat sabar dan tawakkal?
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada area ini antara lain:
Reaksi berkabung atau berduka b.d ditinggal pasangan
Penolakan terhadap proses penuaan b.d ketidaksiapan menghadapi kematian
Marah terhadap Tuhan b.d kegagalan yang dialami
Perasaan tidak tenang b.d ketidakmampuan melakukan ibadah secara tepat

II.

PERENCANAAN

Perencanaan dibuat berdasarkan permasalahan yang dialami oleh usila dengan tujuan agar
usila, keluarga, dan petugas kesehatan terutama perawat, baik yang melakukan perawatan di
rumah maupun di panti, dapat membantu usila dan usila sendiri dapat berfungsi seoptimal
mungkin sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik, psikologis, dan sosial dengan tidak
bergantung pada orang lain.
Tujuan dari perencanaan tindakan keperawatan pada usila diarahkan pada pemenuhan
kebutuhan dasar antara lain:
a. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
b. Meningkatkan keamanan dan keselamatan
c. Memelihara kebersihan diri
d. Memelihara keseimbangan tidur dan istirahat
e. Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi yang efektif
a.

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


Peran gizi pada usia lanjut adalah untuk mempertahankan kesehatan dan kebugaran dan
memperlambat timbulnya penyakit degeneratif seperti osteoporosis dan penyakti yang
umum terjadi pada usia lanjut, sehingga usila dapat mencapai hari tua yang sehat dan
tetap aktif.
Gangguan nutrisi yang bisa terjadi pada usila dapat disebabkan oleh faktor fisik, psikologik
dan sosial. Penurunan alat penciuman dan pengecapan, pengunyahan kurang sempurna
dan kurang nyaman saat makan karena gigi geligi kurang lengkap atau buruk, rasa penuh
diperut dan sukar buang air besar karena melemahnya otot lambung dan usus akan
menyebabkan nafsu makan usia lanjut berkurang.
Perubahan peran dan situasi pada usia lanjut dapat menyebabkan timbulnya kecemasan
dan putus asa yang dapat menyebabkan usia lanjut menolak makan atau makan secara
berlebihan.
Masalah gizi yang sering timbul pada usia lanjut adalah kelebihan gizi (obesitas,
malnutrisi), kekurangan gizi (anoreksia, penurunan BB), kekurangan vitamin, dan
kelebihan vitamin.

b.

Meningkatkan keamanan dan keselamatan


Kecelakaan sering terjadi pada usila antara lain jatuh, kecelakaan lalu lintas, dan
kebakaran. Hal ini berkaitan dengan proses penuaan di mana fleksibilitas dari kaku mulai
berkurang, ditandai dengan timbulnya masalah mobilisasi akibat nyeri pada sendi-sendi.
Situasi tersebut menyebabkan usila tidak mampu menyanggah tubuhnya dengan baik.
Disamping itu, penurunan kondisi fisik seperti penglihatan dan pendengaran membuat usia
lanjut kurang bisa mengamati situasi sekitarnya sehingga mereka rentan terhadap
kecelakaan.

c.

Memelihara Kebersihan Diri


Akibat dari proses penuaan, sebagian usila mengalami kemunduran ataupun motivasi
untuk melakukan perawatan diri secara teratur. Bisa juga kurangnya perawatan diri ini
disebabkan karna penurunan daya ingat pada usia lanjut sehingga tidak dapat melakukan
kegiatan kebersihan diri secara teratur. Hal ini juga berkaitan dengan kebiasaan usila pada

usia muda. Jika pada usia muda mereka orang yang rapi dan bersih, maka biasanya
mereka akan tetap melakukan aktifitas perawatan diri dengan baik (jika tidak ada batasan
fisik).
d.

Memelihara Keseimbangan Tidur dan Istirahat


Pada umumnya usila mengalami gangguan tidur karena proses penuaan. Upaya yang
dapat dilakukan antara lain:

Menyediakan atau memberikan waktu/tempat tidur yang nyaman

Mengatur lingkungan yang kondusif (ventilasi, suara)

Melatih lansia untuk melakukan latihan fisik ringan untuk melancarkan sirkulasi
darah dan melenturkan otot-otot

Memberikan minuman hangat sebelum tidur

e.

Meningkatkan Hubungan Interpersonal Melalui Komunikasi


Masalah yang umum ditemukan pada usia lanjut yaitu penurunan daya ingat, pikun,
depresi, lekas marah, mudah tersinggung, dan curiga. Hal ini disebabkan oleh penurunan
fungsi fisik pada usia lanjut dan juga karena hubungan interpersonal yang tidak adekuat.
Upaya yang bisa dilakukan antara lain:
Berkomunikasi dengan usila dengan mempertahankan kontak mata
Memberikan stimulus atau mengingatkan usila terhadap kegiatan yang dilakukan
Menyediakan waktu untuk berbincang-bincang dengan usila
Memberikan kesempatan pada usila untuk mengekspresikan perasaan dan
tanggap terhadap respon verbal dan non verbal usila
Melibatkan usila dalam keperluan tertentu sesuai dengan kemampuannya
Menghargai pendapat usila

III.

IMPLEMENTASI

Semua tindakan yang telah direncanakan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan usila dan
situasi dan kondisinya. Ada beberapa hal yang perlu diingat dalam mengimplementasikan
perencanaan, antara lain:
Berbicara dengan lembut dan sopan
Memberikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dilakukan
berulang kali jika perlu dengan gambar
Memberikan kesempatan pada usila untuk bertanya

IV.

EVALUASI

Setiap tindakan yang telah dilakukan perlu dievaluasi baik dari verbal maupun non verbal untuk
mengetahui sejauh mana usila atau keluarga mampu melakukan apa yang telah dianjurkan,
sehingga perawat dapat melihat keberhasilan dan merencanakan tindakan selanjutnya.

KESIMPULAN
Kemajuan IPTEK secara umum dan di bidang kesehatan khususnya telah mampu
meningkatkan taraf hidup dan memperbaiki tingkat kesehatan manusia. Hal ini mengakibatkan
usia harapan hidup menjadi lebih panjang sehingga populasi kelompok usia lanjut meningkat.
Dengan demikian perhatian dan penanganan terhadap masalah usia lanjut perlu ditingkatkan.
Perawat yang professional harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai
mengenai usia lanjut dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik. Perawat merupakan
tenaga kesehatan yang memiliki potensi untuk bisa meningkatkan status kesehatan kelompok
usia lanjut sehingga mereka dapat tetap hidup produktif serta tetap bahagia di hari tuanya.
Selain itu keluarga juga merupakan sumber yang berpotensi dalam meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan usila sebagai sistem pendukung terdekat bagi usia lanjut.
Perawat komunitas yang bertugas di keluarga dapat mengoptimalkan fungsi keluarga dalam
rangka merawat dan meningkatkan sistem kesehatan usia lanjut sehingga tujuan dari
keperawatan komunitas dapat terlaksana dengan baik.

Das könnte Ihnen auch gefallen