Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anthrax atau radang limpa adalah penyakit menular terutama
menyerang binatang herbivora, tetapi juga menyerang semua mamalia
termasuk manusia dan beberapa spesies unggas. Manusia juga rentan terhadap
infeksi, meskipun tidak serentan hewan pemamah biak. Anthrax merupakan
salah satu zoonosis yang penting dan sering menyebabkan kematian pada
manusia. Penyakit Anthrax tidak hanya penting pada industri peternakan,
tetapi juga penting dalam populasi kehidupan binatang liar dan manusia,
terutama mereka yang tertular melalui pekerjaan.
Menurut catatan, anthrax sudah dikenal di Indonesia sejak jaman
penjajahan Belanda, tepatnya pada tahun 1884 di daerah Teluk Betung.
Selama tahun 1899 - 1900 di daerah Karesidenan Jepara tercatat sebanyak 311
ekor sapi terserang anthrax, dari sejumlah itu 207 ekor mati. Pada tahun 1975,
penyakit itu ditemukan di enam daerah : Jambi, Jawa Barat, Nusa Tenggara
Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Kemudian, 1976-1985, anthrax berjangkit di 9 propinsi dan menyebabkan
4.310 ekor ternak mati. Dalam beberapa tahun terakhir ini, hampir setiap
tahun ada kejadian anthrax di Kabupaten Bogor yang menelan korban jiwa
manusia. Akhir-akhir ini diberitakan media elektronik maupun cetak, 6 orang
dari Babakan Madang meninggal dunia gara-gara memakan daging yang
berasal dari ternak sakit yang diduga terkena anthrax. Kejadian ini telah
mendorong Badan Litbang Pertanian mengambil langkah proaktif untuk
meneliti kejadian ini agar tidak menimbulkan dampak negatif yang lebih luas.
Di Indonesia Anthrax menyebabkan banyak kematian pada ternak, kehilangan
tenaga kerja di sawah dan tenaga tarik, serta kehilangan daging dan kulit
karena ternak tidak boleh dipotong. Kerugian ditaksir sebesar dua milyar
rupiah setiap tahun.
Penyakit Anthrax dilaporkan bersifat perakut, subakut dan jarang
dalam bentuk kronis. Penyakit ini biasanya bersifat akut atau perakut pada
pelbagai jenis ternak (pemamah biak, kuda, babi dan sebagainya), yang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyakit Anthrax
Anthrax atau radang limpa adalah penyakit menular terutama
menyerang binatang herbivora, tetapi juga menyerang semua mamalia
termasuk manusia dan beberapa spesies unggas. Manusia juga rentan terhadap
2
: Bacteria
Pylum
: Firmincutes
Class
: Bacilli
Order
: Bacillales
Family
: Bacillaleae
Genus
: Bacillus
Species
: Bacillus anthracis
Hal ini dapat terjadi karena daya tahan spora antraks yang tinggi untuk
melewati kondisi tak ramah--termasuk panas, radiasi ultraviolet dan
ionisasi, tekanan tinggi, dan sterilisasi dengan senyawa kimia. Hal itu
terjadi ketika spora menempel pada kulit inang yang terluka, termakan,
atau--karena ukurannya yang sangat kecil--terhirup. Begitu spora antraks
memasuki tubuh inang, spora itu berubah ke bentuk vegetatif.
Penyebaran spora anthrax dapat melalui kontak langsung/melalui kulit,
melalui saluran pernpasan, dan melalui per oral atau saluran pencernaan,
hal ini dapat menyebabkan macam-macam penyakit anthrax,seperti
anthrax kulit, anthrax saluran pernapasan, anthrax saluran pencernaan
dan dapat sampai ke otak yang disebut anthrax otak/meningitis.
Sebetulnya Bacillus anthracis sendiri tidak begitu tahan terhadap suhu
tinggi dan bermacam desinfektan, namun mereka mudah sekali membentuk
spora yang tahan kekeringan dan mumpu hidup lama di tanah yang basah,
lembab atau di daerah yang sering tergenang air. Itu sebabnya, ternak yang
mati karena anthrax dilarang diseksi (bedah mayat) atau dipotong untuk
menghindari Bacillus anthracis berubah menjadi spora dan tersebar ke manamana oleh angin, air, serangga dan mencemari tanah. Sekali tanah tercemar
spora, maka spora di tanah tersebut sangat berbahaya dan suatu saat dapat
menyebabkan penyakitnya muncul kembali.
2.2 Mekanisme Infeksi
Sel masuk ke dalam tubuh dalam bentuk spora, spora kemudian
diserang oleh sistem kekebalan tubuh, dalam sistem kekebalan tubuh, spora
aktif dan mulai berkembang biak dan menghasilkan dua buah racun, yaitu :
Edema Toxin meupakan racun yang menyebabkan makrofag tidak dapat
melakukan fagositosis pada bakteri dan Lethal Toxin merupakan racun yang
memaksa makrofag mensekresikan TNF-alpha dan interleukin-1-beta yang
menyebabkan septic shock dan akhirnya kematian, selain itu racun ini dapat
menyebabkan bocornya pembuluh darah. Racun yang dihasilkan oleh Bacillus
anthracis mengandung 3 macam protein, yaitu : antigen pelindung, faktor
edema, dan faktor mematikan. Racun memasuki sel tubuh saat antigen
pelindung berikatan dengan faktor edema dan faktor mematikan membentuk
mati sebelum nampak tanda-tanda bahwa ia sakit. Dan kerap kali diagnosa
ditentukan setelah mati, yaitu terjadi pembesaran limpa membengkak 2-4
kali dari ukuran normal.
2. Bentuk akut (pada sapi, kuda, kambing dan domba)
Mula-mula demam, gelisah, kemudian terjadi depresi, sukar
bernapas, detak jantung cepat tetapi lemah, kejang dan penderita segera
mati, dengan dibarengi keluar cairan berdarah dari lubang ataupun mulut.
Selama penyakitnya berlangsung, demamnya dapat mencapai 41-42C,
ruminasi berhenti, produksi susu berkurang, pada ternak yang sedang
bunting mungkin terjadi keguguran. Dari lubang-lubang kumlah mungkin
keluar ekskreta berdarah. Gejala Anthrax akut pada kuda dapat berupa
demam, kedinginan, kolik yang berat, tidak ada nafsu makan, depresi
hebat, otot-otot lemah, mencret berdarah, bengkak di daerah leher, dada,
perut bagian bawah dan dibagian kelamin luar.
Pada kuda Anthrax biasanya menyebabkan kolik, mungkin karena
torsil intestinal atau invaginasi, tidak disertai akumulasi tinja dan gas.
Sering juga disertai busung di daerah leher, dada, bahu dan pharynx.
Busung tersebut berbeda dengan pembengkakan yang disebabkan oleh
purpura hemorrhagica, karena perkembangannya cepat, ada rasa nyeri,
demam tinggi dan perbedaan lokalisasinya. Gejala gelisah jarang terdapat
tetapi selalu mengalami sesak nafas dan kebiruan. Penyakit tersebut
biasanya berakhir 8-36 jam, atau kadang-kadang sampai 3-8 hari.
Pada sapi, gejala-gejala permulaan kurang jelas kecuali demam
tinggi sampai 42C. Biasanya sapi-sapi tersebut terus digembalakan atau
dikerjakan. Dalam keadaan serupa itu sapi dapat mendadak mati
dikandang, dipadang gembalaan atau saat sedang dipekerjakan.
Penyakit ini ditandai dengan gelisah, waktu sedang menguyah
menanduk benda-benda keras, kemudian dapat diikuti oleh gejala-gejala
penyakit umum seperti hewan menjadi lemah, panas, tubuh tidak merata,
paha gemetar, rasa nyeri meliputi pinggang, perut atau seluruh badan.
Nafsu makan tidak ada. Sekresi susu dan ruminasi berhenti. Perut agak
kembung. Pada puncak penyakit darah keluar melalui dubur, mulut lubang
Pada beberapa kasus terjadi buang air sukar dan nyeri, tinja bercampur
darah, yang berwarna merah hitam dan jaringan nekrotik yang mengelupas.
Kadang-kadang terdapat penyembulan rektum. Daerah perineum bengkak.
Selaput lendir panas. Pada selaput lendir panas. Pada selaput lendir vagina
sering terdapat busung gelatin.
Anthrax kulit primer maupun sekunder jarang terdapat. Penyakit ini
biasanya berakhir setelah 10-36 jam, kadang-kadang sampai 2-5 hari. Anthrax
kronis dapat pula terjadi pada sapi yang berlangsung selama 2-3 bulan.
Hewan-hewan yang menderita penyakit akan menjadi kurus dengan cepat.
Pada domba dan kambing, biasanya bentuk perakut dengan perubahanperubahan apopleksi serebral, hewan-hewan yang terserang tiba-tiba
pusing, berputar-putar, gigi gemetar dan mati hanya dalam beberapa menit
setelah darah keluar dari lubang-lubang tubuh. Pada kasus yang kurang
cepat, penyakit tersebut hanya berlangsung selama beberapa jam, dengan
tanda-tanda : gelisah, berputar-putar, respirasi berat dan cepat, jantung
berdebar-debar, tinja dan kemihnya berdarah. Ludah keluar dari mulut dan
terjadi konvulsi. Busung dan enteritis jarang terdapat.
pembentukan bungkul
merah
pucat
10
Pada manusia, spora anthrax dapat masuk baik Icwat mulut karena
makan bahan makanan (daging) yang tercemar ataupun lewat kulit yang
terluka atau bekas gigitan serangga. Oleh karena itu, ternak yang terkena
penyakit anthrax dilarang keras untuk dipotong dan dikonsumsi. Selain itu,
spora juga dapat masuk ke tubuh manusia lewat pernapasan, yang dapat
menyebabkan penderita mengalami radang paru-paru. Hal inilah sekarang
yang menjadi berita dunia, karena orang yang tidak bertanggung jawab
(teroris) menyebarkan spora anthrax melalui surat atau cara-cara lainnya.
2.4 Patologis Anatomis
Perubahan patologi anatomi terhadap hewan yang terkena anthrak
adalah keluar darah berwarna gelap (merah tua-hitam) dari lubang-lubang
kumlah seperti dubur, hidung, mulut, terjadi pembengkakan di daerah leher,
dada dan sisi lambung, pinggang dan alat kelamin luar. Selain itu jika hewan
yang
menderita
anthrak
dilakukan
nekropsi
maka
akan
terlihat
11
12
Semua ternak (sapi, kerbau, kambing, domba, babi dan kuda) harus
divaksin secara teratur. Mintalah bantuan petugas Dinas Peternakan
setempat atau Dokter hewan terdekat.
Jagalah kebersihan dan kesehatan kandang, dengan selalu membersihkan
kotoran dan desinfektasi, serta upaya penghapusan hama penyakit.
Berilah makanan dalam jumlah cukup dan bermutu (bergizi).
Bagi ternak besar (kerbau dan sapi), jangan terlalu dipaksakan kerja berat.
Keletihan dan kurang makan dapat mempermudah berjangkitnya wabah
penyakit anthrax.
2.5.2 Pengendalian
Menurut Pedoman Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
Hewan Menular tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit
ini terdiri dari :
1. Pengobatan
Pemberian antibiotik seperti Penisilin G, Penisilin-Streptomisin
ataupun Oksitetrasiklin pada hewan tersangka atau positif terkena
antraks selama 4-5 hari berturut-turut.
2. Isolasi hewan
Isolasi dilakukan pada hewan tersangka dan yang positif
terkena antraks. Dan disediakan lubang untuk menampung kotorannya.
3. Vaksinasi
Vaksinasi dilakukan di daerah tertular, daerah terancam I
(daerah sekitar daerah tertular) dan daerah terancam II (daerah sekitar
daerah terancam I). Vaksin yang paling umum di seluruh digunakan
dikembangkan oleh Sterne strain 34F2, yang tidak dapat membentuk
kapsul. Strain lainnya adalah strain 55 yang digunakan di eropa tengah
dan timur. Vaksin antraks ini terkadangmenyebabkan efek samping
pada kambing dan ilama, yang kemungkinan berhubungan dengan
penggunaan
saponin
sebagai
ajuvan.
Vaksin
ini
tidak
13
Ternak yang sehat, tapi tinggal sekelompok dengan yang sakit diberi
suntikan serum atau antibiotik, dan setelah kurang lebih 5 hari baru
divaksin.
Ternak yang sehat, 5-10 km dari daerah yang tercemar (pusat wabah)
penyakit diadakan vaksinansi.
Pengobatan
dengan
serum
dan
atau
kombinasi
antibiotik
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anthrax merupakan penyakit yang sangat menular yang disebabkan
oleh bakteri Bacillus anthracis. Bacillus anthracis terdapat di dalam darah dan
organ-organ dalam terutama limpa dan dapat hidup berpuluh-puluh tahun pada
tanah. Bacillus anthracis memiliki dua tahap dalam siklus hidupnya yaitu fase
15
DAFTAR PUSTAKA
Boston, MA 02114-2696 Children And Antrax : A fact Sheet For Clinicion, Nov 7
Th, 2001, U.S Deparrtment Of Health and Human Services, CDC, Atlanta.
Departement of Medicine, Bullfinch 127, Massachusetts Generak HospitL,
55Fruit
St,
16
17