Sie sind auf Seite 1von 35

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

TUGAS MANDIRI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA KELUARGA TN.X KHUSUSNYA AN. A
DENGAN TETANUS DI KAMPUNG LAMAHOLOT
TIMOR

OLEH
M. BONI FASIUS BRIA
SB 15010

PROGRAM KEPERAWATAN B
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2016
1

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

SATUAN ACARA PENYULUHAN TETANUS

Pokok Bahasan

: Penyakit Tetanus

Sub Pokok Bahasan

: Memahami penyakit tetanus, cara penangananya dan pencegahan

Sasaran

: Tn. X

Tempat

: Rumah Tn.X

Waktu

: 30 menit

Hari/Tanggal

: Kamis, 14 September 2016

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Tn.X dapat memahami tentang
gambaran umum penyakit Tetanus dan mampu mengatasi penyakit tetanus didalam keluarga

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan Tn. X dapat :
1.

Menjelaskan kembali pengertian Tetanus

2.

Menyebutkan tanda dan gejala Tetanus

3.

Menyebutkan penyebab Tetanus

4.

Menyebutkan cara penanganan awal pada tanda dan gejala tetanus

5.

Menyebutkan pengobatan yang harus dilakukan oleh keluarga

6.

menyebutkan pencegahan timbulnya penyakit Tetanus

C. Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab/ diskusi

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

D. Materi
Terlampir

E. Kegiatan Penyuluhan
No.

Uraian Kegiatan

Kegiatan
Pembukaan
5 Menit

Penyuluhan

Perserta

Pre Interaksi
a. Memberi salam dan memperkenalkan

Menjawab salam

diri
b. Menjelaskan tujuan penyuluhan yang
akan dilakukan
c. Apersepsi
dengan

1.

menanyakan

Mendengarkan

pengetahuan klien mengenai penyakit


Tetanus

Mendengarkan dan
Menjawab

Isi
10 Menit
2.

Menjelaskan materi penyuluhan mengenai Mendengarkan


pengertian, tanda dan gejala, penyebab,
makanan

dan

minuman

yang

harus

dihindari, perawatan sendi yang sakit,


pengobatan

tradisional

reumatik

serta

pencegahan kambuhnya penyakit reumatik.

3.

Tanya

Memberikan kesempatan kepada Ibu H

Mengajukan

jawab

untuk bertanya tentang materi yang

pertanyaan

10 Menit
4.

Penutup
5 Menit

disampaikan
a. Memberikan pertanyaan akhir sebagai Menjawab
evaluasi
b. Menyimpulkan bersama-sama hasil
kegiatan penyuluhan
3

Mendengar

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

c. Menutup

penyuluhan

mengucapkan salam

dan
Menjawab Salam

F. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

G. MEDIA
1. Leaflet
2. Lembar Balik

H. EVALUASI
1. Menjelaskan kembali pengertian Tetanus
2. Menyebutkan 1 dari 3 tanda dan gejala Tetanus
3. Menyebutkan 2 dari 4penyebab Tetanus
4. Menyebutkan cara perawatan pada pasien dengan penyakit tetanus
5. Menyebutkan pengobatan yang harusdilakukan jika terdapat gejala Tetanus
6. Menyebutkan 2 dari 4 cara pencegahan terjadinya penyakit Tetanus

I. DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, C. Suzanne. (2001). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8
Volume 3. Jakarta: EGC..
Sabiston, (2001). Buku Ajar Bedah. Jakarta: Penerbit EGC
4

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

Komite medik RSUP Dr. Sardjito, (2000). Standar Pelayanan Medis, Edisi 2, Cetakan I,
Medika FK UGM, Yogyakarta
Sudoyo Aru, dkk. 2009. Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid 1, 2, 3, edisi keempat. Internal
Publising. Jakarta
WILLYAM, (2012). Asuhan pada pasien dengan Tetanus. http://lib-USU.ac. (diperoleh 10
juni, 2016)
Nurkasim, Ismail. (2015). Asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan panyakit
Tetanus. http://academia.edu.ac (diperoleh 11 juni, 2016)

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

KONSEP TEEORI

1. Pengertian Tetanus
Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksin kuman clostridium
tetani yang dimanifestasikan dengan kejang otot secara proksimal dan diikuti kekakuan
seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu nampak pada otot masester dan otot rangka
(Smeltzer, 2001).
Tetanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya tonus
otot dan spasme, yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin protein yang kuat
yang dihasilkan oleh Clostridium Tetani (Sudoyo, 2006).
Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa
disertai gangguan kesadaran. Gejala ini bukan disebabkan kuman secara langsung, tetapi
sebagai dampak eksotoksin (tetanoplasmin) yang dihasilkan oleh kuman pada sinaps
ganglion sambungan sumsum tulang belakang, sambungan neuro muscular (neuro
muscular jungtion) dan saraf autonom. (Smarmo 2002)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, Tetanus adalah penyakit infeksi
dan gangguan neorologis yang diakibatkan toksin protein tetanospasmin dari kuman
Clostridium Tetani, yang ditandai dengan meningkatnya tonus otot dan spasme.
Klasifikasi beratnya tetanus oleh albert (Sudoyo Aru, 2009):
1. Derajat I (ringan): trismus (kekakuan otot mengunyah) ringan sampai sedang,
spasitas general, tanpa gangguan pernafasan, tanpa spasme, sedikit atau tanpa
disfagia
2. Derajat II (sedang): trismus sedang, rigiditas yang nampak jelas, spasme singkat
ringan sampai sedang, gangguan pernapasan sedang RR 30x/ menit, disfagia
ringan.
3. Derajat

III

(berat):

trismus

berat,

spastisitas

generaisata,

spasme

reflek

berkepanjangan, RR 40x/ menit, serangan apnea, disfagia berat, takikardia 120.

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

4. Derajat IV (sangat berat): derajat tiga dengan otomik berat melibatkan sistem
kardiovaskuler. Hipotensi berat dan takikardia terjadi perselingan dengan hipotensi
dan bradikardia, salah satunya dapat menetap.

2. Penyebab Tetanus
Penyakit tetanus ini disebabkan karena Clostridium tetani yang merupakan basil gram
positif obligat anaerobik yang dapat ditemukan pada permukaan tanah yang gembur dan
lembab dan pada usus halus dan feses hewan. Kuman ini bisa masuk melalui luka di
kulit. Spora yang ada tersebar secara luas pada tanah dan karpet, serta dapat diisolasi
pada banyak feses binatang pada kuda, domba, sapi, anjing, kucing, marmot dan ayam.
Tanah yang dipupuk dengan pupuk kandang mungkin mengandung sejumlah besar spora.
Di daerah pertanian, jumlah yang signifikan pada manusia dewasa mungkin mengandung
organisme ini. Spora juga dapat ditemukan pada permukaan kulit dan heroin yang
terkontaminasi. Spora ini akan menjadi bentuk aktif kembali ketika masuk ke dalam luka
dan kemudian berproliferasi jika potensial reduksi jaringan rendah. Spora ini sulit
diwarnai dengan pewarnaan gram, dan dapat bertahan hidup bertahun-tahun jika tidak
terkena sinar matahari. Bentuk vegetatif ini akan mudah mati dengan pemanasan 120 oC
selama 15-20 menit tapi dapat bertahan hidup terhadap antiseptik fenol, kresol.
Port of entry tak selalu dapat diketahui dengan pasti, namun dapat diduga melalui :
1. Luka tusuk, gigitan binatang, luka bakar.
2. Luka operasi yang tidak dirawat dan dibersihkan dengan baik.
3. Pemotongan tali pusat yang tidak steril.
4. Penjahitan luka robek yang tidak steril
(Smeltzer, 2001).

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

3. Tanda Dan Gejala Tetanus


Ada trias gejala yaitu rigiditas atau kekakuan, spasme dari otot, jika parah maka bisa
disfungsi otonom. (Sudoyo, Aru 2009)

1. Rigiditas yang dapat ditemukan :


a) trismus atau lockjaw (rahang sulit dibuka)
b) risus sardonicus (kaku otot wajah)
c) kuduk kaku (kaku otot leher)
d) disfagia (kesulitan bicara)
e) gangguan nafas
f) perut papan
g) opistotonus (punggung melenting ke depan, tungkai atas kaku & mengepal, tungkai
bawah eksistensi, kesadaran baik)
2. Spasme/Kejang :
a) spontan
b) terangsang (oleh sentuhan, visual, auditori, emosi)
3. Disfungsi otonom :
a) tekanan darah tidak menentu
b) demam
c) jantung memelan
d) pernafasan cepat
Kejang tetanus berlangsung dari beberapa detik sampai beberapa menit. Perjalanan
tetanus pada penderita yang bertahan hidup dapat berlangsung lama (1-2 bulan) dan
cukup sulit. Kekakuan mungkin mulai berkurang setelah 10-14 hari dan menghlang
setelah 1-2 minggu kemudian. Sisa kelemahan, kekakuan, dan keluhan lain mungkin
bertahan untuk jangka waktu yang lama, tetapi penyembuhan lengkap dapat terjadi tanpa
komplikasi.
8

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

Masa inkubasi bervariasi antara 3 sampai 21 hari, biasanya sekitar 8 hari. Pada
umumnya tergantung pada lokasi dan jarak antara luka dengan sistem saraf pusat,
sehingga lokasi luka yang jauh dapat menyebabkan masa inkubasi yang lebih lama. Masa
inkubasi yang pendek mempunyai angka kematian yang cukup tinggi.
Karakteristik Dari Tetanus: (Smeltzer, 2001)
1. Kejang bertambah berat selama 3 hari pertama, dan menetap selama 5-7 hari.
2. Setelah 10 hari kejang mulai berkurang frekuensinya.
3. Setelah 2 minggu kejang mulai hilang.
4. Biasanya didahului dengan ketegangan otot terutama pada rahang dan leher.
5. Kemudian timbul kesukaran membuka mulut (trismus / lockjaw) karena spasme otot
masseter.
6. Kejang otot berlanjut ke kaku kuduk (nuchal rigidity)
7. Risus Sardonicus karena spasme otot muka dengan gambaran alis tertarik ke atas,
sudut mulut tertarik keluar dan kebawah, bibir tertekan kuat.
8. Gambaran umum yang khas berupa badan kaku dengan opistotonus, tungkai dengan
eksistensi, lengan kaku dengan mengepal, biasanya kesadaran tetap baik.

4. Penatalaksanaan Tetanus
a. Umum
Tujuan terapi ini berupa mengeliminasi kuman tetani, menetralisirkan peredaran
toksin, mencegah spasme otot dan memberikan bantuan pernafasan sampai pulih. Dan
tujuan tersebut dapat diperinci sbb : (Smeltzer, 2001)
a. Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya, berupa: membersihkan luka,
irigasi luka, debridement luka (eksisi jaringan nekrotik), membuang benda asing

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

dalam luka. Dalam hal ini penatalaksanaan, terhadap luka tersebut dilakukan 1-2
jam setelah ATS dan pemberian Antibiotika. Sekitar luka disuntik ATS.
b. Diet cukup kalori dan protein, bentuk makanan tergantung kemampuan membuka
mulut dan menelan. Bila ada trismus, makanan dapat diberikan personde atau
parenteral.
c. Isolasi untuk menghindari rangsang luar seperti suara dan tindakan terhadap
penderita
d. Pemberian oksigen bila terjadi dispnea, asfiksia dan sianosis, pernafasan buatan
dan tracheostomi bila perlu.
e. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
f. Hiperbarik, diberikan oksigen murni pada tekanan 5 atm
Tujuan pengobatan ialah mecegah terjadinya kematian terutama akibat komplikasi, gagal
napas secara spontan, meringkankan keadaan penderita, mengurangi dan menangani
komplikasi dan menetralkan toksin yang masih dapat dicapai, mengobati luka pemicu,
dan mencegah relaps (kekambuhan). (Sabiston, 2001)

5. Komplikasi Tetanus
Komplikasi tetanus terjadi akibat penyakitnya seperti : (Sabiston, 2001)
1. Spasme otot faring yang menyebabkan terkumpulnya air liur (saliva) didalam rongga
mulut dan hal ini memungkinkan terjadinya aspirasi sehingga dapat terjadi pnemonia
aspirasi.
2. Asfiksia ini terjadi karena adanya kekakuaan otot-otot pernafasan sehingga
pengembangan paru tidak dapat maksimal
3. Atelektasis karena obstruksi oleh secret. Hal ini dapat terjadi karena seseorang
dengan tetanus akan mengalami trismus (mulut terkunci) sehingga klien tidak dapat
mengeluarkan sekret yang menumpuk di tenggorokan ataupun menelannya.
4. Fraktura kompresi ini dapat terjadi bila saat kejang klien difiksasi kuat sehingga
tubuh tidak dapat menahan kekuatan luar.

10

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

6. Pencegahan Tetanus
1. Imunisasi aktif toksoid tetanus, yang diberikan yaitu DPT pada usia 3, 4 dan 5 bulan.
Booster diberikan 1 tahun kemudian selanjutnya tiap 2-3 tahun. Ibu hamil
mendapatkan suntikan TT (Tetanus Toxoid) minimal 2x.
2. Bila mendapat luka :
a) Perawatan luka yang baik : luka tusuk harus di buka secara lebar dan dibersihkan
dengan cara aseptik
b) Pemberian ATS 1500 iu secepatnya.
c) Tetanus toksoid sebagai boster bagi yang telah mendapat imunisasi dasar.
d) Bila luka berat berikan pp selama 2-3 hari (50.000 iu/kg BB/hari). (Komite medic,
2000)
7. Prognosis
Faktor yang mempengaruhi hasil akhir yang paling penting adalah kualitas
perawatan pendukung. Mortalitas paling tinggi pada anak yang amat muda dan pada
orang yang amat tua. prognosis yang paling baik dihubungkan dengan masa inkubasi
yang lama, tanpa demam, dan dengan penyakit terlokalisasi. Prognosis yang tidak baik
dihubungkan dengan antara jejas dan

mulainya trismus seminggu atau kurang dan

dengan tiga hari atau kurang antara trimus dan spasme tetanus menyeluruh. Angka
kematian kasus yang dilaporkan untuk tetanus menyeluruh berkisar antara 5% dan 35%
dan untuk tetanus neonatorum meluas dari <10% dengan penanganan perawatan intensif
sampai >75% tanpa perawatan tersebut. Pronosis penyakit tetanus dipengaruhi oleh
beberapa faktor: (Komite medic, 2000)
1) Masa inkubasi
Makin panjang masa inkubasi biasanya penyakit makin ringan, sebaliknya makin
pendek masa inkubasi penyakit makin berat. Pada umumnya bila inkubasi kurang dari
7 hari maka tergolong berat.
2) Umur
Makin muda umur penderita seperti pada neonatus maka prognosanya makin jelek.

11

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

3) Period of onset
Period of onset adalah waktu antara timbulnya gejala tetanus, misalnya trismus sampai
terjadi kejang umum. Kurang dari 48 jam, prognosa jelek.
4) Panas
Pada tetanus febris tidak selalu ada. Adanya hiperpireksia maka prognosanya jelek.
5) Pengobatan
Pengobatan yang terlambat prognosa jelek.
6) Ada tidaknya komplikasi
7) Frekuensi kejang
Semakin sering kejang semakin jelek prognosanya.

12

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


I.

DATA UMUM
A. Identitas Kepala Keluarga
1. Nama kepala keluarga (KK)
2. Umur
3. Pekerjaan kepala keluarga
4. Pendidikan KK
5. Alamat dan telefon

: Tn. X
: 42 Tahun
: Buruh
: Tamat Smp
: Kampung Oesao RT.01/ RW.03 Desa
Lamaholot / 082210140659

B. Komposisi keluarga dan genogram

No
1.
2.
3.

Nama
Tn. X
AN. E
AN. A

Umur
42
21
15

JK
P
P
L

Hubungan dengan KK
Kepala Keluarga
Anak
Anak

C. Genogram :

Keterangan :
13

Pendidikan
Tamat SMP
Tamat SMA
SMP

Pekerjaan
Buruh/ Petani
SPG
Pelajar

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

Laki-laki

Perempuan

Meninggal dunia

Tinggal serumah

Pasien yang diidentifikasi

Kawin

Cerai

Anak adopsi

D. Tipe Keluarga
Merupakan tipe keluarga tradisional dimana Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu
keluarga hanya dengan satu orang yang mengepalai akibat dari perceraian, pisah atau
ditinggalkan.
E. Suku Bangsa
1. Asal suku bangsa : Timor
2. Bahasa yang dipakai : Indonesia dan Timor
3. Kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat mempengaruhi kesehatan :
keluarga Tn. Xselalu mengkonsumsi minuman herbal
F. Agama
1. Agama yang dianut keluarga : Islam
2. Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : keluarga klien percaya bahwa
kesehatan diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa
G. Status social ekonomi keluarga :
1. Rata- rata penghasilan seluruh anggota keluarga
Pekerjaan : Dahulu Tn. X bekerja sebagai Buruh , pernah bekerja sebagai penjahit
namun kurang memenuhi kebutuhan rumah tangga sehingga Tn. X meninggalkan
rumah dan bekerja di soreang sebagai pembantu rumah tangga. Penghasilan :
sumber penghasilan keluarga tidak tetap. Penghasilan hanya dari pembantu rumah
14

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

tangga. Secara kasar penghasilan keluarga Tn. X Rp 1.000.000,-setiap


bulannya.
2. Jenis pengeluaran keluarga setiap bulan
Kebutuhan yang diperlukan keluarga :
Makan
Rp. 700.000, Bayar Listrik Rp. 95.000, Pendidik
Rp. 100.000, Lain-lain
Rp. 150.000,3. Tabungan Khusus Kesehatan
Keluarga Tn. X memiliki jaminan kesehatan yaitu BPJS.
4. Barang (Harta Benda) yang dimiliki keluarga (Perabot, transportasi)
Keluarga Tn. X memiliki harta berupa TV dan juga handphone namun tidak
memiliki alat transportasi pribadi.
H. Aktivitas rekresi keluarga :
Tidak ada aktivitas rekreasi yang khusus pada keluarga dikarenakan faktor keuangan
yang tidak mencukupi, sehari-hari keluarga hanya di rumah untuk bekerja.
II.

Riwayat dan tahap perkembangan kelurga


A. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. X sedang berada dalam tahap keluarga yang melepas anak usia dewasa
muda, dimana anak pertama Tn. X sudah menikah dan tinggal berpisah dengan Ny. S.
B. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Secara umum keluarga sudah memenuhi tugas sesuai tahap perkembangannya yaitu :

Memperluaskan siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru dari


perkawinan anak Tn. X.
C. Riwayat keluarga inti :
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit penyakit menular, atau
penyakit kronis / gawat. Hanya anak Tn. X yang menderita demam disertai
kejang, penyakit yang pernah diderita umumnya hanya penyakit ringan berkaitan
dengan saluran pernafasan (pilek, batuk) atau pusing sehingga cukup diobati
sendiri dengan obat warung atau cukup dengan berobat jalan (ke praktik dokter

swasta atau Puskesmas).


Saat ini anak Tn. X sudah berobat ke Rs. Johanes. An. A berobat dengan keluhan
luka pada kaki yang tertusuk kayu saat berjalan ke kebun belakang rumah. Dari
hasil pemeriksaan oleh Rs. Johanes, An. A didiagnosa dengan penyakit Tetanus

15

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

dan harus segera dirawat. Namun Keluarga menolak karena alasan takut akan
biaya dan waktu yang perawatan yang lama nantinya
D. Riwayat keluarga sebelumnya :
Keluarga Tn. X tidak mempunyai penyakit keturunan

16

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

III.

Pengkajian lingkungan
A. Karakteristik rumah
Keluarga Tn. X tinggal serumah bersama anaknya An. A dengan luas rumah
sekitar 16 m2, merupakan rumah permanen, dinding rumah tembok, atap
genting dan lantai semen. Kondisi dalam rumah cukup bersih

dan rapi

dengan pembagian ruangan yang sederhana, bagian dalam rumah terdiri dari
1 ruangan yang dibagi 3 dengan menggunakan sekat berupa kain gorden,

dibagi menjadi ruang tamu, ruang ntn TV, dapur dan kamar tidur.
Pada siang hari bagian dalam rumah terlihat terang dan sedikit pengap,
ventilasi rumah hanya dari pintu depan dan jendela. Jendela hanya terdapat di

bagian depan dengan kaca.


Keluarga sudah memiliki jamban/ WC. Saluran pembuangan limbah keluarga
lasngsung dialirkan ke selokan yang terdapat di belakang rumah. Sedangkan
untuk pembuangan sampah keluarga tidak memiliki tempat sampah khusus
untuk di rumah, cukup di kantong plastic, pengelolaan sampah dengan

dibakar.
Belakang rumah merupakan kebun yang digunakan Tn.X untuk bertani dan
beternak.. Halaman belakang terdirri atas kebun dan tempat beternak, Banyak

banyak kotoran ternak yang tidak dibersihkan


Sumber air bersih untuk mandi dan minum berasal dari air sumur, tempat

penampungan air bersih tertutup. Pengelolaan air minum dimasak.


Denah Rumah

R. Tamu
R. TV

Kamar
tidur4x3m
2

4x5m2
Dapur 3x 2
m2

B. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Mayoritas masyarakat yang tinggal berdekatan dengan Tn. X merupakan
masyarakat suku timor namun menurut tidak masalah jika harus tinggal dengan
17

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

suku yang lain di luar timor, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan
adalah menggunakan bahan herbal saat sakit.
C. Mobilitas geografis keluarga :
Keluarga selalu tinggal menetap dan tidak pernah berpindah rumah.
D. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga tidak pernah mengadakan perkumpulan keluarga secara khusus. Kegiatan
masyarakat yang secara rutin diadakan adalah pengajian dan gotong-royong.
E. System pendukung keluarga
Sumber pendukung keluarga saat pasien mengalami kesulitan adalah keluarga dan
tetangga sekitar.
IV.

Struktur keluarga
A. Pola komunikasi keluarga :
Komunikasi dalam keluarga lebih banyak menggunakan bahasa Timor, biasanya
Tn. X lebih banyak membicarakan masalah keluarga pada anak secara langsung.
Frekuensi komunikasi dalam keluarga sering karena dikeluarga Tn. Xbanyak anggota
keluarga yang tinggal berdekatan dirumah.
B. Struktur kekuatan keluarga:
Yang sering membuat keputusan dalam keluarga adalah Tn. Xdan pengambilan
keputusan sebelumnya sudah dimusyawarahkan lebih dahulu dengan anggota
keluarga. Kekuatan yang dimiliki keluarga adalah Tn. Xselain bekerja sebagai
pembantu rumah tangga, Tn. Xjuga bekerja sebagai penjahit di rumah Tn. Xsendiri.
C. Struktur peran:
Tn. X: Berperan sebagai kepala keluarga, sebagai pengambil keputusan, orang tua
An E: Berperan sebagai anggota keluarga (anak) sekaligus bertugas mencari nafkah
An. A : Berperan sebagai anggota keluarga (anak) yang masih tergantung kepada
orang tua, membantu Tn. X bertani dan beternak.
D. Nilai dan norma keluarga:
Tidak ada nilai atau norma khusus yang diterapkan dalam keluarga, secara umum
berlaku sikap untuk menghormati dan taat pada orang tua dan saling menghormati
antara anggota keluarga lain.

V.

Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif:

18

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

Tn. X cukup dekat dengan anaknya karena sering kumpul di rumah, Tn. X. Anggota
keluarga saling menghormati satu sama lain, dan saling memperhatikan serta saling
mendukung satu sama lain.
b. Fungsi sosialiasi:
Tn. X mempunyai tanggung jawab untuk peran membesarkan anak/ fungsi sosialisasi,
dan tidak ada faktor sosial-budaya tertentu yang mempengaruhi pola membesarkan
anak dalam keluarga.
c. Fungsi perawatan kesehatan:
Bagi keluarga, kesehatan dianggap sebagai anugerah Tuhan dan mahal biayanya
namun dalam prilaku keluarga sering tidak menunjukkan sikap untuk menjaga
kesehatan dikarenakan ketidaktahuan dan ketidakmampuan. Keluarga tidak
mengetahui An.A menderita penyakit tetanus. Hanya mengira demam biasa, setelah
terjadi kejang barulah keluarga membawa anak ke RS
VI.

Stress dan koping keluarga


a. Stressor jangka pendek dan panjang:
Stressor Jangka Pendek : Biaya hidup yg kurang mencukupi, kondisi penyakit An A
yang membuat Tn. X kawatir.
Stressor Jangka Panjang : Biaya keperluan untuk pendidikan An. A dan pengobatan
b. Kemapuan keluarga berespon terhadap stressor :
Keluarga hanya dapat berusaha untuk sabar dan menjalaninya tanpa banyak keluhan/
komentar, untuk kondisi sakit An A keluarga juga sudah berusaha berobat ke Rs.
Soreang, Tn. X juga mengambil kerja tambahan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
dengan bekerja di tempat yang bebebeda
c. Strategi koping yang digunakan:
Ketika ada masalah Tn. X akan mengumpulkan keluarganya dan membicarakan
masalah tersebut (musyawarah).
d. Strategi adaptasi disfungsional:
Terkadang ada anggota keluarga yang berbeda pandangan dalam koping terhadap
masalah, tapi pada akhirnya menerima keputusan yang diambil Tn. Xkarena Tn. X
sebagai kepala keluarga.

19

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

VII.

Pemeriksaan fisik
a. Tanggal pemeriksaan :
b. Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga

No
1.
2.

3.

Keluarga

Aspek yang Diperiksa

Tn.X

An. A

CM

CM

Kesadaran
Tanda-TandaVital:
a. TD (mmHg)

120/90

110/90

b. Nadi

64x/mnt

100x/mnt

c. Suhu

36,50c

380c

d. Respirasi
Kepala

18x/mnt

24x/mnt

a.

Bentuk

Simetris

Simetris

b.

Rambut :

Warna

Putih

Hitam

Distribusi

Merata

Merata

20

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

4.

Bersih

Bersih

c. Kulit Kepala
Mata :

Lesi (-)

Lesi (-)

a. Bentuk

Simetris

Simetris

b. Conjungtiva

Anemis-

Anemis-

c. Sklera

Ikterik

Ikterik

Isokor

Isokor

e. Rabun
Hidung :

Tdk ada

Tdk ada

a. Bentuk

Simetris

Simetris

Baik

Baik

c. Hygiene

Bersih

Bersih

d. Keluhan

Tdk ada

Kurang nyaman dengan posisi

Hygiene

d. Reflek Pupil
5.

b. Fungsi penciuman

berbaring, sedikit sesak saat


demam terjadi
6.

Telinga :
a. Bentuk

Simetris

Simetris

Baik

Baik

Bersih

Bersih

d. Keluhan
Mulut dan Bibir

Tdk ada

Tdk ada

a. Bentuk bibir

Simetris

Simetris

Baik

Baik

c. Warna lidah

Merah

Merah

d. Hygiene

Bersih

Bersih

Lengkap

Lengkap

Bebas

Bebas

Tdk ada

Tdk ada

b. Fungsi pendengaran
c. Hygiene
7.

b. Fungsi pengecapan

8.

e. Gigi
Leher :
a. Pergerakan
b. Pembesaran KGB

21

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

9.

Dada :
a. Bentuk dan pergerakan

Simetris

Simetris

b. Keluhan

Tdk ada

Tampak sedikit Sesak dan


kesuitan bernafas

10. Abdomen :
a. Turgor

11.

Baik

Baik

b. Bising usus

(+)

(+)

c. Keluhan
Ektremitas atas :

Tdk ada

Tdk ada

a. Bentuk

Simetris

Simetris

Bebas

Bebas

Tdk ada

Tdk ada

d. Kekuatan Otot

Baik

Baik

e. Keadaan kuku

Pendek, cukup

Pendek, cukup bersih

bersih

Tdk ada

b. Pergerakan
c. Oedem

12

f. Keluhan
Ekstremitas Bawah :

Tdk ada

a. Bentuk

Simetris

Simetris

b. Pergerakan

Bebas

Bebas

c. Oedem

Tdk ada

Tdk ada

d. Kekuatan Otot

Kurang

Baik

e. Keadaan Kuku

Bersih

Kurang bersih

Tdk ada

Luka pada kaki yang tertusuk

f. Keluhan

kayu saat berkebun


13

Kulit :
a. Suhu permukaan

Hangat

panas

Baik

Baik

Lembab

Kering

d. Fungsi perabaan

Baik

Baik

e. Lesi

(-)

(+)

f. Hygiene

Cukup

Cukup

g. Keluhan

Tdk ada

Tdk ada

b. Turgor
c. Kelembaban

22

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

VIII. HARAPAN KELUARGA


a. Terhadap Kesehatan
Keluarga berharap adanya petugas kesehatan yang dapat turun langsung ke
masyarakat secara rutin seperti dulu ada Puskesmas Keliling, sehingga keluarga
maupun masyarakat dapat dengan mudah mengontrol kesehatannya maupun untuk
berobat saat sakit.
b. Terhadap Penyakit :
Keluarga berharap An. A dapat segera sembuh dengan adanya obat yang didapat dari
rumah sakit, dan semoga tidak terjadi kekambuhan lagi sehingga An. A bisa
melakukan aktifitas seperti biasa.

23

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

ANALISA DATA
DATA

INTERPRETASI DATA
1. Klien mengatakan kurang

DS:
-

Tn.

mengatakan

anaknya demam sudah 1


minggu,
mulai

dan
kejang

Tn.
pulang

dalam

penyakit Tetanus

penyakit

mengenal

masalah

sehingga

mengambil keputusan
3. Klien sudah memanfaatkan

membawa

anaknya

dirawat

mengenal masalah tentang

kemarin 2. Klien tidak cepat

dibawa ke RS
-

MASALAH
Ketidakmampuan
keluarga

saja

fasilitas kesehatan

untuk
dirumah,

menunggu

berunding

dengan keluarga dulu


DO:
-

Kulit Panas (+)

RR 24x/menit

Retraksi (+)

Gelisah (+)

Keringat (+)

DS:

Demam (380C)

Tn.

1. Klien dan keluarga belum

untuk

kebun dan tempat beternak

memodifikasi lingkungan

lingkungan yang bersih

dibelakang rumah karena

yang bersih

itu

mengatakan

keluarga

mengetahui cara

cuman

Ketidakmampuan

lahan

yang 2. Klien dan keluarganya

dimilikinya
-

belum dapat menggunakan

Tn. X juga mengatakan


tugas

anaknya

membersihkan

untuk
halaman

fasilitas yang digunakan


untuk membersihkan
rumah dan halamannya

belakang
DO:
24

memodifikasi

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

Halaman

belakang

terdirri atas kebun dan


tempat beternak
-

Banyak banyak kotoran


yang tidak dibersihkan

DS:
-

Keluarga klien
mengatakan tidak

Klien dan keluarga kurang

Ketidaktahuan

mengetahui cara perawatan

tentang cara perawatan asma

penyakit asma

mengetahui cara perawatan


penyakit Tetanus harus
dirumah saja atau perlu di
RS?
DO:
-

Klien tampak bertanya


tanya

Anak demam dengan


suhu 380C

Sempat kejang ringan


1x

Diagnosa dari RS +
Tetanus

25

keluarga

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1. Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah penyakit An. A b.d kurangnya
pengetahuan tentang penyakit Tetanus
2. Ketidakmampuan keluarga membersihkan lingkungan rumah b.d kurangnya pengetahuan
tentang/ cara memodifikasi lingkungan yang bersih
Ketidaktahuan keluarga dalam mengenal masalah penyakit Ny N b.d kurangnyna

3.

pengetahuan tentang cara perawatan penyakit Tetanus

SKALA PRIORITAS MASALAH KESEHATAN KELUARGA


1. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit asma
Kriteria

Skor

Jumlah

Pembenaran

Sifat masalah:

3/3 x 1

Kurang/ tidak sehat

26

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

Kurang/ tidak sehat

penyakit

asma

merupakan keadaan
yang

menyimpang

dari kondisi sebab


untuk itu perlu tindak
lanjut

agar

tidak

masuk

ke

dalam

kondisi yang parah


Kemungkinan
masalah

2/2 x 1

dapat

di

Masalah dapt diubah


karena

ubah :

masih

menunggu pendapat
keluarga lainya dan

Cukup

adanya keinginan Tn.


X untuk mengenal
maslah

penyakit

Tetanus
Potensial

masalah 2/3 x 1

2/3

untuk dicegah:

Komplikasi
keparahan

dan
terhadap

kondisi An. A dapat

Cukup

dicegah

apabila

mendapatkan
perawatan yang baik
dan segeraa dibawa
ke RS
Menonjolnya

1/2x 1

masalah:
Masalah
tetapi

dirasakan
tidak

Keluarga

merasa

keadaan

tersebut

seperti

demam

biasanya dan tidak

perlu

pernah ada kejadian

segera ditangani

yang mengakibatkan
suatu kondisi yang
27

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

lebih parah
Total Skor

3 1/6

2. Kurangnya pengetahuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan


Kriteria

Skor

Jumlah

Pembenaran

Sifat masalah:

3/3 x 1

Kurang/ tidak sehat


penyakit

Kurang/ tidak sehat

Tetanus

merupakan keadaan
yang tidak baik dan
kondisi

itu

perlu

tindak

lanjut

agar

tidak

masuk

ke

dalam kondisi yang


lebih parah
Kemungkinan
masalah

dapat

2/2 x 2

di

ubah :
28

Kemungkinan
masalah

dapat

diubah

karena

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

cukup

keluarga

belum

mengetahui

dan

membersihkan
lingkungan belakang
rumah dan tugas itu
diberikan

pada

anakya
Potensial

masalah 3/3 x 1

untuk dicegah:

Kepekaan
kondisi

terhadap
lingkungan

dapat

Cukup

dicegah

apabila keluarga mau


untuk membersihkan
halaman

belakang

dan

diberi

perlengkapan

yang

bersifat perlindugan
diri
Menonjolnya

0x 1

masalah:
Masalah
tetapi

Keluarga
menyadari
yang

perlu

bersih

merupakan masalah

segera ditangani

yang
penting

Total Skor

bahwa

masalah lingkungan

dirasakan
tidak

tidak

29

tidak

terlalu

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

3.

Kurangnya pengetahuan tentangn cara perawatan penyakit Tetanus


Kriteria

Skor

Jumlah

Pembenaran

Sifat masalah:

3/3 x 1

Harus dibawa ke RS
karena memerlukan

Kurang/ tidak sehat

penanganan

khusus

oleh tim kesehatan


Kemungkinan
masalah

dapat

2/2 x 2

di

ubah :

Kemungkinan
masalah

dapat

diubah

karena

keluarga

Mudah

memiliki

keingintahuan
mengenai penyakit

Potensial

masalah 3/3 x 1

untuk dicegah:

Potensial

masalah

dapat dicegah karena


keluarga mempunyai

Cukup

kepekaan terhadapa
masalah pada An. A

Menonjolnya

0x 1

masalah:

Keluarga
menyadari

30

tidak
bahwa

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

Masalah
tetapi

dirasakan
tidak

penyakit

perlu

Tetanus

merupakan masalah

segera ditangani

yang

tidak

terlalu

penting jika ada dana


mereka
mendahulukan
Total Skor

31

lebih

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA

No

Diagnosa
Keperawatan

1.

Ketidakmampuan
keluarga
mengenal

Tn

NOC
Setelah

NIC

dilakukan

pendidikan

kesehatan, keluarga Tn.X ma mpu

masalah

mejelaskan apa itu tetanus secara

penyakit tetanus pada

umum

dan

melaksanakan

An A

p e n c e g a h a n s e r t a p e n a n g a n a n ya .
kriteria hasil : keluarga Tn.X

mampu

Rasional

Beri penyuluhan sesuai tingkat pengetahuan


keluarga, ulangi bila diperlukan

Penyuluhan

menggunakan

pendekatan

Beri informasi pada keluarga Tn. X

penyakit Tetanus dibuktikan dengan:

dengan berkuonsultasi pada kader kesehatan

penangnan
Memberikan

pertanyaan

dan

kondusif

terhadap keluarga
tampilan visual dan audio
dari penerima edukasi
dengan pengetahuan yang
cukup dalam penggunaan
fasilitas

kesehatan

meminimalisasi

akan

terjadiya

komplikasi atau bertambah

memberikan

parahnya penyakit

bimbingan dan pengaaman belajar bagi

dan
terkait

yang ada
Mengembangkan

yang

akan lebih menarik prhatian

mengenai cara mempertahankan program

Menyebutkan pengertian tetanus


Menyebutkan penyebab
Menjelaskan cara pencegaha
Menjelaskan
komplikasi

visual dan audio

memfasilitiasi secaara sadar


prilaku

memperlihatkan pengetahuan mengenai

keluarga Tn. X
Memfasilitasi atau mengarahkan keluarga
Tn.X untuk menggunakan layaan kesehatan

penyakit tetanus

yang terdekat
2

Ketidakmampuan

Keluarga

Koping

ketidakmampuan

terhadap

keluarga

tidak

akan
koping

mengalami
yag

ditandai

Diskusikan dengan keluarga tentang cara


yang efektif untuk menunjukaan perasaan

dengan pengambilan keputusan yang cepat

Dengan

pengungkapan

perasaan, masalah akan lebih


mudah diselesaikan

25

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)


penatalaksanaan
program
pada
kesehtan

terhadap perawatan An A

terapeutik
masalah
yang

Keluarga mampu mengatasi maalah

yang ada
Memperdulikan

keluarga (An.A)
Menyadari kebutuhan An. A

diskusi

kebutuhan

Mencari batuan keluarga jika perlu

anggota

Mencegah

terjadinya

kesalahpahaman

mengancam

Kriteria hasil : (koping keluarga)

dialami oleh An. A

Dalam diskusi mulai engan topic yang tidak

dalam

dan

memancing

emosi keluarga
Dengan
berkumpullya

Dorong

pertemuan

keluarga

maka

kelompok keluarga
Bantu memotivasi keluarga untuk berubah
Bantu keluarga untuk klarifikasi apa yang

didalam

keluarga

partisipasi

utnuk

yang

untuk

permasalahan selanjutnya
Dengan dokumentasi maka
hal

keluhan yang dirasakan anak A. serta apa

kepada keluarga akan lebih

3
Kolaborasi melakukan rujukan anak A ke
RS terdkat untuk mendapatkan pelayanan
secepatnya

25

baik

Dokumentsaikan mengenai apa dialami dan


maslah yang akan timbul bila tidak ditagani.

dapat

teratasi dan menjadi koping

mereka harapkan dan butuhkan satu sama


lain

masalah

yang

disampaikan

valid
Merujuk adalah salah satu
tindakan yang tepat pada
kasus yang membutuhkan
pelayanan khusus dari pihak
Rumah Sakit.

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)


Ketidakmampuan
keluarga

Tn.

mengelolah
lingkungan rumah

Gangguan pemeliharaan lingkungan rumah


X

akan dikurangi atau diperbaiki ditandai


dengan lingkungan fisik rumah yang
terjaga

Berikan bantuan pemeliharaan rumah


Berikan informasi tentang bagaimana cara

membuat lingkungan yang aman dan bersih


Terima dan dukung tanpa menghakimi

Meningkatkan pengetahuan
keluarga

realitas situasi lingkungan rumah

mengenai

kesehatan lingkungan rumah


Mencegah penolakan saat
pelaksaanaan dan mencegah
konflik antara penyuluh dan

Kriteria hasil :

Mengikuti

pemeliharaan lingkungan rumah


Menyatakan secara verbal pengetahuan

tentang sumber yang tersedia


Menyingkirkan bahaya dari rumah
Mengawasi anak anak dalam

rencana

khusus

untuk

Bantu keluarga megidentifikasi kendala dan


bahaya yang memepengaruhi lingkugan

keluarga
Keluargaakan
memiliki

rumah
Libatkan

kebutuhan pemeliaraan rumah


Diskusikan mengenaibiaya yang dibutuhkan

keluarga

dalam

menentukan

untuk pemeliharaan lingkngan rumah

melakukan aktivitas bila bersiko.

merasa

peran

menigkatkan

dalam
kesehatan

dilingkungan rumah

Menentukan apa yag biasa


dilakukan dan apa yang
tidak

dapat

dilakukan

dengan keuangan yang ada.

25

SB 2015 KEPERAWATAN KELUARGA (STIK IMMANUEL)

25

Das könnte Ihnen auch gefallen