Sie sind auf Seite 1von 39

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT NASIONAL

SIAP TANGGAP DANA (SISTEM APLIKASI TANGGAP DARURAT DAN


BENCANA) SEBAGAI UPAYA PENGAKTIFAN SPGDT DI MASYARAKAT

Disusun oleh :
Nindy Kartika Dewi

22020113120029/2013

Rainy Tri Kurnianingtyas

22020113120042/2013

Endri Styani
22020110130132/2013

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

2016

ABSTRAK
Gawat Darurat adalah keadaaan klinis pasien yang membutuhkan
tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih
lanjut (UU no 44 tahun 2009). Kegawatdaruratan ini dapat terjadi dimana saja,
kapan saja, dan pada siapa saja baik pada keadaan sehari-hari seperti kecelakaan
maupun pada bencana (Dinkes Provinsi Sumbar, 2009). Di dunia terdapat lebih
dari 1,24 juta orang meninggal dan terdapat 20-50 juta orang luka yang dapat
menyebabkan kecacatan karena kejadian kecelakaan (World Health
Organization/WHO, 2009). Selain itu, wilayah Indonesia rawan terhadap berbagai
jenis bencana alam (Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB, 2014).
Upaya pemerintah untuk mengantisipasi terjadinya bencana dan gawat
darurat sehari-hari adalah dengan menyiptakan Sistem Penanggulangan Gawat
Darurat Terpadu (SPGDT). SPGDT merupakan suatu sistem dimana koordinasi
merupakan unsur utama yang bersifat multi sektor , mulai dari pra rumah sakit
sampai rumah sakit, antar rumah sakit dan harus ada dukungan dari berbagai
profesi bersifat multi disiplin dan multi profesi untuk melaksanakan dan
penyelenggaraan suatu bentuk layanan terpadu bagi penderita gawat darurat baik
dalam keadaan sehari-hari seperti kecelakaan maupun dalam keadaan bencana dan
kejadian luar biasa. Namun berdasarkan data sebelumnya telah diketahui bahwa
tidak semua rumah sakit di Jawa Tengah terhubung dengan SPGDT sehingga
tidak semua rumah sakit bisa menerima panggilan dan melakukan penanganan
gawat darurat.
Mengingat program pemerintah sebelumnya, maka penulis memberikan
gagasan pelengkap dari sebelumnya dengan aplikasi berbasis android yang diberi
nama SIAP TANGGAP DANA (Sistem Aplikasi Tangap Darurat dan Bencana)
sebagai inovasi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK)
dibidang kesehatan. Inovasi tersebut akan memberikan fasilitas yang dapat
memudahkan petugas penanganan bencana dan masyarakat.
Kata Kunci: Gawat Darurat, SPGDT, SIAP TANGGAP DANA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis
dengan judul SIAP TANGGAP DANA (Sistem Aplikasi Tanggap Darurat dan
Bencana) sebagai upaya SPGDT di Masyarakat untuk mengikuti TEMILNAS
FK UNTAN 2016.
Tidak lupa kami juga mengucapkan terimaksih kepada berbagai pihak
yang telah berkonstribusi dengan memberikan bantuan baik materi maupun
pikiran dalam menyelesaikan karya tulis ini. Oleh karena itu penulis ucapkan
terimakasih kepada :
1. Panitia TEMILNAS FK UNTAN 2016
2. Bapak Ns. Ahmat Pujianto, S.Kep., M.Kep selaku pembimbing yang telah
memberikan masukan dan dukungan
3. Orang tua yang telah memberikan dukungan serta doa
4. Rekan-rekan Jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro yang telah memberikan motivasi dan doa kepada penulis
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Demikianlah karya tulis ini dibuat, kami menyadari bahwa karya tulis ini
masih belum sempurna untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan sebagai
evaluasi dan perbaikan dalam karya tulis selanjutnya. Semoga hasil analisa dari
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang berkepentingan.
Amin

Semarang, 29 April 2016

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL

HALAMAN PENGSAHAN

ii

ABSTRAK

iii

KATA PENGANTAR

iv

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
D. Manfaat

1
4
4
4
4
5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A.
B.
C.
D.

Kondisi Gawat Darurat dan Bencana


Konsep SPGDT
SPGDT Jawa Tengah
Masalah Terkait SPGDT

6
8
9
10

E. Solusi yang Pernah Ditawarkan


10
F. Teknologi Informasi di Indonesia
11
G. SIAP TANGGAP DANA
12
BAB III METODE PENULISAN
A. Metode Pengumpulan Data
B. Pengolahan Data

14
14
14

C. Analisa Sintesis
14
BAB IV PEMBAHASAN
19
A. Masalah Kegawatdaruratan dan Bencana
19

B. Kendala SPGDT
C. Inovasi SIAP TANGGAP DANA
BAB V PENUTUP

20
20
22

A. Kesimpulan
22
B. Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
23
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Grafik Ruang IGD/ ICU/ HCU

Gambar 2.2 Jumlah Pengguna Internet di Indonesia Hingga Januari 2016


12
Gambar 2.3 Logo SIAP TANGGAP DANA
13
Gambar 3.1 Sistematika Penggunaan Aplikasi
18
LAMPIRAN
25

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gawat Darurat adalah keadaaan klinis pasien yang membutuhkan
tindakan medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan
kecacatan lebih lanjut (UU no 44 tahun 2009). Kegawatdaruratan ini dapat
terjadi dimana saja, kapan saja, dan pada siapa saja baik pada keadaan
sehari-hari seperti kecelakaan maupun pada bencana (Dinkes Provinsi
Sumbar, 2009). Pada dasarnya semua kondisi gawat darurat yang menimpa
seseorang itu dapat menimbulkan ancaman jiwa, sehingga .dibutuhkan
pertolongan tepat, cepat dan cermat.
Banyak hal yang bisa diklasifikasikan dalam kegawatdaruratan
yaitu terjadinya kecelakaan, penyakit komplikasi, kegawatdaruratan
kardiovaskuler, dan bencana alam (Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial/BPJS, 2014). Kecelakaan lalu lintas, penyakit akut dan bencana
alam merupakan kejadian gawat darurat yang tak terduga sehingga dapat
mengakibatkan korban manusia dan kerugian harta benda. Di dunia
terdapat lebih dari 1,24 juta orang meninggal dan terdapat 20-50 juta orang
luka yang dapat menyebabkan kecacatan karena kejadian kecelakaan
(World Health Organization/WHO, 2009). Indonesia pada tahun 2006
jumlah kecelkaan mencapai 13.399 kejadian dengan jumlah kematian
mencapai 9.865 orang, sebanyak 6.142 orang mengalamai luka berat dan
8.694 luka ringan, dengan rata- rata setiap hari terjadi 40 kejadian
kecelakaan lalulintas yang mengakibatkan 30 orang meninggal dunia.
(Utama.et all, 2008)
Indonesia merupakan negara rawan kejadian gawat darurat akibat
bencana. Bencana alam merupakan suatu fenomena alam yang tidak dapat
dihindari. Bencana alam yang banyak terjadi di Indonesia adalah tsunami,
angin topan, banjir, tanah longsor, gunung meletus, kekeringan dan

bencana akibat ulah manusia seperti kebakaran hutan dan lahan. Bencana
ini diakibatkan karena berbagai sebab diantaranya wilayah Indonesia yang
dilintasi oleh dua jalur pegunungan yaitu Pegunungan Sirkum Pasifik dan
Sirkum Mediterania. Sedangkan dilihat dari segi geografis, Indonesia
berada pada posisi silang antara benua Asia dan Australia serta antara
samudera Hindia dan Samudera Pasifik yang membujur pada daerah
tropis. Kondisi alam seperti inilah yang menyebabkan wilayah Indonesia
rawan

terhadap

berbagai

jenis

bencana

alam

(Badan

Nasional

Penanggulangan Bencana/BNPB, 2014).


Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keselamatan korban
dari kegawatdaruratan bencana atau kecelakaan salah satunya adalah
kecepatan penemuan dan ketanggapan dalam penanganan gawat darurat
bencana dan kecelakaan. Penanganan bencana dan kecelakaan yang telah
diterapkan di Indonesia adalah Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu (SPGDT) sebagai contoh penanggulangan untuk sistem gawat
darurat. SPGDT merupakan suatu sistem dimana koordinasi merupakan
unsur utama yang bersifat multi sektor , mulai dari pra rumah sakit sampai
rumah sakit, antar rumah sakit dan harus ada dukungan dari berbagai
profesi bersifat multi disiplin dan multi profesi untuk melaksanakan dan
penyelenggaraan suatu bentuk layanan terpadu bagi penderita gawat
darurat baik dalam keadaan sehari-hari seperti kecelakaan maupun dalam
keadaan bencana dan kejadian luar biasa. Prinsip SPGDT di Indonesia
adalah memberikan pelayanan yang cepat, cermat, dan tepat dimana
tujuannya adalah untuk menyelamatkan jiwa dan mencegah kecacatan.
Salah satu provinsi yang rawan bencana dan kecelakaan adalah
Jawa Tengah. Bencana alam yang sering terjadi di Jawa Tengah adalah
banjir dan tanah longsor. Sedangkan kecelakaan biasanya terjadi pada
pengendara sepeda motor. Maka dari itu perlu perlu kesiapan dari
masyarakat dan pemerintah dalam kecepatan penanganan. SPGDT telah di
terapkan di Jawa Tengah namun kenyataannya tidak semua rumah sakit di
Jawa Tengah yang merupakan rawan bencana terhubung dengan SPGDT.

Hal ini menjadikan keterlambatan penanganan ketika terjadi bencana alam


seperti terlambatnya ambulance datang sehingga berefek pada keselamatan
korban. Jika bantuan dalam bencana terlambat maka akan menurunkan
50% harapan hidup korban (Bakun, 2011).
Oleh karena itu, kecepatan dalam penanganan terhadap bencana
sangat penting bagi kelangsungan hidup korban bencana. Kecepatan
penanganan bencana salah satunya melalui SPGDT dengan kejelasan alur
penanggulangan yang tidak hanya terhubung dengan tenaga kesehatan
namun bisa dengan Tim SAR ketika terjadi bencana. Alur penanggulangan
bencana yang jelas dan efektif arah panggilannya sehingga mudah bagi
korban atau saksi bencana melakukan laporan pertolongan terjadinya
bencana khususnya di wilayah Jawa Tengah.
Mengingat pentingnya program tersebut maka penulis memberikan
gagasan untuk mengurangi keterlambatan penanganan gawat darurat saat
terjadinya bencana seperti banjir, tanah longsor dan gempa bumi, korban
kecelakaan dan penyakit akut dengan aplikasi android yaitu SIAP
TANGGAP DANA (Sistem Aplikasi Tanggap Darurat dan Bencana)
sebagai Upaya Pengaktifan SPGDT di Masyarakat. Aplikasi ini dirancang
menggunakan android karena telah disesuaikan dengan kondisi masyarakat
yang sudah banyak menggunakan teknologi canggih dari android.
Pengguna internet saat ini telah mencapai 82 juta orang. Pencapaian
tersebut menjadikan Indonesia berada pada peringkat ke-8 di dunia
(Kementerian Komunikasi dan Informasi,2014). penetrasi smartphone
sedang berkembang pesat di Indonesia. Perusahaan penyedia sumber
informasi pasar dan konsumen melaporkan bahwa pertumbuhan pengguna
smartphone di Indonesia pada tahun lalu mencapai angka 70% jika
dibandingkan periode sebelumnya. Berdasarkan laporan tersebut, ternyata
Android merupakan sistem operasi yang mendominasi peredaran
smartphone di tanah air dengan pembagian pasar sebesar 59,91%. (Wijaya,
2015).

SIAP TANGGAP DANA akan memberikan fasilitas yang dapat


dimanfaatkan dengan bantuan tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD)

untuk membantu menerima informasi pelaporan terjadinya

bencana dari masyarakat sehingga dapat memberikan pelayanan cepat


tanggap kepada korban bencana bukan hanya tanggap gawat darurat saat
bencana saja namun saat terjadi gawat darurat non bencana seperti
kecelakaan di jalan raya ataupun kecelakaan kerja.
B. Rumusan Masalah
Tingginya angka kematian akibat bencana alam dan kecelakaan di
Jawa Tengah, Indonesia disebabkan karena terlambatnya penemuan dan
penanganan kegawatdaruratan bencana dan kecelakaan. Keterlambatan
tersebut dapat disebabkan karena kurangnya kecepatan penanganan dan
penemuan kecelakaan atau bencana di Indonesia tepatnya Jawa Tengah.
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah pada karya tulis ini
berupa pelaksanaan SPGDT di wilayah di Jawa Tengah yang di gunakan
dalam penanganan bencana dengan menggunakan aplikasi SIAP
TANGGAP DANA (Sistem Aplikasi Tanggap Darurat dan Bencana)
sebagai Upaya Pengaktifan SPGDT di Masyarakat ?
C. Tujuan
1. Umum
Merancang aplikasi berbasis android untuk penanganan bencana alam
dan gawatdarurat sehari-har yang cepat dan jelas menggunakan SIAP
TANGGAP DANA.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep gawat darurat
b. Menjelaskan konsep SPGDT
c. Menjelaskan masalah terkait SPGDT di Jawa Tengah
d. Menjelaskan inovasi aplikasi berbasis android tambahan untuk
penanganan kejadian gawat darurat dan bencana

D. Manfaat
1.
Masyarakat

Mempermudah masyarakat dalam upaya meminta


pertolongan kepada tim penghubung SPGDT saat ada kejadian gawat
darurat dan bencana.
2.

Rumah sakit dan BPBD


a. Mempermudah tim dalam menemukan lokasi kejadian dengan
adanya
share location
b. Pertolongan semakin cepat dapat meningkatkan penyelamatan

3.

korban
Pemerintah
Memberikan inovasi baru untuk menentukan regulasi yang lebih

baik dalam penanganan kegawatdaruratan dan bencana.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kondisi Gawat Darurat dan Bencana


Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan
tindakan medis segera guna peyelamatan nyawa dan pencegahan
kecacatan lebih lanjut. Keadaan gawat darurat pasti akan terjadi pada
korban bencana. Hal ini mengharuskan penanganan segera agar tingkat
morbiditas

dan

mortalitas

dapat

diminimalkan.

Keberhasilan

penanggulangan pasien gawat darurat tergantung pada 4 kecepatan yaitu:


kecepatan ditemukan adanya pederita gawat darurat, kecepatan dan respon
petugas, kemampuan dan kualitas, kecepatan minta tolong. Penanganan
cepat dan tepat pasien gawa darurat membutuhkan menejemen yang tepat.
Disamping lebih efisien dibutuhkan pula suatu koordinasi antar unit
pelayanan (Maatuli, Mulyadi, Malara, 2014).
Kondisi gawat darurat bisa terjadi kapan saja tanpa mengenal
korban, tempat dan waktu. Kegawatdaruratan dibagi menjadi 2 yitu
kegawatdaruratan

sehari-hari

dan

kegawatdaruratan

bencana.

Kegawatdaruratan sehari-hari biasanya berupa kecelakaan, kebakaran dan


berbagai masalah yang menimbulkan kondisi kegawatan pada seseoarang.
Kegawatdaruratan bencana adalah kondisi terjadinya bencana alam yang
memakan korban sehingga diperlukan pertolongan segera agar tingkat
morbiditas dan mortalitas korban menurun. Filosofi pada penanganan
gawat darurat yaitu Time Saving its Live Saving, artinya seluruh tindakan
yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar-benar
efektif dan efisien. Hal ini mengingatkan pada kondisi tersebut pasien
dapat kehilangan nyawa hanya dalam hitungan menit saja. Berhenti nafas
selama 2-3 menit pada manusia dapat menyebabkan kematian yang fatal
(Sutawijaya, 2009 ).
Negara Indonesia sering mengalami bencana, baik bencana alam
(natural disaster) maupun bencana karena ulah manusia (manmade
disaster). Letak geografis dan kondisi sosial yang beragam menyebabkan

Indonesia berada dalam prevalensi bencana tingkat tinggi. Tidak dapat


dipungkiri telah banyak upaya penanggulangan bencana yang dilakukan
baik dalam sistem, kebijakan maupun program teknis. Namun upaya
tersebut masih belum dapat menemui hasil yang maksimal karena kendala
waktu, letak/jarak, dan jumlah tenaga penolong yang tidak sebanding
dengan korban masal akibat bencana. Korban kegawatdaruratan yang
berada dalam fase kritis membutuhkan setidaknya 24-48 jam efektif untuk
mengurangi resiko kematian dan kecacatan. Jika bantuan dalam fase ini
terlambat maka akan menurunkan 50% harapan hidup korban (Bakun,
2011).
Jawa tengah merupakan daerah yang termasuk daerah rawan
terhadap kejadian bencana alam. Bencana alam yang selalu menjadi
daerah tetap Jawa Tengah adalah benjir dan tanah longsor. Menurut DIBI
(Data dan Informasi Bencana)-BNPB, grafik sebaran kejadian bencana di
Indonesia Provinsi Jawa Tengah menempati urutan pertama paling sering
terjadi bencana. Frekuensi banjir Jawa Tengah menurut DIBI, di tahun
1981-1010 sangat dominan 28,5%, kemudian ke-2 frekuensi tanah longsor
26,5% ururtan ke-3 angin puting beliung 20,5% dan terbanyak terakhir
adalah kekeringan yaitu 16,7%. Gejala hidrometeorologi tersebut sangat
umum terjadi di Jawa Tengah karena kondisi klimatologi di Jawa Tengah
mempunyai pola curah hujan monsunal, yaitu enam bulan musim hujan
dengan puncak basah pada bulan Januari dan enam bulan musim kemarau
dengan puncak kering pada bulan Agustus. Salah satu faktor penyebab
bencana hidrometeorologi adalah pola hujan yang tidak normal, atau
keadaan cuaca yang ekstrim sebagai indikasi terjadi perubahan iklim dan
tentu saja kurangnya pemahaman masyarakat terhadap karakteristik
ancaman bencana serta kurang siapnya masyarakat menghadapi bencana
(Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Badan Geologi, 2009).
Bencana alam di Jawa Tengah yaitu dipenghujung tahun 2014 bencana
tanah longsor terjadi didaerah Banjarnegara. Bencana tanah longsor
menjadi bencana paling mematikan dibanding dengan jenis bencana
lainnya. Pada kejadian ini didapatkan data 95 orang meninggal, 13 hilang,

5 orang luka berat, 9 orang luka ringan dan ribuan orang harus mengungsi
ketempat yang lebih aman. Kejadian tonah longsor yang datang secara
tiba-tiba diharapkan mendapatkan pertolongan segera meminimalkan
korban (BNPB,2014).
B. Konsep SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu)
SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat) merupakan
sistem koordinasi sebagai unit kerja (multi sektor), di dukung berbagai
kegiatan profesi (multi disiplin dan multi profesi) untuk penyelenggaraan
pelayanan terpadu penderita gawat darurat, dalam keadaan bencana dan
sehari-hari.

Perlunya

sistem

ini

adalah

untuk

mengurangi

dan

menyelamatkan korban bencana, diperlukan penanganan yang jelas


(efektif efisien dan terstruktur) untuk mengatur segala sesuatu yang
berkaitan dengan kesiap siagaan dan penanggulangan bencana. SPGDT
dibagi menjadi 2 yaitu SPGDT-S (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Sehari-hari) dan SPGDT-B (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Bencana). SPGDT Bencana yaitu untuk penanganan saat bencana dan
SPGDT Sehari-hari merupakan penanganan saat terjadi kecelakaan dan
berbagai kejadian kegawatan yang muncul sehari-hari. SPGDT dilandasi
dengan pengelololaan waktu (time managemen) yang merupakan
implementasi dari time saving is a life and limb saving mengandung
unsur kecepatan dan ketepatan berupa pertolongan pertama di tempat
kejadian. Unsur kecepatan ditunjang dengan sistem komunikasi dan
ransportasi yang handal, sedangkan unsur ketepatan dalam Pertolongan
Penderita Gawat arurat meliputi BLS (Basic Life Support) dan ALS
(Advace Live Support) sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.
Manfaat dari sistem ini adalah untuk mengurangi dan menyelamatkan
korban bencana, dengan begitu diperlukan penanganan yang jelas (efektif,
efisien, terstruktur) untuk mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan
kesiap siagaan bencana (Saain, 2006).
SPGDT (Sistem Penangulangan Gawat Darurat Terpadu) untuk
melaksanakannya diperlukan koordinasi antar berbagai sektor, mulai dari
pra rumah sakit sampai rumah sakit dan antar rumah sakit. Keterpaduan
sistem pelayanan SPGDT Pra Rumah Sakit yaitu peran masyarakat (on

scene care), edukasi kegawatdaruratan, hoteline number (110,113,118) dan


ambulance. Intra Rumah sakit yaitu ketersediaan Call Center gawat darurat
119 dan kualitas pelayanan 1GD,ICU,HCU, ICCU. Antar Rumah Sakit
yaitu sistem rujukan, sistem komunikasi, sistem transportasi
C. SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu) Jawa Tengah
Jawa Tengah merupakan wilayah yang rawan akan terjadinya
bencana alam. Perlu kewaspadaan khusus untuk wilayah yang rawan akan
terjadinya bencana, sehingga ada kesiapan dari masyarakat dan pemerintah
dalam penanganan. SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat) kini
telah diterapkan di Jawa Tengah. Jumlah rumah sakit dengan SPGDT di
Jawa Tengah adalah 234 rumah sakit dengan jumlah tempat tidur kelas 3
sebanyak 15.809 dan jumlah dokter onsite 1.534 pendataan teakhir pada
tahun 2015 (SPGDT Dinkes Prov.Jawa Tengah, 2015). Sedangkan jumlah
ruang IGD/ICU/HCU yang tersedia dengan urutan 5 terbanyak adalah
sebagai berikut :

Gambar 2.1 Grafik Ruang IGD/ICU/HCU


Menurut data terakhir April 2013 Dinas Kesehatan Jawa Tengah
jumlah rumah sakit sebanyak 265. Dengan data tersebut diketahui bahwa
tidak semua rumah sakit di jawa Tengah memiliki layanan SPGDT dengan
hotline SPGDT 119 (call center). Padahal sistem ini sangat diperlukan
untuk penanganan gawat darurat terutama saat bencana karena jumlah
korban yang banyak dan diperlukannya penanganan segera.
D. Masalah terkait SPGDT
SPGDT adalah sistem koordinasi sebagai unit kerja yang didukung
berbagai kegiatan profesi (multi disiplin dan multi profesi) untuk
penyelenggaraan pelayanan terpadu penderita gawat darurat, dalam
keadaan bencana dan sehari-hari. SPGDT seharusnya dimiliki oleh semua

10

pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit sebagai pelayanan kesehatan


dan pemberi pertolongan kegawatdaruratan. Namun kenyataannya tidak
semua rumah sakit di Jawa Tengah yang merupakan daerah rawan terjadi
bencana memiliki sistem SPGDT. Hal ini menjadikan keterlambatan
penanganan ketika terjadi bencana alam. Salah satu masalah yang timbul
akibat tidak adanya sistem SPGDT B di rumah sakit adalah keterlambatan
datangnya ambulance pada tempat kejadian bencana karena rumah sakit
terdekat tidak memiliki sistem SPGDT sehingga tidak mengetahui ketika
terjadi kejadian gawat darurat. Lamanya waktu kedatagan ambulance akan
berefek pada lambannya pertolongan dan berefek juga pada keselamatan.
Hal ini tidak bisa dianggap remeh dan disepelekan karena menyangkut
keselamatan dan nyawa (Metroterkini, 2012).
SPGDT meliputi kegiatan multi disiplin antar profesi kesehatan.
Namun ketika terjadi bencana tidak hanya petugas kesehatan yang
dibutuhkan namun juga Tim SAR (Search And Rescue) sebagai tim
pencari dan penyelamat. Peran Tim SAR merupakan lembaga pemerintah
yang sifatnya non keemterian yang memiliki peran sebagai tim
penanganan bencana yang cepat dan tanggap setiap kali dibutuhkan
tindakan evakuasi korba (Dinamik FT UMS, 2015)
E. Solusi yang Pernah Ditawarkan
Penanggulangan gawat darurat adalah pertolongan yang harus
dierikan sesegera mungkin sehingga menghararuskan sistem pelaynan
yang cepat. Call center SPGDT 119 merupakan praktek pemberian
pelayanan kegawatdaruratan kepada masyarakat dalam bidang jasa.
Penggunaan sistem call center 119 yaitu dengan melakukan panggilan
melalui telepon dan dapat diakses 24 jam selama 7 hari. Menurut hasil
penelitian lapangan diketahui bahwa petugas yang berada dalam unit
pelayanan call center SPGDT 119 merupakan perawat dan dokter yang
dalam menjalankan tugasnya memiliki kode etik sehingga bekerja secara
profesional, jujur dan dapat dipercaya (Prawira et al, 2013). Dengan sistem
panggilan telepon penyampaian informasi akan lebih mudah diterima.
Namun berdasarkan data sebelumnya telah diketahui bahwa tidak semua
rumah sakit di Jawa Tengah terhubung dengan SPGDT sehingga tidak

11

semua rumah sakit bisa menerima panggilan dan melakukan penanganan


gawat darurat. Selain itu kendala dalam pelayanan ini adalah bisa terjadi
ketidak tepatan dalam memberikan informasi mengenai lokasi karena rasa
cemas dari korban. Permasalah dalam sistem call center SPGDT 119 ini
adalah tidak ada keterlibatan tim sar sebagai admin atau unit pelayanan,
padahal Tim Sar merupakan petugas penanggulangan bencana yang
dibutuhkan ketika terjadi bencana.
F. Teknologi Informasi di Indonesia
Perkembangan teknologi dan informasi sejak saat pertama kali
tercipta hingga saat ini sangat pesat khususnya internet. Indonesia mulai
mengembangkan internet pada tahun 1980. Berdasarkan data dari Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), sampai tahun 2015
pengguna internet di Indonesia telah mencapai 88,1 juta dan, 48 % di
antaranya merupakan pengguna internet harian. , 85% dari jumlah
pengguna internet di Indonesia menggunakan perangkat seluler saat
berselancar di dunia maya. Perangkat kedua yang paling sering digunakan
adalah Laptop, disusul PC/Komputer, dan terakhir Tablet. Kebanyakan
orang mengakses internet dari rumah dan rata-rata waktu penggunaan 1
hingga 3 jam per harinya. Android merupakan sistem operasi yang
mendominasi peredaran smartphone di tanah air dengan pembagian pasar
sebesar 59,91%. (Wijaya, 2015).

12

Gambar 2.2 Jumlah Pengguna Internet di Indonesia Hingga Januari 2016


Pengguna internet di Indonesia naik 15% terhitung
dari Januari 2015 hingga Januari 2016.
penduduk Indonesia 259,1 juta

Hingga Januari dari total

tercatat ada 326, 3 juta pengguna

perangkat selular. (We Are Social,2016)


G. SIAP TANGGAP DANA (Sistem Aplikasi Tanggap Darurat dan Bencana)
SIAP TANGGAP DANA (Sistem Aplikasi Tanggap Darurat dan
Bencana) merupakan aplikasi android

yang diterapkan pada SPGDT.

Aplikasi ini digunakan untuk menghubungi pelayanan penanggulangan


gawat darurat secara cepat ketika terjadi kegawatan maupun bencana
sehingga dapat dilakukan penanganan secara cepat dan tepat. Sistem ini
dapat digunakan oleh semua orang yang memiliki smartphone. Dengan
adanya sistem ini komunikasi antar warga dengan SPGDT akan semakin
mudah SIAP TANGGAP DANA terhubung ke semua rumah sakit di Jawa
Tengah dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) .
Penggunaan SIAP TANGGAP DANA yaitu dengan masuk pada
sistem kemudian memasukkan lokasi kejadian bencana dan jenis bencana.
Ketika pesan telah terkirim admin akan menerima dan akan dilakukan

13

konfirmasi mengenai kejadian, dengan begitu proses komunikasi lebih


cepat dan pertolongan akan lebih cepat datang. Admin dari SIAP
TANGGAP DANA adalah selurus rumah sakit di Jawa Tengah dan BPBD
(Badan Penanggulangan Bencana Daerah)
Sistem SPGDT Android semacam ini sebelumnya sudah pernah
ada dan diterapkan di Kabupaten Bangka, namun hanya berlaku di daerah
Bangka. Sistem SPGDT android di Kab.Bnagka ini sebatas sistem
pelaporan kegawatan akibat kecelakaan atau kegawatdaruratan sehari-hari
tidak dengan kejadian bencana (SPGDT Bangka, 2016). Sistem SPGDT
android ini hanya terhubung pada satu admin sehingga jika banyak
kejadian kegawatan yang terjadi tidak dapat penanganan segera secara
bersamaan.

Gambar 2.3 Logo SIAP TANGGAP DANA

14

BAB III
METODE PENULISAN

A. Metode Pengumpulan Data


Karya tulis ini menggunakan metode studi literatur. Penelusuran
literatur dilakukan dengan menggunakan search engine Google, jurnal
elektronik, buku kegawatdaruratan, data sensus yang diterbitkan oleh
website terkait karya tulis.Proses pencarian dengan penulusuran internet
menggunakan kata kunci SPGDT, SPGDT-B, gawat darurat, aplikasi
android dan bencana alam. Selama pencarian ditemukan sekitar 29.600
artikel tentang SPGDT, 9.560 artiklel tentang SPGDT-B, 672.000 dalam
kata kunci gawat darurat, 28.900.000 artikel tentang aplikasi android dan
514.000 artikel tentang bencana alam.
B. Pengolahan Data
Data- data yang telah diperoleh selama pencarian bersumber dari
jurnal, artikel, maupun buku dan data tersebut oleh penulis kaji lebih
lanjut. Data yang ditemukan penulis olah secara manual. Selanjtnya
penulis gunakan sebagai acuan dalam menuangkan ide yaitu SIAP
TANGGAP DANA (Sistem Aplikasi Tanggap Darurat dan Bencana) .
SIAP TANGGAP DANA merupakan inovasi aplikasi android yang
berfokus pada kejadian gawat darurat pada kehidupan sehari-hari dan saat
bencana alam terjadi.
C. Analisa Sintesis
Berdasarkan data yang telah ditemukan menunjukkan bahwa
tingginya angka kematian akibat bencana alam dan kecelakaan di Jawa
Tengah disebabkan karena kurangnya kecepatan penanganan dan
penemuan kecelakaan atau bencana. Saat ini telah ada solusi untuk
menangani masalah tersebut yaitu dengan SPGDT 119 yang merupakan
praktek pemberian pelayanan kegawatdaruratan kepada masyarakat dalam
bidang jasa. Namun berdasarkan data sebelumnya telah diketahui bahwa
tidak semua rumah sakit di Jawa Tengah terhubung dengan SPGDT

15

sehingga tidak semua rumah sakit bisa menerima panggilan dan


melakukan penanganan gawat darurat. Oleh karena itu penulis memiliki
gagasan yaitu SIAP TANGGAP DANA yang merupakan suatu aplikasi
didalam android yang memungkinkan pengguna untuk langsung dapat
memberikan informasi terjadinya kejadian gawat darurat dan bencana
kepada BPBD dan pihak gawat darurat rumah sakit. Data data yang
relevan dengan karya tulis penulis analisis yang digunakan penulis dalam
membuat perancangan gagasan SIAP TANGGAP DANA. Gagasan
tersebut membutuhkan bantuan dalam perancangan SIAP TANGGAP
DANA. Berikut beberapa hal yang dibutuhkan, yaitu :
1. Alat dan Bahan yang Diperlukan
a. Hardware
1) Seperangkat komputer sebagai sarana dalam pembuatan
aplikasi SIAP TANGGAP DANA
2) Handphone atau tablet dengan sistem operasi android berbasis
minimal Jelly Bean 4.3 sebagai sarana dalam pengaplikasian
SIAP TANGGAP DANA
3) Kabel USB konektor, yang difungsikan untuk sinkronisasi
antara komputer dan handphone
b. Software
1) Driver for USB plug and play, digunakan untuk sinkroisasi
komputer dan handphone / tablet
2) Eclipse 3.6
Merupakan
aplikasi
IDE (Integrated

Developmnet

Environtmen) untuk mengembangkan perangkat lunak dan


dapat dijalankan di semua platform (platform-independent) .
Eclipse digunakan untuk membuat aplikasi SIAP TANGGAP
DANA. Aplikasi ini menyediakan plug-in , sehingga Eclipse
dapat berkembang sesuai keinginan pengguna.(Meera &
Purnank, 2011)
Dalam pembuatan aplikasi menggunakan code. Tampilan
utama yaitu 5 tampilan tombol yang pertama tombol lokasi,
tombol lokasi pada peta, tombol berupa bencana alam, kejadian
gawat darurat bukan bencana alam dan yang kelima tombol
share.

16

3) Google Map API


Merupakan aplikasi prasyarat yang digunakan untuk
menampilkan lokasi pengguna pada aplikasi SIAP TANGGAP
DANA dan dapat dibagikan kepada server utama.
4) Android Virtual Device (AVD)
Aplikasi tersebut digunakan untuk uji coba

SIAP

TANGGAP DANA pada perang kat komputer


2. Kerjasama dengan Berbagai Pihak
a. Perguruan Tinggi Dan Lembaga Penelitian
Menguji kevalidan dan keefektifan SIAP TANGGAP
DANA supaya dapat dimanfaatkan di kalangan masyarakat umum
terutama saat kondisi gawat darurat bencana dan gawat darurat
bukan bencana
b. BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)
BPBD menjadi salah satu server utama SIAP TANGAP
DANA selain rumah sakit. Sesuai dengan tugasnya yaitu
mengkoordinasikan

perencanaan

dan

pelaksanaan

kegiatan

penanganan bencana dan kedaruratan secara terpadu; serta


melaksanakan penanganan bencana dan kedaruratan mulai dari
sebelum, pada saat, dan setelah terjadi bencana yang meliputi
pencegahan, kesiapsiagaan, penanganan darurat, dan pemulihan
BPBD nantinya akan menerima panggilan dari klien untuk
menangani bencana yang terjadi. Selain itu BPBD akan menguji
coba aplikasi dan menganalisis keefektifan aplikasi dilihat dari segi
manfaat dan estimasi waktu.
c. Kepolisian
Sebagai penegak hukum ketika terjadi kejadian gawat
darurat non bencana (kecelakaan) dan pengamanan saat terjadinya
kejadian gawat darurat .
d. Depkes
Departemen Kesehatan mempersiapkan regulasi (jaringan,
standar layanan dan perizinan)

17

e. Ahli IT
Membuat

aplikasi

SIAP

TANGGAP

DANA

mengembangkan sistem operasi aplikasi berbasis android.


3. Tahap- tahap Pelaksanaan Kegiatan
a. Analisis Situasi
Analisis situasi digunakan untuk melihat kondisi saat ini
sehingga dapat dibuat rancangan untuk aplikasi yang sesuai dengan
kondisis saat ini.
b. Pembuatan Desain Aplikasi SIAP TANGGAP DANA
Pada aplikasi dirancang desain yang menarik dan menggambarkan
tjuan utama aplikasi.
c. Pembuatan desain layout dan tombol menggunakan Eclips 3.6
Terdapat tombol share location , pilihan jenis gawat darurat dan
bencana alam serta kirim. Setelah kirim data langsung terhubung
ke server uatama.
d. Uji coba aplikasi dengan AVD
Uji coba pada AVD dilakukan untuk mengetahui aplikasi dapat
digunakan pada android
e. Penginstalan aplikasi ke perangkat
f. Uji Coba SIAP TANGGAP DANA
Uji coba aplikasi SIAP TANGGAP DANA dilakukan oleh BPBD,
mahasiswa dan Depkes untuk mengetahui efektivitas APLIKASI
SIAP TANGGAP DANA
g. Sosialisasi aplikasi SIAP TANGGAP DANA kepada masyarakat
Sosialisasi mengenai kefektifan aplikasi kepada masyarakat umum
4. Sistematika Penggunaan SIAP TANGGAP DANA

18

Gambar 3.1 Sistematika Penggunaan Aplikasi

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Masalah Kegawatgaruratan dan Bencana

19

Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan


tindakan medis segera guna menyelamatkan nyawa dan pencegahan
kecacatan lebih lanjut (UU no 44 tahun 2009). Penanganan yang cepat dan
tepat pada pasien gawat darurat membutuhkan manajemen yang tepat pula.
Disamping lebih efisien dibutuhkan suatu koordinasi antar unit pelayanan
dimana pasien itu didiagnosa ke tempat dimana pasien tersebut akan
dirujuk untuk penanganan lebih tepat dan efisien.
Kondisi gawat darurat bisa terjadi kapan saja tanpa mengenal
waktu, orang dan tempat. Keberhasilan penanggulanga pasien gawat
darurat tergantung pada 4 kecepatan yaitu : kecepatan ditemukan adanya
pederita GD, kecepatan dan respon petugas, kemampuan dan kualitas,
kecepatan minta tolong (Maatuli, Mulyadi, Malara, 2014). Filosofi pada
penanganan gawat darurat yaitu Time Saving its Live Saving. Artinya
seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah
benar-benar efektif dan efisien. Hal ini mengingatkan pada kondisi
tersebut pasien dapat kehilangan nyawa hanya dalam hitungan menit saja.
Berhenti nafas selama 2-3 menit pada manusia dapat menyebabkan
kematian yang fatal (Sutawijaya, 2009 ).
Jenis kegawatan dapat dibagi menjadi 2 yaitu kegawatan seharihari dan kegawatan saat bencana. Kegawatdaruratan sehari-hari biasanya
berupa kecelakaan, kebakaran dan berbagai masalah yang menimbulkan
kondisi kegawatan pada seseoarang. Kegawatdaruratan bencana adalah
kondisi terjadinya bencana alam yang memakan korban sehingga
diperlukan pertolongan segera agar tingkat morbiditas dan mortalitas
korban menurun. Letak geografis serta keadaan iklim di Indonesia
menjadikan Indonesia merupakan negara yang rawan terjadi bencana alam.
B. Kendala SPGDT (Sistem Penanggulanagn Gawat Darurat Terpadu)
Dalam penanganan kegawatdaruratan pemerintah memiliki sistem
SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu) merupakan
sistem pelaporan ketika tejadi kejadian gawat darurat dimasyarakat.
SPGDT menggunakan sistem pelayanan berupa call center 119 yaitu
dengan melakukan panggilan melalui telepon dan dapat diakses 24 jam

20

selama 7 hari. Dengan sistem panggilan telepon penyampaian informasi


akan lebih mudah diterima. Namun telah diketahui sebelumnya bahwa
tidak semua rumah sakit di Jawa Tengah terhubung dengan layanan
SPGDT sehingga tidak semua rumah sakit bisa menerima panggilan dan
melakukan penanganan gawat darurat.
Pengaplikasian call center SPGDT 119 yaitu ketika terjadi
kegawatdaruratan seseorang akan melakukan panggilan 119 kemudian dari
admin akan menerima dan mengkonfirmasi tentang kejadian untuk
menentukan peralatan yang akan dibawa serta memastikan kondisi
kejadian. Kemudian ambulance datang dan dilakukan penanganan korban.
Karena tidak semua rumah sakit di Jawa Tengah terhubung dengan call
center SPGDT bisa saja terjadi keterlambatan penanganan karena jauhnya
lokasi sedangkan rumah sakit terdekat tidak terhubung. Keterlambatan
penanganan menyebabkan tingkat keselamatan menjadi lebih rendah.
C. Inovasi SIAP TANGGAP DANA
SIAP TANGGAP DANA (Sistem Aplikasi Tanggap Darurat dan
Bencana) merupakan inovasi baru untuk penanganan kegawatdarurat di
masyarakat saat terjadi keggawatdaruratan sehari-hari maupun saat
bencana. SIAP TANGGAP DANA menggunakan tekonologi masa kini
yaitu dengan sistem aplikasi berupa aplikasi handphone android sebagai
penghubung ke admin. Admin dari aplikasi ini merupakan seluruh rumah
sakit di Jawa Tengah dan BPBD (Badan Penaggulangan Bencana Daerah).
Penggunaan aplikasi ini sama seperti aplikasi handphone biasanya
yaitu dengan masuk pada sistem kemudian melakukan share location dan
menyebutkan kejadian yang terjadi. Ketika laporan berupa kejadian
kegawatdaruratan sehari-hai semisal kecelakaan maka menghubungkan
sistem ke rumah sakit, kemudian server dari rumah sakit terdekat dengan
kejadian menerima laporan dan selanjutnya akan mengkonfirmasi ulang
melalui via telepon dan akan mendatangkan ambulance dengan segera.
(Gambaran aplikasi pada lampiran 2) Ketika terjadi bencana setelah masuk
pada sistem kemudian menghubungkan ke BPBD dan melakukan share
location serta kejadiannya. Sama seperti pada kejadian kegawatan sehari-

21

hari BPBD akan mengkonfirmasi ulang kemudian segera datang ke lokasi.


Setelah dari BPBD juga menghubungkan ke rumah sakit guna
mendapatkan pertolongan medis.
Perkembangan teknologi yang lebih modern akan memudahkan
kegiatan manusia. SIAP TANGGAP DANA digunakan layaknya aplikasi
lainnya pada handphone android dan bersifat praktis serta ekonomis.
Sistem ini akan lebih mempermudah bagi masyarakat untuk melakukan
pelaporan terkait kejadian kegawatdaruratan serta bencana. Bukan hanya
masyarakat dari tim kesehatan serta BPBD akan secepat mungkin
menemukan kejadian dan penanganan akan lebih cepat dilakukan.

22

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Angka kejadian gawat darurat dan bencana di Indonesia cukup
tinggi khususnya Jawa Tengah, namuna ada upaya dari pemerintah untuk
menangani kejadian kegawatdaruratan bencana. Program dari pemerintah
yang ada saat ini berupa tim pelaksana SPGDT yang belum luas dalam
penanganan khusus bencana alam. Sehingga masih bisa dimungkinkan
besarnya keterlambatan penanganan untuk korban bencana yang
mengakibatkan lebih banyaknya korban yang meninggal atau mengalami
kecacatan. Oleh karena itu, penulis memiliki gagasan tambahan untuk
lebih tepat dalam menangani gawat darurat dan bencana yang diberi nama
SIAP TANGGAP DANA ( Sistem Aplikasi Tanggap Darurat dan
Bencana). Inovasi pelengkap tersebut merupakan penghubung adanya
bencana yang menggunakan aplikasi android.
B. Saran
SIAP TANGGAP DANA ( Sistem Aplikasi Tanggap Darurat dan
Bencana) dapat mempermudah tim darurat dan bencana seperti pihak
rumah sakit dan BPBD. SIAP TANGGAP DANA ini bisa dilakukan
mandiri oleh masyarakat yang memiliki android untuk mengaksesnya
secara online ataupun offline. Kementerian Komunikasi dan Informasi
serta Kementerian Penanggulanagn Bencana dapat mendukung inovasi ini
dengan pengimplementasian di masyarakat sebagai upaya dalam
menangani masalah darurat dan bencana serta pemanfaatan teknologi yang
positif oleh anak bangsa.

23

DAFTAR PUSTAKA

BNPB. 2014. Info Bencana.


http://www.bnpb.go.id/uploads/publication/1069/Info_Bencana_Desember.
pdf [diakses pada 22 April 2016 20.45 WIB]
BPJS Kesehatan, 2014. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral, Badan Geologi. 2009. Buku
Pedoman Analisis Resiko Bencana Studi Kasus: Jawa Tengah
Depkes RI,2006. Seri penanggulangan penderita gawat darurat (PPGD) General
Emergency Life Support (GELS): Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu

(SPGDT).

Cetakan

Ketiga.

Dirjen

Bina

Yanmed.

http://www.penanggulangankrisis.depkes.go.id/__pub/files84935Buku_Pe
doman_SDM_Kes.pdf [diakses tanggal 22 April 2016 15.30 WIB].
Dinamik

FT

UMS.

2015.

Search

and

http://dinamik.ukm.ums.ac.id/search-and-rescue-sar/

Rescue

(SAR).

[diakses

pada

tanggal 25 April 2016; 23:02 WIB]


Ghumalia,M, & Ghumalia,P.(2011) . C/C++ Software Development With Eclipse:
The easisest guide on using Eclipse for C/C++ Software Development.
CreateSpace Independent Publishing
Kemp, Simon.2016. Digital In 2016.(online) http://wearesocial.com/specialreports/digital-in-2016 (diakses pada 3 Mei 2016)
Maatuli V, Mulyadi, Malara. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Respon Time Perawat pada Penanganan Pasien Gawat Darurat di RSUP
Prof.Dr. R. D. Kandou Manado. PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM
RATULANGI MANADO
Metroterkini. 2012.Layanan Ambulance RSUD Puri Husada Dikeluhkan Warga.
http://metroterkini.com/berita-2784-layanan-ambulance-rsud-puri-husadadikeluhkan-warga.html [diakses pada 25 Aprol 2016; 23:15 WIB]

24

Platformhttp://dapp.bappenas.go.id/upload/pdf/UU_2009_044.pdf [diakses pada


30 April 2016; 04.30 WIB]
Prawira Maulana Arief, et al. 2013. Inovasi Layanan (Studi Kasus Call Center
SPGDT 119 sebagai layanan Gawat Darurat pada Dinas Kesehatan
Provinsi DKI Jakarta). Jurnal Administrasi Publik, Vo.2:2.
Saain.

2006.

Sistem

penanggulangan

Gawat

Darurat

Terpadu.

http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/SPGDT11.pdf pada 20 April


2016 19.45 WIB
SPGDT Bangka. 2016. SPGDT Bangka Call Center dan Aplikasi Android.
http://spgdt.bangka.go.id/download/petunjuk_penggunaan_aplikasi.pdf
[diakses pada 28 April 2016; 04.45 WIB]
Sutawijaya, R. B, 2009. Gawat Darurat, Aulia . Yogyakarta : Publishing. UU RI
no 44. 2009. Rumah Sakit.

25

LAMPIRAN 1
1. Biodata Ketua dan Anggota
1.1 Biodata Ketua Kelompok
1. Nama

: Nindy Kartika Dewi

2. Tempat, tanggal Lahir

: Panumangan Baru, 20 Juli 1995

3. Kewarganegaraan

: Indonesia

4. Jenis Kelamin

: Perempuan

5. Agama

: Islam

6. Alamat

: Penumangan Baru rt 18 rw 03,Tulang

Bawang Barat,
7. Telepon/Hp

Lampung
: 085669634710

8. Email

: Nindykartikadewi43@gmail.com

Jenjang Pendidikan Formal


TAHUN
2001-2007
2007-2010
2010-2013
2013-sekarang

PENDIDIKAN
SD N 2 Panumangan Baru
SMP N1 Tumijajar
SMAN 1 Tumijajar
Universitas Diponegoro

Prestasi yang Pernah Diraih


TAHUN
2013
2014

PRESTASI
Peserta terbaik 5 LKMMPD PSIK JK FK UNDIP
Misss Muslimah kategori Miss Persahabatan UNDIP

Karya Tulis yang Pernah Dibuat


TAHUN
2014
2016

JUDUL KARYA
Penggunaan Sandul dalam upaya patient safety
Information control system

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.

26

Demikian biodata ini saya buat sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan lomba karya ilmiah.

Semarang, 29 April 2016


Ketua anggota,

(Nindy Kartika Dewi)

27

1.2 Biodata Anggota Kelompok 1


1.Nama

: Rainy Tri Kurnianingtyas

2. Tempat, tanggal Lahir

: Wonosobo, 7 Desember 1994

3. Kewarganegaraan

: Indonesia

4. Jenis Kelamin

: Perempuan

5. Agama

: Islam

6. Alamat

: Wonobungkah RT 01/RW 07, Jlamprang,

Wonosobo
7. Telepon/Hp

: 082135294333

8. Email

: rainytrik@yahoo.co.id

Jenjang Pendidikan Formal


TAHUN
2001-2007
2007-2010
2010-2013
2013-sekarang

PENDIDIKAN
SD N 3 Wonosobo
SMP N1 Wonosobo
SMAN 1 Wonosobo
Universitas Diponegoro

Prestasi yang Pernah Diraih


TAHUN
2013
2014
2015
2015
2016

PRESTASI
LKMM PD PSIK FK Undip
Tripleks Painting Scientific Fair Bertema Kesehatan
Reproduksi FK Undip
LKTI Nasional NURSE FIK UI 2015
PKM 5 bidang
LKTI Nasional Hipotalamus Competition 2016

Karya Tulis yang Pernah Dibuat


TAHUN
2011
2013
2014

JUDUL KARYA
Pengharum Ruangan Sederhana
SBK (Sari Buah Kersen) Squash
Etnonursing, Pelayanan Keperawatan Berbasis Budaya

2014

Etnis Indonesia
Bantal Talkers (Inovasi Bantal Pengganti Talang Keramas
Bagi Pasien Bed-Rest)

2015

Rs Servand (Rumah Sakit Server Andalan) Sistem Efektif


Dalam Pendokumentasian Pasien Di Rumah Sakit

28

2015
2016

Dinamikable (Deteksi Dini Ami, Dengan Ekg Portable)


Kesehatan Kardiovasculer Berbasis Android :
DINAMIKABLE (Deteksi Dini AMI dengan EKG

2016

Portable)
JARSI (Jaket Aromaterapi Atsiri) sebagai Usaha
Pencegahan ISPA di Kalangan Nelayan

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan lomba karya ilmiah.

Semarang, 29 April 2016


Anggota 1,

(Rainy Tri Kurnianingtyas)

29

1.3 Biodata Anggota Kelompok 2


1. Nama

: Endri Styani

2. Tempat, tanggal Lahir

: Grobogan, 20 Maret 1996

3. Kewarganegaraan

: Indonesia

4. Jenis Kelamin

: Perempuan

5. Agama

: Islam

6. Alamat

: Ds. Sengonwetan RT03/RW02

Kec.Kradenan, Kab.Grobogan,
7. Telepon/Hp

Jawa Tengah

: 08586566610

8. Email

: styaniendri1996@gmail.com

Jenjang Pendidikan Formal


TAHUN
2001-2007
2007-2010
2010-2013
2013-sekarang

PENDIDIKAN
SD N 3 Sengonwetan
SMP N1 Kradenan
SMAN 1 Kradenan
Universitas Diponegoro

Prestasi yang Pernah Diraih


TAHUN
2015

PRESTASI
Lolos pendanaan PKM GT (KADO (Kartu
Dokumentasi) DIGITAL)

Karya Tulis yang Pernah Dibuat


TAHUN
2013
2015

JUDUL KARYA
Ekstraksi Hidrogel untuk Menurunkan Demam
KADO (Kartu Dokumentasi) Digital

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan lomba karya ilmiah.

30

Semarang, 29 April 2016


Anggota 2,

(Endri Styani)

31

1.4 Biodata Dosen Pembimbing


Identitas Diri
1.
2.
3.

Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Alamat Rumah

4.
5.
6.
7.

No. HP
E-mail
Alamat Kantor
No. Telpon/Fax

Ns. Ahmat Pujianto, S.Kep., M.Kep


Laki-Laki
Desa Pasucen RT 01 RW 06, Kecamatan
Trangkil, Kabupaten Pati, 5915
085640558335
fijaytrangkil@gmail.com
Jl. Prof. Soedarto, SH Tembalang-Semarang
(024) 76480919 / (024)7646848

Riwayat Pendidikan
S-1
Nama
Perguruan Universitas Diponegoro
Tinggi
Bidang Ilmu
Keperawatan
Tahun Masuk-Lulus
2005-2010
(Profesi Ners 1 tahun)
Judul
Studi Fenomenologi :
Skripsi/Tesis/Desertasi Kesadaran Diri (Self
Awareness)
Wanita
Pekerja Seks (Wps)
Melakukan Pemeriksaan
Vct
(Voluntary
Counselling
And
Testing) di Layanan
Mobile VCT RSUD
RAA Soewondo Pati di
Resosialisasi
Lorong
Indah (LI) Margorejo
Pati
Pembimbing
Meidiana
Dwidiyanti,
S.Kp., M.Sc

S-2
Universitas Padjadjaran
Keperawatan Kritis
2011-2013
Pengaruh Mendengarkan
Murattal Al-Quran Surat
Ar Rahman Terhadap
Kualitas Tidur Pada Pasien
Dengan
Sindroma
Koronaria Akut di Ruang
Cardiac Intensive Care
Unit (CICU) RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung

Helwiyah Ropi, S.Kp.,


MCPN
Ns. Titis
Kurniawan,
S.Kep., MNS

Pengalaman Pengabdian Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir


No.

Tahun

Judul Pengabdian Kepada Masyarakat

2013

2014

Pelatihan BLS (Basic Life Support) dan


Skrinning HIV/AIDS pada Kader Kesehatan di
Kecamatan Tembalang
Relawan Undip pada Bencana Tanah Longsor
di Karangkobar Banjarnegara

32

2016

Manajemen Bencana Kebakaran di SD N 02


Pudakpayung, Semarang

Pemakalah Publikasi (Jurnal) dalam 5 Tahun Terakhir


No.

Judul Artikel Ilmiah

Nama
Volume/Nomor/Tahun
Jurnal
1. Studi Literatur Tindakan Proceeding
978-602-67846-2-6
Keperawatan
Non
Farmakologis
Untuk
Meningkatkan
Kualitas
Tidur Pada Pasien Kritis
Di Ruang Intensive Care
Unit (ICU)
2. Quality
Improvement Proceeding
978-602-97846-3-3
Project (QIP) : Dorso
Foot
Board
Untuk
Mencegah
Kontraktur
Plantar Pleksi
3. Bracelet as a Friend Proceeding
978-602-72795-0-6
Reminder
for
Tuberculosis
Sebagai
Upaya
Peningkatan
Kepatuhan Minum Obat
pada
Penderita
Tuberkulosis
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Semarang, 29 April 2016

Ns. Ahmat Pujianto, S. Kep., M.Kep

LAMPIRAN 2

33

Tampilan Awal Aplikasi

Tampilan Home

Pendaftaran Akun

Tampilan saat Aplikasi Berjalan, pada


tampilan tersebut terjadi kejadian
Gawat Darurat

Das könnte Ihnen auch gefallen