Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ABSTRAK
Operator mesin adalah salah satu komponen yang paling utama dalam sebuah
industri manufaktur. Operator ini berfungsi untuk menjalankan mesin-mesin yang
digunakan dalam sebuah proses produksi. Penelitian ini yang ditekankan adalah
produktivitas dari operator mesin kompresor pada produksi es balok. Ilmu
Ergonomi ada banyak cara untuk mengukur produktivitas dari operator. Salah
satunya adalah sampling pekerjaan. Metodologi yang digunakan dalam riset dan
penulisan ini adalah metodologi deskriptif, yakni metode pengumpulan data
dengan teknik riset lapangan. Teknik riset lapangan yang digunakan yaitu
wawancara kepada pihak responden yang berjumlah delapan orang operator
mesin kompresor dan melakukan penyebaran kuesioner. Berdasarkan hasil
pengamatan, pada produktivitas kerja operator dilakukan dengan
mengestimasikan beratnya. Produktivitas operator dapat dikatakan baik yaitu
berkisar antara 80% sampai dengan 86% yang membutuhkan rata-rata waktu
standar sebesar 7 detik/balok. Hal ini disebabkan oleh operator yang
dipekerjakan merupakan operator yang ahli dibidangnya yaitu dengan latar
pendidikan Sekolah Menengah Teknik (STM), sehingga operator sangat mengerti
mengenai masalah-masalah dari mesin. Peningkatan produktivitas pada
perusahaan ini dilakukan dengan memberi pelatihan yang terkait dengan
pekerjaan yang dilakukan oleh operator mesin tersebut.
Kata kunci: operator, produktivitas, mesin kompresor, es balok.
sasaran kerja dapat tercapai. Analisis yang terakhir yakni luaran merupakan hasil
kerja yang dicapai oleh pekerja, meliputi ketepatan kerja, dan kecepatan kerja dari
hasil kerja sesuai tugas dan beban kerja yang diberikannya.
Semua gagasan dan kebijakan yang diambil terhadap usaha yang
dilakukan dengan menggunakan peningkatan produktivitas kerja dalam penerapan
proses mekanisasi produksi melalui teknologi canggih. Produktivitas berkaitan
erat dengan sistem produksi karena faktor utama dalam produksi yakni tenaga
kerja, modal atau kapital berupa mesin, peralatan kerja, bahan baku, bangunan
pabrik dan lain-lain.
Masalah dari penelitian mengungkapkan semua yang akan terjadi di dalam
produktivitas, yaitu seberapa besar tingkat produktivitas dari operator mesin
kompresor dan faktor-faktor apa saja yang terkait dengan produktivitas dari
operator mesin kompresor pada produksi es balok.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Barnes (1980), produktivitas adalah istilah yang memiliki
beberapa arti yang berbeda. Meskipun istilah ini paling sering dikaitkan dengan
efektivitas tenaga kerja di industri. Produktivitas adalah rasio luaran untuk
beberapa atau semua sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan luaran.
Produktivitas tenaga kerja dapat didefinisikan sebagai "luaran per unit waktu"
atau "luaran per jam-orang".
Produktivitas kerja sebagai salah satu orientasi manajemen dewasa ini,
keberadaannya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi terhadap produktivitas pada dasarnya dapat diklasifikasikan
kedalam dua jenis, yaitu pertama faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung,
dan kedua faktor-faktor yang berpengaruh secara tidak langsung (Massofa, 2010).
Suatu organisasi disebut produktif jika organisasi tersebut dapat mencapai
tujuannya, melalui transformasi masukkan menjadi keluaran, pada penggunaan
biaya yang sekecil-kecilnya. Oleh karena itu, produktivitas mempunyai implikasi
baik pada efektivitasnya, maupun pada efisiesinya. Pada perilaku organisasi dapat
diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas dan efisiensi dari
individu, dari kelompok, dan dari organisasi secara keseluruhan. Efektivitas
mempunyai pengertian tercapainya tujuan organisasi, dan efisien mengandung
pengertian perbandingan (rasio) dari keluaran yang efektif, dibandingkan dengan
masukkan yang digunakan untuk mencapai keluaran tersebut (Sunyoto, 1996).
Produktivitas dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu
produktivitas total dan produktivitas parsial (Tarwaka, 2004). Produktivitas total
sama halnya dengan produktivitas parsial juga memiliki keuntungan.
Keuntungannya yaitu pertama, mempertimbangkan semua faktor luaran dan input
yang dapat dihitung, sehingga lebih akurat dalam mencerminkan keadaan
ekonomi perusahaan yang sesungguhnya. Kedua, bila digunakan dengan
pengukuran produktivitas parsial, dapat menarik perhatian pihak manajemen
untuk melakukan tindakan yang lebih efektif. Ketiga, analisis sensitivitas lebih
mudah digunakan. Keempat, mudah dihubungkan dengan total biaya (Gaspersz,
2000).
Selain itu keuntungan yang dimilikinya. Produktivitas total juga memiliki
keterbatasan seperti data untuk perhitungan relatif sulit diperoleh pada level
produk dan level konsumen, serta sama juga seperti produktivitas parsial, faktor
yang intangible (tidak nyata) tidak dipertimbangkan (Gaspersz, 2000).
Produktivitas parsial adalah perbandingan keluaran dengan satu jenis input
per satuan waktu, seperti upah tenaga kerja, kapital, bahan, energi, beban kerja
(Tarwaka, 2004).
Menurut Gaspersz (2000), produktivitas parsial sering juga disebut sebagai
produktivitas faktor tunggal (single factor productivity) yang menunjukkan
perbandingan antara luaran dengan salah satu faktor yang dipergunakan untuk
menghasilkan luaran tersebut.
Produktivitas pada dasarnya merupakan suatu perbandingan antara input
dengan luaran dari sebuah pekerjaan. Menurut Sodomo dalam Tarwaka (2004)
produktivitas pada dasarnya merupakan sikap mental yang selalu mempunyai
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan
hari ini dikerjakan untuk kebaikan hari esok.
Pengukuran produktivitas dipengaruhi beberapa indikator seperti kualitas
penggunaan tenaga kerja, material, energi, jam kerja standar, kualitas unit yang
diperiksa, jumlah lot yang diserahkan, kualiatas produksi sesuai dengan rencana
produksi, kekurangan dan tambahan inventori. Indikator tersebut berpengaruh
dalam pengukuran produktivitas karena dapat meningkatkan produktivitas
perusahaan (Intranspro, 2011).
Pada evaluasi produktivitas dilihat beberapa faktor yaitu sumberdaya
manusia yang ada, beban kerja yang diemban oleh pekerja, serta target produksi
yang ada pada perusahaan tersebut (Wisnel, 2011). Ada tiga langkah untuk
mengevaluasi produktivitas yaitu membandingkan kinerja pada periode yang
terukur dengan periode dasar, membandingkan kinerja suatu unit organisasi dengan
unit organisasi lain, dan membandingkan kinerja yang sebenarnya dengan target yang
telah ditetapkan (Theresia, 2004).
Perencanaan produktivitas meliputi jumlah sumberdaya manusia yang
dibutuhkan, metode yang digunakan dalam penentuan jumlah tenaga kerja, dan alat
yang digunakan. Metode yang biasa digunakan untuk mengukur produktivitas
diantaranya adalah Objective Matrix (OMAX), dan Productivity Evaluation Tree
(PET). Metode Productivity Evaluation Tree (PET) digunakan karena memberi
kemudahan bagi perusahaan dalam mengembangkan dan menilai seluruh alternatif
yang mungkin dilakukan dalam menetapkan target dan usaha peningkatan
produktivitas (Anis, 2007). Sedangkan metode Objective Matrix (OMAX) digunakan
untuk menantau setiap bagian pada perusahaan (Gasperz, 2000).
METODOLOGI PENELITIAN
Tahap pertama adalah melakukan studi pendahuluan. Hal ini dilakukan
dengan cara melakukan survei awal di bagian sumberdaya manusia dan pada
bidang produksi di perusahaan tersebut. Tahap ini dimulai dengan kegiatan
wawancara yang dilakukan didapatkan gambaran permasalahan yang ada pada
perusahaan. Pada tahap ini juga dilakukan studi pustaka yang berupa referensi
tentang sampling pekerjaan, produktivitas, dan tenaga kerja.
Masalah yang akan diteliti dalam hal ini adalah produktivitas tenaga kerja.
Masalah ini dipilih karena dalam kenyataannya pada sebuah perusahaan akan
mendapatkan nilai tambah dari masyarakat jika produknya dihasilkan berkualitas
baik dan untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik maka dibutuhkan
produktivitas yang tinggi dari pekerjaanya guna menunjang hal tersebut.
Tujuan dari dilakukan penelitian ini adalah mengukur dan menganalisis
tingkat produktivitas dari operator mesin kompresor, serta menganalisis cara kerja
dan beban kerja dari operator tersebut.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan pengolahan data dari data yang
telah dihimpun. Data dan keterangan yang dikumpulkan kemudian dikaji untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
adalah mempelajari dokumen berupa data jumlah operator mesin kompresor, data
keterangan karyawan berdasarkan latar belakang pendidikan, dan jabatan saat ini
serta peraturan ketenagakerjaan berkaitan dengan sistem tenaga kerja waktu
tertentu. Data yang dihimpun juga meliputi aktivitas produktif yaitu aktivitas yang
berkaitan dengan beban kerja dan tanggungjawab kerja, sedangkan aktivitas tidak
produktif yaitu aktivitas yang tidak berkaitan dengan beban kerja dan
tanggungjawab.
Pengamatan dilakukan terhadap delapan orang operator mesin kompresor
dengan shift kerja, latar belakang pendidikan, beban kerja, dan usia yang berbeda.
Pada pengamatan ini tidak menggunakan sampel karena jumlah anggota populasi
sangat kecil sehingga jika digunakan sampel pun hasilnya tidak akan mewakili
populasi yang ada. Jumlah anggota populasi yang diamati adalah sebanyak
delapan orang operator. Selain itu data yang ada pun bersifat tidak homogen.
Tahap analisis data dilakukan terhadap jumlah operator yang dipekerjakan
pada setiap shift, beban kerja yang diberikan kepada operator, dan kesesuaian
kualifikasi operator sekarang dengan jabatan berdasarkan umur, latar belakang
pendidikan keahlian dan keterampilan yang dimiliki.
Tahap terakhir adalah melakukan penarikan kesimpulan yang didasarkan
pada tujuan yang ingin dicapai. Selain itu juga, diberikan saran-saran yang
berguina bagi perusahaan dan pihak lain yang ingin melakukan penelitian
berkaitan dengan produktivitas dari operator.
Kegiatan
Produktif (%)
Tidak Produktif (%)
0,8586
0,1414
0,8500
0,1500
0,8350
0,1543
0,8567
0,1433
0,8150
0,1850
0,8350
0,1650
0,8100
0,1900
0,8683
0,1317
Waktu
Produktif (%)
Tidak Produktif (%)
0,9544
0,0456
0,9367
0,0633
0,9360
0,0640
0,9591
0,0409
0,9094
0,0906
0,9204
0,0796
0,9347
0,0653
0,9386
0,0614
BKA
BKB
1
2
3
4
5
6
7
8
75
75
75
75
75
75
75
75
0,8586
0,8500
0,8350
0,8567
0,8150
0,8350
0,8100
0,8683
0,9391
0,9325
0,9387
0,9376
0,9047
0,9207
0,9006
0,9464
0,7781
0,7675
0,7678
0,7758
0,7253
0,7493
0,7194
0,7902
Hal ini dapat dilihat bahwa data pada operator 2 sampai dengan 7 ada yang keluar
dari batas kendali bawah. Hal ini disebabkan oleh operator-operator tersebut
memiliki latar belakang yang berbeda terutama dari segi pendidikan yakni
pendidikan elementer dan STM. Pendidikan elementer memiliki kemampuan
minimal seperti membaca dan menulis dengan cukup baik; mampu melakukan
perhitungan; dan dapat memahami instruksi sederhana yang bersifat rutin. Hal
yang berbeda ditunjukkan oleh pendidikan STM memiliki kemampuan minimal
seperti mampu membaca dan memahami alur proses yang cukup sulit.
Perbandingan tingkat pendidikan dari operator dapat disajikan pada Gambar 1.
diderita oleh perusahaan adalah pembayaran upah kepada pekerja harian yang
biasanya dipekerjakan pada shift malam.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka dilakukan perbaikan sistem kerja
dalam hal ini difokuskan kepada sumberdaya manusianya dengan harapan
produktivitas perusahaan menjadi meningkat. Tetapi ada faktor yang menghambat
terciptanya sistem kerja yang baik, faktor tersebut yaitu pemakaian tenaga kerja
yang tidak sesuai dengan rencana. Faktor lain yang mempengaruhi produktivitas
kerja adalah motivasi kerja dari operator itu sendiri. Operator tersebut termotivasi
terhadap berbagai hal, antara lain untuk mendapatkan penghasilan, dan untuk
mencapai tujuan dari perusahaan. Jika tidak ada motivasi kerja maka operator
tersebut tidak dapat bekerja secara maksimal. Motivasi yang paling besar jika
seseorang bekerja hingga menghasilkan produktivitas yang besar adalah kondisi
kerja, hubungan dengan rekan kerja, supervisi, dan uang (Teori X dan Teori Y).
Tata letak fasilitas perusahaan ini belum memenuhi aspek dari aliran
produksi yang baik. Tata letak yang saat ini digunakan oleh perusahaan hanya
berdasarkan pemanfaatan lahan saja tanpa memperhitungkan aliran-aliran bahan.
Meskipun aliran bahan dalam produksi es balok ini menggunakan pipa-pipa tetapi
tentunya alur dari pipa-pipa tersebut akan saling berpotongan satu dengan yang
lainnya. Perpotongan alur ini tentunya akan menghambat kegiatan produksi es
balok. Tata letak fasilitas dari perusahaan dapat dilihat pada Gambar 2.