Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Disusun oleh :
Anfridus Albert Welly
(PPN15151)
A. Pengertian
Rematik adalah penyakit degeneratif, merupakan gangguan yang melibatkan
kartilago, lapisan sendi, ligamen dan tulang, sehingga menyebabkan nyeri dan
kekakuan pada sendi (Price and Wilson, 2013).
Jadi dapat disimpulkan bahwa Rematik adalah gangguan pada sendi yang
bergerak sehingga dapat menyebabkan kekakuan dan perubahan bentuk pada
sendi sendi yang mengalami gangguan tersebut.
B. Etiologi
Menurut Smeltzer, C Suzanne, (2002), beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi terjadinya penyakit rematik, diantaranya yaitu :
1. Umur
Dari semua faktor resiko terjadinya rematik salah satunya yaitu umur,
faktor umur merupakan faktor yang paling kuat. rematik hampir tidak
terjadi pada usia anak-anak, jarang pada umur di bawah 40 tahun dan
sering sekali terjadi pada usia di atas 60 tahun.
2. Genetik
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya rematik misalnya pada ibu
dari seorang wanita dengan osteoathritis pada sendi-sendi interfalang distal
terdapat 2 kali lebih sering rematik pada sendi-sendi tersebut, dan anakanak perempuannya cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada
ibu dan anak perempuan dari wanita tanpa rematik.
C. Patofisiologi
Penurunan konsentrasi
protoglikan
Pelunakan jaringan
kolagen
Perubahan komplikasi
tulang rawan
Deformitas
Kontraktur sendi
Kurang adanya
informasi
Gesekan aktivitas
Penurunan
kekuatan sendi
Nyeri Akut
Resiko Jatuh
Kurang
pengetahuan
Koping individu
tidak efektif
Sumber : Price & Wilson, 2005.
Ansietas
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran
GCS
Tanda-tanda vital :
-
TD
Skala nyeri
No.
1.
Pemeriksaan Fisik
Rambut dan kepala
Hasil
Distribusi rambu merata/tdk, ada luka/ benjolan,
rontok/tdk, ada nyeri tekan/ tidak
2.
Mata
3.
Hidung
Bentuk
lubang
hidung
simetris/tdk,
ada
Telinga
Bentuk
simetris/tdk
ada
luka/tdk,
fungsi
pendengaran baik/tdk
5.
Mulut
tenggorokan
dan Keadaan
mulut
lembab/kering
normal/tdk,
bau/tdk,
mukosa
bibir
kelengkapan
gigi
lengkap/tdk
6.
Leher
7.
Dada
8.
Genetalia
9.
Integumen
10. Ekstremitas
3. Pengkajian Lansia
a. Pengkajian fungsional : biasanya skor 61 - 90 (ketergantungan sedang)
b. Pengkajian kognitif : biasanya 24 40 (normal)
c. SPMSQ : biasanya 24 30 (normal)
d. Pengkajian jatuh : biasnya > 14 detik atau < 14 (resiko jatuh rendah
dan resiko jatuh tinggi)
e. Pengkajian nutrisi : biasanya tidak ada keluhan pada bagian nutrisi
skor 12 14 (nutrisi baik)
f. Pengkajian nyeri : biasnaya terdapat nyeri dengan skala > 3 (0 - 10).
F. Analisa Data
No.
1.
Data
klien
Masalah
Penyempitan
Data Subjektif :
Biasanya
2.
Etiologi
Nyeri akut
mengatakan pada
rongga
nyeri
sendi
dan
Data Objektif :
gesekan
aktivitas
akibat
kurang
Data Objektif :
terpaparnya
informasi
Klien
tampak
tidak
konsentrasi
3.
tidak
mampu informasi
koping
menyelesaikan
masalah
penyakitnya sendiri
Data Objektif :
4.
menanyakan
penyakitnya
kurang
Data Objektif :
terpaparnya
Klien
tampak
banyak informasi
bertanya
5.
sendi
Data Objektif :
-
G. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Ansietas
3. Ketidakefektifan koping
4. Kurang pengetahuan
5. Resiko jatuh
kelemahan
H. Intervensi Keperawatan
No.
1.
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut
NOC
Setelah
dilakukan
NIC
Rasional
secara
yang
meliputi
dapat
dilaporkan.
diamati
Dengan
atau
kriteria
nyeri,
Tingkat Nyeri
presipitasinya
1. Memperlihatkan
nyeri,
yang efektif
nyeri
tingkat
wajah
lokasi,
intensitas
dan
faktor
meringis
hilang
deperti
berapa
nyeri
dan menangis
dapat
mudah
dipahami
tidak
dapat 3. Relaksasi
dan
terapi
farmakologi
aktivitas,
lama akan
menyerang
non
TTV,
peningkatan
penyebab
nyeri,
2. Mempertahankan
komprehensif,
karakteristik,
hasil :
komprehensif
dan
(terapi
relaksasi)
sebagai
tindakan
menurunkan
untuk memodifikasi
mengendalikan nyeri.
rasa
nyeri.
4. Libatkan
untuk 4. Modalitas
dan
pasien
nyeri
akan
kemungkinan
toksisitas
jika memungkinkan
siberikan
pannjang
dengan
6. Evaluasi
keefektifan
dari
berkaitan
erat
keberhasilan
intervensi. S
Ansietas
Setelah
dilakukan
kenyamanan
untuk
buru
kkhawatirannya
ansietas.
10
mengemukkan
dapat
kriteria hasil :
menyangkut
1. Mempertahankan performa
peran
2. Memantau
4. Instruksikan
manifestasi
perilaku ansietas
3. Menggunakan
diagnosis, 3. Informasi
pasien
membantu
fakual
dapat
klien
dalam
menurunkan
dan
relaksasi
atau ansietas
teknik 5. Bantu
pasien
mengidentifikasi
ansietas
mencetusn ansietas
6. Evaluasi
kefektifan
untuk 4. Teknik
situasi
rileksasi
dapat
dari
terjadinya
lebih
bandingkan
berusaha
baik
di
drngan
menghilangkan
ansietasnya
6. Evaluasi dapat menurunkan
tingkat
keberhasilan
intervensinya.
11
dari
3.
dilakukan
koping
yang
diri
pasien,
penyebab
1. Mengidentifikasikan
efektif
pola
penyakit
dan
pengobatan
strategi
perasaaan negatif
yang
diagnosis
efektif
dan
terapi
prognosis
koping
yang
tidak
penerimaan,
dorong
dengan
dan
nostalgia
keterampilan
menyelenggarakan
bantu
penurunan
tidak
infromasi
3. ciptakan
3. Menggunakan
4. Melaporkan
koping
kehidupan
krisis
identifikasi
dukungan,
dan
baik
untuk
klien
situasi
5. evaluasi
kefektifan
dari
efektif
4. Penghargaan yang baik pada
klien dapat membuat lansia
12
menurunkan
Kurang pengetahuan
Setelah
dilakukan
pemahaman
kecemasan
hasil :
klien
1. Menjelaskan
proses
penyakitnya
penyakitnya
tanda
dan
gejala penyakitnya
yang
dialami
3. Menjelaskan
klien
sdikit
yang
penyesuaian
mampu
meningkatkan
meningkatakn
konsentrasi klien
13
kemampuan
membuat
klien
semakin
cemas
5. Penanganan bersama yang
dilakukan
akan
masalah
penyakitnya.
5.
Resiko Jatuh
Setelah
dilakukan
karakteristik 1. Lingkungan
lingkungan
yang
dapat
rumah
aman
3. Meminimalkan
lingkungan
yang
faktor
dapat 3. Kaji
adanya
inkontinensia
dihubungkan
dan
urine
atasi
jatuh
untuk
harus
dapat
yang 3. Inkontinensia
dengan
14
bangunan
jatuh
dengan
licin,
1. Gerakan terkoordinasi
denagn
yang
urine
ke
toilet
terhadap jatuh
mengakibatkan
disorientasi
tempat
lansia
yang
dapat
tingkat
15
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, M., Cahya, A., Gustiar, H. (2008). Pengaruh Antioksidan Dan Ekstrak
Jahe Merah Terhadap Proses Inflamasi. Institut Pertanian Bogor: Bogor
Aswin, S. (2003). Pengaruh Proses Menua Terhadap Sistem Muskuloskeletal.
Yogyakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada
Corwin, Elizabeth. (2005). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Guyton, A & Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Internasional, NANDA, Herman, T, Heather. (2012). Diagnosis Keperawatan dan
Klasifikasi. (2012-2014). Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C., Bare, Brenda G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Edisi 8 Vol. 1 & 2. Jakarta. EGC
Sylvia A, Price & Lorraine M, Wilson. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit. Edisi 6. Volume 1. Jakarta : EGC
Wilkinson, M. Judith. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan
Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC
16