Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Oleh:
Kelompok 4
Ainul Indra Jaya
Dhiana M
Indiati
Maria Ulfah
Soegeng H P
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
I.2. Permasalahan
I.3. Tujuan
10
10
10
10
11
11
14
16
18
21
21
22
23
24
BAB III
29
29
29
29
BAB IV
31
KESIMPULAN
31
Daftar Tabel
Tabel 1. Perkembangan Jumlah Rumah Sakit di Indonesia, 2003 - 2008..............6
Tabel 2.Penduduk per kecamatan menurut jenis kelamin dan rasio (2008) .....................12
tabel 3.Jumlah Penduduk dan Sex Ratio (2004-2008)......................................................12
tabel 4. Jumlah Luas Daerah, Penduduk dan Kepadatan per Kecamatan, 2008 ...............12
Tabel 5. Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi Menurut Puskesmas Kab. Malang, 2008
...........................................................................................................................................13
Tabel 6.Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kabupaten Malang, 2008 .......................14
Tabel 7. Internal Factors Summary (IFAS) ................................................................17
Tabel 8.External Analysis Summary (EFAS Table)..................................................18
tabel 9. Analisa Kebutuhan Tenaga RS Permata Hati ......................................................21
Daftar Gambar
gambar 1. jumlah kematian bayi di Kab Malang 2004-2008............................................15
gambar 2.. Jumlah Kematian Anak Balita di Kabupaten Malang 2004-2008 ..................15
gambar 3.Angka Kematian Ibu di Kabupaten Malang 2004-2008 ...................................16
gambar 4 alur pelayanan RS kelas C .........................................................................24
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr,wb
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Menyusun Proposal Proposal Rumah Sakit tipe C dalam rangkan
memenuhi mata kuliah Arsitektur Rumah sakit Program Studi Pasca Sarjana
Manajemen Rumah Sakit Universitas Brawijaya Malang.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini masih jauh dari
sempurna,
meskipun
demikian
kami
berusaha
sebaik
mungkin
dalam
menyelesaikan tugas ini sehingga saran dan kritik dari pembaca sangat
diharapkan.
Semoga tugas ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Kesejahteraan suatu masyarakat salah satunya dapat diukur melalui tingkat
kesehatannya. Bahkan keberhasilan pembangunan ditentukan bila sejauh mana tingkat
kesejahteraan dapat di capai. Kesehatan masyarakat akan meningkatkan produktifitas
kerja yang pada gilirannya dapat menunjang kegiatan pembangunan baik fisik maupun
rohani. Layanan kesehatan di Indonesia masih jauh dari kebutuhan. Oleh karena itu
dibutuhkan banyak rumah sakit, klinik kesehatan, Rumah bersalin dan sebagainya.
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan yang dikelola pemerintah dan
tersebar diseluruh wilayah Indonesia dirasakan belum dapat mencukupi kualitas
maupun kuantitas layanannya.
Kebutuhan akan layanan rumah sakit yang berkualitas semakin meningkat seiring
dengan semakin membaiknya perekonomian dan derajat kesehatan masyarakat. Dalam
beberapa tahun belakangan ini, industri rumah sakit Indonesia telah mengalami
perkembangan yang cukup berarti dengan diterbitkannya berbagai peraturan dan
perundang-undangan yang bertujuan untuk mendorong investasi dan menciptakan
kondisi bisnis dan jasa rumah sakit yang lebih baik. Terbukti, tidak hanya pemerintah
yang memang berkewajiban menyediakan jasa layanan kesehatan kepada masyarakat,
para pelaku bisnis pun kini semakin aktif berinvestasi di Industri rumah sakit Indonesia.
Hal ini lah yang menjadi pendorong bermunculannya berbagai rumah sakit swasta baru
dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini.
Pada tahun 2008, jumlah rumah sakit di Indonesia mencapai 1.320 rumah sakit
(Depkes, 2009), atau bertambah sebanyak 86 rumah sakit dari posisi tahun 2003. Dari
total 1.320 rumah sakit ini, 657 diantaranya adalah milik swasta dengan rata-rata
pertumbuhan jumlah rumah sakit per tahun sekitar 1,14%. Sisanya merupakan rumah
sakit yang dibangun oleh pemerintah (Depkes, Pemprov/Pemkab/Pemkot, TNI/Polri,
dan BUMN). Perbandingan antara jumlah ranjang rumah sakit dengan jumlah penduduk
Indonesia masih sangat rendah. Untuk 10 ribu penduduk cuma tersedia 6 ranjang
rumah sakit.
Tabel 1. Perkembangan Jumlah Rumah Sakit di Indonesia, 2003 - 2008
N Pengelola/Kepemilikan
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Dep. Kesehatan
31
31
31
31
31
31
Pemerintah
396
404
421
433
446
446
o
.
1
.
2
Propinsi/Kab/Kota
TNI/Polri
112
112
112
112
112
112
BUMN/Dep. Lain
78
78
78
78
78
78
Swasta
617
621
626
638
652
653
1.234
1.246
1.268
1.292
1.319
1.320
.
4
.
5
.
Total
(Sumber: Depkes)
Izin Rumah Sakit kelas C dan kelas D diberikan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota setelah mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang
kesehatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Izin Rumah Sakit dapat dicabut jika:
a. habis masa berlakunya;
b. tidak lagi memenuhi persyaratan dan standar;
c. terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan;
dan/atau
d. atas perintah pengadilan dalam rangka penegakan hukum.
Perhitungan biaya secara kasar untuk pembangunan rumah sakit type c adalah
biaya bangunan dihitung berdasar biaya per meter persegi (Standart Dirjen Cipta
Karya). Pembiayaan untuk rumah sakit berdasarkan peraturan pemerintah adalah
sebagai berikut :
1. Pembiayaan Rumah Sakit dapat bersumber dari penerimaan Rumah Sakit,
anggaran Pemerintah, subsidi Pemerintah, anggaran Pemerintah Daerah,
subsidi Pemerintah Daerah atau sumber lain yang tidak mengikat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Menteri menetapkan pola tarif nasional, yang ditetapkan berdasarkan komponen
biaya satuan pembiayaan dan dengan memperhatikan kondisi regional.
3. Gubernur menetapkan pagu tarif maksimal berdasarkan pola tarif nasional yang
berlaku untuk rumah sakit di Provinsi yang bersangkutan. Penetapan besaran
tarif rumah sakit harus berdasarkan pola tarif nasional dan pagu tarif maksimal
4. Besaran tarif kelas III Rumah Sakit yang dikelola Pemerintah ditetapkan oleh
Menteri. Besaran tarif kelas III Rumah Sakit yang dikelola Pemerintah Daerah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
5. Besaran tarif kelas III Rumah Sakit selain rumah sakit yang dikelola Pemerintah
atau Pemerintah Daerah, ditetapkan oleh Pimpinan Rumah Sakit dengan
memperhatikan besaran tarif.
I.3. Tujuan
BAB II
STUDI KELAYAKAN, STANDAR ALUR
DAN PARAMETER FISIK
Permata
kesejahteraan
Hati
merupakan
perwujudan
cita-cita
pembangunan
derajat kesehatan ibu dan anak balita. Rumah sakit ini dibangun berdasarkan
survey masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan kemudahan seluruh lapisan masyarakat didalam mengakses
pelayanan kesehatan. Rumah sakit ini dirancang dengan design arsitektur bangun
modern. Posisi masing-masing ruangan (layout) diletakkan menurut alur fungsi
pelayanan serta mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan. Terdapat
dua kegiatan pokok didalam fungsi pelayanan rumah sakit yaitu kegiatan yang
menunjang pelayanan pasien rawat jalan (ambulatoir) dan pasien yang memerlukan
perawatan di rumah sakit.
II.1.2 Ruang Lingkup Pelayanan
RS Permata Hati adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat umum terutama dari golongan masyarakat
berpenghasilan menengah kebawah khususnya kaum ibu dan anak balita.
Fasilitas pelayanan yang tersedia di RS Permata Hati meliputi:
1.
2.
Poliklinik umum
3.
10
4.
6.
Kamar Operasi
7.
2.
Sumbermanjing
Wetan,
kecamatan
Dampit,
kecamatan
Sebelah Utara
Sebelah Selatan
: tanah kosong
Sebelah Timur
: perumahan warga
Sebelah Barat
: perumahan warga
11
Tabel 2.Penduduk per kecamatan menurut jenis kelamin dan rasio (2008)
District
Male
Female
Total
Sex Ratio
Bantur
35,166
36,128
71,294
97,34
Gedangan
28,024
27,055
55,079
103,58
Sumbermanjing
47,969
49,065
97,034
97,77
Dampit
58,033
59,315
117,348
97,84
Tirtoyudo
31,427
31,496
62,923
99,78
Ampelgading
28,424
29,113
57,537
97,63
Poncokusumo
46,739
46,378
93,117
100,78
Wajak
40,026
41,258
81,284
97,01
Turen
55,282
56,928
112,210
97,11
Bululawang
30,451
30,923
61,374
98,47
Gondanglengi
38,034
40,585
78,619
93,71
Pagelaran
32,800
33,325
66,125
98,42
Tajinan
24,524
25,425
49,949
96,46
Male
Female
Total
Sex Ratio
2004
1,192,010
1,158,374
2,350,384
102,90
2005
1,190,105
1,203,854
2,393,959
98,86
2006
1,198,382
1,181,020
2,379,402
101,47
2007
1,210,912
1,190,712
2,401,624
101,70
2008
1,217,041
1,196,738
2,413,779
101,70
tabel 4. Jumlah Luas Daerah, Penduduk dan Kepadatan per Kecamatan, 2008
District
Area (Km2)
Population
Population
(jiwa)
Density
Bantur
15,915
71,294
448
Gedangan
13,055
55,079
422
Sumbermanjing
23,949
97,034
405
Dampit
13,531
117,348
867
Tirtoyudo
14,196
62,923
443
Ampelgading
7,960
57,537
723
Poncokusumo
10,299
93,117
904
Wajak
9,456
81,284
860
Turen
6,390
112,210
1,756
Bululawang
4,936
61,374
1,243
12
Gondanglengi
7,974
78,619
986
Pagelaran
4,583
66,125
1,443
Tajinan
4,011
49,949
1,245
Dari data tabel diatas terlihat bahwa setiap tahun terjadi peningkatan
jumlah penduduk di wilayah kabupaten Malang dan jumlah penduduk
perempuan di daerah Turen lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki.
Selain itu dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang didapatkan bahwa
jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di daerah Turen sebesar 20,820 pasangan
dimana angka merupakan angka yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan
kecamatan lainnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemungkinan terjadinya
kelahiran lebih besar. Hal ini mengisyaratkan bahwa pasti dibutuhkan sarana
pelayanan kesehatan, khususnya ibu dan anak yang memadai.
Tabel 5. Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi Menurut Puskesmas Kab. Malang, 2008
Sarana
Bayi Lahir
Bayi Lahir
Bayi Lahir
Jumlah
Jumlah
Yankes
Hidup
Mati
Hidup+Mati
Bayi Mati
Balita
Bantur
1.336
652
6.033
658
665
4.242
Sumber Mjg
1.706
1.715
10
8.331
Dampit
2.077
17
2.094
10.627
Tirtoyudo
665
669
5.656
Ampelgading
919
920
4.680
Poncokusumo
1.442
1.444
7.580
Wajak
660
15
675
11
6.505
Turen
1.688
10
1.698
9.308
Bululawang
1.105
1.109
5.514
Gondanglegi
965
971
7.211
Pagelaran
856
856
Tajinan
672
672
4.019
15.522
62
6088
37
79.706
Gedangan
Total
13
Kecamatan
RS
RS
Rumah
Puskesmas
Pustu
Pemerintah
Swasta
Bersalin
Bantur
Gedangan
Sumbermanjing
Dampit
Tirtoyudo
Ampelgading
Poncokusumo
Wajak
Turen
Bululawang
Gondanglengi
Pagelaran
Tajinan
14
16
200
33
28
100
273
0
137
2004 2005 2006 2007 2008
15
Perawat
dan
Tenaga
Kesehatan
lainnya
jumlahnya
mencukupi.
5. Mempunyai home dokter specialis anak dan spesialis kandungan .
KELEMAHAN / WEAKNES :
1. RS Permata Hati merupakan rumah sakit yang baru dan belum
dikenal oleh masyarakat.
2. Belum terbentuk kerjasama antar team yang. solid karena masih baru
dibentuk,
3. Dengan
tenaga
keperawatan
yang
relative
baru
sehingga
16
2. Masih bayak
kesehatan.
3. Banyak pasangan usia subur yang sebagai TKI.
4. Tingkat pendidikan diwilayah dispersi yang masih rendah.
5. Beberapa wilayah dispersi masih sulit dijangkau dengan kendaraan
umum.
Tabel 7. Internal Factors Summary (IFAS)
17
18
Dengan harapan pelayanan ibu dan anak benar-benar dapat merebut pangsa
pasar di Turen dan wilayah dispersi.
ada
dengan menjaga
sistim komputerisasi,
19
- Menyelenggarakan
berbagai
pelatihan/pendidikan
berkelanjutan
untuk
study
banding
kerumah
sakit
yang
mempunyai
Product selling
20
biaya
adalah
suatu
proses
mengumpulkan
dan
memperoleh dan
menghitung biaya output jasa pelayanan rumah sakit. Tujuan kegiatan analisis
biaya adalah mendapatkan gambaran mengenai unit atau bagian yang
merupakan pusat biaya (Cost Center), Pusat pendapatan (revenue center), dan
gambaran
mengenai
biaya
investasi,
biaya
operasional
serta
biaya
21
Rp
250.000,-
Rp
180.000,-
Rp
125.000,-
Rp
70.000,-
Rp
50.000,-
Rp
70.000,-
Rp
250.000,-
Rp
180.000,-
Rp
125.000,-
Poliklinik USG
Rp
70.000,-
Dicetak
Rp
50.000,-
Tidak dicetak
Rp
70.000,-
General Check Up
-
Paket I
Rp
570.000,-
Paket II
Rp
355.000,-
Non Paket
Rp
125.000,-
Rp
50.000,-
Rp
5.500.000,-
Rp
1.500.000,-
UGD
Unit Bedah Sentral
-
Caesar
Unit Kebidanan
-
Normal / Curret
Rp
100.000,-
Radiology
Rp
55.000,-
Farmasi
-
Poli Umum
Rp
30.000,-
Poli Spesialis
Rp
100.000,-
Rawat Inap
Rp
400.000,-
UGD
Rp
200.000,-
Bedah
Rp
500.000,-
Kamar Bersalin
Rp
200.000,-
22
10 pasien.
4. Asumsi BOR sebesar 60%, rata-rata jumlah keterisian tempat tidur per hari
diperkirakan sebesar :
= 55% x 25 TT = 15
20 TT
23
Luas (m2)
Poliklinik
226,2
IRD
36,4
Penunjang Medik
36,4
Kantor pengelola
158,6
Servis
113,1
24
Rawat Inap
208
Farmasi
33,8
Kamar operasi
46,8
Kamar Bersalin
36,4
13
Parkir
937,5
Jumlah
1846,2
2 m2
Furniture 400%
12 m2
Circulation 30%
4,2 m2
Total perunit
18,2 m2
Total 4 ruang
72,8 m2
2 m2
Furniture 400%
20 m2
Circulation 30%
6,6 m2
Total perunit
28,6 m2
114,4 m2
2 m2
Furniture 400%
4 m2
Circulation 30%
1,8 m2
Total perunit
7,8 m2
39 m2
2. IRD
Room user 3 orang
2 m2
Furniture 400%
12 m2
Circulation 30%
4,2 m2
25
Total perunit
18,2 m2
Total 2 ruang
36,4 m2
3. PENUNJANG MEDIK,
2 m2
Furniture 400%
8 m2
Circulation 30%
3 m2
Total
13 m2
2 m2
Furniture 400%
16 m2
Circulation 30%
5,4 m2
Total
23,4 m2
4. KANTOR PENGELOLA
A. Rekam Medik, Kapasitas Max 4 orang.
Room user 1 orang
2 m2
Furniture 600%
6 m2
Circulation 30%
2,4 m2
Total
10,4 m2
Total 4 user
41,6 m2
2 m2
Furniture 400%
28 m2
Circulation 30%
9 m2
Total
39 m2
2 m2
Furniture 400%
4 m2
Circulation 30%
1,8 m2
Total
7,8 m2
Total 10 user
78 m2
26
5. SERVIS
a.
2 m2
Furniture 400%
16 m2
Circulation 30%
5,4 m2
Total
23,4 m2
b.
2 m2
Furniture 400%
16 m2
Circulation 30%
5,4 m2
Total
23,4 m2
c.
2 m2
Furniture 300%
15 m2
Circulation 30%
5,1 m2
Total
22,1 m2
d.
2 m2
Furniture 800%
32 m2
Circulation 30%
10,2 m2
Total
44,2 m2
6. RAWAT INAP
a.
2 m2
Furniture 400%
12 m2
Circulation 30%
4,2 m2
Total
18,2 m2
Total 2 ruangan
36,4 m2
b.
2 m2
Furniture 400%
20 m2
27
Circulation 30%
6,6 m2
Total
28,6 m2
143 m2
c.
2 m2
Furniture 400%
20 m2
Circulation 30%
6,6 m2
Total
28,6 m2
7. Farmasi
Room user 3 orang
2 m2
Furniture 800%
24 m2
Circulation 30%
7,8 m2
Total
33,8 m2
8. Kamar Operasi
Room user 4 orang
2 m2
Furniture 400%
16 m2
Circulation 30%
5,4 m2
Total
23,4 m2
Total 2 ruangan
46,8 m2
9. Ruang Bersalin
Room user 3 orang
2 m2
Furniture 400%
12 m2
Circulation 30%
4,2 m2
Total perunit
18,2 m2
Total 2 ruang
36,4 m2
2 m2
Furniture 400%
8 m2
Circulation 30%
3 m2
Total
13 m2
11. Parkir :
Luas Parkir : 37,5 m2 x 25 = 937,5 m2
28
BAB III
ASPEK TEKNO EKONOMI
STANDARDS
Total
1846.2 m2
3.250.000 6.000.150.000
Hospital Conslt
1.50%
90.002.250
2.50%
150.003.750
8%
480.012.000
Supervisor fee
5%
300.007.500
Constructors fee
2%
120.003.000
(Feasibility Study)
Hospital Conslt Fee
(Master Plan)
architect's fee
(Design Development
Total Cost
7.140.178.500
29
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan proyek ini akan berlangsung selama satu tahun dengan
penjadwalan waktu kegiatan proyek sebagai berikut:
1. pekerjaan pengerasan dan peRSpan lahan selama 4 Bulan
2. Pekerjaan pembangunan fisik selama 6 bulan.
3. Pekerjaan tambahan berupa pemasangan instalasi listrik, gas
medik, interior ruangan, unit pengolahan limbah dan sarana air
bersih selama 2 bulan.
4. Pengadaan alat-alat kesehatan dan meubelar selama 6-10 bulan
5. Pengurusan beberapa dokumen perijinan berkaitan ijin operasional
sementara rumah sakit yaitu: ijin mendirikan bangunan (IMB), ijin
gangguan (HO) dari kepala daerah, ijin lokasi berupa surat ijin
tempat usaha (SITU) dari kepala daerah setempat, ijin analisa
dampak lingkungan berupa dokumen UKL-UPL.
3. Tahap Monitoring
Mengukur
dan
Mengidentifikasi
memonitor
progress
penyimpangan
pelaksanaan
proyek.
30
BAB IV
KESIMPULAN
Dengan telah dilakukannya penyusunan proposal pembangunan proyek RS Permata
Hati maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Studi kelayakan RS Permata Hati adalah layak secara ekonomi dan sosial
2. Perencanaan pembangunan RS Permata Hati membutuhkan biaya sebesar Rp.
7.140.178.500
3. Pembangunan RS Permata Hati akan dilakukan selama empat tahap proyek
31
Daftar pustaka
32