Sie sind auf Seite 1von 32

Tugas Manajemen Lingkungan (Arsitektur )

Proposal Pembangunan RS Tipe C

Oleh:
Kelompok 4
Ainul Indra Jaya
Dhiana M
Indiati
Maria Ulfah
Soegeng H P

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya


Program Pasca Sarjana
Magister Manajemen Rumah Sakit
2010

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

I.2. Permasalahan

I.3. Tujuan

I.4. Sasaran Evaluasi

BAB II STUDI KELAYAKAN, STANDAR ALUR DAN PARAMETER FISIK

10

II.1. Studi Kelayakan

10

II.1.1. Profil RS Permata Hati

10

II.1.2 Ruang Lingkup Pelayanan

10

II.1.4. Lokasi RS Permata Hati

11

II.1.5. Aspek Pasar dan Pemasaran

11

II.1.6. Situasi Derajat Kesehatan

14

II.1.7. Analisa Lingkungan Eksternal

16

II.1.8. Penyusunan Strategic Marketing Plan

18

II.1.9.Aspek Sumber Daya Manusia

21

II.1.10. Aspek Keuangan

21

II.1.11. Asumsi- asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut :

22

II.2. Standar Alur Pelayanan

23

II.3. parameter fisik

24

BAB III

29

ASPEK TEKNO EKONOMI

29

III.1. Perhitungan Biaya Pembangunan RS Permata Hati

29

III.2. Rencana dan Tahapan Proyek Pembangunan RS Permata Hati

29

BAB IV

31

KESIMPULAN

31

Daftar Tabel
Tabel 1. Perkembangan Jumlah Rumah Sakit di Indonesia, 2003 - 2008..............6
Tabel 2.Penduduk per kecamatan menurut jenis kelamin dan rasio (2008) .....................12
tabel 3.Jumlah Penduduk dan Sex Ratio (2004-2008)......................................................12
tabel 4. Jumlah Luas Daerah, Penduduk dan Kepadatan per Kecamatan, 2008 ...............12
Tabel 5. Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi Menurut Puskesmas Kab. Malang, 2008
...........................................................................................................................................13
Tabel 6.Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kabupaten Malang, 2008 .......................14
Tabel 7. Internal Factors Summary (IFAS) ................................................................17
Tabel 8.External Analysis Summary (EFAS Table)..................................................18
tabel 9. Analisa Kebutuhan Tenaga RS Permata Hati ......................................................21

Daftar Gambar
gambar 1. jumlah kematian bayi di Kab Malang 2004-2008............................................15
gambar 2.. Jumlah Kematian Anak Balita di Kabupaten Malang 2004-2008 ..................15
gambar 3.Angka Kematian Ibu di Kabupaten Malang 2004-2008 ...................................16
gambar 4 alur pelayanan RS kelas C .........................................................................24

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr,wb
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Menyusun Proposal Proposal Rumah Sakit tipe C dalam rangkan
memenuhi mata kuliah Arsitektur Rumah sakit Program Studi Pasca Sarjana
Manajemen Rumah Sakit Universitas Brawijaya Malang.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini masih jauh dari
sempurna,

meskipun

demikian

kami

berusaha

sebaik

mungkin

dalam

menyelesaikan tugas ini sehingga saran dan kritik dari pembaca sangat
diharapkan.
Semoga tugas ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 21 April 2011

Kelompok 4 MMRS FKUB angkatan 2010

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Kesejahteraan suatu masyarakat salah satunya dapat diukur melalui tingkat
kesehatannya. Bahkan keberhasilan pembangunan ditentukan bila sejauh mana tingkat
kesejahteraan dapat di capai. Kesehatan masyarakat akan meningkatkan produktifitas
kerja yang pada gilirannya dapat menunjang kegiatan pembangunan baik fisik maupun
rohani. Layanan kesehatan di Indonesia masih jauh dari kebutuhan. Oleh karena itu
dibutuhkan banyak rumah sakit, klinik kesehatan, Rumah bersalin dan sebagainya.
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan yang dikelola pemerintah dan
tersebar diseluruh wilayah Indonesia dirasakan belum dapat mencukupi kualitas
maupun kuantitas layanannya.
Kebutuhan akan layanan rumah sakit yang berkualitas semakin meningkat seiring
dengan semakin membaiknya perekonomian dan derajat kesehatan masyarakat. Dalam
beberapa tahun belakangan ini, industri rumah sakit Indonesia telah mengalami
perkembangan yang cukup berarti dengan diterbitkannya berbagai peraturan dan
perundang-undangan yang bertujuan untuk mendorong investasi dan menciptakan
kondisi bisnis dan jasa rumah sakit yang lebih baik. Terbukti, tidak hanya pemerintah
yang memang berkewajiban menyediakan jasa layanan kesehatan kepada masyarakat,
para pelaku bisnis pun kini semakin aktif berinvestasi di Industri rumah sakit Indonesia.
Hal ini lah yang menjadi pendorong bermunculannya berbagai rumah sakit swasta baru
dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini.
Pada tahun 2008, jumlah rumah sakit di Indonesia mencapai 1.320 rumah sakit
(Depkes, 2009), atau bertambah sebanyak 86 rumah sakit dari posisi tahun 2003. Dari
total 1.320 rumah sakit ini, 657 diantaranya adalah milik swasta dengan rata-rata
pertumbuhan jumlah rumah sakit per tahun sekitar 1,14%. Sisanya merupakan rumah
sakit yang dibangun oleh pemerintah (Depkes, Pemprov/Pemkab/Pemkot, TNI/Polri,
dan BUMN). Perbandingan antara jumlah ranjang rumah sakit dengan jumlah penduduk
Indonesia masih sangat rendah. Untuk 10 ribu penduduk cuma tersedia 6 ranjang
rumah sakit.
Tabel 1. Perkembangan Jumlah Rumah Sakit di Indonesia, 2003 - 2008
N Pengelola/Kepemilikan

2003

2004

2005

2006

2007

2008

Dep. Kesehatan

31

31

31

31

31

31

Pemerintah

396

404

421

433

446

446

o
.
1
.
2

Propinsi/Kab/Kota

TNI/Polri

112

112

112

112

112

112

BUMN/Dep. Lain

78

78

78

78

78

78

Swasta

617

621

626

638

652

653

1.234

1.246

1.268

1.292

1.319

1.320

.
4
.
5
.
Total
(Sumber: Depkes)

Izin Rumah Sakit kelas C dan kelas D diberikan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota setelah mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang
kesehatan pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Izin Rumah Sakit dapat dicabut jika:
a. habis masa berlakunya;
b. tidak lagi memenuhi persyaratan dan standar;
c. terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan;
dan/atau
d. atas perintah pengadilan dalam rangka penegakan hukum.
Perhitungan biaya secara kasar untuk pembangunan rumah sakit type c adalah
biaya bangunan dihitung berdasar biaya per meter persegi (Standart Dirjen Cipta
Karya). Pembiayaan untuk rumah sakit berdasarkan peraturan pemerintah adalah
sebagai berikut :
1. Pembiayaan Rumah Sakit dapat bersumber dari penerimaan Rumah Sakit,
anggaran Pemerintah, subsidi Pemerintah, anggaran Pemerintah Daerah,
subsidi Pemerintah Daerah atau sumber lain yang tidak mengikat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Menteri menetapkan pola tarif nasional, yang ditetapkan berdasarkan komponen
biaya satuan pembiayaan dan dengan memperhatikan kondisi regional.
3. Gubernur menetapkan pagu tarif maksimal berdasarkan pola tarif nasional yang
berlaku untuk rumah sakit di Provinsi yang bersangkutan. Penetapan besaran
tarif rumah sakit harus berdasarkan pola tarif nasional dan pagu tarif maksimal
4. Besaran tarif kelas III Rumah Sakit yang dikelola Pemerintah ditetapkan oleh
Menteri. Besaran tarif kelas III Rumah Sakit yang dikelola Pemerintah Daerah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
5. Besaran tarif kelas III Rumah Sakit selain rumah sakit yang dikelola Pemerintah
atau Pemerintah Daerah, ditetapkan oleh Pimpinan Rumah Sakit dengan
memperhatikan besaran tarif.

6. Pendapatan Rumah Sakit publik yang dikelola Pemerintah dan Pemerintah


Daerah digunakan seluruhnya secara langsung untuk biaya operasional Rumah
Sakit dan tidak dapat dijadikan pendapatan negara atau Pemerintah Daerah.
Perkiraan biaya pendirian rumah sakit dengan kapasitas 200 bed sebenarnya
mudah, tetapi tingkat akurasinya dibawah 90% karena factor relativitas perkiraan biaya
ini sangat tinggi, kecuali sudah dilakukan FS yang lengkap, tersedia gambar dan sudah
ditentukan spesifikasi peralatannya. Namun untuk memudahkan perkiraan biayanya
dapat kita klasifikasikan sebagai berikut: perkiraan biaya untuk rumah sakit tingkat
menengah (dari segi kualitas peralalatan dan bangunan) dibutuhkan dana sedikitnya
150 M, dengan asumsi fasilitas dasar rumah sakit terpenuhi, tersedia radiologi (ct scan,
mri, fluoroscopy, usg, panoramic, echocardiography) laboratorium semi lengkap, dan
unit-unit lain, hingga rumah sakit tersebut dapat beroperasi tentu saja diluar harga tanah
(lokasi).
Perencanaan rumah sakit pada dasamya adalah suatu upaya dalam
menetapkan fasilitas fisik, peralatan, tenaga dan sumber dana yang diperlukan untuk
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat sesuai dengan kebutuhan.
Perencanaan tersebut tentunya dapat dituangkan atau diwujudkan dalam suatu bentuk
rencana induk rumah sakit (master Plan). Agar penyusunan master plan di setiap rumah
sakit mempunyai susunan, bentuk dan pola yang sama, maka diperlukan suatu
petunjuk yang dapat dipahami dan diikuti oleh pihak-pihak yang terkait dalam
penyusunan master plan. Di samping itu keberadaan master plan perlu mendapat
persetujuan dan diketahui oleh pihak-pihak yang berwenang, sehingga apa yang
dirumuskan dalam master plan tersebut dapat dipakai sebagai panduan dalam
mengembangkan rumah sakit bersangkutan.
I.2. Permasalahan

Pembangunan Rumah Sakit memerlukan perencanaan yang matang dari segi


kelayakan dan biaya yang diperlukan, terutama biaya investasi gedung.
Bagaimana studi kelayakan dan perhitungan biaya Rumah sakit kelas C (RS
Permata Hati) yang akan dibangun?

I.3. Tujuan

Memenuhi tugas penyunan proposal penyusunan proposal pembangunan RS


kelas C pada mata kuliah manajemen Lingkungan MMRS 2011

Memuat studi kelayakan pembangunan RS Kelas C (RS Permata Hati) yang


direncanakan didirikan di kota Malang

Membuat proposal perencanaan pembangunan RS kelas C (RS Permata Hati)

I.4. Sasaran Evaluasi

Evaluasi perencanaan pembangunan pembangunan RS kelas C dalam hal ini


adalah RS Permata Hati yang direncanakan didirikan di kota Malang

BAB II
STUDI KELAYAKAN, STANDAR ALUR
DAN PARAMETER FISIK

II.1. Studi Kelayakan


II.1.1. Profil RS Permata Hati
RS

Permata

kesejahteraan

Hati

merupakan

perwujudan

cita-cita

pembangunan

masyarakat di wilayah Malang, khususnya terhadap peningkatan

derajat kesehatan ibu dan anak balita. Rumah sakit ini dibangun berdasarkan
survey masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan kemudahan seluruh lapisan masyarakat didalam mengakses
pelayanan kesehatan. Rumah sakit ini dirancang dengan design arsitektur bangun
modern. Posisi masing-masing ruangan (layout) diletakkan menurut alur fungsi
pelayanan serta mempertimbangkan faktor keamanan dan kenyamanan. Terdapat
dua kegiatan pokok didalam fungsi pelayanan rumah sakit yaitu kegiatan yang
menunjang pelayanan pasien rawat jalan (ambulatoir) dan pasien yang memerlukan
perawatan di rumah sakit.
II.1.2 Ruang Lingkup Pelayanan
RS Permata Hati adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat umum terutama dari golongan masyarakat
berpenghasilan menengah kebawah khususnya kaum ibu dan anak balita.
Fasilitas pelayanan yang tersedia di RS Permata Hati meliputi:
1.

Unit Gawat Darurat (UGD ) 24 jam.


Unit yang memberikan pelayanan kegawatdaruratan secara cepat
dan berkelanjutan. Disediakan dokter yang siap memberikan pelayanan
di UGD selama 24 jam. Dilengkapi 1 unit mobil ambulans dengan fasilitas
penunjang emergency dan SDM terlatih kegawatdaruratan yang siap
melaksanakan penjemputan pasien gawat darurat di tempat atau
dirumah (home service) maupun pengantaran pasien kerumah.

2.

Poliklinik umum

3.

Poliklinik Spesialis terdiri dari :


o Poli Anak, pengkhususan pada pelayanan tumbuh kembang anak,
imunisasi.
o Poli Kebidanan dan kandungan melayani pemeriksaan kehamilan,
program KB, konsultasi kesehatan pranikah, masalah kesuburan
(infertility), dan lain-lain.

10

4.

Rawat Inap terdiri dari :


o kelas VIP dilengkapi dengan fasilitas 1 tempat tidur otomatis, 1 sofa
penunggu, side table, TV 21,

ruangan AC, kamar mandi dengan

water heater, kulkas.


o kelas 1 dengan fasilitas 2 tempat tidur, ruangan AC, kamar mandi
dengan water heater, TV 21, side table.
o kelas 2 dengan fasilitas 3 tempat tidur, fan, side table,
o kelas 3 dengan fasilitas 5 tempat tidur, fan, side table
o ruang bayi (perinatologi) sebanyak 7 tempat tidur. Dilengkapi dengan
fasilitas ruangan AC, ruangan menyusui, tenaga terampil perawatan
bayi, peralatan penunjang seperti baby warmer, fototerapi, incubator,
patient monitor.
Jumlah keseluruhan tempat tidur tersedia sebanyak 25 tempat tidur (SESUAI
SOAL MATAKULIAH ARSITEK RS)
5.

Kamar Bersalin terdiri dari 2 bed persalinan dan 1 bed tindakan.

6.

Kamar Operasi

7.

Unit Penunjang: Laboratorium, radiologi, apotik 24 jam, laundry, gizi.

Pelayanan lain-lain yang merupakan program penunjang pelayanan meliputi :


1.

Pelayanan kebugaran: senam hamil, senam nifas, pijat bayi

2.

Taman bermain (playground)

II.1.4. Lokasi RS Permata Hati


Dengan memperhatikan rencana tata ruang dan rencana penataan
wilayah di kabupaten Malang, RS ini akan dibangun ditempat yang sangat
strategis yakni di tepi jalan raya yang menghubungkan jalur utama ke wilayah
kecamatan

Sumbermanjing

Wetan,

kecamatan

Dampit,

kecamatan

Gondanglegi dan kecamatan Bululawang. Tepatnya, lokasi pembangunan


rumah sakit Permata Hati berada di desa Talok kecamatan Turen kabupaten
Malang. Batas-batas tanah untuk pembangunan RS Permata Hati yaitu:

Sebelah Utara

: jalan raya sedayu

Sebelah Selatan

: tanah kosong

Sebelah Timur

: perumahan warga

Sebelah Barat

: perumahan warga

II.1.5. Aspek Pasar dan Pemasaran


Analisa Potensi Pasar
Berdasarkan pengamatan dan data yang ada diperoleh gambaran
pasar total dan potensial yang ada terutama di daerah Malang dan
sekitarnya.

11

Tabel 2.Penduduk per kecamatan menurut jenis kelamin dan rasio (2008)
District

Male

Female

Total

Sex Ratio

Bantur

35,166

36,128

71,294

97,34

Gedangan

28,024

27,055

55,079

103,58

Sumbermanjing

47,969

49,065

97,034

97,77

Dampit

58,033

59,315

117,348

97,84

Tirtoyudo

31,427

31,496

62,923

99,78

Ampelgading

28,424

29,113

57,537

97,63

Poncokusumo

46,739

46,378

93,117

100,78

Wajak

40,026

41,258

81,284

97,01

Turen

55,282

56,928

112,210

97,11

Bululawang

30,451

30,923

61,374

98,47

Gondanglengi

38,034

40,585

78,619

93,71

Pagelaran

32,800

33,325

66,125

98,42

Tajinan

24,524

25,425

49,949

96,46

Sumber : BPS Kabupaten Malang 2009 ( dari hasil registrasi penduduk )

tabel 3.Jumlah Penduduk dan Sex Ratio (2004-2008)


Year

Male

Female

Total

Sex Ratio

2004

1,192,010

1,158,374

2,350,384

102,90

2005

1,190,105

1,203,854

2,393,959

98,86

2006

1,198,382

1,181,020

2,379,402

101,47

2007

1,210,912

1,190,712

2,401,624

101,70

2008

1,217,041

1,196,738

2,413,779

101,70

Sumber : BPS Kabupaten Malang (data Susenas)

tabel 4. Jumlah Luas Daerah, Penduduk dan Kepadatan per Kecamatan, 2008

District

Area (Km2)

Population

Population

(jiwa)

Density

Bantur

15,915

71,294

448

Gedangan

13,055

55,079

422

Sumbermanjing

23,949

97,034

405

Dampit

13,531

117,348

867

Tirtoyudo

14,196

62,923

443

Ampelgading

7,960

57,537

723

Poncokusumo

10,299

93,117

904

Wajak

9,456

81,284

860

Turen

6,390

112,210

1,756

Bululawang

4,936

61,374

1,243

12

Gondanglengi

7,974

78,619

986

Pagelaran

4,583

66,125

1,443

Tajinan

4,011

49,949

1,245

Dari data tabel diatas terlihat bahwa setiap tahun terjadi peningkatan
jumlah penduduk di wilayah kabupaten Malang dan jumlah penduduk
perempuan di daerah Turen lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki.
Selain itu dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang didapatkan bahwa
jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di daerah Turen sebesar 20,820 pasangan
dimana angka merupakan angka yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan
kecamatan lainnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemungkinan terjadinya
kelahiran lebih besar. Hal ini mengisyaratkan bahwa pasti dibutuhkan sarana
pelayanan kesehatan, khususnya ibu dan anak yang memadai.

Tabel 5. Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi Menurut Puskesmas Kab. Malang, 2008

Sarana

Bayi Lahir

Bayi Lahir

Bayi Lahir

Jumlah

Jumlah

Yankes

Hidup

Mati

Hidup+Mati

Bayi Mati

Balita

Bantur

1.336

652

6.033

658

665

4.242

Sumber Mjg

1.706

1.715

10

8.331

Dampit

2.077

17

2.094

10.627

Tirtoyudo

665

669

5.656

Ampelgading

919

920

4.680

Poncokusumo

1.442

1.444

7.580

Wajak

660

15

675

11

6.505

Turen

1.688

10

1.698

9.308

Bululawang

1.105

1.109

5.514

Gondanglegi

965

971

7.211

Pagelaran

856

856

Tajinan

672

672

4.019

15.522

62

6088

37

79.706

Gedangan

Total

Tingkat kelahiran bayi di daerah Turen tergolong cukup tinggi sehingga


memungkinkan apabila di daerah ini dibangun sebuah sarana pelayanan
kesehatan dalam bentuk RS.

13

Tabel 6.Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kabupaten Malang, 2008

Kecamatan

RS

RS

Rumah

Puskesmas

Pustu

Pemerintah

Swasta

Bersalin

Bantur

Gedangan

Sumbermanjing

Dampit

Tirtoyudo

Ampelgading

Poncokusumo

Wajak

Turen

Bululawang

Gondanglengi

Pagelaran

Tajinan

Banyaknya rumah sakit di kabupaten Malang tahun 2008 berjumlah 13


buah dengan rincian rumah sakit umum 3 buah dan 10 buah rumah sakit
swasta.
Ditinjau dari aspek pasar pada daerah Turen sendiri belum terdapat
rumah sakit yang mengkhususkan pelayanannya pada kesehatan ibu dan anak.
Walaupun terdapat satu rumah sakit umum yaitu RSU Bokor Turen namun
dirasakan masih kurang dalam menangani masalah kesehatan khususnya ibu
dan anak. Sehingga masih terbuka pangsa pasar yang cukup luas untuk RS
Permata Hati.

II.1.6. Situasi Derajat Kesehatan


Situasi derajat kesehatan suatu wilayah akan menggambarkan
keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan di daerah tersebut.
Umumnya data yang digambarkan berupa situasi mortalitas, morbiditas,
serta status gizi masyarakat.
2.2.1.4.1 Angka Kematian Bayi
Jumlah kematian bayi di Kabupaten Malang cenderung fluktuatif dari
tahun 2004 sebanyak 125 bayi meningkat menjadi 149 bayi pada tahun
2005. Kemudian meningkat lagi pada tahun 2006 menjadi 160 bayi (3,58 per
1000 kelahiran hidup). Angka ini berkurang pada tahun 2007 menjadi 142
bayi (3,44 per 1000 kelahiran hidup) dan pada tahun 2008 kembali
meningkat sebesar 147 bayi ( 3,72 per 1000 kelahiran hidup).

14

gambar 1. jumlah kematian bayi di Kab Malang 2004-2008

Sumber : Laporan Puskesmas, Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2009

Angka Kematian Balita


Angka kematian anak balita ( 1-4 tahun ) adalah kematian anak umur
1-4 tahun per 1000 anak balita. Angka ini menggambarkan faktor-faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti tingkat
kesejahteraan sosial dan tingkat kemiskinan penduduk. Jumlah kematian
anak balita di Kabupaten Malang cenderung fluktuatif dari tahun 2001-2005
berkisar antara 126-201 anak balita meninggal. Pada tahun 2006 ditemukan
sebanyak 28 anak balita meninggal dan tahun 2007 meningkat menjadi 33
anak balita meninggal. Namun pada tahun 2008 turun sebanyak 16 anak
balita meninggal (0,40 per 1000 kelahiran hidup).
gambar 2.. Jumlah Kematian Anak Balita di Kabupaten Malang 2004-2008
300

16

200

33
28

100
273
0

137
2004 2005 2006 2007 2008

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2009


Angka Kematian Ibu berguna untuk menggambarkan status gizi dan
kesehatan ibu, kondisi lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama
untuk ibu hamil, melahirkan dan masa nifas. Data yang ada menunjukkan
khususnya untuk wilayah Turen dari angka ibu hamil sebesar 2,049 ibu yang
memiliki risti/komplikasi sebesar 525 (25,64%). Menurut data Dinas
Kesehatan Kabupaten Malang angka kematian ibu pada 2004 sebesar 19
ibu dan tahun 2005 sebesar 34 ibu, tahun 2006 menurun menjadi 28 ibu
(62,63 per 100.000 kelahiran hidup) dan tahun 2007 sebesar 25 ibu ( 60,54
per 100.000 kelahiran hidup), turun lagi sebesar 24 ibu pada tahun 2008.

15

gambar 3.Angka Kematian Ibu di Kabupaten Malang 2004-2008

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2009

II.1.7. Analisa Lingkungan Eksternal


KEKUATAN / STRENGTHS :
1. Lokasi RS Permata Hati

yang strategis, mudah dijangkau dengan

berbagai fasilitas transportasi dari wilayah dispersi.


2. Fasilitas sarana dan prasarana peralatan medis yang relatif lengkap.
3. Team manajemen Rumah Sakit yang lengkap dan bermotivasi tinggi.
4. Tenaga

Perawat

dan

Tenaga

Kesehatan

lainnya

jumlahnya

mencukupi.
5. Mempunyai home dokter specialis anak dan spesialis kandungan .
KELEMAHAN / WEAKNES :
1. RS Permata Hati merupakan rumah sakit yang baru dan belum
dikenal oleh masyarakat.
2. Belum terbentuk kerjasama antar team yang. solid karena masih baru
dibentuk,
3. Dengan

tenaga

keperawatan

yang

relative

baru

sehingga

Keterampilan para perawat belum teruji dilapangan.


4. Belum terjalinnya kerjasama dengan pihak ke tiga.
5. System belum teruji menghadapi permasalahan yang akan terjadi di
lapangan.
Analisa Lingkungan Internal
PELUANG :
1. Tidak ada RS khusus ibu dan anak diwilayah dispersi.
2. Kutur keyakinan Penduduk diwilayah dispersi cenderung tidak
memilih rumah sakit yang ada.
3. Jumlah penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat.
4. Tingkat kelahiran bayi di daerah wilayah dispersi tergolong cukup
tinggi
5. Sosio ekonomi masyarakat yang semakin meningkat.

16

6. Ada perusahaan besar tingkat nasional yang bisa dijadikan rekanan


kerjasama.
ANCAMAN :
1. Di Turen terdapat 1 Rumah Sakit Umum (rumah sakit umum Bokor)
dan 2

buah klinik bersalin milik bidan.

2. Masih bayak

kehamilan RESTI yang tidak dirujuk oleh tenaga

kesehatan.
3. Banyak pasangan usia subur yang sebagai TKI.
4. Tingkat pendidikan diwilayah dispersi yang masih rendah.
5. Beberapa wilayah dispersi masih sulit dijangkau dengan kendaraan
umum.
Tabel 7. Internal Factors Summary (IFAS)

17

Tabel 8.External Analysis Summary (EFAS Table)

II.1.8. Penyusunan Strategic Marketing Plan


Penyusunan strategic marketing plan RS Permata Hati berdasarkan
strategy yaitu segmentation, targeting, dan positioning dan tactic yaitu selling,
marketing mix, dan differentiation.
Segmentasi merupakan pelayanan RS Permata Hati yang ditujukan
bagi lapisan masyarakat masyarakat Turen dan sekitarnya, meliputi :
 pemeriksaan kehamilan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan
 Poli anak oleh dokter spesialis
 Kamar bersalin
 Kamar operasi
 Poli tumbuh kembang anak
 UGD dengan pelayanan 24 jam ditunjang dengan dokter jaga standby.
Target pasar RS Permata Hati meliputi :
 Ibu hamil di wilayah turen dan sekitarnya
 Persalinan baik normal maupun patologis di wilayah Turen dan
sekitarnya.
 Ibu dengan penyakit ginekologis
 Bayi dan anak yang sakit diwilayah Turen dan sekitarnya
 Bayi dan anak dengan masalah tumbuh kembang
RS PERMATA HATI memposisikan rumah sakitnya sebagai Market
Leader karena pelayanan yang spesifik yang tidak dipunyai rumah sakit
disekitar. Kami mengupayakan pelayanan kesehatan melalaui pendekatan
psikologis ibu dan anak dengan suasana yang nyaman, tepat dan akurat serta
proporsional. Hal ini untuk memberikan kesan bahwa pelayanan pada RS
Permata Hati ini lebih baik dibanding pelayanan dari rumahsakit lainnya.

18

Dengan harapan pelayanan ibu dan anak benar-benar dapat merebut pangsa
pasar di Turen dan wilayah dispersi.

Gb 9. Posisi Organisasi berdasar EFAS dan IFAS

Tabel 9. Matriks SWOT RS Permata Hati

Berdasarkan analisa Lingkungan Eksternal dan Lingkungan Internal RS


Permata Hati sebagaimana diuraikan di atas, maka posisi produk layanan
kesehatan yang kami tawarkan, berada pada kwadran 2 ( Internal Fix It
Quadrant ), hal tersebut dipertimbangakan dalam penentuan marketing strategy,
meliputi :
a. Enhancement :
- Mengoptimalkan pelayanan atau produk yang
kualitas, mengupayakan efisiensi,
layanan

ada

dengan menjaga

senantiasa mencari inovasi, kecepatan

dan meningkatkan fleksibilitas, misalnya dengan menggunakan

sistim komputerisasi,

19

- Menyelenggarakan

berbagai

pelatihan/pendidikan

berkelanjutan

untuk

karyawan baik medis maupun non medis.


- Menyelenggarakan

study

banding

kerumah

sakit

yang

mempunyai

kekhususan yang sama.


- Mengadakan pertemuan rutin guna kordinasi dan evaluasi kinerja disetiap
bagian.
b. Market Development:
- Menjalin kerjasama dengan Rumah sakit atau Badan Layanan Kesehatan
lain, baik yang berada di wilayah Turen dan wilayah dispersi.
- Menjalin kerjasama dengan perusahaan atau instansi2 baik pemerintah
maupun swasta.
- Menjalin kerja sama dengan tenaga kesehatan baik bidan maupun perawat
diwilayah dispersi.
- Menyediakan layanan kunjungan dokter spesialis ke wilayah dispersi guna
menjaring kasus-kasus RESTI untuk dirujuk ke RS Permata Hati.
- Safari kesehatan ibu dan anak di wilayah dispersi sekaligus memperkenalkan
RS Permata Hati.
c. Vertical Integration :
- Kerjasama dengan PT ASKES dengan layanan Askes komeRSl dan
Askeskin.
Selain strategy, juga diperlukan tactic dalam penyusunan Strategic
Marketing Plan yang meliputi:selling, marketing mix dan differentiation
a.

Product selling

Penjualan produk layanan yaitu dengan memberikan layanan


yang baik serta menjaga kualitas layanan terhadap konsumen/pasien
dan keluarga. Hal tersebut dilakukan dengan harapan agar konsumen
benar-benar menjadi customer di RS Permata Hati

20

II.1.9.Aspek Sumber Daya Manusia


Analisa Kebutuhan Tenaga RS Permata Hati
tabel 9. Analisa Kebutuhan Tenaga RS Permata Hati

II.1.10. Aspek Keuangan


Analisis

biaya

adalah

suatu

proses

mengumpulkan

mengelompokkan data keuangan rumah sakit untuk

dan

memperoleh dan

menghitung biaya output jasa pelayanan rumah sakit. Tujuan kegiatan analisis
biaya adalah mendapatkan gambaran mengenai unit atau bagian yang
merupakan pusat biaya (Cost Center), Pusat pendapatan (revenue center), dan
gambaran

mengenai

biaya

investasi,

biaya

operasional

serta

biaya

pemeliharaan pendapatan rumah sakit.


Aspek-aspek yang akan dibahas dalam studi kelayakan ini meliputi :
Perencanaan tarif
Menentukan tarif dari berbagai jenis pelayanan rumah sakit tergantung dari
tujuan dan jenis rumah sakit, maka tarif dapat sangat bervariasi. Dalam hal ini
tarif di RS Permata Hati menggunakan tarif berbasis pada analisis pesaing (
competition based pricing ). Penentuan harga yang dilakukan oleh RS Permata
Hati tetap memperhitungkan biaya yang dikeluarkan serta menyesuaikan
dengan kemampuan rata-rata konsumen pada umumnya, dengan harapan agar
dapat terjangkau oleh masyarakat sekitar.
Daftar harga tarif RS Permata Hati dapat dilihat pada tabel berikut :

21

Biaya Pelayanan Rawat Inap


R. Rawat Inap VIP

Rp

250.000,-

R. Rawat Inap Kelas I

Rp

180.000,-

R. Rawat Inap Kelas II

Rp

125.000,-

R. Rawat Inap Kelas III

Rp

70.000,-

R. Rawat Inap Perina

Rp

50.000,-

R. Rawat Inap Anak

Rp

70.000,-

Biaya Pelayanan Rawat Jalan


Poliklinik Umum

Rp

250.000,-

Poliklinik Spesialis Obgyn

Rp

180.000,-

Poliklinik Spesialis Anak

Rp

125.000,-

Poliklinik USG

Rp

70.000,-

Dicetak

Rp

50.000,-

Tidak dicetak

Rp

70.000,-

General Check Up
-

Paket I

Rp

570.000,-

Paket II

Rp

355.000,-

Non Paket

Rp

125.000,-

Rp

50.000,-

Rp

5.500.000,-

Rp

1.500.000,-

UGD
Unit Bedah Sentral
-

Caesar

Unit Kebidanan
-

Normal / Curret

Biaya Pelayanan Penunjang Medis


Laboratorium

Rp

100.000,-

Radiology

Rp

55.000,-

Farmasi
-

Poli Umum

Rp

30.000,-

Poli Spesialis

Rp

100.000,-

Rawat Inap

Rp

400.000,-

UGD

Rp

200.000,-

Bedah

Rp

500.000,-

Kamar Bersalin

Rp

200.000,-

II.1.11. Asumsi- asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut :


Sebagai rumah sakit yang baru tentu RS Permata Hati ini sangat tergantung
pada kunjungan pasien sebagai pengguna jasanya sehingga perlu ditentukan seberapa
besar peluang pasar yang akan diserap nantinya.
Asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut :

22

1. Jumlah penduduk wilayah disperse sebesar 1.003.893 jiwa (2008)


Menurut data Susenas, 2002 diketahui bahwa angka kunjungan berobat rawat jalan
ke RS Swasta adalah sebesar 3,24%. Maka. peluang pasien rawat jalan di wilayah
dispersi adalah
= 3,24% x 1.003.893 orang
= 32526 orang/tahun = 113 pasien/hari
Bila diasumsikan target pasien per hari sebesar 40%, maka jumlah kunjungan rawat
jalan per hari adalah sebesar :
= 40% x 113 pasien = 45 pasien
2. Berdasarkan data Susenas, 2002 diperoleh angka kunjungan berobat ke rawat inap
adalah sebesar 1,57%. Maka, peluang pasien Rawat Inap di wilayah disperse
adalah :
= 1,57% x 1.003.893 orang
= 15761 orang/tahun = 44 orang/ hari
Bila diasumsikan target pasien per hari sebesar 30%, maka jumlah kunjungan rawat
inap adalah sebesar :
= 30% x 44 pasien = 14 pasien/hari
3. Angka kunjungan rawat darurat di proyeksikan dari jumlah kunjungan rawat jalan,
dengan rujukan. Bila asumsi peluang pasien gawat darurat sebesar 20% maka
angka kunjungan rawat darurat adalah sebesar :
= 20% x 45 pasien = 9 pasien

10 pasien.

4. Asumsi BOR sebesar 60%, rata-rata jumlah keterisian tempat tidur per hari
diperkirakan sebesar :
= 55% x 25 TT = 15

20 TT

II.2. Standar Alur Pelayanan


Dalam sebuah rumah sakit tipe C terjadi proses pelayanan dan administrasi. Proses
pelayanan dan administrasi tersebut tergambar pada alur pelayanan sebagai berikut
(sesuai dengan pedoman Dirjen Kementerian Kesehatan):

23

gambar 4 alur pelayanan RS kelas C

II.3. parameter fisik


Setiap Rumah Sakit mempunyai ciri khas dan kebutuhan ruang masing-masing.
Kebutuhan ruang ini disesuaikan dengan tipe rumah sakit dan segmentasi pasar yang
dituju. Kebutuhan RS Permata Hati adalah sebagai berikut:
Area

Luas (m2)

Poliklinik

226,2

IRD

36,4

Penunjang Medik

36,4

Kantor pengelola

158,6

Servis

113,1

24

Rawat Inap

208

Farmasi

33,8

Kamar operasi

46,8

Kamar Bersalin

36,4

Ruang Ganti Petugas

13

Parkir

937,5

Jumlah

1846,2

Kebutuhan ruangan tersebut dirinci sebagai berikut:


(Rincian kebutuhan ruangan ini berdasarkan Pedoman Sarana dan Prasarana RS kelas
C 2009 dari Kementerian Kesehatan yang dipadukan dengan Standar yang berlaku di
Internasional)
1. POLIKLINIK
A. Ruang praktek dokter 4 buah, masing-masing kapasitas max. 3 orang.
Room user 3 orang

2 m2

Furniture 400%

12 m2

Circulation 30%

4,2 m2

Total perunit

18,2 m2

Total 4 ruang

72,8 m2

B. Ruang tunggu, kapasitas max. 20 orang.


Room user 5 orang

2 m2

Furniture 400%

20 m2

Circulation 30%

6,6 m2

Total perunit

28,6 m2

Total user 20 orang

114,4 m2

C. Admission/front office, kapasitas max. 5 orang.


Room user 1 orang

2 m2

Furniture 400%

4 m2

Circulation 30%

1,8 m2

Total perunit

7,8 m2

Total user 5 orang

39 m2

2. IRD
Room user 3 orang

2 m2

Furniture 400%

12 m2

Circulation 30%

4,2 m2

25

Total perunit

18,2 m2

Total 2 ruang

36,4 m2

3. PENUNJANG MEDIK,

A. Laboratorium klinik, kapasitas max. 2 orang


Room user 2 orang

2 m2

Furniture 400%

8 m2

Circulation 30%

3 m2

Total

13 m2

B. Radio-diagnosis, kapasitas max. 4 orang.


Room user 4 orang

2 m2

Furniture 400%

16 m2

Circulation 30%

5,4 m2

Total

23,4 m2

4. KANTOR PENGELOLA
A. Rekam Medik, Kapasitas Max 4 orang.
Room user 1 orang

2 m2

Furniture 600%

6 m2

Circulation 30%

2,4 m2

Total

10,4 m2

Total 4 user

41,6 m2

B. Ruang Direktur, kapasitas max.7 orang


Room user 7 orang

2 m2

Furniture 400%

28 m2

Circulation 30%

9 m2

Total

39 m2

C. Ruang Staff Administrasi, kapasitas max. 10 orang


Room user 1 orang

2 m2

Furniture 400%

4 m2

Circulation 30%

1,8 m2

Total

7,8 m2

Total 10 user

78 m2

26

5. SERVIS

a.

Dapur, Kapasitas max 4 orang

Room user 4 orang

2 m2

Furniture 400%

16 m2

Circulation 30%

5,4 m2

Total

23,4 m2

b.

Binatu, kapasitas max 4 orang

Room user 4 orang

2 m2

Furniture 400%

16 m2

Circulation 30%

5,4 m2

Total

23,4 m2

c.

Ruang Janitor dan Peralatan Mekanik, Kapasitas max 5 orang

Room user 5 orang

2 m2

Furniture 300%

15 m2

Circulation 30%

5,1 m2

Total

22,1 m2

d.

Ruang Genset, kapasitas max. 4 orang

Room user 4 orang

2 m2

Furniture 800%

32 m2

Circulation 30%

10,2 m2

Total

44,2 m2

6. RAWAT INAP
a.

Ruang Isolasi, 2TT masing-masing kapasitas max.3 orang

Room user 3 orang

2 m2

Furniture 400%

12 m2

Circulation 30%

4,2 m2

Total

18,2 m2

Total 2 ruangan

36,4 m2

b.

Ruang Rawat Inap, 25 TT, masing-masing kapasitas max 5 orang

Room user 5 orang

2 m2

Furniture 400%

20 m2

27

Circulation 30%

6,6 m2

Total

28,6 m2

Total 5 ruang (total 25 TT)

143 m2

c.

Nurse Station, kapasitas max 5 orang

Room user 5 orang

2 m2

Furniture 400%

20 m2

Circulation 30%

6,6 m2

Total

28,6 m2

7. Farmasi
Room user 3 orang

2 m2

Furniture 800%

24 m2

Circulation 30%

7,8 m2

Total

33,8 m2

8. Kamar Operasi
Room user 4 orang

2 m2

Furniture 400%

16 m2

Circulation 30%

5,4 m2

Total

23,4 m2

Total 2 ruangan

46,8 m2

9. Ruang Bersalin
Room user 3 orang

2 m2

Furniture 400%

12 m2

Circulation 30%

4,2 m2

Total perunit

18,2 m2

Total 2 ruang

36,4 m2

10. Ruang Ganti Petugas:


Room user 2 orang

2 m2

Furniture 400%

8 m2

Circulation 30%

3 m2

Total

13 m2

11. Parkir :
Luas Parkir : 37,5 m2 x 25 = 937,5 m2

28

BAB III
ASPEK TEKNO EKONOMI

III.1. Perhitungan Biaya Pembangunan RS Permata Hati

Dari kebutuhan ruangan sebagaimana di atas, dilakukan perhitungan biaya


pembangunan gedung RS Permata Hati sebagai berikut:

STANDARDS

Total
1846.2 m2

Total Space RQMTS


Building cost

3.250.000 6.000.150.000

Hospital Conslt

1.50%

90.002.250

2.50%

150.003.750

8%

480.012.000

Supervisor fee

5%

300.007.500

Constructors fee

2%

120.003.000

(Feasibility Study)
Hospital Conslt Fee
(Master Plan)
architect's fee
(Design Development

Total Cost

7.140.178.500

Berdasarkan perhiitungan di atas didapatkan perkiraan biaya pembangunan proyek RS


Permata Hati adalah sebesar Rp. 7.140.178.500. dana ini merupakan biaya
pembangunan gedung saja, belum termasuk biaya investasi yang lain, misalnya
pembelian alat kesehatan, biaya investasi fasilitas ruangan misalnya televiisi, AC, air
panas dan lain sebagainya.

III.2. Rencana dan Tahapan Proyek Pembangunan RS Permata Hati


Terdapat empat tahapan dalam proses pembangunan RS Permata
Hati yang selanjutnya diuraikan di bawah ini:
1. Tahap Inisiasi dan Perencanaan
Pada tahap awal dibentuk penanggung jawab tim proyek
pembangunan rumah sakit yang akan melaksanakan kegiatan proyek
yang telah direncanakan, menentukan benchmarking dan sasaran dari
proyek tersebut. Rencana proyek pembangunan rumah sakit dimulai
pada awal tahun 2010. Kegiatan proyek pembangunan melibatkan
beberapa stakeholder yaitu : Owner/equity investor (PT MMRS
Unibraw), Pemerintah, Lender/Bank, konsultan rumah, kontraktor,

29

subkontraktor dan para pekerja bangunan yang sebagian besar


adalah warga sekitar.
Pada tahap ini dilaksanakan kegiatan:
a. Pembuatan Studi Kelayakan
b. Pembuatan Rencana Bisnis
c. Pembuatan Master Plan fisi
d. Pengembangan Desain (gambar pra desain)
e. Desain Teknis Terperinci (DED, RAB, RKS )

2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan proyek ini akan berlangsung selama satu tahun dengan
penjadwalan waktu kegiatan proyek sebagai berikut:
1. pekerjaan pengerasan dan peRSpan lahan selama 4 Bulan
2. Pekerjaan pembangunan fisik selama 6 bulan.
3. Pekerjaan tambahan berupa pemasangan instalasi listrik, gas
medik, interior ruangan, unit pengolahan limbah dan sarana air
bersih selama 2 bulan.
4. Pengadaan alat-alat kesehatan dan meubelar selama 6-10 bulan
5. Pengurusan beberapa dokumen perijinan berkaitan ijin operasional
sementara rumah sakit yaitu: ijin mendirikan bangunan (IMB), ijin
gangguan (HO) dari kepala daerah, ijin lokasi berupa surat ijin
tempat usaha (SITU) dari kepala daerah setempat, ijin analisa
dampak lingkungan berupa dokumen UKL-UPL.
3. Tahap Monitoring
Mengukur

dan

Mengidentifikasi

memonitor

progress

penyimpangan

pelaksanaan

proyek.

rencana manajemen proyek,

sehingga tindakan koreksi akan dapat segera dilakukan bila


diperlukan untuk mencapai tujuan proyek. Tahapan ini berlangsung
mulai tahap perencanaan proyek sampai proyek tersebut berakhir.
4. Tahap Penutupan
Proyek ini berakhir dengan menerima produk atau hasil dengan
membuat berita acara serah terima proyek. Penyelesaian proyek
pembangunan rumah sakit akan ditutup pada akhir tahun 2010.

30

BAB IV
KESIMPULAN
Dengan telah dilakukannya penyusunan proposal pembangunan proyek RS Permata
Hati maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Studi kelayakan RS Permata Hati adalah layak secara ekonomi dan sosial
2. Perencanaan pembangunan RS Permata Hati membutuhkan biaya sebesar Rp.
7.140.178.500
3. Pembangunan RS Permata Hati akan dilakukan selama empat tahap proyek

31

Daftar pustaka

Boy. Sabarguna, 2005, Analisis Pemasaran Rumah Sakit. Konsorsium RSI:


Yogyakarta
Boy. Sabarguna, 2005, Manajemen Keuangan Rumah Sakit. Konsorsium RSI:
Yogyakarta
Boy. Sabarguna, 2009, Keterampilan Manajemen Berbasis Sistem Informasi.
UI Press: Jakarta
Boy. Sabarguna, 2005, Sistem Informasi Manajemen rumah Sakit.Konsorsium
RSI: Yogyakarta
Fred RD, 1998, Manajemen Strategis Indeks:Jakarta.
Freddy Rangkuti, 2005, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT
Gramedia Pustaka Utama:Jakarta.
Kotler Philip, 2008, Manajemen Pemasaran. Indeks:Jakarta
Moeljadi, 2006. Manajemen Keuangan Bayumedia:Malang.
Mulyadi, 2005. Sistem Manajemen Strategik Berbasis Balanced Scorecard.
UPP AMP YKPN: Yogyakarta.

32

Das könnte Ihnen auch gefallen