Sie sind auf Seite 1von 2

1.

STOLON
Stolon adalah perpanjangan tunas yang tumbuh horizontal sejajar dengan permukaan
tanah (menjalar) yang merupakan organ perbanyakan vegetatif. Pada stolon terdapat ruas
yang dapat mencapai 30 cm. pada ruas terdapat tunas/pucuk aksilar yang dilindungoi
oleh bractea yang berkembang menjadi anakan-anakan stroberi. Anakan ini membentuk
akar pada saat pucuk membentuk daun trifoliate (Budiman dan Saraswati, 2006). Anakan
yang terbentuk dari stolon adalah anakan vegetatif yang karakter dan sifatnya akan sama
dengan induknya (true to type) (Kurnia, 2005).
2. SPORANGIUM
Sporangium adalah kotak spora . Dinding sporangium terdiri dari satu atau beberapa
lapisan sel penutup berdinding tebal dan menyerupai cincin yang disebut anulus. Pada
bagian ujung lingkaran terdapat satu kumpulan sel yang pipih yang dikenali sebagai
stomium . Apabila sporangium masak sel stomium akan pecah dan membebaskan spora
yang terdapat didalamnya .
3. KULUMELA
adalah anggota tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan berspora yang termasuk
dalam superdivisi tumbuhan lumut atau Bryophyta. Lumut ini disebut sebagai lumut
sejati, karena bentuk tubuhnya seperti tumbuhan kecil yang memiliki bagian akar
(rizoid), batang, dan daun. Lumut ini merupakan kelompok lumut terbanyak
dibandingkan lumut lainnya, yaitu sekitar 10 ribu species. [3] Kurang lebih terdapat
12.000 jenis lumut daun yang ada di alam ini. [4] Lumut daun merupakan tumbuhan kecil
yang mempunyai batang semu dan tumbuhnya tegak. Lumut ini tidak melekat pada
substratnya, tetapi mempunyai rizoid yang melekat pada tempat tumbuhnya. Bentuk
daunnya berupa lembaran yang tersusun spiral. Contoh species lumut daun yang terkenal
adalah lumut gambut atau Sphagnum sp. [3] menutup paling tidak 30% permukaan
daratan di bumi, dengan kerapatan tertinggi terdapat di kutub utara. Gambut pada lapisan
tanah gambut yang tebal dapat mengikat senyawa karbon organik dan mekanisme ini
sangat penting untuk menstabilkan konsentrasi karbondioksida di atmosfer bumi,
sehingga mengurangi dampak efek rumah kaca.[5]
4. SPORANGNIOFOR

Adalah cabang miselium yang mengandung sporangium.


Hifa yang tumbuh menjulang yang berfungsi mendukung sporangium

5. RHIZOTUS
Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan tempe.
Jamur ini aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan
asam laktat. Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks
menjadi trigliserida dan asam amino. Selain itu jamur ini juga mampu menghasilkan
protease. Menurut Sorenson dan Hesseltine (1986), Rhizopus oryzae tumbuh baik pada
kisaran pH 3,4-6. Pada penelitian, semakin lama waktu fermentasi, pH tempe semakin
meningkat sampai pH 8,4, sehingga jamur semakin menurun karena pH tinggi kurang
sesuai untuk pertumbuhan jamur. Secara umum jamur juga membutuhkan air untuk
pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air untuk jamur lebih sedikit dibandingkan dengan
bakteri. Selain pH dan kadar air, jumlah nutrien dalam bahan juga dibutuhkan oleh
jamur.
6. MUCOR
Mucor adalah genus fungi yang berasal dari ordo Mucorales yang merupakan fungi
tipikal saprotrop pada tanah dan serasah tumbuhan. Hifa vegetatifnya bercabang-cabang,
bersifat coenositik dan tidak bersepta. Mucor berkembangbiak secara aseksual dengan
membentuk sporangium yang ditunjang oleh batang yang disebur sporangiofor. Ciri khas
pada Mucor adalah memiliki sporangium yang berkolom-kolom atau kolumela
(Singleton dan Sainsbury, 2006).
7. RHIZOLO

Das könnte Ihnen auch gefallen