Sie sind auf Seite 1von 6

AKREDITASI RUMAH SAKIT

1. DEFINISI
Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu proses dimana suatu lembaga independen
baik dari dalam atau pun luar negeri, biasanya non pemerintah, melakukan assesment
terhadap rumah sakit berdasarkan standar akreditasi yang berlaku. Rumah sakit yang
telah terakreditasi akan mendapatkan pengakuan dari Pemerintah karena telah
memenuhi standar pelayanan dan managemen yang ditetapkan.
2. TUJUAN
Tujuan akreditasi menurut PerMenKes RI no 012 tahun 2012, yaitu:
a. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
b. Meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit
c. Meningkatkan perlindungan bagi pasien, masyarakat, sumber daya manusia rumah
sakit dan rumah sakit sebagai institusi
d. Mendukung program pemerintah di bidang kesehatan
3. MANFAAT
Manfaat akreditasi menurut Joint Commision International, yaitu
a. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan Rumah Sakit yang
bersangkutan karena berorientasi pada peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
b. Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan efisien bagi karyawan sehingga
mereka merasa puas
c. Bernegosiasi dengan sumber daya pendanaan yang akan menanggung biaya
perawatan berdasarkan data kualitas perawatan yang disediakannya.
d. Menciptakan budaya mau belajar dari laporan kasus efek samping yang dicatat
berdasarkan waktu kejadian dan hal-hal terkait keselamatan
e. Mendengarkan pasien dan keluarga, serta menghormati hak-hak pasien serta
melibatkan mereka adalah proses perawatan.
f. Membangun kepemimpinan yang mengutamakan kerja sama.

4. BADAN YANG MELAKUKAN PENILAIAN MUTU


a. Joint Commision International (JCI)
JCI adalah badan akreditasi non profit internasional yang berpusat di Amerika
Serikat dan bertugas menetapkan dan menilai standar performa para pemberi
pelayanan kesehatan.

Poin standar akreditasi yang dinilai:


1) Berfokus pada pasien
a) Sasaran internasional keselamatan pasien ( Mengidentifikasi Pasien
Dengan Benar, Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif, Meningkatkan
Keamanan Obat-obatan Yang Harus Diwaspadai, Memastikan Lokasi
Pembedahan Yang Benar, Prosedur Yang Benar, Pembedahan Pada Pasien
Yang Benar, Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan dan
Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh)
b) Akses ke perawatan dan kesinambungan perawatan (penerimaan,
perawatan lanjut, rujukan dan transportasi)
c) Hak pasien dan keluarga (hak-hak, informed consent, penelitian, donasi
organ)
d) Assesmen pasien (layanan laboratorium, radiologi dan pencitraan
diagnostik)
e) Perawatan pasien (perawatan semua pasien, perawatan pasien beresiko,
terapi makanan, manajemen nyeri dan paliatif care)
f) Perawatan anastesi dan bedah (pengaturan dan manajemen, perawatan)
g) Manajemen dan penggunaan obat-obatan (pengaturan dan manajemen,
pengadaan, peresepan, pengeluaran, pemberian dan pemantauan )
h) Penyuluhan pasien dan keluarga pasien
2) Berfokus pada manajemen organisasi
a) Perbaikan mutu dan keselamatan pasien (rancangan proses klinik dan
b)
c)
d)
e)

manajerial, pengumpulan data, analisis pengukuran mutu dan perbaikan)


Pencegahan dan pengendalian infeksi
Tata kelola kepemimpinan dan arah
Manajemen dan keamananan fasilitas
Kualifikasi dan pendidikan staf

f) Manajemen komunikasi dan informasi


b. Komite Akreditasi Rumah Sakit
KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) adalah merupakan suatu lembaga
independen dalam negeri sebagai pelaksana akreditasi RS yang bersifat
fungsional dan non-struktural.
Dalam standar akreditasi versi 2012, KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit)
mengadopsi penuh standar akreditasi rumah sakit versi JCI (Joint Commission
International) ditambah tiga point MDGs (Millenium Development Goals).
Tiga tambahan point MDGs (Millenium Development Goals) tersebut adalah:
Penurunan angka kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu.
Penurunan angka kesakitan HIV/AIDS.
Penurunan angka kesakitan TB.
Penyelenggaraan akreditasi nasional dalam PerMenKes 2012 meliputi persiapan
akreditasi, bimbingan akreditasi, pelaksanaan akreditasi dan kegiatan pasca
akreditasi.
a. Persiapan akreditasi, RS melakukan pemenuhan standar dan penilaian mandiri
sesuai dengan instrumen standar akreditasi secara mandiri
b. Bimbingan akreditasi, RS dibimbing oleh pembimbing akreditasi dari
lembaga independen pelaksana akreditasi yang akan melakukan akreditasi
untuk meningkatkan kinerja dalam mempersiapkan survei akreditasi
c. Pelaksanaan akreditasi, RS dilakukan survei akreditasi dan penetapan status
akreditasi. Survei dilakukan oleh survieor dari lembaga independen yang
ditugaskan dan telah memenuhi syarat kemudian lembaga tersebut membuat
keputusan akreditasi berdasarkan rekomendasi dari surveior akreditasi.
Surveior juga wajib memberikan rekomendasi perbaikan untuk rumah sakit
dalam pemenuhan standar kemudian rumah sakit membuat perencanaan
perbaikan strategis. Setelah resmi ditetapkan lembaa independen akreditasi
menginformasikan status akreditasi kepada publik.
d. Pasca akreditasi. RS akan dilakukan survei verifikasi dimana surveior akan
meninjau mutu rumah sakit sesuai rekomendasi terdahulu.

c. International standarization of Organization


ISO merupakan organisasi internasional, non pemerintah yang memberikan
standar sistem manajemen dalam organisasi produk/jasa. ISO 9001 adalah jenis
ISO yang mengatur tentang manajemen kualitas mutu. Ada 8 prinsip dalam
manajemen mutu yaitu Fokus Pelanggan, Kepemimpinan, Keterlibatan Personel,
Pendekatan Proses, Pendekatan Sistem terhadap Manajemen, Peningkatan
Berkesinambungan, Pendekatan Faktual dalam Pengambilan Keputusan dan
Hubungan Pemasok yang Saling Menguntungkan. Selain itu dalam ISO 9001
terdapat 8 klausal yang berisi ruang lingkup, refrensi normatif, istilah dan
definisi, sistem manajemen mutu, tanggungjawab manajemen, manajemen
sumber daya, realisasi produk, dan pengukuran analisis dan peningkatan.

Jangka waktu dari implementasi awal sampai dengan sertifikasi di rumah


sakit di Indonesia yaitu kurang dari 3 bulan (6,25%), 3 bulan sampai 7 bulan
(56,25%), 7 bulan sampai 1 tahun (25%), dan lebih dari 1 tahun (12,5%). Jangka
waktu tersebut tergantung dari kesiapan masing-masing organisasi.
Selanjutnya setelah audit sertifikasi dan terdapat temuan, maka organisasi
diberi kesempatan untuk memperbaiki. Setelah organisasi dinyatakan layak
mendapatkan sertifikasi ISO 9000, maka organisasi akan terus dinilai dengan
adanya audit surveilans setiap 6 bulan sekali oleh lembaga sertifikasi. Audit
surveilans ini dilaksanakan secara terus menerus selama tiga tahun sesuai dengan
jangka waktu berlakunya sertifikasi ISO 9000 habis.
5. PERBEDAAN AKREDITASI DAN SERTIFIKASI
Akreditasi maupun sertifikasi keduanya mengacu pada peningkatan mutu melalui
implementasi standar pelayanan agar tercapai pelayanan prima yang memuaskan bagi
pelanggan (customer). Hanya saja akreditasi bersifat wajib sedangkan sertifikasi
bersifat sukarela. Organisasi yang sudah mengantongi sertifikasi (ISO) ada jaminan
bahwa standar-standar pelayanan yang tertuang dalam manual mutu telah
dilaksanakan karena dalam manajemen ISO selalu dengan mudah melakukan audit
manajemen.
6. AKREDITASI
Akreditasi dilakukan setiap 3 tahun sekali. Dan rumah sakit baru yang berdiri wajib
mengajukan akreditasi setelah 2 tahun berdiri.
Penulisan akreditasi

Das könnte Ihnen auch gefallen