Sie sind auf Seite 1von 7

LAPORAN TUTORIAL PBL MODUL 3

KELOMPOK 18
ANGGOTA:
ACHMAD RIZAL
13 345

C111

ANDI FARRAHMITHA SABHRINA SEPTIANI


13 560

C111

DANIAL ADLI BIN AZMAN


13 835

C111

ERNA FADZLIN BINTI SABARUDDIN


13 807

C111

FIDELISA CITA ARINI


13 338

C111

KAMAL SYUKRI BIN KAMALRUZAMAN


13 833

C111

MOHAMAD RIDHWAN BIN MOHD NASIR


13 826

C111

MUHAMMAD IZZAT BIN ROZIKEN


13 845

C111

NOR SHAMIMI BINTI MOHD ZULKAMAL PUNNIA


13 805

C111

NURDINI FAQIHAH BINTI ROSNEE


13 801

C111

NURUL WAHIDAH BT TUMIN


13 812

C111

RAKHA SULTHAN SALIM


13 304

C111

SITI BALQIS BINTI ABDULLAH NAJIB


13 852

C111

SITI NURJANNAH BINTI FADZID


13 813

C111

YUNITA RISDIFANI
13 029

C111

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

Modul 3: Kasus 9
Sebagian karyawan. pada sebuah pabrik mebel terjadi keluhan kelainan kulit. Tiga
belas karyawan dari 2 bagian/seksi yang berdekatan pada pabrik tersebut mengalami
kelainan kulit ini, dan karyawan ini yakin bahwa kelainan kulit tersebut disebabkan
oleh debu kayu dan kondisi lingkungan kerja yang buruk, misalnya ventilasi yang
jelek atau tidak memadai dan terasa pengab/ panas. Para pekerja tersebut sangat
prihatin terhadap kelainan kulit ini karena beberapa anggota keluarga mereka juga
menderita keluhan yang sama.
Pada waktu investigasi tempat kerja menunjukkan bahwa lingkungan kerja secara
umum memuaskan. Pada pemeriksaan pekerja yang menderita kelainan kulit
didapatkan adanya lesi papul dan tanda-tanda ekskoriasi./dan adanya liang pada kulit
sela jari-jari dan permukaan fleksor dari pergelangan tangan.

Diagnosis klinis : Skabies

Berdasarkan pemeriksaan

-Lesi papul dan tanda-tanda ekskoriasi


-Liang pada kulit sela jari-jari dan permukaan fleksor dari pergelangan tangan

Berdasarkan luas penularan

-13 karyawan dari 2 bagian yang berdekatan pabrik mengalami kelainan kulit ini
-Beberapa anggota keluarga para pekerja turut menderita keluhan yang sama

Skabies

Effloresensi -papul, pustul, erosi, ekskoriasi

Predileksi

-sela jari tangan, pergelangan tangan bahagian volar, siku bagian

luar,
lipatan ketiak luar, areola mammae, genitalia eksterna, sekitar
pusar.
bagian dalam

Cardinal sign-pruritus nokturnal


-menyerang secara berkelompok
-terdapat terowongan
-menemukan tungau
(sekurang-kurangnya 2 sign positif)

Penularan

-kontak langsung (skin to skin)


-kontak tidak langsung (melalui benda)

Pajanan Di Tempat Kerja


Penyakit akibat kerja umumnya berkaitan dengan faktor biologis, faktor
kimia, faktor ergonomik, faktor fisik, dan faktor psikologis. Untuk kasus ini, di mana
hampir kebanyakan pekerja pabrik mebel memiliki keluhan yang sama yaitu
kelainan kulit akibat dari tempat kerja.
Berdasarkan faktor pajanan di tempat kerja tersebut, terdapat beberapa faktor
yang menyebabkan gejala kulit itu terjadi. Untuk faktor fisik, penyebab yang terjadi
adalah disebabkan oleh debu kayu, udara lembab, ventilasi jelek dan kondisi pengap.
Manakala faktor biologis, kulit tercemar dengan debu-debu kayu di tempat kerja.
Tidak didapatkan faktor kimia, ergonomic dan psikologis yang terjadi untuk kasus
ini.

Hubungan pasien dan lingkungan

Hubungan pasien dan lingkungan adalah sangat penting dimana ia akan


memberi kesan kepada seseorang itu untuk tertular kepada penyakit atau tidak.
Bermula dari individual itu sendiri, dilihat daya tahan tubuhnya kuat atau lemah. Jika
pasien itu mempunyai daya tubuh yang lemah maka mudahlah dia terkena penyakit.
Kebersihan peribadi juga harus dijaga untuk memastikan diri jauh dari penyakit.
Sebagai contoh jika pasien didalam kasus ini berbagi tuala dengan teman sejawatnya,
dan jika teman sejawatnya berpenyakit maka mudahlah untuk dia juga terkena
penyakit yang sama.
Selain dari itu faktor lingkungan kerja yang tidak memuaskan seprti
ditempat kerja pasien yang mempunyai ventilasi udara yang jelek dan tidak memasai
dan terasa panas. Seharusnya ventilasi suatu tempat kerja itu lancar dan sesuai
dengan bilangan orang yang bekerja supaya kuman dan bakteria-bakteria lain tidak
terkumpul dan dihirup teman sejawat yang lain. Serbuk kayu ditempat kerja juga
menjadi faktor utama pasien sakit. Keselamatan setiap para perkerja harus dititik
beratkan sebagai contoh memakai masker khas dan alat-alat keselamatan yang lain.
Perkara seperti ini tidak boleh dipandang remeh.
Faktor luar lingkungan dari tempat kerja. Pasien mungkin tertular dari ahli
keluarga sendiri yang masing-masing berbeda latar tempat pekerjaan atau masih
sekolah. Mungkin dari teman sejawat mereka. Pasien juga mungkin tertular dari
tetangga. Tetapi dari kasus ini potensi untuk pasien terkena penyakit ini adalah tinggi
di lingkungan kerjanya sendiri. Terutamanya dari faktor ventilasi yang jelek dan
serbuk kayu yang mungkin mengandungi mikroorganisme yang bisa mengganggu
kekebalan tubuh pasien.

Konsentrasi Kerja
Kudis atau Scabies

adalah

penyakit kulit yang

disebabkan

oleh tungau

(mite) Sarcoptes scabieiyang dicirikan dengan adanya keropeng, kebotakan, dan


kegatalan pada kulit. Sarcoptes scabiei adalahtungau dengan ciri-ciri berbentuk
hampir bulat dengan 8 kaki pendek, pipih, berukuran (300600 ) x (250-400 )
pada betina, dan (200- 240 ) x (150-200 ) pada jantan, biasanya hidup di
lapisan epidermis.

Permukaan dorsal dari tungau ini ditutupi oleh lipatan dan

lekukan terutama bentuk garis melintang sehingga menghasilkan sejumlah


skala segitiga kecil. Selain itu, pada betina terdapat bulu cambuk pada pasangan kaki
ke-3 dan ke-4 sedangkan pada jantan, bulucambuk hanya terdapat pada pasangan
kaki ke-3.
Gejala yang khas pada kudis adalah liang pada permukaan kulit,gatal, dan
kemerahan dan biasanya ada infeksi sekunder, misalnya akibat bakteri . Pada bayi,
gejala yang khas yaitu adanya bisul pada telapak kaki dan telapak tangan.
Untuk mendiagnosis kudis ini dilakukan melalui kerokan kulit pada keropeng
sampai keluar darah dengan menggunakan skalpel. Hasil kerokan kulit itu diberi
beberapa tetes KOH 10% agar tungau terpisah dari reruntuhan jaringan kulit yang
terbawa tersebut. Setelah itu campuran tersebut diperiksa di bawah mikroskop.
Alat Pelindung Diri (APD) berupa mandi dengan memakai sabun dan
shampo hingga bersih, sesudah mandi keringkan badan dengan handuk hingga
bersih. enjaga kebersihan rumah dan sekitarnya dan dalam periode tertentu
diadakan disinfektan rumah dengan bahan anti septik. Pemakaian alat pelindung diri
mempunyai beberapa kelemahan yaitu : 1) Tergantung kepatuhan pekerja; 2) Tidak
100% efisien; 3) Memrlukan keterampilan dan perawatan teratur; 4) Disesuaikan
dengan kebutuhan fisiologis dari masing-masing pemakai; 5) Dapat menggangu
kemampuan melakukan pekerjaan.

Faktor Individu
Pada penyakit berkaitan okupasi, terdapat factor-faktor individu yang kita harus
mengetahui :
1
2
3
4
5

Kebersihan pasien
Lingkungan pasien
Keluarga pasien (adakah kena penyakit yang sama)
Sosialisasi pasien (teman-teman, pelayanan PSK)
Riwayat penyakit terdahulu pasien (cth : penyakit kulit kongental, alergi,
HIV/AIDS, etc)

Diagnosis Okupasi

Skabies

Terpapar dengan
debu kayu

Menyebabkan
kesan allergi pada
kulit

Berada dalam
suatu kelompok
meningkatkan
cara penularan

Kurang sanitasi
tempat kerja

Ada riwayat
ventilasi
lingkungan yang
buruk

PAHK

Pencegahan 5 Level
1

Health promotion

Menambah ventilasi di tempat kerja

Menjaga kebersihan diri

Specific protection

Menggunakan APD (alat pelindung diri)

Membatasi bahan pajanan (debu kayu)

Pekerja rutin membersihkan diri sebelum kembali ke rumah dan


mencuci pakaian

Tidak menggunakan handuk bersama

Memakai baju lengan panjang

Rajin mandi

Early diagnosis & Prompt treatment

Anamnesis: keluhan utama, onset, riwayat keluarga, (keluarga


mengalami penyakit yang sama), riwayat penyakit sebelumnya

Pemeriksaan fisis: lesi papul, tanda ekskoriasi, ada liang pada kulit
sela jari-jari dan permukaan fleksor pergelangan tangan

Pemeriksaan penunjang: skin scrapping

Mengatasi gejala simptomatik: Pemberian anti-histamin oral atau


krim kortikosteroid bila muncul gatal, sulfur presipitat 4%-20%
topical (dioles di seluruh tubuh mulai dari leher ke bawah dan
didiamkan selama 8 hingga 14 jam, diulang selama 7 hari). Jika
muncul tanda secondary infection seperti lesi krusta berwarna kuning,
ditambah dengan topical antibiotic.

Rehabilitation

Menjauhkan diri dari pajanan

Tidak melakukan kontak skin to skin kepada anggota keluarga atau


pekerja lain

Disability limitation

Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan

Pengendalian Penyakit
Tindakan pengendalian perlu dilakukan apabila dari hasil evaluasi menunjukan
adanya risiko membahayakan bagi kelangsungan kerja maupun kesehatan dan
keselamatan pekerja. Terdapat beberapa langkah pengendalian yang dapat
digunakan, yakni:
a

Memilih teknologi pengendalian seperti eliminasi, substitusi, isolasi, engineering


control, pengendalian administratif, pelindung peralatan/mesin, atau pelindung
diri.

Menyusun program pelatihan guna meningkatkan pengetahuan dan pemahaman


berkaitan dengan risiko.

Menentukan upaya monitoring terhadap lingkungan atau tempat kerja.

Menentukan perlu atau tidaknya surveillance kesehatan kerja melalui pengujian


kesehatan berkala, pemantauan biomedik, audiometri, dan lain-lain.

Menyelenggarakan prosedur tanggap darurat/emergensi dan pertolongan pertama


sesuai dengan kebutuhan.

Selain itu, pengendalian pajanan dan pengendalian lingkungan kerja juga diperlukan
untuk mencegah munculnya kasus-kasus serupa di masa yang akan datang.

Das könnte Ihnen auch gefallen