Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Penelitian Yang Relevan
Penelitian
yang
relevan
dengan
penelitian
mengenai
2.
Dwi Ernawati (2013), meneliti tentang pola sebaran spesies tikus habitat
pasar berdasarkan jenis komoditas di pasar kota banjarnegara tikus (Ordo
Rodentia) merupakan hewan liar dari golongan mamalia dan dikenal
sebagai hewan pengganggu dalam kehidupan manusia, terutama tikus
domestik. Tikus domestik mempunyai habitat dekat dengan kehidupan
10
11
B. Kajian Teori
1.
Kajian Keilmuan
a.
Keanekaragaman Hayati
Perlindungan terhadap keanekaragaman hayati adalah pusat
dari biologi konsevasi, tetapi frase Keanekaragaman hayati atau
secara singkat biodiversitas dapat mempunyai arti yang berbeda
jutaan tumbuhan, hewan dan mikroorganisme, termasuk gen yang
mereka miliki, serta ekosistem rumit yang mereka menjadi lingkungan
hidup. Definisi tersebut akan digunakan dalam buku ini, sehingga
menurut (Indrawan dkk., 2012), keanekaragaman hayati dapat
digolongkoan menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1)
Keanekaragaman Spesies
Keanekaragaman spesies mencakup seluruh spesies yang ada
12
hidup
Keanekaragaman
sangat
dapat
banyak
dilihat
dan
dengan
beranekaragam.
adanya
perbedaan-
13
14
Menurut cara ini, nama spesies (jenis) makhluk hidup terdiri dari
dua kata dalam bahasa latin. Kata pertama adalah genus sedangkan
kata kedua menunjukan spesies. Kedua kata dicetak miring atau
digaris bawahi untuk membedakan dengan kata lain dalam awal
kalimat. Genus diawali dengan huruf kapital, sedangkan petunjuk
spesies selalu diawali dengan huruf kecil (Sumarwan, 2007:81).
c. Karakteristik Umum Rodentia
Menurut Dirjen pengendalian penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2008:4) Tikus adalah binatang yang termasuk dalam
Ordo Rodentia, Sub Ordo Myormorpha, Family Muridae.
Famili
15
16
coklat tua kelabu. Tikus ini banyak dijumpai di rumah (atap, kamar,
dapur) dan gudang. Kadang-kadang juga ditemukan di kebun
sekitar rumah.
17
18
19
7. Rattus niviventer
Panjang ujung kepala sampai ekor 260-270 mm, ekor 157-172 mm,
kaki belakang 26-30 mm, telinga 18-22 mm, rumus puting 2+2 = 8,
berambut kaku, warna rambut badan atas kuning cokelat
kemerahan, rambut bagian perut putih. Ekor bagian atas berwarna
20
21
sebagai
sumber
tenaga.
Hasil
penelitian
di
22
dari
serangan
predator
(musuhnya),
tempat
23
adanya kompetisi hidup antara tikus itu sendiri yang terjadi karena
terlalu banyak.
g. Kemampuan Alat Indera dan Fisik
Menurut Dirjen pengendalian penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (2008:9), Rodentia termasuk hewan nokturnal, keluar
sarangnya dan aktif pada malam hari untuk mencari makan, untuk itu
diperlukan kemampuan yang khusus agar bebas mencari makanan dan
menyelamatkan diri dari predator (pemangsa) pada suasana gelap.
Beberapa kemampuan alat indera dan fisik antara lain:
1. Kemampuan Alat Indera
a) Mencium
Rodentia mempunyai daya cium yang tajam, sebelum aktif
keluar sarangnya ia akan mencium-cium dengan menggerakkan
kepala kekiri dan kenanan. Mengeluarkan jejak baru selama
orientasi sekitar sarangnya sebelum meninggalkannya. Urine
dan sekresi genital yang memberikan jejak bau yang selanjutnya
akan dideteksi dan diikuti oleh tikus lainya, bau penting untuk
rodentia karena dari bau ini dapat membedakan antara tikus
sefamili atau tikus asing. Bau juga memberi tanda akan bahaya
yang telah dialami.
Tikus menggunakan indera penciuman (oflactory organ)
untuk mengetahui lokasi makanan, jalur, teritorial dan juga
untuk
mengetahui
anggota
baru
atau
bukan
anggota
24
bermacam-macam
menggunakan
vibrissae
objek
(bulu)
atau
atau
keadaan
whiskers
dengan
(kumis).
Kemampuan
tersebut
disebut
Thigmotaxis
(Setiyarini, 2011).
c) Mendengar
Rodentia sangat sensitif terhadap suara yang mendadak.
Disamping itu rodentia dapat mendengar suara ultra, mengirim
suara ultra pun dapat.
25
d) Melihat
Tikus dapat mendeteksi gerakan pada jarak lebih dari 10
meter dan dapat membedakan antara pola makan benda yang
sederhana dengan objek yang ukurannya berbeda-beda. Tikus
aktif di malam hari (Nocturnal) dan buta warna, Secara umum
tikus selalu berkeliling dalam lingkungannya untuk mengetahui
lokasi makanan, air, kawin, mencari bahan untuk sarang dan
lokasi sarang (Setiyarini, 2011).
e) Mengecap
Rasa mengecap tikus sangat baik. Tikus dan mencit dapat
mendeteksi dan menolak air minum yang mengandung
phenylthiocarbamide 3 ppm, pahit. Lidah tikus dapat merasakan
sesuatu makanan apakah enak atau tidak, sebelum ia
meneruskan untuk makan atau membatalkannya (Priyambodo,
2005).
2. Kemampuan fisik
26
a) Menggali
(R. novergicus) adalah binatang penggali lubang. Lubang
digali untuk tempat perlindungan dan sarangnya. Kemampuan
menggali dapat mencapai 2-3 meter tanpa. Sistem sarang
ditanah sering dibuat panjang oleh tikus dengan membuat
lorong-lorong tambahan yang salaing berhubungan dengan
beberapa alternative terutama bila populasi meningkat.
b) Memanjat
Rodensial komensal adalah pemanjat yang ulung. Tikus
atap atau tikus rumah yang bentuknya lebih kecil dan langsing
lebih mudah beradaptasi untuk memanjat dibandingkan dengan
tikus roil/got. Namun demikian kedua spesies tersebut dapat
memanjat kayu dan bangunan yang permukaanya kasar. Tikus
roil/got dapat memanjat pipa baik didalam maupun diluar.
c) Meloncat dan Melompat
(R. novergicus) dewasa dapat meloncat 77 cm lebih
(vertikal). Dari keadaan berhenti tikus dapat melompat sejauh
1,2 meter. (M. musculus) meloncat arah vertikal setinggi 25 cm.
d) Menggerogoti
Tikus menggerogoti bahan bangunan/kayu,
lembaran
27
28
dengan
objek yang terdiri dari benda, kejadian, proses dan produk. Pendidikan
biologi harus diletakkan sebagai alat pendidik, bukan sebagai tujuan
pendidikan, sehingga konsekuensinya dalam pembelajaran hendaknya
memberi pelajaran kepada subjek untuk melakukan interaksi dengan
objek secara mandiri, sehingga dapat mengeksplor dan menemukan
konsep.
29
belajar,
mengembangkan
potensi
rasional
pikir,
belajar,
mengembangkan
potensi
rasional
pikir,
30
31
32
digunakan
dalam
proses
pembelajaran
tanpa
adanya
yang
terdapat
dalam
laporan
hasil
penelitian
33
34
Kerangka Berfikir
Hutan Batang Cenaku yang berada di Desa Alim, Kecamatan Batang
Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau yang memiliki potensi
alam. Hutan Batang Cenaku ini memiliki potensi alam yang bisa di jadikan
sebagai sumber belajar yaitu hutan, kebun, bukit dan lain sebagainya. Meski
demiakian, guru belum mampu memanfaatkan potensi alam tersebut sebagai
sumber belajar yang maksimal.
Pada penelitian ini, potensi wilayah Kabupaten Indragiri Hulu yang
dapat disajikan sebagai sumber belajar yaitu Hutan Batang Cenaku yang
berada di Desa Alim Kecamatan Batang Cenaku. Pada prinsipnya Hutan
Batang Cenaku memiliki keanekaragaman hewan yang beranekaragam,
salah satunya yaitu hewan dari ordo rodentia. Hewan yang akan
diidentifikasi yaitu hewan rodentia yang terdapat dikawasan Hutan Batang
Cenaku pada Km 34 di Desa Alim. Hewan rodentia yang ditemukan
kemudian diidentifikasi untuk diketahui jenis, ciri-ciri dan nama ilmiahnya.
Potensi yang ada harus disesuaikan dengan Kompetensi Dasar (KD)
yang ada pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP).
35
Keanekaragaman
jenis
hewan
rodentia sering ditemukan pada
kawasan Hutan Batang Cenaku
Tujuan
SK 3 dan KD 3.2
Proses pembelajaran
biologi
Materi keanekaragaman
hayati
36