Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Disusun Oleh:
1. Dita Angelina
(1411060016)
(1411060017)
PERBANAS INSTITUTE
TAHUN AJARAN 2015
ABFI Institute Perbanas Jakarta Jl. Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta, 12940
Telp.525 2533,522 2501-4 Fax. 522 8460,522 3064
Email: contact@perbanasinstitute.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada
waktunya.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Seminar Akuntansi Keuangan yang dibimbing oleh Pak Drs. Panubut Simorangkir, Ak.,
M.M.. Makalah ini membahas tentang Kerangka Konseptual Penyusunan dan
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
Daftar Isi.............................................................................................................................
iii
Bab 1 Pendahuluan
1.1
1.2
1.3
Latar Belakang....................................................................................................
...........................................................................................................................1
Rumusan Masalah...............................................................................................
...........................................................................................................................1
Tujuan Penulisan.................................................................................................
...........................................................................................................................2
Bab 2 Pembahasan
1
2
3
4
Bab 3 Penutup
31.1 Kesimpulan..............................................................................................................
.........................................................................................................................12
Daftar Pustaka...................................................................................................................
13
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Aset;
Liabilitas;
Ekuitas
5
pemilik;dan
Arus kas.
Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas
laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas
masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas
dan setara kas.
industry dimana faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri
yang menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang
peranan penting. Laporan tambahan tersebut di luar ruang lingkup Standar Akuntansi
Keuangan.
D. Karakteristik Umum
Beberapa karakteristik umum Laporan Keuangan :
Penyajian Secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan
dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara
jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan
kriteria pengakuan aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK,
dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan
penyajian laporan keuangan secara wajar.
Dalam hampir semua kondisi, entitas mencapai penyajian laporan
keuangan secara wajar apabila memenuhi SAK terkait. Penyajian secara wajar
juga mensyaratkan entitas untuk:
Memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan PSAK 25.
PSAK 25 mengatur hirarki pedoman otoritatif yang dipertimbangkan oleh
manajemen dalam hal tidak terdapat PSAK yang secara khusus mengatur
suatu pos tertentu.
Menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan informasi yang relevan, andal, dapat
diperbandingkan, dan mudah dipahami.
Memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dengan persyaratan
khusus dalam SAK tidak cukup bagi pengguna laporan keuangan untuk
memahami pengaruh dari transaksi tertentu, peristiwa dan kondisi lain
terhadap posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas.
Entitas tidak dapat memperbaiki kebijakan akuntansi yang tidak tepat
baik dengan pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan atau
pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan atau materi penjelasan.
Ketika entitas menyimpang dari ketentuan suatu PSAK sesuai dengan paragraf
17, maka entitas mengungkapkan :
Bahwa manajemen telah menyimpulkan bahwa laporan keuangan menyajikan
secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas;
Bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK terkait, kecuali pos yang
menyimpang dari ketentuan tertentu untuk mencapai penyajian yang wajar;
Nama PSAK yang tidak diterapkan, sifat penyimpangan, termasuk perlakuan
yang disyaratkan oleh PSAK tersebut, alasan mengapa perlakuan tersebut
akan memberikan pemahaman yang salah dalam situasi tersebut sehingga
akan bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, dan
perlakuan yang diterapkan; dan
Untuk masing-masing periode yang disajikan, pengaruh keuangan dari
penyimpangan untuk masing-masing pos dalam laporan keuangan yang
seharusnya dilaporkan sesuai dengan ketentuan tersebut.
Ketika entitas menyimpang dari suatu ketentuan dalam suatu PSAK pada
periode sebelumnya, dan penyimpangan tersebut berpengaruh terhadap jumlah
yang diakui dalam laporan keuangan pada periode berjalan, maka entitas
membuat pengungkapan.
Dalam keadaan yang sangat jarang terjadi, ketika manajemen
menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap suatu ketentuan dalam suatu PSAK
akan memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan
laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan, tetapi peraturan yang relevan melarang penyimpangan
tersebut, maka entitas semaksimal mungkin mengurangi pemahaman yang salah
tersebut dengan mengungkapkan :
Nama PSAK terkait, sifat ketentuan, dan alasan mengapa manajemen
menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap ketentuan dimaksud akan
memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan
laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan; dan
kelangsungan
usaha,
maka
entitas
mengungkapkan
Jika selama ini entitas menghasilkan laba dan mempunyai akses ke sumber
pembiayaan, maka dapat disimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah
sesuai tanpa melalui analisis rinci.
Dasar Akrual
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas.
Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai
aset, laibilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan)
ketika pos-pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsure
unsur tersebut dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan.
Materialitas dan Agregasi
Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material. Entitas
menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda
kecuali pos tersebut tidak material.
Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah transaksi atau
peristiwa lain yang diklasifikasikan sesuai sifat atau fungsinya. Tahap akhir dari
proses penggabungan dan pengklasifikasian adalah penyajian dalam laporan
keuangan. Jika suatu klasifikasi pos tidak material, maka dapat digabungkan
dengan pos lain yang sejenis dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas
laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk disajikan
terpisah dalam laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan terpisah
dalam catatan atas laporan keuangan.
Saling hapus
Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan laibilitas atau
pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh suatu PSAK.
Entitas melaporkan secara terpisah untuk aset dan laibilitas serta pendapatan dan
beban. Saling hapus dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi
keuangan atau dalam laporan laba rugi terpisah (jika disajikan) mengurangi
kemampuan pengguna laporan keuangan baik untuk memahami transaksi,
peristiwa dan kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus kas
entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus mencerminkan substansi
transaksi atau peristiwa. Pengukuran aset secara neto setelah dikurangi
10
12
pos
atau
gabungan
beberapa
pos
yang
direklasifikasi; dan
Alasan reklasifikasi.
Jika reklasifikasi jumlah komparatif tidak praktis untuk dilakukan, maka entitas
mengungkapkan :
Alasan tidak mereklasifikasi jumlah tersebut, dan
Sifat penyesuaian yang akan dilakukan jika jumlah tersebut direklasifikasi.
Peningkatkan komparabilitas informasi antar periode membantu pengguna
dalam membuat keputusan ekonomi, khususnya memungkinkan penilaian atas
tren informasi keuangan untuk tujuan prediksi. PSAK 25 mengatur penyesuaian
terhadap informasi komparatif yang dipersyaratkan ketika entitas melakukan
perubahan kebijakan akuntansi atau koreksi atas kesalahan mendasar.
Konsistensi Penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus
konsisten kecuali :
Setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau
review atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau
pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan
mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan
akuntansi dalam PSAK 25; atau
Perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK.
Misalnya, suatu akusisi atau pelepasan yang signifikan atau review atas
penyajian laporan keuangan, mungkin akan menghasilkan kesimpulan bahwa
laporan keuangan harus disajikan secara berbeda. Namun demikian perubahan
penyajian dapat dilaksanakan jika perubahan tersebut memberikan informasi
yang andal dan lebih relevan bagi pengguna atau struktur yang baru mempunyai
kecenderungan akan dipergunakan seterusnya.
13
merupakan
tindakan
manajer
untuk
meningkatkan
(mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit usaha dimana
manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan)
profitabilitas ekonomi jangka panjang unit tersebut.
Pengertian manajemen laba oleh Merchan (1989) dalam Merchan dan Rockness (1994)
didefinisikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk
mempengaruhi laba yang dilaporkan yang bisa memberikan informasi mengenai
keuntungan ekonomis
perusahaan, yang dalam jangka panjang tindakan tersebut bisa merugikan perusahaan.
A. Sasaran Manajemen Laba
Menurut Ayres (1994:27-29) terdapat unsur-unsur laporan keuangan yang dapat
dijadikan sasaran untuk dilakukan manajemen laba yaitu :
Kebijakan Akuntansi
Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib
diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu antara menerapkan akuntansi lebih awal
dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat berlakunya kebijakan
tersebut.
Pendapatan
Dengan mempercepat atau menunda pengakuan akan pendapatan.
Biaya
14
2.3
bertentangan dengan implikasi teori pasar modal efisien, pilihan kebijakan akuntansi
15
16
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
17
18