Sie sind auf Seite 1von 8

NAMA-NAMA LAIN AHLU SUNAH

WAL-JAMAAH
Telah kita terangkan pada edisi yang lalu makna Ahlu Sunah wal Jamaah. Kali ini, untuk
lebih mengenal Ahlu Sunah kita ketengahkan beberapa nama lain Ahlu Sunah.
AHLU HADITS
1. Hadits secara bahasa berarti baru, lawan kata dari lama. Makna lainnya adalah
khabar/berita. Dalam ayat disebutkan, Adapun dengan nikmat Rabbmu maka
sebutlah/ceritakanlah.[QS al Dhuha;11]. Artinya beritakanlah. Dalam pengertian
selanjutnya sering dipakai untuk berita tertentu dalam dien [agama], seperti perkataan
shahabat Ibnu Masud, Sesungguhnya sebaik-baik hadits [ucapan,berita] adalah kitab
Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad
2. Hadits secara syari berarti apa yang dinisbahkan/disandarkan kepada Rasululah baik
berupa perkataa, perbuatan, taqrir {penetapan} maupun sifat fisik dan akhlak beliau.
Berdasar definisi ini imam Kirmani dan athibi tidak menyebut perkataan dan perbuatan
shahabat {dalam disiplin ilmu hadits disebut sebagai hadits mauquf}.maupun perkataan
dan perbuatan tabiin {dalam disiplin llmu hadits disebut sebagai hadits maqthu} sebagai
hadits. Namun demikian, mayoritas ulama menyamakan antara hadits dengan sunah {arti
sunah bisa dibaca pada edisi lalu}. Dengan demikian hadits mauquf dan hadits maqthu
juga termasuk / bisa disebut hadits. [Ath Thohan 15, Al Athr 26-27, Al Khothib 20-21].
Ilmu hadits ada dua ; 1) Ilmu Hadits Riwyah yaitu ilmu yang mmepelajari perkataan,
perbuatan, penetapan dan sifat Rasulullah. 2)Ilmu Hadits Dirayah atau juga dikenal dengan
nama Ilmu Mustholahil Hadits yaitu ilmu yang membahas sanad {mata rantai perowi
hadits} dan matan {kandungan sebuah hadits}.
3. Makna Ahlul Hadits. .Jika disebut Ahlul Hadits maka maknanya adalah para ulama
dan pelajar yang mempelajari hadits-hadits nabi baik secara dirayah maupun riwayat
dengan mengerahkan kemampuan dan kesungguhan, mengikuti kandungan hadits baik
secara ilmu maupun secara pengamalan dengan menjauhi bidah dan hawa nafsu. [al
Mishri 54]. Dengan demikian, Ahlu Haidts semakna dengan Ahlu Sunah, artinya mereka
ini kelompok umat Islam yang paling berpegang teguh dengan sunah Rasulullah dan
jamaah. Karenanya imam Ahmad mengatakan, Kalau mereka {jamaah} itu bukan ahlu
hadits, saya tidak tahu lagi siapa mereka itu. Imam Abu Ismail Ash Shobuni dalam kitab
beliau Aqidatu Salaf Ashabul Hadits menyatakan, ..Mereka itu mengikuti Nabi
Shallallahu alaihi wa salam dan para shahabat beliau yang mereka itu laksana bitang
Mereka mengikuti salafush sholihin dari kalangan imam-imam dalam dien ini dan ulama
kaum muslimin dan berpegang teguh dengan apa yang para ulama berpegang teguh
dengannya yautu dien yang kuat dan kebenaran yang nyata dan membenci ahlu bidah
yang mebuat bidah dalam dien, tidak mencintai mereka dan tidak pula brshahabat dengan
mereka. [Al Mishri 54].
4. Dari sini bisa diketahui Ahlu Sunah dan Ahlu Hadits itu semakna. Jika keduanya
berdiri sendiri / bila salah satu disebutkan [Ahlu Sunah saja, atau ahlu hadits saja] tanpa
yang lain, maknanya adalah satu sama lain saling memuat. Jika disebut ahlu sunah, maka
ahlu hadits masuk didalamnya begitu juga sebaliknya. Dengan artian ini seluruh kelompok
ahlu sunah masuk di dalamnya, baik kalangan ahli hadits, ahli fiqih, ahli ibadah, ahli
perang [mujahidin} dan sluruh kelompok lainnya. Arti ini menjadi kata lain dari ahlul haqq
{pengikut kebenaran}. Bila kedanya disebutkan secara bersamaan, maka makna ahlu
hadits adalah khusus untuk para pakar hadits saja sedang ahlu sunah umum untuk
kelompok ahli ibadah, ahli fiqih, ahli perang dan seterusnya. [alMishri 55, menukil dari
Majmu Fatawa 4/91-95].
1

AHLUL ATSAR
Secara bahasa.
Kata atsar maknanya bekas,sisa atau pengaruh.
Secara syari.
Ada dua pendapat dalam hal ini :
1.Mayoritas ulama mengatakan Hadits,Sunnah,dan atsar itu maknanya sama.
2.Ulama khurosan menyebutkan atsar khusus untuk perkataan dan perbuatan shohabat
dan tabiin,untuk Nabi,mereka menyebutkan dengan Hadits atau sunnah.
Namun demikian pendapat mayoritas ulama lebih kuat, dikatakan Atsartu haditsan
artinya aku meriwayatkan sebuah hadits { Tadzribur rowi :6/ 109 }
Pendapat ini juga di pilih oleh Al Iroqi dan Ibnu Hajar .{ Al khotib : 21,At Thohan :15 16 dan Al Umari 25 - 26 }. Sesuai pendapat yang mengatakan atsar semakna dnegan hadits
dan sunah, maka ahlu sunah serng juga disebut dengan nama ahlu atsar. Ahlu sunah disebut
dengan nama ahlu atsar karena mereka mengiokuti atsar-atsar yang diriwayatkan dari
Rasulullah dan para shahabat. [Aql :15, Hasan I/33].
SALAF
Secara Bahasa. Ibnu Mandhur berkata, Salaf merupakan jama/plural dari kata salif
seperti wazan (rumus kata dalam bahasa arab) haris yang jamanya haras dan khadim yang
jamanya khadam. Salif artinya orang yang terdahulu sesuai urutan waktu (pendahulu, nenek
moyang).
Salaf artinya jamaah (kelompok) pendahulu....Salaf juga bermakna para
pendahulumu dari bapak-bapakmu dan kerabatmu yang secara umur dan kemuliaan lebih
tinggi darimu. [IX/158-159].
Ibnu Faris dalam Mujam Maqayisi Lughah menyatakan, Sin, laam dan faa merupakan
asal kata yang shahih menunjukkan makna terdahulu dan awal-awal. Di antaranya adalah kata
salaf yang bemakna orang-orang yang telah lewat. Dikatakan al Qaum as Salaf (kaum salaf)
maknanya adalah terdahulu.[AlMahmud I/21].
Secara Syari. Secara syari, pendapat para ulama menyatakan makna salaf tidak jauh dari
makna shahabat, atau shahabat dan tabiin, atau shahabat dan tabiin dan tabiit tabiin dari
kalangan para ulama dan imam terpercaya yang telah diakui keilmuan dan ittibanya dengan
Al Quran dan As Sunah, yaitu para ulama yang tidak terkena tuduhan bidah baik bidah
mufasiqah (membuat fasik) ataupun mukafirah (membuat kafir). [Buraikan :14, AlMishri :5657,Hasan:34-35].
Mereka inilah yang dimaksud dengan ayat-ayat yang menerangkan golongan yang
diridhoi Allah dan Allah meridhoi mereka (seperti QS Al Fath :29, QS Al Hasyr :8-9,QS Al
Anfal :74, QS Al Fath :14,QS At Taubah :118,100, QS An Nisa :143] juga hadits-hadits
seperti, Sebaik-baik manusia adalah generasiku (shahabat) lalu generasi setelah mereka
(tabiin) lalu generasi setelah mereka (tabiit tabiin)... Dan hadits,Sebaik-baik umatku
adalah generasiku, lalu generasi sesudah mereka (tabiin) lalu generasi sesudah mereka
(tabiit tabiin)... [Basyir Badi, AlMahmud I/28, Buraikan :14,Al Mishri :57].
Namun timbul pertanyaan, bukankah pada masa shahabat dan tabiin misalnya timbul
kelompok sesat seperti Khawarij, Rafidzah, Qadariyah, Mutazilah dst? Persoalan ini bisa
dijawab bahwa pada dasarnya, kata salaf ini [Buraikan :14, AlMahmud I/40-41, Majalatul
Buhuts XV/178, Hasan I/34-35] mempunyai dua pengertian :
Pertama. Sisi Qudwah (keteladanan). Artinya, yang dimaksud salaf adalah tiga generasi
pertama Islam yang disebut sebagai Al Qurun al Mufadhalah (tiga generasi mulia) yaitu
shahabat, tabiin dan tabiin.

Kedua. Sisi Manhaj (metode).Artinya salaf tidak terbatas pada iga generasi utama saja,
namun juga setiapmuslim yang mengikuti manhaj mereka sampai hari akhir nanti. Siapa
mengikuti tiga generasi utama dalam maslaah pemahaman aqidah, pemikiran, ilmu dan iman
maka ia bisa disebut sebagai salaf atau pengikut salaf.
Al Mishri [h.57] berkata, Salaf berarti istilah yang dipakai untuk para imam terdahulu
dari tiga generasi pertama yang diberkahi dari kalangan shahabat, tabiin dan tabiit tabiin
yang disebutkan dalam hadits Rasulullah, Sebaik-baik generasi adalah... Setiap orang yang
beriltizam dengan aqidah, fiqih dan ushul (pokok-pokok pegangan) para ulama tadi maka ia
dinisbahkan kepada salaf juga, sekalipun antara ia dengan mereka ada perbedaan ruang dan
waktu. Sebaliknya, setiap yang menyelisihi mereka tidak disebut sebagai salaf sekalipun ia
hidup dio antara mereka dan dikumpulkan oleh ruang dan waktu yang sama.
Dr. Abu Yazid al Ajami menyatakan, Dengan demikian, lafal salaf ketika disebutkan
harusnya tidak dimaknai untuk periode masa tertentu saja (tiga generas utama) namun juga
untuk para shahabat Rasulullah dan tabiihim (pengikut mereka) sesudah mereka dengan
syarat iltizam dengan manhaj mereka.[Majalatu al Buhuts XV/178].
Syaikh Mahmud Khafaji dalam Al Aqidah al Islamiyah Baina as Salafiyah wa al
Mutazilah hal 21 menyebutkan, Pembatasan waktu ini tidak cukup untuk menentukan makna
salaf, namun juga harus diikutkan di dalam kepeloporan dalam waktu ini, kesesuaian pendapat
(aqidah dllpent) nya dengan al Quran dan As Sunah dan kandungan keduanya. Siapa
menyelisihi Al Quran dan As Sunah maka ia tidak termasuk salaf sekalipun hidup di antara
para shahabat, tabiin dan tabiit tabiin. [Al Mishri :57].
Karena itu setelah timbulnya sekte-sekte sesat ini, para ulama sepakat menyatakan makna
salaf untuk setiap orang yang menjaga kemurniaan aqidah Islam dan manhaj Islam sesuai
dengan manhaj dan pemahaman tiga genmerasi pertama Islam. [AlMahmud I/28, hal senada
disebutkan juga oleh DR. Musthofa Hilmi dalam buku beliau Qawaidu al Manhaj as Salafy :
23].
Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah apa yang dikatakan Dr. Buraikan,Dengan ini
diketahui bahwa pensifatan dengan salaf itu pujian atas setiap orang yang menjadikannya
sebagai qudwah dan manhaj. Adapun mensifati diri dengan salaf tanpa merealisasikan
kandunagn lafal ini maka tak ada pujian baginya, karena hukum diambil dari kandungan
maknanya bukan dengan lafal-lafal bahasa. [hal.14].
Nampaknya yang beliau maksudkan adalah banyaknya kelompok saat ini ayang
menyatakan dirinya salafy (pengikut manhaj salaf) namun aqidah, akhlak, metode berfikir,
pemahaman dan sikap hidupnya tidak sesuai dengan manhaj dan qudwah tiga generasi awal
Islam. Kalau kita lihat di Indonesia misalnya, masyarakat mengenal salafy (pengikut salafy)
yang sebenarnya nama lain ahlu snah wal jamaah sebagai (1) kelompok penghujat umat
Islam dengan kartu ahli bidah, ahlil ahwa, khawarij, mutazilah dll atau (2) kelompok yang
hampir seluruh ibadahnya tak lepas dari kebidahan, aqidahnya banyak bercampur dengan
kesyirikan seperti tawasul bidah dll. Sampai-sampai karena tidak paham makna salaf, di
Bojonegoro Jawa Timur ada sebuah pondok pesantren Salafiyah Syafiiyah Asyariyah.
Begitulah, tidak setiap orang yang mengaku salaf betul-betul mengikuti metode salaf. Namun
juga merupakan kesalahan besar jika menolak kembali ke salafush sholih atau menolak
memahami Al Quran dan As Sunah ala fahmi salaf hanya karena alasan adanya kelompok
yang menamakan dirinya salaf namun isinya tidak sesuai dengan salaf. Kita sadari masih
banyak umat Islam yang menyatakan yang penting kembali kepada Al Quran dan As Sunah,
tak perlu pakai embel-embel salaf segala. Pemikiran ini jelas salah kaprah dan sangat
berbahaya, karena memungkinkan dirinya teracuni banyak pikiran sesat seperti Mutazilah,
Khawarij, Qadariyah dst. Semua kelompok sesat mengaku dirinya kembali kepada Al Quran
dan As Sunah, namun memahaminya sesuai dengan kemauan mereka sendiri, kemauan
tokohnya dst. Inilah letak kesesatannya. Manhaj salaf jelas telah menda[pat rekomendasi Allah
Taal dan Rasulullah sebagai manhaj yang benar, karena diajarkan Rasulullah berdasar wahyu
kepada para shahabat.
FIRQAH NAJIYAH (golongan yang selamat)
Selain ahlu sunah, ahlu atsar, ahlu hadits dan salaf, ahlu sunah wal jamaah juga sering
dikenal dengan nama firqah najiyah, didasarkan pada hadits-hadits yang menerangkan akan
3

pecahnya umat Islam menjadi 73 golongan, dimana 72 golongan akan tersesat dan yang
selamat (najiyah) hanya satu saja yaitu ma ana alaihi wa ashabi / apa yang saya dan para
shahabatku berada di atasnya jamaah dengan artian ilmu/mengikuti kebenaran, ahlu sunah
__ dan dalam lafal lain disebutkan al Jamaah. [Hasan I/36,Al Mahmud I/35, Al Mishri : 5862].
Para ulama telah menyebutkan sanad (mata rantai) hadits hadits tentang perpecahan umat
Islam menjadi 73 golongan indalam buku-buku mereka. Di antara ulama kontemporer yang
melakukannya adalah Syaikh Salman Fahd al Audah, Syaikh Salim Ied al Hilaly, Syaikh
Muhammad Abdul Hadi al Mishri dll. Penelitian para ulama ini yang dipandang paling baik
adalah tulisan Syaikh Audah. Berdasarkan penelitian Syaikh Audah, para perawi hadits-hadits
perpecahan umat ini dari kalangan shahabat adalah : Abu Hurairah, Muawiyah, Abdullah bin
Amru, Auf bin Malik, Anas bin Malik, Abu Umamah, Ibnu Masud, Jabir bin Abdullah, Saad
bin Abi Waqash, Abu Darda, Watsilah bin Al Aqsa, Amru bin Auf al Muzany, Ali dan Abu
Musa.[Lengkapnya baca Audah, Sifatul Ghuraba].
Di antara hadits-hadits tentang perpecahan umat Islam ini antara lain adalah apa yang
diriwayatkan oleh shahabat Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah bersabda, Yahudi terpecah
menjadi 71 golongan, Nasrani terpecah menjadi 71 --- atau 72 --- golongan dan umatku akan
terpecah menjadi 73 golongan. [Abu Daud no.4596, Tirmidzi no. 2640 dan menyatakannya
hasan shahih, Ibnu Majah n. 3991, Ahmad II/332, al Hakim I/61,I/128 dan menyatakannya
sebagai hadits shahih berdasar syarat imam Muslim, dan disetujui Adz Dzahabi. Hadits ini
dishahihkan Asy Syathibi dalam Itisham II/189 dan Imam Suyuthi dalam Al Jami Ash
Shaghir II/20].
Dalam riwayat Auf bin Malik ia berkata, Rasulullah bersabda, Yahudi terpecah menjadi
71 golongan, 1 golongan di surga dan 70 lainnya di neraka. Nasrani terpecah menjadi 72
golongan, 1 golongan di surga dan 71 lainnya di neraka. Demi Dzat yang nyawa Muhammad
berada di tangan-Nya, umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, 1 golongan di surga dan 72
lainnya di neraka. Para shahabat bertanya, Ya Rasulullah, siapa mereka? Beliau
menjawab, Jamaah. [Ibnu Majah no. 3992,Al Laalikai I/101 no. 149, Al Hakim I/6].
THOIFAH MANSHURAH (Kelompok yang menang, ditolong Allah).
Nama lain Ahlu sunah wal jamaah yang disebutkan dalam hadits-hadits Rasulullah
adalah thoifah manshurah. Bnayak hadits-hadits yang menyebutkan hal ini. Menurut penelitian
mendalam Syaikh Audah, para shahabat yang meriwayatkan hadits tentang thaifah manshurah
ini adalah Mughirah bin Syubah, Muawiyah bin Abi Sufyan, Tsauban, Jabir bin Samurah,
Jabir bin Abdullah, Saad bin Abi Waqash, Uqbah bin Amir, Abdullah bin Amru, Zaid bin
Arqam, Imran bin Hushain, Qurah bin Iyas, Abu Hurairah, Umar bin Khathab, Salamah bin
Nufail al Kindy, Nawas bin Saman, Abu Umamah Al Bahiliy, Murah bin Kaab al Bahzy,
Syurahbil bin Samth al Kindy dan Muadz bin Jabal. Para ulama seprti Ibnu Taimiyah dalam
Iqtidha ash Shirat al Mustaqim I/69), Suyuthi dalam Qatful Azhar al Mutanatsirah hal. 216 no.
81, Az Zubaidi dalam Luqatu al Laali al Mutanatsirah fi Ahaditsi al Mutawatirah hal. 68 dan
Al Kanany dalam Nadhmul al Mutanatsir fi Hadits al Mutawatir hal. 93. [Audah, Al Mishriy :
38-41, 58-62, Al Mahmud I/40-41].
Di antara hadits-hadits ini adlah apa yang diriwayatkan oleh shahabat Mughirah dari nabi
bahwa beliau bersabda, Akan senantiasa ada manusia dari umatku yang menang (berada di
atas kebenaranpent) sampai datang kepada mereka urusan (keputusan) Allah sedang mereka
dalam keadaan dhahirin (menang).[Bukhari IV/187, VIII/149 dengan lafal, Kelompok..di ats
kebenaran.., VIII/189, Muslim 171, Darimi 3437, Ahmad IV/244,252,348 dengan lafal.
Berperang di ats jalan kebenaran.., Ath Thabrani dalam Mujam al Kabir no. 959, 960, 962,
961 dengan lafal, Sampai datang kiamat kepada mereka].
Muhadits abad XV H, Syaikh Nashirudin Albani juga menshahihkan hadits-hadits tentang
hal ini dalam Shahih Jami ash Shaghir no. 5343 dan Silsilah Ahadits Shahihah no. 204. Beliau
menyebutkan para ulama yang mnshahihkan hadits-hadits ini, antara lain Ibnu Taimiyah, al
Iraqy, Adz Dzahabi, al Hakim an Naisabury, Asy Syathibi serta Ibnu Hajar.

Hadits-hadits ini sebagaimana dikatakan ulama adalah hadits mutawatir, yaitu hadits yang
diriwayatkan oleh orang banyak dalam setiap generasinya sehingga mustahil mereka berdusta.
Hadits ini dengan tegas menunjukkan, akan senantiasa ada sekelompok umat Islam yang
berjihad (berperang) di atas kebenaran (sunah Rasulullah) sampai datang hari akhir, atau
urusan/ keputusan Allah yang berdasar hadits-hadits shahih disebutkan berhembusnya angin
halus yang mematikan seluruh orang yang beriman di bumi dan menyisakan di dunia ini para
pelaku kejahatan/maksiat saja, itu terjadi sebelum kiamat. [selengkapnya baca Audah].
Kesimpulan :
Nama lain Ahlu Sunah wal Jamaah adalah :
1. Ahlu Hadits.
2. Ahlu Atsar.
3. Salaf atau Salafush Sholih.
4. Firqah Najiyah.
5. Thaifah Manshurah.
Catatan :
Sebagian ulama seperti Ibnu Taimiyah dalam Al Aqidah al Wasithiyah menyamakan
antara Firqah Najiyah dan Thaifah Manshurah. Namun mayoritas ulama kontemporer seperti
Syaikh Audah membedakan antara keduanya, di mana Firqah Najiyah lebih umum dalam
artian seluruh Ahlu Sunah wal Jamaah (karena mereka telah mengikuti Al Quran da AS
Sunah ala fahmi salafus sholih) adalah Firqah najiyah (golongan yang selamat, artinya dijamin
di akhirat nanti selamat dari nereka, seklipun barang kali masih masuk nereka namun bukan
karena kesesatan dalam keyakinan tapi karena sebagian maksiatnya). Adapun Thaifah
Manshurah adalah firqah Najiyah yang berperang /berjihad di jalan Allah untuk emnegakkan
Islam dan kalimat Allah di muka bumi. Ini diperkuat oleh hadits-hadits tentang thaifah
manshurah yang rata-rata nmenggunakan lafal berperang dan mengalahkan musuh.
Dalam hal ini wallahu alampenulis (redaksi Aqwam) lebih cenderung pada pendapat
ulama kontemporer tadi karena dikuatkan oleh afal-lafal hadits tentang Thaifah Manshurah.
Dalam kenyataannya memang demikian,s ebenarnya banyak umat Islam yang dibimbing para
ulama yang tetap berada d atas jalan sunah Rasulullah (jamaah dalam artian ilmiyah), namun
sedikit sekali para ulama yang mau berjihad mengorbankan nyawa dan hartanya untuk
menegakkan kalimat Islam dan menegakkan kembali jamaatul Muslimin (dalam tinjauan
politik). Dalam banyak negara yang di situ banyak ulama ahlu sunah sekalipun, para ulama
yang mengusung ide jihad tetap dimusuhi negara dan disiksa dengan banyak siksaan. Tengok
misalnya Arab Saudi, di mana para ulama semisal Syaikh Salman Audah, Dr. Safar al Hawali,
Syaikh Hamud al Uqaily, Syaikh Aidh al Qarny dan ulama-ulama lain dan juga tak kurang
dari 800 mantan mujahidin yang terlibat jihad di Afghanistan dipenjara dan disiksa dengan
sadis oleh pihak kerajaan. Para ulama sunahnya bahkan banyak yang menuduh mereka dengan
khawarij dll. Syaikh Usamah bin Ladin dan seluruh pengikut beliau yang terlibat dalam jihad
melawan Rusia di Afghanistan dan saat ini melawan Amerika dan Yahudi bahkan menjadi
buronan nomor satu di Arab Saudi.
Begitu juga di seluruh dunia. Hampir seluruh ulama jihad menjadi buronan dan jamaahjamaah jihad dimusuhi tidak saja oleh negara, namun juga ulama-ulama ahlu sunah yang
merupakan panutan umat. Dari ahlu sunah di dunia ini yang saat ini mencapai sekitar satu
milyard lebih, yang menegakan jihad menegakkan Islam hanya sedikit sekali. Itulah Thaifah
Manshurah (kelompk yang mendapat pertolongan Allah), seklaipun seluruh musuh-musuh
Allah menyerbu mereka dengan segaal macam sarana, Allah tetap memenangkan mereka.
Itulah yang bisa kita saksikan di Moro Filipina, Chechnya, Afghanistan, Palestina, Pattani
Tahiland, Arakan Birma, Kasymir India dst. Wallahu Alam Bish Shawab.
Sumber : Seluruh sumber edisi I ditambah
1. Salam, Ahmad, Maa Ana Alaihi wa Ashabi, Cet.1, Daru Ibni Hazm, 1415 H/1995 M.
2. Audah, Shifatul Ghuraba, Ghuraba Awalun dan Min WasailinDAfil Ghurbah.
3. Albani, Muhammad Nashirudin, Silsilah Ahadits Shahihah.
4. _________________________, Shahih al Jami Ash Shaghir.
5

5. As Sadan, Dr. Saad Abdullah Saad, Tahqiq wa Takhrij Hadits Iftiraqil mah Ila Niif wa
Sabina Firqah, karya Imam Ash Shanany, cet. 1, Dar al Ashimah, 1415 H.

SAHABAT
Pengertian :
1. Bahasa: sahabat adalah bentuk plural atau jamak dari kata yang bersal dari kata
Artinya perkawanan,kata ini di pakai untuk segala jenis persahabatan dan
pertemanan meski hanya sesaat,sejam,sehari,sebulan dan seterusnya.
2. Istilah : Orang yang bertemu dengan Nabi pada saat hidupnya dalam keadan muslim dan
ketika mati ia juga tetap muslim.penjelasan:
- Orang yang bertemu dengan Nabi pada saat hidupnya :
Orang yang melihat Nabi tapi saat Nabi sudah wafat dan belum di kuburkan seperti penyair
Abu dzuaib Al Hudzali tidak di sebut sahabat .
- Dalam keadaan muslim :
Orang yang bertemu Nabi pada saat Nabi masih hidup tapi ia masih kafir tidak di sebut
sahabat,meskipun sesudah Nabi wafat ia masuk islam seperti utusan kaisar romawi.

Mati dalam keadaan muslim :


Orang yang murtad dan mati dalam keadaan murtad tidak di sebut menurut ibnu hajar.Orang
yang murtad lalu masuk islam lagi di zaman Nabi masih hidup tetap di sebut sahabat,seperti
Abdulloh bin Abi Sarh { Al ishobah 1/9}
DERAJAT SHOHABAT
Para sahabat mempunyai derajat yang sangat tinggi dalam islam. Mereka semua adil dan
kita tidak perlu menyangsikan keadilan mereka. Maksud adil disini adalah adil menurut
pengetian ilmu hadits. Seorang perowi hadits harus adil dan dhobit, adil artinya baik
akhlaqnya, diennya lurus dan tidak mempunyai sifat yang mengurangi harga dirinya, sedang
dhobit artinya :kuat hafalannya.
Semua ulama telah sepakat bahwa sohabat semuanya adil, berdasar Nash-nash Al Quran,
as Sunnah dan ijam, karena itu lucu sekali aqidah Syiah yang mengkafirkan selurah sahabat
kecuali Ali, Amar, Salman dan Miqdad. Sikap dan aqidah mereka ini sangat lucu, darimana
mereka belajar Islam, Al Quran dan As Sunnah kalau tidak dari sahabat ? kalau seluruh
sahabat kafir, kenapa Rosululloh berteman dengan mereka ? Tidak ada yang menyangsikan
keadilan para sahabat kecuali musuh-musuh Rosululloh, musuh-musuh islam. Orang syiah
tidak belajar Islam dari generasi sahabat karena mereka anggap telah kafir. Mereka belajar dari
Abdullah bin Saba, pendeta Yahudi yang pura-pura masuk Islam untuk merusak islam .
Karena itu ulama sepakat Syiah itu kafir. Syiah bukan termasuk kelompok umat islam,
Syiah merupakan agama tersendiri, agama Syiah. Mereka punya ilah yang mereka ibadahi :
ada yang menuhankan Ali dan ada pula yang menuhankan imam-imam mereka, kitab suci
mereka adalah mushaf yang kata mereka 3 kali lipat isi Al Quran, mushaf itu ada pada
Fatimah.
Kembali kepada derajat sahabat, banyak sekali ayat dan Hadits yang menerangkan
ketinggian derajat sahabat.

DALIL - DALIL AL QURAN


QS Al Fath :29
QS Al Hasyr :8-9
QS Al Anfal :74
QS Al Fath :14
QS At Taubah :118,100
QS An Nisa :143
Washat artinya : Sebaik-baik ummat dan seadil-adilnya, dalam perkataan, perbuatan dan
niat mereka. Karena sifat ini para sahabat layak di angkat Allah menjadi para saksi bagi para
rosul atas umat umat mereka yang kafir pada hari kiamat nanti. Allah menerima persaksian
mereka sehingga mereka menjadi para saksi Allah, karena kemuliaan ini Allah memuliakan
mereka dan memuji serta mengangkat nama mereka. Alloh memberitahu seluruh mahluq-Nya,
malaikat dan lain lain bahwa para sahabat adalah para saksi Allah dan para nabi. .Allah
memerintahkan para malaikat untuk berdoa bagi mereka dan memintakkan ampun bagi
mereka. Saksi yang di terima di sisi Allah adalah yang diketahui berilmu dan jujur sehingga
bisa memberitahukan kebenaran dengan bersandar pada ilmu sebagaimana firman-Nya:


Kecuali orang-orang

yang bersaksi dengan kebenaran dan mereka berilmu


(QS Az Zukhruf :86 ) { Ibnu Qoyyim ,Alam muwaqiin 4/102 }
QS 3: 110 orang yang paling berhak menerima sifat ini adalah para shahabat. Al Qur an
diturunkan kepada mereka, di zaman mereka dan perbuatan mereka sesuai dengan petunjuk Al
Quran.
QS 22 :78 Allah telah memilih para shahabat dan menjadikan mereka Ahlullah. Orangorang khusus dan pilihan-Nya setelah para nabi dan rasul. Karena itu Allah memerintahkan
mereka unuk berjihad dengan sungguh-sungguh dengan cara mengerahkan seluruh
kemampuan dan mengesakan-Nya dalam masalah kecintaan, pengabdian dan menjadikan-Nya
sebagai satu-satunya Ilah yang ditaati dan diabdi. Mereka mendahulukannya atas segala hal
selain-Nya sebagaimana mereka dipilih Allah dan dijadikan-Nya auliya -Nya. Allah
menyatakan bahwa Ia melakukan hal ini agar rasul-Nya menjadi saksi atas mereka dan mereka
menjadi saksi atas seluruh umat manuisia. [Alam 4/102].
QS 27 : 59 Ibnu Abbas berkata, Mereka adalah para shahabat Muhammad. Allah secara
khusus memilih mereka untuk membantu nabi-Nya. [Syarhu Sunah 7/71, dikuatkan oleh QS.
35 :32, lihat Alam 4/100]
Keadilan, kesholehan dan ketaqwaan shahabat telah diakui Allah Taala dari langit
ketujuh, amat lucu sekali orang yang mencela shahabat. Sepandai apapun orang itu, ia sama
sekali tidak beradab dan mengenal Allah Taala 9:32.
DALIL AS SUNAH
Dari Abu Said dari Nabi beliau bersabda, Janganlah kalian mencela shahabatku demi
Dzat yang nyawaku berada di tangan-Nya , jika salah seorang di antara kalian menginfakkan
emas sebesar gunung Uhud pastilah tidak bisa menyamai segenggam infak mereka, tidak pula
setengahnya. [Bukhari 3673, Muslim 222/2541, Abu Daud 4658, Tirmidzi 3861].
Rasulullah bersabda demikian kepada Khalid bin Walid dan para shahabat lain yang baru
masuk Islam pasca Perjanjian Hudaibiyah dan Fathu Makah. Kalau satu genggam atau
setengahnya saja lebih utama dari infaq emas sebesar gunung Uhud para shahabat seperti
khalid, lantas bagaimana mungkin Allah mencegah kebenaran dari fatwa-fatwa mereka ?
Pastilah yang mereka fatwakan / katakan benar. [Alam 4/10].
Dari Abdullah bin Mughafal al Muzani ia berkata, Rasulullah bersabda,Takutlah kepada
Allah dalam masalah shahabatku 2 X janganlah kalian menjadikan mereka sebagai obyek
kritikan sesudah aku meninggal. Siapa mencintai mereka maka demi rasa cintaku aku
mencintai mereka dan barang siapa membenci shahabatku maka demi rasa benciku aku
7

membenci mereka. Siapa menganiaya shahabatku maka ia telah menganiayaku, siapa


menganiayaku berarti ia telah menganiaya Allah. Maka pasti Allah akan mengadzabnya.
[Tirmidzi 3962, dishahihkan Ibnu Hibban dan disebutkan oleh al Haitsami dalam Mawaridu
adh Dhaman 2284, Ahmad 4/87].
Dari Abu Musa ia berkata, Kami sholat Maghrib bersama nabi lalu kami berkata,
Alangkah baiknya kalau kita menunggu di Masjid sampai shalat Isya bersama beliau. Maka
kami emnunggu beliau sampai beliau keluar kepada kami, maka beliau bertanya, Kalian
masih di sini? Kami menjawab,Benar, Ya Rasulullah kami ingin mengerjakan Isya
bersamamu. Beliau berkata, Kalian telah berbuat baik dan benar.Lalu beliau mengangkat
wajah beliau menghadap langit dan memang beliau sering melakukan hal itu. Beliau
bersabda, Bintang-bintang itu penjaga amanat bagi isi langit jika ia pergi maka isi langit akan
ditimpa apa yang dijanjikan atas mereka. Aku adalah penjaga amanat bagi para shahabatku.
Jika aku pergi, shahabatku akan ditimpa apa yang dijanjikan kepada mereka. Shahabatku
adalah penjaga amanat bagi umatku, jika shahabatku tiada maka umatku akan ditimpa apa
yang dijanjikan kepada mereka. [Muslim 207/2531, Ahmad 4/399].

Das könnte Ihnen auch gefallen