Sie sind auf Seite 1von 5

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERBILIRUBIN

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERBILIRUBIN

A. Pengertian
Hiperbilirubin adalah keadaan icterus yang terjadi pada bayi baru lahir, yang
dimaksud dengan ikterus yang terjadi pada bayi baru lahir adalah meningginya kadar
bilirubin di dalam jaringan ekstravaskuler sehingga terjadi perubahaan warna menjadi
kuning pada kulit, konjungtiva, mukosa dan alat tubuh lainnya. (Ngastiyah, 2000) Nilai
normal: bilirubin indirek 0,3 1,1 mg/dl, bilirubin direk 0,1 0,4 mg/dl.
Hiperbilirubin merupakan gejala fisiologis (terdapat pada 25 50% neonatus
cukup bulan dan lebih tinggi pada neonatus kurang bulan). (IKA II, 2002).
Hiperbilirubin adalah meningkatnya kadar bilirubin dalam darah yang kadar
nilainya lebih dari normal (Suriadi, 2001).
B. Metabolisme Bilirubin
75%dari bilirubin yang ada pada BBL yang berasal dari penghancuran
hemoglobin ,dan 25%dari mioglobin ,sitokrom ,katalase dan tritofan pirolase .satu gram
bilirubin yang hancur menghasilkan 35 mg bilirubin .bayi cukup bulan akan
menghancurkan eritrosit sebanyak satu gram/hari dalam bentuk bilirubin indirek yang
terikat dengan albumin bebas (1 gram albumin akan mengikat 16 mg bilirubin). Bilirubin
indirek larut dalam lemak dan bila sawar otak terbuka, bilirubin akan masuk kedalam
otak dan terjadilah kernikterus. yang memudahkan terjadinya hal tersebut ialah
imaturitas, asfiksia/hipoksia, trauma lahir, BBLR (kurang dari 2500 gram), infeksi,
hipoglikemia, hiperkarbia.didalam hepar bilirubin akan diikat oleh enzim glucuronil
transverse menjadi bilirubin direk yang larut dalam air, kemudian diekskresi kesistem

empedu, selanjutnya masuk kedalam usus dan menjadi sterkobilin. sebagian di serap
kembali dan keluar melalui urin sebagai urobilinogen.
Pada BBL bilirubin direk dapat di ubah menjadi bilirubin indirek didalam usus
karena disini terdapat beta-glukoronidase yang berperan penting terhadap perubahan
tersebut. bilirubin indirek ini diserap kembali oleh usus selanjutnya masuk kembali ke
hati (inilah siklus enterohepatik).
Keadaan ikterus di pengaruhi oleh :
a) Faktor produksi yang berlebihan melampaui pengeluaran nya terdapat pada hemolisis yang
meningkat seperti pada ketidakcocokan golongan
darah (Rh, ABO antagonis,defisiensi G-6-PD dan sebagai nya).
b) Gangguan dalam uptake dan konjugasi hepar di sebabkan imaturitas hepar, kurangnya
substrat untuk konjugasi (mengubah) bilirubin, gangguan fungsi hepar akibat
asidosis,hipoksia, dan infeksi atau tidak terdapat enzim glukuronil transferase (G-6-PD).
c) Gangguan tranportasi bilirubin dalam darah terikat oleh albumin kemudian di angkut oleh
hepar. Ikatan ini dapat di pengaruhi oleh obat seperti salisilat dan lain-lain. Defisiensi
albumin menyebabkan lebih banyak bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang
mudah melekat pada otak (terjadi krenikterus).
d) Gangguan dalam ekskresi akibat sumbatan dalam hepar atau di luar hepar. Akibat kelainan
bawaan atau infeksi, atau kerusakan hepar oleh penyebab lain.
Macam Macam Ikterus
1. Ikterus Fisiologis

i ke dua dan ketiga.


b. Kadar bilirubin indirek tidak melebihi 10 mg% pada neonates cukup bulan dan 12,5 mg%
untuk neonatus lebih bulan.
c. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg% perhari.
d. Ikterus menghilang pada 10 hari pertama.
e. Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologik.

2. Ikterus Patologik

m 24 jam pertama.
b. Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan atau melebihi 12,5 mg%
pada neonatus kurang bulan.
c. Peningkatan bilirubin lebih dari 5 mg% perhari.
d. Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama.
e. Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg%.
f. Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik. (Ni Luh Gede Y, 1995)
C. Etiologi
Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan oleh
beberapa faktor:
a. Produksi yang berlebihan
Hal ini melebihi kemampuannya bayi untuk mengeluarkannya, misal pada hemolisis
yang meningkat pada inkompabilitas darah Rh, ABO, golongan darah lain, defisiensi
enzim G6PD, piruvat kinase, perdarahan tertutup dan sepsis.
b. Gangguan proses uptake dan konjugasi hepar.
Gangguan ini dapat disebabkan oleh immturitas hepar, kurangnya substrat untuk
konjugasi bilirubin, gangguan fungsi hepar, akibat asidosis, hipoksia dan infeksi atau
tidak terdapatnya enzim glukoronil transferase (sindrom Criggler-Najjar) penyebab lain
atau defisiensi protein Y dalam hepar yang berperan penting dalam uptake bilirubin ke
sel hepar.
c. Gangguan transportasi.
Bilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkat ke hepar. Ikatan bilirubin
dengan albumin dapat dipengaruhi oleh obat misalnya salisilat, dan sulfaforazole.
Defisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapat bilirubin indirek yang bebas
dalam darah yang mudah melekat ke sel otak.
d. Gangguan dalam ekskresi.

Gangguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau di luar hepar. Kelainan di
luar hepar biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan. Obstruksi dalam hepar biasanya
akibat infeksi/kerusakan hepar oleh penyebab lain.
D. Patofisiologi
Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi terutama disebabkan oleh tiga mekanisme
pertama, sedangkan mekanisme keempat terutama menyebabkan hiperbilirubinemia
terkonjugasi.
Penyakit hemolitik atau peningkatan laju destruksi eritrosit merupakan penyebab
tersering dari pembentukan bilirubin yang berlebihan. Ikterus yang timbul sering disebut
sebagai ikterus hemolitik.
Konjugasi dan transfer pigmen empedu berlangsung normal, tetapi suplai
bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan hati. Hal ini mengakibatkan
peningkatan kadar bilirubin tak terkonjugasi dalam darah.meskipun demikian, pada
penderita hemolitik berat, kadar bilirubin serum jarang melebihi 5 mg/dl dan ikterus yang
timbul bersifat ringan serta berwarna kuning pucat.
Bilirubin tak terkonjugasi tidak larut dalam air, sehingga tidak dapat diekskresi
dalam urin dan tidak terjadi bilirubinuria. Namun demikian terjadi peningkatan
pembentukan urobilinogen (akibat peningkatan bebab bilirubin terhadap hati dan
peningkatan konjugasi serta ekskresi), yang selanjutnya mengakibatkan peningkatan
ekskresi dalam feses dan urine. Urine dan feses berwarna lebih gelap.
Beberapa penyebab lazim ikterus hemolitik adalah Hb abnormal (hemoglobin S
pada anemia sel sabit), eritrosit abnormal (sferositosis herediter), antibody dalam serum
(inkompatibilitas Rh atau transfuse akibat penyakit hemolitik autoimun), pemberian
beberapa obat, dan peningkatan hemolisis. Sebagian kasus ikterus hemolitik dapat
disebabkan oleh suatu proses yang disebut sebagai eritropoesis yang tidak efektif. Proses
ini meningkatkan destruksi eritrosit atau prekursornya dalam sumsum tulang (talasemia,
anemia pernisiosa, dan porfiria).

Pada orang dewasa, pembentukan bilirubin yang berlebihan yang berlangsung


kronis dapat menyebabkan terbentuknya batu empedu yang mengandung sejumlah besar
bilirubin, di luar itu, hiperbilirubinemia ringan umumnya tidak membahayakan.
Pengobatan langsung ditujukan untuk memperbaiki penyakit hemolitik.
Akan tetapi, kadar bilirubin tak terkonjugasi yang melebihi 20 mg/dl pada bayi
dapat menyebabkan terjadinya kernikterus.

Das könnte Ihnen auch gefallen