Sie sind auf Seite 1von 13

GAMBAR RENCANA LANTAI

antai adalah pelapis bagian bawah dalam ruangan untuk berpijaknya penghuni
lantai. Lantai yang direncanakan dengan baik akan membuat ruangan tampak
lebih rapi dan sehat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan lantai antara lain adalah:

Lantai harus lebih tinggi dari permukaan tanah halaman. Beda tinggi lantai dengan
muka tanah paling tidak 20 - 30 cm, letak lantai yang lebih tinggi harus diberi
tangga

Lantai kamar diatur dan dibuat lebih tinggi 2 cm dari lantai ruang utama. Lantai
teras lebih rendah untuk mencegah air hujan masuk. Lantai KM/WC lebih rendah 5
- 10 cm dari lantai ruang lain dan dibuat miring 1:100 ke arah lubang buangan.

Permukaan lantai (peil) pada ruang utama dijadikan pedoman untuk menentukan
ketinggian dari bangunan dengan diberi peil 0.00. Ketinggian ke arah atas diberi
tanda (+) sedangkan ke arah bawah diberi tanda (-).

Konstruksi dan Bahan Penutup Lantai


Lantai harus dibuat dari bahan yang keras dan padat, agar kuat menahan beban di
atasnya dan tidak mudah rusak oleh benturan dengan benda lain. Untuk ruangan
dalam, lantai dibuat halus dan rata, untuk KM/WC dan teras atau bagian yang selalu
terkena air, permukaan lantainya beralur agar tidak licin.
Konstruksi lantai untuk bangunan umumnya dibedakan menjadi dua macam yaitu
konstruksi lantai yang langsung di atas tanah dan konstruksi lantai panggung atau
lantai gantung. Konstruksi lantai yang langsung di atas tanah digunakan jika tanah
memiliki daya dukung yang tinggi dan letaknya tidak jauh dari permukaan tanah. Jika
daya dukung tanahnya rendah harus dilakukan perbaikan tanah terlebih dahulu.
Macam-macam konstruksi lantai yang langsung di atas tanah adalah :
1. Lantai sederhana

Gambar 4.28 Lantai sederhana


2. Lantai beton tumbuk

Gambar 4.29 Lantai beton tumbuk


1

3. Lantai beton tumbuk dengan finishing lantai/penutup lantai


Macam-macam ubin:
Ubin PC
Ubin terasso
Ubin keramik
Ubin batu alam (marmer, granit, andesit, dan lain-lain)
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan lantai ubin adalah:
Pemadatan tanah harus baik untuk mencegah penurunan ubin pada
tempat-tempat tertentu
Bentuk dan ukuran ubin harus tepat, sisi-sisi saling bertemu dan dipasang
lurus sesuai pola yang diinginkan

Gambar 4.30 Lantai beton tumbuk dengan finishing penutup lantai


4. Lantai beton tumbuk untuk kondisi tanah jelek

Gambar 4.31 Lantai beton tumbuk untuk kondisi tanah jelek


Konstruksi lantai panggung atau lantai gantung adalah suatu konstruksi lantai yang
didukung oleh kolom-kolom lantai dan tidak terletak di atas permukaan tanah
langsung.

Gambar 4.32 Lantai panggung dengan pondasi tiang tongkat


Penggunaan konstruksi lantai panggung dilakukan untuk memberi kemungkinan lebih
memperoleh ruangan yang sejuk karena tidak langsung berhubungan dengan tanah
yang panas akibat panas matahari. Selain itu konstruksi lantai panggung juga untuk
menghindari banjir akibat hujan yang tinggi, terlindung dari binatang buas, serta efek
kejiwaan agar rumah menjadi bersih dan aman. Konstruksi lantai panggung juga
digunakan untuk daerah yang tidak dimungkinkan untuk lantai biasa.
Bagian-bagian dari konstruksi lantai panggung adalah sebagai berikut:
1. Balok induk (keep)
Balok induk lantai berfungsi untuk memikul balok anak dan lantai di atasnya, di
samping itu juga berfungsi untuk mendukung beban pergerakan manusia dan
barang serta sebagai pengaku dari sistem struktur secara keseluruhan. Balok keep
bagian tepi bangunan berfungsi sebagai dasar atau landasan atau dukungan dari
tiang rangka badan dan berfungsi pula untuk memikul beban dinding dan
meneruskannya ke kolom lantai.
2. Balok anak (gelegar)
Balok anak lantai berfungsi untuk perletakan papan lantai dan memikul beban
papan lantai dan beban yang berada di atas papan yaitu pergerakan perabot dan
manusia.
3. Lantai
Untuk konstruksi lantai bisa menggunakan:
a.

Lantai dari papan


Papan lantai dipasang pada susunan gelegar kayu 5/7 cm dengan jarak as ke
as 50 - 60 cm. Susunan gelegar ini dipikul oleh sloof-sloof kayu/keep 10/10 cm
yang dipikul oleh tiang-tiang (kolom). Tebal papan yang dipakai 2 - 3 cm.

b.

Lantai plat beton


Plat lantai dibuat dengan ketebalan 6 8 cm yang diberi tulangan praktis 8
15 yang dipasang saling menyilang di atas gelegar.
Cara yang paling baik adalah bila lantai tegel dipasang di atas konstruksi lantai
papan.

Rencana Lantai
Rencana lantai menggambarkan konstruksi dan bahan penutup lantai yang digunakan.
Gambar rencana dapat dibuat dengan memotong denah sedemikian rupa sehingga
urut-urutan konstruksi lantai dapat dijelaskan. Skala gambar sama dengan gambar
denah.

Untuk menggambarkan rencana lantai terlebih dahulu harus diketahui sistem lantai
yang akan digunakan. Pada prinsipnya sistem lantai yang digunakan untuk bangunan
sederhana ada dua:
1. Sistem lantai dengan pemadatan tanah
Pada sistem ini sebagai landasan dasar atau dasar dari lantai adalah lapisan tanah
yang padat (kondisi yang sudah ada atau dipadatkan), di atasnya dipasang pasir
tumbuk setebal 10 20 cm yang berfungsi sebagai perata gaya dan menyamakan
elevasi.
Di atas pasir yang telah dipadatkan dipasang lantai dari plat beton tipis 8 cm
dengan mutu beton dengan mutu beton K 175 (1 PC : 3 pasir : 5 kerikil),
sebaiknya diberi tulangan 8 15 dipasang menyilang.
Sebagai penahan lantai pada tepi bangunan yang berhubungan dengan bagian luar
dipasang plat penahan tanah (khusus untuk pondasi titik), sedangkan untuk
pondasi lajur tidak perlu lagi dipasang plat penahan tanah.
2. Sistem lantai gantung
Sistem lantai ini ada komponen konstruksi tersendiri yang mendukung plat lantai.
Komponen konstruksi tersebut adalah:
Tiang penyangga lantai
Balok induk lantai (keep)
Balok anak lantai (gelegar)
Jadi dalam perencanaannya yang harus diperhatikan adalah :
Bahan yang digunakan untuk lantai
Perletakan tiang, keep dan gelegar sedemikian rupa sehingga didapatkan
konstruksi lantai yang kuat dan tidak over size di dalam menggunakan
dimensi balok dan plat lantai.

GAMBAR RENCANA ATAP


Konstruksi Atap
Atap adalah bagian dari super struktur yang berfungsi:

Sebagai pelindung bangunan dan isinya dari panas dan hujan


Untuk menambah nilai estetika dari bangunan

Di dalam merencanakan atap harus dipenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:


1. Kemiringan atap harus dibuat sedemikian, sehingga air hujan dapat cepat
meninggalkan atap bangunan. Kemiringan atap diambil berdasarkan faktorfaktor berikut:

Jenis bahan penutup atap

Penampilan bangunan yang berkaitan erat dengan fungsi bangunan

Kondisi iklim tempat bangunan akan didirikan


2. Dibuat dari bahan yang rapat air/kedap air, tahan api, tahan dan tidak mudah
rusak oleh pengaruh cuaca panas dan hujan
3. Konstruksi kerangka atap harus kuat dan stabil terhadap gaya-gaya yang
bekerja pada atap
4. Harus serasi dengan bentuk bangunan, lingkungan sekitar sehingga dapat
menambah keindahan bangunan dan lingkungan sekitarnya.
4

5. Dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya


Macam-macam bentuk atap diantaranya adalah:
1. Atap Datar
Karena bentuknya yang datar maka bagan penutup atapnya hanya dapat dibuat
dari jenis plat seperti plat beton kedap air ataupun dari plat baja.

Gambar 4.33 Atap datar


2. Atap Pelana

Gambar 4.34 Atap pelana


3. Atap Patah

Gambar 4.35 Atap patah


4. Atap Limas

Gambar 4.36 Atap limas


5. Atap Tenda

Gambar 4.37 Atap tenda


6. Atap Joglo

Gambar 4.38 Atap joglo


Penutup atap adalah bagian yang merupakan pelindung bangunan dan isinya dari
panas, hujan dan angin. Karena fungsinya, maka bahan penutup atap harus
memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:
1.

Harus rapat air/kedap air

2.

Tahan terhadap cuaca, tidak mudah rusak oleh pengaruh panas, hujan dan
suhu udara

3.

Tahan terhadap percikan bunga api dari bangunan sekelilingnya yang


terbakar

4.

Berat konstruksi dari atap itu sendiri harus ringan

5.

Mempunyai daya tahan yang lama

6.

Mempunyai nilai estetika

7.

Kemudahan dalam pelaksanaan pemasangan

8.

Mudah dalam Perawatannya

Pemilihan dari bahan penutup atap tergantung pada:


1.

Kondisi setempat di mana bangunan didirikan

2.

Nilai estetika yang dikehendaki, seperti kemiringan, tekstur, warna,


penyesuaian dengan lingkungan, dan lain-lain

3.

Konstruksi atap yang diperlukan akibat bentang, dan lain-lain

Bahan Penutup Atap


Bahan penutup atap pada umumnya dibagi menjadi dua golongan berdasarkan ukuran
dari bahan penutup atap yaitu:
1.

Bahan penutup atap lembaran besar


Yang termasuk dalam bahan penutup atap lembaran besar adalah:
a.

Atap asbes gelombang


Bahan dari penutup atap asbes gelombang terdiri dari urat mineral asbes dan
portland semen dicampur dengan komposisi tertentu ditambahkan air, yang
menghasilkan semacam plat beton tipis dengan urat asbes sebagai baja
tulangannya.
Ukuran atap merupakan standar pabrik yang dapat dilihat pada masing-masing
spesifikasi teknis. Terdiri dari dua macam jenis yaitu asbes semen gelombang
kecil dan asbes semen gelombang besar.
Keuntungan menggunakan bagan penutup atap dari bahan asbes semen:

Pemasangan cepat dan mudah, tidak memerlukan usuk dan reng,


perletakannya dapat langsung menumpu pada balok gording

Sangat tahan terhadap kebakaran dan mempunyai daya tahan terhadap


tarik yang hampir setinggi baja

Kerugiannya menggunakan bagan penutup atap dari bahan asbes semen:

b.

Bila terjadi keretakan atau rusak, harus diganti dengan lembaran asbes
baru yang utuh

Bukan merupakan isolasi panas yang baik, sehingga ruang di bawahnya


panas
Atap seng

Yang umum digunakan di Indonesia adalah atap seng gelombang karena


harganya murah dan tap yang terjadi rapat dan tahan lama.
Tebal penutup atap seng gelombang yang biasanya digunakan adalah 0,5 mm;
0,7 mm; 0,8 mm; 10 mm. Untuk bangunan rumah tinggal sederhana dengan
bentang atap yang kecil biasa menggunakan ketebalan penutup atap seng
gelombang 0,2 mm dan 0,3 mm.
Di pasar pada umumnya jenis seng gelombang yang ada adalah jenis atap
gelombang BJLS dan BWG dengan berbagai merk.
Kemiringan minimal yang diijinkan untuk atap ini adalah minimal 10 berimpit
dalam arah gelombang.
Pada pemasangan sambungan atap satu dengan yang lain harus diberi overlap
1,5 2 gelombang dari atap seng gelombang untuk menghindari terjadinya
kebocoran dari sambungan atap.
8

Tumpangan sebaiknya dipasang selang-selang dan pemakuan dilakukan selalu


pada puncak gelombang, diberi tambahan cincin dari karet.
2.

Bahan penutup atap lembaran kecil


Yang termasuk dalam penutup atap lembaran kecil adalah:
a. Atap sirap
Atap sirap dibuat dari kayu keras yang dibuat lembaran-lembaran tipis dengan
ukuran panjang antara 45 60 cm dan lebar 8 9 cm dan tebal antara 4 8
mm.
Bahan kayu yang baik untuk membuat atap sirap adalah kayu ulin (kayu
belian, kayu besi), sengkuak dan jati.
Sirap harus lurus seratnya, bebas dari mata kayu dan gubal kayu muda, tidak
terdapat retak-retak.
Daya tahan bahan penutup atap sirap tergantung pada:

Beban dasar kayu yang dipakai

Kemiringan atap

Umur dari bahan dasar kayu yang dipakai

Ketebalan dari atap sirap


Biasanya daya tahan atap sirap berkisar antara 8 25 tahun. Atap sirap
banyak dipakai baik pada bangunan tradisional maupun modern.
Keuntungan memakai penutup atap sirap:

Bahannya ringan
Setelah disusun menjadi satu mempunyai bentuk yang artistik dan indah
Merupakan isolasi panas yang baik, sehingga udara dalam ruangan menjadi
sejuk

Kerugian memakai penutup atap sirap:

Air hujan mudah merembes ke sela-sela antara sirap karena merupakan


lembaran-lembaran kecil
Bila terjadi kebocoran, kadang-kadang sangat sulit untuk mencari titik
kebocoran itu

Cara pemasangan atap sirap:

Atap sirap dipasang di atas papan atau reng kayu. Ukuran reng kayu yang
dipakai adalah ukuran 2 x 3 cm.
Pemasangan siram minimum adalah 3 lapis, pemakuan dilakukan dengan
paku berkepala datar ukuran 1 (paku sirap)
Apabila kita menggunakan ukuran panjang sirap 60 cm, dan pemasangan
sirap yang diminta minimum tiga lapis maka jarak rengnya dipasang tiap
jarak 18 cm (3 x 18 = 54), masih ada selisih 6 cm. Selisih 6 cm ini adalah
untuk overlapping pemasangan sirap satu dengan yang lain yaitu 2 cm
Bila dipakai 4 lapis, didapatkan deretan sirap yang jarang rengnya = 14 cm
(4 x 14 = 56) masih ada sisa 4 cm yang digunakan untuk overlapping
Untuk mengatasi kelemahan sirap, biasanya sebelum sirap dipasang
terlebih dahulu diberi lembaran seng plat yang mengakibatkan harga
konstruksi atapnya menjadi mahal.
9

Di samping ada bahan penutup atap sirap yang dibuat dari kayu, juga ada
bahan penutup atap sirap dari plat asbes semen.
Sejenis dengan sirap adalah genteng tegola

b. Atap genteng
1.

Genteng tanah liat


Genteng tanah ini dibuat dari tanah liat (lempung) dicampur dengan bahan
lain ditambah air dengan konsisten tertentu, dicetak, dikeringkan lalu
dibakar dengan tungku pembakaran.

2.

Genteng asbes
Dibuat dari portland semen dicampur dengan serat asbes dan dicetak
dengan ukuran tertentu.

3.

Genteng keramik
Proses pembuatannya hampir sama dengan atap genteng tanah, dilanjutkan
dengan proses glazur pada permukaan genteng tersebut, sehingga
menghasilkan permukaan genteng yang halus dengan lapisan glazur dan
dengan warna tertentu.

4.

Genteng metal
Dibuat dari campuran logam/metal aluminium dan seng, dicetak, diberi
warna permukaannya.

5.

Genteng metal lapis coral


Atap genteng metal lapis coral adalah atap genteng metal yang
permukaannya dilapis dengan batu coral dan diberi warna. Lapisan
aluminium dan coral pada genteng metal ini berfungsi sebagai penahan
panas dan menambah nilai estetika.

6.

Atap genteng beton


Dibuat dari bahan beton yang dicetak dengan mesin press yang lebih tahan
cuaca, berwarna dengan permukaan licin, keras dan tidak tembus air

Berdasarkan bentuknya atap genteng dapat dibedakan atas:


1.

Atap genteng flams


Yaitu jenis atap genteng tradisional yang terbuat dari tanah liat yang
dicetak, dikeringkan dan dibakar matang sampai berwarna merah.
Proses pembuatannya sederhana dan biasanya cetakan terbuat dari kayu
dan tidak mempergunakan mesin. Kualitas bahannya tipis, ringan dan tidak
kuat kalau diinjak.

2.

Atap genteng press


Yaitu jenis atap genteng tradisional seperti genteng jenis flams tetapi
dengan
proses
pembuatan
yang
lebih
modern,
yaitu
dengan
mempergunakan mesin, sehingga ukurannya bisa lebih tetap dan
kualitasnya halus, tebal, kuat diinjak.

Ukuran genteng yang ada di pasaran pada umumnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
JENIS GENTENG

UKURAN
(cm)

JUMLAH PER
M2 (bh)

BERAT PER
M2 (bh)

JARAK RENG
(cm)

GENTENG FLAMS

20 x 26
22 x 30
24 x 32

28
24
22

30
32
34

23
25
27
10

GENTENG PRESS

22 x 28
23 x 29

25
24

35
36

23
24

GENTENG BETON

33 x 42,50

10

45

35

Pada puncak atap genteng, untuk penutup pertemuan atap kiri dan kanan,
dipakai genteng bubungan yang dipasang dengan adukan perekat sebagai
penjepit genteng-genteng yang paling atas supaya tidak mudah terempas oleh
tiupan angin kencang.

Konstruksi Rangka Atap


Konstruksi atap atau yang biasa disebut kuda-kuda adalah bagian yang memberi
bentuk pada atap dan sekaligus berfungsi sebagai pendukung atap.
Konstruksi rangka atap ini dapat dibuat dari rangka baja, kayu atau bambu yang akan
diuraikan lebih lanjut hanya kuda-kuda dari kayu dan dari bambu.
Rangka kuda-kuda dibuat dengan cara merangkaikan beberapa batang kayu atau
bambu yang dibentuk menjadi satu konstruksi rangka batang, dengan bentuk dasar
segitiga.
Bagian-bagian rangka kuda-kuda adalah:
a.

Kaki kuda-kuda, yaitu batang miring yang membentuk sudut kemiringan atap
berfungsi sebagai tumpuan balok gording dan beban di atasnya. Pada kaki kudakuda bagian bawah akan timbul gaya horisontal dan gaya vertikal yang harus
ditahan oleh tembok pendukungnya.

b.

Balok datar yaitu batang datar, atau batang tarik yang menahan gaya horisontal
yang timbul oleh adanya gaya yang bekerja pada tarik kuda-kuda sehingga
tembok hanya menanggung gaya vertikal saja.

c.

Balok penggung, yaitu batang tegak untuk menahan lenturan yang akan terjadi
pada batang datar, disebut juga sebagai tiang kuda-kuda, tiang gantung, atau
makelar.

d. Balok penyokong, yaitu batang yang berfungsi untuk menyokong kaki kuda-kuda
tidak melentur oleh beban gording.
e.

Balok gapit, yaitu dua batang kayu yang dipasang mengapit rangka kuda-kuda
agar tidak melentur ke samping.

Batang-batang lain sebagai pelengkap kuda-kuda dan konstruksi atap adalah:


a.

Balok atau ikatan angin, yaitu batang kayu dipasang silang antara dua buah kudakuda untuk menahan tekanan angin.

b.

Balok gording, yaitu batang memanjang yang diletakkan pada kaki kuda-kuda
untuk menumpu usuk, reng dan penutup atapnya. Agar balok gording tidak
bergeser ke bawah, pada kaki kuda-kuda dipasang klos penahan balok gording
yang dipacu pada kaki kuda-kudanya.

c.

Balok bubungan, yaitu balok yang dipasang di puncak kuda-kuda yang merupakan
perletakan dari usuk.

d. Balok tembok, yaitu balok yang dipasang di atas tembok untuk menumpuk usuk
dipasang rebah

11

e.

Usuk atau kasau, dipasang menumpu pada balok bubungan, balok gording dan
balok tembok. Biasa dipasang setiap jarak 50 cm, usuk ini menumpu reng
penahan penutup atap. Ujung bawah usuk dapat diteruskan melewati tembok
sampai mencapai lebar tritisan yang dikehendaki.

f.

Reng dipasang dengan posisi rebah di atas usuk-usuk, dengan jarak sesuai dengan
ukuran bahan penutup atap yang dipakai.

g. Papan bubungan, dipasang di atas balok bubungan untuk menahan bubungan dan
adukan perekatnya.
h. Jurai, yang dapat dibedakan atas:

Jurai luar, terdapat pada konstruksi atap perisai dan pada atap bangunan
berbentuk L, U.
Balok jurai merupakan tumpuan paling atas dari usuk-usuk pada garis
pertemuan kedua bidang atap, dipasang sisi atas rata dengan sisi atas balok
gording.
Untuk menahan lenturan, balok jurai dapat disokong oleh balok skoor yang
dipasang di atas balok diagonal. Balok diagonal diletakkan melintang di atas
tembok dan ditahan cukup kuat agar tidak bergeser.
Bila balok jurai perlu disambung, sambungannya harus dengan balok pengunci
ujung atas balok jurai bersandar pada balok penggantung, sambungannya
dipakai klos yang dipasang pada balok penggantung untuk menerima ujung
balok jurai yang dibuat takikan mulut ikan.
Bagian atas balok jurai luar diberi papan bubung untuk bubungan dan adukan
perekatnya.

Jurai dalam, terdapat pada atap bangunan berbentuk L, U.


Jurai dalam merupakan tumpuan paling bawah dari usuk pada garis
pertemuan atap, sisi atas harus rata dengan sisi atas balok gording.
Untuk menjaga lenturan pada balok jurai dalam dipasang balok sokong yang
bertumpuk pada balok diagonal, tetapi di sini balok diagonalnya tidak
diletakkan di atas tembok, tapi diletakkan di atas balok datar dua kuda-kuda
yang terletak pada perbatasan pertemuan atap tersebut.

i.

Setengah kuda-kuda, terdapat pada atap bangunan yang berbentuk perisai untuk
mendukung balok gording yang terletak di antara kedua jurai luar. Konstruksi
setengah kuda-kuda hanya mempunyai satu kaki.
Balok penggantung setengah kuda-kuda dapat menjadi satu dengan balok
penggantung kuda-kuda yang paling tepi.
Pada konstruksi setengah kuda-kuda tetap ada balok datar yang satu ujungnya
menumpang pada tembok dan ujung lainnya menumpu pada kuda-kuda yang
paling tepi. Balok datar ini pada sisi luar menerima ujung bawah pada kaki kudakuda, pada sisi dalam menjadi tumpuan dari balok penyokong.
Ukuran konstruksi setengah kuda-kuda harus sama dengan kuda-kuda utuhnya
(lihat gambar rencana atap).

Kuda-kuda dipasang setiap jarak 3 4 m atau kurang agar pemakaian ukuran kayu
gording tidak terlalu besar. Jarak 3 4 m ini juga untuk menyesuaikan dengan jarak
kolom sehingga kuda-kuda dapat tepat diletakkan di atas kolom.

12

Selain dari kuda-kuda dan batang-batang pelengkap konstruksi atap, terdapat suatu
konstruksi pasangan bata yang dapat dipakai untuk menggantikan fungsi kuda-kuda,
biasa disebut ampig, atau gunung-gunung.
Gunung-gunung biasa dipakai pada bagian tembok tepi dari bangunan atap pelana,
dapat juga dipakai di bagian dalam jika kayu sulit diperoleh atau mahal harganya.
Konstruksi gunung-gunung dibuat menjadi satu kesatuan dengan tembok, untuk
dindingnya diberi perkuatan balok atas dari konstruksi beton bertulang yang dipasang
mengikuti bentuk atap.

Rencana Atap
Konstruksi atap terdiri dari:

Bahan penutup atap (lembaran kecil dan lembaran besar)


Kerangka atap yang terdiri dari :
1. Kuda kuda (bentuk kuda-kuda mengikuti bentuk atap)
2. Gording, ikatan angin, nok, balok nok, balok tepi, balok jurai dan lain-lain
3. Usuk dan reng (khusus untuk bahan penutup atap lembaran kecil)

Yang harus disajikan dalam gambar perencanaan atap adalah:

Denah rencana atap

Prototipe kuda-kuda

Detail kuda-kuda lengkap dengan kerangka atap dan penutupnya

Detail talang, nok dan detail sambungan balok-balok penyusun kuda-kuda


Rencana atap menggambarkan bentuk atap yang dipakai, garis-garis atap digambar
dengan garis putus-putus. Pada gambar ini dijelaskan letak kuda-kuda, balok gording,
usuk dan juga bahan penutup atapnya. Jika ada, digambar pula talang dan lubang
buangan, garis hubungan, jurai luar dan jurai dalam. Gambar rencana atap diberi
penjelasan dan digambar dengan garis khusus. Skala gambar sama dengan gambar
denah.
Selain gambar-gambar rencana di atas masih terdapat Gambar-gambar rencana yang
lain seperti gambar rencana plafon, rencana sanitasi dan gambar-gambar detail.
Gambar-gambar rencana baik plafon maupun sanitasi dibuat dengan skala yang sama
dengan gambar denah. Gambar detail biasanya dibuat dalam ukuran skala 1 : 20.
Gambar detail mencakup detail pondasi, detail kuda-kuda, detail lantai, detail plafon,
detail kusen dan sanitasi.

13

Das könnte Ihnen auch gefallen