Sie sind auf Seite 1von 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan yang pesat telah menyebabkan perubahan pola
penggunanaan lahan, dimana ruang terbangun semakin mendominasi dan
mendesak ruang-ruang alami untuk berubah fungsi. Fenomena tersebut
terutama

terjadi

pada

kawasan

perkotaan,

dimana

perubahan

penggunaan lahan berlangsung dengan sangat dinamis. Sejalan dengan


perkembangan kota, maka semakin besar desakan terhadap ruang-ruang
dengan fungsi konservasi untuk berubah fungsi.(Pribadi.D.O,dkk:2006)
Perubahan penggunaan lahan merupakan salah satu fenomena
yang memiliki keterkaitan dengan berbagai isu lingkungan. Isu tersebut
mendorong sejumlah lembaga internasional membentuk program yang
khusus mengkaji tentang perubahan penggunaan lahan. Perubahan
penggunaan lahan adalah fenomena kompleks, yang merefleksikan
interaksi antara manusia dengan lingkungannya (Munroe and Muller,
2007).

Faktor

pendorong

perkembangan

lahan

terbangun

ialah

aksesibilitas, jarak ke pusat kegiatan dan kemiringan lereng (suharyadi


dalam wijaya, 2013). Warpani, 1990 juga menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi perubahan lahan terbangun ialah topografi, jumlah
penduduk, harga lahan, aksesibilitas dan prasarana.
Kota Kendari tergolong kota yang mengalami pertumbuhan yang
cukup signifikan secara fisik terutama dalam kurung waktu 5 tahun
terakhir. Hal ini ditandai dengan semakin berkembangnya investasi swasta
dibidang perumahan real estate, pembangunan ruko dan konversi lahan
dari tidak terbangun menjadi lahan yang terbangun yang hanya
dipengaruhi oleh faktor jarak ke pusat kegiatan saja tanpa memperhatikan
kondisi lingkungan misalnya topografi. Hal ini mengakibatkan Kota
Kendari mengalami banjir yang menyebabkan 10 kecamatan terendam
dengan tinggi air mencapai 30 centimeter hingga 2 meter (Kompas.com).

1|

Menurut Direktur Walhi Sultra Susiyanti Kamil mengatakan banjir yang


terjadi di Kendari tak hanya disebabkan oleh curah hujan tinggi hingga
menyebabkan meluapnya belasan sungai. Tetapi juga akibat pengelolaan
tata ruang kota yang tidak berperspektif lingkungan atau ekologis. secara
topografi Kota Kendari berada pada bantaran Sungai Wanggu dan dan
Teluk Kendari. Sehingga secara otomotis kawasan tersebut adalah daerah
resapan yang dapat menimbulkan bencana jika tidak ditangani secara arif
dalam penataan ruang. Hampir semua daerah resapan telah berubah
fungsi, dipadatkan oleh bangunan rumah toko, perumahan dan investasi
swasta (Beritakendari.com).
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi pertumbuhan lahan yang tidak
terkendali beserta dampak yang akan ditimbulkan, penulis merasa perlu
adanya kajian tentang pertumbuhan lahan terbangun dalam jangka waktu
tertentu. Sehingga, dapat menjadi rekomendasi bagi pemerintah dalam
menentukan arah perkembangan dan pertumbuhan kota di masa depan.
Pertumbuhan lahan terbangun secara spasial dapat dimonitoring dan
diprediksi dengan menggunakan metode pemodelan. Model Cellular
Automata merupakan salah satu model spasial yang mampu memprediksi
perubahan

tutupan

lahan/penggunaan

lahan,

sehingga

dalam

penggunaannya memungkinkan untuk memprediksi pertumbuhan lahan


terbangun. Selain itu, dalam meningkatkan akurasi pemodelan, Cellular
Automata dapat diintegrasikan dengan model lain yakni model Rantai
Markov (Markov-Chain).
B. Pertanyaan Penelitian
1.

Bagaimana karakteristik pertumbuhan lahan terbangun di Kota


kendari dalam kurung waktu 10 tahun terakhir?

2.

Faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan lahan terbangun


di Kota Kendari?

2|

3.

Bagaimana pergerakan pertumbuhan lahan terbangun dengan


menggunakan simulasi Cellular Automata-Markov Chain untuk 20
tahun yang akan datang?

C.

Tujuan Penelitian
Dari

rumusan

masalah

yang

telah

dipaparkan

sebelumnya,

diharapkan tercapainya tujuan penelitian sebagai berikut :


1. Memberikan informasi karakteristik pertumbuhan lahan terbangun
Kota Kendari berupa luas lahan terbangun dan arah pertumbuhan
lahan terbangun selama 10 tahun terakhir.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan lahan
terbangun di Kota Kendari.
3. Mengetahui prediksi pergerakan pertumbuhan lahan terbangun yang
disimulasikan oleh cellular automata-markov chain untuk 20 tahun
terakhir.
D.

Manfaat Penelitian
1. Pemerintah
Bagi pemerintah yang merupakan stakeholder, diharapkan dapat
menjadi masukan dan ide dalam menyusun perencanaan dan
pengembangan lahan terbangun di masa sekarang maupun masa
depan sehingga dapat lebih bijak dalam menyikapi arah pertumbuhan
kota sesuai yang diharapkan.

2. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi masyarakat
dalam pertimbangan memilih lokasi permukiman dll.
3. Bagi Mahasiswa

3|

Diharapkan penelitian ini menjadi bahan penyempurna penelitian


yang akan datang.
4. Bagi Peneliti
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan terkait permodelan pertumbuhan lahan
terbangun, serta dapat menjadi bahan bagi penelitian selanjutnya.
E.

Ruang Lingkup Penelitian


1. Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah penelitian ialah mencakup 3 (tiga) kecamatan
yakni Kecamatan Kambu, Kecamatan Poasia dan Kecamatan Abeli.
2.Ruang Lingkup Substansi
Dalam penelitian ini, ruang lingkup substansi terkonsentrasi pada
pembahasan mengenai karakteristik pertumbuhan lahan, faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan lahan dan model pertumbuhan

lahan

dengan menggunakan model cellular automata-markov chain.


F.

Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini, yaitu :
Bagian Pertama berisi tentang pendahuluan, menguraikan tentang
latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, manfaat
penelitian, ruang lingkup penelitian, serta sistematika penulisan.
Bagian Kedua berisi kajian teori, yang menguraikan tentang kajian
pustaka yang menjadi landasan teori untuk memberikan acuan, pedoman,
dan teori yang berhubungan dengan penelitian ini.
Bagian Ketiga berisi tentang metode penelitian. Secara umum
menguraikan tentang lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, teknik
dan alat analisis, variabel penelitian, definisi operasional dan kerangka
pikir.

4|

Bagian Keempat berisi tentang gambaran umum mengenai kondisi


administratif dan geografis, kondisi eksisting lokasi penelitian serta
analisis data.
Bagian Kelima berisi kesimpulan dan saran.

5|

Das könnte Ihnen auch gefallen