Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Kasus
Tuan U (24 tahun) datang ke instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan
Partowidigdo (IGD RSPG) dengan keluhan batuk berdahak kehijauan dan demam sejak 2
minggu sebelum masuk rumah sakit (smrs). Sekitar 1 minggu smrs, pasien merasa tiba-tiba
sesak berat, dada kanan terasa nyeri, dan tidak dapat bernapas panjang. Karena alasan biaya,
pasien ke dokter. Namun karena keluhan bertambah berat, pasien ke RSPG. dalam 3 bulan
terakhir berat badan makin turun, badan makin lemas, dan tidak bertenaga.
I.
Pengkajian
a. Identitas klien
Nama
: Tn U
Umur
: 24 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan
: Pengusaha
Diagnosis medis : Hidropneumotoraks kanan spontan sekunder e.c tuberculosis paru
b. Riwayat penyakit
- Keluhan utama: keluhan utama yang dirasakan klien yaitu sesak napas dan dada
-
B1(Breath) : Pasien merasakan sesak berat, dada kanan terasa nyeri, batuk
berdahak kehijauan, tidak dapat bernapas panjang, pergerakan dada tidak simetris
yaitu dada kanan tertinggal, perkusi hipersonor pada dada kanan atas dan redup
pada kanan bawah, auskultasi didapatkan ronkhi basah kasar pada dada kiri atas
dan bawah.
B2 (blood) : Nyeri dada kanan, TD: 130/85 mmHg, takikardi.
B3 ( Brain) : B4( Bladder): B5 ( Bowel ) : Berat badan turun.
B6 (Bone): Badan makin lemas dan tidak bertenaga.
f. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan foto toraks posterior (PA) yang dilakukan pasien 2 hari smrs,
didapatkan gambaran air-fluid level, area radiolusen pada bagian lateral, dan
pleural line pada paru kanan. Sedangkan pada paru kiri tampak bercak infiltrate
(foto).
Pemeriksaan punksi percobaan yang dilakukan IGD RSPG, didapatkan dorongan
II.
Analisa Data
Data
Etiologi
Akumulasi udara didalam
DS:
-
Klien
bahwa
mengatakan
sering
Tidak
bisa
bernapas
panjang,
-
maksimal
batuk
berdahak kehijauan
-
rongga dada
Tekanan alveolar
Hipoventilasi
Takikardi
Masalah
Ketidakefektifan pola napas
DO:
- Perkusi dada kanan atas
-
hipersonor
Suara tambahan ronki
Pergerakan dada tidak
simetris
yaitu
dada
kanan tertinggal,
TD: 130/85 mmHg,
nadi: 148 x/menit, suhu:
38,2C
dan
RR:
32
x/menit.
DS:
-
mengatakan
sering
Tidak
bisa
Tekanan alveolar
bernapas
panjang,
-
maksimal
batuk
berdahak kehijauan
-
jalan napas
Klien
bahwa
rongga dada
Ketidakefektifan
DO:
-
hipersonor
Suara tambahan ronki
Pergerakan dada tidak
simetris
yaitu
dada
kanan tertinggal,
TD: 130/85 mmHg,
nadi: 148 x/menit, suhu:
38,2C
dan
RR:
32
x/menit.
DS: -
Pemasangan WSD
DO:
-
terdapat
luka
insisi
pemasangan
selang
WSD
pada
bersihan
thoraks
WSD
Nyeri pada daerah yang
terpasang WSD
Resiko infeksi
Pemasangan WSD
DS:
-
klien
mengeluh
dada
DO:
-
tusuk/kecelakaan)
nadi
meningkat
148
x/menit,
DS:
-
Nyeri
Nyeri
TBC
Hipertermi
Alveoli rusak/melebar
DO:
-
Suhu meningkat
DS:
-
Hipoventilasi
Klien mengatakan berat
badan menurun
Takikardi
Sesak
DO:
-
III.
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan menurunnya ekspansi paru
sekunder terhadap peningkatan tekanan dalam rongga pleura
2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan adanya akumulasi
sekret
3. Risiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan tindakan insisi akibat pemasangan
WSD
Intervensi keperawatan
Diagnosa
Tujuan
efektif
Kriteria hasil :
intervensi
3. Alat dalam menurunkan kerja napas;
4. Perawatan :
Observasi pola napas dan komplikasi
Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan napas, mis., batuk efektif
Rasional
1. Beberapa derajat spasme bronkus
ronki.
inspirasi
3. Catat adanya dispnea, gelisah, ansietas, 3. Disfungsi pernapasan adalah variabel
distres pernapasan, penggunaan otot
bantu
kronis
selain
proses
akut
yang
4.
fungsi
tidur
pernapasan
dengan
distres
berat
akan
untuk bernapas.
5. Pencetus tipe reaksi alergi pernapasan
6. Memberikan
atau bibir.
untuk
pasien
mengatasi
beberapa
dan
cara
mengontrol
napas,
mengi,
dan
produksi
pemasangan WSD
Tujuan
: Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1X24 jam tidak terjadi infeksi pada
pasien
Kriteria hasil :
jika diperlukan
5. Batasi jumlah pengunjung jika diperlukan 5. Meminimalkan pemicu infeksi
Diagnosa
berkurang
2. Mengurangi tingkat nyeri yang dirasakan
pasien
3. Sebagai evaluasi terhadap interensi yang
telah dilakukan dan untuk merencanakan
intervensi selanjutnya
Suhu 36-37oC
Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa nyaman
Intervensi
Rasional
1. Pantau suhu setiap dua jam sesuai
1. Untuk mengetahui perubahan suhu yang
dengan kebutuhan
komplikasi
4. Untuk mengontrol intake dan output
cairan dan elektrolit serta
memepertahankan agar tidak terjadi
dehidrasi
5. Memberikan rasa nyaman klien dan
mempertahankan suhu tubuh dalam
batas normal
6. Memantau adanya komplikasi dehidrasi
Kolaborasi :
1. Berikan anti piretik
Kelola antibiotik
mengobati
dan
mencegah
Rasional
1. Pasien distres pernapasan akut sering
tubuh.
2. Auskultasi bunyi usus
hipoksemia.
3. Membantu menurunkan kelemahan
V.
Evaluasi
1. Pola nafas kembali efektif
2. Bersihan jalan napas kembali efektif
3. Tidak menunjukkan terjadi infeksi
4. Nyeri yang dirasakan teratasi
5. Hipertermi
6. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi