Sie sind auf Seite 1von 3

SINTAKSIS KLAUSA

SISTEM KALA, ASPEK, MODUS

A. Sistem kala-aspek-modus
Dalam semua bahasa ada sistem verbal yang lazim disebut sistem kala-aspekmodus, atau sering disingkat sistem KAM. Untuk menjelaskan sistem KAM
tersebut, perlu diketahui bagaimana sistem kala, aspek, dan modus bekerja sama, dalam
sintaksis klausa.
Kala menunjukkan waktu keadaan atau tindakan yang diungkapkan oleh verba
dalam hubungan dengan saat penuturan. Aspek menunjukkan segi arti verba yang
berkaitan dimulainya, berlangsungnya, terjadinya, diulang tidaknya, selesai tidaknya,
atau adanya hasil tidaknya, dari keadaan atau tindakan tersebut. Akhirnya, modus
mengungkapkan sikap penutur terhadp apa yang dituturkannya, maksudnya sikap
kepastian, kesangsian, pertanyaan, pengingkaran, dan pandangan tentang riil tidaknya
dari apa yang diungkapkan oleh verba.
Hal yang mendasari pembahasan sistem kala, sistem aspek, dan sistem modur dalam
sistem KAM ialah tumpang tindihnya yang rumit di antara ketiga sistem tersebut.
Sistem kala sering dipakai untuk pengungkapan modus atau aspek, dan baik sistem
aspek maupu istem modus sering memakai Predikat perifrastis, jadi dengan verba bantu
atau pun konstituen nonverbal.
B. Sintaksis Kala
Diantara bahasa bahasa dunia ada yang tidak memiliki sistem kala morfologis,
misalnya bahasa Indonesia. Adapula yang memiliki sisem dengan hanya dua kala,
biasanya preterit dan non preterit, seperti terdapat dalam bahasa Indian Amerika.
Diantara bahasa yang berkala preterit ada yang memiliki preterit rangkap.
Diantaranya ada yang membedakan preterit dekat dan preterit lama, misalnya
berbagai bahasa asli di Papua Nugini. Sistem kala preterit rangkap dengan hubungannya
diantaranya banyak ditemukan dalam bahasa Indp-Eropa: ada kala preterit, dan ada kala
yang sebelumnya, misalnya perfekta anterior. Kalimat inggris he had gone,
misalnya, mengungkapkan sesuatu yang medahului tindakan preterit biasa seperti he
went. Bahasa Latin bahkan membaurkan apa yang sudah pada saat yang belum,

misalnya amavero aku akan berada dalam keadaan sudah mencintai. Susunan kala
dalam hubungan satu dengan yang lainnya dapat disebut dengan istilah susunan kala.
Dalam bahasa yang tidak bersistem kala secara morfemis, pengertian kala terletak
dalam konstituen peripheral yang sesuai. Berikut contoh dalam bahasa Indonesia.
1. Kami berapat kemarin dulu. [preterit]
2. Saya lahir pada tahun 1940. [preterit]
3. Mereka sudah selesai makan. [perfekta]
4. Pesawat udara telah mendarat. [perfekta]
Dalam data (1), kemarin dulu adalah peripheral yang seluruhnya leksikal, dan
demikian pula pada tahun 1940 dalam data (2). Status gramatikal dari sudah dan telah
lebih berbelit-belit sedikit. Sudah masih dapat dipandag sebagai peripheral leksikal,
karena dapat dipakai secara klausal (Apa dia sudah datang?- sudah), dan dapat diberi
klitika emfastis (sudahlah!) atau interogatif (sudahkah?), dan dapat disusul negasi
(Saya sudah tidak mampu lagi). Sebaliknya telahharus dipandang sebagai bersifat lebih
gramatikal karena gagal dalam semua tes tadi (Apakah dia telah datang?- *telah; juga
*telah selesai ; dan *Telahkah?; *Saya telah tidak mampu lagi). Sebenarkanya, sudah
memainkan peran modal sedikit (karena dikontraskan dengan belum menceriminkan
harapan atau rasa khawatir atau sangkaan di pihk penutur); dan telah lebih bersifat
aspek, yaitu selesainya apa yang diartikan oleh konstiuen di tempat Predikat.
Kesimpulannya, tanpa pemarkahan morfemis verbal untuk kala, pengartian kala
terlaksana secara leksikal saja, atau dengan partikel yang agak kuat sifat
gramatikalnya. Oleh karena itu, nampaknya sistem kala pada dasarnya adalah sistem
aspektual dan modal.
C. Sintaksis Aspek
Aspek-aspek verbal dapa dibagi atas aspek yang menyangkut beberapa segi dari apa
yang dungkapkan oleh verba, yakni permulaan, penyelesaian, hasil, kebelangsungan,
pengulangan, kebiasaan, keterikatan pada saa yang ak terbagi , dan keadaan.
Permulaan : ada verba inkoatif, menyatakan dimulainya apa yang diartikan oleh
verba.
Penyelesaian: ada yang perfektif dan imperfektif, menyatakan selesai tidaknya
tindakan atau berlaku tidaknya keadaan secara definitif.
Hasil: ada yang resulatif dan nonresulatif, menyatakan ada tidaknya hasil
tindakan atau proses.
Keberlangsungan: ada

yang

durative

atau

progresif,

membawa

arti

erlangsungknya tindakan atau proses.


Pengulangan:ada yang iteratif, mengungkapkan sesuatu yang terjadi berulang kali.

Kebiasaan: ada yang habituatif, menyatakan adanya tindakan sebagai suatu


kebiasaan.
Keterkaitan pada saat tak terbagi: ada yang pungtual, membawa arti tejadinya
sesuatu pada saat yang tak terbagi.
Keadaan: ada yang statif, menyatakan keadaan yang tidak berubah, tanpa proses,
tanpa ada yang dihasilkan.
Berikut contoh klimat dalam bahasa Inggris dan bahasa Jepang berikut ini:
Inggris:
1. I {shave/*am shaving} every morning. [habituatif]
2. He {spoke/*has spoken} to his sister yesterday. [preterit]
3. He has spoken to his sister (*yesterday). [perfektif]
4. They are going home tomorrow. [futur]
5. They {have been going/*have gone} there for months. [iteratif]
6. We had a {swim/walk/drink}. [pungtual]
7. I am not about to do that. [inkoatif]
Dalam data (1) terlihat bahwa aspek habituatif (bercukur setiap pagi) tidak
dimakahkn pada verba, dan bahwa penggunaan bentuk progresif adalah tidaklah
gramatikal. Dalam data (2) terlihat bahwa peristiwa yang terjadi dan selesai pada masa
lampau menuntut pemakaian kala preterit, bukan kala perfekta. Sedangkan data (3)
menunjukkan bahwa kala perfekta bisa dipakai asalkan tidak ada periferal keterangan
waktu pungtual. Dalam data (4), betuk progresif tidaklah progresif menurut artinya
melainkan merupakan salah satu alat untuk menyatakan kala futur. Dalam bahasa ini
verba to go adalah resulatif (secara leksikal), sehingga

have been going tidak

gramatikal, sedangkan have gone mutlak berarti bahwa orang yang diacu oleh subjek
they telah pergi berulang kali, jadi dengan have gone klausa (5) bersifat iterative.
Jepang :
8. Kodomo-tachi wa kooen de asonde imasu. [duratif]
Anak
J TP taman PSP main DUR
Anak-anak sedang bermain di taman
9. Ono- san
wa shinimasu. [inkoatif]
Ono HRM PT meninggal
Bapak Ono akan meninggal dunia.
10. Ono-san sinde
imasu. [resulatif]
Ono
meninggal RES
Bapak Ono telah meninggal dunia
11. Michi ga magatte imasu.[statif]
Jalan PT belok STAT
Jalan berbelok
Dalam bahasa

Das könnte Ihnen auch gefallen