Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
NPM : 13.11.1001.3408.131
PRODI : AKUNTANSI ( semester 4 )
MATA KULIAH : AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
BAB 1
Kontribusi sektor publik juga berkembang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.
Semakin besar tenaga kerja yang diserap itu bukan hanya menjadi permasalahan yang harus
dipecahkan, namun juga sebuah konsekuensi logis kebijakan publik. Kebijakan ini
didasarkan pada pendekatan philosopi sektor publik, seperti customer approach, market
concept, individualism and self-reliance, purchaser/provider split, contract culture,
performance orientation, kompensasi dan dan kondisi yang fleksible.
Akuntansi Sektor Publik vs Akuntansi Sektor Swasta
Focus terpenting yang membedakan kedua organisasi ini terletaak pda tujuan yang akan
dicapai. Pada tahap perencanaan organisasi sektor swasta menitik beratkan untuk
mendapatkan keuntungan dari hasil usahanya semaksimal mungkin dengan biaya yang
seminimal mungkin. Bertolak belakan dengan organisasi sektor publik adalah kesejahteraan
masyarakat.
1.2.
Secara mendasar, organisasi sektor publik dapat dibedakan dalam alur operasional yang
dibiayai. Perbedaan ini disebabkan oleh tujuan organisasi berbeda. Alternatif-alternatif
tersebut biasanya didasarkan kepada kebutuhan barang, pelayanan jasa, politik, serta
sikap sosial yang sesuai.
Bentuk Penerapan Akuntansi Sektor Publik di Indonesia
Sistem akuntansi pada perusahaan umum telekomunikasi disebut SIMAK (sistem
akuntansi). Prinsip pelaporan keuangan adalah sesuai dengan ketentuan paasal 50 dan 51
peraturan pemerintah no.21/1984 tentang perusahaaan umum telekomunikasi, manajemen
berkewajiban menyusun laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan rugi laba,
perhitungan penggunaan laba yang belum dibagi dan laporaan sumber dan penggunaan
dana serta informasi tambahan. Laporan yang dimaksud disampaikan kepada:
1. Menteri Pariwisata, pos dan telekomunikasi
2. Menteri keuangan
3. Badan pemeriksa keuangan
4. Direktur jendral pos dan telekomunikasi
5. BPKP
6. Dirjend pajak
7. Pihak-pihak yang berkepentingan
Lebih jauh sistem ini juga mempunyai karakteristik pada bagan perkiraan antara lain:
1. Bagan perkiraan sebagai tempat untuk menampung transaksi yang terjadi dan
mengklasifikasi informasi akuntansi sesuai dengan karakteristiknya, dirancang dan
diterapkan sesuai dengan sturktur laporan keuangan serta dapat menghasilkan laporan
untuk kebutuhan manajemen dengan mempertimbangkan adanya kemudahan
perubahan yang dibutuhkan karena berkembangnya perusahaan termasuk penggunaan
computer dan pengembangan sistem informasi yang terintegrasi.
2. Struktur bagian perkiraan lebih menitik beratkan pada kelompok aktiva tetap disisi
aktiva serta modal dan cadangn disisi pasiva.
3. Bagian perkiraan dihubungkan serta terintegrai langsung dengan sub-sub sistem
akuntansi lainnya sesuai dengan kebijaksanaan akuntansi, serta dapat mengadakan
dualisme penggunaan perkiraan untuk kepentingan akuntansi dan anggaran.
4. Bagan perkiraan memungkinkan disiapkannya laporan keuangan serta laporanlaporan lainnya tanpa harus melakukan perubahan pengelompokkan perkiraan karena
struktur bagan perkiraan telah disesuaikan dengan kebutuhan laporan yang dimaksud.
5. Bagan perkiraan akan membantu meletakkan prinsip-prinsip pengendalian intern
yang memadai terhadap harta, hutang, modal, serta hasil usaha yang dapat dicapai
perusahaan.
6. Bagan perkiraan dilengkapi pula dengan kode lokasi dan pusat pertanggung jawaban
yang dapat memungkinkan pentapan tanggung jawab yang jelas bagi semua pejabat
pada masing-masing unit organisasi untuk kepentingan pengendalian oleh
manajemen.
7. Bagan perkiraan memungkinkan untuk dapat membedakan pengeluaran-pengeluaran
yang pada hakekatnya memberikan manfaat untuk beberapa periode akuntansi dengan
1.3.
KONTROVERSI AKUNTANSI
Akuntansi Pemerintahan vs Akuntansi Sektor Publik
Pada umumnya sektor publik digambarkan sebagai institusi pemerintah atau dengan
kalimat yang lebih jelas pemerintah yang berkuasa., pemerintah Negara, dan industry
nasional, badan hukum publik,. Alasan lain yang dikembangkan oleh pendukung
akuntansi pemerintahan adalah karakter akuntansi sebagai penyedia jasa yang relevan
untuk berbagai jenis individu dan organisasi.
Peran Pemerintah Semakin Berkurang
Tugas pemerintah adaalah mengendalikan, bukannya seperti mendayung sebuah perahu
(E.S savas).
Kentalnya Investasi Politik Dalam Pengembangan Akuntansi Sektor Publik
Sterling (1973) berpendapat bahwa hampir semua masalah praktis yang dihadaapi dalam
praktek akuntansi bisa dipecahkan dengan teori. Ketika sebuah masalah muncul, isu
sebenarnya adalah bahwa manajemen tidak sependapat dengan pandangan akuntansi.
Dengan demikian, masalahnya bukan tehnis tetapi merupakan masalah politis. Apa yang
diharapkan oleh auditor sektor publik ketika menghadapi keadaan sulit ini ? tindakan
yang dapat dilakukan adalah memperbaiki citra profesi akuntan atau menghindar dari
tanggung jawab. Selain itu ada pernyataan sederhana bahwa lingkungan akuntansi itu
arena politik. Angka-angka daalam laporan keuangan mempunyai dampak social, yang
mana perkiraan dan tingkah laku dari banyak orang akan terpengaruhi. Bagaimana juga,
beberapa akuntan berpendapat proses dengan standar yang telah diformulasi menjadi
faktor politis.
1.4.
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Akuntansi sektor publik mempunyai empat pilar utama, yaiu manajemn, akuntansi,
pembelanjaan dan audit. Bidang manajemen merupakan bidang akuntansi sektor publik
yang mengupas akuntansi dari sisi internal organisasi. Bidang pembelanjaan merupakan
bidang yang paling praktis.proses pembelanjaan dapat dibagi dalam pembuatan program
invetasi dan strategi pengumpulan dana investasi itu sendiri. Bidang audit merupakan
bidang yang dikembangkan sebagai prasarana pengendalian. Audit selama ini dikenal
sebagai alat verifikasi. Melihat perkembangan ide yang akan disampaikan, proses
pengukuran prestasi akan menjadi alat manajerial untuk mengambil kebijakan tentang
pengembangan organisasi sektor publik.
BAB II
AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK
1.1.
1.2.
Pengeluaran rutin
Biaya
Pengeluaran pembangunan
Investasi
Pengeluaran modal
Hutang/investasi
Psikologi
Psikologi merupakan bagian akuntansi manajemen yang menyoroti factor motivasi.
Dampak keseragaman renumerasi adalah tidak diakuinya penilaian prestasi. Akibatnya,
sistem motivasi menjadi tidak berlaku. Di masa reformasi ini, pengakuan terhadap aspek
psikologi belum banyak berubah. Salah satu usaha yang gagal dilakukan adalah
penerapan tunjangan structural.
Perilaku
Aspek perilaku merupakan perkembangan terakhir dari aspek-aspek lain untansi
manajemen. Aspek ini memperlihatkan kecenderungan dalam pengambilan kebijakan,
sehingga aspek ini di sektor publik didominasi oleh kegiatan pengendalian, pengawasan
dan pemeriksaan.
1.3.
1.4.
1. Penilaian investasi
Suatu tindakan/ cara yang dilakukan oleh manajemen untuk menyediakan informasi
tentang kemampuan perusahaan untuk mengevaluasi pengambilan modal dan
kemampuan aset yang akan digunakan untuk operasi organisasi pada masa yang akan
dating.
2. Perencanaan daan penganggaran keuangan
Keputusan mengenai investasi merupakan salah satu aspek dari akuntansi manajemen
terdiri dari :
a. Perencanaan keuangan
b. Anggaran modal
c. Anggaran pendapatan
3. Model keuangan
4. Target perencanaan dan pengangggaran
AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN
Akuntansi manajemen berperan untuk pengendalian, agar berbagai penyimpangn dapat
segera dikoreksi.
1. Pengendalian anggaran
2. Akurasi dan ketepatan waktu
3. Biaya terkendalikan dan tak terkendalikan
4. Posisi anggaran daalam 1 tahun
5. Detail penting
6. Pertimbangan perilaku
7. Virement
8. Pengendalian melalui akuntansi biaya
9. Aktivitas pusat laba daan akuntansi biaya
10. Aktivitas pusat keuntungan, investasi, dan akuntansi biaya
1.5.
1.6.
instansi pmerintah, sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana
dan berhasil dengan baik.
Program Akuntansi Manajemen Sektor Publik
1. Pemograman daan perencanaan strategi
Sistem perencanaan yang efektif merupakan persyaratan dalam organisasi sektor
publik sehingga akuntansi manajemen merupakan bagian penting sebagai penyedia
informasi untuk menjalankan sistem.
2. Pemahaman ruang lingkup Pemograman dan Anggaran
Banyak organisasi tidak memperhatikan perbedaaan formal diantara program dan
anggaran. Beberapa organisasi mengkombinasi keduanya. Sejak dua aktivitas tersebut
di konsep secara berbeda, baagaimanapun perlu dipikirkan tentang perbedaan jika
situasi tidak formal yang membuat perbedaab tersebut.
1.7.
1.8.
TEKNIK
AKUNTANSI
MANAJEMEN
SEKTOR
PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK
PUBLIK
DALAM
BAB III
PENGENDALIAN SEKTOR PUBLIK
1.1.
Pengendalian akuntansi dirancang sebagai rencana organisasi, prosedur serta catatan yang
berkaitan dengan pengamanan aktiva atau kekayaan daan keandalan catatan yang
berkaaitan dengan pengamanan aktiva atau kekayaan dan keandalan catatan keuangan
yang menjamin bahwa :
a. Transaksi dilaksanakan dengan otorisasi umum dan otoritasi khusus manajemen
b. Praktik pencatatan transaksi ditujukan untuk pelaporan keuangan yang didasarkan
pada prinsip akuntansi berterima umum atau peraturan lain yang diterapkan pada
pelaporan organisasi terkait dalam kerangka pertanggungjawaban aktiva/kekayaan
c. Akses terhadap aktiva/kekayaan diperkenankan bila ada otorisasi manajemen
d. Pertanggungjawaban aktiva/kekayaan yang dicatat dibandingkan dengan
aktiva/kekayaan yang ada pada interval waktu yang wajar dan tindakan yang tepat
diambil bila terjadi perbedaan
Komponen-komponen Pengendalian Intern
a. Lingkungan pengendalian
1. Filosofi manajemen dan gaya operasi
2. Nilai integritas dan etika
3. Komitmen terhadap kompetensi
4. Dewan direktur atau komite audit
5. Struktur organisasi
6. Pemberian wewenang dan tanggungjawab
7. Kebijakan dan praktek sumber daya manusia
b. Penilaian risiko
1. Identifikasi dan analisis risiko relevan daalam pencapaian tujuan
2. Formasi perencanaan menentukan pengaturan risiko
c. Aktivitas pengendalian
1. Membandingkan anggaran dengan nilai sesungguhnya
2. Berhubungan dengan sekumpulan data yang berbeda, operasi dan keuangan
terhadap satu sama lain, brsama-sama dilakukan analisis hubungannya dan
tindakan investigasi dan koreksi
3. Merivieu kinerja fungsional
d. Informasi dan komunikasi
e. Memonitor
Tujuan Pengendalian Intern
1.
2.
3.
4.
1.2.
1.3.
KONTROVERSI
Perencanaan VS Pengendalian
Proses pengendalian sektor swasta dan sektor publik amat berbeda. Focus prngandalian
sektor swasta pada tingkat keuntungan yang dicapai atau profitabilitas. Sedangkan focus
sektor publik adalah tingkat efektivitas dana masyarakat. Perbedaan mendasar ini akan
mempengaruhi mekanisme operasional masing-masing sektor.
Birokrasi VS Fleksibilitas
Pemerintahan yang birokratis lahir untuk melayani warganya, sedangkan badaan usaha
dibuat untuk menghasilkan laba tertentu. Oleh karena itu tugas pemerintah adalah
memberikan pelayanan dan kepuasan kepada warga negaranya.
1.4.
Peran PEM
Berbicara masalah PEM tidaak bisa lepas dari pengembangaan dan implementasi
Medium Term Expenditures Framework (MTEF). MTEF adaalah kerangka kerja
kebijakan strategic dan pembelanjaan pemerintah yang dijalankan daan menjadi tanggung
jawab departemen organisasi dibawahnya untuk membuat keputusan tentang
pengalokasian dan penggunaan sumberdaya. Tujuan dari MTEF antara lain :
1. Meningkatkan keseimbangan makroekonomi dengan mengembangkan konsistensi
daan kerangka kerja sumberdaya secara realistis
2. Meningkatkan alokasi penggunaan sumberdaya untuk prioritas strategi antar sektor
dalam sektor
1.5.
Pasar/ birokrasi
Birokrasi
pasar
Pada dasarnya, out[ut dipisahkan dalam kelompok mudah diukur dan tidak mudah diukur.
Proses Manajemen Publik
Pengendalian manajemen melibatkaan hubungan antara atasan dan bawahan.
Pengendalian dilakukan mulai dari tingkat atas hingga ke bawah . proses ini meliputi tiga
aktivitas :
1. Komunikasi
2. Motivasi
3. Evaluasi
1.6.
TEKNIK-TEKNIK PENGENDALIAN
1.7.
Teknik pemograman
Teknik analisis program
Teknik penyusunan anggaran
Pengendalian operasi
Pengukuran output
Pusat pertanggung jawaban
Motivasi
Restrukturisasi organisasi
PENGENDALIAN PROGRAM
No
1
2
Keterangan
Tahap
Jangka
waktu
perencanaan
Struktur
Anggaraan
Perencanan
Satu tahun
Program
Perencanaan
Multi tahun
Pusat
pertanggungjaw
aban
Lintas
pusat
pertanggungjawa
ban
4
5
1.8.
Komitmen
Tumpang
tindih
Manajer
Program
pertama
Estimasi
tahun tanpa perubahan
kebijakan,
program
akan
tercermin pada
anggaran
6
pengendalian Keberhasilan
Efisiensi
program
PENERAPAN DI INDONESIA
Kajian Pengendalian Melalui Penerapan Akuntansi Biaya pada Anggaran Belanja
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Kajian penerapan akuntansi biaya pada anggaran belanja daerah provinsi DIY dilakukan
dengan mengumpulkan data rekening belanja dari masing-masing unit
kerja/dinas/instansi. Biaya-biaya dalam berbagai unit kerja/dinas/instansi tersebut
kemudian diberi tanda resources driver yang akan digunakan untuk pembebanan biaya
tersebut ke aktivitas yang bersangkutan. Ini berarti pengendalian biaya bisa dilakukan.
Model Pengendalian Miller & Dess
Di Indonesia, sistem pengendalian model Miller & Dess banyak ditemui dalam dunia
praktik.
Model Satuan Pengendalian Intern Pemerintah Daerah di Era Otonomi
Pendapat lain tentang model pengendalian dikemukakan oleh Endang (2001) yang
mencoba untuk membuat diagram satuan pengendalian intern (SPI) dalam kerangka
otonomi daerah.
BAB IV
REFORMASI ANGGARAN
1.1.
DEFINISI
1.2.
PENEKATAN ANGGARAN
Pendekatan Fungsional
Kepentingan formal merupakan refleksi anggaran sebagai produk suatu entitas
mandiri. Ini berarti anggaran disusun melalui proses internal organisasi. Kepentingan
hukum merupakan pemberi makna solid bagi anggaran suatu entitas tertentu. Alokasi
anggaran dikatakan efektif apabila menyeimbangkan berbagai permintaan di dalam
pemerintahan, baik ddari organisasi sektor swasta dan sektor publik, dan strategi
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
1.3.
1.4.
1.5.
EVALUASI ANGGARAN
Perubahan Anggaran
Kegunaan evaluasi perkiraan pendapatan dan pengeluaran anggran taahun berjalan
sebagai titik awal untuk menentukan anggaran untuk tahun yang akan datang.
Perubahan diharapkan tidak terlalu banyak. Jumlah perubahan yang terlalu banyak
menunjukkan kelemahan fundamental proses penganggaran.
1.6.
Struktur APBD
Pergeseran pasal-pasal anggaran diperkenankan sesuai peraturan yang berilaku, dan
supaya diberikan penjelasan atas pasal-pasal yang dilakukan pergeseran.
Prinsip-prinsip Penyusunan APBN
1. Keterbukaan, dalam Negara demokrasi, rakyat perlu diikutsertakan melalui DPR
dalam pembahasan rancangan anggaran.
2. Perioditas, meliputi suatu periode tertentu, biasanya satu tahun, agar pengawasan
mudah dilakukan daan peninjauan kembali kebijakan anggaran tiidak terlalu
lama
3. Fleksibilitas, karena anggaran disusun berdasarkan asumsi-asumsi tertentu,
dalam pelaksanaannya masih terdapat hal-hal yang belum tertampung atau
berubah
4. Prealabel, pengajuan daan pengeshannya oleh dewan perwakilan rakyat harus
mendahului pelaksanaan anggaran
5. Kecermataan/terinci, anggaran harus diperkirakan secara teliti agar dapat
dihindari pemborosan dan kekurangan karena salah perhitungan
6. Komperhensif, anggaran disusun untuk semua kegiatan keuangan pemerintaah
7. Anggaran berimbang, pengeluaran annggran harus didukung adanya pnerimaan
anggaran
Dengan ditetapkannya KIPI Maloy sebagai salah satu dari sejumlah proyek pembangunan di
Kaltim yang masuk dalam program MP3EI Koridor Ekonomi Kalimantan merupakan bukti
proyek tersebut sangat strategis sehingga patut mendapat dukungan dari pemerintah pusat.
Dasar hukum pembangunan dan pengembangan KIPI Maloy adalah Peraturan Presiden
No.32/2012 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI) Koridor Ekonomi Kalimantan, sebagai Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang
dan Lumbung Energi Nasional dan juga diperkuat dengan Instruksi Presiden No.1/2010, yang
menetapkan Kalimantan Timur sebagai Klaster Industri berbasis Oleochemical di Maloy Kutai
Timur. yang mencakup luas lahan pada KIPI Maloy I sebesar 1.000 Ha dan KIPI Maloy II
sebesar 4.305 Ha. Sesuai penetapan Instruksi Presiden tersebut basis utama pengembangannya
adalah produk turunan CPO (oleochemical), karena ditunjang oleh perkebunan kelapa sawit
yang sampai dengan saat ini sudah mencapai luasan 939.286 Ha untuk seluruh wilayah Kaltim
dan 359.519 Ha khusus untuk wilayah Kabupaten Kutai Timur. Jumlah pabrik pengolahan CPO
sebanyak 57 pabrik, dan telah menghasilkan sebanyak 1.483.523 ton CPO.
INFRASTRUKTUR KAWASAN
Percepatan pembangunan KIPI Maloy dilakukan dengan melakukan pembangunan sarana dan
prasarana pendukung diantaranya adalah industri olien, industri peleburan almunium, stearin dan
PFAD, industri asam lemak, industri biodiesel dan minyak goreng. Sedangkan kawasan
penunjang, yaitu pelabuhan, power plant 2x100 MW, jalur rel kereta api dan terminal batubara.
Dalam area industri olechemical dibangun pelabuhan CPO dengan kemampuan diatas 100.000
DWT. Pada sisi darat dibangun diatas areal seluas 115,38 hektare dengan fasilitas kantor,
workshop, fire house dan storage tank sebanyak 19 unit dengan kapasitas masing-masing 3.000
ton/unit.
Gambar : Perspektif sisi laut pelabuhan CPO, tanki timbun, dan pelabuhan sisi darat.
Disamping itu, Pemprov juga mempersiapkan infrastruktur pendukung berupa pembangunan
jalan akses pelabuhan Maloy sepanjang 17 kilometer dengan nilai investasi sebesar Rp229 miliar
berasal dari dana APBN SAL Tahun Anggaran 2011, progres saat ini sudah mencapai 20%.
Selanjutnya, pembangunan jalan dalam kawasan industri Maloy sepanjang 8,5 kilometer, nilai
investasi Rp95 miliar berasal dari dana APBD Provinsi 2012, progres 20%. Pembangunan kantor
dan fasilitas pendukung pelabuhan Maloy, nilai investasi Rp39 miliar berasal dari dana APBD
provinsi 2012 Rp7,6 miliar dan 2013 Rp31,4 miliar, progres 11,8%.
Kemudian, pembangunan fasilitas penyediaan air baku untuk KIPI Maloy dengan nilai investasi
Rp200 miliar. Dengan rincian, pembangunan Bendung Kaliorang Rp30 miliar berasal dari APBD
provinsi 2011-2012. Pekerjaan survey, investigasi dan desain (SID) Bendung Slangkau pada
luasan lahan 1.500 hektare, dengan anggaran Rp2 miliar dari APBD provinsi 2012.
Pekerjaan model test, sertifikasi Bendung Kaliorang, nilai investasi Rp1,2 Milyar, berasal dari
dana APBD provinsi 2012. Serta AMDAL Bendung Kaliorang, nilai investasi Rp600 juta,
berasal dari dana APBD provinsi 2012. Sementara itu, diluar KIPI Maloy, Pemprov juga
berupaya meningkatkan infrastruktur jalan guna mendukung percepatan pembangunan kawasan
tersebut. Sejumlah kegiatan dilakukan diantaranya penanganan/peningkatan jalan Talisayan-Batu
Lepok-Sangkulirang dan peningkatan jalan Sp.Perdau-Maloy.
Sejumlah pembangunan infrastruktur kawasan telah dan sedang dilaksanakan, terutama yang
bersumber dari pendanaan APBD dan APBN. Baik bangunan pendukung kawasan maupun jalan
akses kawasan.
POTENSI DAERAH
Kalimantan Timur memiliki kurang lebih 5.324.848 Ha lahan kering yang terletak di Kawasan
Budidaya Non Kehutanan (KBNK). Status kawasan ini menurut Rencana Umum Tata Ruang
Wilayah (RUTRW) Provinsi termasuk dalam kawasan yang dapat dikonversi untuk berbagai
kegiatan diluar fungsi kehutanan. Berdasarkan hasil penelitian Puslitannak (Pusat Penelitian
Tanah dan Agroklimat) Bogor, di Kalimantan Timur terdapat lahan yang berpotensi tinggi
(sesuai) untuk pengembangan komoditi perkebunan, khususnya kelapa sawit seluas lebih kurang
4.259.825 Ha.
Dari luas tersebut yang sudah dimanfaatkan seluas 1.292.071 Ha untuk pengembangan beberapa
komoditas pekebunan seperti kelapa sawit, karet, kakao, kelapa, kopi, lada dan aneka tanaman
lainnya. Kemudian dalam rangka pengembangan usaha perkebunan besar swasta (PBS) telah
dicadangkan lahan (ijin lokasi) bagi 344 Perusahaan dengan areal seluas 3.898.474,23 Ha,
dimana 127 diantaranya sudah memiliki Hak Guna Usaha (HGU) dengan areal seluas
1.136.280,23 Ha. Perkembangan dan penyebaran perijinan untuk usaha perkebunan di
Kalimantan Timur adalah sebagaimana pada Tabel 2 berikut :
Untuk kesiapan Maloy sebagai kawasan industri dan outlet CPO didukung oleh ketersediaan
sejumlah kawasan perkebunan kelapa sawit yang telah beroperasi terutama di Kabupaten Kutai
Timur. Berdasarkan data dari Dinas Perkebunan Prov. Kaltim total luas area penanaman kelapa
sawit se-Kaltim mencapai 939.286 Ha dengan produksi sebesar 6.901.602 ton. Sementara khusus
untuk Kabupaten Kutai Timur, perkembangan luasan dan produksi kelapa sawit adalah
sebagaimana berikut;
Begitu potensialnya Maloy sebagai kawasan industri dan kawasan ekoomi khusus, jelas menjadi
daya tarik bagi calon investor. Setidaknya telah ada sebanyak 17 calon investor yang menyatakan
minatnya untuk berinvestasi di kawasan Maloy sebagaimana direkap dalam tabel berikut;
3. Terminal Batubara
Dibangun di kawasan Bengalon, Kutai Timur. Merupakan kerjasama Pemprov. Kaltim dengan
MEC Infra yang telah memperoleh ijin pembangunan terminal khusus batubara dan dapat
menangani kapal-kapal untuk ekspor batubara. Nilai investasi proyek ini mencapai USD 250
juta.
4. Powerplant dan Aluminium Smelter
Merupakan kerjasama Pemprov Kaltim dan NALCO untuk membangun alumminum smelter dan
powerplant dengan kapasitas 1.400 MW yang sebagian dari energi yang dihasilkan juga
didistribusikan untuk keperluan masyarakat.