Sie sind auf Seite 1von 12

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

MAKALAH
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Dosen Pembimbing : Dr.rer.pol. HERU FAHLEVI, SE, M.Sc

DISUSUN OLEH :
1. RITA NARULIA
2. NURLELAHAYATI

(1409200070139)
(1409200070138)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2016

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK


1. PENGERTIAN MANAJEMEN STRATEGI
Manajemen strategi terdiri atas dua suku kata yang dapat dipilah menjadi kata
manajemen dan strategi. Definisi manajemen diambilkan dari definisi yang diungkapkan
oleh Nawawi (2002:52) yaitu manajemen merupakan serangkaian proses yang terdiri atas
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan
(controlling), dan penganggaran (budgeting). Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa unsurunsur yang ada dalam manajemen tersebut apabila dijabarkan dalam penjelasan adalah sebagai
berikut :
a. Perencanaan (planning)
Suatu organisasi dapat terdiri atas dua orang atau lebih yang bekerja sama dengan cara yang
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Perencanaan sebagai salah satu fungsi manajemen
mempunyai beberapa pengertian sebagai berikut :
- Pemilihan dan penetapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, langkah,
kebijaksanaan, program, proyek, metode, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai
-

tujuan.
Pemilihan sejumlah kegiatan untuk diterapkan sebagai keputusan tentang apa yang harus

dilakukan, kapan, dan bagaimanaakan dilakukan serta siapa yang akan melaksanakannya.
Penetapan secara sistematis pengetahuan tepat guna untuk mengontrol dan mengarahkan

kecenderungan perubahan menuju kepada tujuan yang telah ditetapkan.


Kegiatan persiapan yang dilakukan melalui perumusan dan penetapan keputusan, yang
berisi langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan

yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu.


b. Pengorganisasian (Organizing)
Merupakan sistem kerjasama sekelompok orang, yang dilakukan dengan pembidangan dan
pembagian seluruh pekerjaan atau tugas dengan membentuk sejumlah satuan atau unit kerja,
yang menghimpun pekerjaan sejenis dalam satu satuan kerja. Kemudian dilanjutkan dengan
menetapkan wewenang dan tanggung jawab masing-masing diikuti dengan mengatur
hubungan kerja baik secara vertikal maupun horizontal.
c. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan atau penggerakan dilakukan organisasi setelah sebuah organisasi memiliki
perencanaan dan melakukan pengorganisasian dengan memiliki struktur organisasi termasuk

tersedianya personel sebagai pelaksana sesuai dengan kebutuhan unit atau satuan kerja yang
dibentuk.
d. Penganggaran (Budgeting)
Merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting peranannya. Karena fungsi ini
berkaitan tidak saja dengan penerimaan, pengeluaran, penyimpanan, penggunaan, dan
pertanggungjawaban, namun lebih luas lagi berhubungan dengan kegiatan tata laksana
keuangan.
e. Pengawasan (Control)
Pengawasan atau kontrol harus selalu dilaksanakan pada organisasi sektor publik. Fungsi ini
dilakukan oleh manajer sektor publik terhadap pekerjaan yang dilakukan dalam satuan atau
unit kerjanya.
Sedangkan kata yang kedua adalah strategi yang berasal dari bahasa Yunani strategos
atau strategeus yang merupakan kata jamak strategi. Strategi didefenisikan sebagai tindakan
yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan
sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa depan. Dengan
demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dengan
apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen
memerlukan kompetensi inti.
Pendapat Thompson (2003) dalam Bawono (2010) menyebutkan, manajemen strategi
merujuk pada proses manajerial untuk membentuk visi strategi, penyusunan objektif, penciptaan
strategi mewujudkan dan melaksanakan strategi dan kemudian sepanjang waktu melakukan
penyesuaian dan dan koreksi terhadap visi, objektif strategi dan pelaksanaan tersebut. Sedangkan
Siagian (2004) mendefinisikan manajemen strategi sebagai serangkaian keputusan dan tindakan
mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi adalah proses
manajerial yang berisi serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang ditetapkan oleh
manajemen puncak yang berisi visi, misi, sasaran, dan target organisasi yang dilaksanakan oleh
seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut.
2. KONSEP MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIK
Kebutuhan untuk mentaati dan memelihara dukungan berakibat pada tingginya pengaruh
dan tekanan politik yang dihadapi oleh organisasi sektor publik. Pandangan dan pendapat

pimpinan, kewenangan oleh legislator untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan


kelompok yang berkepentingan sering kali mendominasi pertimbangan efisiensi dan ekonomi
dalam proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu perlu melibatkan pihak-pihak tersebut
dalam penyusunan strategi agar dapat meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Hal
ini mengindikasikan bahwa penyusunan strategi yang sesuai dengan organisasi sektor publik
adalah dilakukan secara partisipatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Kilimurray dkk., dalam Rabin dkk. (2000), yang dikutip
oleh Bawono (2010). Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui perencanaan strategis yang
ada dalam Dinas Pertolongan Anak di Amerika Serikat. Hasilnya pada instansi tersebut
menjalankan perencanaan strategis berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Amerika Serikat. Selain itu, Dinas Pertolongan Anak melakukan perencanaan strategis dengan
mengembangkan 5 (lima) hal utama, adalah sebagai berikut :
1. Implementasi rencana
Tahapan ini merupakan dasar dari orientasi manajemen yang ditetapkan, pada implementasi
rencana tujuan dan objektif yang disusun untuk mengevaluasi kinerja.
2. Indikator kinerja
Indikator kinerja sepakat untuk disusun dalam rangka menilai kesulitan dalam
mengumpulkan data dan memprogram ulang sistem otomatisasi.
3. Reformasi kesejahteraan
Dengan adanya peraturan mengenai reformasi kesejahteraan maka negara bagian sebagai
partner harus melakukan perubahan terhadap perencanaan strategis, pelaporan data,
indikator kinerja, dan pendanaan dari pemerintah pusat.

4. Kesepakatan kinerja
Sebelum adanya implementasi undang-undang mengenai kinerja setiap negara bagian sudah
memiliki standar masing-masing mengenai kinerja organisasi sektor publik. Adanya undangundang tersebut merubah kesepakatan kinerja antara negara bagian dan pemerintah pusat.
5. Pemeriksaan (audit)
Di masa yang akan datang divisi audit akan menekankan pada validitas data yang diberikan
oleh negara bagian, karena pada masa sekarang kepatuhan negara bagian hanya dibuktikan
oleh statusnya.
Tahapan selanjutnya dikembangkan suatu proses yaitu perencanaan utama bisnis. Pada
tahapan ini organisasi melakukan perubahan dengan lebih menekankan pada restrukturisasi
organisasi, program sumber daya manusia, program operasional, dan tidak melupakan
3

modernisasi sistem. Perubahan terakhir terhadap manajemen strategis yang ada dalam kantor
Dinas Pajak Pemerintah Pusat di Amerika Serikat yaitu dengan menerapkan perencanaan
strategis dan penganggaran. Pada tahapan ini, anggaran lebih diintregrasikan dengan
perencanaan strategis sehingga lebih mempunyai hubungan yang erat dengan program yang
disusun dan diajalankan.
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi formal terdiri
dari aktivitas formal dalam organisasi yang meliputi : (1) Perumusan strategi, (2) perencanaan
strategik, (3) penganggaran (4) operasional atau pelaksanaan anggaran dan (5) evaluasi kinerja.
Saluran komunikasi informal dapat dilakukan melalui komunikasi langsung, pertemuan informal,
diskusi, atau melalui metode management by walking around.
1. Perumusan strategi
Perumusan strategi merupakan proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, target, arah
dan kebijakan, serta strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas dan tanggung jawab
manajemen puncak. Dalam organisasi pemerintah, perumusan strategi dilakukan oleh dewan
legislatif yang hasilnya berupa Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang akan menjadi
acuan bagi eksekutif dalam bertindak. Hasil perumusan strategi lebih bersifat permanen dan
berjangka panjang, bisa berjangka 4,5,10 atau bahkan 20 tahun.
Strategi yang dihasilkan dari proses perumusan strategi merupakan strategi global
(makro). Strategi makro tersebut kemudian dijabarkan menjadi strategi yang lebih mikro dalam
bentuk program-program, kegiatan, atau proyek. Untuk melaksanakan program tersebut
diperlukan anggaran dan pusat pertanggungjawaban dalam bentuk unit-unit kerja organisasi
sebagai alat perencanaan dan pengendalian anggaran.
Proses perumusan strategi pada organisasi sektor publik banyak dipengaruhi oleh
perkembangan di sektor swasta. Perencanaan dimulai dari perumusan strategi. Olsen dan Eadie
(1982) menyatakan bahwa proses perumusan strategi terdiri atas lima komponen dasar, yaitu :
-

Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen eksekutif

organisasi dan memberikan kerangka pengembangan strategi serta target yang akan dicapai.
Analisis atau scanning lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan pengukuran faktorfaktor eksternal yang sedang dan akan terjadi dan kondisi yang harus dipertimbangkan pada
saat merumuskan strategi.

Profil internal dan dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan

dalam perencanaan strategik.


Perumusan, evaluasi, dan pemilihan strategi.
Implementasi dan pengendalian rencana strategik.
Sementara itu, Bryson (1995) membuat model delapan langkah untuk memfasilitasi

proses perumusan strategi, yaitu :


-

Memulai dan menyetujui proses perencanaan strategik


Identifikasi apa yang menjadi mandat organisasi
Klarifikasi misi dan nilai-nilai organisasi
Menilai lingkungan eksternal (peluang dan ancaman)
Menilai lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan)
Identifikasi isu strategik yang sedang dihadapi organisasi
Perumusan strategi untuk me-manage isu-isu
Menetapkan visi organisasi untuk masa kedepan

2. Perencanaan Strategis
Sistem pengendalian manajemen diawali dari perencanaan strategik. Perencanaan
strategik adalah proses penentuan program-program, aktivitas, atau proyek yang akan
dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumber daya yang akan
dibutuhkan. Perbedaannya dengan perumusan strategi adalah perumusan strategi merupakan
proses untuk menentukan strategi, sedangkan perencanaan strategik adalah proses menentukan
bagaimana mengimplementasikan strategi tersebut. Hasil perencanaan strategik berupa rencanarencana strategik. Dalam proses perumusan strategi, manajemen memutuskan visi, misi dan
tujuan organisasi serta strategi serta untuk mencapai tujuan organisasi.
a. Manfaat Perencanaan Strategik bagi Organisasi
- Sebagai sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif;
- Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategik yang telah
-

ditetapkan;
Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang optimal

(efektif dan efisien);


Sebagai kerangka untuk pelaksanaan tindakan jangka pendek;
Sebagai sarana bagi manajemen untuk dapat memahami strategi organisasi secara lebih

jelas;
Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi.
5

Tujuan utama perencanaan strategik adalah untuk meningkatkan komunikasi antara


manajer puncak dengan manajer level bawahnya. Adanya komunikasi ini akan memungkinkan
terjadi persetujuan antara manajer puncak dengan manajer level bawah mengenai strategi terbaik
untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan. Hal ini akan mendorong terwujudnya
keselarasan tujuan (good congruence).
b. Mengubah Perencanaan Strategik Menajdi Tindakan Nyata
Perencanaan strategik dapat digunakan untuk membantu mengantisipasi dan memberikan
arahan perubahan. Akan tetapi, perubahan belum tentu berjalan dengan mulus meskipun sudah
dilakukan perencanaan strategik. Perencanaan strategik perlu ditransalasikan dalam bentuk
tindakan-tindakan konkrit. Untuk itu, perncanaan strategik harus didukung oleh hal-hal berikut :
-

Struktur pendukung, baik secara manjerial maupun keinginan politik (political will);
Proses dan praktik implemantasi di lapangan ;
Kultur organisasi.
3. Penganggaran
Tahap penganggaran strategik telah selesai dilakukan, tahap berikutnya adalah

menentukan anggaran. Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manjemen sektor publik
merupakan tahap yang dominan. Proses penganggaran pada organisasi sektor publik memiliki
karakteristik berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta. Perbedaaan tersebut terutama
adalah adanya pengaruh politik dalam proses penganggaran.
4.

Penilaian Kinerja
Tahap akhir dari proses pengendalian manajemen adalah penilaian kinerja. Penilaian

kinerja merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan sebagai
alat pengendalian. Pengendalian manajemen melalui sistem penilaian kinerja dilakukan dengan
cara menciptakan mekanisme reward dan punishment. Sistem pemberian penghargaan (rewards)
dan hukuman (punishment) digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi. Sistem
penilaian kinerja dan mekanisme reward dan punishment harus didukung dengan manjemen
kompensasi yang memadai. Manajemen kompensasi merupakan mekanisme penting untuk
mendorong dan memotivasi manajer untuk mencapai tujuan organisasi. Insentif positif bagi
pencapaian tujuan disebut penghargaan (reward), sedangkan insentif negatif jika tujuan tidak
tercapai disebut hukuman (punishment).

Pemberian

imbalan (reward) dapat berupa finansial dan nonfinansial seperti

pshycological reward dan social reward. Imbalan atau penghargaan yang sifatnya financial
misalnya berupa kenaikan gaji, bonus, dan tunjangan. Imbalan yang bersifat psikologis dan
sosial misalnya berupa promosi jabatan, penambahan tanggung jawab dan kepercayaan, otonomi
yang lebih besar, penempatan kerja di lokasi yang lebih baik, dan pengakuan. Mekanisme
pemberian sanksi dan hukuman untuk kondisi tertentu diperlukan. Namun, orientasi penilaian
kinerja hendaknya lebih diarahkan pada pemberian penghargaan (reward oriented).

3.

IMPLEMENTASI STRATEGI DAN TANTANGAN MASA DEPAN

Implementasi Strategi pada Sektor Publik


Implementasi strategi pada organisasi sektor publik tidak bisa lepas dari proses
manajemen strategi. Proses manjemen strategis pada organisasi pemerintahan diatur dan tertuang
dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional. Tahapan perencanaan pembangunan nasional, meliputi berikut ini :
1. Tahap penyusunan rencana
Pada tahap ini organisasi sektor publik dalam hal ini adalah pemerintah, merumuskan
arah dan misi organisasi, sekaligus juga melakukan analisis SWOT untuk memahami lingkungan
internal dan eksternal. Rencana strategis pemerintah memerlukan integrasi antara keahlian SDM
dan sumber daya lainnya agar mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis,
nasional dan global (Zuhelmi, 2007). Pada tahap ini juga pemerintah sekaligus melakukan
formulasi strategi.
2. Tahap penetapan rencana
Pada tahap ini lebih pada bagaimana dokumen perencanaan seperti RPJP, RPJM, dan
RKP (Daerah) ditetapkan. Sesuai dengan UU No.25 Tahun 2004, RPJP Nasional ditetapkan
dengan undang-undang dan RPJP daerah ditetapkan dengan peraturan daerah. Penetapan RPJP
melalui undang-undang dan Perda tentunya akan melibatkan peran dewan legislatif sebelum
keduanya ditetapkan. Mekanisme ini akan menjamin RPJP yang telah disusun oleh pemerintah
(eksekutif) sesuai dengan aspirasi masyarakat dan dasar negara. Sedangkan RPJM nasional
ditetapkan dengan peraturan presiden selambat-lambatnya 3 bulan setelah presiden dilantik dan
7

RPJM daerah ditetapkan dengan peraturan kepala daerah selambat-lambatnya 3 bulan setelah
kepala daerah yang terpilih dilantik.
3. Tahap pelaksanaan rencana
Tahap pelaksanaan rencana merupakan tahap implementasi strategi. Berdasarkan proses
manajemen strategi, tahapan ini disebutkan bahwa organisasi diharapkan menetapkan atau
merumuskan tujuan organisasi tahunan. Dalam konteks pemerintahan, tahapan implementasi
strategi merupakan tahapan merupakan tahapan pelaksanaan rencana hasil dari proses
perencanaan strategis yang menghasilkan rencana jangka panjang, menengah, dan tahunan.
4. Tahap evaluasi pelaksanaan rencana
Evaluasi yang dilakukan pada tahap ini adalah berupa evaluasi kinerja dan evaluasi
strategi. Evaluasi kinerja dilakukan untuk membandingkan antara target dengan hasil yang
dicapai. Sedangkan evaluasi strategi lebih pada evaluasi hasil secara keseluruhan dengan
memperhatikan perubahan faktor internal dan eksternal.
Tantangan di Masa Depan
Tantangan di masa depan dapat diketahui jika kelemahan terhadap implementasi
manajemen strategi pada organisasi sektor publik bisa diidentifikasi. Kelemahan yang ada
selama ini (terutama untuk pemerintah daerah), sebagaimana dijelaskan oleh Ritonga (2010),
adalah lemahnya kualitas perencanaan anggaran daerah. Pemerintah daerah cenderung masih
menggunakan paradigma lama, yaitu penyusunan program dan kegiatan hanya berdasarkan
kebiasaan tahun-tahun sebelumnya dengan penentuan anggaran yang bersifat inkremental.
Penentuan anggaran secara inkremental adalah penentuan besaran anggaran dengan menambah
atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang telah ada sebelumnya dengan
menggunakan data-data tahun sebelumnya sebagai dasar dan tidak ada kajian yang mendalam
terhadap data tersebut.
Fenomena ini diperburuk lagi dengan kondisi pemerintah daerah yang selama ini yang
tidak mampu dalam meningkatkan penerimaan daerah secara berkesinambungan, sementara di
pihak lain pengeluaran terus meningkat secara dinamis, tetapi tidak disertai dengan penentuan
skala prioritas dan besarnya plafon anggaran. Keadaan tersebut menyebabkan memunculkan
kemungkinan underfinancing, yang semuanya memengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas
unit-unit kerja Pemerintah Daerah.

Selain itu, masih rendahnya kualitas SDM yang ada dalam organisasi pemerintahan serta
belum adanya kesadaran pentingnya pengelolaan data base yang memadai terutama pada
pemerintah di daerah, mengakibatkan memperburuk kondisi lemahnya kualitas perencanaan
pembangunan di daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu menyusun ASB untuk
membantu memperbaiki kualitas perencanaan anggaran, serta meningkatkan kualitas SDM
dengan pelatihan dan pembinaan serta sosialisasi kepada aparatur pemerintah dan masyarakat.
Pemerintah daerah perlu menyadari pentingnya membuat dan mengelola data base hasil dari
program dan kegiatan serta kajian yang telah dilaksanakan oleh pemerintah daerah dengan
bekerja dengan Biro Pusat Statistik di daerah setempat.
4.

SISTEM DAN KONSEP PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK


Setiap organisasi baik organisasi publik maupun swasta memiliki tujuan yang hendak

dicapai. Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang dijabarkan dalam
bentuk program-program atau aktivitas. Salah satu pandangan bahwa sistem pengendalian
manajemen harus sesuai dengan strategi organisasi. Organisasi memerlukan sistem pengendalian
manajemen untuk memberikan jaminan dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan
efisien sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Menurut Robert N.Anthony dan John Dearden dalam Halim, dkk (2014:106), Sistem
pengendalian manajemen adalah struktur dan proses sistematis yang terorganisir yang digunakan
oleh manajemen untuk memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan operasi organisasi sesuai
dengan strategi dan kebijakan organisasi. Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas,
yaitu : (1) perencanaan, (2) koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi, (3) komunikasi
informasi, (4) pengambilan keputusan, (5) memotivasi orang-orang dalam organisasi agar
berperilaku sesuai denga tujuan organisasi, (6) pengendalian, dan (7) penilaian kinerja.
Sistem pengendalain manajemen mempunyai beberapa elemen yang memungkinkan
pengendalian berjalan dengan baik, elemen-elemen tersebut adalah sebagai berikut :
a. Detector atau sensor yakni suatu alat yang mengidentifikasi apa yang terjadi dalam suatu
proses yang sedang dikendalikan.
b. Assessor atau pembanding yakni suatu alat untuk menentukan ketepatan. Ukuran yang
dipakai adalah membandingkan kenyataan dengan standar yang telah ditetapkan atau dari
apa yang seharusnya terjadi.
c. Efektor yakni alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoleh assessor.

d. Jaringan komunikasi yakni alat yang mengirim informasi antara detector dan assessor dan
antara assessor dan efektor.
Kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat terjadi karena
adanya kelemahan atau kegagalan pada salah satu atau beberapa tahap dalam proses
pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen sektor publik berfokus pada
bagaimana melaksanakan strategi secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai. Sistem pengendalian manajemen tersebut harus didukung dengan perangkat yang lain
berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian manajemen yang digunakan,
manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang mendukung.
Struktur organisasi harus sesuai dengan desain sistem pengendalian manajemen, karena
sistem

pengendalian

manajemen

berfokus

pada

unit-unit

organisasi

sebagai

pusat

pertanggungjawaban. Pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut merupakan basis perencanaan,


pengendalian dan penilaian kinerja. Manajemen sumber daya manusia harus dilakukan sejak
proses seleksi dan rekrutmen, training, pengembangan dan promosi hingga pemberhentian
karyawan. Faktor lingkungan meliputi kestabilan publik ekonomi, sosial, kemanan, dan
sebagainya. Kesemua unsur tersebut hendaknya dapat mendukung pelaksanaan strategi
organisasi.
Sistem pengendalian manajemen terdiri atas dua bagian, yaitu proses pengendalian
manajemen dan struktur pengendalian manajemen. Proses pengendalian manajemen merupakan
tahap-tahap yang harus dilalui untuk mewujudkan tujuan organisasi yang hendak dicapai. Proses
pengendalian manajemen terdiri atas beberapa tahap, yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Perumusan strategi;
Perencanaan strategi;
Pembuatan program;
Penganggaran;
Implementasi;
Pelaporan kinerja;
Evaluasi kinerja;
Umpan balik.
Tahapan dalam proses pengendalian manajemen tersebut merupakan sebuah siklus yang
mengalir secara berurutan yang selalu berproses dari awal sampai kembali ke siklus awal lagi.
Proses pengendalian manajemen tidak bisa dilaksanakan tanpa ada dukungan dari struktur
pengendalian manajemen. Struktur pengendalian manajemen merupakan jaringan yang dimiliki

10

organisasi untuk sarana melaksanakan proses pengendalian manajemen (Mahmudi dalam Halim,
108:2014).
5. DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul., Kusufi, Muhammad Syam. 2014. Akuntansi Sektor Publik (Teori, Konsep, dan
Aplikasi ). Salemba Empat: Jakarta.
Mardiasmo, 2009. Akuntansi Sektor Publik. Andi: Yogyakarta.

11

Das könnte Ihnen auch gefallen