Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
MAKALAH
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Dosen Pembimbing : Dr.rer.pol. HERU FAHLEVI, SE, M.Sc
DISUSUN OLEH :
1. RITA NARULIA
2. NURLELAHAYATI
(1409200070139)
(1409200070138)
tujuan.
Pemilihan sejumlah kegiatan untuk diterapkan sebagai keputusan tentang apa yang harus
dilakukan, kapan, dan bagaimanaakan dilakukan serta siapa yang akan melaksanakannya.
Penetapan secara sistematis pengetahuan tepat guna untuk mengontrol dan mengarahkan
tersedianya personel sebagai pelaksana sesuai dengan kebutuhan unit atau satuan kerja yang
dibentuk.
d. Penganggaran (Budgeting)
Merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting peranannya. Karena fungsi ini
berkaitan tidak saja dengan penerimaan, pengeluaran, penyimpanan, penggunaan, dan
pertanggungjawaban, namun lebih luas lagi berhubungan dengan kegiatan tata laksana
keuangan.
e. Pengawasan (Control)
Pengawasan atau kontrol harus selalu dilaksanakan pada organisasi sektor publik. Fungsi ini
dilakukan oleh manajer sektor publik terhadap pekerjaan yang dilakukan dalam satuan atau
unit kerjanya.
Sedangkan kata yang kedua adalah strategi yang berasal dari bahasa Yunani strategos
atau strategeus yang merupakan kata jamak strategi. Strategi didefenisikan sebagai tindakan
yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan
sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa depan. Dengan
demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dengan
apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen
memerlukan kompetensi inti.
Pendapat Thompson (2003) dalam Bawono (2010) menyebutkan, manajemen strategi
merujuk pada proses manajerial untuk membentuk visi strategi, penyusunan objektif, penciptaan
strategi mewujudkan dan melaksanakan strategi dan kemudian sepanjang waktu melakukan
penyesuaian dan dan koreksi terhadap visi, objektif strategi dan pelaksanaan tersebut. Sedangkan
Siagian (2004) mendefinisikan manajemen strategi sebagai serangkaian keputusan dan tindakan
mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi adalah proses
manajerial yang berisi serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang ditetapkan oleh
manajemen puncak yang berisi visi, misi, sasaran, dan target organisasi yang dilaksanakan oleh
seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut.
2. KONSEP MANAJEMEN STRATEGI SEKTOR PUBLIK
Kebutuhan untuk mentaati dan memelihara dukungan berakibat pada tingginya pengaruh
dan tekanan politik yang dihadapi oleh organisasi sektor publik. Pandangan dan pendapat
4. Kesepakatan kinerja
Sebelum adanya implementasi undang-undang mengenai kinerja setiap negara bagian sudah
memiliki standar masing-masing mengenai kinerja organisasi sektor publik. Adanya undangundang tersebut merubah kesepakatan kinerja antara negara bagian dan pemerintah pusat.
5. Pemeriksaan (audit)
Di masa yang akan datang divisi audit akan menekankan pada validitas data yang diberikan
oleh negara bagian, karena pada masa sekarang kepatuhan negara bagian hanya dibuktikan
oleh statusnya.
Tahapan selanjutnya dikembangkan suatu proses yaitu perencanaan utama bisnis. Pada
tahapan ini organisasi melakukan perubahan dengan lebih menekankan pada restrukturisasi
organisasi, program sumber daya manusia, program operasional, dan tidak melupakan
3
modernisasi sistem. Perubahan terakhir terhadap manajemen strategis yang ada dalam kantor
Dinas Pajak Pemerintah Pusat di Amerika Serikat yaitu dengan menerapkan perencanaan
strategis dan penganggaran. Pada tahapan ini, anggaran lebih diintregrasikan dengan
perencanaan strategis sehingga lebih mempunyai hubungan yang erat dengan program yang
disusun dan diajalankan.
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi formal terdiri
dari aktivitas formal dalam organisasi yang meliputi : (1) Perumusan strategi, (2) perencanaan
strategik, (3) penganggaran (4) operasional atau pelaksanaan anggaran dan (5) evaluasi kinerja.
Saluran komunikasi informal dapat dilakukan melalui komunikasi langsung, pertemuan informal,
diskusi, atau melalui metode management by walking around.
1. Perumusan strategi
Perumusan strategi merupakan proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, target, arah
dan kebijakan, serta strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas dan tanggung jawab
manajemen puncak. Dalam organisasi pemerintah, perumusan strategi dilakukan oleh dewan
legislatif yang hasilnya berupa Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang akan menjadi
acuan bagi eksekutif dalam bertindak. Hasil perumusan strategi lebih bersifat permanen dan
berjangka panjang, bisa berjangka 4,5,10 atau bahkan 20 tahun.
Strategi yang dihasilkan dari proses perumusan strategi merupakan strategi global
(makro). Strategi makro tersebut kemudian dijabarkan menjadi strategi yang lebih mikro dalam
bentuk program-program, kegiatan, atau proyek. Untuk melaksanakan program tersebut
diperlukan anggaran dan pusat pertanggungjawaban dalam bentuk unit-unit kerja organisasi
sebagai alat perencanaan dan pengendalian anggaran.
Proses perumusan strategi pada organisasi sektor publik banyak dipengaruhi oleh
perkembangan di sektor swasta. Perencanaan dimulai dari perumusan strategi. Olsen dan Eadie
(1982) menyatakan bahwa proses perumusan strategi terdiri atas lima komponen dasar, yaitu :
-
Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen eksekutif
organisasi dan memberikan kerangka pengembangan strategi serta target yang akan dicapai.
Analisis atau scanning lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan pengukuran faktorfaktor eksternal yang sedang dan akan terjadi dan kondisi yang harus dipertimbangkan pada
saat merumuskan strategi.
Profil internal dan dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan
2. Perencanaan Strategis
Sistem pengendalian manajemen diawali dari perencanaan strategik. Perencanaan
strategik adalah proses penentuan program-program, aktivitas, atau proyek yang akan
dilaksanakan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumber daya yang akan
dibutuhkan. Perbedaannya dengan perumusan strategi adalah perumusan strategi merupakan
proses untuk menentukan strategi, sedangkan perencanaan strategik adalah proses menentukan
bagaimana mengimplementasikan strategi tersebut. Hasil perencanaan strategik berupa rencanarencana strategik. Dalam proses perumusan strategi, manajemen memutuskan visi, misi dan
tujuan organisasi serta strategi serta untuk mencapai tujuan organisasi.
a. Manfaat Perencanaan Strategik bagi Organisasi
- Sebagai sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif;
- Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategik yang telah
-
ditetapkan;
Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang optimal
jelas;
Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi.
5
Struktur pendukung, baik secara manjerial maupun keinginan politik (political will);
Proses dan praktik implemantasi di lapangan ;
Kultur organisasi.
3. Penganggaran
Tahap penganggaran strategik telah selesai dilakukan, tahap berikutnya adalah
menentukan anggaran. Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manjemen sektor publik
merupakan tahap yang dominan. Proses penganggaran pada organisasi sektor publik memiliki
karakteristik berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta. Perbedaaan tersebut terutama
adalah adanya pengaruh politik dalam proses penganggaran.
4.
Penilaian Kinerja
Tahap akhir dari proses pengendalian manajemen adalah penilaian kinerja. Penilaian
kinerja merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan sebagai
alat pengendalian. Pengendalian manajemen melalui sistem penilaian kinerja dilakukan dengan
cara menciptakan mekanisme reward dan punishment. Sistem pemberian penghargaan (rewards)
dan hukuman (punishment) digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi. Sistem
penilaian kinerja dan mekanisme reward dan punishment harus didukung dengan manjemen
kompensasi yang memadai. Manajemen kompensasi merupakan mekanisme penting untuk
mendorong dan memotivasi manajer untuk mencapai tujuan organisasi. Insentif positif bagi
pencapaian tujuan disebut penghargaan (reward), sedangkan insentif negatif jika tujuan tidak
tercapai disebut hukuman (punishment).
Pemberian
pshycological reward dan social reward. Imbalan atau penghargaan yang sifatnya financial
misalnya berupa kenaikan gaji, bonus, dan tunjangan. Imbalan yang bersifat psikologis dan
sosial misalnya berupa promosi jabatan, penambahan tanggung jawab dan kepercayaan, otonomi
yang lebih besar, penempatan kerja di lokasi yang lebih baik, dan pengakuan. Mekanisme
pemberian sanksi dan hukuman untuk kondisi tertentu diperlukan. Namun, orientasi penilaian
kinerja hendaknya lebih diarahkan pada pemberian penghargaan (reward oriented).
3.
RPJM daerah ditetapkan dengan peraturan kepala daerah selambat-lambatnya 3 bulan setelah
kepala daerah yang terpilih dilantik.
3. Tahap pelaksanaan rencana
Tahap pelaksanaan rencana merupakan tahap implementasi strategi. Berdasarkan proses
manajemen strategi, tahapan ini disebutkan bahwa organisasi diharapkan menetapkan atau
merumuskan tujuan organisasi tahunan. Dalam konteks pemerintahan, tahapan implementasi
strategi merupakan tahapan merupakan tahapan pelaksanaan rencana hasil dari proses
perencanaan strategis yang menghasilkan rencana jangka panjang, menengah, dan tahunan.
4. Tahap evaluasi pelaksanaan rencana
Evaluasi yang dilakukan pada tahap ini adalah berupa evaluasi kinerja dan evaluasi
strategi. Evaluasi kinerja dilakukan untuk membandingkan antara target dengan hasil yang
dicapai. Sedangkan evaluasi strategi lebih pada evaluasi hasil secara keseluruhan dengan
memperhatikan perubahan faktor internal dan eksternal.
Tantangan di Masa Depan
Tantangan di masa depan dapat diketahui jika kelemahan terhadap implementasi
manajemen strategi pada organisasi sektor publik bisa diidentifikasi. Kelemahan yang ada
selama ini (terutama untuk pemerintah daerah), sebagaimana dijelaskan oleh Ritonga (2010),
adalah lemahnya kualitas perencanaan anggaran daerah. Pemerintah daerah cenderung masih
menggunakan paradigma lama, yaitu penyusunan program dan kegiatan hanya berdasarkan
kebiasaan tahun-tahun sebelumnya dengan penentuan anggaran yang bersifat inkremental.
Penentuan anggaran secara inkremental adalah penentuan besaran anggaran dengan menambah
atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang telah ada sebelumnya dengan
menggunakan data-data tahun sebelumnya sebagai dasar dan tidak ada kajian yang mendalam
terhadap data tersebut.
Fenomena ini diperburuk lagi dengan kondisi pemerintah daerah yang selama ini yang
tidak mampu dalam meningkatkan penerimaan daerah secara berkesinambungan, sementara di
pihak lain pengeluaran terus meningkat secara dinamis, tetapi tidak disertai dengan penentuan
skala prioritas dan besarnya plafon anggaran. Keadaan tersebut menyebabkan memunculkan
kemungkinan underfinancing, yang semuanya memengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas
unit-unit kerja Pemerintah Daerah.
Selain itu, masih rendahnya kualitas SDM yang ada dalam organisasi pemerintahan serta
belum adanya kesadaran pentingnya pengelolaan data base yang memadai terutama pada
pemerintah di daerah, mengakibatkan memperburuk kondisi lemahnya kualitas perencanaan
pembangunan di daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu menyusun ASB untuk
membantu memperbaiki kualitas perencanaan anggaran, serta meningkatkan kualitas SDM
dengan pelatihan dan pembinaan serta sosialisasi kepada aparatur pemerintah dan masyarakat.
Pemerintah daerah perlu menyadari pentingnya membuat dan mengelola data base hasil dari
program dan kegiatan serta kajian yang telah dilaksanakan oleh pemerintah daerah dengan
bekerja dengan Biro Pusat Statistik di daerah setempat.
4.
dicapai. Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang dijabarkan dalam
bentuk program-program atau aktivitas. Salah satu pandangan bahwa sistem pengendalian
manajemen harus sesuai dengan strategi organisasi. Organisasi memerlukan sistem pengendalian
manajemen untuk memberikan jaminan dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan
efisien sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Menurut Robert N.Anthony dan John Dearden dalam Halim, dkk (2014:106), Sistem
pengendalian manajemen adalah struktur dan proses sistematis yang terorganisir yang digunakan
oleh manajemen untuk memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan operasi organisasi sesuai
dengan strategi dan kebijakan organisasi. Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas,
yaitu : (1) perencanaan, (2) koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi, (3) komunikasi
informasi, (4) pengambilan keputusan, (5) memotivasi orang-orang dalam organisasi agar
berperilaku sesuai denga tujuan organisasi, (6) pengendalian, dan (7) penilaian kinerja.
Sistem pengendalain manajemen mempunyai beberapa elemen yang memungkinkan
pengendalian berjalan dengan baik, elemen-elemen tersebut adalah sebagai berikut :
a. Detector atau sensor yakni suatu alat yang mengidentifikasi apa yang terjadi dalam suatu
proses yang sedang dikendalikan.
b. Assessor atau pembanding yakni suatu alat untuk menentukan ketepatan. Ukuran yang
dipakai adalah membandingkan kenyataan dengan standar yang telah ditetapkan atau dari
apa yang seharusnya terjadi.
c. Efektor yakni alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoleh assessor.
d. Jaringan komunikasi yakni alat yang mengirim informasi antara detector dan assessor dan
antara assessor dan efektor.
Kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat terjadi karena
adanya kelemahan atau kegagalan pada salah satu atau beberapa tahap dalam proses
pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen sektor publik berfokus pada
bagaimana melaksanakan strategi secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai. Sistem pengendalian manajemen tersebut harus didukung dengan perangkat yang lain
berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian manajemen yang digunakan,
manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang mendukung.
Struktur organisasi harus sesuai dengan desain sistem pengendalian manajemen, karena
sistem
pengendalian
manajemen
berfokus
pada
unit-unit
organisasi
sebagai
pusat
Perumusan strategi;
Perencanaan strategi;
Pembuatan program;
Penganggaran;
Implementasi;
Pelaporan kinerja;
Evaluasi kinerja;
Umpan balik.
Tahapan dalam proses pengendalian manajemen tersebut merupakan sebuah siklus yang
mengalir secara berurutan yang selalu berproses dari awal sampai kembali ke siklus awal lagi.
Proses pengendalian manajemen tidak bisa dilaksanakan tanpa ada dukungan dari struktur
pengendalian manajemen. Struktur pengendalian manajemen merupakan jaringan yang dimiliki
10
organisasi untuk sarana melaksanakan proses pengendalian manajemen (Mahmudi dalam Halim,
108:2014).
5. DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul., Kusufi, Muhammad Syam. 2014. Akuntansi Sektor Publik (Teori, Konsep, dan
Aplikasi ). Salemba Empat: Jakarta.
Mardiasmo, 2009. Akuntansi Sektor Publik. Andi: Yogyakarta.
11