Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENTINGNYA NITROGEN
BAGI TANAMAN TEBU
Bahan kajian MK. Pupuk dan Pemupukan
Diabstraksikan oleh Prof Dr Ir Soemarno MS
Jur Tanah FPUB September 2011
N-tanaman tebu
Peranan nitrogen bagi tanaman tebu adalah (a) meningkatkan
produksi dan kualitasnya, (b) untuk pertumbuhan vegetatif
(pertumbuhan tunas, daun, batang), (c) Pertumbuhan vegetatif berarti
mempengaruhi produktivitas.
Gejala defisiensi nitrogen antara lain (a) daun berwarna kuning
pucat, (b) ruas lebih pendek, (c) pertumbuhan daun semakin lambat,
(d) batang lebih pendek dan kurus, (e) akar lebih panjang, tetapi lebih
kecil ukurannya, (f) jika defisiensi berkelanjutan, ujung daun dan daun
yang terbawah menjadi nekrosis.
Kelebihan unsur nitrogen dapat berakibat negatif juga yakni (a)
efek racun untuk tanaman, (b) pertumbuhan vegetatif memanjang, (c)
memperlambat kemasakan, (d) mengurangi kadar gula, (e)
mengurangi kualitas jus (nira), (f) Menambah nitrogen yang larut pada
jus dalam stasiun klarifikasi, (g) mudah roboh, (h) lebih mudah
terserang hama dan penyakit.
Tanaman menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat (NO3) dan
ammonium (NH4+). Efisiensi relatif absorpsi ammonium dan nitrat
dipengaruhi oleh pH tanah dan potensial redoks tanah. Pupuk Nitrat
bersifat sangat mobil, cepat diserap dalam bentuk ion nitrat (NO3-),
dan mudah tercuci. Nitrogen dalam bentuk nitrat dapat bergerak ke
atas bersama air kapiler selama musim kemarau. Ammonium tidak
mudah tercuci karena kation ini diikat oleh partikel liat (clay),
pengikatan ini sedemikian rupa sehingga tidak mudah tercuci, tetapi
masih tersedia bagi tanaman.
N-tanah
Tanah yang strukturnya baik memungkinkan udara masuk ke
dalam pori tanah, demikian juga air akan tertahan dalam ruangan
tersebut. Ujung akar dengan bulu akarnya akan mudah tumbuh pada
kondisi seperti ini. Bulu akar merupakan organ tanaman yang
menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah. Jumlah bulu akar ini
Pemupukan N tebu
Tanaman tebu memerlukan unsure hara dalam jumlah yang
tinggi untuk dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Dalam 1 ton
hasil panen tebu terdapat sekitar 2.00 kg N; 0,40 - 0,80 kg P2O5 dan
1,20 - 6,0 kg K2O yang diserap dari dalam tanah. Oleh karena itu
diperlukan pemupukan N, P dan K yang cukup tinggi agar hasil panen
tebu tetap tinggi dan kesuburan tanah dapat dilestarikan.
Penambahan pupuk N karena hara N yang tersedia dalam tanah
berasal dari luar tanah, yaitu : (1) bahan organik sisa panen tanaman,
(2) fiksasi N dari udara oleh mikroba tanah, (3) air irigasi, dan (4)
pupuk N.
Hasil-hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
efisiensi
pemupukan N pada budidaya tebu masih relative rendah, yaitu sekitar
30 - 35%. Efisiensi pemupukan N rendah tersebut disebabkan karena
sebagian hara N dari pupuk hilang melalui proses-proses penguapan,
pencucian, imobilisasi, denitrifikasi dan erosi & runoff.
Tingkat kekurangan N tanaman tebu sangat bervariasi
tergantung pada kiondisi tanah, dan perkembangan tanaman. Pada
awal pertumbuhan tanaman tebu, kekurangan N dapat mengurangi
jumlah anakan, dan jumlah batang pada ratoon, daun menguning,
pendek dan sempit. Kekurangan N pada masa vegetatif dapat
menyebabkan menurunnya diameter batang dan jumlah batang tebu
yang baik. Kekurangan N yang ringan dapat mengurangi laju
fotosintesis, pengaruhnya sangat besar kalau terjadi pada awal
pertumbuhan tanaman.
10
11
12
Experiment Station , Texas A&M University Research and
Extension Center Weslaco, TX 78596. B-Wiedenfeld@tamu.edu
13
(Increasing
N
supply decreased
the
sucrose
concentration in dry millable stalks, this effect was
relatively small compared to the large positive effect of
N supply on stalk biomass).
Muchow, R.C.; M.J. Robertson, A.W. Wood, B.A. Keating. 1996.
Effect of nitrogen on the time-course of sucrose accumulation in
sugarcane. Field Crops Research. Volume 47, Issues 23, August
1996, Pages 143153
14
The biomass/N ratio varied with cultivar and crop class, and
increased with crop age.
Wood, A.W. ; R.C. Muchow, M.J. Robertson. 1996. Growth of
sugarcane under high input conditions in tropical Australia. III.
Accumulation, partitioning and use of nitrogen. Field Crops
Research. Volume 48, Issues 23, October 1996, Pages 223
233.
15
16
17
18
19
20
----------------
21
BAHAN BACAAN
Gava, G.J.C., P.C.O. Trivelin, A.C. Vitti, and M.W. Oliveira. 2003.
Recovery of nitrogen (N-15) from urea and cane trash
by sugarcane ratoon (Saccharum spp.). R. Bras. Ci.
Solo. 27:621-630.
Muchovej, R.M., and P.R. Newman. 2004. Nitrogen fertilization
of sugarcane on a sandy soil: I. Yield and leaf nutrient
composition. J. Amer. Soc. Sugar Cane Technol. 24:210224.
Muchovej, R.M. and P. R. Newman. 2004. NITROGEN
FERTILIZATION OF SUGARCANE ON A SANDY SOIL: II.
SOIL AND GROUNDWATER ANALYSES. Journal American
Society Sugar Cane Technologists, Vol. 24, 2004.
Muchow, R.C.; M.J. Robertson, A.W. Wood, B.A. Keating. 1996.
Effect of nitrogen on the time-course of sucrose
accumulation in sugarcane. Field Crops Research.
Volume 47, Issues 23, August 1996, Pages 143153
Rakkiyappan, P.; S. Thangavelu, K. V. Bhagyalakshmi and R.
Radhamani. 2007. Uptake of nitrogen, phosphorus and
potassium by some promising mid late maturing
sugarcane clones. Sugar Tech. Volume 9, Number 1,
23-27, DOI: 10.1007/BF02956909
Rice, R.W., R.A. Gilbert, and R.S. Lentini. 2002. Nutritional
Requirements for Florida Sugarcane. Florida Coop. Ext.
Ser., UF/IFAS, Doc. SS-ARG-228. Univ. of Fla.,Inst. Food
Agric. Sci., Gainesville.
Wood, A.W. ; R.C. Muchow, M.J. Robertson. 1996. Growth of
sugarcane under high input conditions in tropical
Australia. III. Accumulation, partitioning and use of
nitrogen. Field Crops Research. Volume 48, Issues 23,
October 1996, Pages 223233.