Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
2.
Untuk pasien YANTIS (Pelayanan Gratis) harus memenuhi persyaratan yaitu surat
keterangan tidak mampu (miskin), fotokopi kartu keluarga , fotokopi KTP, surat
rujukan dan SEP.
Untuk pasien BPJS harus memenuhi persyaratan yaitu : fotokopi KTP, fotokopi kartu
keluarga, fotokopi surat rujukan, fotokopi kartu BPJS dan SEP ( Surat Eligibilitas
Peserta). Untuk pasien yang belum terdaftar sebagai anggota BPJS, harus membawa
kelengkapan surat pengantar kartu BPJS.
Administrasi pembelian kepada gudang dilakukan dengan pengisian surat pesanan atau
buku amprahan yang kemudian dikirim pada gudang dan datanya akan langsung
dimasukkan pada komputer, dengan blanko amprahan dua rangkap. Rangkap kedua
diserahkan pada instalasi yang bersangkutan dan lembar pertama disimpan sebagai arsip
gudang. Pengamprahan dari instalasi yang ada di RS yaitu instalasi farmasi ( depo rawat
jalan, depo rawat inap, depo IGD) dan instalasi lain yang ada di RS yaitu radiologi,
rekam medic, laboratorium, poli klinik, OK, yang telah ditandatangani oleh kepala
ruangan dan apoteker penanggung jawab.
Administrasi pembelian kepada PBF dengan pengisian surat pesanan yang telah
ditandatangani apoteker.
Pembelian dilakukan secara langsung kepada PBF dengan dana BLUD dilakukan
pengadaan sesuai jenjang nilai pengadaan di BLUD biasanya dilakukan secara just in time
yaitu dengan cara belanja langsung ke PBF.
Sistem pengadaan obat perbekalan farmasi RSUD Hadji Boedjasin Pelaihari yang
bersumber dana dari BLUD yang mengacu pada Peraturan Bupati Tahun 2011 memiliki
fleksibilitas tersendiri tergantung dari rumah sakit dan di setujui oleh Bupati.
Ada 2 sistem pengadaan / pembelian di RSUD H. Boejasin:
A. Pengadaan melalui E Purchasing
Pembelian dilakukan oleh unit pengadaan layanan / ULP yang ada di RSUD H.
Boejasin. Instalasi farmasi membuat daftar kebutuhan obat dan BAKHP kemudian
disampaikan kepada ULP, ULP akan mengirimkan data tersebut melalui LPSE kepada
pabrikan obat, pabrikan obat akan mengirimkan obat melalui distributor yang telah
ditunjuk oleh pabrikan obat tersebut.
B. Pengadaan atau pembelian secara langsung ke PBF
Instalasi farmasi membuat daftar kebutuhan obat dan BAKHP kemudian dibuatkan
surat pesanan kemudian dikirim kepada distributor obat. Pembelian yang dilakukan di
RSUD H. Boejasin menggunakan dana BLUD.
Penerimaan
Penerimaan adalah kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah diadakan
sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pengadaan e purchasing dan pengadaan
manual. Penerimaan perbekalan farmasi harus dilakukan oleh pejabat penerima hasil
pekerjaan yang telah ditunjuk dan diberi SK oleh direktur. Harus terlatih baik serta harus
mengerti sifat penting perbekalan farmasi. Setelah diterima oleh PPHP obat diserahkan
kepada petugas gudang , oleh petugas gudang diperiksa kemudian setelah itu faktur
diarsipkan (dimasukkan kartu stock), dimasukkan kedalam komputer, kemudian barang
disusun sesuai tempatnya. Semua perbekalan yang diterima harus diperiksa dan sesuai
dengan spesifikasi pada order pembelian rumah sakit. Hal yang perlu diperhatikan dalam
penerimaan adalah kesesuaian dengan surat pesanan,kesesuaian faktur, fisik, jumlah, ED,
No. Batch dan kesesuaian suhu. Apabila ada yang tidak sesuai barang dikembalikan,
tetapi apabila sesuai barang dimasukkan kegudang dan faktur dimasukkan kedalam
komputer. Kemudian barang disusun sesuai tempatnya dan dimasukkan di dalam kartu
stok.
Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut persyaratan
yang ditetapkan. Disertai sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan
farmasi sesuai kebutuhan.
Distribusi
Distribusi obat adalah suatu proses penyerahan obat mulai dari sediaan disiapkan oleh
IFRS sampai obat diserahkan kepada perawat, dokter, depo-depo obat atau pelayanan
kesehatan lain untuk diberikan kepada pasien.
IFRS di RSUD Hadji Boejasin Pelaihari melayani pasien Umum, BPJS, Yantis dan pihak
ketiga (Perusahaan) yang telah bekerjasama dengan RSUD Hadji Boejasin Pelaihari. Pada
Depo Rawat Inap distribusinya dilakukan dengan sistem ODD (One Daily Doses) dan
Depo Rawat Jalan dengan sistem IP.
a
Penggunaan
Penggunaan meliputi kegiatan dispensing dan evaluasi penggunaan obat. Dispensing
merupakan kegiatan yang dimulai dari tahap validasi, interprestasi, menyimpan obat untuk
penggunaan selama 1 hari dan alat kesehatan untuk sekali pakai (untuk rawat inap) atau
penggunan selama waktu yang diberikan oleh dokter (untuk rawat jalan), pemberian
etiket, atau cara pakai obat, penyerahan obat di sertai dengan pemberian informasi tentang
obat kepada pasien.
Perencanaan
Pengaturan persediaan barang di gudang harus diupayakan agar tidak menumpuk ataupun
kekurangan maka diperlukan suatu perencanaan tahunan, triwulan maupun perbulan.
Untuk membuat perencanaan tersebut maka digunakan kartu stok, komputerisasi dan
setiap bulan dilakukan Stok Opname untuk mengontrol sisa obat yang masih tersedia.
Stok Opname ini memudahkan untuk mengetahui obat apa saja yang perputarannya
termasuk cepat (Fast Moving) ataupun lambat (Slow Moving) dengan demikian dapat
memudahkan kita untuk membuat perencanaan untuk pemesanan obat bulan berikutnya.
Untuk menghindari kekosongan perbekalan farmasi dan alat kesehatan, maka perlu
dilakukan suatu perencanaan yang merupakan tahap awal dari siklus pengelolaan
perbekalan farmasi. Perencanaan berdasarkan atas pola konsumsi, dengan memperhatikan
stok akhir serta penggunaan barang pada periode sebelumnya. Pesanan obat tersebut
disesuaikan dengan standar obat Rumah Sakit, yaitu Formularium Rumah Sakit, sisa stok,
serta anggaran yang tersedia.
Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang akan direncanakan
dan disetujui melalui pembelian, produksi dan pembuatan sediaan farmasi dan
sumbangan, droping atau hibah. Pemesanan barang oleh gudang farmasi dilakukan pada
hari-hari tertentu, tetapi jika obat diperlukan pada saat itu juga atau mendesak ataupun
dikarenakan barang tersebut benar-benar mengalami kekosongan di gudang, maka
pemesanan barang tersebut dapat dipesan pada saat itu juga hal ini untuk dana yang
bersumber dari BLUD.
Sistem Pengadaan Perbekalan Farmasi yang bersumber dari dana BLUD dapat dilakukan
dengan metode e purchasing dan pembelian manual. Pengadaan / pembelian manual
dilakukan apabila pengadaan melalui e purchasing mengalami gangguan teknis pada
server atau jaringan internet atau tidak ada respon dari pabrikan untuk segera melayani /
memenuhi kebutuhan obat dan BAKHP yang kita pesan.
Penerimaan
Penerimaan merupakan proses lanjutan setelah pengadaan. Selain itu juga, penerimaan
merupakan suatu proses serah terima perbekalan farmasi dan alat kesehatan dari
distributor kepada tim penerima barang yang kemudian barang tersebut diserahkan
kebagian gudang farmasi. Dalam penerimaan perbekalan farmasi dilakukan pemeriksaan
terhadap barang pesanan tersebut. Pemeriksaan barang bertujuan untuk mengetahui
kesesuaian barang yang diterima dengan melakukan pemeriksaan ulang terhadap jenis
dan jumlah barang yang datang apakah sudah sesuai dengan Surat Pesanan (SP). Adapun
yang dilakukan dalam hal pemeriksaan barang pesanan yang datang meliputi nama
barang, jumlah stok, nomor faktur, harga satuan, tanggal barang datang, tanggal expired
date dan jenis barang kemasan. Faktur tersebut ditandatangani oleh penerima, yang mana
faktur tersebut berjumlah tiga rangkap yaitu untuk gudang, tim pembeli dan untuk
pembayaran. Selanjutnya faktur di beri nomor, dientry di computer dan kemudian
dimasukkan ke dalam kartu stok.
4
Penyimpanan
Penyimpanan perbekalan farmasi yang ada di gudang farmasi RSUD H. Boejasin
dilakukan berdasarkan bentuk sediaan, suhu dan disesuaikan juga dengan persyaratan
kondisi penyimpanan masing-masing barang. Untuk obat Narkotika dan Psikotropik
disimpan di lemari khusus yang menempel didinding dan dikunci ganda. Untuk sediaan
injeksi dan obat oral disimpan dirak pada suhu kamar 15-30 C. Vaksin, reagen dan
beberapa sediaan injeksi yang bersifat termolabil disimpan di dalam lemari pendingin
dengan suhu 2-8C. Bahan yang mudah terbakar disimpan dalam lemari khusus. Untuk
box-box besar, infus, diletakkkan diatas palet, hal ini menjamin agar mutu obat dan
bahan-bahan tersebut tetap baik, stabil, memudahkan dalam pencarian, memudahkan
pengawasan dan waktu kadaluarsa serta menjamin pelayanan yang cepat dan tepat.
Penyimpana juga dilakukan dengan system FIFE (First Expired First Out) yang artinya
dimana obat atau BAKHP yang masuk duluan di gudang akan keluar lebih dahulu.
Ketika barang pesanan datang sebagian besar obat-obatan langsung diserahkan ke depo
obat karena keterbatasan ruang penyimpanan di gudang farmasi.
Pendistribusian
Pendistribusian merupakan proses penyerahan perbekalan farmasi dari gudang farmasi ke
depo rawat jalan, depo rawat inap, depo OK, dan depo IGD atau instalasi kesehatan
lainnya yang ada di Rumah Sakit. Tujuan dari pendistribusian adalah untuk menghindari
kekosongan barang yang ada didepo dan instalasi lain. Distribusi yang dilakukan oleh
gudang farmasi berdasarkan atas permintaan yang di ajukan oleh depo obat, depo IGD
dan instalasi pelayanan kesehatan yang ada di RSUD Hadjie Boejasin melalui blangko
amprahan.
Proses pendistribusian di gudang dilakukan semaksimal mungkin, agar depo dan instalasi
lain bisa mendapatkan obat dan BAKHP yang sesuai dengan apa yang diperlukan. Untuk
itu distribusi harus dilakukan secara tepat, baik tepat waktu maupun tepat jumlah dan
jenis obat yang diperlukan, sehingga di depo tidak mengalami kekosongan obat.
Pendistribusian ke instalasi lain, ruangan dan poliklinik distribusi yang dilakukan
berdasarkan permintaan atau amprahan yang diajukan oleh setiap instalasi melalui
blangko amprahan yang sudah ditandatangani oleh kepala ruangan atau penanggung
jawab . Depo obat melakukan pengamprahan setiap hari Senin dan Kamis, tetapi apabila
barang sangat diperlukan dan sudah habis sebelum tanggal amprah seharusnya boleh
diamprahkan lebih dahulu. Sedangkan untuk instalasi lain dilakukan tiap 10 hari sekali.
Untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, maka unit logistik farmasi harus
memiliki syarat sebagai berikut:
a
b
Laporan Dsitribusi
Laporan Stok
Laporan Imunisasi
Laporan malaria
Resep dihargai, dicetak dan diberi no antrian serta diberi nomor administrasi
emberian etiket dilakukan oleh TTK, jika ada obat yang tidak tersedia di apotik dibuatkan copy resep
Apoteker atau TTK menyerahkan obat kepada pasien serta memberikan PIO
Tabel 2. Alur Pelayanan Resep Pasien BPJS, Yantis, dan Perusahaan Unit Rawat Jalan di RS H.
Boedjasin Pelaihari
Pasien datang membawa
resep
Tidak Lengkap
Lengkap
Pengecekan kembali
Fotokopi KTP, fotokopi kartu keluarga, fotokopi surat rujukan, dan fotokopi surat
keterangan tidak mampu
rmulir Obat farmasi dan di tandatangani. Resep dan obat di periksa oleh Apoteker penanggung jawab u
Obat dan kwitansi dibawa keruang rawat untuk diberikan oleh perawat ke pasien
mbali dengan resep. Formulir obat farmasi di tandatangani oleh perawat dan buku ODD perawat di tandatangan
TTK mengambil kwitansi yang sudah dibayar kepada perawat dan menandai lunas
Pengamprahan
Pengamprahan obat pada Depo IGD dilakukan setiap 2 kali seminggu menggunakan
metode konsumsi. Metode konsumsi dibuat berdasarkan pemakaian sebelumnya.
Pengamprahan yang dilakukan umumnya untuk obat dan BAKHP yang fast moving.
Untuk barang slow moving di lakukan sebelum stok kosong. Jika tejadi kekosongan
sebelum pemesanan dapat dilakukan mutasi dari depo lain. Apabila realisasi tidak sesuai
pesanan maka petugas depo tetap memantau kondisi stok/persediaan barang yang ada di
gudang setiap saat, baik lewat gudang langsung maupun lewat sistem yang ada secara
komputerisasi.
Penerimaan
Barang yang datang dari gudang akan diperiksa oleh petugas kesesuaiannya dengan
permintaan atau amprahan. Pemeriksaan meliputi nama, jenis sediaan, jumlah, expired
date, nomor batch dan kondisi fisik barang.
Penyimpanan
Pada penyimpanan Sediaan Farmasi pada Depo Obat IGD, dimana penyimpanannya
disusun sesuai abjad atau alfabet, bentuk sedian, suhu, jenisnya, branded dan generik.
Untuk obat-obat narkotik dan psikotropik disimpan dalam lemari khusus terpisah dengan
obat-obatan lainnya, dimana lemari untuk obat-obat narkotik dan psikotropik memiliki
pintu dua sesuai dengan standar. Sedangkan untuk obat-obat yang harus disimpan di suhu
dingin disimpan lemari pendingin dengan termometer.
Pendistribusian
Pendistribusian pada IGD Rawat Jalan dan Rawat Inap adalah IP (Individual
Prescription). Untuk sediaan injeksi diberikan sesuai resep dokter sedangkan untuk obat
minum diberikan untuk pemakaian 1 hari. Untuk pasien rawat jalan, obat untuk pasien
umum diberikan sesuai resep sedangkan obat untuk pasien BPJS dan Yantis diberikan
hanya untuk satu hari. Hal ini dilakukan untuk memudahkan memonitoring penggunaan
obat dan mencegah obat menumpuk pada pasien.
obat-obat narkotik dan psikotropik wajib dicatat nama pasien dan jenis serta jumlah obat
yang digunakan.
Setiap akhir bulan dilakukan stok opname obat, kemudian dibuat pelaporan sisa stok yang
akan diserahkan ke Unit Logistik. Pelaporan dilakukan di awal bulan meliputi laporan
stok, laporan paten generik, dan laporan rekap waktu.
g
Pelayanan resep
Depo IGD melayani semua jenis pasien IGD umum, BPJS, pihak ketiga dan Yantis. Depo
IGD melayani pasien yang ada di Instalasi Gawat Darurat, ICU, VK Bersalin, OK, dan
rawat inap.
Tabel.4 Alur Pelayanan resep pasien umum di depo IGD
Resep pasien umum
Skrining resep
Resep dihargai
Penyiapan obat
Kontrol
Penyerahan obat
Tabel.5 Alur Pelayanan Resep Pasien BPJS, Perusahaan dan Yantis Di Depo IGD
Pasien
Rawat Inap
Rawat Jalan
Pasien dilayani
Tidak Lengkap
Jaminan
Lengkapi
(setelah dilengkapi, jaminan dikembalikan)
Lengkap
Layani
G Depo Instalasi OK
Depo instalasi OK merupakan bagian dari Instalasi Farmasi RSUD H. Boejasin Pelaihari
yang bertugas untuk pelayanan perbekalan farmasi pada pasien yang operasi.
Depo OK merupakan bagian dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) yang bertugas
menyediakan perbekalan farmasi untuk mendukung pelayanan di Instalasi Kamar Operasi.
Kamar operasi merupakan tempat dimana pasien akan di operasi, dimana agar pasien dapat
segera diberi obat dan langsung di lakukan operasi. Depo OK buka dari jam 08.00-14.00
wita. Setiap hari ada 1 TTK yang bertugas.
Pelayanan reserp pada depo OK meliputi beberapa jenis, yaitu pasien umum, BPJS, pasien
pihak ketiga (perusahaan), dan pasien Yantis.
a
Pelayanan resep
Depo OK melayani semua jenis pasien operasi umum, BPJS, pihak ketiga, dan Yantis.
Resep diserahkan oleh dokter atau perawat kemudian obat disiapkan dan langsung
diserahkan untuk dipakai saat operasi, kemudian setelah selesai operasi perawat dating
untuk mengambil obat post op untuk pasiean sekaligus mengambil kwitansi pembayaran
untuk pasien umum yang kemudian diserahkan kepada keluarga pasien agar membayar
obat yang telah dipakai saat operasi, setelah bayar, bukti kwitansi dikasihkan ke Depo Ok
sebagai bukti lunas pembayaran.
Administrasi untuk pasien BPJS dan Yantis yaitu setelah cetak kwitansi pembeyaran dari
depo OK yang kemudian diserahkan kepada bagian administrasi farmasi dan kemudian
kwitansi tersebut diserahkan ke tim BPJS untuk di klem pembayarannya.