Sie sind auf Seite 1von 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II

PERCOBAAN I
KEKUATAN MEDAN LIGAN

OLEH :
NAMA

: LINDAYANI

STAMBUK

: F1C1 14010

KELOMPOK

: III ( TIGA)

ASISTEN

: NUR ATIYAH HAFID

LBORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk akibat
adanya penggabungan dua atau lebih senyawa sederhana, yang masing-masingnya
dapat berdiri sendiri. Menurut Warner senyawa kompleks, merupakan gabungan
beberapa ion logam yang cenderung berikatan koordinasi dengan zat-zat tertentu
membentuk senyawa kompleks yang mantap. Zat-zat tertentu itu disebut ligan.
Ligan merupakan atom atau senyawa yang menyumbangkan pasangan
elektronnya untuk dipakai berikatan kovalen koordinasi dengan atom pusat dalam
suatu senyawa kompleks. Berdasarkan kekuatannya ligan dikelompokkan menjadi
dua yaitu ligan kuat dan ligan lemah. Ligan kuat menyebabkan panyusunan
kembali konfigurasi elektron atom pusat. Sedangkan ligan lemah hanya mengisi
pada orbital baru atom pusat.
Secara teori medan kristal, ikatan antara ion logam dan ligan didasarkan
atas gaya tarik elektrostatik dan mengabaikan ikatan kovalen. Ligan pada
umumnya berupa anion atau molekul polar. Dalam ion bebas kelima orbital d
bersifat terdegenerasi, artinya nilai energinya sama. Dengan mendekatnya ligan
maka terjadi pemisahan dari orbital d.Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan
percoban kekuatan medan ligan, terutama untuk mempelajari kekuatan medan
antara ligan amonia dan air.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam percobaan ini adalah bagaimana perbedaan
kekuatan medan antara amonia dan air?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini adalah untuk mempelajari
perbedaan kekuatan medan antara amonia dan air.
D. Manfaat
Manfaat pada percobaan ini adalah dapat mengetahui perbedaan kekuatan
medan antara amonia dan air

II. TINJAUAN PUSTAKA


Teori medan kristal ini hampir selama 20 tahun semenjak ditemukan
hanya digunakan dalam bidang fisika zat padat. Teori medan kristal digunakan
pada pakar fisika zat padat untuk menjelaskan warna dan sifat magnetik garamgaram logam transisi terhidrat,khususnya yang memiliki atom pusat ion logam
transisi dengan orbital d yang belum sepenuhnya terisi elektro seperti
CuSO4.5H2O. Baru pada tahun 1950an. Pada awal tahun 1950an barulah pakar
kimia koordinasi menerapkan teori medan Kristal (Sukardjo, 1992).
Pembentukan kompleks dalam analisis anorganik kuantitatif sering
terlihat dan dipakai untuk pemisahan atau identifikasi. Fenomena yang paling
umum yang muncul bila ion kompleks terbentuk adalah perubahan warna dalam
larutan. Fenomena lain yang sering terlihat bila kompleks terbentuk adalah
kenaikan kelarutan. Dalam pelaksanaan analisis anorganik banyak digunakan
reaksi-reaksi yang menghasilkan pembentukan kompleks. Suatu ion (molekul)
kompleks terdiri dari satu atom (ion) pusat dan sejumlah ligan yang terikat dengan
atom (ion) pusat itu. Jumlahrelatif komponen-komponen ini dalam kompleks yang
stabil nampak mengikuti stoikiometri yang sangat tertentu, meskipun ini tak dapat
ditafsirkan di dalam lingkup konsep valensi yang klasik. Atom pusat ini ditandai
oleh bilangan koordinasi, suatu angka bulat yang menunjukkan jumlah ligan yang
dapat membentuk kompleks yang stabil dengan dengan atom pusat (Svehla,
1985).
Senyawa kompleks dilaboratorium dapat disintesa dengan mereaksikan
ligan yang merupakan suatu basa dan mempunyai pasangan elektron bebas

dengan logam yang merupakan penerima pasangan elektron yang didonorkan oleh
ligan. Berdasarkan banyaknya elektron yang didonorkan oleh ligan maka ligan
dapat diklasifikasikan menjadi ligan monodentat, ligan bidentat dan ligan
multidentat. Ligan monodentat hanya dapat mendonorkan sepasang elektron yang
dimilkinya ke logam. Ligan bidentat dapat mendonorkan dua pasang elektron
yang dimilikinya ke logam, sedangkan banyak elektron yang bisa didonorkan ke
logam pada ligan multidentat. Ligan-ligan multidentat ini pula yang dapat
membentuk struktur kelat dalam kimia koordinasi oleh karena banyaknya
pasangan elektron yang bisa didonorkan ke logam (Saria dkk, 2012).
Senyawa kompleks dapat bersifat diamagnetik atau paramagnetik.
Senyawa kompleks mononuklir umumnya bersifat paramagnetik dan memiliki
momen magnetik yang rendah yaitu 1,7 - 5,9 Bohr Magneton (BM). Sifat
paramagnetik suatu senyawa dapat berupa feromagnetik dan antiferomagnetik.
Senyawa yang bersifat feromagnetik atau antiferomagnetik disebabkan adanya
interaksi antar elektron tidak berpasangan yang terdapat pada orbital d dari ion
logam penyusun senyawa kompleks. Interaksi feromagnetik senyawa kompleks
umumnya ditunjukkan pada temperatur rendah (Swastika dkk, 2012).
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi
difraksi dengan tabung foton hampa (Faisal, M., diakses 10 Juni 2012). Metode
spektrofotometri memiliki keuntungan yaitu dapat digunakan untuk menganalisa
suatu zat dalam jumlah kecil (Harini dkk, 2012).

III.
A. Waktu dan Tempat

METODOLOGI PRAKTIKUM

Percobaan Kekuatan Medan Ligan dilaksanakan pada hari Kamis, 19 Mei


2016, pukul 10.00-12.30 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Anorganik,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,
Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan Kekuatan Medan Ligan
adalah

Spektrofotometer

UV-Vis,

filler,

pipet

ukur

mLdan

mL,batangpengaduk, gelaskimia 100 mL, pipet tetes, labu ukur 25 mL dan 250
mL,timbangananalitik, spatula dan kuvet.

2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan Kekuatan Medan Ligan
adalah larutan amonia 1 M, larutan ion Cu2+,aluminium foil dan akuades.

C. Prosedur Kerja
ProsedurkerjadalampercobaanKekuatan Medan Liganadalah :
a. Pembuatan larutan amonia 1 M
Mengencerkan larutan mL NH3 25% 18,7 mL, massa jenis 0,91 kg/L
dalam labu ukur 250 mL dengan menggunakan akuades sampai tanda tera.
b. Pembuatan larutan ion Cu2+

Melarutkan 6,242 gram CuSO4.5H2O dalam air sedemikian sehingga


volumenya menjadi 250 mL.
c. Pembuatan dan Pengukuran Larutan
1. Menyiapkan 4 buah labu ukur 25 mL untuk membuat larutan ion Cu 2+
dalam pelarut air, campuran amonia 1 M sebanyak 12,5 mL dengan air,
campuran amonia 1 M sebanyak 6,25 mL dengan air dan dalam pelarut
amonia.
2. Membuat larutan 1 dengan melarutkan 4,5 mL larutan ion Cu 2+ dalam labu
ukur 25 mL dengan air hingga tanda tera.
3. Membuat larutan II dengan melarutkan 4,5 mL larutan ion Cu 2+ dalam labu
ukur 25 mL dengan 12,5 mL larutan amonia 1 M kemudian menambahkan
air hingga tanda tera.
4. Membuat larutan III dengan melarutkan 4,5 mL larutan ion Cu 2+ dalam labu
ukur 25 mL dengan 6,25 mL larutan amonia 1 M kemudian menambahkan
air hingga tanda tera.
5. Membuat larutan IV dengan melarutkan 4,5 mL larutan ion Cu2+ dalam labu
ukur 25 mL dengan larutan amonia 1 M hingga tanda tera.
6. Memasukkan masing-masing larutan sampel ke daalam kuvet.
7. Mengamati serapan masing-masing larutan tersebut menggunakan
spektrofotometer UV-Vis dengan air sebagailarutan blanko pada panjang
gelombang antara 510-710 nm dengan interval 20 nm.
8. Membandingkan panjang gelombang maksimum untuk mengetahui
perbedaan kekuatan ligan antara air dan amonia.

Diagram Alir
a. Pembuatan larutan Amonia 1 M
NH3 25%
- dipipet sebanyak 18,7 mL
-dimasukkan dalam labu
ukur 250 mL
-dilarutkan dalam aquades
hingga volume 250 mL
Larutan Amonia
1M
-dihomogenkan
- ditimbang sebanyak 6,242
gram
b. Pembuatan larutan ion Cu2+0,1 M
- dilarutkan dalam air
- dimasukkan dalam labu
CuSO4.5Hukur
2O 250 mL
- dilarutkan dalam aquades
hingga volume 250 mL
- dihomogenkan

2+2+
Larutan
LarutanIon
IonCu
Cu
0,1
0,1MM

c. Pembuatan dan pengukuran larutan


Larutan
Cu2+ 0,1 M

Larutan
Cu2+ 0,1 M

- dipipet
sebanyak 4,5
mL
- dimasukan
dalam labu
ukur 25 mL
- ditambahkan
akuades hingga
tanda tera
- dihomogenkan

Larutan I

Larutan
Cu2+ 0,1 M

- dipipet sebanyak
4,5 mL
- dimasukan
dalam labu
ukur 25 mL
- diencerkan
dengan 12,5
mL amonia 1M
- ditambahkan
dengan aquades
hingga tanda
tera
- dihomogenkan

Larutan II

Larutan
Cu2+ 0,1 M

- dipipet sebanyak
4,5 mL
- dimasukan
dalam labu ukur
25 mL
- diencerkan
dengan 6,25
mLamonia 1 M
- ditambahkan
dengan aquades
hingga tanda
tera
- dihomogenkan

Larutan III

Larutan IV

- diamati serapan keempat


larutan dengan spektrometer
dengan panjang gelombang
510-710 nm
- dibandingkan panjang
gelombang maximumnya.
Absorbansi Masing-Masing
Larutan

- dipipet sebanyak
4,5 mL
- dimasukan dalam
labu ukur 25 mL
- diencerkan dengan
larutan amonia 1
M hingga tanda
tera
- dihomogenkan

Prosedur kerja pembuatan larutan amonia 1 M


Larutan NH3 25% dengan
massa jenis 0,91 kg/L
dipipet sebanyak 18,7 mL
dimasukkan dalam labu ukur 250 mL
_ ditambahkan akuades sampai tanda tera
Data pengamatan
_ di homogenkan

Prosedur kerja pembuatan larutan ion Cu2+


CuSO4.5H2O

ditimbangsebanyak 6,242 gram


dimasukkankedalamgelaskimia 100 mL
ditambahkanaquades
dimasukan dalam labu ukur 250 mL
ditambahkan akuades hingga tanda tera
dihomogenkan
Data pengamatan

Prosedur kerja dalam diagram alir


Larutan ion
Cu2+ 0,1 M

Larutan ion
Cu2+ 0,1 M

Larutan ion
Cu2+ 0,1 M

Larutan ion
Cu2+ 0,1 M

dipipet sebanyak dipipet sebanyak dimasukkan


4,5 mL
dalam
labu
4,5 mL
ukur 25 mL
dimasukkan
dimasukkan

ditambahkan
dalam
labu
ukur
dalam labu ukur
25 mL
dengan
25 mL
amonia1
M

ditambahkan
ditambahkan
dengan 6,25 mL hingga tanda
dengan 12,5 mL
larutan amonia 1 tera
larutan ammonia
dihomogenkan
M
1M
ditambahkandeng ditambahkandeng
an air hingga
an air hingga
tanda tera
tanda tera

dihomogenkan
dihomogenkan
Larutan II
Larutan III
Larutan IV

dipipet sebanyak
4,5 mL
dimasukkan

dalam labu ukur


25 mL
ditambahkan

dengan air hingga


tanda tera
dihomogenkan

Larutan I

dimasukkanlarutan
sampel
kedalam
kuvetsecarabergantian
diamati serapan keempat larutan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis dengan air sebagai
blangkonya pada panjang gelombang antara
510-710 nm dengan interval 20 nm
dibandingkan
panjang
gelombang
maksimumnya untuk mengetahui perbedaan
kekuatan ligan antara air dan amonia

Data pengamatan

I. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Hasil Pengamatan

Adsorbansi

PanjangGelomban
g

Larutan 1

Larutan 2

Larutan 3

Larutan 4

510

0,165

0,452

0,338

0,455

530

0,157

0,628

0,446

0,633

550

0,149

0,812

0,598

0,815

570

0,144

0,978

0,709

0,990

590

0,143

1,054

0,766

1,072

610

0,146

1,069

0,776

1,095

630

0,152

1,001

0,731

1,015

650

0,160

0,902

0,650

0,887

670

0,184

0,814

0,589

0,803

690

0,267

0,725

0,533

0,748

710

0,234

0,640

0,467

0,654

2. Analisis Data

PanjangGelombangMaksimal

Energi 10 dq

1. Larutan 1 : 690 nm

1. 10 dq : 41,44kkal/mol

2. Larutan 2 : 610 nm

2. 10 dq : 46,87kkal/mol

3. Larutan 3 : 610 nm

3. 10 dq : 46,87kkal/mol

4. Larutan4 :
3. Grafik

4. 10 dq : 46.87kkal/mol

610 nm

0.3
0.25
0.2

f(x) = 0x - 0.09
R = 0.47

0.15
0.1
0.05
0
500

550

600

650

700

750

600

650

700

750

600

650

700

750

1.2
1
0.8

f(x) = 0x + 0.51
R = 0.03

0.6
0.4
0.2
0
500

550

0.9
0.8
0.7
0.6
0.5

f(x) = 0x + 0.37
R = 0.03

0.4
0.3
0.2
0.1
0
500

550

1.2
1
f(x) = 0x + 0.51
R = 0.03

0.8
0.6
0.4
0.2
0
500

550

600

650

700

750

4. Reaksi
[Cu(H2O)4]2+ SO42-

CuSO4 + 4 H2O
NH4OH

NH3 + H2O

[Cu(H2O)4]2+ SO42- + NH3

[Cu(NH3)(H2O)3]2+ SO42- + H2O

[Cu(NH3)(H2O)3]2+ SO42- + NH3

[Cu(NH3)2(H2O)2]2+ SO42- + H2O

[Cu(NH3)2(H2O)2]2+ SO42- + NH3

[Cu(NH3)3(H2O)]2+ SO42- + H2O

[Cu(NH3)3(H2O)]2+ SO42- + NH3

[Cu(NH3)4]2+ SO42- + H2O

B. Pembahasan
Senyawakompleksmerupakansenyawa
pusatdanligan.Atom

yang

terdiridari

atom

pusatbiasanyamerupakanlogamtransisi,

sedangkanliganmerupakan

atom

atau

ion

yang

menyumbangkanpasanganelektronnyauntukdipakaiberikatankovalenkoordinaside
ngan atom pusat.
Percobaankekuatanmedanligandilakukanuntukmempelajarikekuatanmedan
antaraligan

air

dan

ammonia.

Dalampercobaaninidigunakanlarutan

yang

mengandung

Cu2+sebagai

ion

atom

pusat.Untukmengetahuikekuatanmedanliganantara air dan ammonia, makadibuat


4

larutandenganperbandingan

air

dan

ammonia

yang

bervariasi.

Dalampenambahan air dan ammonia inidiperolehhasilbahwasemakinbanyak


ammonia

yang

ditambahkan,

larutansemakinberwarnabiru.Hal

inimenunjukkanbahwaliganamonialebihkuatdariligan air.
Keempatlarutanangtelahdibuatsebelumnyadiukurabsorbansinyadenganmen
ggunakanspektofotometer UV-Vis. Pengukuranmengunakanspektrofotometer UVVis

menunjukkanhasilbahwalarutan

yang

mengandungamonian

lebihbanyakmemilikinilaiabsobansi yang lebihbesar pula.

yang

IV. KESIMPULAN
Berdasarkanhasilpengamatandanpembahasan,
dapatdisimpulkanbahwamedanligan
karenasenyawakompleks

maka

NH3lebihkuatdaripadamedanliganH2O
yang

mengandungNH3

energinyalebihbesardaripadasenyawakompleks yang mengandungH2Osehingga


padaNH3lebihpendekdaripadaH2Oketikadiberienergicahaya.

DAFTAR PUSTAKA
Swastika, L.N., danFahimah, M., 2012, MagnetikKompleks Ion Logam Cu(II)
denganLigan
2-FeniletilaminLexyNindia
Swastika,
JurnalSainsdanSeniPomits,Vol. 1(1).
Harini,

B.W.,
Rini,
D.,
dan
Lucia,
W.W.,
2012,AplikasiMetodeSpektrofotometriVisibeluntukMengukur
Kadar
CurcuminoidpadaRimpangKunyit (Curcuma Domestica), JurnalSains
Kimia, Vol. 2 (4).

Yosi,

S.,
Lucyanti.,
Nurlisa,
H.,
danAldes
2012,SintesisSenyawaKompleksKobaltdenganAsetilasetonato,
JurnalPenelitianSains, Vol. 15 (3).

L.,

Das könnte Ihnen auch gefallen