Sie sind auf Seite 1von 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan kerja merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau aplikasi
kesehatan masyarakat dalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungannya
Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setingitingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat
lingkungan perusahaan tersebut, melalui-usaha-usaha preventif, promotif dan kuratif
terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau
lingkungan kerja. Kesehatan kerja ini merupakan terjemahan dari occupational
health yang cenderung diartikan sebagai lapangan kesehatan yang mengurusi
masalah-masalah kesehatan secara menyeluruh bagi masyarakat pekerja. Menyeluruh
dalam arti usaha-usaha preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif, hygiene
penyesuaian faktor manusia terhadap pekerjaannya dan sebagainya.
Kesehatan lingkungan kerja yang sering kali dikenal juga dengan istilah
Higiene Industri atau Higiene Perusahaan. Tujuan utama dari Higiene Perusahan dan
Kesehatan Kerja adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Selain itu
Kegiatannya bertujuan agar tenaga kerja terlindung dari berbagai macam resiko akibat
lingkungan kerja, masyarakat sekitar perusahaan dan masyarakat umum yang menjadi
konsumen dari hasil-hasil produksi perusahaan, diantaranya melalui pengenalan,
evaluasi, pengendalian dan melakukan tindakan perbaikan yang mungkin dapat
dilakukan. Sehingga dibutuhkan pemahaman mengenai hygiene perusahaan dan
kesehatan kerja.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Tentang Sejarah Higeine Perusahaan ?
2. Jelaskan Definisi Higeine Perusahaan ?
3. Jelaskan Salah Satu Faktor Dari Program Higeine Perusahaan ?
4. Perbedaan Batasan Antara Higiene Perusahaan Dan Ilmu
Kesehatan Kerja Dengan Ilmu Kesmas ?
C. Tujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan untuk para pekerja dengan
melalui usaha-usaha preventif,kuratif dan rehabilitatif,selain dari itu
kegiatannya juga bertujuan agar tenaga kerja terlindungi dari
berbagai macam resiko akibat lingkungan kerja.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Sejarah Higiene Perusahaan
a. Tingkat Dunia
Kapan mulainya perkembangan

Higiene

Industri

atau

Perusahaan secara tepat tidak pernah diketahui dengan pasti,


namun ada perkiraan bahwa Higiene Industri atau Perusahaan
mulai timbul sejak kesehatan Kerja ada yaitu sejak adanya
hubungan antara pekerjaan dengan penggajian.
Selanjutnnya pada abab ke-16 mulai ada petunjuk yang lebih
jelas tentang gambaran penyakit-penyakit yang diderita oleh para
tenaga kerja tambang dimana kebanyakan penyakit yang diderita
para tenaga kerja adalah penyakit saluran pernapasan yang
penyebabnya

diduga

sebagai

akibat terjadinya

pemajanan

terhadap debu dan batu-batuan yang ditambang.


Pada abad ke-17, Berdadinne Ramzz yang oleh beberapa
penulis dianggap sebagai Bapak Hiperkess (Higene Perusahaan
dan Kesehatan Kerja ) telah memperjelas persoalan bahwa
pekerjaan dapat menimbulkan penyakit yang disebut sebagai
penyakit akibat kerja dan juga tentang cara-cara menegakkan
diagnose penyakit akibat kerja.
Pada pertengahan abad 18, dengan terjadinya revolusi di inggris,
dimana pada saat itu mulai di temukan cara-cara berproduksi
baru,yaitu ditemukan mesin mesin baru untuk industry tekstil.
b. Di Indonesia
Seperti halnya dengan perkembangan hygiene industry di
Negara-negra
Indonesia

maju,

tidak

perkembangan

diketahui

secara

hygiene
pasti

industry

kapan

di

tepatnya.

Kemajuan-kemajuan yang terjadi di eropa sangat dirasakan sejak


timbulnya revolusi industry, namun perkembangan hygiene
industry

di

Indonesia

yang

sesungguhnya

baru

dirasakan

(terjadi) beberapa tahun setelah kita merdeka yaitu pada saat


munculnya

undang-undang

kecelakaan.

Pokok-pokok

kerja

tentang

dan
hygiene

undang-undang
industry

dan

kesehatan kerja telah dimuat dalam undang-undang tersebut,


meskipun tidak atau belum diberlakukan saat itu juga.

B. Definisi Higiene Perusahaan


Hygiene perushaan adalah usaha kesehatan masyarakat yang
mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan
manusia atau suatu upaya untuk mencegah timbulnya penyakit
karena pengaruh lingkungan. Selain itu, hygiene perusahaan dan
kesehatan kerja juga merupakan bagian dari usaha kesehatan
masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat pekerja, masyarakat
sekitar perusahaan dan masyarakat umum yang menjadi konsumen
dari hasil-hasil produksi perusahaan.
Menurut Thomas J. smith higiene industry is the Hygiene industri
atau perusahaan dianggap sebagai ilmu dan seni yang mampu
mengantisipasi,

mengenal,

mengevaluasi

dan

mengendalikan

bahaya faktor-faktor yang timbul di dalam lingkungan kerja yang


dapat mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dan
kesejahteraan atau ketidaknyamanan dan ketidakefisienan kepada
masyarakat yang berada di lingkungan kerja tersebut maupun
kepada masyarakat yang berada diluar industri.Jadi, hygiene
industry merupakan aspek perlindungan bagi kesehatan tenaga
kerja dan sarana untuk membina dan mengembangkan tenaga kerja
menjadi sumber daya manusia yang disiplin, dedikatif, penuh
tanggung jawab dan mampu bekerja secara produktif dan efisien.
C. Program Higiene Perusahaan
Program higiene perusahaan meliputi 3 faktor yaitu :
1. Pengendalian faktor-faktor lingkungan kerja
a. Eliminasi
eliminasi/menghilangkan bahaya dilakukan pada saat desain,
tujuannya

adalah

untuk

menghilangkan

kemungkinan

kesalahan manusia dalam menjalankan suatu sistem karena


adanya

kekurangan

pada

desain.

Penghilangan

bahaya

merupakan metode yang paling efektif sehingga tidak hanya


mengandalkan prilaku

pekerja

dalam

menghindari

resiko,

namun demikian, penghapusan benar-benar terhadap bahaya


tidak selalu praktis dan ekonomis
b. Substitusi
Metode pengendalian ini bertujuan untuk mengganti bahan,
proses, operasi ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi

lebih tidak berbahaya. Dengan pengendalian ini menurunkan


bahaya dan resiko minimal melalui disain sistem ataupun
desain ulang. Beberapa contoh aplikasi substitusi misalnya:
Sistem otomatisasi pada mesin untuk mengurangi interaksi
mesin-mesin berbahaya dengan operator, menggunakan bahan
pembersih

kimia

yang

kurang

berbahaya,mengurangi

kecepatan, kekuatan serta arus listrik, mengganti bahan baku


padat yang menimbulkan debu menjadi bahan yang cair atau
basah.
c. Pengendalian Teknis
Pengendalian secara teknis yakni pengendalian yang ditunjukan
terhadap sumber bahaya atau lingkungan ,seperti:
1. Subtitusi
yaitu
menggantikan
bahan-bahan

yang

berbahaya dengan bahan-bahan yang kurang atau tidak


berbahaya sama sekali.
2. Isolasi,yaitu memisahkan suatu sumber bahaya dengan
pekerja

misalnya

memasuki

pengadaan

tempat

kerja

ruang

panel,larangan

bagi

yang

tidak

berkepentingan,menutup unit operasi yang berbahaya.


3. Cara basah,dimaksudkan untuk menekan jumlah partikel
yang mengotori udara karena partikel debu mengalami
berat.
4. Merubah proses,misalnya pada proses kering dirubah
menjadi proses basah untuk menghindari debu.
5. Ventilasi keluar setempat ( lokal exhaust ventilation ),
yaitu suatu cara yang dapat menghisap bahan-bahan
berbahaya sebelum bahan berbahaya tersebut masuk
keudara ruang kerja.
Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk memisahkan
bahaya dengan pekerja serta untuk mencegah terjadinya
kesalahan manusia. Pengendalian ini terpasang dalam
suatu unit sistem mesin atau peralatan.
d. Sistem peringatan/warning system
Adalah
pengendian
bahaya
yang
dilakukan

dengan

memberikan peringatan, instruksi, tanda, label yang akan


membuat

orang

waspada

akan

adanya

bahaya

dilokasi

tersebut. Sangatlah penting bagi semua orang mengetahui dan


memperhatikan tanda-tanda peringatan yang ada dilokasi kerja
sehingga mereka dapat mengantisipasi adanya bahaya yang
akan memberikan dampak kepadanya. Aplikasi di dunia industri
untuk pengendalian jenis ini antara lain berupa alarm system,
detektor asap, tanda peringatan (penggunaan APD spesifik,
jalur evakuasi, area listrik tegangan tinggi, dll)
e. Pengendalian Administrasi
Pengendalian secara administratif adalah peraturan-peraturan
administrasi yang mengatur pekerja untuk membatasi waktu
kontaknya

pemaparan

)dengan

faktor

bahaya

atau

contaminant.
Kontrol administratif ditujukan pengandalian dari sisi orang
yang akan melakukan pekerjaan, dengan dikendalikan metode
kerja diharapkan orang akan mematuhi, memiliki kemampuan
dan keahlian cukup untuk menyelesaikan pekerjaan secara
aman.
Jenis pengendalian ini antara lain seleksi karyawan, adanya
standar operasi baku (SOP), pelatihan, pengawasan, modifikasi
prilaku, jadwal kerja, rotasi kerja, pemeliharaan, manajemen
perubahan, jadwal istirahat, investigasi atau pemeriksaan
kesehatan.
f. Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri adalah seperangkat alat yang digunakan
oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya
terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan
kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha
melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering)
dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun
pemakaian APD bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut,
namun sebagai usaha akhir.
2. Penilaian faktor-faktor lingkungan kerja
a. Lingkungan fisik
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan yang berbetuk
fisik yang terdapat pada sekitar tempat kerja sehingga dapat
mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung kinerja

karyawan dan menimbulkan potensi bahaya/ memberi dampak


pada kejadian kecelakaan kerja.
Lingkungan fisik antara lain:
1. Suhu
Suhu dapat diukur dengan termometer. Suhu di tempat
kerja diukur dan diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1405/Menkes/Sk/Xi/2002 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan
Industri yaitu antara 18 28 C
2. Kelembapan
Kelembapan dapat diukur dengan higrometer di tempat
kerja diukur dan diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1405/Menkes/Sk/Xi/2002 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan
Industri yaitu antara 40% - 60%
3. Pencahayaan
Pencahayaan
atau
penerangan
penerangan

yang

memungkinkan

yang

baik

tenaga

kerja

adalah
dapat

melihat obyek dengan cermat dan baik, jelas serta tanpa


upaya-upaya yang dipaksakan, yaitu disesuaikan dengan
jenis pekerjaan. Pencahayaan yang cukup dan diatur
dengan baik menciptakan lingkungan kerja yang nyaman
dan dapat meningkatkan produktifitas kerja, sebaliknya
pencahyaan yang buruk dapat menyebabkan gangguan
visibilitas, ketelitian kurang, serta dapat juga menyebabkan
kecelakaan

kerja.Pencahayaan

dapat

diukur

dengan

alat Luxmeter.
4. Kebisingan
Kebisingan merupakan suara yang tidak diharapkan, apabila
pada intensitas tertentu dan dalam waktu pemaparan
tertentu akan menyebabkan gangguan fungsi pendengaran.
Kebisingan dapat diukur dengan alat Sound Level Meter
5. Getaran
Getaran dapat diukur dengan alat Vibrasi Meter &
Akselerometer
6. Iklim Kerja

Dalam menentukan Nilai Ambang Batas pengaturan waktu


kerja setiap jam dapat ditentukan dengan pengukuran iklim
kerja yang dihitung dengan rumus:
Untuk pekerjaan di luar ruangan dengan panas radiasi:
ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,2 Suhu bola + 0,1 Suhu
kering
Untuk pekerjaan di dalam atau di luar ruangan tanpa panas
radiasi:
ISBB = = 0,7 Suhu basah alami + 0,3 Suhu bola
Selanjutnya perlu dinilai beban kerjanya dengan rumus
menggunakan pengukuran denyut jantung/nadi sebagai
berikut:

Y = energi (Kkal/menit)
X = Kecepatan denyut jantung/nadi
7. Radiasi
Radiasi adalah emisi energi yang dilepas dari bahan atau
alat radiasi.
b. Lingkungan Kimiawi
Lingkungan kerja kimiawi adalah semua keadaan zat kimiawi di
sekitar

tempat

langsung

atau

kerja
tidak

yang

dapat

langsung

mempengaruhi
kinerja

secara

karyawan

dan

menimbulkan potensi bahaya/ memberi dampak pada kejadian


kecelakaan kerja.
Dalam menentukan nilai unsur kimiawi pada tempat kerja
perlu dilakukan pengukuran tertentu yang berbeda pada tiap
unsur. Pertama yang perlu dilakukan adalah identifikasi zat
kimia berbahaya yang ada pada tempat kerja, selanjutnya
dipelajari unsur/senyawa kimia tersebut, yang sering dapat
dibaca pada MSDS (Material Safety Data Sheet). Selanjutnya
dilakukan pengukuran yang tepat sesuai unsur/senyawa kimia
tersebut dan dibandingkan kadarnya dengan NAB. Apabila
melebihi batas perlu dilakukan pengendalian
c. Lingkungan Biologi
Lingkungan kerja biologi adalah keadaan faktor-faktor biologis di
tempat kerja ang dapat mempengaruhi secara langsung atau

tidak langsung kinerja karyawan dan menimbulkan potensi


bahaya/ memberi dampak pada penyakit akibat kerja.
d. Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu dan seni penerapan teknologi untuk
menyerasikan/menyeimbangkan

antara

segala

fasilitas

yang

digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan


kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental,
sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik.
e. Lingkungan Psikologi
Lingkungan kerja psikologi, misalnya yaitu keadaan hubungan
kerja antar karyawan, atau hubungan kerja antaran karyawan
dengan

atasan,

atau

pekerjaan

yang

monoton,

dan

lain

sebagainya. Lingkungan psikologi ini juga dapat menyebabkan


stress kerja yang berhubungan dengan kesehatan jiwa, rasa
ketidaknyamanan

terhadap

pekerjaan

dan

menurunnya

produktivitas.
3. Pengendalian lingkungan kerja
Dimaksudkan sebagai penerapan metode teknik tertentu untuk
menurunkan tingkat factor bahaya lingkungan sampai batas yang
masih diterima oleh manusia dan lingkungannya. Pengendalian
tersebut dapat berupa; Substitusi, Ventilasi, perubahan proses,
pengeluaran setempat, pemencilan proses
D. Pemeriksaan Kesehatan Kerja
a. Batasan
Pemeriksaan kesehatan kerja yang disyaratkan dalam prosedur
ini adalah pemeriksaan medis yang diperlukan pekerja, calon
pekerja, pekerja yang ditugaskan pada pekerjaan khusus, atau
pekerja yang dipekerjakan dalam lingkungan kondisi kerja
berbahaya atau bekerja dengan bahan-bahan yang berbahaya.
Pemeriksaan kesehatan kerja semata-mata dikaitkan dengan
penempatan

pekerja

atau

lingkungan

kerja.

Pemeriksaan

tersebut di atas berbeda dengan jenis pengujian medis lainnya


oleh

karena

adanya

pembatasan

individu

terhadap

kemampuannya dalam pekerjaannya.


Sertifikat Pemeriksaan Kesehatan Kerja yang digunakan dalam
prosedur ini adalah dokumen yang berlaku bagi perusahaan /
industri yang bersangkutan yang ditandatangani oleh dokter dan

dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan yang menyatakan


bahwa pekerjaannya telah diperiksa secara medis dan memenuhi
syarat untuk :
Memulai atau melanjutkan bekerja pada suatu pekerjaan
khusus

tertentu

yang

memerlukan

kemampuan

fisik

tertentu.
Memulai atau melanjutkan bekerja pada pekerjaan yang
mempergunakan bahan kimia khusus atau yang dapat

membahayakan kesehatan fisik.


b. Pemeriksaan Kesehatan Kerja dilakukan untuk
Meyakinkan
bahwa
pekerja
secara

fisik

dapat

melaksanakan pekerjaan tertentu dengan selamat.


Mencegah penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi
karena

bekerja

di

dalam

lingkungan

kerja

yang

membahayakan kesehatan.
c. Pemeriksaan Kesehatan Kerja diharuskan karena
Disyaratkan berdasarkan hukum, kontrak, perjanjian kerja

atau pertimbangan keselamatan kerja.


Direktur medis perusahaan menentukan perlunya diadakan
pengawasan dan penyelidikan untuk mencegah penyakit
akibat kerja diantara pekerja yang beresiko terkena bahaya

kimia maupun kesehatan fisik.


d. Pemeriksaan kesehatan kerja dilaksanakan oleh Organisasi Medis
di setiap perusahaan/industri terpencil yang tidak memiliki
fasilitas

medis,

bersangkutan

maka

organisasi

bertanggung

jawab

medis

industri

terhadap

yang

pengaturan

pemeriksaan kesehatan melalui pelayanan medis lain yang diakui


oleh direktur medis.
E. Perbedaan Batasan Antara Higiene Perusahaan Dan Ilmu
Kesehatan Kerja Dengan Ilmu Kesmas
Higiene perusahaan dan kesehatan

kerja

sebagai

satu

kesatuan spesialisasi dalam ilmu kesehatan masyarakat. Ilmu


kesehatan kerja merupakan ilmu yang sangat luas sehingga
berbagai keahlian dari berbagai aspek pengetahuan terlibat di
dalamnya.
Kerjasama

yang

erat

dalam

berbagai

disiplin

tersebut

merupakan hal yang penting. Namun demikian perlu diketahui

bahwa kesehatan kerja merupakan cabang dalam ilmu kesehatan


masyarakat yang diterapkan untuk masyarakat pekerja. Antara
kesehatan masyarakat dan kesehatan kerja terdapat kesamaan
yaitu, keduanya mempelajari masalah-masalah kesehatan yang
berhubungan dengan manusia serta lingkungan fisik, biologi, kimia
dan sosial secara umum. Namun perbedaannya terletak pada
kesehatan kerja mempelajari manusia dalam hubungannya dengan
pekerjaan dan lingkungan kerjanya, baik fisik maupun mental,
sedangkan kesehatan masyarakat mempelajari manusia dalam
hubungannya dengan lingkungannya di luar tempat kerja, serta
mempelajari

semua

faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

pekerjaan, metode kerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja, yang


mungkin dapat menyebabkan penyakit kecelakaan atau gangguan
kesehatan lainnyan, misalnay bahaya-bahaya kimia dan fisik seperti
infeksi dari debu, uap asam, gas-gas yang terhirup, penyakitpenyakit yang disebabkan oleh bahan-bahan perangsang, kesakitan
akibat bising, silikasi akibat terhirup dan tersiram bahaya debu silika
bebas (SiO2) dalam paru-paru, kecelakaan akibat kerja yang terlalu
lama dan lain-lain.
Secara garis besar perbedaan antara ilmi higiene perusahaan
dan kesehatan kerja dengan ilmu kesehatan masyarakat adalah :
Higiene Perusahaan& Kesehatan Kerja Ilmu Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Masyarakat tenaga kerja merupakan tujuan utama
1. Yang diurusi biasanya tenaga kerja yang mudah didekati
Ditandai dengan sangat efektifnya pemeriksaan kesehatan
2.
3.
4.
5.
6.

(Pemeriksaan kesehatan awal, berkala, & khusus)


Yang dihadapi adalah lingkungan kerja sebagi sumber bahaya
Terutama berujuan peningkatan produktivitas
Dibiayai oleh perusahaan atau masyarakat tenaga kerja
Perkembangan sangat pesat sesudah revolusi industri
Perundang-undangan
berada
dalam
ruang
lingkup

ketenagakerjaan
7. Kesehatan Masyarakat sebagai sasaran utama
8. Mengurusi masyarakat yang kurang mudah didekati
9. Sulit melaksanakan pemeriksaan kesehatan
10. Lingkungan umum merupaka suatu problema pokok

11. Tujuan

utamanya

adalah

kesehatan

dan

kesejahteraan

masyarakat, sedangkan aspek produktivitas hanya menonjol


apabila terjadi wabah
12. Perkembangan sangat cepat setelah kemajuan di bidang ilmu
jasad-jasad renik
13. Perundang-undangan termasuk dalam ilmu kesehatan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. pada abab ke-16 mulai ada petunjuk yang lebih jelas tentang
gambaran penyakit-penyakit yang diderita oleh para tenaga kerja
tambang dimana kebanyakan penyakit yang diderita para tenaga
kerja adalah penyakit saluran pernapasan yang penyebabnya

diduga sebagai akibat terjadinya pemajanan terhadap debu dan


batu-batuan yang ditambang
2. Pada abad ke-17, Berdadinne Ramzz yang oleh beberapa penulis
dianggap

sebagai

Kesehatan

Kerja

Bapak
)

Hiperkess

telah

(Higene

memperjelas

Perusahaan
persoalan

dan

bahwa

pekerjaan dapat menimbulkan penyakit yang disebut sebagai


penyakit akibat kerja dan juga tentang cara-cara menegakkan
diagnose penyakit akibat kerja
3. Menurut Thomas J. smith higiene industry is the Hygiene industri
atau perusahaan dianggap sebagai ilmu dan seni yang mampu
mengantisipasi,

mengenal,

mengevaluasi

dan

mengendalikan

bahaya faktor-faktor yang timbul di dalam lingkungan kerja yang


dapat mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dan
kesejahteraan atau ketidaknyamanan dan ketidakefisienan kepada
masyarakat yang berada di lingkungan kerja tersebut maupun
kepada masyarakat yang berada diluar industri
4. Ada 3 faktor Program hiegieni perusahaan yaitu,pengendalian
faktor-faktor lingkungan kerja,penilaian faktor-faktor lingkungan
kerja,pengendalian lingkungan kerja
B. Saran
Demikianlah dari isi makalah ini semoga yang membacanya
mendapatkan manfaat dari makalah yang kami susun,adapun katakata atau bahasa dalam makalah ini yang kurang tepat dan
bagus,mohon berikan saran atau kritikan terhadap makalah kami
agar kedepannya kami dapat membuat dan menyusun makalah
dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Http://Vatsunk.Blogspot.Co.Id/2016/03/Higiene-Industri.Html
Http://Minalinzhar.Blogspot.Co.Id/2014/09/Pengendalian-Bahaya-DiTempatKerja.Html

Http://Anindika202.Blogspot.Co.Id/2014/03/Penilaian-LingkunganKerja.Html
Http://Kumpulan-Makalahh.Blogspot.Co.Id/2012/12/HigienePerusahaan.Html
Http://Dikha-Dwi.Blogspot.Co.Id/2014/04/Hygiene-PerusahaanKerja.Html
Http://Dikha-Dwi.Blogspot.Co.Id/2014/04/Hygiene-PerusahaanKerja.Html

Das könnte Ihnen auch gefallen