Sie sind auf Seite 1von 4

ANGGARAN DAN PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN

ANGGARAN
Tugas Pemerintah:
1.

2.

Fungsi Reguler
melaksanakan tugas yang membawa akibat langsung dirasakan oleh masyarakat, meliputi:
a.
Negara sebagai Political State
Menjalankan fungsi pokok yang meliputi pemeliharaan ketenangan, ketertiban, pertahanan dan
keamanan.
b.

Negara sebagai Legal State


Mengatur tata kehidupan bernegara dan tata kehidupan bermasyarakat.

c.

Negara sebagai Administrative State


Menitikberatkan pada azas demokrasi.

d.

Negara sebagai Diplomatical State


Bertujuan menjalin persahabatan dan memelihara hubungan internasional dengan negaranegara lain.

Fungsi Agent of Development


Sebagai pendorong inisiatif atau pendorong motivasi rakyat dalam usahanya untuk mengadakan
perubahan dan pembangunan masyarakat menuju ke arah kehidupan yang lebih baik, meliputi:
a.
Pemerintah sebagai stabilisator
Harus dapat menjaga kestabilan dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya.
b.

Pemerintah sebagai innovator


Harus dapat mengadakan penemuan baru dalam metode maupun sistem dalam rangka
pembangunan masyarakat dan negara.

Anggaran
Anggaran Negara adalah rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah dalam satu tahun
anggaran, biaya yang diperkirakan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut dan pendapatan yang
diharapkan untuk menutup biaya tersebut.
Anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi.

Sistem Penyusunan Anggaran:


a.

Traditional Budget System


(Sistem Anggaran Tradisionil)
adalah suatu cara menyusun anggaran yang tidak didasarkan atas pemikiran dan analisa rangkaian
kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Sistem ini lebih menekankan pada segi pertanggungjawaban keuangan (dana) dari sudut
akuntansinya saja tanpa diuji efisien tidaknya penggunaan dana tersebut.

b.

Performance Budget System/Kinerja


berorientasi kepada pendayagunaan dana yang tersedia untuk mencapai hasil yang optimal dari
kegiatan yang dilaksanakan. Sistem ini menitikberatkan pada segi penatalaksanaan (management
control), sehingga efisiensi dana diperiksa, juga hasil kerjanya.
Syarat dari penerapan sistem ini adalah digunakannya sistem akuntansi biaya sebagai alat untuk
menentukan biaya masing-masing program dan akuntansi biaya sebagai alat untuk mengukur tingkat
efisiensi pengeluaran dana, yang nantinya akan dijadikan tolok ukur keberhasilan.

c.

Zero based Budgeting (ZBB)


Konsep ini diarahkan untuk mengatasi permasalahan yang ada dalam metode penyusunan anggaran
tradisional. Penyusunan anggaran dengan metode ini akan menghilangka incrementalism dan lineitem karena anggaran disusun diasumsikan mulai dari nol.
Kelebihan:
akan menghasilkan alokasi sumber daya secara efisien;
berfokus value for money;
memudahkan dan mengidentifikasikan efisiensi dan in efisiensi;
meningkatkan peran manajemen level bawah dalam proses penyusunan anggaran.

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/332810265.doc

Kelemahan
- prosesnya memakan waktu lama;
- cenderung menekankan pada dimensi waktu jangka pendek;
- dapat menimbulkan masalah perilaku dalam organisasi;
- sulit dalam meranking dan mereview paket keputusan.
d.

Planning, Programming, Budgeting System (PPBS)


ditekankan pada penyusunan rencana dan program.
Tahap penyusunan PPBS:
1.
Menentukan tujuan yang hendak dicapai.
2.
Mengkaji pengalaman di masa lalu.
3.
Melihat prospek masa akan datang.
4.
Menyusun rencana umum yang akan dilaksanakan.
5.
Menyusun program pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.
6.
Penentuan dana yang diperlukan dalam pelaksanaan program.
Yang perlu diperhatikan dalam PPBS:
1.
Kemampuan dalam menyusun rencana dan program secara terpadu.
2.
Informasi yang lengkap.
3.
Pengawasan yang ketat.

Klasifikasi Anggaran
Tujuan dari klasifikasi:
1.
mempermudah penyusunan anggaran
2.
mempermudah pelaksanaan anggaran
3.
mempermudah pemeriksaan realisasi anggaran
Klasifikasi anggaran:
a.
Klasifikasi organik, menitikberatkan pada organisasi negara.
Terdiri dari tiga tingkatan:
1.
Tingkat Pertama, yaitu Departemen/Lembaga Negara, rincian anggarannya disebut bagian.
2.
Tingkat Kedua, yaitu Sekretariat Jenderal/Direktorat Jenderal/Inspektorat Jenderal, rincian
anggarannya disebut mata anggaran.
3.
Tingkat Ketiga, yaitu Direktorat/Biro/Kantor Wilayah/Jawatan, rincian anggarannya disebut
pasal.
Kebaikan:
mempermudah penyusunan dan pengawasan anggaran pada tiap-tiap Departemen/Lembaga Negara.
Kelemahan:
a.
Penyusunan anggaran tidak dapat dikaitkan sengan sasaran atau prestasi yang akan diperoleh.

b.
b.

Pelaksanaan pengeluaran negara seringkali terjadi overlapping.

Klasifikasi Obyek
menekankan pada rincian pengeluaran yang dikelompokkan berdasarkan jenis pengeluaran yang
kemudian dibagi lagi ke dalam Mata Anggaran.
Kelebihan klasifikasi ini adalah sebagai alat untuk mempermudah perencanaan, pelaksanaan
pengeluaran, pengawasan dan evaluasi pengeluaran tiap-tipa mata anggaran.
Kelemahan Klasifikasi ini adalah tidak mempunyai kaitan erat antar biaya yang telah dikeluarkan
dan prestasi yang dicapai. Yang diprioritaskan adalah kebenaran formil menrut hak dan teknis
pelaksanaannya anggran saja.

c.

Klasifikasi Fungsionil
dilakukan untuk menghilangkan adanya overlapping tugas masing-masing departemen.
Kebaikan:

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/332810265.doc

a.
b.
c.

menghilangkan terjadinya overlapping.


mempermudah pengendalian dan pengevaluasian.
mengetahui berapa jumlah kebutuhan yang sebenarnya.

Kelemahan:

a.
b.
d.

Sulit melakukan rincian jenis program.


Departemen pelaksana fungsi tidak dapat memberikan hasil yang memuaskan.

Klasifikasi Ekonomis
dibuat dengan tujuan agar anggaran yang disusun dapat menggambarkan secara jelas kebijakan
pemerintah dalam bidang ekonomi anggaran itu sendiri.
Terdapat alokasi biaya biaya yang menyebabkan adanya perbedaan dalam klasifikasi ekonomi yang
menggambarkan kebijakan pemerintah, yaitu:

1.
2.

Pengaturan pengeluaran rutin yang bersifat konsumtif.


Penaturan pengeluaran pembangunan yang bersifat investasi, yang dibagi ke dalam
pengeluaran yang berakibat pada pembentukan modal fisik dan pengeluaran yang berakibat
pada pembentukan human capital.

Kebaikan:
1.mempermudah penentuan sasaran pembangunan.
2.mempermudah penentuan prioritas pembangunan.

Kelemahan:
1.terjadi kesulitan dalam menentukan alokasi biaya yang bersifat ekonomis dan non ekonomis.
2.sering terjadi pemborosan biaya.
e.

Klasifikasi Performance
merupakan bentuk perwujudan sistem anggaran yang menitikberatkan dalam unsur pengendalian
anggaran yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Didasarkan pada pembandingan antara cost dengan benefit
Kebaikan:
1.
mempermudah evaluasi hasil pekerjaan
2.
mempermudah pengalokasian biaya.
Kelemahan:
Sulit menentukan tolok ukur keberhasilan suatu pekerjaan.

f.

Klasifikasi Program
merupakan alat untuk menghubungkan antara langkah-langkah yang akan ditempuh dengan tujuan
yang hendak dicapai.
Kebaikan:
1.
mempermudah penetapan prioritas pembangunan.
2.
mempermudah pelaksanaan pembangunan sesuai program yang ditetapkan
Kelemahan:
1.
adanya prosedur pelaksanaan yang berbelit-belit.
2.
lamanya proses pengesahan DIPA.

APBN di Indonesia diklasifikasikan berdasar atas:


Rincian jenis belanja : Menurut organisasi disesuaikan dengan susunan kementerian negara/lembaga

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/332810265.doc

Rincian Belanja : didasarkan menurut fungsi antara lain terdiri dari pelayyanan umum, pertahanan,
ekonomi, lingkungan hidup, pendidikan dll
Rincian Belanja : didasarkan menurut jenis belanja (sifat ekonomi) antara lain belanja pegawai, belanja
barang, belanja modal dll
FORMAT dan STRUKTUR APBN
Format APBN di Indonesia sampai dengan Tahun Anggaran tahun 1999/2000 dibuat dalam bentuk skontro,
yaitu berimbang anatar sisi penerimaan dan pengeluaran dan diletakkan berdampingan. APBN format ioni
dikenal dengan konsep T account berdasar atas prinsip anggaran berimbang dinamis.
Contoh:
Mulai tahun 2000 struktur dan format APBN dirubah dengan format APBN bentuk I account /staffel yaitu
catatan penerimaan negara dan pengeluaran negara disatukan dalam satu kolom. Catatan penerimaan
ditempatkan di sisi atas sedang belanja di sisi bawah, dengan demikian format ini menunjukkan adanya
surplus atau defisit anggaran kemudian dilanjutkan dengan pembiayaan.
Latar belakang perubahan format APBN dalam bentuk ini adalah :
1.
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas publik dalam formulasi memantau pelaksanaan
APBN;
2.
mempermudah dalam melakukan analisis strategi kebijakan fiskal pemerintah beserta cara
pembiayaannya;
3.
disesuaikan dengan GFS sistem untuk mempermudah analisis perbandingan operasi fiskal
antar negara.

/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_5/332810265.doc

Das könnte Ihnen auch gefallen