Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan tahap pendidikan strata-1 pada
Program Studi Teknik Fisika - Institut Teknologi Bandung
Oleh :
Ikhya Ulumudin Imam Mujahid
13310040
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan tahap pendidikan strata-1 pada
Program Studi Teknik Fisika - Institut Teknologi Bandung
Oleh :
Ikhya Ulumudin Imam Mujahid
13310040
Pembimbing :
Dr.-Ing. Parsaulian Siregar
Dr.Ir. Edi Leksono, M. Eng.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Tugas Akhir TF-4092
Program Studi Teknik Fisika - Institut Teknologi Bandung
NIM
: 13310040
Pembimbing I
Pembimbing II
ABSTRAK
STUDI OTOMASI DASAR PADA SISTEM BOILER DAN
HEAT EXCHANGER SERTA PENGAMATAN MELALUI HMI
DAN DATABASE
Ikhya Ulumudin Imam Mujahid
13310040
ii
digunakan sebagai pengamatan proses dan sebagai media validasi model yang telah
dibuat.
Kata Kunci: Instrumen lapangan, Otomasi Dasar, Database, Antar-muka,
Komunikasi Data
iii
ABSTRACT
BASIC AUTOMATION STUDY AT BOILER AND HEAT
EXCHANGER MINIPLANT SYSTEM AND OBSERVATION
THROUGH HMI AND DATABASE
Ikhya Ulumudin Imam Mujahid
13310040
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T. atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian tugas akhir ini.
Semoga sholawat serta salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarganya, sahabatnya dan pengikut beliau.
Laporan penelitian tugas akhir ini berjudul Studi Otomasi Dasar pada Mini
Plant Boiler dan Heat Exchanger serta Integrasi dengan HMI dan Database.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sistem yang mempermudah
pengamatan dalam pembelajaran tentang sistem kontrol pada boiler dan heat
exchanger. Dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini, penulis mendapatkan
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr.-Ing.Ir. Parsaulian I. Siregar dan Dr. Ir. Edi Leksono M. Eng
selaku dosen pembimbing tugas akhir yang telah memberikan nasihat
dan membimbing penulis dalam menyelesaikan penelitian tugas akhir
ini.
2. Nur Havid Yulianto selaku partner dalam menyelesaikan tugas akhir
3. Kak Irfan, Kak Yusal, Kak Ridho dan Kak Zaid yang telah memberikan
bantuan dalam menyelesaikan tugas akhir
4. Bapak Joko Sarwono dan Bapak Agus Syamsi selaku dosen koordinator
tugas akhir.
5. Teman-teman di Lab Indi yang selalu memberikan motivasi dalam
penyelesaian tugas akhir ini.
6. Orang tua dan saudara - saudara penulis yang selalu memberikan
dukungan dalam segala hal kepada penulis.
7. Teman-teman Teknik Fisika ITB angkatan 2010 yang telah
memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian
tugas akhir ini.
8. Dan pihak-pihak yang tidak bisa saya sebutkan di sini satu per satu yang
membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Akhir kata, penulis berharap tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca
atau yang berminat dalam pemodelan sistem dan integrasi sistem. Penulis memohon
maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan tugas akhir ini.
Bandung, Agustus
2016
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
ii
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
BAB 1 PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.3. Sasaran
2.4. OPC
2.5. HMI
2.7.2. Modbus
9
11
11
3.2 Level 0
14
14
18
18
18
3.3.1 Spesifikasi
18
vii
19
3.4 Level 2
20
3.4.1 PC1
20
3.4.2 PC2
21
3.4.3 PC3
26
BAB 4 ANALISIS
27
27
4.2 SLC
28
28
30
30
30
31
32
4.4 Database
32
32
33
4.5 HMI
36
36
37
40
42
5.1 Kesimpulan
42
5.2 Saran
42
DAFTAR PUSTAKA
43
LAMPIRAN 1
44
LAMPIRAN 2
80
LAMPIRAN 3
85
LAMPIRAN 4
100
LAMPIRAN 5
104
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Metoda Penulisan
11
13
22
23
23
24
24
25
27
29
29
29
29
31
33
35
36
37
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Data instrumen input
15
15
16
16
17
17
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem miniplant boiler dan penukar kalor yang berada di lantai 1 LabTek 5
Institut Teknologi Bandung merupakan sistem yang terdiri dari pengontrol dan
plant yang dikontrol. Sampai saat ini, pemantauan data proses hanya dapat
dilakukan melalui panel yang ada pada pengontrol. Selain itu, data proses hanya
dapat disimpan pada media kertas oleh pencetak yang telah terintegrasi dalam
sistem.
Kekurangan kekurangan tersebut, menyebabkan keberadaan miniplant tidak
digunakan sebagaimana mestinya. Miniplant masih belum digunakan secara baik
untuk media belajar dan pelatihan kontrol proses.
Pada tugas akhir yang telah dikerjakan sebelumnya, database yang
digunakan adalah MySQL. Database ini tidak digunakan sebagai database pada
industri, sehingga penulis memilih Wonderware Historian sebagai database.
Sebagai fungsi pengamatan, penulis memilih Wonderware Intouch agar
komunikasi antara HMI (fungsi pengamatan) dengan database menjadi lebih
mudah.
1.2. Tujuan
1.3. Sasaran
Mini Plant Heater dan Penukar Kalor dapat dioperasikan di berbagai kondisi
operasi yang sesuai untuk uji coba. Diperolehnya metode perancangan pengontrol
dari persamaan keadaan yang didapat dari pemodelan. Diterbitkan dokumen
kerekayasaan tentang miniplant dan pengontrol YS1700. Pengamatan sistem
Pembuatan Hirarki
Otomasi dan Data Flow
Diagram
Calibrated Span
Cek Sinyal
Daftar Input Output
Level 0
Spesifikasi Umum
Level 1
Pengujian Komunikasi
I/O Configuration
OPC
Level 2
HMI
Application Script
Historical
Tag
Pembuatan Laporan
Database
Storage Methode
Interpolation Methode
BAB 2
TEORI DASAR
2.1. Sistem Terintegrasi
Sistem terintegrasi merupakan hasil integrasi dari beberapa komponen yang
berbeda untuk menjalankan suatu fungsi tertentu [2]. Dalam sistem terintegrasi,
suatu komponen dapat berinteraksi dengan komponen lain yang berbeda
sedemikian rupa sehingga nilai keseluruhan dari komponen-komponen tersebut
meningkat. Masing-masing komponen dalam sistem terintegrasi terikat dengan
fungsi tertentu sehingga mengurangi fleksibilitas fungsi dari komponen tersebut.
Sistem terintegrasi digunakan dalam pengoperasian suatu industri dimana dalam
sistem tersebut terdapat komponen untuk mengawasi dan mengontrol proses,
mengamati rekam jejak proses, komponen pengaman, dan masih banyak lagi.
ii.
iii.
sederhana, karena pengontrol ini hanya mampu melakukan proses 1 loop saja.
Untuk melakukan fungsi pengontrolan dengan beberapa loop, dibutuhkn beberapa
modul SLC ini.
Kelebihan dari SLC adalah dapat merubah parameter pengontrolan pada layar
panel, serta dinamik variabel dapat ditampilkan dalam bentuk grafik. Kekurangan
dari SLC ini adalah pemrograman hanya dapat dilakukan menggunakan komunikasi
data dengan kabel yang ekslusif, sehingga pemrograman tidak dapat dilakukan
dengan komunikasi sekarang.
SLC ini menggunakan struktur program blok diagram. Blok diagram
merupakan diagram alir yang berisi fungsi-fungsi. Susunan dari blok-blok tersubut
yang akan membentuk sistem kontrol tertentu.
2.4. OPC
OPC-Object Linking and Embedding (OLE) for Process Control adalah salah
satu standar komunikasi yang menghubungkan antar perangkat satu dengan
perangkat lainnya. Perangkat bisa berupa perangkat lunak maupun perangkat keras
[1].
OPC menggunakan metode yang memungkinkan untuk akses data dari
berbagai sumber data yang berbeda. Pengguna OPC dapat memilih perangkat lunak
dan perangkat keras sesuai kebutuhannya. Setiap perangkat bisa digunakan tanpa
mengkhawatirkan kebutuhan akan driver yang disediakan oleh vendor untuk
perangkat tertentu.
2.5. HMI
Sesuai dengan namanya, HMI merupakan sarana komunikasi antara manusia
dengan mesin. HMI dipakai untuk meningkatkan efektifitas kerja baik untuk
pemantauan atau pengendalian terhadap mesin dengan memanfaatkan sarana
komunikasi yang tersedia. Mesin yang dimaksud bisa berupa perangkat lunak,
sistem sederhana, sampai mesin yang berat.
Konsep
proses,
menampilkan informasi, serta sebagai sarana bagi operator untuk mengakses sistem
otomasi di lapangan. Mengumpulkan informasi dari proses dengan cara
berkomunikasi dengan I/O modul dan komponen lain. Menampilkan informasi
melalui GUI (Graphical User Interface) sehingga informasi sampai ke operator.
HMI berfungsi sebagai sarana operator mengakses sistem otomasi dari lapangan
dengan cara menerjemahkan instruksi dari operator ke mesin. HMI juga bisa
berfungsi sebagai stasiun pengoperasian (Operator Work Station) dan bagian dari
stasiun perekayasaan (Engineering Work Station). HMI menyediakan berbagai
fungsi untuk keperluan kemudahan dalam mengoperasikan tampilan. Fungsi
tersebut adalah animasi, grafik atau tampilan skematik [2].
Source System
Source
Transmitter
Transmission
System
Receiver
Destination
10
BAB 3
INTEGRASI SISTEM
3.1 Arsitektur dan Diagram Alir Data
Berikut adalah arsitektur sistem yang akan dibangun. Arsitektur ini akan
menjadi dasar untuk mengintegrasikan sistem. Komponen yang akan ditambahkan
dalam rancangan sistem yang baru adalah HMI dan Database. Sedangkan sistem
awal adalah sistem pengontrolan hinggal layer 1.
PC2
Software : Wonderware
InTouch
Operating System : Windows
XP SP3
Unit Control
Network
(Level 2)
PC3
Software : Wonderware
Historian dan Microsoft SQL
Server 2008 SP1
Operating System : Windows
Server DataCenter 2008
PC2
PC3
Ethernet
PC1
Software : OPC Kepserver v5
Operating System: Windows
XP SP3
PC1
Control Network
(Level 1)
RS-485
SLC01
SLC02
Sensor Network
(Level 0)
Heater
T11
FT12
FT11
LT11
TE11
PT11
LS13
TE13
LCV11
TCV11
FT11
TE14
TE12
TSV11
(no)
FIT13
SCS
BPCS
LS12
TSV12
(nc)
LSV11
(nc)
11
12
PC2
Software : Wonderware
InTouch
Operating System : Windows
XP SP3
Unit Control
Network
(Level 2)
PC3
Software : Wonderware
Historian dan Microsoft SQL
Server 2008 SP1
Operating System : Windows
Server DataCenter 2008
PC2
PC3
Ethernet
PC1
Software : OPC Kepserver v5
Operating System: Windows
XP SP3
PC1
Control Network
(Level 1)
RS-485
SLC01
SLC02
Sensor Network
(Level 0)
Heater
T11
FT12
FT11
LT11
TE11
PT11
LCV11
TCV11
FT11
TE14
SuitLink
OPC, SuitLink, DDE, NetDDE,
Fast DDE
ModBus Serial RTU
LS13
TE13
TE12
TSV11
(no)
FIT13
SCS
BPCS
LS12
TSV12
(nc)
LSV11
(nc)
13
komunikasi data antar tiap komponen penyusun sistem. Data berawal dari
instrumen lapangan. Pada instrumen lapangan, data berupa sinyal analog (1-5VDC
atau 4-20mA) atau digital (1/5VDC). Data tersebut diteruskan menuju SLC pada
bagian I/O modul. Pada SLC, data dari instrumen lapangan dirubah menjadi data
pada memori yang selanjutnya data tersebut diolah. Data dari SLC selanjutnya
diakses oleh OPC (Communication Perangkat) melalui memory pada SLC.
Hubungan antara SLC dan OPC menggunakan protokol Modbus Serial RTU
dengan media RS-485 to USB Converter. Dari OPC, data kemudian disebarkan
melalui jaringan ethernet dengan protokol OPC (DDE, NetDDE, FastDDE dan
SuiteLink). HMI mengakses data dari OPC dengan protokol SuiteLink. Data dari
OPC juga akan disimpan dalam database oleh Historian dengan menggunakan
protokol SuiteLink.
3.2 Level 0
3.2.1 Tabel I/O
Tabel I/O adalah tabel yang berisi informasi tentang instrumen yang
terhubung pada input dan output dari suatu pengontrol. Dari tabel ini, dapat
diketahui instrumen apa saja yang terhubung, beserta rentang pengukuran yang
digunakan. Selain itu, terdapat informasi lain yang dapat dicantumkan sesuai
dengan kebutuhan. Berikut Tabel 3.1, Tabel 3.2, Tabel 3.3 dan Tabel 3.4 yang
dibuat berdasarkan hubungan antara instrumen dan unit pengontrol pada sistem
miniplant Boiler dan Penukar kalor.
14
Tag name
Device
Jenis
Range
Pengukuran
Range
Sinyal
SLC01
1
LT11
FT12
3
4
5
FT11
TE11/TIT11
PT11
6
7
8
9
TE14/TIT14
TE12/TIT12
TE13/TIT13
FT11
10
FIT13
11
12
LS12
LS13
DPT
Vortex Flowmeter +
Transmitter
Orifice + transmitter
Thermocouple
Pressure Gauge
SLC02
RTD
Termokopel
RTD
Orifice + transmitter
Elektromagnetic
Flowmeter + transmitter
Level Switch at tank 12
Level Switch at tank 13
analog 0-1000mm
1-5 VDC
1-5 VDC
1-5 VDC
1-5 VDC
1-5 VDC
analog
analog
analog
analog
0 - 100 C
0 - 100 C
0 - 100 C
0-6 m3/hr
1-5 VDC
1-5 VDC
1-5 VDC
1-5 VDC
1-5 VDC
digital
digital
0/1
0/1
Tag name
Input
Pin
Keterangan
Input
1
2
3
4
5
LT11
FT12
FT11
TE11/TIT11
PT11
X1
X2
X3
X4
X5
6
7
8
9
TE14/TIT14
TE12/TIT12
TE13/TIT13
FT11
X1
X2
X3
X4
SLC01
BPCS
BPCS
BPCS
BPCS
BPCS
SLC02
BPCS
BPCS
BPCS
BPCS
10 FIT13
X5
BPCS
40060
11 LS12
12 LS13
DI01
DI04
SCS
SCS
40302
40308
15
Memori
Proses
40052
40054
40056
40058
40060
40012
40020
40052
40054
40056
40058
40012
40020
Output
Tag
name
Nama Device
Range
Range
Sinyal
analog 0-100%
4-20mA
digital
0/1
Jenis
SLC01
1 LCV11
2 TIC111 Heater
SLC02
3 TCV11
analog 0-100%
4-20mA
4 TSV11
digital
0/1
digital
0/1
digital
0/1
5 TSV12
6 LSV11
Output
Pin
Keterangan
Memori
Proses
1 LCV11
Y1
BPCS
40016/
40024
2 TIC111
DO01
3 TCV11
Y1
Input
SLC01
SCS
SLC02
40072
40334
40016/
40024
BPCS
Output
40072
4 TSV11
DO02
SCS
40336
5 TSV12
DO02
SCS
40336
6 LSV11
DI04
SCS
40308
Setelah mengetahui hubungan antara setiap input dan output dengan unit
pengontrol, dilakukan pengecekan besaran sinyal yang ditransmisikan oleh input
dan yang dibutuhkan oleh output. Pengecekan ini dilakukan untuk mengecek
apakah setiap instrumen masih bekerja dengan baik atau tidak. Berikut adalah
Tabel 3.5 dan Tabel 3.6 pengecekan sinyal pada komponen input dan output.
16
1
2
3
4
5
No
1
2
3
4
5
12
Tag
Nilai
Input
Input
Rumus
Name Besaran Terukur perhitungan
Ekstrapolasi
SLC-01
400
2.59V
2,6V
LT11
y=0,0035x+1,19
600
3.39V
3,4V
4
3.66V
3,66V
FT12
y=0,69x+0,9
5.06
4.35V
4,37V
0
0.99V
1V
FT11
y=0,683x+0,99
3
3.04V
3V
45.8
2.84V
2,83V
TE11
y=0,033x+1,322
48.8
2.94V
2,95V
0
1.03V
1V
PT11
y=1,96x+1,03
1.4
3.78V
3,8V
0
0.998V
100
5.36V
LCV
0
3mA
4mA
50
11mA
12mA
y=0,25x+3
100
19mA
20mA
Tabel 3. 6 Pengecekan Sinyal pada SLC02
Range
Ekstrapolasi
1,19-4,69 V
0,9-5,04 V
0,99-5,08 V
1,32-4,62 V
1,03-4,95 V
3-19 mA
Tag
Nilai
Input
Input
Rumus
Range
Name Besaran Terukur perhitungan
Ekstrapolasi
Ekstrapolasi
SLC-02
44.1
2,72V
2,76V
TE14
y=0,034x+1,22 1,22-4,62 V
37.1
2,48V
2,48V
44.6
280V
2,78V
TE12
y=0,0324x+1,35 1,35-4,59 V
48.3
2,92V
2,93V
36.2
2,43V
2,44V
TE13
y=0,06x+0,258 0,25-6,25 V
36.7
2,46V
2,46V
0
0,99V
1V
FT11
y=0,683x+0,99 0,99-5,08 V
3
3,04V
3V
0
0,99V
1V
FIT13
y=0,663x+0,99 0,99-4,96 V
3.38
3,23V
3,25V
0
1,08V
100
5,43V
TCV
0
3mA
4mA
50
11mA
12mA
y=0,25x+3
3-19 mA
100
19mA
20mA
17
Secara umum, pada setiap SLC terdapat 5 input analog (1-5VDC) dan 1
output analog (4-20mA). Pada I/O digital, terdapat 1 output digital pada SLC01, 2
input digital dan 1 output digital pada SLC02. Input dan output digital merupakan
input dan output untuk safety system. Setiap instrumen yang ada sudah dilakukan
kalibrasi sebelumnya, sehingga instrumen sudah mampu melakukan pengukuran
pada rentang proses tersebut.
3.2.2 Diagram Pengabelan
Diagram pengabelan adalah diagram instrumen hingga terhubung dengan
pengontrol. Tidak setiap instrumen dibuat diagram pengabelan, karena terdapat
instrumen-instrumen yang memiliki pengabelan yang sama, sehingga dapat
dikelompokkan. Hasil dari pembuatan diagram pengabelan di cantumkan pada
LAMPIRAN 5.
3.2.3 Diagram Loop
Loop diagram merupakan diagram yang merepresentasikan loop dari
instrumen (dari sensor hingga aktuator). Hubungan itu meliputi jalur informasi serta
hubungan point-to-point. Selain itu adalah informasi tentang suplai, tempat
peralatan terpasang, serta rentang sinyal. Hasil dari pembuatan diagram loop di
cantumkan pada LAMPIRAN 5.
3.3 Level 1 SLC YS1700
3.3.1 Spesifikasi
Berikut adalah spesifikasi yang terdapat pada SLC YS1700 yang digunakan pada
sistem. SLC yang digunakan
Metoda Kontrol : Basic PID, P, PI, dan Batch PID
Mode Kontrol
Analog Input
: 5 channel (1-5V)
Analog Output
Digital Signal
Komunikasi
18
19
3.4 Level 2
3.4.1 PC1
PC1 merupakan PC yang memiliki perangkat lunak OPC KepServer v5. PC
ini berfungsi sebagai penghubung antara miniplant (level 1) dengan komponenkomponen di level 2. Miniplant terhubung dengan PC1 dengan media RS-485 to
USB converter, karena PC1 tidak dapat berkomunikasi melalui RS-485.
Komunikasi ini menggunakan protokol modbus serial RTU, yaitu protokol yang
digunakan secara umum untuk komunikasi serial. Secara skematik, fungsi dari OPC
dapat digambarkan dengan Gambar 2.1. OPC berfungsi sebagai pusat informasi,
sehingga setiap komponen dalam sistem dapat berkomunikasi.
3.4.1.1 Tag Name OPC
Tag Name pada OPC merupakan cara untuk menghubungkan SLC dengan
OPC. Tag name digunakan sebagai nama pada saat informasi tentang sebuah tag
tersebut dibutuhkan. Dalam menentukan tagname, informasi yang diperlukan
adalah memori yang digunakan oleh SLC untuk menyimpan informasi tag, karena
OPC hanya dapat mengakses informasi melalui memori pada SLC. Selain itu,
diperlukan informasi tentang protokol komunikasi yang digunakan oleh SLC.
Penamaan pada tag adalah kehendak pembuat, namun lebih baiknya nama tersebut
sama dengan P&ID pada proses sebenarnya.
20
21
proses yang terjadi pada sistem yang sesungguhnya. Dalam membangun HMI,
terdapat beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Yang pertama adalah menyiapkan
tagname pada OPC karena HMI tidak dapat mengambil data lansung dari SLC.
Setelah tagname siap, dilakukan pembuatan tampilan yang menyerupai proses
sistem. Setelah itu, memasukkan tagname dalam HMI untuk menampilkan nilai dari
tag. HMI berkomunikasi dengan OPC menggunakan protokol SuitLink
3.4.2.1 Pembuatan HMI
Pada pembuatan HMI kali ini, dibagi menjadi 5 jendela. Kelima jendela ini
memiliki fungsi yang berbeda. Pembedaan fungsi yang dimaksud adalah
kekhususan dalam pengamatan yang dapat dilakukan.
3.4.2.1.1 LIC
Jendela LIC merupakan jendela yang menampilkan nilai dari variabel-variabel yang
ada pada SLC01. Selain itu, jendela ini juga menampilkan variabel proses SLC01
dalam bentuk grafik. Tampilan jendela LIC dapat dilihat pada Gambar 3.3.
22
23
3.4.2.1.4 Simulasi
yaitu jendela HMI yang memuat informasi perbandingan antara data yang
dihasilkan miniplant dengan data hasil simulasi. Jendela simulasi ini terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu simulasi pengontrolan level pada tanki boiler (Gambar
3.9) dan simulasi pengontrolan temperatur produk keluaran penukar kalor
(Gambar 3.10).
24
25
26
BAB 4
ANALISIS
4.1 I/O List dan Pengecekan Sinyal
Pada daftar I/O, tidak ditemukan keterangan yang dibutuhkan untuk
instrumen berupa Level Switch (LS). Keterangan yang dimaksud adalah keterangan
tentang ketinggian pada saat LS on atau off. Sehingga data tersebut tidak dapat
ditampilkan. Rentang pengukuran dan rentang sinyal didapatkan dari buku manual
tentang Mini Plant tersebut. Rentang 1 5VDC merupakan rentang pengukuran
yang dapat diproses oleh SLC, namun keluaran dari instrumen adalah 4 20 mA.
Konversi dari arus menuju tegangan tersebut dapat dijelaskan menggunakan
skematik pada Gambar 4.1,
4 20 mA
1 5 VDC
250
Pada data percobaan output berupa bukaan valve, nilai yang ditampilkan
tidak sama dengan rentang semestinya, karena terdapat kerusakan pada alat ukur,
sehingga hanya mampu mengukur untuk satuan Ampere hingga 3 angka dibelakang
koma. Kerusakan ini mengakibatkan akurasi dari pengukuran yang buruk, sehingga
nilai yang lebih kecil tidak dapat diketahui.
Sebelum penggunaan instrumen, harus dilakukan kalibrasi terlebih dahulu.
Tujuannya adalah hasil perhitungan dari instrumen akan semakin akurat. Beberapa
alat memiliki nameplate sehingga dapat diketahui rentang pengukuran yang telah
dikalibrasi. Namun, terdapat beberapa instrumen yang tidak memiliki data tentang
rentang kalibrasi. Satu satunya informasi tentang rentang kalibrasi pengukuran
hanya pada instruksi manual percobaan pada miniplant tersebut. Data hasil
ekstrapolasi dapat menjadi bahan pertimbangan kesehatan alat. Seperti contoh, pada
beberapa pengukuran temperatur, tampak bahwa rentang ekstrapolasi mempunyai
error yang sangat besar jika dibandingkan dengan instrumen lain. Hal ini bisa
disebabkan karena umur instrumen sudah mendekati waktu penggunaan maksimal.
Instrumen dengan keadaan seperti ini harus diganti, agar pengukuran proses tetap
pada rentang yang ditentukan.
Selain pengaruh dari keadaan instrumen, kesalahan pengukuran juga dapat
dipengaruhi oleh kabel yang digunakan. Karena kabel juga mempunyai masa pakai.
Penurunan tegangan juga dapat terjadi pada kabel akibat hambatan dalam pada
kabel. Pengaruh grounding pada instrumen juga sangat berpengaruh, karena nilai
sinyal pada instrumen adalah relatif terhadap tegangan pada ground.
4.2 SLC
4.2.1 Komunikasi pada SLC
Pada SLC kali ini tidak dapat dilakukan pemrograman, karena untuk
melakukan pemrograman, dibutuhkan hardware khusus. Hardware khusus itu
berupa kabel konversi dari RJ-45 ke USB. Komunikasi antara OPC dengan SLC
menggunakan protokol komunikasi ModBus Serial. Selain itu, SLC tidak dapat
dirubah parameter dari OPC. Hal ini dikarenakan karena terdapat konfigurasi yang
tidak dilakukan. Berdasarkan percobaan komunikasi menggunakan modscan,
respon dari slave (SLC) setelah diberikan query dari OPC selaku Master, nampak
28
kesalahan terjadi pada register yang digunakan. Register yang digunakan bukan
bertipe write/read, namun hanya register read.
29
4.3 OPC
4.3.1 Protokol Komunikasi OPC
Pada sistem yang dibangun ini, OPC berfungsi sebagai penerjemah
informasi dari SLC menjadi informasi yang dapat diproses oleh HMI dan database.
Berikut adalah protokol-protokol yang digunakan OPC untuk menyebarkan
informasi.
1. DDE merupakan protokol komunikasi antar aplikasi yang
dikembangkan oleh microsoft, sehingga setiap aplikasi dapat
berkomunikasi.
2. Fast DDE merupakan satu paket data DDE microsoft yang berasal dari
beberapa paket data pada wonderware.
3. NetDDE atau Network DDE adalah perluasan fungsi dari DDE
sehingga dapat diakses melalui network atau komunikasi serial.
4. SuiteLink merupakan protokol komunikasi yang digunakan oleh
wonderware yang berbasis pada protokol komunikasi TCP/IP.
4.3.2 Komunikasi dengan Pengontrol
OPC berkomunikasi dengan Pengontrol menggunakan protokol komunikasi
ModBus Serial RTU. ModBus RTU memiliki 3 layer pada OSI Layer, yaitu
Aplication, Data Link dan Physical Layer. Application layer merupakan layer
tempat aplikasi atau perangkat yang berkomunikasi. Data Link merupakan layer
yang berisi data yang akan dikomunikasikan. Sedangkan physical layer, merupakan
medium komunikasi. Hubungan antara OPC dan Pengontrol dapat dilihat pada
diagram OSI Layer seperti pada Gambar 4.6.
30
Client
Server
Application:
Controller
Application:
OPC
Data Link:
Data Frame
Data Link:
Data Frame
Physical
Layer: RS-485
Physical
Layer: USB
31
Pada penulisan register oleh OPC, juga dikenal istilah Duty Cycle. Duty Cycle
adalah jumlah berapa kali OPC menulis nilai pada register pengontrol dalam satu
kali OPC membaca nilai register.
4.3.4 Pemilihan Waktu Cacah
Pemilihan waktu cacah pada OPC adalah hal yang krusial. Karena data dari
HMI, dan database berasal dari OPC, sehingga waktu cacah yang tepat dapat
menghasilkan penggambaran proses sistem yang tepat. Semakin kecil waktu cacah,
maka gambaran proses sistem akan semakin nyata, namun data yang dihasilkan
akan sangat tinggi. Untuk jumlah tag yang banyak, dapat dimungkinkan pertukaran
data akan sangat tinggi sehingga sistem tidak dapat menangani pertukaran data yang
teralu tinggi. Apabila menggunakan waktu cacah yang terlalu besar, untuk sistem
yang cepat seperti pengontrolan tekanan, maka sistem tidak dapat diamati
sepenuhnya, karena banyak data yang hilang.
Hal yang paling menjadi pertimbangan pemilihan waktu cacah adalah
kecepatan sistem. Pada sistem yang terdiri dari beberapa sub-sistem, pemilihan
waktu cacah didasari pada sub sistem yang mempunyai kecepatan tertinggi.
Kecepatan dalam hal ini terletak pada besaran konstanta waktu, yaitu waktu yang
dibutuhkan sistem untuk mencapai 63.5% dari nilai set point. Semakin besar
konstanta waktu, maka kecepatan sistem akan semakin rendah. Waktu cacah paling
lambat bernilai 0.1 dari konstanta waktu, sehingga sangat disarankan agar waktu
cacah lebih kecil dari nilai paling lambat tersebut.
Pada sistem yang terdiri dari beberapa sub-sistem, penggunaan konstanta
waktu terbesar dapat dilakukan apabila konstanta waktu sub-sistem lambat bernilai
5 kali lebih besar daripada konstanta waktu sub-sistem yang paling cepat. Hal ini
disebut dengan konstanta waktu dominan.
4.4 Database
4.4.1 Komunikasi Historian OPC
Historian tidak dapat mengambil data langsung dari pengontrol. Sehingga
historian mengambil data dari OPC. Data ini berupa data mentah. Historian
berkomunikasi dengan OPC menggunakan protokol komunikasi SuiteLink.
Historian juga dapat menggunakan protokol komunikasi DDE. Namun karena
32
lisensi yang digunakan pada percobaan merupakan lisensi demo, sehingga fitur
komunikasi DDE tidak dapat dilakukan. Gambar 4.7 adalah OSI layer yang
digunakan dalam komunikasi antara Historian dan OPC.
Server
Client
Application:
OPC
Application:
Historian
Data Link:
Data Frame
Data Link:
Data Frame
Physical
Layer:
Ethernet
Physical
Layer:
Ethernet
33
2. Delta, yaitu metoda menyimpan data hanya pada saat terjadi perubahan
data. Pada saat tidak ada data yang berubah, maka database tidak berubah.
Pada metoda ini, terdapat beberapa parameter yang digunakan untuk
melakukan penyimpanan yang berbeda.
a. Value DeadBand
Yaitu terdapat rentan dalam nilai dimana apabila perubahan nilai
suatu parameter masih berada pada rentan tersebut, maka nilai
hanya tidak akan disimpan.
b. Time DeadBand
Yaitu hanya menyimpan perubahan nilai pada selang waktu
tertentu. Apabila terjadi perubahan nilai dalam selang waktu
tersebut, maka nilai tidak akan disimpan.
c. Swinging Door DeadBand
Yaitu deadband dengan rentang persen nilai dari rentang nilai
maksimal. Swinging door dapat dikombinasikan dengan value atau
time deadband, sehingga dapat menghasilkan penyimpanan data
yang lebih efisien.
3. Forced, yaitu metoda menyimpan data dengan cara menyimpan seluruh
data yang berasal dari sistem, dalam hal ini adalah OPC.
Gambar 4.8 adalah perbedaan antara metoda penyimpanan data Cyclic dan Delta.
Grafik berwarna merah merupakan grafik delta, dan yang berwarna biru
merupakan grafik cyclic.
34
35
36
Server
Client
Application:
OPC
Application:
HMI
Data Link:
Data Frame
Data Link:
Data Frame
Physical
Layer:
Ethernet
Physical
Layer:
Ethernet
37
TI12C = TI12/10;
TCVC = TICMV/10;
TI14C = TICPV/10;
TI13C = TI13/10;
LIPB1C = LIPB1/10;
LIPB2C = LIPB2/10;
TIPB1C = TIPB1/10;
TIPB2C = TIPB2/10;
FISV2C = LISV2/100;
TISV2c = TISV2/10;
TISV1C = TICSV/10;
Script diatas merupakan script dengan fungsi sebagai scaling dari raw data dari
OPC menjadi EU yang akan ditampilkan pada HMI.
IF (FI13 > 180 AND FI13 < 250) THEN
P13 = 1 ;ELSE
IF (FI13 > 320 AND FI13 < 600) THEN
P13 = 1 ;ELSE
P13 = 0;
ENDIF;
ENDIF;
Script diatas merupakan script yang berfungsi sebagai tampilan pada P13, dimana
pompa akan nampak pada tampilan HMI apabila FI13 mempunyai nilai antara 320
hingga 600 dan pada nilai antara 180 hingga 250 pada raw data.
IF (FI13 > 130 AND FI13 < 180) THEN
38
P14 = 1 ;ELSE
IF (FI13 > 320 AND FI13 < 600) THEN
P14 = 1 ;ELSE
P14 = 0 ;
ENDIF;
ENDIF;
Script diatas merupakan script yang berfungsi sebagai tampilan pada P14, dimana
pompa akan nampak pada tampilan HMI apabila FI14 mempunyai nilai antara 130
hingga 180 dan 320 hingga 600 pada raw data.
IF (FI2ELEMENT == 0 AND FI3ELEMENT == 0) THEN
FI1ELEMENT = 1;
ELSE
FI1ELEMENT = 0;
ENDIF;
Script diatas berfungsi memunculkan tulisan 1-Element, 2 Element atau 3 Element
pada window LIC/FIC11 di HMI.
IF (TI2ELEMENT == 0 AND TIADAPTIVE == 0) THEN
TI1ELEMENT = 1;
ELSE
TI1ELEMENT = 0;
ENDIF;
Script diatas berfungsi memunculkan tulisan 1-Element, 2 Element, atau Adaptive
pada window TIC11/FIC12 di HMI.
IF (FI2ELEMENT == 1) THEN
FI12V = FI12;
39
ELSE
IF (FI3ELEMENT == 1) THEN
FI11V = FI11 ;
FI12V = FI12;
ELSE
FI11V = 0 ;
FI12V = 0;
ENDIF;
ENDIF;
IF (TI2ELEMENT == 1) THEN
FI11T = FI11;
ELSE
IF (TIADAPTIVE == 1) THEN
FI11T = FI11;
ELSE
FI11T = 0;
ENDIF;
ENDIF;
Script diatas berfungsi mengatur tampilan pada grafik, sehingga grafik hanya akan
menampilkan besaran besaran yang digunakan selama proses.
selang waktu tertentu, sehingga historical pada HMI tidak dapat digunakan pada
skala industri. Data historical dapat disimpan dalam bentuk file dengan ekstensi
CSV sehingga data dapat langsung diolah menggunakan aplikasi Ms Excel.
Gambar 4.11 adalah data berdasarkan trend yang dihasilkan oleh HMI
dibandingkan oleh hasil rekonstruksi data dari hasil Ms Excel.
(a)
1200
1000
MV
800
FI12
600
PV
400
FI11
200
FI13
SV
16:09:46
16:10:34
16:11:22
16:12:10
16:12:58
16:13:46
16:14:34
16:15:22
16:16:10
16:16:58
16:17:46
16:18:34
16:19:22
16:20:10
16:20:58
16:21:46
16:22:34
16:23:22
16:24:10
16:24:58
16:25:46
16:26:34
16:27:22
16:28:10
16:28:58
16:29:46
(b)
Gambar 4. 11 Perbandingan grafik HMI (a) dengan rekonstruksi Ms Excel (b)
41
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan tugas akhir yang telah dikerjakan, didapatkan kesimpulan
sebagai berikut,
1. HMI dapat memantau proses pada sistem. Proses yang dapat teramati
adalah perubahan perubahan nilai pada variabel proses melalui grafik,
alarm melalui tampilan pada jendela P&ID serta beberapa instrumen yang
tidak aktif. HMI dapat mengakses data melalui network dengan
menggunakan protokol SuitLink. HMI juga dapat diakses melalui web
browser dengan menggunakan protokol TCP/IP.
2. Database dapat menyimpan variabel variabel proses pada sistem.
Database juga dapat menampilkan data yang tersimpan dalam bentuk
grafik melalui fasilitas trend.
3. Dokumen engineering yang telah dibuat adalah I/O list, konfigurasi OPC,
konfigurasi HMI, konfigurasi windows server 2008, konfigurasi database,
metoda pengecekan sinyal pada instrumen lapangan serta diagram
pengabelan dan loop pada instrumen lapangan.
5.2 Saran
1. Penggunaan PLC AB sebagai pengontrol, sehingga desain kontrol
seluruhnya dapat diimplementasikan. PLC AB juga memungkinkan
dibangunnya Engineering Work Station, sehingga HMI juga dapat merubah
parameter parameter yang diinginkan.
2. HMI web browser menggunakan server dengan domain berbayar, sehingga
dimungkinkan untuk melakukan training diluar wilayah kampus.
3. Penggantian dan kalibrasi ulang setiap instrumen, terutama instrumen
dalam pengukuran temperatur.
42
DAFTAR PUSTAKA
[1] Condor, R. (2008). OPC & DCOM Troubleshooting: Quick Start Guide.
Alberta: OPC Training Institute.
[2] Galih, G. L. (2013). PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM
SIMULATOR TERINTEGRASI MATLAB-PLC-HMI-DATABASE UNTUK
MINIPLANT SISTEM TANGKI GANDA DENGAN FASILITAS STATE
OBSERVER. Bandung.
[3] Invensys Systems, Inc. (2009). Wonderware Historian Concepts Guide. Lake
Forest: Invensys Systems, Inc.
[4] Love, J. (2007). Process Automation Handbook. London: Springer.
[5] Park, J., Mackay, S., & Wright, E. (2003). Practical Data Communications
for Instrumentation and Control. Perth: Newnes.
[6] Stallings, W. (1997). Data and Computer Communication Fifth Edition. New
Jersey: Prentice Hall.
43
LAMPIRAN 1
Konfigurasi Wonderware Historian pada Windows Server 2008 R2.
Pada dokumen kali ini dianggap Windows server sudah tersedia, sehingga tinggal
melakukan
konfigurasi
untuk
instalasi
Wonderware
Historian.
Kemudian klik administrator, dan buat password dengan cara seperti pada gambar
diatas. Kriteria passord adalah mengandung alphabet, number, case sensitive (besar
44
kecil huruf) dan karakter (<, >, * dll) contoh, Indi_554. Setelah itu, pilih properties
untuk melakukan konfigurasi sehingga password tidak dapat diganti oleh user lain
dan password tidak dapat usang.
Maka akan tampil jendela System Properties, lalu klik tombol Change. Isikan pada
kolom Computer Name dengan nama yang kita kehendaki, pada pembahasan kali
ini, digunakan nama WONDERWARE lalu klik OK.
45
46
Beri centang pada pilihan seperti gambar diatas, lalu klik next. Apa bila terdapat
pilihan instalasi yg lebih detail, beri centang pada setiap pilihan yang ada. Dan
tunggu hingga instalasi selesai.
Mengaktifkan Feature WebDAV
WebDAV berfungsi sebagai autenifikasi pada saat mengakses SQL server. berikut
adalah cara konfigurasi. Buka jendela Server management, ekspansi pilihan Roles,
lalu ekspansi pilihan Web Server (IIS), dan klik Internet Information Services (IIS)
Manager. Pada kolom sebelah kanan kemudian pilih sesuai pada gambar. Double
klik pada ikon WebDAV Authoring Rules.
47
Lalu klik pilihan Add Authoring Rules. Akan tampak jendela seperti berikut,
48
Konfigurasi Windows Server telah selesai, sekarang windows server telah siap
untuk dilakukan instalasi Microsoft SQL Server.
49
Akan nampak seperti gambar berikut, pilih option, lalu pilih processor tipe x86.
Lalu pilih menu Installation. Dan klik pada menu seperti gambar yg telah ditandai.
Jendela pengecekan lisensi produk akan terbuka, klik next hingga sampai pada
jendela setup support file seperti gambar dibawah ini. Klik install.
51
Pada bagian ini, firewall harus dimatikan dan PC harus terhubung ke internet. Klik
next hingga ke bagian features selection, centang setiap pilihan yang ada. Klik next.
Hingga sampai pada jendela server configuration.
Rubah point Acount Name dan Start Up Type menjadi seperti pada gambar,
52
Klik Add Current User, untuk menambahkan user (administrator). Pilih Mixed
Mode untuk melakukan authentification melalui windows dan SQL server. isikan
password seperti password pada user (administrator). Klik next.
Jendela selanjutnya adalah Analysis Services Configuration. Klik Add Current User
(administrator) lalu klik next. Selanjutnya, klik pada bagian seperti gambar dibawah
ini.
Klik next hingga bertemu dengan jendela Installation Rules, tunggu hingga proses
selesai seperti pada gambar dibawah ini, dan klik next.
53
54
55
Klik sellect all pada jendela seperti dibawah ini. Lalu klik next.
56
Tunggu proses pengecekan hingga selesai lalu klik next seperti pada gambar
dibawah ini.
57
58
59
60
61
Pada jendela seperti gambar dibawah ini, isikan username sebagai Administrator
dan password dengan yang telah dibuat pada saat konfigurasi user (Indi_554)
Jendela pada gambar diatas menunjukkan bahwa terdapat software yang harus di
install. Klik Install Prerequisites untuk mmelakukan installasi software tsb, tunggu
62
hingga proses selesai, dan akan tampak seperti gambar dibawah ini. Setelah
Prerequisite telah terpenuhi, klik next dan ikuti gambar-gambar selanjutnya.
63
Setelah instalasi selesai, akan tampak gambar diatas. Lalu klik Configure untuk
melakukan konfigurasi. Namun, untuk melengkapi instalasi, sistem harus direstart
seperti pada gambar dibawah ini. Klik reboot now. Tunggu hingga windows server
siap.
64
65
Pilih folder yang berisi dengan lisensi. Pada folder instalasi, terdapat beberapa
folder yang berisi lisensi, buka folder Sept.
Didalam folder terdapat 3 buah lisensi. Instal semua lisensi secara berurutan,
dimulai
dari
WWSUITE.Lic,
ArchestrA.lic
dan
yang
terakhir
adalah
ArcherstAServer.lic
Setelah lisensi berhasil di instal, akan muncul jendela seperti gambar berikut.
Langkah selanjutnya adalah, klik Copy to Clipboard, lalu klik Edit Option File.
66
Maka akan muncul jendela text editor seperti gambar dibawah ini. Ganti text
host001 dengan nama PC yang digunakan (contoh: nama PC adalah
WONDERWARE)
Setelah itu, save text tersebut, dan lisensi sudah siap digunakan.
67
Untuk mengecek lisensi sudah dapat digunakan, klik kanan pada License server
@WONDERWARE dan pilih test. Apabila tampak gambar dibawah ini, maka
lisensi sudah berhasil diinstal.
68
69
Klik Configure
70
Setelah proses selesai, akan nampak bahwa icon pada nama pilihan berubah seperti
pada gambar dibawah ini.
71
Buka System Management Console pada Menu Wonderware pada Start seperti
gambar bawah ini.
72
Selanjutnya, klik kanan pada menu IDAS (namaPC) lalu klik New I/O Server
73
74
Topic name diisikan berdasarkan alias name pada OPC. Alias name diketahui pilih
menu Edit pada OPC dan pilih Alias Map. Beri centang pada pilihan Show Auto
Generate Alias. Klik kanan pada channel OPC yang akan dihubungkan dengan
Historian, lalu pilih copy to clipboard seperti pada gambar dibawah ini. Klik finish.
Setelah itu, klik kanan pada topic: matlab_sim dan klik pada New Analog Tag untuk
menambahkan tag device pada historian.
75
Akan muncul jendela seperti gambar dibawah ini. Isikan kolom Name dengan nama
device yang diinginkan. Lalu klik next.
Karena device yang akan dihubungkan adalah fungsi sinus dengan nilai min -40
dan max 40, maka ganti nilai pada kolom Min/Max Value sesuai dengan nilai
device. Klik next.
Isikan Item Name sesuai dengan tagname pada OPC. Pada kasus ini, tagname pada
OPC adalah cek, sehingga Item Name juga harus diisi dengan nama cek seperti
ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
76
Maka akan muncul jendela seperti gambar berikut, lalu klik Commit.
77
Historian akan meminta autentifikasi seperti pada gambar dibawah ini. Isikan Login
Name dengan Administrator dan password dengan Indi_554. Tekan OK.
Tunggu hingga Historian siap pada saat semua point di kolom modul berstatus
Started seperti pada gambar.
78
Setelah Historian siap, periksa apakah data dapat diambil dengan cara klik Data
Acquisition, pada kolom sebelah kanan akan terlihat status dari setiap tag. Apabila
status sudah Receiving, berarti data sudah dapat disimpan oleh historian.
79
LAMPIRAN 2
Dokumen OPC dan konfigurasi Serial Communication
Pertama, siapkan kabel serial communication RS 485 dan drivernya yang bernama
PL2303_Prolific_DriverInstaller_v130.exe. Instal driver pada komputer.
Setelah driver terinstal, sambungkan kabel RS-485, lalu menuju control panel dan
pilih menu Device
Manager dengan tampilan seperti ini.
Akan terlihat status pada menu Port (COM & LPT) tertulis Prolific USB to Serial
Comm Port (COM11). Apabila status tersebut belum terlihat, maka install ulang
driver dan pilih repair.
80
Apabila status port sudah dapat dilihat, masuk ke OPC. Buat channel baru. Isikan
port pada OPC sama dengan status port RS-485 yang dapat dilihat di device
manager. Setelah itu, buat device yang akan dihubungkan pada OPC server. Berikut
adalah gambar setting dari setiap device:
nomor id merupakan nomor device SLC pada plant, dimana LIC berada pada
SLC01 dan TIC berada pada SLC02.
Buat tagname pada layar device. Tagname akan mengakses memori yang ada pada
YS1700. Berikut adalah tagname pada 2 device yang ada pada YS1700.
81
Lalu tekan tombol Quick Client untuk melihat status pada setiap tagname.
82
83
Sebagai contoh apabila kita ingin mendapatkan nilai pada TE13. Berdasarkan
P&ID, TE13 tersambung ke input X3 pada SLC02(TIC). Buka dokumen manual
YS1000 Communication Manual, langsung menuju bab 6.5 Process Data Register.
Lihat pada Register Name X3, pada bagian Ref. No. akan tertulis 40055 to 40056.
Masukkan angka tertinggi (40056) tersebut pada addressing OPC. OPC akan
menambahkan angka 0 secara auto, sehingga addressing OPC akan menjadi
400056.
84
LAMPIRAN 3
Konfigurasi Historian pada HMI, Pengambilan Data dan
Pengembangan
Pembuatan HMI untuk pengontrol LIC dan TIC
Berikut adalah tampilan pada HMI yang telah dibuat.
85
Menghubungkan
HMI
dengan
historian,
untuk
pengambilan
data.
buat tampilan grafik dengan memilih Wizard Selestion Trends. Untuk data yang
dapat disimpan, pilih Hist Trend w/ Scooters..., Trend Zoom/Pan Panel dan
HistData Wizard.
Hist Trend berfungsi untuk menampilkan data dalam bentuk grafik. Trend
Zoom/Pan Panel berfungsi untuk menentukan rentang waktu tampilan grafik.
HistData Wizard berfungsi untuk menyimpan data historian dalam bentuk file
berekstensi .CSV sehingga data dapat diolah di microsoft Excell
86
Gambar diatas merupakan konfigurasi dari Historical Trend Chart Wizard. Menu
times pada bagian kanan berfungsi untuk mengatur rentang waktu penampilan
data. Menu pens berfungsi untuk mendefinisikan tag yang akan ditampilkan pada
grafik. Menu value berfungsi sebagai konfigurasi rentang nilai yang akan
ditampilkan.
Gambar diatas adalah box konfigurasi untuk Trend Zoom/Pan Panel. Tag pada
kolom Hist Trend di isi sama seperti tag pada konfigurasi Historical Trend Chart.
87
Gambar diatas menunjukkan konfigurasi pada HistData Wizard. Kolom Hist Trend
diisi sama dengan konfigurasi sebelumnya (pada chart dan pada panel). Number of
record diisikan 500, berarti ada 500 data yang akan disimpan dalam bentuk CSV.
Pengambilan data
Pengambilan data proses dilakukan pada tanggal 26 dan 27 Februari 2014. Data
yang diambil adalah LICMV, LICPV, LICSV, TICMV, TICPV, dan TICSV. Pada
tanggal 28 Februari 2014, dilakukan pengambilan data ulang dengan penambahan
88
FI11, FI12 dan FI13 pada pengontrolan TIC. Berikut adalah gambar pada HMI
1200
1000
MV
800
FI12
600
PV
400
FI11
FI13
200
SV
16:09:46
16:10:31
16:11:17
16:12:02
16:12:48
16:13:34
16:14:19
16:15:05
16:15:50
16:16:36
16:17:22
16:18:07
16:18:53
16:19:38
16:20:24
16:21:10
16:21:55
16:22:41
16:23:26
16:24:12
16:24:58
16:25:43
16:26:29
16:27:14
16:28:00
16:28:46
16:29:31
89
Sedangkan pada saat beroperasi, HMI P&ID akan nampak sebagai berikut:
Pipa berwarna merah merupakan pipa air panas yang berasal dari Boiler Drum, tank
11. Pipa berwarna pink merupakan air dari pre-heater drum, tank 12. Pipa berwarna
hijau merupakan siklus air produk atau air beban yang berasal dari Batch Tank, tank
13. Sedangkan pipa berwarna biru muda merupakan water supply, yang berfungsi
menambahkan air kedalam batch tank dan preheater tank pada saat level tank
rendah.
Terlihat bahwa pada gambar, P13 dan P14 tidak tampak (tanda lingkaran kuning),
karena pada saat itu pompa P13 dan P14 dalam keadaan mati. Selain itu, nampak
90
juga bahwa terdapat 2 safety valve yang tidak tampak (tanda lingkaran merah),
karena safety valve tersebut dalam keadaan operasi normal akan tertutup (Normally
Closed). Sedangkan satu safety valve lagi (tanda lingkaran hijau) merupakan valve
yang dalam keadaan normal selalu terbuka (Normally Open)
Untuk menampilkan nilai hasil scaling pada tampilan HMI, terdapat beberapa cara.
Salah satunya dengan membuka jendela Application pada Clasic View bagian
Script dan memasukkan test script sebagai berikut:
PIT11 = (PI11 / 1000) * 2;
TI11C = (TI11/10);
FI13C = (FI13/100);
FI12C = FI12/100;
LCVC = LICMV/10;
FI11C = FI11/100;
TI12C = TI12/10;
TCVC = TICMV/10;
TI14C = TICPV/10;
TI13C = TI13/10;
LIPB1C = LIPB1/10;
LIPB2C = LIPB2/10;
TIPB1C = TIPB1/10;
TIPB2C = TIPB2/10;
FISV2C = LISV2/100;
TISV2c = TISV2/10;
TISV1C = TICSV/10;
Nilai hasil scaling tersbut yang dijadikan tagname pada setiap nilai yang akan
ditampilkan. Sedangkan untuk tampilan berupa tampilan pada pompa P13 dan P14,
berikut script yang dibuat.
IF (FI13 > 180 AND FI13 < 250) THEN
P13 = 1 ;ELSE
IF (FI13 > 320 AND FI13 < 600) THEN
P13 = 1 ;ELSE
91
P13 = 0;
ENDIF;
ENDIF;
Untuk menampilan mode pengontrol pada LIC dan TIC, digunakan script sebagai
berikut:
IF (FI2ELEMENT == 0 AND FI3ELEMENT == 0) THEN
FI1ELEMENT = 1;
ELSE
FI1ELEMENT = 0;
ENDIF;
Yang terakhir adalah script untuk tampilan nilai parameter pada trend (grafik)
sehingga grafik hanya menampilkan data yang digunakan selama proses. Sebagi
contoh, pada LIC dengan mode 1-Element, variabel input yang digunakan hanya
LT11, sehingga data lain seperti FI11 dan FT12 tidak diperlukan. Maka tampilan
grafik seharusnya hanya memuat informasi tentang LT11, Set Point dan
92
IF (FI2ELEMENT == 1) THEN
FI12V = FI12;
ELSE
IF (FI3ELEMENT == 1) THEN
FI11V = FI11 ;
FI12V = FI12;
ELSE
FI11V = 0 ;
FI12V = 0;
ENDIF;
ENDIF;
IF (TI2ELEMENT == 1) THEN
FI11T = FI11;
ELSE
IF (TIADAPTIVE == 1) THEN
FI11T = FI11;
ELSE
FI11T = 0;
ENDIF;
ENDIF;
93
94
95
96
97
98
99
LAMPIRAN 4
Metoda Pengecekan Sinyal Field Instrument pada Miniplant Boiler dan Heat
Exchanger
1. Pengecekan pada LT11
a. Pastikan sistem telah hidup.
b. Catat nilai LT11 yang tertera pada front panel.
c. Ukur dan catat tegangan yang masuk pengontrol pada back panel
pin X1.
d. Lakukan pengubahan level tangki dengan cara menghidupkan
pompa 13 selama 1 3 detik.
e. Ulangi langkah b d sebanyak 3 kali.
2. Pengecekan pada temperatur tanki 11 dan tanki 12
a. Pastikan sistem telah hidup.
b. Catat nilai T11 dan T12 pada panel
c. Ukur dan catat tegangan yang masuk pengontrol pada SLC01 pin
X4 untuk T11 dan SLC02 pin X2 untuk T12.
d. Rubah konfigurasi SLC01 dengan konfigurasi LIC pada kondisi
auto, FIC11 dalam kondisi cascade, TIC dalam keadaan manual
dan FIC12 dalam keadaan auto.
e. Nyalakan heater pada tank 11 dan tank 12 hingga temperatur
tertentu. Matikan heater pada saat melakukan pengukuran.
f. Ulangi langkah b dan c sebanyak 3 variasi suhu.
3. Pengecekan PT11 dan FI11.
a. Pastikan sistem telah hidup.
b. Ukur tegangan pada SLC01 pin X3 untuk FI11 dan X5 untuk
PT11. Pengukuran ini berfungsi melihat nilai minimum.
c. Pastikan FIC11 dalam keadaan cascade, LIC dalam keadaan auto
dan FIC12 dalam keadaan manual.
d. Hidupkan pompa 11 dan pompa 12
e. Atur MV sebesar 30%.
f. Catat nilai dari FI11, dan PT11.
g. Ukur tegangan seperti pada point b.
100
101
b. Catat nilai FT13 yang berada pada transmitter. Nilai FT13 tidak
ditampilkan dalam panel.
c. Ukur tegangan keluaran FT13 melalui panel belakang SLC02 pin
X5.
d. Nyalakan pompa 13.
e. Lakukan langkah b dan c.
f. Matikan pompa 13. Hidupkan pompa 14.
g. Lakukan langkah b dan c
h. Pompa 13 dan pompa 14 dihidupkan
i. Lakukan langkah b dan c.
7. Pengecekan pada TCV
a. Pastikan sistem telah hidup.
b. Atur seluruh mode kontrol dalam keadaan manual.
c. Buka penutup pada I/P hingga terlihat kabel + dan seperti pada
gambar dibawah ini.
102
103
LAMPIRAN 5
Name Plate dan Wiring Diagram
LT11
FI11
104
Pin Xx
Pin X4
-
15V
105
Pin X2
Supply
15V
15V
FI13 (Transmitter)
Pin X5
-
15V
10
TCV11
Pin Y1
-
4 20mA
TCV
3 15 PSI
Input
-
4 20mA
106
3 15 PSI
PP (Pneumatic
Positioner)
LCV11
Pin Y1
-
4 20mA
+
4 20mA
LCV
3 15 PSI
Input
EP (Electronic
Positioner)
PT11
107
FIC
11
SV PV MV
SV PV MV
TIC
11
SV PV MV
FIC
12
X1 X2 X3 X4 X5 S Y1 Y2 Y3
X1 X2 X3 X4 X5 S Y1 Y2 Y3
I S O
TE
14
I S O
IAS
20psig
I S O
TCV
12
108
FI
11
4-20mA
IAS
20 PSI
LCV
11
1-5V
X1 X2 X3 X4 X5 S Y1 Y2 Y3
X1 X2 X3 X4 X5 S Y1 Y2 Y3
O
S
1-5V
FI
11
4-20mA
LIC
11
3-15 PSI
FI
12
1-5V
Controller
Terminal Block
Field Process Area
SV PV MV
LT
11
1-5V
Controller
Terminal Block
Field Process Area