Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Dosen Pembimbing
drg. Eny Rusdaningsih Sp. KG
Oleh :
Taufiah Resa Ariana
112110228
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
Nekrosis Pulpa disertai Abses Periapikal
Studi Kasus di Poli Bagian Gigi dan Mulut RSUD Tugurejo Semarang
Oleh:
Taufiah Resa Ariana
112110228
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh
Program Pendidikan Profesi Dokter Gigi (PPPDG)
Fakultas Kedokteran Gigi Islam Sultan Agung Semarang
Mengetahui,
Ketua KSM Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut
Dosen Pembimbing
(drg. Evalina)
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..............................................................................................................i
Halaman Pengesahan ...................................................................................................ii
Daftar Isi .....................................................................................................................iii
Bab I. Deskripsi Kasus ................................................................................................1
Bab II. Tinjauan Pustaka .............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................18
BAB I
DESKRIPSI KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 16 th
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Siswa
Alamat
No.CM
: 506771
Anamnesa
: DTAK
Riwayat DM
: DTAK
Riwayat Hipertensi
: DTAK
Riwayat jantung
: DTAK
Riwayat lain
: DTAK
III.PEMERIKSAAN OBJEKTIF
1. Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Keadaan Gizi
: Baik
2. Status present
TD
: 106/78 mmHg
RR
: 24x / menit
: 62 x / menit
TB
: 158 cm
BB
: 45 kg
3. Extra oral
Tidak terdapat pembengkakan
4. Intra oral
a) Gigi: sisa akar pada gigi 11, 12, 14, 15, 16, 18, 21, 28, 36, 46, 48
Karies pada gigi 24, 26, 43, 44
pada gigi 37
b) Gingiva
c) Mukosa
d) Lidah
e) Palatum
5. Status lokalis
Odontogram
8 7
8 7
5 6
Interpretasi:
Sisa akar pada gigi 15, 16, 25,26, 36, 37, 46, 47
VII.
VIII. TERAPI
Perawatan lanjutan :
o Pro Scaling
o Pro ekstraksi radix
o Pro Tumpatan pada gigi 23
o Pro PSA pada gigi 11,12, 45
o Pro Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
IX. KOMPLIKASI
Abses Periapikal sering juga disebut abses alveolar akut, abses dentoalveolar
akut adalah suatu kumpulan nanah yang terbatas pada tulang alveolar pada apeks
akar gigi setelah kematiana pulpa, dengan perluasan infeksi ke dalam jaringan
periradikular melalui foramen apikal.
Abses akut suatu kelanjutan proses penyakit yang mulai dari pulpa dan
berkembang ke jaringan periradikular yang bereaksi terhadap infeksi. Penyebab
tersering adalah invasi bakterial jaringan pulpa mati ( nekrosis pulpa), karena
jaringan pulpa yang kadang tertutup rapat susah untuk adanya drainase pus dan
RUJUKAN
Pasien dirujuk ke dokter spesialis Konservasi gigi untuk dilakukan Perawatan
Saluran Akar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
DEFINISI
Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu email,
dentin, dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad bakteri/mikroba yang ada
dalam suatu karbohidrat yang terfermentasi atau diragikan. Proses karies
ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti
dengan kerusakan bahan organiknya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
invasi bakteri dan menimbulkan rasa sakit pada gigi.
Rasa sakit pada gigi tersebut dikarenakan adanya karies yang disebabkan
olehmikroba yang telah masuk kedalam pulpa. Bakteri berperan penting dalam
genesis penyakit pulpa. Penyakit pulpa diantaranya adalah inflamasi pulpa,
pulpitis reversible, pulpitis irreversible, pulpitis hiperplastik kronis dan nekrosis
pulpa.. Nekrosis pulpa adalah matinya pulpa sebagian maupun seluruh pulpa.
Penatalaksanaan nekrosis pulpa diantaranya Perawatan Saluran Akar dan
Ekstraksi gigi. Perawatan saluran akar merupakan perawatan atau tindakan yang
bertujuan untuk mempertahankan gigi vital atau gigi nekrosis, agar gigi tetap
berfungsi di lengkung gigi.
II.
ETIOLOGI
Penyebab penyakit pulpa antara lan yaitu:
a. Fisis
Mekanis
Pemakaian
Gigi retak
Termal
Kimiawi
Asam fosfat
Erosi (asam)
Bakterial
Karies gigi
III.
a.Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan terluar
dan terkaras dari gigi), dan belum terasa sakit hanya ada pewarnaan hitam atau
cokelat pada email.
b. Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit.
c. Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin ( tulang gigi ) atau
bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa. Gigi biasanya terasa
sakit bila terkena rangsangan dingin, makanan asam dan manis.
d. Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai pulpa
sehingga terjadi peradangan pada pulpa. Biasanya terasa sakit secara tiba-tiba tanpa
rangsangan apapun. Apabila tidak segera diobati dan ditambal maka gigi akan mati,
dan untuk perawatan selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies
lainnya.
a. Pulpitis ( Inflamasi)
1.) Reversible suatu kondisi inflamasi ringan sampai sedang yang disebabkan
adanya stimulasi tetapi pulpa mampu kembali keadaan tidak terinflamasi setelah
stimulasi dihilangkan.
- Dengan gejala/ Simptomatik ( Akut)
- Tanpa gejala/ Asimptomatik ( Kronis)
2.) Irreversiblesuatu kondisi inflamasi pulpa yang persisten , rasa sakit bertahan
untuk beberapa menit sampai jam dan tetap ada setelah stimulan dihilangkan
b. Degenerasi pulpa
c. Nekrosis matinya pulpa sebagian maupun seluruh pulpa
- Nekrosis pulpa sebagian
- Nekrosis pulpa total
IV.
PATOGENESIS
Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi,
sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu
tertentu yang berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut
menjadi kritis (5,5) yang akan menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi
karies gigi. Secara perlahan-lahan demineralisasi interna berjalan ke arah dentin
melalui lubang fokus tetapi belum sampai kavitasi (pembentukan lubang). Kavitasi
baru timbul bila dentin terlibat dalam proses tersebut.Baru setelah terjadi kavitasi,
bakteri akan menjalar dan menginfeksi bagian pulpa gigi dan apabila gigi tidak
ditambal akan menyebabkan nekrosis pada gigi. Bakteri akan masuk ke dalam
saluran akar dan meluas ke jaringan periapikal.
Bakteri yang paling banyak terdapat dalam saluran akar gigi yang nekrosis
adalah bakteri anaerob, selain itu juga terdapat bakteri mikroaerofili, fakultatif
anaerob, dan bakteri obligat anaerob.
Bakteri P. aeruginosa merupakan komponen mikrobia saluran akar yang
bersifat oportunistik yang dapat ditemukan pada infeksi endodontik primer, pada
gigi nekrosis, abses, luka ekstraksi, infeksi endodontik, cairan sinus, dan trauma
injuri.
Adanya bakteri P. aeruginosa pada pulpa nekrosis dengan abses
periapikal dapat menyebabkan pus pada abses dengan warna hijau kebiruan. Gigi
nekrosis yang disertai dengan abses pada periapikal disebabkan oleh infeksi
polimikroba yang terjadi pada saluran akar seperti bakteri Staphylococcus aureus,
streptococcus sanguinis, P. aeruginosa, dan Bacteroides fragilis diperlukan cara
perawatan khusus dan yang terpenting adalah debridemen iritan dari saluran akar.
Proses terjadinya abses adalah proses yang panjang, berawal dari kematian
pulpa, menjadi media perkembangbiakan bakteri yang baik, sebelum akhirnya
mereka mampu merambah ke jaringan yang lebih dalam, yaitu jaringan periapikal.
Infeksi pulpo-periapikal seringkali disebut sebagai mixed bacterial
infection, karena tidak hanya melibatkan bakteri Streptococcus Mutan. Kondisi
abses kronis dapat terjadi apabila ketahanan host dalam kondisi yang tidak
terlalu baik, dan virulensi bakteri cukup tinggi. Yang terjadi dalam daerah
periapikal
adalah
pembentukan
rongga
patologis
abses
disertai
mampu
mendeposisi
fibrin
di
sekitar
wilayah
gejala yang seperti nyeri, demam, dan malaise. Karena pus dalam rongga
patologis tersebut harus keluar, baik dengan bantuan dokter gigi atau keluar
secara alami dengan membentuk sebuah fistula.
V.
VI.
DIAGNOSIS
Pada gambaran radiografis menunjukkan adanya gambaran radiolusen yang
bsar yang menunjukkan suatu kavitas yang besar, adanya suatu jalan yang
menuju saluran akar, dan adanya penebalan ligamen periodontal, serta terdapat
gambaran radiolusen pada ujung periapikal gigi.
VII.
PENATALAKSANAAN
Perawatan saluran akar merupakan perawatan atau tindakan yang bertujuan
untuk mempertahankan gigi vital atau gigi nekrosis, agar gigi tetap berfungsi di
lengkung gigi. Perawatan saluran akar dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
preparasi biomekanis saluran akar (pembersihan dan pembentukan), sterilisasi dan
obturasi saluran akar.
Preparasi biomekanis merupakan langkah untuk membuka jalan masuk ke kamar
pulpa yang menghasilkan penetrasi garis lurus ke orifis saluran akar. Langkah
selanjutnya adalah eksplorasi saluran akar, ekstirpasi jaringan pulpa yang tertinggal
dan debridemen jaringan nekrotik, langkah ini diikuti dengan instrumentasi, irigasi
serta disinfeksi saluran akar dan diakhiri dengan obturasi.
Obturasi merupakan langkah perawatan saluran akar yang bertujuan untuk
menciptakan kerapatan yang sempurna sepanjang sistem saluran akar, dari koronal
sampai ke apeks. Pembersihan mekanis dan irigasi dapat mengurangi jumlah bakteri
dalam sistem saluran akar, tetapi tidak menghilangkan bakteri tersebut.
Prinsip utama dalam pembersihan saluran akar yaitu alat harus mencapai seluruh
dinding saluran akar dan melepaskan debris yang kemudian dikeluarkan dari
saluran akar oleh larutan irigasi. Larutan irigasi berfungsi sebagai disinfektan,
pelarut jaringan pulpa, pemutih, sebagai pelumas yang akan mengurangi
kemungkinan patahnya alat endodontik. Bahan irigasi saluran akar sebaiknya
memiliki sifat antibakteri agar dapat merusak, dapat menghambat reproduksi atau
metabolisme mikroba dan dapat menjadikan saluran akar steril
Indikasi Perawatan Endodontik
-
VENEER
Veneer adalah sebuah bahan pel apis yang sewarna dengan gigi yang
diaplikasikan pada sebagian atau seluruh permukaan gigi yang mengalami kerusakan
atau pewarnaan intrinsik.Veneer artinya to cover ( anything) with a layer of
something else to give anappearance of superior quality menutupi apa saja dengan
sebuah pelapis agar mempunyai kualitas penampilan yang lebih baik. Bahan yang
digunakan untuk pembuatan veneer dapat berupa resin komposit dan porselen.
Veneer porselen mempunyai kelebihan dibandingkan veneer resin komposit
antara lain mempunyai estetik yang baik, warna yang stabil dan daya tahan terhadap
abrasi yang tinggi , tahan terhadap pengaruh biologis, kimiawi dan mekanis,
warnanya lebih mudah disesuaikan dengan warna gigi asli.4 Menurut Touti 1999
keuntungan veneer porselen adalah tidak mudah dilekati plak, dapat melindungi
struktur gigi karen preparasi terbatas pada email gigi.
Pembuatan veneer dapat dilakukan secara direct dan indirect tergantung
kondisi gigi saat itu. Pembuatan veneer secara direct secara langsung diaplikasikan
pada pasien sedangkan indirect dilakukan pencetakan dahulu kemudian diproses di
laboratorium hasilnya baru diaplikasikan pada pasien.
1.DIRECT VENEER
Pada tehnik direct veneer bahan pilihan adalah mikrofill komposit resin, karena
bahan ini dapat dipoles dengan baik sehingga menyerupai enamel yang
sesungguhnya dan hasil poles bertahan untuk jangka waktu cukup
lama.
-Instant Cosmetic
- Pasien tidak menghendaki pengasahan gigi
- Keterbatasan biaya
- pada kasus-kasus ortodontic tertentu dimana merencanakan perawatan orto, pada
keadaan ini kita tidak boleh melakukan preparasi pada gigi
-Menghendaki hasil akhir sangat baik dan berdaya tahan cukup lama
- Pasien memiliki kebiasaan merokok, minum anggur merahyang dapat merubah
warna gigi, dll
Direct veneer ada 2 direct partial veneer dan direct full veneer:
a. ) Veneer langsung sebagian ( direct partial veneer )
Pewarnaan atau kerusakan kecil atau yang terlokalisir yang dikelilingi dengan
gingiva yang sehat adalah kondisi ideal untuk tehnik ini. Kerusakan ini
bisa di restorasi dalam satu kali kunjungan dengan komposit light cured.
b.) Veneer langsung penuh ( direct full veneer )
Gigi anterior yang mengalami hipoplasia disertai diastema antara gigi
insisif sentral dapat direstorasi dengan tehnik ini . Tehnik ini
menggunakan komposit light cured mikrofill dalam satu kali kunjungan, tetapi untuk
mengurangi trauma bagi pasien maupun operator lebih baik di koreksi dalam dua
kali kunjungan.
Prosedur Preparasi Veneer Direct Komposit:
a.) Dilakukan pemeriksaan oklusi terlebih dahulu
b.) Beban oklusi di tepi insisal merupakan hal yang terpenting. Apabila beban
oklusi cukup berat maka dianjurkan preparasi bentuk jendela, apabila beban
tidak ada menggunakan disain normal, karena estetik lebih bisa dicapai
INDIRECT VENEER
Indikasi Porcelain laminate veneers :
-Menutup diastema
- Perubahan warna pada gigi
- Gigi malposisi atau rotasi
- Gigi fraktur
- Gigi atrisi atau abrasi
- Pasien dewasa muda
- Gigi pendek (bukan kasus ekstrim)
Kontraindikasi Porcelain laminate veneers :
-Kebiasaan buruk
- OH buruk
- Sisa jaringan sedikit
- Gigi berjejal berat
- Gigi dengan trauma oklusi
- Kerusakan email di seluruh makhota
-Gigi rentan karies
- Gigi dengan jaringan email yang tidak cukup
Tehnik indirect veneer dibuat dari bahan kompost, feldspathic porcelain dan
keramik ( pressed or cast ceramic ). Dengan tehnik indirect warna dan kontur
veneer lebih mudah dikontrol dan tidak menghabiskan waktu karena dibuat di
laboraotrium. Dengan mempertimbangkan faktor kekuatan, ketahanan untuk
mempertahankan struktur gigi, feldspathic porcelain yang ditempelkan ke preparasi
intraenamel merupakan pilihan dokter gigi untuk melakukan tehnindirect veneer.
Pressed ceramic veneer memberikan estetik yang baik, tetapi memerlukan preparasi
yang lebih dalam. Venner tehnik indirect ditempelkan pada email dengan
meggunakan etsa asam dan bonding dengan semen resin light- cured.
Tipe preparasi laminate veneer 8:
1. Intra enamel : daerah yang terlokalisir pada permukaan labial gigi,
preparasi yang diperlukan minimal
2. Feathered incisal : preparasi disini dilakukan dengan mengurangi
permukaan labial sekitar 0.5 -1 mm dan akhiran chamfer di proksimal,insisal dan
gingival margin, tidak terdapat overlap incisal
3. Overlapping incisal : sama dengan fealthered incisal tetapi dilakukan
pengurangan incisal sekitar 1 mm sampai melewati ujung incisal.
DAFTAR PUSTAKA
1
Baum, Phillips, Lund., 1997.Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi: EGC: Jakarta
digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-henitakusu-6115-2.pdf
Surya Triharsa* dan Ema Mulyawati. Perawatan Saluran Akar Satu Kunjungan
Pada Pulpa Nekrosis Disertai Restorasi Mahkota Jaket Porselin Fusi Metal dengan
Pasak Fiber Reinforced Composit Maj Ked Gi. Juni 2013; 20(1): 71-72
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28136/4/Chapter%20II.pdf
Abu Bakar, 2013. Kedokteran Gigi Klinis: Quantum Sinergis Media: Jogjakarta
hal:41-47