Sie sind auf Seite 1von 24

LAPORAN KASUS

Nekrosis Pulpa disertai Abses Periapikal


Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh
Program Pendidikan Profesi Dokter Gigi (PPPDG)
Bagian Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut RSUD Tugurejo Semarang

Dosen Pembimbing
drg. Eny Rusdaningsih Sp. KG

Oleh :
Taufiah Resa Ariana
112110228

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2016

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
Nekrosis Pulpa disertai Abses Periapikal

Studi Kasus di Poli Bagian Gigi dan Mulut RSUD Tugurejo Semarang
Oleh:
Taufiah Resa Ariana
112110228
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh
Program Pendidikan Profesi Dokter Gigi (PPPDG)
Fakultas Kedokteran Gigi Islam Sultan Agung Semarang

Tanggal : 20 Juli 2016

Mengetahui,
Ketua KSM Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut

Dosen Pembimbing

RSUD Tugurejo Semarang

(drg. Evalina)

(drg. Eny Rusdaningsih, Sp.KG)

DAFTAR ISI
Halaman Judul ..............................................................................................................i
Halaman Pengesahan ...................................................................................................ii
Daftar Isi .....................................................................................................................iii
Bab I. Deskripsi Kasus ................................................................................................1
Bab II. Tinjauan Pustaka .............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................18

BAB I
DESKRIPSI KASUS

I. IDENTITAS PENDERITA
Nama

: An. Dimas Adi S

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Umur

: 16 th

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Siswa

Alamat

: Wonosari 3 RT 02/IX Ngaliyan Semarang

No.CM

: 506771

Tanggal diperiksa : 15 Juni 2016

II. KELUHAN SUBJEKTIF ANAMNESA


Keluhan Utama

: Gigi depan berlubang dan gusinya bengkak

Anamnesa

: Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 15 Juni 2016

a) Riwayat penyakit sekarang :


Pada tanggal 15 Juni 2016 pasien datang ke RSUD Tugurejo dengan keluhan
gigi depan atas berlubang dan nyeri serta gusi bengkak kemudian diberi obat
oleh dokter yaitu asam mefenamat dan amoxicilyn dan pasien di edukasi untuk
menjaga kebersihan gigi dan mulut. Pada tanggal 18 Juni 2016 pasien datang ke
RSUD Tugurejo untuk melakukan kontrol, pasien sudah tidak merasakan nyeri
dan gusi sudah tidak bengkak lagi. Tindakan selanjutnya dirujuk ke spesialis
konservasi gigi.

b) Riwayat penyakit dahulu :

Riwayat alergi obat

: DTAK

Riwayat DM

: DTAK

Riwayat Hipertensi

: DTAK

Riwayat jantung

: DTAK

Riwayat gigi dan mulut

: Banyak gigi berlubang

Riwayat lain

: DTAK

c) Riwayat penyakit keluarga :


Tidak ada keluarga yang pernah sakit seperti ini.
d) Riwayat sosial ekonomi :
Pasien seorang siswa berobat memakai BPJS

III.PEMERIKSAAN OBJEKTIF
1. Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Compos Mentis

Keadaan Gizi

: Baik

2. Status present
TD

: 106/78 mmHg

RR

: 24x / menit

: 62 x / menit

TB

: 158 cm

BB

: 45 kg

3. Extra oral
Tidak terdapat pembengkakan
4. Intra oral
a) Gigi: sisa akar pada gigi 11, 12, 14, 15, 16, 18, 21, 28, 36, 46, 48
Karies pada gigi 24, 26, 43, 44
pada gigi 37
b) Gingiva

: tidak ada kelainan

c) Mukosa

: tidak ada kelainan

d) Lidah

: tidak ada kelainan

e) Palatum

: tidak ada kelainan

5. Status lokalis
Odontogram

8 7

8 7

5 6

IV. ORAL HYGIENE


OHI : DI + CI = 1,3 + 2,4 = 3,7 (Buruk)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Rontgen Panoramic

Interpretasi:

Sisa akar pada gigi 15, 16, 25,26, 36, 37, 46, 47

Karies pada gigi 11, 12, 23, 24, 45

VI. DIAGNOSA KELUHAN UTAMA


Karies Profunda dengan terbukanya pulpa disertai lesi periapikal

VII.

DIAGNOSA PENYAKIT GIGI DAN MULUT LAINNYA


Sisa akar pada gigi 15, 16, 25,26, 36, 37, 46, 47
Karies pada gigi 11, 12, 23, 24, 45

VIII. TERAPI

Pemberian resep Asam Mefenamat 500mg dan Amoxicilyn 500mg

Perawatan Saluran Akar

Perawatan lanjutan :
o Pro Scaling
o Pro ekstraksi radix
o Pro Tumpatan pada gigi 23
o Pro PSA pada gigi 11,12, 45
o Pro Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

IX. KOMPLIKASI
Abses Periapikal sering juga disebut abses alveolar akut, abses dentoalveolar
akut adalah suatu kumpulan nanah yang terbatas pada tulang alveolar pada apeks
akar gigi setelah kematiana pulpa, dengan perluasan infeksi ke dalam jaringan
periradikular melalui foramen apikal.
Abses akut suatu kelanjutan proses penyakit yang mulai dari pulpa dan
berkembang ke jaringan periradikular yang bereaksi terhadap infeksi. Penyebab
tersering adalah invasi bakterial jaringan pulpa mati ( nekrosis pulpa), karena
jaringan pulpa yang kadang tertutup rapat susah untuk adanya drainase pus dan

infeksi terus meluas sehingga melibatkan ligamen periodontal dan tulang


periradikular.
Gejala: pasien sebelumnya merasakan rasa sakit yang berdenyut parah, dengan
disertai pembengkakan jaringan lunak yang melapisinya, semakin lama
pembengkakan akan menjadi lebih nyata dan meluas dari tempat semula.
Kadang- kadang rasa sakit rasa sakit mereda ataupun hilang sedangkan jaringan
didekatnya tetap bengkak.
X. PROGNOSIS
Baik
XI. SUMMARY
Pasien datang ke RSUD Tugurejo dengan keluhan gigi bagian depan
berlubang dan bengkak, pasien merasakan bengkak beberapa bulan yang lalu,
pasien belum mengobati bengkak tersebut, pasien juga merasakan adanya rasa
nyeri pada gigi depan tersebut. TD pasien 106/78 mmHg, Nadi 62 x / menit.
Kemudian diberikan obat amoxicilyn 500mg dan Asam mefenamat 500mg serta
dilakukan edukasi untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut pasien, serta kontrol
1 minggu kemudian. Setelah kontrol pasien sudah tidak mengalami nyeri
kembali dan bengkak pada gusinya sudah mulai menghilang kemudian dilakukan
rujukan kepada Konservasi gigi untuk dilakukan Perawatan Saluran Akar serta
dilakukan edukasi kmbali untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut pasien.
XII.

RUJUKAN
Pasien dirujuk ke dokter spesialis Konservasi gigi untuk dilakukan Perawatan

Saluran Akar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.

DEFINISI

Karies gigi merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yaitu email,
dentin, dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad bakteri/mikroba yang ada
dalam suatu karbohidrat yang terfermentasi atau diragikan. Proses karies
ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti
dengan kerusakan bahan organiknya. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
invasi bakteri dan menimbulkan rasa sakit pada gigi.
Rasa sakit pada gigi tersebut dikarenakan adanya karies yang disebabkan
olehmikroba yang telah masuk kedalam pulpa. Bakteri berperan penting dalam
genesis penyakit pulpa. Penyakit pulpa diantaranya adalah inflamasi pulpa,
pulpitis reversible, pulpitis irreversible, pulpitis hiperplastik kronis dan nekrosis
pulpa.. Nekrosis pulpa adalah matinya pulpa sebagian maupun seluruh pulpa.
Penatalaksanaan nekrosis pulpa diantaranya Perawatan Saluran Akar dan
Ekstraksi gigi. Perawatan saluran akar merupakan perawatan atau tindakan yang
bertujuan untuk mempertahankan gigi vital atau gigi nekrosis, agar gigi tetap
berfungsi di lengkung gigi.
II.

ETIOLOGI
Penyebab penyakit pulpa antara lan yaitu:
a. Fisis

Mekanis

Trauma kecelakaan, prosedur gigi iatrogenik

Pemakaian

Gigi retak

Perubahan barometrik nyeri gigi yang terjadi pada tekanan


atmosferik

Termal

Kecepatan preparasi kavitas

Panas eksotermik sebab polimerisasi komposit

Panas yang terjadi karena tanpa adanya lining

Panas karena poleshing tambalan

Kimiawi

Asam fosfat

Erosi (asam)

Bakterial

Karies gigi

Plak memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak


merupakan deposit lunak yang membentuk biofilm yang menumpuk pada
permukaan gigi atau permukaan keras lainnya di rongga mulut yang tidak
dibersihkan. Lokasi dan laju pembentukan plak bervariasi pada setiap individu.
Faktor yang mempengaruhi laju pembentukan plak adalah oral higiene, dan faktorfaktor pejamu seperti diet, serta komposisi dan laju aliran saliva.
Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena
membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada
permukaan enamel. menunjukkan bahwa orang yang banyak mengonsumsi
karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan gigi, sebaliknya
orang yang dietnya banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama
sekali tidak mempunyai karies.
Sebagaimana diketahui, plak merupakan salah satu komponen dalam
pembentukan karies, sehingga insidens karies dapat dikurangi dengan meningkatkan
oral higiene, salah satunya dengan melakukan penyingkiran plak secara mekanis dari
permukaan gigi, baik yang hanya menggunakan sikat gigi maupun dikombinasi
dengan alat pembersih interdental, namun banyak pasien tidak melakukannya secara
efektif.

III.

MACAM-MACAM KARIES dan PENYAKIT PULPA


1. Macam-macam Karies Gigi

a.Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan terluar
dan terkaras dari gigi), dan belum terasa sakit hanya ada pewarnaan hitam atau
cokelat pada email.
b. Karies Superfisialis

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan
kadang-kadang terasa sakit.
c. Karies Media
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin ( tulang gigi ) atau
bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa. Gigi biasanya terasa
sakit bila terkena rangsangan dingin, makanan asam dan manis.
d. Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai pulpa
sehingga terjadi peradangan pada pulpa. Biasanya terasa sakit secara tiba-tiba tanpa
rangsangan apapun. Apabila tidak segera diobati dan ditambal maka gigi akan mati,
dan untuk perawatan selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies
lainnya.

2. Macam- macam Penyakit Pulpa

a. Pulpitis ( Inflamasi)

1.) Reversible suatu kondisi inflamasi ringan sampai sedang yang disebabkan
adanya stimulasi tetapi pulpa mampu kembali keadaan tidak terinflamasi setelah
stimulasi dihilangkan.
- Dengan gejala/ Simptomatik ( Akut)
- Tanpa gejala/ Asimptomatik ( Kronis)
2.) Irreversiblesuatu kondisi inflamasi pulpa yang persisten , rasa sakit bertahan
untuk beberapa menit sampai jam dan tetap ada setelah stimulan dihilangkan
b. Degenerasi pulpa
c. Nekrosis matinya pulpa sebagian maupun seluruh pulpa
- Nekrosis pulpa sebagian
- Nekrosis pulpa total

IV.

PATOGENESIS
Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi,

sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu
tertentu yang berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut
menjadi kritis (5,5) yang akan menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi
karies gigi. Secara perlahan-lahan demineralisasi interna berjalan ke arah dentin
melalui lubang fokus tetapi belum sampai kavitasi (pembentukan lubang). Kavitasi
baru timbul bila dentin terlibat dalam proses tersebut.Baru setelah terjadi kavitasi,
bakteri akan menjalar dan menginfeksi bagian pulpa gigi dan apabila gigi tidak
ditambal akan menyebabkan nekrosis pada gigi. Bakteri akan masuk ke dalam
saluran akar dan meluas ke jaringan periapikal.
Bakteri yang paling banyak terdapat dalam saluran akar gigi yang nekrosis
adalah bakteri anaerob, selain itu juga terdapat bakteri mikroaerofili, fakultatif
anaerob, dan bakteri obligat anaerob.
Bakteri P. aeruginosa merupakan komponen mikrobia saluran akar yang
bersifat oportunistik yang dapat ditemukan pada infeksi endodontik primer, pada
gigi nekrosis, abses, luka ekstraksi, infeksi endodontik, cairan sinus, dan trauma
injuri.
Adanya bakteri P. aeruginosa pada pulpa nekrosis dengan abses

periapikal dapat menyebabkan pus pada abses dengan warna hijau kebiruan. Gigi
nekrosis yang disertai dengan abses pada periapikal disebabkan oleh infeksi
polimikroba yang terjadi pada saluran akar seperti bakteri Staphylococcus aureus,
streptococcus sanguinis, P. aeruginosa, dan Bacteroides fragilis diperlukan cara
perawatan khusus dan yang terpenting adalah debridemen iritan dari saluran akar.
Proses terjadinya abses adalah proses yang panjang, berawal dari kematian
pulpa, menjadi media perkembangbiakan bakteri yang baik, sebelum akhirnya
mereka mampu merambah ke jaringan yang lebih dalam, yaitu jaringan periapikal.
Infeksi pulpo-periapikal seringkali disebut sebagai mixed bacterial
infection, karena tidak hanya melibatkan bakteri Streptococcus Mutan. Kondisi
abses kronis dapat terjadi apabila ketahanan host dalam kondisi yang tidak
terlalu baik, dan virulensi bakteri cukup tinggi. Yang terjadi dalam daerah
periapikal

adalah

pembentukan

rongga

patologis

abses

disertai

pembentukan pus yang sifatnya berkelanjutan. Adanya bakteri dalam jaringan


periapikal, mengundang respon keradangan untuk datang ke jaringan yang
terinfeksi tersebut, namun karena kondisi hostnya tidak terlalu baik, dan
virulensi bakteri cukup tinggi, sehingga tercipta kondisi abses yang merupakan
hasil sinergi dari bakteri StreptoccocusMutans danStreptococcus Aureus.
StreptoccocusMutans yang bersifat destruktif, mampu merusak jaringan
yang ada di daerah periapikal, sedangkan Streptococcus Aureus dengan
enzim koagulasenya

mampu

mendeposisi

fibrin

di

sekitar

wilayah

kerja StreptoccocusMutans untuk membentuk sebuah pseudomembran yang


terbuat dari jaringan ikat, yang disebut sebagai membran abses. Membran abses
ini yang menyebabkan adanya gambaran radiolusen dengan batas yang tidak
tegas pada foto rontgen. Selain itu terdapat pembentukan pus oleh bakteri
pyogenik, salah satunya juga adalah Streptococcus Aureus. Pusyang terdiri dari
leukosit yang mati, jaringan nekrotik, dan bakteri dalam jumlah besar tersebut
akan mengisi rongga yang terbentuk oleh sinergi dua kelompok bakteri tadi.
Pus yang terkandung dalam rongga tersebut akan terus berusaha mencari
jalan keluar sendiri, namun pada perjalanannya seringkali menimbulkan gejala-

gejala yang seperti nyeri, demam, dan malaise. Karena pus dalam rongga
patologis tersebut harus keluar, baik dengan bantuan dokter gigi atau keluar
secara alami dengan membentuk sebuah fistula.
V.

TANDA DAN GEJALA


Gigi dengan nekrotik pulpa tidak menyebabkan gejala rasa sakit. Terkadang
gigi yang nekrotik terjadi diskolorisasi gigi. Beberapa pasien merasakan adanya
rasa sakit yang hebat dan diikuti hilangnya rasa sakit yang tiba- tiba. Pasien
sering menganggap keadaan itu bahwa giginya sudah sembuh karena tidak sakit
lagi. Pada kasus lain, pasien tidak sadar bahwa giginya sudah mati tanpa gejala.
Gigi yang nekrotik tidak bereaksi dengan dingin , tes pulpa, atau tes kavitas.
Gigi dengan nekrosis sebagian dapat bereaksi dengan perubahan thermal, karena
masih ada sebagian serabut saraf vital yang terkena jaringan inflamasi.

VI.

DIAGNOSIS
Pada gambaran radiografis menunjukkan adanya gambaran radiolusen yang
bsar yang menunjukkan suatu kavitas yang besar, adanya suatu jalan yang
menuju saluran akar, dan adanya penebalan ligamen periodontal, serta terdapat
gambaran radiolusen pada ujung periapikal gigi.

VII.

PENATALAKSANAAN
Perawatan saluran akar merupakan perawatan atau tindakan yang bertujuan
untuk mempertahankan gigi vital atau gigi nekrosis, agar gigi tetap berfungsi di
lengkung gigi. Perawatan saluran akar dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
preparasi biomekanis saluran akar (pembersihan dan pembentukan), sterilisasi dan
obturasi saluran akar.
Preparasi biomekanis merupakan langkah untuk membuka jalan masuk ke kamar
pulpa yang menghasilkan penetrasi garis lurus ke orifis saluran akar. Langkah
selanjutnya adalah eksplorasi saluran akar, ekstirpasi jaringan pulpa yang tertinggal

dan debridemen jaringan nekrotik, langkah ini diikuti dengan instrumentasi, irigasi
serta disinfeksi saluran akar dan diakhiri dengan obturasi.
Obturasi merupakan langkah perawatan saluran akar yang bertujuan untuk
menciptakan kerapatan yang sempurna sepanjang sistem saluran akar, dari koronal
sampai ke apeks. Pembersihan mekanis dan irigasi dapat mengurangi jumlah bakteri
dalam sistem saluran akar, tetapi tidak menghilangkan bakteri tersebut.
Prinsip utama dalam pembersihan saluran akar yaitu alat harus mencapai seluruh
dinding saluran akar dan melepaskan debris yang kemudian dikeluarkan dari
saluran akar oleh larutan irigasi. Larutan irigasi berfungsi sebagai disinfektan,
pelarut jaringan pulpa, pemutih, sebagai pelumas yang akan mengurangi
kemungkinan patahnya alat endodontik. Bahan irigasi saluran akar sebaiknya
memiliki sifat antibakteri agar dapat merusak, dapat menghambat reproduksi atau
metabolisme mikroba dan dapat menjadikan saluran akar steril
Indikasi Perawatan Endodontik
-

Karies yang luas

Email yang tidak didukung oleh dentin

Kelainan jaringan periapikal pada gambaran radiografis


kurang dari sepertiga apeks

Mahkota gigi masih bisa direstorasi

Gigi tidak goyang dan periodonsium normal

Kondisi pasien baik

Pasien ingin giginya dipertahankan dan bersedia untuk


memelihara kesehatan gigi dan mulutnya

Kontraindikasi Perawatan Endodontik


-

Kerusakan luas jaringan periapikal yang melibatkan lebih dari


sepertiga akar

Gigi malposisi, Kanal yang mengapur

Apeks akar mengalami fraktur

Tahapan Perawatan Endodontik


1.) Preoperatif Radiograf

2.) Preparasi Kamar Pulpa Pembukaan atap pulpa dengan menggunakan


round bur
3.) Ekstirpasipengambilan jaringan pulpa pada jaringan pulpa dengan barber
broach
4.) Pengukuran panjang kerja ( metode radiografik atau apeks locator)
5.) Preparasi saluran akar dengan teknik step back
-

Diawali dengan initial file

Setiap pergantian file dilakukan irigasi dengan menggunkan


NaOCL dan dilakukan rekapitulasi

Lakukan preparasi sampai 3 nomor diatas initial file sampai


terlihat white dentin, kemudian tentukan Master Apical File

Pelebaran saluran akar diakhiri apabila dirasakan telah bersih

Keringkan dengan paperpoint

6.) Sterilisasi Saluran akar/ Dressing


-

Kamar pulpa diisi dengan bahan dressing ( CaOH, ChKM,


Chresophen

Kemudian ditutup dengan cavit

Pada kunjungan berikutnya setelah beberapa hari atau minggu


dilakukan kontrol

Cavit dibuka, Bahan dressing diambil dan dibersihkan


kemudian keringkan dengan paper point

7.) Obturasi Saluran akar


-

Pilih gutta perca dengan ukuran nomer MAF

Saluran akar diolesi dengan bahan sealer(endomethason)


dengan menggunakan lentulo

Gutta perca dimasukkan kedalam saluran akar, isi saluran akar


yang kurang dengan gutta aksesoris

Kelebihan gutta percha dipotong sampai orifis

Kemudian kavitas ditumpat

VENEER
Veneer adalah sebuah bahan pel apis yang sewarna dengan gigi yang
diaplikasikan pada sebagian atau seluruh permukaan gigi yang mengalami kerusakan
atau pewarnaan intrinsik.Veneer artinya to cover ( anything) with a layer of
something else to give anappearance of superior quality menutupi apa saja dengan

sebuah pelapis agar mempunyai kualitas penampilan yang lebih baik. Bahan yang
digunakan untuk pembuatan veneer dapat berupa resin komposit dan porselen.
Veneer porselen mempunyai kelebihan dibandingkan veneer resin komposit
antara lain mempunyai estetik yang baik, warna yang stabil dan daya tahan terhadap
abrasi yang tinggi , tahan terhadap pengaruh biologis, kimiawi dan mekanis,
warnanya lebih mudah disesuaikan dengan warna gigi asli.4 Menurut Touti 1999
keuntungan veneer porselen adalah tidak mudah dilekati plak, dapat melindungi
struktur gigi karen preparasi terbatas pada email gigi.
Pembuatan veneer dapat dilakukan secara direct dan indirect tergantung
kondisi gigi saat itu. Pembuatan veneer secara direct secara langsung diaplikasikan
pada pasien sedangkan indirect dilakukan pencetakan dahulu kemudian diproses di
laboratorium hasilnya baru diaplikasikan pada pasien.
1.DIRECT VENEER
Pada tehnik direct veneer bahan pilihan adalah mikrofill komposit resin, karena
bahan ini dapat dipoles dengan baik sehingga menyerupai enamel yang
sesungguhnya dan hasil poles bertahan untuk jangka waktu cukup
lama.

Indikasi direct composite veneer :

-Instant Cosmetic
- Pasien tidak menghendaki pengasahan gigi
- Keterbatasan biaya
- pada kasus-kasus ortodontic tertentu dimana merencanakan perawatan orto, pada
keadaan ini kita tidak boleh melakukan preparasi pada gigi

Kontraindikasi direct composite veneer :

-Menghendaki hasil akhir sangat baik dan berdaya tahan cukup lama
- Pasien memiliki kebiasaan merokok, minum anggur merahyang dapat merubah
warna gigi, dll

Direct veneer ada 2 direct partial veneer dan direct full veneer:
a. ) Veneer langsung sebagian ( direct partial veneer )
Pewarnaan atau kerusakan kecil atau yang terlokalisir yang dikelilingi dengan
gingiva yang sehat adalah kondisi ideal untuk tehnik ini. Kerusakan ini
bisa di restorasi dalam satu kali kunjungan dengan komposit light cured.
b.) Veneer langsung penuh ( direct full veneer )
Gigi anterior yang mengalami hipoplasia disertai diastema antara gigi
insisif sentral dapat direstorasi dengan tehnik ini . Tehnik ini
menggunakan komposit light cured mikrofill dalam satu kali kunjungan, tetapi untuk
mengurangi trauma bagi pasien maupun operator lebih baik di koreksi dalam dua
kali kunjungan.
Prosedur Preparasi Veneer Direct Komposit:
a.) Dilakukan pemeriksaan oklusi terlebih dahulu
b.) Beban oklusi di tepi insisal merupakan hal yang terpenting. Apabila beban
oklusi cukup berat maka dianjurkan preparasi bentuk jendela, apabila beban
tidak ada menggunakan disain normal, karena estetik lebih bisa dicapai

c.) Pedoman kedalaman menggunakan Depth Cutters Boor.


- KompositVeneer:0.5mm

d.) Preparasi menggunakan torpedo bur medium.


e.) Kedalaman preparasi sangat menentukan kualitas hasil restorasi.

f.) Untukpewarnaanberatbutuhpreparasilebihdalamuntuk meletakkan


opaqurmenutup warna asli gigi.
g.) Pembuatan panduan ketebalan veneer
h.) Kedalaman prearasi 0,5mm dengan menggunakan deep maker boor
i.) Preparasi labial menggunakan long torpedo bur
j.) Kemudian dilakukan etsa
k.) Aplikasi bonding
l.) Teknik aplikasi resin komposit
- Aplikasidiawalidenganresinkompositopaque
- Lapisandiatasnyadipilihresinkompositwarnadentinkemudianwarnaemail
- Pembentukanpermukaanlabialsesuaikaidahesthetikmasing-masinggigi

m.) Kemudian dilakukan pemolesan veneer

Beberapa faktor yang penting terutama usia pasien, oklusi, kesehatan


jaringan sekitarnya, letak dan posisi gigi dan kebersihan rongga mulut harus
dievaluasi sebelum pembuatan veneer penuh. Jika veneer telah terpasang harus
diperhatikan bentuk tepi anatomis khususnya daerah gingival untuk menjaga
kesehatan jaringan. Jika hanya melibatkan beberapa gigi saja atau jika permukan
fasial tidak seluruhnya mengalami kerusakan, dapat langsung diaplikasikan veneer
komposit dalam satu kali kunjungan

INDIRECT VENEER
Indikasi Porcelain laminate veneers :
-Menutup diastema
- Perubahan warna pada gigi
- Gigi malposisi atau rotasi
- Gigi fraktur
- Gigi atrisi atau abrasi
- Pasien dewasa muda
- Gigi pendek (bukan kasus ekstrim)
Kontraindikasi Porcelain laminate veneers :
-Kebiasaan buruk
- OH buruk
- Sisa jaringan sedikit
- Gigi berjejal berat
- Gigi dengan trauma oklusi
- Kerusakan email di seluruh makhota
-Gigi rentan karies
- Gigi dengan jaringan email yang tidak cukup

Tehnik indirect veneer dibuat dari bahan kompost, feldspathic porcelain dan
keramik ( pressed or cast ceramic ). Dengan tehnik indirect warna dan kontur
veneer lebih mudah dikontrol dan tidak menghabiskan waktu karena dibuat di
laboraotrium. Dengan mempertimbangkan faktor kekuatan, ketahanan untuk
mempertahankan struktur gigi, feldspathic porcelain yang ditempelkan ke preparasi
intraenamel merupakan pilihan dokter gigi untuk melakukan tehnindirect veneer.
Pressed ceramic veneer memberikan estetik yang baik, tetapi memerlukan preparasi
yang lebih dalam. Venner tehnik indirect ditempelkan pada email dengan
meggunakan etsa asam dan bonding dengan semen resin light- cured.
Tipe preparasi laminate veneer 8:
1. Intra enamel : daerah yang terlokalisir pada permukaan labial gigi,
preparasi yang diperlukan minimal
2. Feathered incisal : preparasi disini dilakukan dengan mengurangi
permukaan labial sekitar 0.5 -1 mm dan akhiran chamfer di proksimal,insisal dan
gingival margin, tidak terdapat overlap incisal
3. Overlapping incisal : sama dengan fealthered incisal tetapi dilakukan
pengurangan incisal sekitar 1 mm sampai melewati ujung incisal.

DAFTAR PUSTAKA
1

Louis I. Grossman, Seymour Oliet, Carlos E. Del Rio., 1995.Ilmu Endodontik


Dalam Praktek: EGC: Jakarta

Baum, Phillips, Lund., 1997.Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi: EGC: Jakarta

digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-henitakusu-6115-2.pdf

Surya Triharsa* dan Ema Mulyawati. Perawatan Saluran Akar Satu Kunjungan
Pada Pulpa Nekrosis Disertai Restorasi Mahkota Jaket Porselin Fusi Metal dengan
Pasak Fiber Reinforced Composit Maj Ked Gi. Juni 2013; 20(1): 71-72

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28136/4/Chapter%20II.pdf

Abu Bakar, 2013. Kedokteran Gigi Klinis: Quantum Sinergis Media: Jogjakarta
hal:41-47

Das könnte Ihnen auch gefallen