Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
1.
a.
b.
2.
a.
b.
c.
d.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
4.
a.
b.
c.
5.
a.
Antagonis (berlawanan)
Contoh: biseps dan triseps pada otot lengan atas.
Arah gerak otot antagonis
1) Ekstensor fleksor : meluruskan membengkokkan
2) Abduktor adduktor
: menjauhkan mendekatkan
: menengadah menelungkup
Sinergis (bersamaan)
Contoh: otot pronator teres dan pronator kuadratus pada lengan bawah.
1)
Otot pundak kepala (musculus oksipiti frontalis), sebagian besar membentuk galea
aponeurika. Dibagi menjadi dua :
2)
Otot wajah
M. Levator Palpebra Superior, terdapat pada kelopak mata; menarik, mengangkat, kelopak
mata atas
3)
M. Triangularis dan M. Orbikularis/ otot sudut mata; menarik sudut mulut kebawah
M. Quadratus Labii Inferior, terdapat pada dagu, lanjutan otot leher; menarik bibir kebawah
dan membentuk mimik muka kebawah
4)
5)
Otot lidah
b.
1)
M. Platisma, terdapat disamping leher menutupi sampai bagian dada; menekan mandibula,
menarik bibir kebawah dan mengerutkan kuli bibir
2)
M. Sterno Kleidomastoid, disamping kiri kanan leher; menarik kepala ke samping, ke kiri, ke
kanan, memutar kepala,
3)
c.
1)
2)
3)
4)
5)
Otot dada sejati, yaitu otot- otot sela iga luar dan otot- otot sela iga dalam
i.
ii.
M. Diafragmatikus
e.
1)
2)
3)
M. Quadratus Lumborum
f.
1)
Otot bahu
Hanya terdiri dari sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan tulang belikat
akromion yang teraba dari luar
2)
i.
M. Karako Brakialis
ii.
i.
Otot- otot kadang yang memainkan peranannya dalam pengetulan di atas sendi siku, sendisendi tangan dan sendi- sendi jari dan sebagian dalam gerak silang hasta
ii.
Otot- otot ketul yang mengedangkan siku dan tangan serta ibu jari dan meratakan hasta tangan
Otot- otot disebelah telapak tangan. Terdiri dari 4 lapis. Lapis yang 2 disebelah luar berpangkal
ditulang pangkal lengan. Di dalam lapis yang pertama terdapat otot- otot yang meliputi sendi siku,
sendi antara hasta dan tulang pengupil sendi dipergelangan. Lapis yang keempat ialah otot- otot untuk
sendi- sendi antara tulang hasta dan tulang pengupil. Diantara otot- otot tersebut adalah
Otot- otot ketul untuk tangan dan jari tangan: M.Palmaris Ulnaris, M.Palmaris Longus,
M.Fleksor Karpi Radialis, M. Fleksor Digitor Submilis, M.Fleksor Digitorum Profundus, M. Fleksor
Policis Longus dan M. Spinator Brevis
iii.
iv.
4)
Otot tangan. Ditangan terdapat otot- otot tangan pendek yang terdapat dianatara tulang- tulang
tapak tangan atau membantu ibu jantung tangan/ thenar dan anak jantung tangan/ hipothenar.
4.
Secara makroskopis gumpalan otot memiliki ujung-ujung otot yang disebut tendon. Di antara dua
tendon terdapat bagian pusat otot yang yang disebut belli. Bagian ini memiliki kemampuan
berkontraksi. Ujung ujung otot melekat pada tulang dengan dua tipe perlekatan, yaitu origo dan
insersio.
a.
Ujung otot (tendon) yang melekat pada tulang-tulang yang posisinya tetap atau sedikit
bergerak saat otot berkontraksi disebut origo.
b.
Ujung otot (tendon) yang melekat pada tulang-tulang yang mengalami perubahan posisi saat
otot berkontraksi disebut insersio.
Secara mikroskopis otot lurik tampak tersusun atas garis-garis gelap dan terang seperti terlihat pada
Gambar 4.20. Penampakan tersebut disebabkan adanya miofibril. Setiap miofibril tersusun atas satuan
kontraktil yang disebut sarkomer. Sarkomer dibatasi dua garis Z (perhatikan gambar). Sarkomer
mengandung dua jenis filamen protein tebal disebut miosin dan filamen protein tipis disebut aktin.
Kedua jenis filamen ini letaknya saling bertumpang tindih sehingga sarkomer tampak sebagai
gambaran garis gelap dan terang. Daerah gelap pada sarkomer yang mengandung aktin dan miosin
dinamakan pita A, sedangkan daerah terang hanya mengandung aktin dinamakan zona H. Sementara
itu, di antara dua sarkomer terdapat daerah terang yang dinamakan pita I.
Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X, Hansen dan
Huxly (l955) mengemukkan teori kontraksi otot yang disebut model sliding filaments. Model ini
menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam sel otot kontraktil yang
berupa filament aktin dan filamen miosin.. Rangsangan yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan
aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu kontraksi, filamen
aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (zona H adalah bagian terang di antara 2 pita gelap).
Dengan demikian serabut otot menjadi memendek yang tetap panjangnya ialah ban A (pita gelap),
sedangkan ban I (pita terang) dan zona H bertambah pendek waktu kontraksi.
Dalam otot terdapat zat yang sangat peka terhadap rangsang disebut asetilkolin. Otot yang terangsang
menyebabkan asetilkolin terurai membentuk miogen yang merangsang pembentukan aktomiosin. Hal
ini menyebabkan otot berkontraksi sehingga otot yang melekat pada tulang bergerak.
Jika otot dirangsang berulang-ulang secara teratur dengan interval waktu yang cukup, otot akan
berelaksasi sempurna di antara 2 kontraksi. Namun jika jarak rangsang singkat, otot tidak berelaksasi
melainkan akan berkontraksi maksimum atau disebut tonus. Jika otot terus-menerus berkontraksi,
disebut tetanus
Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi dilepaskan
dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi.
Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin
membentuk jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu
beristirahat dengan energi rendah, pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut
perlekatan ujung myosin menjadi miosin ekor. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin terpecah
ketika molekul baru ATP bergabung dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang Iagi
Mekanisme kontraksi otot secara umum mulai dari timbul dan berakhirnya kontraksi adalah sebagai
berikut :
1.
Potensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujung serat saraf.
2.
Setiap ujung seraf menyekresi substansi neurotransmitter yaitu asetilkolin dalam jumlah
sedikit.
3.
Astilkolin bekerja untuk area setempat pada membran serat otot guna membuka saluran
asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membran serat otot.
4.
Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium mengalir ke bagian
dalam membran serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini menimbulkan potensial aksi serat
saraf.
5.
Potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf otot dengan cara yang sama seperti
potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf.
6.
Potensial aksi kana menimbulkan depolarisasi membrane serat otot, berjalan dalam serat otot
ketika potensial aksi menyebabkan reticulum sarkoslema melepas sejumlah ion kalsium, yang
disimpan dalam reticulum ke dalam myofibril.
7.
Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filament aktin dan myosin yang
menyebabkan bergerak bersama-sama menghasilkan kontraksi.
8.
Setelah kurang dari satu detik kalsium dipompakan kembali ke dalam reticulum sarkoplasma
tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi
4.
Secara makroskopis gumpalan otot memiliki ujung-ujung otot yang disebut tendon. Di antara dua
tendon terdapat bagian pusat otot yang yang disebut belli. Bagian ini memiliki kemampuan
berkontraksi. Ujung ujung otot melekat pada tulang dengan dua tipe perlekatan, yaitu origo dan
insersio.
a.
Ujung otot (tendon) yang melekat pada tulang-tulang yang posisinya tetap atau sedikit
bergerak saat otot berkontraksi disebut origo.
b.
Ujung otot (tendon) yang melekat pada tulang-tulang yang mengalami perubahan posisi saat
otot berkontraksi disebut insersio.
Secara mikroskopis otot lurik tampak tersusun atas garis-garis gelap dan terang seperti terlihat pada
Gambar 4.20. Penampakan tersebut disebabkan adanya miofibril. Setiap miofibril tersusun atas satuan
kontraktil yang disebut sarkomer. Sarkomer dibatasi dua garis Z (perhatikan gambar). Sarkomer
mengandung dua jenis filamen protein tebal disebut miosin dan filamen protein tipis disebut aktin.
Kedua jenis filamen ini letaknya saling bertumpang tindih sehingga sarkomer tampak sebagai
gambaran garis gelap dan terang. Daerah gelap pada sarkomer yang mengandung aktin dan miosin
dinamakan pita A, sedangkan daerah terang hanya mengandung aktin dinamakan zona H. Sementara
itu, di antara dua sarkomer terdapat daerah terang yang dinamakan pita I.
.
4.
Secara makroskopis gumpalan otot memiliki ujung-ujung otot yang disebut tendon. Di antara dua
tendon terdapat bagian pusat otot yang yang disebut belli. Bagian ini memiliki kemampuan
berkontraksi. Ujung ujung otot melekat pada tulang dengan dua tipe perlekatan, yaitu origo dan
insersio.
a.
Ujung otot (tendon) yang melekat pada tulang-tulang yang posisinya tetap atau sedikit
bergerak saat otot berkontraksi disebut origo.
b.
Ujung otot (tendon) yang melekat pada tulang-tulang yang mengalami perubahan posisi saat
otot berkontraksi disebut insersio.
Secara mikroskopis otot lurik tampak tersusun atas garis-garis gelap dan terang seperti terlihat pada
Gambar 4.20. Penampakan tersebut disebabkan adanya miofibril. Setiap miofibril tersusun atas satuan
kontraktil yang disebut sarkomer. Sarkomer dibatasi dua garis Z (perhatikan gambar). Sarkomer
mengandung dua jenis filamen protein tebal disebut miosin dan filamen protein tipis disebut aktin.
Kedua jenis filamen ini letaknya saling bertumpang tindih sehingga sarkomer tampak sebagai
gambaran garis gelap dan terang. Daerah gelap pada sarkomer yang mengandung aktin dan miosin
dinamakan pita A, sedangkan daerah terang hanya mengandung aktin dinamakan zona H. Sementara
itu, di antara dua sarkomer terdapat daerah terang yang dinamakan pita I.
Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X, Hansen dan
Huxly (l955) mengemukkan teori kontraksi otot yang disebut model sliding filaments. Model ini
menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam sel otot kontraktil yang
berupa filament aktin dan filamen miosin.. Rangsangan yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan
aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu kontraksi, filamen
aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (zona H adalah bagian terang di antara 2 pita gelap).
Dengan demikian serabut otot menjadi memendek yang tetap panjangnya ialah ban A (pita gelap),
sedangkan ban I (pita terang) dan zona H bertambah pendek waktu kontraksi.
Dalam otot terdapat zat yang sangat peka terhadap rangsang disebut asetilkolin. Otot yang terangsang
menyebabkan asetilkolin terurai membentuk miogen yang merangsang pembentukan aktomiosin. Hal
ini menyebabkan otot berkontraksi sehingga otot yang melekat pada tulang bergerak.
Jika otot dirangsang berulang-ulang secara teratur dengan interval waktu yang cukup, otot akan
berelaksasi sempurna di antara 2 kontraksi. Namun jika jarak rangsang singkat, otot tidak berelaksasi
melainkan akan berkontraksi maksimum atau disebut tonus. Jika otot terus-menerus berkontraksi,
disebut tetanus
Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi dilepaskan
dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi.
Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin
membentuk jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu
beristirahat dengan energi rendah, pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut
perlekatan ujung myosin menjadi miosin ekor. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin terpecah
ketika molekul baru ATP bergabung dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang Iagi
Mekanisme kontraksi otot secara umum mulai dari timbul dan berakhirnya kontraksi adalah sebagai
berikut :
1.
Potensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujung serat saraf.
2.
Setiap ujung seraf menyekresi substansi neurotransmitter yaitu asetilkolin dalam jumlah
sedikit.
3.
Astilkolin bekerja untuk area setempat pada membran serat otot guna membuka saluran
asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membran serat otot.
4.
Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium mengalir ke bagian
dalam membran serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini menimbulkan potensial aksi serat
saraf.
5.
Potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf otot dengan cara yang sama seperti
potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf.
6.
Potensial aksi kana menimbulkan depolarisasi membrane serat otot, berjalan dalam serat otot
ketika potensial aksi menyebabkan reticulum sarkoslema melepas sejumlah ion kalsium, yang
disimpan dalam reticulum ke dalam myofibril.
7.
Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filament aktin dan myosin yang
menyebabkan bergerak bersama-sama menghasilkan kontraksi.
8.
Setelah kurang dari satu detik kalsium dipompakan kembali ke dalam reticulum sarkoplasma
tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi
Caput longum
Caput medial
Caput lateralis
Fungsi dari otot trisep adalah sebagai penahan beban lengah pada sendi bahu dan ekstensi sendi siku. Namun khusus pada
caput longum ia dapat melakukan adduksi(gerakan mendekati tubuh) sendi bahu
Ekstensor (meluruskan) dan fleksor (membengkokkan). Misalnya otot bisep dan otot trisep.
Abduktor (menjauhi badan) dan adduktor (mendekati badan). Misalnya gerak tangan sejajar dengan bahu dan
sikapnya sempurna.
Depresor (ke bawah) dan elavator (ke atas). Misalnya gerak kepala dengan menundukkan dan menengadah.
Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup). Misalnya gerak telapak tangan menengadah dan gerak
tangan menelungkup.
Pada gambar di atas jelas menggambarkan saat tangan ditekuk, pada otot bisep akan berkontraksi (membesar) dan otot trisep
akan berelaksasi (memanjang).
Pada gambar kedua juga menggambarkan megenai kontraksi dan relaksi. Namun kali ini saat lengan/tangan kamu dilurusin
maka otot bisep akan berelaksasi (memanjang) dan otot trisep akan berkontraksi (membesar).
Otot ~ Dalam kehidupan sehari-hari, otot disebut juga daging. Tulang-tulang yang menyusun kerangka tubuh
kita tertutup oleh otot. Dengan adanya kerja otot, tubuh dapat digerakkan. Oleh sebab itu, otot disebut alat gerak
aktif. Nah, pada kesempatan kali ini Zona Siswaakan mencoba menghadirkan sebuah penjelasan lengkap
mengenai Otot baik dari jenis-jenis, bagian-bagian, cara kerja, sifat kerja dan kelaian pada otot. Semoga
bermanfaat. Check this out!!!
A. Jenis-Jenis Otot
Tubuh kita mempunyai tiga macam jenis otot. Otot-otot itulah yang berpengaruh terhadap gerakan organ-organ
tubuh. Tiga jenis otot tersebut adalah sebagai berikut.
2. Otot Polos
Setiap serabut otot polos adalah sel tunggal, berbentuk gelendong dengan satu inti yang terletak di tengah. Selsel itu tersusun dalam lembaran. Jika kita lihat di bawah mikroskop cahaya, otot polos tidak memperlihatkan
pola lurik melintang. Permukaannya polos. Sel-selnya mengandung filamen tipis maupun tebal aktin dan
miosin, dan filamen tersebut tersusun menjadi fibril kontraktil. Otot polos ini dapat berkontraksi secara spontan,
terutama dikendalikan oleh neuron motor dari sistem saraf simpatik dan parasimpatik.
Kerja otot polos jauh lebih lambat daripada otot kerangka. Otot polos memerlukan waktu 3-180 detik untuk
bekontraksi. Perbedaan lain dari otot kerangka adalah kemampuannya untuk tetap berkontraksi pada berbagai
panjang. Otot ini bekerja terus-menerus dan tidak dipengaruhi oleh kesadaran dan tidak mudah lelah. Otot polos
terdapat pada organ dalam selain jantung, misalnya lambung, usus, ginjal.
3. Otot Jantung
Otot jantung hanya terdapat pada organ jantung saja. Otot jantung terdiri atas serabut lurik. Miofibril otot
jantung bercabang-cabang dan mitokondrianya lebih banyak daripada yang terdapat pada serabut otot kerangka.
Bentuk otot jantung seperti gelendong dengan inti berjumlah banyak dan terletak di tepi. Cara kerja otot jantung
adalah secara terus-menerus dengan ritme atau irama yang tetap, dan tidak dipengaruhi oleh kesadaran, serta
tidak mudah lelah.
B. Bagian-Bagian Otot
Otot-otot merupakan sebuah jaringan di dalam tubuh yang memiliki 3 karakteristik, yaitu:
1.
Kontraktibilitas: kemampuan untuk memendek.
2.
Ekstensibilitas: kemampuan untuk memanjang.
3.
Elastisitas: kemampuan untuk kembali ke ukuran semula setelah memendek atau memanjang.
Otot terdiri atas benang-benang atau serabut otot. Saat dilihat di bawah mikroskop serabut otot terlihat bergarisgaris. Masing-masing serabut terdiri dari ribuan benang-benang yang disebut miofibril. Masing-masing
miofibril terdiri dari filamen protein. Ada 2 tipe filamen yaitu aktin dan miosin.
1.
2.
3.
4.
5.
Otot Sinergis
Otot sinergis, adalah dua otot yang bekerja bersamaan, yaitu sama-sama berkontraksi atau sama-sama relaksasi.
Contoh: otot-otot pronator yang terdapat pada lengan bawah. Otot pronator ada dua, yaitu otot pronator teres
dan otot pronator kuadratus. Kedua otot tersebut bekerja sama menggerakkan telapak tangan menelungkup dan
menengadah.
E. Kelainan Pada Otot
Otot pun dapat mengalami kelainan. Beberapa kelainan yang terjadi pada otot adalah sebagai berikut.
1.
Tetanus
Kondisi otot yang mengalami kejang terus menerus. Penyebab penyakit ini karena infeksi bakteri
Clostridium tetani. Ketika terjadi luka, bakteri ini bisa masuk melewati luka yang terbuka tersebut.
2.
Kram
Otot berada dalam keadaan kejang. Keadaan ini antara lain disebabkan karena terlalu lamanya aktivitas
otot secara terus menerus.
3.
Hipertropi otot
Suatu keadaan otot yang lebih besar dan lebih kuat. Hal ini disebabkan karena otot sering dilatih bekerja
dan berolahraga. Hipertrofi otot ini sering dimiliki oleh atlet binaragawan.
4.
Atrofi otot
Keadaan otot yang lebih kecil dan lemah kontraksinya. Kelainan ini disebabkan karena infeksi virus polio.
Pemulihannya dengan pemberian latihan otot, pemberian stimulant listrik, atau dipijat dengan teknik
tertentu.
5.
6.
Hernia abdominal
Kondisi usus melorot ke bawah, disebabkan oleh sobeknya dinding otot perut.
7.
Fibriosis
Pembentukan jaringan ikat fibrosa. Sel-sel otot skelet ataupun alat jantung yang mati karena suatu sebab
akan diganti oleh jaringan ikat karena sel-sel otot ini tidak mampu beregenerasi, sehingga otot-otot ini
akan melemah.
8.
Distrofi otot
Distrofi otot merupakan penyakit kronis pada otot sejak anak-anak, diperkirakan merupakan penyakit
genetis (bawaan).