Sie sind auf Seite 1von 22

1.

Otot Bagian kepala

1.
a.
b.
2.
a.
b.
c.
d.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
4.
a.
b.
c.
5.
a.

Gambar 2.1 : Otot Bagian Kepala


Otot bagian kepala dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:
Otot pundak kepala, yang dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu:
Muskulus frontalis, yang berfungsi mengerutkan dahidan menarik dahi mata
Oksipitalis, terletak dibagian belakang yang berfungsi menarik kulit kebelakang
Otot wajah , yang dibagi menjadi sub-sub sebagai berikut:
Otot mata dan otot bola mata sebanyak 4 buah
Muskulus obliges okuli/ otot bola mata yang terdapat disekeliling mata yang berfungsi
memutar mata
Muskulus orbicularis okuli/ otot lingkar mata yang terdapat di sekeliling mata, yang
berfungsi sebagai penutup mata.
Muskulus levator palpebra superior, terdapat pada kelopak mata yang fungsinya menarik,
mengangkat kelopak mata keatas pada waktu membuka mata.
Otot mulut/ bibir dan pipi, yang terbagi atas:
Muskulus triangularis dan muskulus orbikularis oris/ otot sudut mulut, yang berfungsi
menarik sudut mulut kebawah.
Muskulus quadratus labii superior/ otot bibir atas yang mempunyai origo pinggir lekuk mata
menuju bibir atas dan hidung.
Muskulus quadratus labii inferior, terdapat pada dagu yang merupakan kelanjutan pada otot
leher. Fungsinya adalah menarik bibir kebawah atau membentuk mimik muka kebawah
Muskulus buksinator, yang memebentuk dinding sampai rongga mulut, fungsinya menahan
makanan waktu mengunyah.
Muskulus zigomatikus/ otot pipi, yang berfungsi untuk mengangkatdagu mulut keatas waktu
senyum.
Otot pengunyah, yang terbagia atas:
Muskulus maseter, yang berfungsi mengngkat rahang bawah pada waktu mulut terbuka
Muskulus temporalis, yang berfungsi menarik rahang bawah ketas dan kebelakang
Muskulus pterogoid internus dan eksternus, yang berfungsi menarik rahang bawah kedepan.
Otot lidah, yang terbagi atas:
Muskulus genioglosus, yang berfungsi mendorong lidah kedepan

b. Muskulus stiloglosus, yang berfungsi menarik lidah keatas dan kebelakang


2. Otot bagian leher

Gambar 2.2 : Otot Bagian Leher


Otot bagian leher dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Muskulus platisma, trdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada. Fungsinya
menekan mandibular, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan kulit bibir.
2. Muskulus sternokleido mastoid, terdapat di samping kiri dan kanan leher yang berfungsi
menarik kepala kesamping kiri, kanan, dan memutar kepala.
3. Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis, ketiganya terdapat
dibelakang leher dengan fungsi untuk menarik kepala belakang dan menggelengkan kepala.

Adapun sifat-sifat otot, antara lain:


1. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran
semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
2. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran
semula.
3. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula (Datu Razak: 2004).

Gambar 2.8. Dengan adanya otot, tulang-tulang dapat digerakkan.


2.6 Sifat Kerja Otot
Sifat kerja otot dibedakan menjadi dua, yaitu :
A. Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika otot
pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik atau
terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua berkontraksi akan
menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot antagonis adalah otot bisep dan
trisep. Otot bisep adalah otot yang memiliki dua ujung (dua tendon) yang melekat pada
tulang dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga
jung (tiga tendon) yang melekat pada tulang, terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk
mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Untuk
menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak
berlawanan, contohnya adalah:
1. Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan otot bisep.
2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak tangan sejajar
bahu dan sikap sempurna.
3. Depresor (ke bawah) dan adduktor (ke atas), misalnya gerak kepala merunduk dan
menengadah.
4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak tangan
menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.
B. Sinergis
Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah.
Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak tngan
menengadah atau menelungkup).

Antagonis (berlawanan)
Contoh: biseps dan triseps pada otot lengan atas.
Arah gerak otot antagonis
1) Ekstensor fleksor : meluruskan membengkokkan
2) Abduktor adduktor

: menjauhkan mendekatkan

3) Depressor elevator : ke bawah ke atas


4) Supinator pronator

: menengadah menelungkup

Sinergis (bersamaan)
Contoh: otot pronator teres dan pronator kuadratus pada lengan bawah.

MACAM-MACAM OTOT PADA TUBUH MANUSIA


a.

Otot bagian kepala

1)
Otot pundak kepala (musculus oksipiti frontalis), sebagian besar membentuk galea
aponeurika. Dibagi menjadi dua :

Muskulus frontalis; berfungsi mengerutkan dahi dan menarik dahi mata

Muskulus oksipitalis; menarik kulit ke belakang

2)

Otot wajah

M. Rektus Okuli/ otot bola mata sebanyak 4 buah;

M. Oblikus Okuli/ otot bola mata sebanyak 2 buah; memutar mata

M. Orbikularis Okuli/ otot lingkar mata; sebagai penutup mata

M. Levator Palpebra Superior, terdapat pada kelopak mata; menarik, mengangkat, kelopak
mata atas
3)

Otot mulut dan pipi

M. Triangularis dan M. Orbikularis/ otot sudut mata; menarik sudut mulut kebawah

M. Quadratus Labii Superior/ otot bibir atas

M. Quadratus Labii Inferior, terdapat pada dagu, lanjutan otot leher; menarik bibir kebawah
dan membentuk mimik muka kebawah

M. Buksinator, membentuk dinding samping rongga mulut; menahan makanan waktu


mengunyah

M. Zigomatikus/ otot pipi; mengangkat dagu mulut ke atas waktu senyum

4)

Otot pengunyah, bekerja pada waktu mengunyah

M. Maseter; mengangkat rahang bawah pada waktu mulut terbuka

M. Temporalis; menarik rahang bawah ke atas dan ke belakang

M. Pterigoid internus dan eksternus; menarik rahang bawah ke depan

5)

Otot lidah

M. Genioglosus; mendorong lidah ke depan

M. Stiloglosus; menarik lidah ke atas dan ke belakang

Otot yang menggerakkan lidah

b.

Otot bagian leher

1)
M. Platisma, terdapat disamping leher menutupi sampai bagian dada; menekan mandibula,
menarik bibir kebawah dan mengerutkan kuli bibir
2)
M. Sterno Kleidomastoid, disamping kiri kanan leher; menarik kepala ke samping, ke kiri, ke
kanan, memutar kepala,
3)

M. Longisimus Kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis

Otot leher anterior

c.

Otot bagian dada

1)

M. Pectoralis Mayor/ otot dada besar

2)

M. Pectoralis Minor/ otot dada kecil

3)

M. Subklavikula/ otot bawah selangka

4)

M. Seratus Anterior/ otot gergaji depan

5)

Otot dada sejati, yaitu otot- otot sela iga luar dan otot- otot sela iga dalam

i.

M. Interkostalis Eksternal dan Internal/ otot- otot antara tulang iga

ii.

M. Diafragmatikus

e.

Otot bagian punggung

1)

Otot yang ikut mengerakkan lengan

Trapezius/ otot kerudung

M. Latisimus Dorsi/otot punggung lebar

M. Rhomboid/ otot belah ketupat

2)

Otot antara ruas tulang belakanh dan iga

M. Seratus Posterior Inferior/ otot gergaji belakang bawah

M. Seratus Posterior Superior/ otot gergaji belakang atas

3)

Otot punggung sejati

M. Inter Spinalis Transversi dan M. Semispinalis

M. Sakro Spinalis/ M. Erekto Spina

M. Quadratus Lumborum

f.

Otot bagian bahu dan lengan

1)

Otot bahu

Hanya terdiri dari sebuah sendi saja dan membungkus tulang pangkal lengan dan tulang belikat
akromion yang teraba dari luar

M. Deltoid/ otot segitiga

M. Subskapularis/otot depan tulang belikat

M. Supraspinatus/ otot atas balung tulang belikat

M. Infraspinatus/ otot bawah balung tulang belikat

M. Teres Mayor/ otot lengan bulat besar

M. Teres Minor/ otot lengan belikat kecil

2)

Otot- otot pangkal lengan atas

i.

Otot- otot ketul/ fleksor

M. Biseps Braki/ otot lengan berkepala dua

M. Brakialis/ otot lengan dalam

M. Karako Brakialis

ii.

Otot- otot kedang/ ekstensor

Tersusun oleh otot lengan berkepala tiga/M. Trisep Braki


3)

Otot lengan bawah

i.
Otot- otot kadang yang memainkan peranannya dalam pengetulan di atas sendi siku, sendisendi tangan dan sendi- sendi jari dan sebagian dalam gerak silang hasta

M. Ekstensor Karpi Radialis Longus

M. Ekstensor Karpi Radialis Brevis

M. Ekstensor Karpi Ulnaris

Digotinum Karpi Radialis

M. Ekstensor Policis Longus

ii.

Otot- otot ketul yang mengedangkan siku dan tangan serta ibu jari dan meratakan hasta tangan

Otot- otot disebelah telapak tangan. Terdiri dari 4 lapis. Lapis yang 2 disebelah luar berpangkal
ditulang pangkal lengan. Di dalam lapis yang pertama terdapat otot- otot yang meliputi sendi siku,
sendi antara hasta dan tulang pengupil sendi dipergelangan. Lapis yang keempat ialah otot- otot untuk
sendi- sendi antara tulang hasta dan tulang pengupil. Diantara otot- otot tersebut adalah

M. Pronator Teres/ otot silang hasta bulat

Otot- otot ketul untuk tangan dan jari tangan: M.Palmaris Ulnaris, M.Palmaris Longus,
M.Fleksor Karpi Radialis, M. Fleksor Digitor Submilis, M.Fleksor Digitorum Profundus, M. Fleksor
Policis Longus dan M. Spinator Brevis
iii.

Otot- otot disebelah tulang pengupil

iv.

Otot- otot disebelah punggung atas

4)
Otot tangan. Ditangan terdapat otot- otot tangan pendek yang terdapat dianatara tulang- tulang
tapak tangan atau membantu ibu jantung tangan/ thenar dan anak jantung tangan/ hipothenar.

4.

MEKANISME PERGERAKAN OTOT

Secara makroskopis gumpalan otot memiliki ujung-ujung otot yang disebut tendon. Di antara dua
tendon terdapat bagian pusat otot yang yang disebut belli. Bagian ini memiliki kemampuan
berkontraksi. Ujung ujung otot melekat pada tulang dengan dua tipe perlekatan, yaitu origo dan
insersio.

a.
Ujung otot (tendon) yang melekat pada tulang-tulang yang posisinya tetap atau sedikit
bergerak saat otot berkontraksi disebut origo.
b.
Ujung otot (tendon) yang melekat pada tulang-tulang yang mengalami perubahan posisi saat
otot berkontraksi disebut insersio.

Secara mikroskopis otot lurik tampak tersusun atas garis-garis gelap dan terang seperti terlihat pada
Gambar 4.20. Penampakan tersebut disebabkan adanya miofibril. Setiap miofibril tersusun atas satuan
kontraktil yang disebut sarkomer. Sarkomer dibatasi dua garis Z (perhatikan gambar). Sarkomer
mengandung dua jenis filamen protein tebal disebut miosin dan filamen protein tipis disebut aktin.
Kedua jenis filamen ini letaknya saling bertumpang tindih sehingga sarkomer tampak sebagai
gambaran garis gelap dan terang. Daerah gelap pada sarkomer yang mengandung aktin dan miosin
dinamakan pita A, sedangkan daerah terang hanya mengandung aktin dinamakan zona H. Sementara
itu, di antara dua sarkomer terdapat daerah terang yang dinamakan pita I.
Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X, Hansen dan
Huxly (l955) mengemukkan teori kontraksi otot yang disebut model sliding filaments. Model ini
menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam sel otot kontraktil yang
berupa filament aktin dan filamen miosin.. Rangsangan yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan
aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu kontraksi, filamen
aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (zona H adalah bagian terang di antara 2 pita gelap).
Dengan demikian serabut otot menjadi memendek yang tetap panjangnya ialah ban A (pita gelap),
sedangkan ban I (pita terang) dan zona H bertambah pendek waktu kontraksi.
Dalam otot terdapat zat yang sangat peka terhadap rangsang disebut asetilkolin. Otot yang terangsang
menyebabkan asetilkolin terurai membentuk miogen yang merangsang pembentukan aktomiosin. Hal
ini menyebabkan otot berkontraksi sehingga otot yang melekat pada tulang bergerak.
Jika otot dirangsang berulang-ulang secara teratur dengan interval waktu yang cukup, otot akan
berelaksasi sempurna di antara 2 kontraksi. Namun jika jarak rangsang singkat, otot tidak berelaksasi
melainkan akan berkontraksi maksimum atau disebut tonus. Jika otot terus-menerus berkontraksi,
disebut tetanus
Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi dilepaskan
dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi.
Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin

membentuk jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu
beristirahat dengan energi rendah, pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut
perlekatan ujung myosin menjadi miosin ekor. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin terpecah
ketika molekul baru ATP bergabung dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang Iagi

Mekanisme kontraksi otot secara umum mulai dari timbul dan berakhirnya kontraksi adalah sebagai
berikut :
1.

Potensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujung serat saraf.

2.
Setiap ujung seraf menyekresi substansi neurotransmitter yaitu asetilkolin dalam jumlah
sedikit.
3.
Astilkolin bekerja untuk area setempat pada membran serat otot guna membuka saluran
asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membran serat otot.
4.
Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium mengalir ke bagian
dalam membran serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini menimbulkan potensial aksi serat
saraf.
5.
Potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf otot dengan cara yang sama seperti
potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf.
6.
Potensial aksi kana menimbulkan depolarisasi membrane serat otot, berjalan dalam serat otot
ketika potensial aksi menyebabkan reticulum sarkoslema melepas sejumlah ion kalsium, yang
disimpan dalam reticulum ke dalam myofibril.
7.
Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filament aktin dan myosin yang
menyebabkan bergerak bersama-sama menghasilkan kontraksi.
8.
Setelah kurang dari satu detik kalsium dipompakan kembali ke dalam reticulum sarkoplasma
tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi

4.

MEKANISME PERGERAKAN OTOT

Secara makroskopis gumpalan otot memiliki ujung-ujung otot yang disebut tendon. Di antara dua
tendon terdapat bagian pusat otot yang yang disebut belli. Bagian ini memiliki kemampuan
berkontraksi. Ujung ujung otot melekat pada tulang dengan dua tipe perlekatan, yaitu origo dan
insersio.

a.
Ujung otot (tendon) yang melekat pada tulang-tulang yang posisinya tetap atau sedikit
bergerak saat otot berkontraksi disebut origo.
b.
Ujung otot (tendon) yang melekat pada tulang-tulang yang mengalami perubahan posisi saat
otot berkontraksi disebut insersio.

Secara mikroskopis otot lurik tampak tersusun atas garis-garis gelap dan terang seperti terlihat pada
Gambar 4.20. Penampakan tersebut disebabkan adanya miofibril. Setiap miofibril tersusun atas satuan
kontraktil yang disebut sarkomer. Sarkomer dibatasi dua garis Z (perhatikan gambar). Sarkomer
mengandung dua jenis filamen protein tebal disebut miosin dan filamen protein tipis disebut aktin.
Kedua jenis filamen ini letaknya saling bertumpang tindih sehingga sarkomer tampak sebagai
gambaran garis gelap dan terang. Daerah gelap pada sarkomer yang mengandung aktin dan miosin

dinamakan pita A, sedangkan daerah terang hanya mengandung aktin dinamakan zona H. Sementara
itu, di antara dua sarkomer terdapat daerah terang yang dinamakan pita I.
.
4.

MEKANISME PERGERAKAN OTOT

Secara makroskopis gumpalan otot memiliki ujung-ujung otot yang disebut tendon. Di antara dua
tendon terdapat bagian pusat otot yang yang disebut belli. Bagian ini memiliki kemampuan
berkontraksi. Ujung ujung otot melekat pada tulang dengan dua tipe perlekatan, yaitu origo dan
insersio.

a.
Ujung otot (tendon) yang melekat pada tulang-tulang yang posisinya tetap atau sedikit
bergerak saat otot berkontraksi disebut origo.
b.
Ujung otot (tendon) yang melekat pada tulang-tulang yang mengalami perubahan posisi saat
otot berkontraksi disebut insersio.

Secara mikroskopis otot lurik tampak tersusun atas garis-garis gelap dan terang seperti terlihat pada
Gambar 4.20. Penampakan tersebut disebabkan adanya miofibril. Setiap miofibril tersusun atas satuan
kontraktil yang disebut sarkomer. Sarkomer dibatasi dua garis Z (perhatikan gambar). Sarkomer
mengandung dua jenis filamen protein tebal disebut miosin dan filamen protein tipis disebut aktin.
Kedua jenis filamen ini letaknya saling bertumpang tindih sehingga sarkomer tampak sebagai
gambaran garis gelap dan terang. Daerah gelap pada sarkomer yang mengandung aktin dan miosin
dinamakan pita A, sedangkan daerah terang hanya mengandung aktin dinamakan zona H. Sementara
itu, di antara dua sarkomer terdapat daerah terang yang dinamakan pita I.
Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X, Hansen dan
Huxly (l955) mengemukkan teori kontraksi otot yang disebut model sliding filaments. Model ini
menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam sel otot kontraktil yang
berupa filament aktin dan filamen miosin.. Rangsangan yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan
aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu kontraksi, filamen
aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (zona H adalah bagian terang di antara 2 pita gelap).
Dengan demikian serabut otot menjadi memendek yang tetap panjangnya ialah ban A (pita gelap),
sedangkan ban I (pita terang) dan zona H bertambah pendek waktu kontraksi.
Dalam otot terdapat zat yang sangat peka terhadap rangsang disebut asetilkolin. Otot yang terangsang
menyebabkan asetilkolin terurai membentuk miogen yang merangsang pembentukan aktomiosin. Hal
ini menyebabkan otot berkontraksi sehingga otot yang melekat pada tulang bergerak.
Jika otot dirangsang berulang-ulang secara teratur dengan interval waktu yang cukup, otot akan
berelaksasi sempurna di antara 2 kontraksi. Namun jika jarak rangsang singkat, otot tidak berelaksasi
melainkan akan berkontraksi maksimum atau disebut tonus. Jika otot terus-menerus berkontraksi,
disebut tetanus
Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi dilepaskan
dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi.
Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin

membentuk jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu
beristirahat dengan energi rendah, pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut
perlekatan ujung myosin menjadi miosin ekor. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin terpecah
ketika molekul baru ATP bergabung dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang Iagi

Mekanisme kontraksi otot secara umum mulai dari timbul dan berakhirnya kontraksi adalah sebagai
berikut :
1.

Potensial aksi berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujung serat saraf.

2.
Setiap ujung seraf menyekresi substansi neurotransmitter yaitu asetilkolin dalam jumlah
sedikit.
3.
Astilkolin bekerja untuk area setempat pada membran serat otot guna membuka saluran
asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membran serat otot.
4.
Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium mengalir ke bagian
dalam membran serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini menimbulkan potensial aksi serat
saraf.
5.
Potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf otot dengan cara yang sama seperti
potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf.
6.
Potensial aksi kana menimbulkan depolarisasi membrane serat otot, berjalan dalam serat otot
ketika potensial aksi menyebabkan reticulum sarkoslema melepas sejumlah ion kalsium, yang
disimpan dalam reticulum ke dalam myofibril.
7.
Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filament aktin dan myosin yang
menyebabkan bergerak bersama-sama menghasilkan kontraksi.
8.
Setelah kurang dari satu detik kalsium dipompakan kembali ke dalam reticulum sarkoplasma
tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi

Pengertian Otot Bisep dan Trisep


Otot Biceps Brachii
Biceps Brachii atau yang dikenal dalam Indonesia adalah otot bisep merupakan otot yang besar berkepala(caput) dua, karena
berorigo pada dua tempat yang berbeda. Letak otot bisep ini terdapat pada lengan atas kamu.

2 Caput tersebut ialah :

Caput longum (panjang)

Caput brevis (pendek)


Otot bisep ini cukup dikenal kok, karena dekat dengan permukaan kulit sehingga mudah untuk dilihat. Biceps
brachii ini sering dipertunjunkkan dalam ajang binaragawan dan dapat terus tumbuh membesar dengan latihan
beban yang intensif. Otot Bisep dan Otot Trisep

Otot Triceps Brachii


Triceps Brachii di Indonesia dikenal sebagai otot trisep. Otot triseps merupakan otot besar berkepala (caput) dengan jumlah
tiga, kenapa tiga? Karena berada pada tiga tempat yang berbeda. Letak otot trisep ini terletak sepanjang lengan atas
Bicara mengenai kepala(caput), bagiannya ialah :

Caput longum

Caput medial

Caput lateralis

Fungsi dari otot trisep adalah sebagai penahan beban lengah pada sendi bahu dan ekstensi sendi siku. Namun khusus pada
caput longum ia dapat melakukan adduksi(gerakan mendekati tubuh) sendi bahu

Mengenal Otot Antagonis


Apa sih otot antagonis itu? Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan gerakannya saling berlawanan. Beberapa
contoh efek gerak otot antagonis yaitu :

Ekstensor (meluruskan) dan fleksor (membengkokkan). Misalnya otot bisep dan otot trisep.

Abduktor (menjauhi badan) dan adduktor (mendekati badan). Misalnya gerak tangan sejajar dengan bahu dan
sikapnya sempurna.

Depresor (ke bawah) dan elavator (ke atas). Misalnya gerak kepala dengan menundukkan dan menengadah.

Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup). Misalnya gerak telapak tangan menengadah dan gerak
tangan menelungkup.

Cara kerja otot bisep dan trisep


Cara kerja otot bisep dan trisep cukup mudah dimengerti,

1. Otot Bisep Berkontraksi dan Trisep Relaksasi

Pada gambar di atas jelas menggambarkan saat tangan ditekuk, pada otot bisep akan berkontraksi (membesar) dan otot trisep
akan berelaksasi (memanjang).

2. Otot Bisep Berelaksasi dan Otot Trisep Berkontraksi

Pada gambar kedua juga menggambarkan megenai kontraksi dan relaksi. Namun kali ini saat lengan/tangan kamu dilurusin
maka otot bisep akan berelaksasi (memanjang) dan otot trisep akan berkontraksi (membesar).

Otot ~ Dalam kehidupan sehari-hari, otot disebut juga daging. Tulang-tulang yang menyusun kerangka tubuh
kita tertutup oleh otot. Dengan adanya kerja otot, tubuh dapat digerakkan. Oleh sebab itu, otot disebut alat gerak
aktif. Nah, pada kesempatan kali ini Zona Siswaakan mencoba menghadirkan sebuah penjelasan lengkap
mengenai Otot baik dari jenis-jenis, bagian-bagian, cara kerja, sifat kerja dan kelaian pada otot. Semoga
bermanfaat. Check this out!!!
A. Jenis-Jenis Otot
Tubuh kita mempunyai tiga macam jenis otot. Otot-otot itulah yang berpengaruh terhadap gerakan organ-organ
tubuh. Tiga jenis otot tersebut adalah sebagai berikut.

1. Otot Kerangka/Otot Lurik


Otot kerangka adalah otot yang melekat pada kerangka. Bagian tubuh kita yang berdaging merupa-kan otot
kerangka. Otot ini disebut juga otot lurik, karena jika dilihat dari samping, serabut otot ini memperlihatkan suatu
pola serat melintang atau bergaris. Irisan melintang otot ini memperlihatkan beribu-ribu serabut otot. Serabutserabut itu tersusun dalam berkas-berkas yang sejajar, dan terikat sesamanya oleh jaringan penyambung yang
dilalui oleh pembuluh darah dan saraf. Ukuran diameter otot ini 50 mikron dengan panjang 2,5 cm.
Contoh otot kerangka adalah otot bisep dan trisep, yang terletak pada lengan atas. Otot ini berbentuk silindris
panjang, mempunyai inti banyak yang terletak di tepi. Cara kerja otot ini dan kontraksinya menurut kehendak
kita dan di bawah kesadaran kita. Gerakan otot kerangka cepat dan kuat, tetapi mudah lelah. Otot kerangka
dapat berkontraksi bila diberikan rangsangan karena diinervasi oleh saraf sadar atau motoris. Rangsangan
tersebut bisa berupa panas, kimia, mekanis, dan elektris. Sumber energi untuk kontraksi otot adalah ATP.

Ciri-ciri otot lurik:


Sel berinti banyak.
Bentuknya silindris.
Sel otot tampak lurik karena adanya kandungan protein otot yang berbeda, yaitu aktin dan miosin.
Bekerja atas kesadaran atau menurut perintah otak.

2. Otot Polos
Setiap serabut otot polos adalah sel tunggal, berbentuk gelendong dengan satu inti yang terletak di tengah. Selsel itu tersusun dalam lembaran. Jika kita lihat di bawah mikroskop cahaya, otot polos tidak memperlihatkan
pola lurik melintang. Permukaannya polos. Sel-selnya mengandung filamen tipis maupun tebal aktin dan
miosin, dan filamen tersebut tersusun menjadi fibril kontraktil. Otot polos ini dapat berkontraksi secara spontan,
terutama dikendalikan oleh neuron motor dari sistem saraf simpatik dan parasimpatik.
Kerja otot polos jauh lebih lambat daripada otot kerangka. Otot polos memerlukan waktu 3-180 detik untuk
bekontraksi. Perbedaan lain dari otot kerangka adalah kemampuannya untuk tetap berkontraksi pada berbagai
panjang. Otot ini bekerja terus-menerus dan tidak dipengaruhi oleh kesadaran dan tidak mudah lelah. Otot polos
terdapat pada organ dalam selain jantung, misalnya lambung, usus, ginjal.

Ciri-ciri otot polos:


Berinti satu.
Berbentuk gelendong dengan kedua ujungnya meruncing.
Bekerja di luar kesadaran, bekerja lambat, teratur, dan tidak cepat lelah.

3. Otot Jantung
Otot jantung hanya terdapat pada organ jantung saja. Otot jantung terdiri atas serabut lurik. Miofibril otot
jantung bercabang-cabang dan mitokondrianya lebih banyak daripada yang terdapat pada serabut otot kerangka.
Bentuk otot jantung seperti gelendong dengan inti berjumlah banyak dan terletak di tepi. Cara kerja otot jantung

adalah secara terus-menerus dengan ritme atau irama yang tetap, dan tidak dipengaruhi oleh kesadaran, serta
tidak mudah lelah.

Ciri-ciri otot jantung:


Berbentuk serabut lurik yang bercabangcabang, jumlah inti selnya banyak, terletak di tengah serabut.
Bekerja di luar kesadaran atau di luar perintah otak.

B. Bagian-Bagian Otot
Otot-otot merupakan sebuah jaringan di dalam tubuh yang memiliki 3 karakteristik, yaitu:
1.
Kontraktibilitas: kemampuan untuk memendek.
2.
Ekstensibilitas: kemampuan untuk memanjang.
3.
Elastisitas: kemampuan untuk kembali ke ukuran semula setelah memendek atau memanjang.

Otot terdiri atas benang-benang atau serabut otot. Saat dilihat di bawah mikroskop serabut otot terlihat bergarisgaris. Masing-masing serabut terdiri dari ribuan benang-benang yang disebut miofibril. Masing-masing
miofibril terdiri dari filamen protein. Ada 2 tipe filamen yaitu aktin dan miosin.

Apabila dilihat tanpa bantuan mikroskop maka otot terdiri dari:


Tendon: urat otot, bagian ujung otot yang mengecil.
Ventrikel: empal otot, bagian tengah otot yang menggembung.
Origo: ujung otot yang melekat pada tempat yang tidak bergerak.
Insersio: ujung otot yang melekat pada tempat yang bergerak.
Diskus interkalaris: bagian khas otot jantung yang merupakan batas.

C. Cara Kerja Otot


Tulang-tulang dapat digerakkan karena adanya otot yang berkontraksi. Bagian otot yang berkontraksi
sebenarnya adalah sel-sel otot. Otot berkontraksi karena pengaruh suatu rangsangan melalui saraf. Rangsangan
yang tiba ke sel otot akan memengaruhi suatu zat (asetilkolin) yang peka terhadap rangsangan. Asetilkolin
adalah zat pemindah rangsangan yang dihasilkan pada bagian ujung saraf. Adanya asetilkolin akan
membebaskan ion kalsium yang berada di sel otot. Melalui proses tertentu, adanya ion kalsium menyebabkan
protein otot, yaitu aktin dan miosin berikatan membentuk aktomiosin. Hal ini menyebabkan pemendekan sel
otot sehingga terjadilah kontraksi. Setelah berkontraksi, ion kalsium masuk kembali ke dalam plasma sel,
sehingga menyebabkan lepasnya pelekatan aktin dan miosin yang menyebabkan otot menjadi lemas. Keadaan
ini disebut relaksasi.
Otot yang sedang berkontraksi menjadi besar, memendek, dan mengeras. Bila otot berkontraksi, maka tulangtulang tempat otot melekat akan tertarik sehingga tulang turut bergerak. Adanya pergerakan tulang
menyebabkan persendian bergerak pula. Jadi, gerak pada tubuh kita melibatkan kerja sama otot, tulang, sendi,
dan saraf.

D. Sifat Kerja Otot


Untuk menggerakkan tulang diperlukan keterlibatan dua otot lurik (otot rangka) atau lebih. Sifat kerja otot ada
yang berlawanan ( antagonis) dan ada yang bersamaan (sinergis).
Otot Antagonis
Otot antagonis, adalah dua otot yang bekerja saling berlawanan, yaitu apabila satu otot berkontraksi maka otot
yang lain relaksasi. Macam-macam gerak antagonis adalah:

1.

Fleksi dan Ekstensi


Fleksi merupakan gerak otot fleksor sehingga bagian tubuh menekuk, misalnya menekuknya lutut dan
siku. Sedangkan, ekstensi merupakan gerakan otot ekstensor untuk meluruskan kembali bagian tubuh yang
telah ditekuk, misalnya meluruskan kaki atau siku.

2.

Abduksi dan Aduksi


Abduksi adalah gerakan anggota tubuh menjauhi sumbu tubuh, misalnya merentangkan tangan hingga
sejajar dengan bahu. Sedangkan, aduksi ialah gerakan anggota tubuh mendekati sumbu tubuh, misalnya
menegapkan tangan kembali setelah direntangkan.

3.

Pronasi dan Supinasi


Pronasi adalah gerakan memutar telapak tangan dan jari untuk menelungkup. Sedangkan, supinasi adalah
memutar telapak tangan dan jari untuk menengadah.

4.

Depresi dan Elevasi


Elevasi merupakan gerak mengangkat, sedangkan depresi merupakan gerak menurunkan. Contohnya
gerak membuka dan menutup mulut.

5.

Inversi dan eversi


Inversi merupakan gerak memiringkan (membuka) telapak kaki ke arah dalam tubuh, sedangkan eversi
merupakan gerak memiringkan (membuka) telapak kaki ke arah luar.

Otot Sinergis
Otot sinergis, adalah dua otot yang bekerja bersamaan, yaitu sama-sama berkontraksi atau sama-sama relaksasi.
Contoh: otot-otot pronator yang terdapat pada lengan bawah. Otot pronator ada dua, yaitu otot pronator teres
dan otot pronator kuadratus. Kedua otot tersebut bekerja sama menggerakkan telapak tangan menelungkup dan
menengadah.
E. Kelainan Pada Otot
Otot pun dapat mengalami kelainan. Beberapa kelainan yang terjadi pada otot adalah sebagai berikut.

1.

Tetanus

Kondisi otot yang mengalami kejang terus menerus. Penyebab penyakit ini karena infeksi bakteri
Clostridium tetani. Ketika terjadi luka, bakteri ini bisa masuk melewati luka yang terbuka tersebut.

2.

Kram
Otot berada dalam keadaan kejang. Keadaan ini antara lain disebabkan karena terlalu lamanya aktivitas
otot secara terus menerus.

3.

Hipertropi otot
Suatu keadaan otot yang lebih besar dan lebih kuat. Hal ini disebabkan karena otot sering dilatih bekerja
dan berolahraga. Hipertrofi otot ini sering dimiliki oleh atlet binaragawan.

4.

Atrofi otot
Keadaan otot yang lebih kecil dan lemah kontraksinya. Kelainan ini disebabkan karena infeksi virus polio.
Pemulihannya dengan pemberian latihan otot, pemberian stimulant listrik, atau dipijat dengan teknik
tertentu.

5.

Stiff (kaku leher)


Keadaan meradangnya otot trapesius. Hal ini disebabkan karena gerak hentakan secara tiba-tiba sehingga
otot menjadi tertarik secara tiba-tiba. Selain itu, stress yang berat akan membuat kejang otot leher dan
punggung. Rasa sakit itu akan hilang jika stress sudah hilang

6.

Hernia abdominal
Kondisi usus melorot ke bawah, disebabkan oleh sobeknya dinding otot perut.

7.

Fibriosis
Pembentukan jaringan ikat fibrosa. Sel-sel otot skelet ataupun alat jantung yang mati karena suatu sebab
akan diganti oleh jaringan ikat karena sel-sel otot ini tidak mampu beregenerasi, sehingga otot-otot ini
akan melemah.

8.

Distrofi otot
Distrofi otot merupakan penyakit kronis pada otot sejak anak-anak, diperkirakan merupakan penyakit
genetis (bawaan).

Das könnte Ihnen auch gefallen