Sie sind auf Seite 1von 31

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KARIES GIGI
Juniartha Semara Putra
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KARIES GIGI
I.

LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesehatan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Sehingga terciptanya
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang hidup dengan perilaku dan lingkungan sehat,
serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil.
Tujuan khusus dari upaya kesehatan adalah menurunkan angka kesakitan, kematian dan
kecacatan dari penyakit menular dan penyakit tidak menular, meningkatkan dan memantapkan
mutu pelayanan kesehatan dasar.
Kesehatan menjadi sangat berharga ketika ada gangguan. Gejala awal suatu penyakit
seringkali tidak diperhatikan atau dianggap tidak terlalu penting. Kecenderungan ini juga terjadi
pada penyakit gigi. Gigi yang sehat tidak cukup hanya rapi dan putih saja tetapi harus didukung
oleh gusi, akar dan tulang pendukung yang sehat. Gigi akan berfungsi dengan baik apabila gigi
tersebut dalam keadaan sehat, sebaliknya gigi dan mulut yang tidak sehat akan menimbulkan
masalah.
Karies gigi dapat menyebabkan focal infection dental origin atau focal infection (FI) yaitu
infeksi kronis di suatu tempat yang memicu penyakit di tempat lain. FI terjadi ketika
mikroorganisme yang berasal dari gigi dan mulut menyebabkan infeksi atau penyakit di bagian
tubuh yang lain. Infeksi di akar gigi maupun di jaringan penyangga gigi melibatkan lebih dari
350 bakteri dan mikroorganisme, karena letak infeksinya sangat dekat dengan pembuluh darah,
produk bakteri berupa toksin dapat menyebar ke seluruh tubuh. Hal ini lah yang mengakibatkan
terganggunya organ-organ tubuh antara lain jantung, hati, ginjal dan pada ibu hamil dapat
mengakibatkan bayi yang dilahirkan memiliki berat badan lahir rendah.
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2000, analisis data prevalensi karies
berdasarkan indeks DMF-T (D=decayed=gigi yang karies, M=missed=gigi yang hilang,

F=filled=gigi yang ditambal, T=teeth=gigi permanen) di beberapa negara adalah sebagai berikut,
negara Amerika 2,05%, negara Afrika 1,54%, negara Asia Tenggara 1,53%, negara Eropa 1,46%
dan negara bagian Barat Pasifik 1,23%. Berdasarkan data WHO (2000) yang diperoleh dari enam
wilayah WHO (AFRO, AMRO, EMRO, EURO, EARO, WPRO) menunjukkan bahwa rata-rata
pengalaman karies (DMF-T) pada anak usia 12 tahun adalah 2,4 artinya setiap anak memiliki
gigi dengan tumpatan/tambalan, tapi ada karies (Jika DMF-T = 0,artinya permukaan gigi
sehat/keras. Hal ini diperoleh dari kode pemeriksaan karies dengan indeks WHO). Indonesia
sebagai salah satu negara anggota EARO (South East Asia Regional Offices) memiliki indeks
DMF-T rata-rata 2,2 untuk kelompok usia yang sama. Hal ini masih jauh dari target WHO di
mana indeks DMF-T pada tahun 2010 adalah 1,0.
Di Indonesia, hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 diperoleh
prevalensi karies pada penduduk usia 10 tahun ke atas sebesar 70% yakni pada usia 12 tahun
sebesar 43,9%, usia 15 tahun mencapai 37,4%, usia 18 tahun 51,1%, usia 35-44 tahun 80,1% dan
usia 65 tahun ke atas mencapai 96,7%. Susenas (Survei Kesehatan Nasional, 2001) melaporkan
sebesar 1,2% penduduk Indonesia menyatakan pernah sakit gigi satu bulan yang lalu dan
meningkat pada golongan umur yang lebih tinggi, di mana keluhan tertinggi adalah pada
golongan umur 35-39 tahun sebesar 1,8% dan rata-rata lama terganggunya sekolah, pekerjaan
dan aktivitas sehari-hari akibat sakit gigi adalah 4 hari.
Hal yang memperihatinkan dalam SKRT 2001 adalah motivasi untuk menambal gigi
masih sangat rendah yaitu 4-5%, sementara besarnya kerusakan gigi yang belum ditangani di
mana memerlukan penambalan atau pencabutan mencapai 82,5%, dan diketahui pula bahwa ratarata 16 gigi sudah dicabut pada umur 65 tahun ke atas. Selanjutnya pada SKRT 2004 dilaporkan
bahwa prevalensi karies telah mencapai 90,05% yang berarti hampir seluruh penduduk Indonesia
menderita karies gigi.
Karies gigi merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang paling sering dijumpai di
masyarakat. Prevalensi karies gigi pada anak terutama pada anak (umur 48 bulan 84 bulan).
Adanya anak suka mengkonsumsi makanan jajanan kariogenik akan meningkatkan resiko anak
terkena karies gigi. Dengan demikian jenis makanan, waktu makan dan frekuensi makan
makanan kariogenik diduga dapat meningkatkan kejadian karies penyakit gigi anak.
Dilakukannya penelitian adalah untuk membuktikan hubungan antara jenis makanan,
waktu makan dan frekuensi makan makanan kariogenik terhadap karies gigi anak. Populasi total

(sensus) dengan jumlah populasi 100 anak. Analisa data dilakukan secara uji statistik chi-square.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi karies gigi adalah 71%. Kriteria karies sangat
rendah 18,3%, rendah 25,4%, sedang 45% dan tinggi 11%. Hasil penelitian jenis makanan
kurang baik 58%, waktu makan sering 48% dan frekuensi makan sering 61%.
Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan perlu adanya peningkatan upaya dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut secara promotif, preventif dan kuratif misalnya
mengurangi kebiasaan anak makan makanan kariogenik di antara waktu makan dan melakukan
gosok gigi atau kumur-kumur setelah makan. Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras
gigi yang erat hubungannya dengan keteraturan menyikat gigi. Mengingat pentingnya fungsi gigi
maka sejak dini kesehatan gigi anak-anak perlu diperhatikan sebagai tindakan pencegahan karies
gigi. Walaupun kegiatn menggosok gigi merupakan kegiatan yang sudah umum namun masih
ada kekeliruan baik dalam pengertiannya maupun dalam pelaksanaannya. (Budiharto, 2001)
II.

TUJUAN
1. Tujuan instruksional umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 50 menit, sasaran mampu memahami tentang penyakit
karies gigi.
2. Tujuan instruktsional khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 50 menit, diharapkan sasaran dapat :
a.

Menjelaskan tentang pengertian karies dengan tepat

b. Menjelaskan tentang penyebab karies dengan benar


c.

Menyebutkan tentang tanda dan gejala dari karies dengan tepat

d. Menjelaskan tentang pencegahan karies dengan benar

III.

e.

Menjelaskan tentang pengobatan karies dengan tepat

f.

Mendemonstrasikan cara menyikat gigi yang benar


MATERI
Dalam penyuluhan materi yang disampaikan adalah :

1. Definisi karies gigi


2. Penyebab karies gigi
3. Tanda dan Gejala karies gigi
4. Pencegahan karies
5. Pengobatan karies

6. Cara menyikat gigi yang benar


IV.

METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi

V.

ALAT/MEDIA/SUMBER
1. Alat

: meja, kursi, laptop, LCD, flashdisk, microphone, dan sound

system
2. Media

: leaflet, power point dan alat peraga

3. Sumber

Budiharto.2001.Metodologi Penelitian Kesehatan dengan


Bidang Ilmu Kesehatan Gigi.EGC: Jakarta
Herijulianti, Eliza.2001.Pendidikan Kesehatan Gigi.EGC:
Jakarta
Ramadhan, Ardyan Gilang.2010.Serba Serbi Kesehatan Gigi
dan Mulut.Bukune: Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Karies_gigi
http://www.infosihat.gov.my/penyakit/GIGI/KarriesGigi.pdf
http://www.scribd.com/doc/39697771/karies
http://iimzizah.wordpress.com/tag/sikat-gigi/
http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=270
VI.

SASARAN
Anak- anak SD Negeri 3, desa Sembung Kel. Bebalang Kec. Bangli Kab. Bangli

VII.

VIII.

WAKTU
Hari

: Jumat

Tanggal

: 17 Juni 2011

Pukul

: 08.00 08.50 WITA

TEMPAT
Aula SDN 3 Desa Sembung Kel. Bebalang Kec. Bangli Kabupaten Bangli
Setting tempat :
Layar

moderator

LCD

Audiens

Audiens

penyuluh

Undangan

IX.

RENCANA EVALUASI
1. Struktur
a.

Ruangan kondusif untuk kegiatan

b. Peralatan memadai dan berfungsi


c.

Media dan materi tersedia dan memadai

2. Proses
a.

Ketepatan waktu pelaksanaan

b. Peran serta aktif keluarga


c.

Antusiasme sasaran tinggi

d. Kesesuaian peran dan fungsi mahasiswa


e.

Factor pendukung dan penghambat kegiatan

3. Hasil
Terkait dengan tujuan yang ingin dicapai
a.

Jangka panjang

Meningkatkan pengetahuan mengenai pentingnya merawat kesehatan gigi.


Meminimalisir angka kejadian karies di masyarakat.
b. Jangka pendek
Sasaran mengerti lebih dari 60% materi yang telah disampaikan.
Sasaran memahami pentingnya perawatan gigi dan dapat melakukan langhkah-langkah cara
menyikat gigi yang benar.
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
MENGENAI PENYAKIT KARIES GIGI
A. Definisi Karies Gigi
Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi dan ditandai dengan kerusakan jaringan.
Karies gigi disebabkan karena sukanya memakan makanan yang manis dan malas menggosok
gigi sehingga sisa makanan akan bersarang di sela-sela gigi, lama kelamaan sisa makanan dan
bakteri yang ada di gigi berubah menjadi asam. Asam memiliki kemampuan melarutkan jaringan
otot yang paling keras yakni email gigi. Asam akan mengikis email gigi yang bisa menyebabkan
gigi berlubang yang sering disebut dengan karies gigi. Lubang pada gigi merupakan tempat
kuman- kuman bersarang yang ada di mulut. (Tarigan, 1995)
Menurut Suwelo (1992) karies gigi adalah proses kerusakan gigi yang di mulai dari
enamel terus ke dentin. Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa karies suatu proses
pathologis yang datang dari luar.
B. Penyebab Karies Gigi
Ada empat hal utama yang berpengaruh pada karies: permukaan gigi, bakteri kariogenik
(penyebab karies), karbohidrat yang difermentasikan, dan waktu.
1. Gigi
Terdapat penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi faktor
risiko terkena karies. Amelogenesis imperfekta, yang timbul pada 1 dari 718 hingga 14.000
orang, penyakit di mana enamel tidak terbentuk sempurna. Dentinogenesis imperfekta adalah
ketidaksempurnaan pembentukan dentin. Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan
karies. Celah atau alur yang dalam pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies
juga sering terjadi pada tempat yang sering terselip sisa makanan.
2. Bakteri

Mulut merupakan tempat berkembanganya banyak bakteri, namun hanya sedikit bakteri
penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacilli. Khusus untuk karies akar, bakteri
yang sering ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus, Actinomyces viscosus, Nocardia spp.,
dan Streptococcus mutans. Contoh bakteri dapat diambil pada plak.
3. Makanan
Bakteri pada mulut seseorang akan mengubah glukosa, fruktosa, dan sukrosa menjadi
asam laktat melalui sebuah proses glikolisis yang disebut fermentasi. Bila asam ini mengenai
gigi dapat menyebabkan demineralisasi. Proses sebaliknya, remineralisasi dapat terjadi bila pH
telah dinetralkan. Mineral yang diperlukan gigi tersedia pada air liur dan pasta gigi berflorida
dan cairan pencuci mulut. Karies lanjut dapat ditahan pada tingkat ini. Bila demineralisasi terus
berlanjut, maka akan terjadi proses pelubangan.
4. Waktu
Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat memengaruhi
perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi makanan mengandung gula, maka bakteri
pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. pH dapat menjadi
normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi.
Demineralisasi dapat terjadi setelah 2 jam.
Faktor lainnya
Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies.
1.

Air liur dapat menjadi penyeimbangan lingkungan asam pada mulut. Terdapat keadaan
dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti pada sindrom Sjgren, diabetes mellitus,
diabetes insipidus, dan sarkoidosis. Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat
memengaruhi produksi air liur. Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel pada
kelenjar liur. Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau adalah
faktor yang signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat menyusutkan gusi. Dengan gusi
yang menyusut, maka permukaan gigi akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah
mengalami demineralisasi.

2.

Karies botol susu adalah pola lubang yang ditemukan di masa anak-anak pada gigi susu.
Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun kesemua giginya dapat terkena
juga. Sebutan karies botol susu karena karies ini sering muncul pada anak-anak yang tidur
dengan cairan yang manis (misalnya susu) dengan botolnya. Sering pula disebabkan oleh

seringnya pemberian makan pada anak-anak dengan cairan manis. Ada juga karies yang
merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi. Tipe karies ini sering ditemukan pada pasien
dengan xerostomia, kebersihan mulut yang buruk, pengonsumsi gula yang tinggi, dan pengguna
metamfetamin karena obat ini membuat mulut kering. Bila karies yang parah ini merupakan
hasil karena radiasi kepala dan leher, ini mungkin sebuah karies yang dipengaruhi radiasi.
C. Gejala karies
Gejala karies gigi adalah sebagai berikut :
1. Nyeri baru timbul jika pembusukkan sudah mencapai dentin.
2.

Nyeri yang timbul telah mencapai pulpa.

3.

Nyeri saat dipakai menggigit karena bakteri masuk ke pulpa dan pulpa mati.
Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies sampai penyakit
berkembang lama. Tanda awal dari lesi karies adalah sebuah daerah yang tampak berkapur di
permukaan gigi yang menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi tampak
coklat dan membentuk lubang. Proses tersebut dapat kembali ke asal atau reversibel, namun
ketika lubang sudah terbentuk maka struktur yang rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah lesi
tampak coklat dan mengkilat dapat menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya
karies yang aktif.
Bila enamel dan dentin sudah mulai rusak, lubang semakin tampak. Daerah yang terkena
akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh. Karies kemudian menjalar ke saraf gigi,
terbuka, dan akan terasa nyeri. Nyeri dapat bertambah hebat dengan panas, suhu yang dingin,
dan makanan atau minuman yang manis. Karies gigi dapat menyebabkan napas tak sedap dan
pengecapan yang buruk. Dalam kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat menyebar dari gigi ke
jaringan lainnya sehingga menjadi berbahaya.

D. Pencegahan Karies
Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan. Rontgen gigi bisa dilakukan setiap
12-36 bulan, tergantung kepada hasil pemeriksaan gigi oleh dokter gigi. Lima strategi umum
yang merupakan kunci dalam mencegah terjadinya karies gigi :
1. Menjaga kebersihan mulut
Kebersihan mulut yang baik mencakup menyikat gigi sebelum atau setelah sarapan dan
sebelum tidur di malam hari serta membersihkan plak dengan benang gigi (flossing) setiap hari.
Hal ini sangat efektif dalam mencegah terjadinya pembusukan permukaan yang licin. Menyikat

gigi mencegah terbentuknya karies di pinggir gigi dan flossing dilakukan di sela-sela gigi yang
tidak dapat dicapai oleh sikat gigi. Menyikat gigi yang baik memerlukan wakyu selama 2
menit. Pada awalnya plak agak lunak dan bisa diangkat dengan sikat gigi yang berbulu halus dan
benang gigi minimal setiap 24 jam. Jika plak sudah mengeras maka akan sulit untuk
membersihkannya.
2. Makanan
Semua karbohidrat bisa menyebabkan pembusukan gigi, tetapi yang paling jahat adalah
gula. Semua gula sederhana, termasuk gula meja (sukrosa), gula di dalam madu (levulosa dan
dekstrosa), buah-buahan (fruktosa) dan susu (laktosa) memiliki efek yang sama terhadap gigi.
Jika gula bergabung dengan plak, maka dalam waktu sekitar 20 menit, bakteri Streptococcus
mutans di dalam plak akan menghasilkan asam. Jumlah gula yang dimakan tidak masalah, yang
memegang peran penting adalah lamanya gula berada di dalam gigi. Orang yang cenderung
mengalami karies harus mengurangi makanan yang manis-manis. Berkumur-kumur setelah
memakan makanan manis akan menghilangkan gula, tetapi cara yang lebih efektif adalah dengan
menyikat gigi. Untuk menghindari terbentuknya karies, sebaiknya meminum minuman dengan
pemanis buatan atau minum teh atau kopi tanpa gula
3. Flour
Flour menyebabkan gigi, terutama email, tahan terhadap asam yang menyebabkan
terbentuknya karies. Sangat efektif mengkonsumsi flour pada saat gigi sedang tumbuh dan
mengeras, yaitu sampai usia 11 tahun. Panambahan flour pada air adalah cara yang paling efisien
untuk memenuhi kebutuhan flour pada anak-anak. Tetapi jika terlalu banyak mengandung flour,
bisa menyebabkan timbulnya bintik-bintik atau perubahan warna pada gigi. Jika air yang
diminum mengandung sedikit flour, bisa diberikan obat tetes atau tablet natrium florida. Flour
juga bisa dioleskan langsung oleh dokter gigi pada gigi yang cenderung mengalami pembusukan.
Akan lebih baik jika menggunakan pasta gigi yang mengandung flour.
4. Penambalan
Penambalan dapat digunakan untuk melindungi lekukan pada gigi belakang yang sulit
dijangkau. Setelah dibersihkan, daerah yang akan ditambalditutup dengan plastic cair. Setelah
cairan plastic mengeras, akan terbentuk penghalang yang efektif, dimana bakteri di dalam
lekukan akan berhenti menghasilkan asam karena makanan tidak dapat menjangkau lekukan

tersebut. Sebuah tambalan bertahan cukup lama; sekitar 90% bertahan sampai 1 tahun dan 60%
bertahan sampai 10 tahun; tetapi kadang perlu dilakukan perbaikan atau penggantian.
5. Terapi antibakteri
Beberapa orang memilki bakteri penyebab pembusukan yang sangat aktif di dalam
mulutnya. Orang tua bisa menularkan bakteri ini kepada anaknya melalui ciuman. Bakteri
tumbuh di dalam mulut anak setelah gigi pertama tumbuh dan kemudian bisa menyebabkan
terjadinya karies. Karena itu kecenderunag bahwa pembusukan gigi terjadi dalam satu keluarga,
tidak selalu menunjukkan kebersihan mulut maupun kebiasaan makan yang jelek.
Pada orang-orang yang cenderung menderita karies gigi perlu diberikan terapi
antibakteri. Setelah daerah yang membusuk dibuang dan semua lubang serta lekukan ditambal,
maka diberikan obat kumur yang kuat (klorheksidin) selama beberapa minggu untuk membunuh
bakteri di dalam plak yang tersisa. Diharapkan bakteri yang tidak berbahaya akan menggantikan
bakteri penyebab karies. Untuk membantu mengendalikan bakteri, bisa digunakan obat kumur
fluor setiap hari dan mengunyah permen karet yang mengandung xilitol.
E. Pengobatan
Jika pembusukan berhenti sebelum mencapai dentin, maka email bisa membaik dengan
sendirinya dan bintik putih pada gigi akan menghilang. Jika pembusukan telah mencapai dentin,
maka bagian gigi yang membusuk harus diangkat dan diganti dengan tambalan (restorasi).
Mengobati pembusukan pada stadium dini bisa membantu mempertahankan kekuatan gigi dan
memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan pulpa.
1. Penambalan
Tambalan terbuat dari berbagai bahan dan dimasukkan ke dalam gigi atau di sekitarnya.
Perak amalgam merupakan tambalan yang paling banyak digunakan untuk gigi belakang, karena
sangat kuat dan warnanya tidak terlihat dari luar. Perak amalgam relatif tidak mahal dan bertahan
sampai 14 tahun. Tambalan emas lebih mahal, tetapi lebih kuat dan bisa digunakan pada karies
yang sangat besar. Campuran damar dan porselin digunakan untuk gigi depan, karena warnanya
mendekati warna gigi, sehingga tidak terlalu tampak dari luar. Bahan ini lebih mahal daripada
perak amalgam dan tidak tahan lama, terutama pada gigi belakang yang digunakan untuk
mengunyah. Kaca ionomer merupakan tambalan dengan warna yang sama dengan gigi. Bahan
ini diformulasikan untuk melepaskan fluor, yang memberi keuntungan lebih pada orang-orang

yang cenderung mengalami pembusukan pada garis gusi. Kaca ionomer juga digunakan untuk
menggantikan daerah yang rusak karena penggosokan gigi yang berlebihan.
2. Pengobatan saluran akar dan pencabutan
Jika pembusukan menyebar sampai ke pulpa, satu-satunya cara untuk menghilangkan
nyeri adalah mengangkat pulpa melalui saluran akar (endodontik) atau mencabut gigi. Gigi
belakang yang telah menjalani pengobatan saluran akar sebaiknya dilindungi oleh sebuah
mahkota, yang akanmenggantikan keseluruhan permukaan untuk mengunyah. Metoda restorasi
untuk gigi depan yang telah menjalani pengobatan saluran akar tergantung kepada jumlah gigi
yang tersisa. Kadang timbul demam, sakit kepala dan pembengkakan rahang, dasar mulut atau
tenggorokan, dalam waktu 1-2 minggu setelah pengobatan saluran akar. Jika gigi dicabut, harus
segera diganti. Jika tidak, gigi di sebelahnya posisinya akan berubah dan mengganggu proses
menggigit.
F. Cara Menyikat Gigi
Tujuan dari menyikat gigi adalah menghilangkan/menghambat pertumbuhan plak;
embersihkan gigi dari makanan, debris, dan pewarnaan; menstimulasi jaringan gusi; dan
mengaplikasikan pasta gigi yang mengandung suatu bahan khusus untuk mencegah lubang gigi,
penyakit periodontal, maupun mengurangi sensitivitas. Ada lima hal yang harus selalu
diperhatikan dalam melakukan penyikatan gigi guna memperoleh hasil yang efektif. Kelima hal
tersebut adalah:
1. Tepat memilih sikat gigi
2. Tepat cara menyikat gigi
3. Tepat waktu menyikat gigi
4. Tepat lamanya menyikat gigi
5. Teliti dalam menyikat gigi
Syarat-syarat sikat gigi yang baik adalah tangkainya lurus sehingga mudah dipergang. Ujung
kepala sikat kecil dan membulat sehingga mudah masuk ke seluruh daerah mulut, serta bulu sikat
sedang, lembut dan datar. Cara menyikat gigi yang baik dan disarankan adalah:
1. Penyikatan dilakukan pada seluruh permukaan gigi
2. Menggunakan gerakan naik-turun untuk permukaan gigi yang menghadap pipi, bibir dan lidah.
3. Penyikatan dengan gerakan maju-mundur untuk permukaan yang digunakan untuk mengunyah
makanan

Waktu menyikat gigi yang tepat adalah setiap habis makan dan sebelum tidur malam. Lamanya
menyikat gigi kurang lebih 2 menit, dengan 5-10 gerakan untuk setiap bagian, agar pembersihan
pada daerah celah di antara dua gigi lebih maksimal, maka dianjurkan menggunakan benang
gigi(dentalfloss). Selain pada gigi, penyikatan pada lidah juga perlu dilakukan untuk
membersihkan lidah dari kotoran yang dapat menimbulkan bau mulut.
Syarat sikat gigi
Salah satu cara untuk menjaga kesehatan gigi adalah dengan menyikat gigi. Dengan
menyikat gigi, kebersihan gigi dan mulut pun akan terjaga, selain menghindari terbentuknya
lubang-lubang gigi dan penyakit gigi dan gusi. Banyak jenis dan ragam sikat gigi yang dijual di
pasaran, dari yang manual maupun elektrik. Sebetulnya, apa saja syarat sikat gigi yang bagus?
Yang terpenting adalah bulu sikat dan lebar kepala sikat. Untuk bisa menjangkau daerah-daerah
gigi bagian belakang, ukuran kepala sikat gigi yang ideal adalah 35 40 mm. Bahkan, orang
dewasa sebaiknya juga memakai sikat gigi anak, karena ukurannya yang kecil akan membantu
menjangkau bagian gigi yang paling dalam.
Sedikit tips dalam memilih sikat gigi :
1.

Pilihlah sikat gigi yang kepalanya cukup kecil sehingga dapat digunakan dengan baik dalam
rongga mulut. Bagi orang dewasa panjang kepala sikat gigi 2,5 cm, sedangkan pada anak 1,5 cm.

2. Panjang bulu sikat gigi hendaknya sama. Sikat gigi dengan bulu yang panjangnya berbeda tidak
dapat membersihkan permukaan datar tanpa menimbulkan tekanan pada beberapa bulu sikat.
3. Tekstur bulu sikat hendaknya memungkinkan digunakan dengan efektif tanpa merusak jaringan.
Jangan memilih bulu keras sebab dapat merusak jaringan. Yang terlalu lunak pun dikhawatirkan
tidak dapat membersihkan plak dengan sempurna. Yang paling tepat sikat gigi dengan kekakuan
bulu sikat medium.
4. Gagang sikat harus cukup lebar dan tebal agar dapat dipegang kuat dan dikontrol dengan baik.
Sidikit tips memilih pasta gigi atau odol yang baik :
1. Pilih pasta gigi yang mengandung cukup fluoride. Fluoride berfungsi untuk menjaga gigi agar
tidak berlubang. Namun, anak-anak di bawah 3 tahun sebaiknya tidak memakai odol. Pasalnya,
terlalu banyak fluoride justru tidak bagus dan membuat gigi lebih rapuh.
2. Pilih pasta gigi yang busanya tidak terlalu banyak. Busa yang terlalu banyak menunjukkan bahwa
kandungan deterjen di dalamnya juga banyak. Pendapat bahwa semakin banyak busa semakin
baik, tentu tidak benar.

Selain kiat-kiat di atas, akan lebih baik bila hindari langsung makan setelah menyikat
gigi. Pasalnya, kadar asam mulut akan turun dan fluoride pun hilang, sehingga kuman akan
masuk lagi. Makan sebaiknya 1 2 jam setelah menyikat gigi. Untuk menjaga kondisi gigi,
setiap 6 bulan sekali anak sebaiknya dibawa ke dokter gigi untuk dilakukan topical fluoride
(pelapisan gigi). Apalagi bagi anak-anak yang malas menyikat gigi.
Lampiran 2
Evaluasi
Pertanyaan :
1. Apakah yang dimaksud karies gigi?
2. Sebutkan penyebab karies gigi!
3. Apa saja tanda dan gejala karies gigi?
4. Sebutkan pencegahan karies gigi!
5. Sebutkan pengobatan karies gigi!
6. Bagaimana cara menyikat gigi yang benar?
Jawaban :
1.

Karies adalah penyakit jaringan gigi yang berupa lubang pada gigi. Oleh karena menggemari
makanan manis dan jarang menyikat gigi. Sisa makanan dan bakteri dalam mulut berubah
menjadi asam. Asam mampu melarutkan email sehingga akan terbentuk lubang.

2. Empat hal utama yang menyebabkan karies :


a.

Gigi : terdapat penyakit dan gangguan tertentu pada gigi

b. Bakteri : terdapat Streptococcus mutans atatu Lactobacilli


c.

Makanan : karbohidrat yang difermentasikan

d. Waktu : tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan kariogenik


3. Tanda karies gigi
a.

Gigi tampak berkapur bahkan berwarna kecoklatan

b. Terbentuknya lubang dengan warna coklat


c.

Dapat menjadi lunak ketika disentuh

d. Nafas tak sedap


e.

Pengecapan yang buruk


Gejala karies gigi

a.

Nyeri baru timbul saat sudah mencapai dentin

b. Nyeri yang timbul mencapai pulpa


c.

Nyeri saat dipakai menggigit

4. Lima strategi pencegahan karies gigi :


a.

Menjaga kebersihan mulut

b. Makanan
c.

Flour

d. Penambalan
e.

Terapi antibakteri

5. Pengobatan karies gigi :


a.

Penambalan

b. Pengobatan saluran akar dan pencabutan


6. Langkah-langkah menyikat gigi yang benar :
a.

Penyikatan dilakukan pada seluruh permukaan gigi.

b. Menggunakan gerakan naik-turun untuk permukaan gigi yang menghadap pipi, bibir dan lidah.
c.

Penyikatan dengan gerakan maju-mundur untuk permukaan yang digunakan untuk mengunyah
makanan.

SATUAN ACARA PENYULUHAN CARIES GIGI


TOPIK

: Caries Gigi

HARI/TANGGAL

WAKTU

: 1 x 30 Menit

PENYAJI

TEMPAT

: Rumah keluarga Tn. N

A. TUJUAN
I.

TUJUAN PENYULUHAN UMUM


Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang caries gigi selama 1 x 30 menit Keluarga mampu memahami
mengenai caries gigi.

II.

TUJUAN PENYULUHAN KHUSUS


Setelah selesai mengikuti penyuluhan, keluarga mampu:
1.

Mengetahui pengertian caries dentis

2.

Mengetahui penyebab caries dentis

3.

Mengetahui pencegahan caries dentis

B. SASARAN
An. R dan An. D

C. GARIS-GARIS BESAR MATERI


A.

Pendahuluan

B.

Pengertian caries dentis

III.

C.

Penyebab caries dentis

D.

Pencegahan caries dentis

PELAKSANAAN KEGIATAN
KEGIATAN
NO

WAKTU

PENYULUH

1.

5 Menit

Pembukaan

KELUARGA

a.

Salam pembukaan

Menjawab salam

b.

Perkenalan

Memperhatikan

c.

Apersepsi

Berpartisipasi aktif

d.

Mengkomunikasikan tujuan

Memperhatikan

Kegiatan inti penyuluhan

15 Menit
a.

Menjelaskan dan menguraikan


materi tentang caries dentis:

Memperhatikan
dan
mencatat
penjelasan
penyuluh dengan cermat

Pengertian
Penyebab
Pencegahan
b.

Memberikan kesempatan kepada


keluarga yang disuluh bertanya

c.

Menjawab pertanyaan keluarga


yang disuluh yang berkaitan dengan
materi yang belum jelas.

Menanyakan hal-hal yang


belum jelas.
memperhatikan jawaban
dari penyuluh.

Penutup
a.
10 menit

Menyimpulkan materi yang telah


disampaikan.

Memperhatikan keterangan
kesimpulan
dari
materi
penyuluhan
yang
telah

disampaikan.
b.
c.

IV.

Melakukan demonstrasi
Menjawab salam

Mengakhiri kegiatan penyuluhan.

METODE
a.

Ceramah

b.

Tanya jawab

V.

VIII.

Melakukan evaluasi penyuluhan


dengan demonstrasi kegiatan

MEDIA DAN ALAT


1.

Handout

2.

Gambar anatomi gigi

EVALUASI
a. Menyebutkan tanda dan gejala caries dentis (gigi berlubang)!
b. Menyebutkan penangan carie dentis ), gigi berlubang!

IX.

LAMPIRAN MATERI

Pendahuluan
Rongga mulut selalu dihuni oleh berbagai macam mikroba.

Rongga mulut merupakan salah satu pintu masuk berbagai macam penyakit ke tubuh

ANATOMI GIGI

Apa yang dimaksud dengan penyakit Caries dentis ?

Caries dentis adalah proses penyakit berupa kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi dan
menjalar ke tulang gigi

Sekilas tentang penyakit gigi

Yang paling banyak penyakit karies gigi = gigi krowok = gigi berlubang
Gigi berlubang karena sisa makanan / karbohidrat menempel pada gigi diubah oleh kuman menjadi asam.
Asam menyebabkan gigi larut dan berlubang.
Gigi yang berlubang jika tidak segera dirawat akan menjalar terus hingga jaringan syaraf gigi dan jaringan
pendukung gigi.
Proses penjalaran gigi berlubang & Apa Yang dirasakan oleh Penderita?

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya gigi berlubang


FAKTOR LANGSUNG

Struktur gigi

Bentuk gigi

Susunan gigi geligi di rahang

Derajad keasaman air ludah

Kebersihan mulut

Jumlah dan frekwensi makan makanan yang menyebabkan caries

FAKTOR LUAR/TIDAK LANGSUNG:

Usia

Jenis kelamin

Suku bangsa

Tingkat sosial ekonomi

Tingkat pengetahuan

Sikap dan perilaku

FAKTOR UTAMA

GIGI & AIR LUDAH

MIKROORGANISME

MAKANAN

Apa yang harus dilakukan untuk mencegah gigi berlubang?


Memelihara kebersihan gigi dan mulut, menyikat gigi sehabis makan
Memperkuat gigi dengan kalsium dan fluor
Makanlah makanan yang berserat dan hindari makanan yang mudah menempel pada gigi
Memeriksakan gigi dan membersihkan karang gigi setiap 6 bulan sekali
Menghindari makanan serba manis, soft drink & alkohol, makanan serba asam dan rokok

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN MULUT DAN GIGI BAGI ANAK

FORMAT SATUAN ACARA PENYULUHAN

A.
1.
2.
3.
4.
5.

Pokok Bahasan
Sub pokok bahasan
: Kesehatan gigi dan mulut bagi anak
Tempat
: SDN 1 Sindangjaya
Tanggal
: 2 Desember 2015
Waktu
: 30 menit
Sasaran
: Anak SD

B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit masyarakat dapat memahami
tentang kesehatan gigi dan mulut.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang kesehatan gigi dan mulut selama

30 menit masyarakat dapat:


Pengertian gigi dan mulut

Menjelaskan fungsi dan bagian-bagian gigi.


Menjelaskan macam-macam kerusakan gigi.
Memahami penyebab kerusakan gigi.
Memperagakan cara mengosok gigi dengan benar.

C. Materi
Dalam penyuluhan, materi yang disampaikan adalah:
1.
2.
3.
4.
5.

Pengertian gigi dan mulut.


Fungsi dan bagian-bagian gigi.
Macam-macam kerusakan gigi pada anak.
Penyebab kerusakan gigi.
Langkah-langkah mengosok gigi yang benar.

D. Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab

E. Media
Leaflet dan power point.

F.
1.
2.
3.
4.
a.
b.
c.
d.
e.
G.

Evaluasi
Prosedur
: Post tes
Bentuk
: Tanya jawab
Jenis : Lisan
Bentuk pertanyaan
Masyarakat mampu menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara
benar
Masyarakat mampu menjelaskan fungsi dan bagian-bagian gigi.
Masyarakat mampu menyebutkan macam-macam kerusakan gigi.
Masyarakat mampu menyebutkan penyebab kerusakan gigi
Masyarakat mampu memperagakan cara mengosok gigi dengan benar.
Kegiatan Pembelajaran
NO

Uraian kegiatan

Kegiatan
Mahasiswa

Pembukaan

menit )

Masyarakat

5 Mengucapkan salam Menjawab salam

Memperkenalkan Mendengarkan

Menyimak
,
diri

Menjelaskan
maksud dan tujuan

mendengarkan
dan

memahami

penjelasan

yang

diberikan
2

Inti ( 20 menit )

Menguraikan tentang

Menjelaskan

Menyimak,
mendengarka dan

pengertian

memahami

kesehatan gigi dan

penjelasan yang

mulut

Menjelaskan fungsi diberikan


dan

bagian-bagian

gigi.

Menjelaskan
macam-macam

kerusakan gigi.

Memahami
penyebab kerusakan
gigi.
Memperagakan cara
mengosok

gigi

dengan benar.
3

Penutup ( 5 menit )

Menyimpulkan
materi

yang

telah

diberikan
Memberikan

Menyimak

mendengarkan
dan

memahami

penjelasam

yang

kesempatan kepada
pasien

diberikan
untuk Menanyakan hal

bertanya tentang hal


-

hal yang belum

dimengerti
Mengucapkan salam

hal yang belum


di mengerti
Pasien menjawab
salam

LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian
Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi dan mulut berada
dalam kondisi bebas dari adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak
adanya plak dan karang gigi, gigi dalam kadaan putih dan bersih serta memliki
kekuatan yang baik.
B. Fungsi dan mafaat gigi

1. Fungsi gigi
a. Pengunyahan (Mastikasi) yang meliputi memotong, nerobek, dan melumat
b. Keindahan (Estetika)
c. Berbicara (Phonetic)
2. Fungsi bagian gigi
a. Gigi seri (Incisivus)
Posisi gigi ini letaknya di depan dan berfungsi untuk memotong makanan.
b. Gigi taring (Caninus)
Posisi gigi ini terletak pada sudut mulut di sebelah gigi seri dan merupakan gigi
yang paling panjangdalam rongga muut. Fungsinya adalah untuk mengoyak
makanan.
c. Gigi geraham kecil (Premolar)
Gigi ini jumlahnya jumlahnya 8, dengan pembagian 4 ditiap rahang, 2 di kir dan 2 di
kanan gigi ini ada pada dewasa. Fungsinya untuk melumatkan makanan.
d. Gigi geraham (Molar)
Berjumlah 8 seperti gigi premolar, kemuadian lepas pada usia 10-11 tahun dan
digantikan oleh gigi premolar. Sedangkan gigi molar permanen tumbuh di belakang
gigi premolar setelah gigi molar susu lepas dan digantikan oleh gigi premolar
jumlah dari gigi molar premanen adalah 12 dengan pembagian 6 di tiap rahang, 3
ditiap sisi kanan dan kiri. Gigi molar premanen inilah yang sering berlubang dan
menyebabkan keluhan.

C.
1.
2.
3.
4.
5.

Kerusakan gigi pada anak


Gigi berlubang
Gigi karies
Gigi tidak rata
Gigi susu tinggal akar
Gigi maju (Tonggos)

D.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Penyebab terjadinya kerusakan gigi


Banyak plak yang menumpuk akibat sisa susu yang menempel pada gigi
Kurangnya asupan kalsium dan mineral.
Banyak mengonsumsi permen, colat, eskrim dan softdrink.
Tercabutnya gigi susu secara dini yang tidak sesuai dengan waktunya.
Menggunakan dot atau botol susu sebelum tidur.
Sering menghisap jempol.

E.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Langkah-langkah mengosok gigi yang benar.


Gunakan pasta gigi secukupnya.
Sikat satu persatu.
Sikat ke arah vertikal.
Vertikal dibagian kiri dan kanan.
Bagian dalam gigi.
Menyikat lidah dan langit-langit.

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN
NANI HASANUDDIN MAKASSAR 2014

SATUAN ACARA PENYULUHAN


KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT

Pokok bahasan

: Keperawatan Komunitas

Topik Penyuluhan

: Kesehatan Gigi dan Mulut

Sasaran

: Siswa Siswi SD Negeri 6 Kulo

Hari / Tanggal

: Senin, 6 Januari 2014

Tempat

: SD Negeri 6 Kulo

Waktu

: 30 menit

A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta penyuluhan
dapat memahami tentang Kesehatan Gigi dan Mulut.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah proses penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut, diharapkan peserta
mampu :
a)

Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.

b)

Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.

c)

Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.

d)

Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar.

e)

Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.

f)

Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.

B.

MATERI
Dalam penyuluhan, materi yang disampaikan adalah :
1. Pengertian kesehatan gigi dan mulut.
2. Fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
3. Tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.

4. Penyebab terjadinya kerusakan gigi.


5. Cara perawatan gigi dan mulut yang tepat.
6. Langkah-langkah menggosok gigi yang benar.

C.
1.
2.
3.

STRATEGI PELAKSANAAN
Metode
: Ceramah , Tanya Jawab dan demonstrasi
Media
: Leaflet dan Power Point
Alat
: Alat yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan
Mulut ini adalah LCD, Laptop, Layar, Mikrofon, Meja, Kursi, Sikat gigi, Pasta gigi dan
cawan/gelas plastic
4. Sasaran
: Siswa Dan Siswi SD Negeri 6 Kulo
5. Waktu dan Tempat
: Jam 09.00 WITA, tanggal 6 Januari 2014 SD Negeri 6
Kulo
6. Materi
: Terlampir

D. PROSES PELAKSANAAN
Respon
Penyuluhab

No

Kegiatan

1.

Pendahuluan

a.

a)

Penyampaian salam

b)

Perkenalan

c)

Menjelaskan topik penyuluhan

d)

Menjelaskan tujuan

e)

Menjelaskan waktu pelaksanaan

d. Memperhatikan

e. Memperhatikan
1.

Materi

Pengertian kesehatan gigi dan


2.
mulut.
3.
b.
Fungsi
gigi
dan
manfaat
menggosok gigi.
Tanda

5 menit

b. Memperhatikan

a.

c.

Membalas salam

Waktu

c. Memperhatikan

Penyampaian materi
1.

Peserta

dan

gejala

adanya

Memperhatikan
penjelasan
dan
mencermati materi
Bertanya/ada respon
Meperhatikan jawaban

20 menit

kerusakan gigi.
d.

Penyebab terjadinya kerusakan


gigi.

e.

Cara perawatan gigi dan mulut


yang tepat.

f.

Langkah-langkah menggosok gigi


yang benar.

2.

Memberikan kesempatan untuk


bertanya

3.
3.

E.

Menjawab pertanyaan peserta


Penutup

5 menit

a)

Menyimpulkan hasil penyuluhan

a) Memperhatikan

b)

Mengakhiri dengan salam

b) Menjawab salam

SUMBER
http://dhewi-hany.blogspot.com/ SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP)
http://detra18.blogspot.com/ Keperawatan Komunitas I (Satuan Acara Penyuluhan
(SAP)
http://niamts.blogspot.com/ Contoh Satuan Acara Penyuluhan
http://akperku.blogspot.com/2011/11/sap-perawatan-gigi-satuan-acara.html

MATERI PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

A. PENGERTIAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada anak. Pendidikan kesehatan gigi dan
mulut merupakan suatu proses pendidikan yang timbul atas dasar kebutuhan
kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan untuk menghasilkan kesehatan gigi dan
mulut yang baik dan meningkatkan taraf hidup.
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, baik sehat
secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua
menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat
dicapai jika tubuh mereka sehat. Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan
dimana gigi dan mulut berada dalam kondisi bebas dari adanya bau mulut,
kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak dan karang gigi, gigi dalam
keadaan putih dan bersih, serta memiliki kekuatan yang baik
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan
perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet
makanan, jangan terlalu banyak makanan yang mengandung gula dan makanan
yang lengket. Pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat
gigi, teknik dan caranya jangan sampai merusak struktur gigi dan gusi.
Pembersihan karang gigi dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi,
serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Kunjungan berkala
ke dokter gigi hendaknya dilakukan teratur setiap enam bulan sekali baik ada
keluhan ataupun tidak ada keluhan.. Dengan perawatan yang tepat pada gigi, maka
akan dapat menghindari berbagai masalah gigi dan gusi seperti gigi berlubang dan
karang gigi serta masalah bau mulut.
B.
1.

FUNGSI GIGI DAN MANFAAT MENGGOSOK GIGI


Fungsi Gigi
Secara histologis, jaringan gigi dan mulut berasal dari mesoderm dan ektoderm,
yang memiliki 3 fungsi utama yaitu,
Pengunyahan (mastikasi) yang meliputi, memotong, merobek, dan melumat.
Keindahan (estetika)
Berbicara (phonetic).
Macam macam gigi beserta fungsinya
Gigi Seri (Incisivus)
Gigi ini letaknya berada di depan, dan berfungsi untuk memotong makanan
(mastikasi). Jumlahnya ada 8, dengan pembagian 4 berada di rahang atas dan 4
berada di rahang bawah. Gigi seri susu mulai tumbuh pada bayi usia 4 6 bulan,
kemudian diganti dengan gigi seri permanen pada usia 5 6 tahun pada rahang
bawah dan pada usia 7 8 tahun pada rahang atas.
Gigi Taring (Caninus)
Posisi gigi ini terletak pada sudut mulut, di sebelah gigi seri, dan merupakan gigi
yang paling panjang dalam rongga mulut. Fungsinya adalah untuk mengoyak

makanan. Jumlahnya ada 4, dengan pembagian 2 ditiap rahang, 1 di kiri dan 1 di


kanan. Gigi susu caninus ini diganti dengan gigi caninus permanen pada usia 11
13 tahun.

Gigi Geraham Kecil (Premolar)


Gigi ini jumlahnya 8, dengan pembagian 4 ditiap rahang, 2 di kiri dan 2 di kanan.
Gigi ini hanya ada pada gigi dewasa, dan letaknya berada di belakang caninus.
Tumbuh pada usia 10 11 tahun dan menggantikan posisi dari gigi molar susu.
Bersama gigi molar, gigi ini berfungsi untuk melumatkan makanan.

Gigi Geraham (Molar)


Gigi molar susu berjumlah 8 seperti gigi premolar, kemudian lepas pada usia 10
11 tahun dan digantikan oleh gigi premolar. Sedangkan gigi molar permanen
tumbuh di belakang gigi premolar setelah gigi molar susu lepas dan digantikan oleh
gigi premolar. Jumlah dari gigi molar permanen adalah 12, dengan pembagian 6 di
tiap rahang, 3 di tiap sisi kanan dan kiri. Gigi molar permanen inilah yang paling
sering berlubang dan menyebabkan keluhan.
2. Manfaat Menggosok Gigi

Supaya gigi tetap bersih.

Untuk menambah percaya diri karena memiliki gigi putih, bersih, dan senyum
yang sehat.

Agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.

Dapat berfungsi dengan baik.


C.
1.

TANDA DAN GEJALA GIGI BERLUBANG


Tanda Gigi Berlubang
Tanda-tanda gigi mulai berlubang adalah dimulai dengan munculnya plak
putih seperti kapur pada permukaan gigi. Selanjutnya, warnanya akan berubah
menjadi cokelat, kemudian mulai membentuk lubang. Spot kecokelatan yang buram
menunjukkan proses demineralisasi yang sedang aktif. Oleh sebab itu, diperlukan
pemeriksaan rutin untuk mendeteksi dini timbulnya lubang.
2. Gejala Gigi Berlubang
Apabila kerusakan telah mencapai dentin (dentin merupakan bentuk pokok
dari gigi yang melindungi daerah akar gigi), biasanya mengeluh sakit atau timbul
ngilu setelah makan atau minum manis, asam, panas atau dingin. Gejala gigi
berlubang umumnya, adalah sakit gigi, gigi menjadi sensitif setelah makan atau
minum manis, asam, panas, atau dingin. Terlihat atau terasa adanya lubang pada
gigi, nanah di sekitar gigi, nyeri ketika menggigit dan bau mulut (Halitosis).
D. PENYEBAB TERJADINYA KERUSAKAN GIGI
Ada empat hal utama yang menyebabkan kerusakan gigi, yaitu :
1. Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi faktor
risiko terkena karies. Amelogenesis imperfekta, dapat timbul pada 1 dari 718 hingga
14.000 orang. Disamping itu, ada penyakit dimana enamel tidak terbentuk
sempurna. Dentinogenesis imperfekta adalah ketidaksempurnaan pembentukan
dentin. Pada kebanyakan kasus, gangguan ini bukanlah penyebab utama dari
karies.

2.

Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur dalam
gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada
tempat yang sering terselip sisa makanan.
3. Mulut merupakan tempat berkembangnya banyak bakteri, namun hanya sedikit
bakteri penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacilli. Khusus untuk
karies akar, bakteri yang sering ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus,
Actinomyces viscosus, Nocardia spp, dan Streptococcus mutans.
4.
Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat
memengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi makanan
mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi
asam dan menurunkan pH. PH dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur
dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi.
Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies,
yaitu :
1. Air liur dapat menjadi penyeimbang lingkungan asam pada mulut. Terdapat
keadaan dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti pada
diabetes mellitus.
2. Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat memengaruhi
produksi air liur. Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel pada
kelenjar liur.
3. Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau
adalah faktor yang signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat
menyusutkan gusi. Dengan gusi yang menyusut, maka permukaan gigi akan
terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah mengalami
demineralisasi.
4. Karies botol susu adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada gigi
susu. Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun
kesemua giginya dapat terkena juga. Sering muncul pada anak-anak yang
tidur dengan cairan yang manis (misalnya susu) dengan botolnya. Sering
pula disebabkan oleh seringnya pemberian makan pada anak-anak dengan
cairan manis.
5.

E.

Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi. Tipe
karies ini sering ditemukan pada pasien dengan xerostomia, kebersihan mulut yang
buruk, pengonsumsi gula yang tinggi, dan pengguna metamfetamin karena obat ini
membuat mulut kering. Bila karies yang parah ini merupakan hasil karena radiasi
kepala dan leher, ini mungkin sebuah karies yang dipengaruhi radiasi.
CARA PERAWATAN GIGI DAN MULUT YANG TEPAT
1. Lakukan dengan cara yang tepat, pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang
lembut dan rapat. Kemudian, terapkan cara menyikat gigi yang benar, yaitu

menyikat dari arah gusi ke ujung gigi dengan gerakan berulang dan tidak
terlalu keras.
2. Disiplin, segala sesuatu yang dilakukan secara rutin akan memberikan
perubahan yang berarti. Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan di
waktu yang tepat yaitu minimal dua kali sehari yaitu sesudah sarapan pagi
dan sebelum tidur malam.
3. Batasi mengkonsumsi makanan manis, makanan yang manis dan lengket
mudah melekat pada gigi yang bilamana tidak langsung dibersihkan akan
membentuk plak dan akhirnya menyebabkan kerusakan gigi. Upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan menyikat gigi segera setelah mengonsumsi
makan tersebut.
4. Pasta gigi pilihan dengan perpaduan bahan alami dan ilmiah, pemilihan pasta
gigi yang tepat juga membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pasta gigi
yang mengandung perpaduan bahan alami (jeruk nipis, garam dan daun
sirih) untuk merawat kesehatan gigi dan mulut secara alami, dan bahan
ilmiah (kalsium dan fluoride) sebagai perlindungan maksimum agar gigi tidak
mudah berlubang.
5. Periksa gigi secara rutin, jagalah kebersihan gigi dan mulut dengan
memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setidaknya setiap
enam bulan sekali dengan catatan rutin.
F.

LANGKAH LANGKAH MENGGOSOK GIGI DENGAN BENAR


Kunci utama kebersihan gigi adalah menyikat gigi dengan benar secara teratur.
Berikut adalah cara menyikat gigi yang benar:
1. Tempatkan sikat pada sudut 45 terhadap gusi.
2. Lakukan gerakan menyikat ringan dari kanan ke kiri dan sebaliknya.
3. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.
4. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk mengunyah.
5. Sikat bagian dalam gigi depan secara vertikal dan ringan dengan gerakan
atas ke bawah.
6. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan.
7. Menyikat gigi setidaknya selama tiga menit.
8. Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang
asam. Efek gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus email gigi.

Das könnte Ihnen auch gefallen