Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
KARIES GIGI
Juniartha Semara Putra
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KARIES GIGI
I.
LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesehatan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Sehingga terciptanya
masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang hidup dengan perilaku dan lingkungan sehat,
serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil.
Tujuan khusus dari upaya kesehatan adalah menurunkan angka kesakitan, kematian dan
kecacatan dari penyakit menular dan penyakit tidak menular, meningkatkan dan memantapkan
mutu pelayanan kesehatan dasar.
Kesehatan menjadi sangat berharga ketika ada gangguan. Gejala awal suatu penyakit
seringkali tidak diperhatikan atau dianggap tidak terlalu penting. Kecenderungan ini juga terjadi
pada penyakit gigi. Gigi yang sehat tidak cukup hanya rapi dan putih saja tetapi harus didukung
oleh gusi, akar dan tulang pendukung yang sehat. Gigi akan berfungsi dengan baik apabila gigi
tersebut dalam keadaan sehat, sebaliknya gigi dan mulut yang tidak sehat akan menimbulkan
masalah.
Karies gigi dapat menyebabkan focal infection dental origin atau focal infection (FI) yaitu
infeksi kronis di suatu tempat yang memicu penyakit di tempat lain. FI terjadi ketika
mikroorganisme yang berasal dari gigi dan mulut menyebabkan infeksi atau penyakit di bagian
tubuh yang lain. Infeksi di akar gigi maupun di jaringan penyangga gigi melibatkan lebih dari
350 bakteri dan mikroorganisme, karena letak infeksinya sangat dekat dengan pembuluh darah,
produk bakteri berupa toksin dapat menyebar ke seluruh tubuh. Hal ini lah yang mengakibatkan
terganggunya organ-organ tubuh antara lain jantung, hati, ginjal dan pada ibu hamil dapat
mengakibatkan bayi yang dilahirkan memiliki berat badan lahir rendah.
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2000, analisis data prevalensi karies
berdasarkan indeks DMF-T (D=decayed=gigi yang karies, M=missed=gigi yang hilang,
F=filled=gigi yang ditambal, T=teeth=gigi permanen) di beberapa negara adalah sebagai berikut,
negara Amerika 2,05%, negara Afrika 1,54%, negara Asia Tenggara 1,53%, negara Eropa 1,46%
dan negara bagian Barat Pasifik 1,23%. Berdasarkan data WHO (2000) yang diperoleh dari enam
wilayah WHO (AFRO, AMRO, EMRO, EURO, EARO, WPRO) menunjukkan bahwa rata-rata
pengalaman karies (DMF-T) pada anak usia 12 tahun adalah 2,4 artinya setiap anak memiliki
gigi dengan tumpatan/tambalan, tapi ada karies (Jika DMF-T = 0,artinya permukaan gigi
sehat/keras. Hal ini diperoleh dari kode pemeriksaan karies dengan indeks WHO). Indonesia
sebagai salah satu negara anggota EARO (South East Asia Regional Offices) memiliki indeks
DMF-T rata-rata 2,2 untuk kelompok usia yang sama. Hal ini masih jauh dari target WHO di
mana indeks DMF-T pada tahun 2010 adalah 1,0.
Di Indonesia, hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 diperoleh
prevalensi karies pada penduduk usia 10 tahun ke atas sebesar 70% yakni pada usia 12 tahun
sebesar 43,9%, usia 15 tahun mencapai 37,4%, usia 18 tahun 51,1%, usia 35-44 tahun 80,1% dan
usia 65 tahun ke atas mencapai 96,7%. Susenas (Survei Kesehatan Nasional, 2001) melaporkan
sebesar 1,2% penduduk Indonesia menyatakan pernah sakit gigi satu bulan yang lalu dan
meningkat pada golongan umur yang lebih tinggi, di mana keluhan tertinggi adalah pada
golongan umur 35-39 tahun sebesar 1,8% dan rata-rata lama terganggunya sekolah, pekerjaan
dan aktivitas sehari-hari akibat sakit gigi adalah 4 hari.
Hal yang memperihatinkan dalam SKRT 2001 adalah motivasi untuk menambal gigi
masih sangat rendah yaitu 4-5%, sementara besarnya kerusakan gigi yang belum ditangani di
mana memerlukan penambalan atau pencabutan mencapai 82,5%, dan diketahui pula bahwa ratarata 16 gigi sudah dicabut pada umur 65 tahun ke atas. Selanjutnya pada SKRT 2004 dilaporkan
bahwa prevalensi karies telah mencapai 90,05% yang berarti hampir seluruh penduduk Indonesia
menderita karies gigi.
Karies gigi merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang paling sering dijumpai di
masyarakat. Prevalensi karies gigi pada anak terutama pada anak (umur 48 bulan 84 bulan).
Adanya anak suka mengkonsumsi makanan jajanan kariogenik akan meningkatkan resiko anak
terkena karies gigi. Dengan demikian jenis makanan, waktu makan dan frekuensi makan
makanan kariogenik diduga dapat meningkatkan kejadian karies penyakit gigi anak.
Dilakukannya penelitian adalah untuk membuktikan hubungan antara jenis makanan,
waktu makan dan frekuensi makan makanan kariogenik terhadap karies gigi anak. Populasi total
(sensus) dengan jumlah populasi 100 anak. Analisa data dilakukan secara uji statistik chi-square.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi karies gigi adalah 71%. Kriteria karies sangat
rendah 18,3%, rendah 25,4%, sedang 45% dan tinggi 11%. Hasil penelitian jenis makanan
kurang baik 58%, waktu makan sering 48% dan frekuensi makan sering 61%.
Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan perlu adanya peningkatan upaya dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut secara promotif, preventif dan kuratif misalnya
mengurangi kebiasaan anak makan makanan kariogenik di antara waktu makan dan melakukan
gosok gigi atau kumur-kumur setelah makan. Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras
gigi yang erat hubungannya dengan keteraturan menyikat gigi. Mengingat pentingnya fungsi gigi
maka sejak dini kesehatan gigi anak-anak perlu diperhatikan sebagai tindakan pencegahan karies
gigi. Walaupun kegiatn menggosok gigi merupakan kegiatan yang sudah umum namun masih
ada kekeliruan baik dalam pengertiannya maupun dalam pelaksanaannya. (Budiharto, 2001)
II.
TUJUAN
1. Tujuan instruksional umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 50 menit, sasaran mampu memahami tentang penyakit
karies gigi.
2. Tujuan instruktsional khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 50 menit, diharapkan sasaran dapat :
a.
III.
e.
f.
METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
V.
ALAT/MEDIA/SUMBER
1. Alat
system
2. Media
3. Sumber
SASARAN
Anak- anak SD Negeri 3, desa Sembung Kel. Bebalang Kec. Bangli Kab. Bangli
VII.
VIII.
WAKTU
Hari
: Jumat
Tanggal
: 17 Juni 2011
Pukul
TEMPAT
Aula SDN 3 Desa Sembung Kel. Bebalang Kec. Bangli Kabupaten Bangli
Setting tempat :
Layar
moderator
LCD
Audiens
Audiens
penyuluh
Undangan
IX.
RENCANA EVALUASI
1. Struktur
a.
2. Proses
a.
3. Hasil
Terkait dengan tujuan yang ingin dicapai
a.
Jangka panjang
Mulut merupakan tempat berkembanganya banyak bakteri, namun hanya sedikit bakteri
penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacilli. Khusus untuk karies akar, bakteri
yang sering ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus, Actinomyces viscosus, Nocardia spp.,
dan Streptococcus mutans. Contoh bakteri dapat diambil pada plak.
3. Makanan
Bakteri pada mulut seseorang akan mengubah glukosa, fruktosa, dan sukrosa menjadi
asam laktat melalui sebuah proses glikolisis yang disebut fermentasi. Bila asam ini mengenai
gigi dapat menyebabkan demineralisasi. Proses sebaliknya, remineralisasi dapat terjadi bila pH
telah dinetralkan. Mineral yang diperlukan gigi tersedia pada air liur dan pasta gigi berflorida
dan cairan pencuci mulut. Karies lanjut dapat ditahan pada tingkat ini. Bila demineralisasi terus
berlanjut, maka akan terjadi proses pelubangan.
4. Waktu
Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat memengaruhi
perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi makanan mengandung gula, maka bakteri
pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. pH dapat menjadi
normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi.
Demineralisasi dapat terjadi setelah 2 jam.
Faktor lainnya
Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies.
1.
Air liur dapat menjadi penyeimbangan lingkungan asam pada mulut. Terdapat keadaan
dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti pada sindrom Sjgren, diabetes mellitus,
diabetes insipidus, dan sarkoidosis. Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat
memengaruhi produksi air liur. Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel pada
kelenjar liur. Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau adalah
faktor yang signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat menyusutkan gusi. Dengan gusi
yang menyusut, maka permukaan gigi akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah
mengalami demineralisasi.
2.
Karies botol susu adalah pola lubang yang ditemukan di masa anak-anak pada gigi susu.
Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun kesemua giginya dapat terkena
juga. Sebutan karies botol susu karena karies ini sering muncul pada anak-anak yang tidur
dengan cairan yang manis (misalnya susu) dengan botolnya. Sering pula disebabkan oleh
seringnya pemberian makan pada anak-anak dengan cairan manis. Ada juga karies yang
merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi. Tipe karies ini sering ditemukan pada pasien
dengan xerostomia, kebersihan mulut yang buruk, pengonsumsi gula yang tinggi, dan pengguna
metamfetamin karena obat ini membuat mulut kering. Bila karies yang parah ini merupakan
hasil karena radiasi kepala dan leher, ini mungkin sebuah karies yang dipengaruhi radiasi.
C. Gejala karies
Gejala karies gigi adalah sebagai berikut :
1. Nyeri baru timbul jika pembusukkan sudah mencapai dentin.
2.
3.
Nyeri saat dipakai menggigit karena bakteri masuk ke pulpa dan pulpa mati.
Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies sampai penyakit
berkembang lama. Tanda awal dari lesi karies adalah sebuah daerah yang tampak berkapur di
permukaan gigi yang menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi tampak
coklat dan membentuk lubang. Proses tersebut dapat kembali ke asal atau reversibel, namun
ketika lubang sudah terbentuk maka struktur yang rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah lesi
tampak coklat dan mengkilat dapat menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya
karies yang aktif.
Bila enamel dan dentin sudah mulai rusak, lubang semakin tampak. Daerah yang terkena
akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh. Karies kemudian menjalar ke saraf gigi,
terbuka, dan akan terasa nyeri. Nyeri dapat bertambah hebat dengan panas, suhu yang dingin,
dan makanan atau minuman yang manis. Karies gigi dapat menyebabkan napas tak sedap dan
pengecapan yang buruk. Dalam kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat menyebar dari gigi ke
jaringan lainnya sehingga menjadi berbahaya.
D. Pencegahan Karies
Pemeriksaan gigi sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan. Rontgen gigi bisa dilakukan setiap
12-36 bulan, tergantung kepada hasil pemeriksaan gigi oleh dokter gigi. Lima strategi umum
yang merupakan kunci dalam mencegah terjadinya karies gigi :
1. Menjaga kebersihan mulut
Kebersihan mulut yang baik mencakup menyikat gigi sebelum atau setelah sarapan dan
sebelum tidur di malam hari serta membersihkan plak dengan benang gigi (flossing) setiap hari.
Hal ini sangat efektif dalam mencegah terjadinya pembusukan permukaan yang licin. Menyikat
gigi mencegah terbentuknya karies di pinggir gigi dan flossing dilakukan di sela-sela gigi yang
tidak dapat dicapai oleh sikat gigi. Menyikat gigi yang baik memerlukan wakyu selama 2
menit. Pada awalnya plak agak lunak dan bisa diangkat dengan sikat gigi yang berbulu halus dan
benang gigi minimal setiap 24 jam. Jika plak sudah mengeras maka akan sulit untuk
membersihkannya.
2. Makanan
Semua karbohidrat bisa menyebabkan pembusukan gigi, tetapi yang paling jahat adalah
gula. Semua gula sederhana, termasuk gula meja (sukrosa), gula di dalam madu (levulosa dan
dekstrosa), buah-buahan (fruktosa) dan susu (laktosa) memiliki efek yang sama terhadap gigi.
Jika gula bergabung dengan plak, maka dalam waktu sekitar 20 menit, bakteri Streptococcus
mutans di dalam plak akan menghasilkan asam. Jumlah gula yang dimakan tidak masalah, yang
memegang peran penting adalah lamanya gula berada di dalam gigi. Orang yang cenderung
mengalami karies harus mengurangi makanan yang manis-manis. Berkumur-kumur setelah
memakan makanan manis akan menghilangkan gula, tetapi cara yang lebih efektif adalah dengan
menyikat gigi. Untuk menghindari terbentuknya karies, sebaiknya meminum minuman dengan
pemanis buatan atau minum teh atau kopi tanpa gula
3. Flour
Flour menyebabkan gigi, terutama email, tahan terhadap asam yang menyebabkan
terbentuknya karies. Sangat efektif mengkonsumsi flour pada saat gigi sedang tumbuh dan
mengeras, yaitu sampai usia 11 tahun. Panambahan flour pada air adalah cara yang paling efisien
untuk memenuhi kebutuhan flour pada anak-anak. Tetapi jika terlalu banyak mengandung flour,
bisa menyebabkan timbulnya bintik-bintik atau perubahan warna pada gigi. Jika air yang
diminum mengandung sedikit flour, bisa diberikan obat tetes atau tablet natrium florida. Flour
juga bisa dioleskan langsung oleh dokter gigi pada gigi yang cenderung mengalami pembusukan.
Akan lebih baik jika menggunakan pasta gigi yang mengandung flour.
4. Penambalan
Penambalan dapat digunakan untuk melindungi lekukan pada gigi belakang yang sulit
dijangkau. Setelah dibersihkan, daerah yang akan ditambalditutup dengan plastic cair. Setelah
cairan plastic mengeras, akan terbentuk penghalang yang efektif, dimana bakteri di dalam
lekukan akan berhenti menghasilkan asam karena makanan tidak dapat menjangkau lekukan
tersebut. Sebuah tambalan bertahan cukup lama; sekitar 90% bertahan sampai 1 tahun dan 60%
bertahan sampai 10 tahun; tetapi kadang perlu dilakukan perbaikan atau penggantian.
5. Terapi antibakteri
Beberapa orang memilki bakteri penyebab pembusukan yang sangat aktif di dalam
mulutnya. Orang tua bisa menularkan bakteri ini kepada anaknya melalui ciuman. Bakteri
tumbuh di dalam mulut anak setelah gigi pertama tumbuh dan kemudian bisa menyebabkan
terjadinya karies. Karena itu kecenderunag bahwa pembusukan gigi terjadi dalam satu keluarga,
tidak selalu menunjukkan kebersihan mulut maupun kebiasaan makan yang jelek.
Pada orang-orang yang cenderung menderita karies gigi perlu diberikan terapi
antibakteri. Setelah daerah yang membusuk dibuang dan semua lubang serta lekukan ditambal,
maka diberikan obat kumur yang kuat (klorheksidin) selama beberapa minggu untuk membunuh
bakteri di dalam plak yang tersisa. Diharapkan bakteri yang tidak berbahaya akan menggantikan
bakteri penyebab karies. Untuk membantu mengendalikan bakteri, bisa digunakan obat kumur
fluor setiap hari dan mengunyah permen karet yang mengandung xilitol.
E. Pengobatan
Jika pembusukan berhenti sebelum mencapai dentin, maka email bisa membaik dengan
sendirinya dan bintik putih pada gigi akan menghilang. Jika pembusukan telah mencapai dentin,
maka bagian gigi yang membusuk harus diangkat dan diganti dengan tambalan (restorasi).
Mengobati pembusukan pada stadium dini bisa membantu mempertahankan kekuatan gigi dan
memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan pulpa.
1. Penambalan
Tambalan terbuat dari berbagai bahan dan dimasukkan ke dalam gigi atau di sekitarnya.
Perak amalgam merupakan tambalan yang paling banyak digunakan untuk gigi belakang, karena
sangat kuat dan warnanya tidak terlihat dari luar. Perak amalgam relatif tidak mahal dan bertahan
sampai 14 tahun. Tambalan emas lebih mahal, tetapi lebih kuat dan bisa digunakan pada karies
yang sangat besar. Campuran damar dan porselin digunakan untuk gigi depan, karena warnanya
mendekati warna gigi, sehingga tidak terlalu tampak dari luar. Bahan ini lebih mahal daripada
perak amalgam dan tidak tahan lama, terutama pada gigi belakang yang digunakan untuk
mengunyah. Kaca ionomer merupakan tambalan dengan warna yang sama dengan gigi. Bahan
ini diformulasikan untuk melepaskan fluor, yang memberi keuntungan lebih pada orang-orang
yang cenderung mengalami pembusukan pada garis gusi. Kaca ionomer juga digunakan untuk
menggantikan daerah yang rusak karena penggosokan gigi yang berlebihan.
2. Pengobatan saluran akar dan pencabutan
Jika pembusukan menyebar sampai ke pulpa, satu-satunya cara untuk menghilangkan
nyeri adalah mengangkat pulpa melalui saluran akar (endodontik) atau mencabut gigi. Gigi
belakang yang telah menjalani pengobatan saluran akar sebaiknya dilindungi oleh sebuah
mahkota, yang akanmenggantikan keseluruhan permukaan untuk mengunyah. Metoda restorasi
untuk gigi depan yang telah menjalani pengobatan saluran akar tergantung kepada jumlah gigi
yang tersisa. Kadang timbul demam, sakit kepala dan pembengkakan rahang, dasar mulut atau
tenggorokan, dalam waktu 1-2 minggu setelah pengobatan saluran akar. Jika gigi dicabut, harus
segera diganti. Jika tidak, gigi di sebelahnya posisinya akan berubah dan mengganggu proses
menggigit.
F. Cara Menyikat Gigi
Tujuan dari menyikat gigi adalah menghilangkan/menghambat pertumbuhan plak;
embersihkan gigi dari makanan, debris, dan pewarnaan; menstimulasi jaringan gusi; dan
mengaplikasikan pasta gigi yang mengandung suatu bahan khusus untuk mencegah lubang gigi,
penyakit periodontal, maupun mengurangi sensitivitas. Ada lima hal yang harus selalu
diperhatikan dalam melakukan penyikatan gigi guna memperoleh hasil yang efektif. Kelima hal
tersebut adalah:
1. Tepat memilih sikat gigi
2. Tepat cara menyikat gigi
3. Tepat waktu menyikat gigi
4. Tepat lamanya menyikat gigi
5. Teliti dalam menyikat gigi
Syarat-syarat sikat gigi yang baik adalah tangkainya lurus sehingga mudah dipergang. Ujung
kepala sikat kecil dan membulat sehingga mudah masuk ke seluruh daerah mulut, serta bulu sikat
sedang, lembut dan datar. Cara menyikat gigi yang baik dan disarankan adalah:
1. Penyikatan dilakukan pada seluruh permukaan gigi
2. Menggunakan gerakan naik-turun untuk permukaan gigi yang menghadap pipi, bibir dan lidah.
3. Penyikatan dengan gerakan maju-mundur untuk permukaan yang digunakan untuk mengunyah
makanan
Waktu menyikat gigi yang tepat adalah setiap habis makan dan sebelum tidur malam. Lamanya
menyikat gigi kurang lebih 2 menit, dengan 5-10 gerakan untuk setiap bagian, agar pembersihan
pada daerah celah di antara dua gigi lebih maksimal, maka dianjurkan menggunakan benang
gigi(dentalfloss). Selain pada gigi, penyikatan pada lidah juga perlu dilakukan untuk
membersihkan lidah dari kotoran yang dapat menimbulkan bau mulut.
Syarat sikat gigi
Salah satu cara untuk menjaga kesehatan gigi adalah dengan menyikat gigi. Dengan
menyikat gigi, kebersihan gigi dan mulut pun akan terjaga, selain menghindari terbentuknya
lubang-lubang gigi dan penyakit gigi dan gusi. Banyak jenis dan ragam sikat gigi yang dijual di
pasaran, dari yang manual maupun elektrik. Sebetulnya, apa saja syarat sikat gigi yang bagus?
Yang terpenting adalah bulu sikat dan lebar kepala sikat. Untuk bisa menjangkau daerah-daerah
gigi bagian belakang, ukuran kepala sikat gigi yang ideal adalah 35 40 mm. Bahkan, orang
dewasa sebaiknya juga memakai sikat gigi anak, karena ukurannya yang kecil akan membantu
menjangkau bagian gigi yang paling dalam.
Sedikit tips dalam memilih sikat gigi :
1.
Pilihlah sikat gigi yang kepalanya cukup kecil sehingga dapat digunakan dengan baik dalam
rongga mulut. Bagi orang dewasa panjang kepala sikat gigi 2,5 cm, sedangkan pada anak 1,5 cm.
2. Panjang bulu sikat gigi hendaknya sama. Sikat gigi dengan bulu yang panjangnya berbeda tidak
dapat membersihkan permukaan datar tanpa menimbulkan tekanan pada beberapa bulu sikat.
3. Tekstur bulu sikat hendaknya memungkinkan digunakan dengan efektif tanpa merusak jaringan.
Jangan memilih bulu keras sebab dapat merusak jaringan. Yang terlalu lunak pun dikhawatirkan
tidak dapat membersihkan plak dengan sempurna. Yang paling tepat sikat gigi dengan kekakuan
bulu sikat medium.
4. Gagang sikat harus cukup lebar dan tebal agar dapat dipegang kuat dan dikontrol dengan baik.
Sidikit tips memilih pasta gigi atau odol yang baik :
1. Pilih pasta gigi yang mengandung cukup fluoride. Fluoride berfungsi untuk menjaga gigi agar
tidak berlubang. Namun, anak-anak di bawah 3 tahun sebaiknya tidak memakai odol. Pasalnya,
terlalu banyak fluoride justru tidak bagus dan membuat gigi lebih rapuh.
2. Pilih pasta gigi yang busanya tidak terlalu banyak. Busa yang terlalu banyak menunjukkan bahwa
kandungan deterjen di dalamnya juga banyak. Pendapat bahwa semakin banyak busa semakin
baik, tentu tidak benar.
Selain kiat-kiat di atas, akan lebih baik bila hindari langsung makan setelah menyikat
gigi. Pasalnya, kadar asam mulut akan turun dan fluoride pun hilang, sehingga kuman akan
masuk lagi. Makan sebaiknya 1 2 jam setelah menyikat gigi. Untuk menjaga kondisi gigi,
setiap 6 bulan sekali anak sebaiknya dibawa ke dokter gigi untuk dilakukan topical fluoride
(pelapisan gigi). Apalagi bagi anak-anak yang malas menyikat gigi.
Lampiran 2
Evaluasi
Pertanyaan :
1. Apakah yang dimaksud karies gigi?
2. Sebutkan penyebab karies gigi!
3. Apa saja tanda dan gejala karies gigi?
4. Sebutkan pencegahan karies gigi!
5. Sebutkan pengobatan karies gigi!
6. Bagaimana cara menyikat gigi yang benar?
Jawaban :
1.
Karies adalah penyakit jaringan gigi yang berupa lubang pada gigi. Oleh karena menggemari
makanan manis dan jarang menyikat gigi. Sisa makanan dan bakteri dalam mulut berubah
menjadi asam. Asam mampu melarutkan email sehingga akan terbentuk lubang.
a.
b. Makanan
c.
Flour
d. Penambalan
e.
Terapi antibakteri
Penambalan
b. Menggunakan gerakan naik-turun untuk permukaan gigi yang menghadap pipi, bibir dan lidah.
c.
Penyikatan dengan gerakan maju-mundur untuk permukaan yang digunakan untuk mengunyah
makanan.
: Caries Gigi
HARI/TANGGAL
WAKTU
: 1 x 30 Menit
PENYAJI
TEMPAT
A. TUJUAN
I.
II.
2.
3.
B. SASARAN
An. R dan An. D
Pendahuluan
B.
III.
C.
D.
PELAKSANAAN KEGIATAN
KEGIATAN
NO
WAKTU
PENYULUH
1.
5 Menit
Pembukaan
KELUARGA
a.
Salam pembukaan
Menjawab salam
b.
Perkenalan
Memperhatikan
c.
Apersepsi
Berpartisipasi aktif
d.
Mengkomunikasikan tujuan
Memperhatikan
15 Menit
a.
Memperhatikan
dan
mencatat
penjelasan
penyuluh dengan cermat
Pengertian
Penyebab
Pencegahan
b.
c.
Penutup
a.
10 menit
Memperhatikan keterangan
kesimpulan
dari
materi
penyuluhan
yang
telah
disampaikan.
b.
c.
IV.
Melakukan demonstrasi
Menjawab salam
METODE
a.
Ceramah
b.
Tanya jawab
V.
VIII.
Handout
2.
EVALUASI
a. Menyebutkan tanda dan gejala caries dentis (gigi berlubang)!
b. Menyebutkan penangan carie dentis ), gigi berlubang!
IX.
LAMPIRAN MATERI
Pendahuluan
Rongga mulut selalu dihuni oleh berbagai macam mikroba.
Rongga mulut merupakan salah satu pintu masuk berbagai macam penyakit ke tubuh
ANATOMI GIGI
Caries dentis adalah proses penyakit berupa kerusakan yang terbatas pada jaringan gigi mulai dari email gigi dan
menjalar ke tulang gigi
Yang paling banyak penyakit karies gigi = gigi krowok = gigi berlubang
Gigi berlubang karena sisa makanan / karbohidrat menempel pada gigi diubah oleh kuman menjadi asam.
Asam menyebabkan gigi larut dan berlubang.
Gigi yang berlubang jika tidak segera dirawat akan menjalar terus hingga jaringan syaraf gigi dan jaringan
pendukung gigi.
Proses penjalaran gigi berlubang & Apa Yang dirasakan oleh Penderita?
Struktur gigi
Bentuk gigi
Kebersihan mulut
Usia
Jenis kelamin
Suku bangsa
Tingkat pengetahuan
FAKTOR UTAMA
MIKROORGANISME
MAKANAN
A.
1.
2.
3.
4.
5.
Pokok Bahasan
Sub pokok bahasan
: Kesehatan gigi dan mulut bagi anak
Tempat
: SDN 1 Sindangjaya
Tanggal
: 2 Desember 2015
Waktu
: 30 menit
Sasaran
: Anak SD
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit masyarakat dapat memahami
tentang kesehatan gigi dan mulut.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang kesehatan gigi dan mulut selama
C. Materi
Dalam penyuluhan, materi yang disampaikan adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
D. Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab
E. Media
Leaflet dan power point.
F.
1.
2.
3.
4.
a.
b.
c.
d.
e.
G.
Evaluasi
Prosedur
: Post tes
Bentuk
: Tanya jawab
Jenis : Lisan
Bentuk pertanyaan
Masyarakat mampu menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara
benar
Masyarakat mampu menjelaskan fungsi dan bagian-bagian gigi.
Masyarakat mampu menyebutkan macam-macam kerusakan gigi.
Masyarakat mampu menyebutkan penyebab kerusakan gigi
Masyarakat mampu memperagakan cara mengosok gigi dengan benar.
Kegiatan Pembelajaran
NO
Uraian kegiatan
Kegiatan
Mahasiswa
Pembukaan
menit )
Masyarakat
Memperkenalkan Mendengarkan
Menyimak
,
diri
Menjelaskan
maksud dan tujuan
mendengarkan
dan
memahami
penjelasan
yang
diberikan
2
Inti ( 20 menit )
Menguraikan tentang
Menjelaskan
Menyimak,
mendengarka dan
pengertian
memahami
penjelasan yang
mulut
bagian-bagian
gigi.
Menjelaskan
macam-macam
kerusakan gigi.
Memahami
penyebab kerusakan
gigi.
Memperagakan cara
mengosok
gigi
dengan benar.
3
Penutup ( 5 menit )
Menyimpulkan
materi
yang
telah
diberikan
Memberikan
Menyimak
mendengarkan
dan
memahami
penjelasam
yang
kesempatan kepada
pasien
diberikan
untuk Menanyakan hal
dimengerti
Mengucapkan salam
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian
Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi dan mulut berada
dalam kondisi bebas dari adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak
adanya plak dan karang gigi, gigi dalam kadaan putih dan bersih serta memliki
kekuatan yang baik.
B. Fungsi dan mafaat gigi
1. Fungsi gigi
a. Pengunyahan (Mastikasi) yang meliputi memotong, nerobek, dan melumat
b. Keindahan (Estetika)
c. Berbicara (Phonetic)
2. Fungsi bagian gigi
a. Gigi seri (Incisivus)
Posisi gigi ini letaknya di depan dan berfungsi untuk memotong makanan.
b. Gigi taring (Caninus)
Posisi gigi ini terletak pada sudut mulut di sebelah gigi seri dan merupakan gigi
yang paling panjangdalam rongga muut. Fungsinya adalah untuk mengoyak
makanan.
c. Gigi geraham kecil (Premolar)
Gigi ini jumlahnya jumlahnya 8, dengan pembagian 4 ditiap rahang, 2 di kir dan 2 di
kanan gigi ini ada pada dewasa. Fungsinya untuk melumatkan makanan.
d. Gigi geraham (Molar)
Berjumlah 8 seperti gigi premolar, kemuadian lepas pada usia 10-11 tahun dan
digantikan oleh gigi premolar. Sedangkan gigi molar permanen tumbuh di belakang
gigi premolar setelah gigi molar susu lepas dan digantikan oleh gigi premolar
jumlah dari gigi molar premanen adalah 12 dengan pembagian 6 di tiap rahang, 3
ditiap sisi kanan dan kiri. Gigi molar premanen inilah yang sering berlubang dan
menyebabkan keluhan.
C.
1.
2.
3.
4.
5.
D.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
E.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pokok bahasan
: Keperawatan Komunitas
Topik Penyuluhan
Sasaran
Hari / Tanggal
Tempat
: SD Negeri 6 Kulo
Waktu
: 30 menit
A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta penyuluhan
dapat memahami tentang Kesehatan Gigi dan Mulut.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah proses penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut, diharapkan peserta
mampu :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
B.
MATERI
Dalam penyuluhan, materi yang disampaikan adalah :
1. Pengertian kesehatan gigi dan mulut.
2. Fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
3. Tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
C.
1.
2.
3.
STRATEGI PELAKSANAAN
Metode
: Ceramah , Tanya Jawab dan demonstrasi
Media
: Leaflet dan Power Point
Alat
: Alat yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan
Mulut ini adalah LCD, Laptop, Layar, Mikrofon, Meja, Kursi, Sikat gigi, Pasta gigi dan
cawan/gelas plastic
4. Sasaran
: Siswa Dan Siswi SD Negeri 6 Kulo
5. Waktu dan Tempat
: Jam 09.00 WITA, tanggal 6 Januari 2014 SD Negeri 6
Kulo
6. Materi
: Terlampir
D. PROSES PELAKSANAAN
Respon
Penyuluhab
No
Kegiatan
1.
Pendahuluan
a.
a)
Penyampaian salam
b)
Perkenalan
c)
d)
Menjelaskan tujuan
e)
d. Memperhatikan
e. Memperhatikan
1.
Materi
5 menit
b. Memperhatikan
a.
c.
Membalas salam
Waktu
c. Memperhatikan
Penyampaian materi
1.
Peserta
dan
gejala
adanya
Memperhatikan
penjelasan
dan
mencermati materi
Bertanya/ada respon
Meperhatikan jawaban
20 menit
kerusakan gigi.
d.
e.
f.
2.
3.
3.
E.
5 menit
a)
a) Memperhatikan
b)
b) Menjawab salam
SUMBER
http://dhewi-hany.blogspot.com/ SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP)
http://detra18.blogspot.com/ Keperawatan Komunitas I (Satuan Acara Penyuluhan
(SAP)
http://niamts.blogspot.com/ Contoh Satuan Acara Penyuluhan
http://akperku.blogspot.com/2011/11/sap-perawatan-gigi-satuan-acara.html
Untuk menambah percaya diri karena memiliki gigi putih, bersih, dan senyum
yang sehat.
2.
Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur dalam
gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada
tempat yang sering terselip sisa makanan.
3. Mulut merupakan tempat berkembangnya banyak bakteri, namun hanya sedikit
bakteri penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacilli. Khusus untuk
karies akar, bakteri yang sering ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus,
Actinomyces viscosus, Nocardia spp, dan Streptococcus mutans.
4.
Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat
memengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi makanan
mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi
asam dan menurunkan pH. PH dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur
dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi.
Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies,
yaitu :
1. Air liur dapat menjadi penyeimbang lingkungan asam pada mulut. Terdapat
keadaan dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti pada
diabetes mellitus.
2. Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat memengaruhi
produksi air liur. Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel pada
kelenjar liur.
3. Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau
adalah faktor yang signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat
menyusutkan gusi. Dengan gusi yang menyusut, maka permukaan gigi akan
terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah mengalami
demineralisasi.
4. Karies botol susu adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada gigi
susu. Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun
kesemua giginya dapat terkena juga. Sering muncul pada anak-anak yang
tidur dengan cairan yang manis (misalnya susu) dengan botolnya. Sering
pula disebabkan oleh seringnya pemberian makan pada anak-anak dengan
cairan manis.
5.
E.
Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi. Tipe
karies ini sering ditemukan pada pasien dengan xerostomia, kebersihan mulut yang
buruk, pengonsumsi gula yang tinggi, dan pengguna metamfetamin karena obat ini
membuat mulut kering. Bila karies yang parah ini merupakan hasil karena radiasi
kepala dan leher, ini mungkin sebuah karies yang dipengaruhi radiasi.
CARA PERAWATAN GIGI DAN MULUT YANG TEPAT
1. Lakukan dengan cara yang tepat, pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang
lembut dan rapat. Kemudian, terapkan cara menyikat gigi yang benar, yaitu
menyikat dari arah gusi ke ujung gigi dengan gerakan berulang dan tidak
terlalu keras.
2. Disiplin, segala sesuatu yang dilakukan secara rutin akan memberikan
perubahan yang berarti. Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan di
waktu yang tepat yaitu minimal dua kali sehari yaitu sesudah sarapan pagi
dan sebelum tidur malam.
3. Batasi mengkonsumsi makanan manis, makanan yang manis dan lengket
mudah melekat pada gigi yang bilamana tidak langsung dibersihkan akan
membentuk plak dan akhirnya menyebabkan kerusakan gigi. Upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan menyikat gigi segera setelah mengonsumsi
makan tersebut.
4. Pasta gigi pilihan dengan perpaduan bahan alami dan ilmiah, pemilihan pasta
gigi yang tepat juga membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pasta gigi
yang mengandung perpaduan bahan alami (jeruk nipis, garam dan daun
sirih) untuk merawat kesehatan gigi dan mulut secara alami, dan bahan
ilmiah (kalsium dan fluoride) sebagai perlindungan maksimum agar gigi tidak
mudah berlubang.
5. Periksa gigi secara rutin, jagalah kebersihan gigi dan mulut dengan
memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setidaknya setiap
enam bulan sekali dengan catatan rutin.
F.