Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PERILAKU KEKERASAN
A. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang
tidak konstruktif.(Stuart dan Sundeen, 1995).
B. Penyebab
Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri rendah.
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa
jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan
sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal
mencapai keinginan
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Identitas klien yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dll.
2. Pemeriksaan fisik
a. Tanda vital
Tekanan darah pada klien dengan masalah utama perilaku kekerasan (marah) relatif
meningkat, nadi takikardi, suhu meningkat dan frekuensi respirasi bertambah.
b. Ukuran
Berat badan/tinggi badan biasanya tidak mengalami perubahan yang bermakna.
c. Keluhan fisik
Klien biasanya merasa tidak sakit dan tidak ada keluhan fisik.
3. Aspek psikososial
a. Genogram
Dalam genogram klien dengan kekerasan biasanya hubungan klien dengan keluarga
kurang harmonis, yang ditandai dengan komunikasi yang terganggu.
b. Konsep diri
Biasanya merasa tidak berharga, hidup tidak berguna, harga diri rendah, klien
mampu membentuk identitas diri, klien mampu berperan sesuai dengan umur dan
profesinya.
c. Hubungan social
Hubungan sosial merupakan kebutuhan bagi setiap manusia, karena manusia tidak
mampu hidup secara nromal tanpa bantuan orang lain. Pada umumnya klien dengan
gangguan seperti bermusuhan atau malu bicara dengan orang lian.
d. Spiritual
Biasanya klien sesudah atau sebelum sakit aktif melakukan ibadah.
4. Setatus mental
a. Penampilan
tidak rapi, rambut tidak rapi, pakaian tidak rapi.
b. Pembicaraan
Pembicaraan klien dengan amuk kasar, lantang, menantang.
c. Aktivitas motoric
Biasanya klien gelisah tidak dapat duduk dengan tenang, mondar-mandir, menentang
peraturan rumah sakit.
d. Alam perasaan
Pada umumnya tidak tenang, ekspresi wajah tegang dan marah.
e. Afek
Biasanya sesuai (appropriate afect) saat marah ekspresi wajah klien tampak tegang.
f. Interaksi selama wawancara
Biasanya klien menunjukkan bahwa dirinya bermusuhan, tidak kooperatif, mudah
tersinggung, tatapan mata tajam.
g. Persepsi
Biasanya gangguan persepsi terutama halusinasi pendengaran, klien biasanya
mendengar suara-suara yang mengancam, sehingga klien cenderung melawan.
h. Proses pikir
i. Biasanya kehilangan asosiasi, tiba-tiba terhambat dalam proses pikir.
j. Isi pikir
k. Biasanya mengalami gangguan proses pikir: waham terutama waham
curiga
8. Pengetahuan
Klien dengan amuk biasanya kurang mengetahui dalam hal mencari bantuan, faktor
predisposisi, koping mekanisme dan sistem pendukung dan obat-obatan sehingga
penyakit klien semakin berat.
9. Aspek medik
Meliputi diagnosa medis dan terapi obat-obatan yang digunakan oleh klien selama
perencanaan.
B. Pohon Masalah
Resiko prilaku
mencidrai diri
Akibat
Prilaku kekerasan
(marah)
Masalah utama
Malah utama
(core problem)
Penyebab
Skema 2.2 Pohon Masalah Perilaku Kekerasan Dikutip dari: Budi Anna Keliat, 1998.
1. Resiko perilaku mencederai diri sendiri, orang lain dan linkgungan berhubungan
dengan perilaku kekerasan (marah).
2. Perilaku kekerasan (marah) berhubungan dengan harga diri rendah kronis.
3. Gangguan konsep diri yang berhubungan dengan harga diri rendah kronis.
C. Rencana Keperawatan
Tabel 2.1 Rencana Keperawatan
N
O
(1)
Diagnosa
Tujuan
Keperawatan
(2)
Perilaku
(3)
TUM :
kekerasan
Klien dapat
Perencanaan
Kriteria Hasil
(4)
Intervensi
Rasional
(5)
(6)
Beri
Hubungan
melanjutkan
hubungan peran
sesuai dengan
tanggung jawab
TUK :
1.
Klien
1.
Klien mau 1.
dapat
membalas
salam/panggil
saling percaya
membina
salam
nama klien
merupakan
hubungan
2.
Klien mau 2.
Sebutkan
landasan utama
saling
menjabat
nama perawat
untuk hubungan
percaya
tangan
sambil jabat
selanjutnya
3.
Klien mau
menyebutkan
tangan
3.
nama
4.
Klien mau
tersenyum
5.
Klien mau 4.
kontak mata
6.
Klien mau
Jelaskan
maksud
hubungan
interaksi
Jelaskan
tentang kontrak
yang akan
mengetahui
nama perawat
dibuat
5.
Beri rasa
aman dan sikap
empati
6.
1.
Klien
Klien
Lakukan
kontak singkat
Mengurangi
tapi sering
stress dan
dapat
penyebab
dapat
mengungkapka
perasaan jengkel
mengidentifi
n perasaannya
2.
kasi
2.
Klien
Beri
penyebab
dapat
kesempatan untuk
perilaku
mengungkapka
mengungkapkan
kekerasan
n penyebab
perasaannya dapat
perasaan
membantu
jengkel atau
kesal (dari diri
sendiri, dari
lingkungan
atau orang
lain)
3.
Klien
dapat
mengungkapka
n perasaan saat
marah atau
jengkel
4.
Klien
dapat
menyimpulkan
tanda-tanda
jengkel atau
kesal yang
dialami
diketahui
(1)
(2)
3.
(3)
Klien
(4)
(5)
Beri
1.
(6)
-Untuk
dapat
kesempatan
mengetahui hal
mengidentifik
untuk
yang dialami
asi tanda-
mengungkapkan
dan dirasakan
tanda perilaku
perasaannya
saat jengkel
kekerasan
Untuk
2.
Bantu klien
mengetahui
untuk
tanda-tanda
mengungkapkan
klien jengkel
penyebab
atau kesal
jengkel atau
kesal
(1)
(2)
(3)
4. Klien dapat
1.
(4)
Klien dapat
(5)
1. Anjurkan klien
(6)
-Mengeksplorasi
mengidentifik
mengungkapk
untuk
perasaan klien
asi perilaku
an perilaku
kekerasan
kekerasan
perilaku
kekerasan yang
yang biasa
yang biasa
kekerasan yang
biasa dilakukan
dilakukan
dilakukan
biasa dilakukan
klien
2.
Klien dapat
2. Bantu klien
bermain peran
bermain peran
mengetahui
dengan
sesuai dengan
perilaku
perilaku
perilaku
kekerasan yang
kekerasan
kekerasan yang
biasa dilakukan
yang biasa
biasa dilakukan
dan dengan
dilakukan
3.
-Untuk
Klien dapat
bantuan perawat
3. Bicarakan
bisa
bermain peran
dengan klien
membedakan
dengan
apakah dengan
perilaku
perilaku
konstruktif dan
kekerasan
lakukan
detruktif
yang biasa
masalahnya
Dapat
dilakukan
4.
5.
Klien dapat 1.
Klien dapat
selesai
membantu klien
4. Bicarakan
dalam
mengetahui
dengan klien
menemukan
cara yang
apakah dengan
biasa dapat
menyelesaikan
menyelesaikan
lakukan
masalah
masalah atau
masalahnya
tidak
selesai
Klien
Bica
1.
Membantu
mengidentif
dapat
ikasi akibat
menjelaskan
kerugian dari
menilai perilaku
perilaku
cara yang
kekerasan yang
kekerasan
yang
dilakukan klien
dilakukannya
digunakan
Dengan
klien
mengetahui
Bersama klien
akibat perilaku
menyimpulkan
kekerasan
diharapkan klien
digunakan oleh
dapat merubah
klien
perilaku
Tanyakan pada
klien apakah ia
ingin
mempelajari cara
(1)
(2)
6.
(3)
Klien dapat 1.
(4)
Klien
(6)
destruktif
mengidentif
dapat
klien apakah ia
yang
ikasi cara
melakukan
ingin
dilakukannya
konstruktif
cara berespon
mempelajari cara
menjadi
dalam
terhadap
perilaku yang
merespon
kemarahan
terhadap
secara
kemarahan
konstruktif
konstruktif
2.
Berikan
Agar klien
pujian jika
dapat
klien
mempelajari
mengetahui
yang
sehat
konstruktif
Dengan
3.
Diskusikan
mengidentifikasi
dengan klien
cara yang
konstruktif
sehat.
dalam berespon
Seca terhadap
a.
ra fisik : tarik
kemarahan
nafas dalam
dapat membantu
jika sedang
klien
kesal atau
menemukan
mengukur
bantal / kasur
untuk
atau olahraga
mengurangi
atau pekerjaan
kejengkelannya
yang
sehingga klien
memerlukan
tenaga secara -
Reinforceme
verbal
nt positif
katakana
dapat
memotifasi
klien dan
meningkatkan
harga dirinya
Berdiskusi
dengan klien
untuk memilih
cara yang lain
sesuai dengan
kemampuan
klien
(Budi Anna Kelliat, dkk, 1998).
4. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan adalah inisiatuf dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh
perawat dan klien dengan tujuan membantu klien mendapatkan hasil yang telah
ditetapkan yang mencakup kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan
dan memfasilitasi koping (Nursalam, 2001)
2.3.6
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah perbandingan hasil-hasil yang dialami dengan kriteria hasil
yang dibuat dalam tahap perencanaan. Klien akan keluar dari siklus proses keperawatan
apabila kriteria hasil yang telah dicapai dan akan masuk kembali ke dalam siklus
apabila kriteria hasil belum tercapai.
Adapun komponen tahap evaluasi adalah: pertama, mencapai kriteria hasil,
kedua, keefektifan tahap-tahap keperawatan, dan ketiga, revisi atau terminasi rencana
asuhan keperawatan.
Evaluasi pencapaian kriteria hasil ditulis pada catatan perkembangan dalam
bentuk SOAP.
S (Subyektif)
O (Obyektif)
A (Analisa)