Sie sind auf Seite 1von 29

PERTEMUAN XII:

STRUKTUR DAN FUNGSI HAYATI HEWAN

Program Tingkat Persiapan Bersama IPB


2013

STRUKTUR DAN FUNGSI HAYATI HEWAN


Homeostasis:
Sistem Ekskresi
Sistem Pengaturan Suhu Tubuh

Koordinasi dan Pengendalian


Sistem saraf dan Otak
Sistem endokrin
Tingkah laku

Kontinuitas Kehidupan
Sistem reproduksi
2

HOMEOSTASIS: Sistem Ekskresi


Fungsi osmoregulasi, yaitu
menjaga kestabilan ion dan air di
dalam tubuh

metanefridia pada cacing tanah


3

Proses Utama Ekskresi di Ginjal

Filtrasi: air dan molekul kecil disaring dari darah di dalam


glomerulus
Reabsorpsi: molekul kecil yang berguna diserap kembali
ke darah (glukosa, garam, asam amino)
Sekresi: ion-ion (K+ dan H+) yang berlebihan dan juga
obat dan senyawa yang beracun di sekresi ke filtrat
Ekskresi: filtrat hasil filtrasi, reabsorpsi dan sekresi
dikeluarkan dari ginjal ke kandung kemih
4

Ekskresi: Cuci Darah - Dialisis


Jika ginjal rusak, dilakukan cuci darah.
Prinsip: dialisis (=memisahkan)
Darah pasien dipompa dari arteri ke :
serangkaian pipa-pipa: merupakan membran selektif permeabel.
Pipa-pipa dimasukkan ke dalam cairan dialisis yang mirip dengan
cairan tubuh yang mengelilingi nefron.
Seperti ginjal, mesin
Mensortir molekul kecil berdasarkan membran selektif. Gula dan
ion-ion yang berlebih difusi keluar. Senyawa yang diperlukan
seperti ion bikarbonat, berdifusi dari cairan dialisis ke dalam
darah.
Membuang cairan dialisis yang sudah dipakai dengan
terkumpulnya limbah.
Jadi tetap menyimpan sesuatu yang berguna dan membuang
yang lain.
5

Homeodialisis

HOMEOSTASIS: Pengaturan Suhu

Lingkungan dalam vs.


lingkungan luar
Lingkungan luar
berfluktuasi besar
Lingkungan dalam
terpelihara:
sistem pengendali

Mekanisme
Homeostasis

Pengaturan suhu
Umpan-Balik Negatif

Sistem pengendali berada


di otak

Perubahan suhu
merupakan stimulus
- Stimulus memicu efektor
- Efektor bersifat melawan
arah stimulus

Sistem Saraf dan Hormon

Hewan untuk dapat bertahan hidup dan


bereproduksi, perlu koordinasi:

Sistem Saraf
Sistem Endokrin

Unit Saraf
Neuron: satuan struktural
dendrit: membawa signal ke badan sel
akson: membawa signal ke neuron lain atau ke efektor
Sinaps - jembatan antar-neuron atau neuron-efektor

10

Organisasi Sistem Saraf: Sistem Saraf Pusat danTepi

11

Sistem Saraf Pusat dan Tepi


Sistem Saraf Pusat (SSP): Otak & Tali Spinal (vertebrata)
Sistem Saraf Tepi (SST)

12

Sistem dan Mekanisme Kerja Saraf

13

Hubungan antara Sistem Saraf Simpatik, Hormon, dan Tingkah Laku

14

Mekanisme Kerja Saraf


Reseptor sensorik

Contoh: refleks pada lutut

sensorik

motorik

15

Sistem Endokrin: Sinyal Kimiawi


1. Sel pembangkit sinyal
a. Sistem saraf neurotransmiter, tidak
beredar di darah
b. Sistem endokrin hormon, beredar di
darah
kelenjar endokrin
sel neurosekretorik
2. Sel target - kelenjar, otot, neuron

16

Hubungan antara Sistem Saraf dan Endokrin Vertebrata

Hipofisis Posterior (jaringan saraf) menyimpan dan mensekresi hormon


yang dibentuk oleh hipotalamus (jaringan saraf)
Hipofisis Anterior (kelenjar endokrin)
- Mensekresi hormon - bila mendapat Releasing Hormone (RH) dari
hipotalamus
- Berhenti mensekresi hormon - bila mendapat Inhibiting Hormone (IH)
dari hipotalamus
Hipofisis anterior mengarahkan kelenjar hormon lainnya
17

Hubungan Hormon dan Tingkah Laku Makan

lapar

18

Tingkah Laku Hewan


Tingkah laku: perilaku hewan ketika berinteraksi dengan
lingkungannya.
Klise (stereotype, innate, inheren)

Merupakan konsekuensi dari sistem saraf yang diturunkan secara


genetik

Bersifat tetap dan utuh (fixed action pattern)

Terkait dengan stimulus


Acquired (dipelajari)

Tingkah laku individual terbentuk melalui proses belajar


sepanjang masa kehidupan

berubah berdasarkan pengalaman, non-genetik

tidak berkaitan dengan stimulus tertentu

19

Tingkah Laku Klise: Taksis


Taksis:

Orientasi keseluruhan tubuh


organisme menghadapi satu
aspek lingkungan.
Diarahkan oleh stimulus
eksternal (bandingkan:
tropisme pada tumbuhan)
taksis positif
taksis negatif
foto-, geo,- kemotaksis

Tinbergen

20

Tingkah Laku Klise: Refleks dan Insting


Refleks:

Respons: hanya dilakukan oleh


suatu bagian badan
Insting:

dikendalikan: interaksi antara


hormon, stimulus eksternal dan
hirarki sistem saraf

mempunyai aspek motivasi:


terdiri dari dorongan menuju
sasaran, dan bila sasaran ini
tercapai akan menurunkan
dorongan sehingga terpuaskan
(lihat contoh homeostasis pada
gula darah)

Refleks gerak lutut terhadap ketukan


pada lutut
21

Tingkah Laku yang Dipelajari


Belajar:

Conditioning - frekuensi tingkah


laku dipengaruhi oleh
konsekuensi tingkah laku itu

mengaitkan stimulus dengan


ganjaran tertentu
Reasoning:

Kemampuan merespons situasi


baru tanpa pengalaman
sebelumnya

kemampuan mengingat dan


memilih alternatif

inovasi (ilham)

problem solving
22

SISTEM REPRODUKSI: Aseksual


Partenogenesis - kadal gurun

Tunas-Hydra

Fisi - anemon

Fragmentasi-regenerasi
bintang laut

23

Sistem Reproduksi Seksual: Oogenesis

Saat embrio: oosit primer yang


dorman
Setelah pubertas
Dalam setiap siklus haid, 1 oosit
primer menyelesaikan Meiosis I
menghasilkan:
- oosit sekunder (dilepaskan saat
ovulasi)
- badan kutub I
Meiosis II:
- Sperma menembus dinding
oosit sekunder
- Melakukan meiosis II
- Menghasilkan telur (ovum) dan
badan kutub II
24

Siklus Menstruasi
Fase folikular:
folikel matang
menstruasi - endometrium luruh
hari 1-5
Fase ovulasi:

ovarium melepaskan oosit sekunder

hari 6-14

Fase luteal:
corpus luteum terbentuk

endometrium menebal dan glandular

hari 15-28

25

Spermatogenesis

26

Proses Fertilisasi

27

Proses Fertilisasi: Bioteknologi

Dolly: cloning from nuclear transfer


klon dari kelenjar mammae

28

terima kasih

29

Das könnte Ihnen auch gefallen