Sie sind auf Seite 1von 24

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA


Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

N
o

Uraian Kegiatan

21/Dit.Admin/Badilag/10

Uraian Pelayanan

DESKRIPSI :
Prosedur Operasi Tentang Pemanggilan JPU,
Terdakwa, para saksi dan saksi ahli
PEMANGGILAN
1. Ketua Majelis
JPU DAN
memerintahkan
TERDAKWA
pemanggilan JPU untuk
menghadiri sidang pada
hari yg telah ditetapkan
dengan menghadirkan pula
Terdakwa.
2. JPU memanggil Terdakwa
dengan menggunakan
relas panggilan (dalam hal
terdakwa tidak ditahan)
PEMANGGILAN
1. Ketua Majelis
SAKSI/SAKSI
memerintahkan JPU untuk
AHLI
menghadirkan saksi-saksi
yg telah pernah diperiksa
oleh penyidik.
2. Ketua majelis jika
menganggap perlu
meminta JPU
menghadirkan saksi ahli
untuk didengar
keterangannya.
3. Ketua Majelis memberi
kesempatan kepada JPU
untuk menghadirkan saksi
yg memberatkan ( saksi
a charge) dan kepada
Terdakwa untuk
menghadirkan saksi yg
meringankan ( saksi a de
charhe)

Revisi
Tgl.
Halama
n

:
:

1 dari 24 hal.

Unit/Pejab
at
Terkait

Waktu
penyeles
aian

Ketua
Majelis
Hakim

3 hari
sebelum
sidang

Jaksa
Penuntut
Umum
Ketua
Majelis
Hakim

10 menit

Ketua
Majelis
Hakim
Ketua
Majelis
Hakim

Disahkan oleh :
Dirjen Badan Peradilan Agama
MARI

H. WAHYU WIDIANA
NIP : 19520918 197803 1 003

Ket.

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

21/Dit.Admin/Badilag/10

Revisi
Tgl.
Halama
n

:
:

2 dari 24 hal.

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PENYELESAIAN PERKARA JINAYAH OLEH MAJELIS HAKIM
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor
SOP

Revisi tanggal :

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

Tanggal
ditetapka
n
N
o

Uraian
Kegiatan

21/Dit.Admin/Badilag/10

Revisi
Tgl.
Halama
n

Halaman

Uraian Pelayanan

DESKRIPSI :
Prosedur Tata Cara Penyelesaian
Perkara Jinayah oleh Majelis Hakim
pada Mahkamah Syariyah Tingkat
Pertama
PERSIAPAN 1. Panitera atau Panitera
SEBELUM
Pengganti yang akan
PELAKSANA
bersidang
AN
mempersiapkan diri
PERSIDANG
paling lambat 15
AN
menit sebelum
persidangan dimulai
2. Petugas keamanan
(Satpam)
bertanggungjawab
mengawasi
ketertiban dan
keamanan
pelaksanaan
persidangan dan
selalu siap siaga
memposisikan diri di
depan pintu ruang
sidang
3. Petugas keamanan
Mahkamah harus
melakukan
pemeriksaan kepada
setiap orang yang
dicurigai dengan alat
metal detector
4. Petugas keamanan
bertanggungjawab
memastikan bahwa
tidak ada satupun
senjata api, senjata
tajam atgau
peralatan lainnya
yang membahayakan
keamanan masuk ke
dalam ruang
persidangan
5. Panitera/Panitera

:
:

3 dari 24 hal.

Unit/Peja
bat
Terkait

Satpam
dan
Panitera/PP

Waktu
penyelesa
ian

Ket.

15 menit

Satpam

Satpam

Psl 219
KUHAP

Satpam

10 menit
Panitera
Pengganti

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

21/Dit.Admin/Badilag/10

Pengganti yang akan


bertugas membantu
sidang
mempersiapkan/
menyediakan berkas
perkara, peralatan
persidangan lainnya
sebelum Majelis
Hakim memasuki
ruang sidang.
6. Panitera Pengganti
meminta JPU dan
hadirin yang akan
menyaksikan
persidangan masuk
terlebih dahulu ke
ruang sidang,
selanjutnya Panitera
Pengganti
mengumumkan
bahwa Majelis hakim
akan masuk ruang
sidang, hadirin
dimohon berdiri.
7. Setelah Majelis hakim
masuk ruang sidang,
Panitera Pengganti
meminta kembali
agar hadirin duduk
dan mematikan alat
komunikasi (HP)
selama berada di
ruang sidang.
B

PERSIDANG 1. Majelis hakim


AN DAN
melaksanakan sidang
PENYELESAI
perkara pada pukul
AN
09.00 waktu
PERKARA
setempat.
2. Sidang perkara
jinayah harus dihadiri
oleh JPU dan
terdakwa.
3. Dalam keadaan
tertentu sidang
perkara jinayat dapat
dimintakan
pengamanannya oleh
kepolisian RI.
4. Ketua Majelis Hakim

Revisi
Tgl.
Halama
n

:
:

5 menit
Panitera
Pengganti

Majelis
Hakim

Majelis
Hakim

Ketua
Majelis

Maksimal 3
bulan sejak
perkara
didaftarkan

4 dari 24 hal.

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

21/Dit.Admin/Badilag/10

setelah membuka
sidang dan
dinyatakan terbuka
untuk umum,
memerintahkan JPU
untuk menghadirkan
terdakwa ke dalam
ruang sidang dalam
keadaan bebas,
tanpa diborgol
tangannya. (Dalam
praktek bisa saja
Terdakwa dijemput di
ruang tahanan
sementara yg ada di
MS, ataupun telah
masuk bersama JPU
tetapi belum
menempati kursi yg
diperuntukkan bagi
terdakwa).
5. Majelis hakim harus
memberitahukan
kepada Terdakwa
bahwa ia berhak
memperoleh bantuan
hukum. Dalam hal
terdakwa tidak
mampu membiayai
pemberi bantuan
hukum, maka akan
dibiayai oleh negara
melalui pos bantuan
hukum yg ada pada
setiap pengadilan/MS.
6. Pemeriksaan perkara
diawali dengan
mengkonfirmasi
identitas Terdakwa
dan dilanjutkan
dengan pembacaan
dakwaan Jaksa
Penuntut Umum.
7. Majelis Hakim harus
menanyakan kepada
terdakwa apakah ia
telah mengerti
maksud dari dakwaan
yg didakwakan
kepadanya. Jika ia

Revisi
Tgl.
Halama
n
Hakim

Majelis
Hakim

Majelis
Hakim

Majelis
Hakim

:
:

5 dari 24 hal.

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

21/Dit.Admin/Badilag/10

belum mengerti,
maka harus
diperintahkan JPU
untuk menjelaskan
maksud dakwaan JPU.
8. Majelis hakim
memeriksa terlebih
dahulu saksi-saksi
yang telah didengar
keterangannya oleh
penyidik (ada dalam
BAP), baru saksi
lainnya baik atas
permintaan JPU
maupun Terdakwa.

9. Majelis hakim harus


mendengar
keterangan terdakwa
setelah selesai
pemeriksaan saksisaksi dan sebelum
JPU menyampaikan
tuntutannya.
10.Majelis Hakim
memeriksa barang
bukti yang disita
penyidik di depan
sidang dengan
mengkonfirmasikan
pula kepada
Terdakwa dan JPU
11.Majelis hakim
meminta JPU
menyampaikan
tuntutannya setelah
selesai pemeriksaan
alat bukti
12.Majelis hakim harus
memberi kesempatan
kepada Terdakwa
untuk menyampaikan
pembelaannya
(pleido) terhadap
tuntutan JPU.
13.Setiapkali Majelis
Hakim hendak keluar
dari ruang sidang

Revisi
Tgl.
Halama
n
Majelis
Hakim

Majelis
Hakim

Majelis
Hakim

Majelis
Hakim/JPU

Majelis
Hakim

Panitera
Pengganti

:
:

6 dari 24 hal.

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

21/Dit.Admin/Badilag/10

Revisi
Tgl.
Halama
n

:
:

7 dari 24 hal.

setelah selesai
persidangan, Panitera
Pengganti
mengumumkan agar
para hadirin dapat
berdiri.
C

PENGAMBIL
AN
PUTUSAN
DAN
PEMBACAA
N NYA

1. Putusan majelis
hakim ditetapkan
dalam Rapat
Permusyawaratan
yang bersifat rahasia,
setelah seluruh
proses pemeriksaan
perkara selesai.
2. Dalam rapat
permusyawaratan
setiap hakim wajib
menyampaikan
pertimbangan atau
pendapat tertulis thd
perkara yg sedang
diperiksa. Dan dalam
hal tidak tercapai
kesepakatan dalam
mengambil putusan,
pendapat hakim yg
berbeda wajib dimuat
dalam putusan.
3. Pembacaan putusan
harus dilakukan
dalam sidang terbuka
untuk umum dan
pada waktu
diucapkan putusan
tsb harus sudah jadi
(dalam bentuk hard
copy) dan setelah itu
langsung
ditandatangani oleh
Majelis hakim dan
Panitera Pengganti.
4. Segera setelah
selesai pembacaan
putusan, Majelis
Hakim wajib
memberitahukan
kepada Terdakwa
tentang hak-haknya,
seperti hak untuk

Majelis
Hakim

Psl 14
(1) UU
No.48/
2009

Psl 14
(2) dan
(3) UU
No.48/
2009

Majelis
Hakim

Psl 200
KUHAP
Majelis
Hakim

Sebelum
ditutup
sidang
Majelis
Hakim

Paling

Psl 196
(3)
KUHAP

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

21/Dit.Admin/Badilag/10

menerima atau
menolak putusan,
hak untuk
mengajukan upaya
hukum banding dsb.
5. Mahkamah Syariyah
wajib menyampaikan
salinan putusan
kepada JPU, Terdakwa
dan pihak yang
terkait dengan
pelaksanaan putusan
( seperti Lapas dan
Rutan)
D

PELAKSANA
AN
PUTUSAN

1. Putusan hakim
dilaksanakan oleh
Jaksa pada Kejaksaan
Negeri setempat
segera setelah
putusan tsb
mempunyai kekuatan
hukum tetap. Dalam
pelaksanaan putusan
harus memperhatikan
nilai kemanusiaan
dan keadilan
2. Prosedur pelaksanaan
putusan oleh pihak
Kejaksaan harus
sesuai ketentuan
Hukum Acara Pidana
yang berlaku. Dalam
hal hukuman yang
dijatuhkan hakim
mengacu kepada
Perda/ Qanun yang
tidak diatur dalam
KUHAP (seperti
hukuman cambuk),
maka
pelaksanaannya
berpedoman kepada
PERDA/QANUN yang
bersangkutan serta
aturan
pelaksanaannya.
3. Pelaksanaan
hukuman cambuk
oleh Jaksa selaku

Revisi
Tgl.
Halama
n

:
:

8 dari 24 hal.

lambat 7
hari sejak
diucapkan
Panitera
MS

Jaksa

Setelah Pts
BHT

Psl.54
(1) dan
(3) UU
No.48/
2009

Jaksa

Jaksa,
DINKES
dan
POLRES
setempat

Pergub
No.10/
2005

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

21/Dit.Admin/Badilag/10

eksekutor harus
melibatkan pula
Petugas Wilayatul
Hisbah (WH),
petugas kesehatan
(dokter pemerintah)
dan Kepolisian selaku
penanggung jawab
keamanan.
4. Terhadap terhukum
harus dilakukan
pemeriksaan
kesehatan oleh
dokter pemerintah
baik sebelum
maupun setelah
dilaksanakan
hukuman cambuk.
5. Jika hukuman yang
dijatuhkan berupa
kurungan penjara,
maka Ketua MS
menunjuk Hakim
Pengawas dan
Pengamat
(KIMWASMAT) untuk
mengawasi dan
mengamati
pelaksanaan
hukuman terhadap
terpidana di Lembaga
Pemasyarakatan
( LAPAS dan
BAPAS).
6. Hakim yg ditunjuk
sbg Pengawas dan
Pengamat melakukan
pengawasan/
pengamatan ke
LAPAS tempat
Terpidana menjalani
hukuman dan
membuat laporan
secara berkala
kepada Ketua MS

Revisi
Tgl.
Halama
n

Dinas
Kesehatan

:
:

9 dari 24 hal.

Psl 3
(2)
Pergub
No.
10/200
5

Ketua MS

KIMWASMA
T

Disahkan oleh :

Psl 277
dan
283
KUHAP

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

21/Dit.Admin/Badilag/10

Revisi
Tgl.
Halama
n

:
:

10 dari 24 hal.

Dirjen Badan Peradilan Agama


MARI

H. WAHYU WIDIANA
NIP : 19520918 197803 1 003

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

21/Dit.Admin/Badilag/10

Revisi
Tgl.
Halama
n

:
:

11 dari 24 hal.

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PERMOHONAN BANDING DALAM
PERKARA JINAYAH
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor
SOP
Tanggal
ditetapka
n
N
o

Uraian
Kegiatan

Revisi tanggal :
Halaman

Uraian Pelayanan

DESKRIPSI :
Prosedur Operasi Tata Cara
Penerimaan dan Pendaftaran
permohonan banding
PENERIMAA
1. Petugas Meja I
N
menerima
PERMOHONA
permohonan
N BANDING
banding baik yang
diajukan oleh
Penuntut Umum
maupun terdakwa,
jika masih dalam
tenggang waktu
banding yg
ditentukan ( 7
hari) setelah
diucapkan Putusan/
diberitahukan isi
putusan).
2. Petugas Meja I
membuat/menyiapka
n Akta Permohonan
banding dan
selanjutnya meminta
Pembanding
(terdakwa atau
Penuntut Umum)
untuk
menandatangani-nya
lalu ditandatangani
pula oleh Panitera/
Panitera Pengganti

Unit/Pejab
at
Terkait
Panitera
Muda
Jinayah

Waktu
penyeles
aian

Panitera
Muda
Jinayat/Petu
gas Meja I

10 menit

15 menit
Petugas
Meja I

5 menit
Petugas
Meja I

Ket.

Psl.233
jo 67
KUHAP

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

21/Dit.Admin/Badilag/10

MS.
3. Petugas Meja I
menyerahkan
sehelai tembusan
permohonan
banding tsb kepada
Pembanding.
4. Petugas Meja I
mencatat
permohonan
banding tsb dalam
buku register
banding
B

Pendaftaran
selesai
PEMBERITAH
UAN
PERMOHONA
N BANDING,
MEMORI
BANDING,
KONTRA
MEMORI
BANDING
DAN INZAGE

1. Panitera/panitera
pengganti/petugas
memberitahukan
kepada Terdakwa/
Penuntut Umum
tentang adanya
banding dari pihak
lainnya dengan
menggunakan form
yg telah ditentukan.
2. Petugas Meja II
menerima memori
banding dari
Pembanding dan
mencatat tanggal
penerimaannya
3. Petugas Meja II
menyampaikan
salinan Memori
banding Pbdg
kepada Terbanding
dengan
menggunakan relas
PBT.
4. Petugas Meja II
menerima Kontra
Memori banding
dari Terbanding dan
mencatat tgl
penerimaannya.
5. Petugas Meja II
menyampaikan
salinan Kontra
Memori banding
terbdg kpd

Revisi
Tgl.
Halama
n

:
:

12 dari 24 hal.

15 menit

Psl.233
(5)
KUHAP

3 hari

Psl 233
(5)
KUHAP

Petugas
Meja I

Panitera/PP

Petugas
Meja II

5 menit

Petugas
Meja II

1 hari

Petugas
Meja II

5 menit

Petugas
Meja II

1 hari

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

21/Dit.Admin/Badilag/10

6.

7.

8.

9.

PELIMPAHAN
BERKAS
BANDING

1.

Pembanding
dengan
menggunakan relas
PBT.
Petugas
memberitahu-kan
kpd Pembanding
dan Terbanding
untuk memeriksa
berkas (inzage)
selama 7 (tujuh)
hari sebelum dikirim
ke MS Aceh
(tk.banding)
Petugas membuat
Akta-akta berkaitan
dg proses banding
seperti akte
permohonan
berpikir terdakwa,
akte tidak
mengajukan
permintaan banding
(setelah tenggang
waktu banding
lewat), akte tidak
mengajukan
memori banding,
akte/berita acara
inzage dsb.
Petugas Meja II
melakukan
penelitian
kelengkapan berkas
selanjutkan
melakukan
pemberkasan
bundel A dan
Bundel B.
Petugas Meja I
mencatat semua
kegiatan ttg
banding dalam buku
Register Induk dan
Register banding
Petugas
melimpahkan
berkas permohonan
banding kepada
Petugas Meja II

Revisi
Tgl.
Halama
n
Petugas
Meja II

Petugas
Meja II

Petugas
Meja II

Petugas
Meja I

Petugas
Meja II

:
:
1 hari

13 dari 24 hal.

Psl 236
(2)
KUHAP

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

21/Dit.Admin/Badilag/10

2.

3.

4.

5.

6.

Pengiriman

melalui Panmud
Jinayah dengan
menggunakan
ekspedisi
Petugas Meja II
membuat daftar
check list
kelengkapan berkas
banding sebagai
kontrol proses
perkara
Petugas Meja II
menyerahkan
Bundel A dan B
kepada Panitera
melalui Wakil
Panitera untuk
diteliti kembali
sebelum dikirim ke
MS Aceh (tk.
Banding)
Panitera membuat
surat pengantar
pengiriman berkas
perkara banding ke
MS Aceh dalam
rangkap 4, aslinya
untuk MS Aceh, 2
rangkap masingmasing
ditembuskan
kepada Penuntut
Umum dan
Terdakwa dan 1
rangkap disimpan
sebagai arsip.
Petugas
menggandakan
bundel A dan B
untuk disimpan
sebagai arsip oleh
Panmud Hukum.
Petugas
mengirimkan asli
Bundel A dan
Bundel B perkara
banding ke MS
Aceh.

Revisi
Tgl.
Halama
n

:
:

14 dari 24 hal.

Petugas
Meja II

Petugas
Meja II

Panitera MS

14 hari
sejak
dimohon
bdg

Petugas
Meja II

Petugas
Meja II
14 hari
sejak
dimohon
banding

Psl 236
(1)
KUHAP

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

21/Dit.Admin/Badilag/10

Revisi
Tgl.
Halama
n

:
:

15 dari 24 hal.

berkas
banding
selesai

Disahkan oleh :
Dirjen Badan Peradilan Agama
MARI

H. WAHYU WIDIANA
NIP : 19520918 197803 1 003

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PROSES PENYELESAIAN PERKARA BANDING
PADA PENGADILAN TINGKAT BANDING
Nomor
SOP

Revisi tanggal :

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

Tanggal
ditetapka
n
N
o

Uraian
Kegiatan

21/Dit.Admin/Badilag/10

Revisi
Tgl.
Halama
n

Halaman

Uraian Pelayanan

DESKRIPSI :
Prosedur Operasi Tata Cara Penerimaan
dan Pendaftaran Perkara banding di
Pengadilan Tingkat banding
PENERIMAAN 1. Petugas bagian
DAN
penerimaan surat
PENDAFTARA
menerima berkas
N BERKAS
banding dari MS
BANDING
pengaju baik secara
DARI MS
langsung atau
melalui pos dan
mengagendakan
dalam agenda surat
masuk
2. Petugas bagian
penerimaan surat
mendistribusikan
berkas perkara
banding tsb ke
Panitera melalui
Wakil Panitera
dengan
menggunakan buku
ekspedisi.
3. Wakil panitera
menerima dan
memeriksa berkas
banding tsb perihal
kelengkapan berkas.
- jika berkas
lengkap, Wapan
menyerahkan
berkas ke Petugas
Meja I untuk
diregistrasi dan
dibuatkan
pemberitahuan ke
MS dan para pihak
bahwa perkara
banding tsb telah
diregistrasi.
- Jika berkas belum
lengkap, MS Aceh

:
:

16 dari 24 hal.

Unit/Peja
bat
Terkait

Waktu
penyeles
aian

Kasubag.
Umum

5 menit

Kasubag
Umum

Hari itu
juga

Wakil
Panitera

Ket.

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

PENETAPAN
MAJELIS
HAKIM DAN
PENCATATAN
NYA

21/Dit.Admin/Badilag/10

Revisi
Tgl.
Halama
n

:
:

17 dari 24 hal.

mengirimkan surat
ke MS tk.I
meminta
kelengkapan
berkas tsb.
4. Petugas Meja I
menyerahkan berkas
perkara yang telah
didaftar dan diberi
no. register banding
serta dilengkapi
dengan form PMH
kepada Panitera
melalui Wakil
panitera untuk
diteruskan kepada
Ketua MS Aceh dg
menggunakan
ekspedisi.

Petugas
Meja I

1. Ketua MS Aceh
setelah menerima
berkas banding,
mempelajari dan
menetapkan Majelis
Hakim yg dituangkan
dalam PMH
2. Ketua MS Aceh
mengembalikan
berkas banding
kepada Petugas Meja
I melalui panitera
untuk ditetapkan
Panitera Pengganti
yg akan
mendampingi Majelis
hakim.
3. Panitera menetapkan
Panitera Pengganti
yang dituangkan
dalam suatu
penetapan PP.
4. Panitera mencatat
PMH dari KMS Aceh
dalam buku monitor
selanjutnya berkas
diserahkan kepada
petugas Meja I
5. Petugas Meja I

Ketua MSA

1 hari

Sda

Hari itu
juga

Panitera
Sda.
Panitera
Sda.

Petugas
Meja I

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

21/Dit.Admin/Badilag/10

menerima berkas
dari Panitera
kemudian
membuatkan/menge
tik PMH dan
mencatatnya dalam
buku register

PEMERIKSAN
BERKAS
BANDING
DAN
PEMBUATAN/
PENCATATAN
PHS

6. Petugas Meja I
menyerahkan berkas
perkara kepada
Ketua majelis Hakim
yg ditunjuk dengan
menggunakan buku
ekspedisi.
1. Dalam waktu 3 hari
sejak menerima
berkas banding dari
MS, Mahkamah
Syariyah Aceh wajib
mempelajarinya
untuk menetapkan
apakah terdakwa
perlu tetap ditahan
atau tidak. Hal itu
dilakukan baik
karena
kewenangannya
ataupun atas
permintaan
terdakwa.
2. Ketua Majelis hakim
mempelajari berkas
perkara banding,
kemudian
mendistribusikan
kepada para hakim
anggota untuk
dibaca/dipelajari
secara bergilir
3. Majelis hakim secara
sendiri-sendiri
mencatat hal-hal yg
ditemukan dalam
pemeriksaan berkas
banding (ttg
administrasi dan
tehnis yustisial) serta
menyusun
pertimbangan/penda

Revisi
Tgl.
Halama
n

:
:

18 dari 24 hal.

Petugas
Meja I

Ketua
MS/Majelis
Hakim

3 hari

Ketua
Majelis
Hakim

3 hari

Majelis
Hakim

Majelis
Hakim

Psl 238
(3)
KUHAP

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

21/Dit.Admin/Badilag/10

4.

5.

SIDANG
PENGAMBILA
N PUTUSAN

1.

2.

3.

pat-nya tentang
perkara tsb.
Setelah semua
anggota majelis
hakim membaca
berkas, lalu berkas
perkara dikembalikan
kepada Ketua Majelis
untuk ditetapkan hari
Sidang pengambilan
putusan.
Dalam hal dianggap
perlu, Majelis hakim
dapat mendengar
sendiri keterangan
terdakwa atau saksi
atau penuntut umum
dg menjelaskan
secara singkat dalam
surat panggilan
kepada mereka
tentang apa yang
ingin diketahuinya.
Majelis hakim
didampingi panitera
pengganti
mengadakan sidang
permusyawaratan
untuk menetapkan
putusan di tingkat
banding
Ketua majelis hakim
meminta pendapat
lebih dahulu kepada
Hakim anggota yg
paling muda (yunior)
baru kepada hakim
anggota lainnya dan
terakhir pendapat
Ketua majelis hakim
sendiri.
Majelis hakim
menetapkan
putusannya baik
secara aklamasi
(bulat) ataupun
berdasarkan suara
terbanyak, namun
dalam hal terakhir ini
pendapat hakim

Revisi
Tgl.
Halama
n

Majelis
hakim

Majelis
Hakim

Majelis
Hakim

Majelis
Hakim

:
:

19 dari 24 hal.

Psl 238
(4)
KUHAP

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

PENYAMPAIA
N SALINAN
PUTUSAN
DAN BUNDEL
A

21/Dit.Admin/Badilag/10

yang berbeda harus


dicantumkan dalam
bagian akhir
pertimbangan hukum
putusan ( sbg
decenting opinion).
4. Ketua majelis
membacakan
putusan dalam
sidang terbuka untuk
umum, lalu Majelis
hakim dan panitera
pengganti yang
mendampingi majelis
hakim
menandatangani asli
putusan.
1. Setelah asli putusan
ditandatangani
Majelis hakim,
Panitera Pengganti
yg bersidang
menyiapkan salinan
putusannya dan
surat pengantar
pengiriman/
pengembalian
bundel A,
selanjutnya berkas
perkara diserahkan
kepada Panitera ybs
untuk ditandatangani
salinan putusan tk.
banding dan surat
pengantar
pengiriman/
pengembalian berkas
burdel A.
2. Panitera
menyerahkan
kembali berkas
kepada Petugas Meja
II untuk pengiriman
salinan putusan
kepada terdakwa dan
penuntut umum
(pembanding dan
terbanding) melalui
MS tk. Pertama yg
memutus serta

Revisi
Tgl.
Halama
n

Majelis
Hakim dan
PP

Panitera

Ketua
majelis
dan PP
Panitera

:
:

1 hari

20 dari 24 hal.

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

21/Dit.Admin/Badilag/10

pengembalian burdel
A.
3. Ketua majelis dan
Pantera pengganti
menyelesaikan
minutasi berkas
perkara.
4. Pantera pengganti
menyerahkan berkas
perkara yg sudah
diminutasi kepada
Petugas Meja II untuk
diarsipkan.
5. Petugas arsip
mengarsipkan berkas
perkara jinayat
dalam box dan rak
terpisah dari perkara
perdata.

Revisi
Tgl.
Halama
n

:
:

21 dari 24 hal.

Pengganti

Petugas
arsip

Proses di tk.
banding
selesai
Disahkan oleh :
Dirjen Badan Peradilan Agama
MARI

H. WAHYU WIDIANA
NIP : 19520918 197803 1 003

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA

Nomor
SOP
Tanggal
ditetapka
n
No

Standard Operating Procedures


PENGGELEDAHAN TEMPAT DAN PENYITAAN BARANG BUKTI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Revisi tanggal :

Uraian Kegiatan

Halaman

Uraian Pelayanan

Unit/Pejabat
Terkait

Waktu
penyele

Ket.

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

21/Dit.Admin/Badilag/10

Revisi
Tgl.
Halama
n

:
:

22 dari 24 hal.

saian

DESKRIPSI :
Prosedur Operasi Tata Cara Penggeledahan
Tempat dan Penyitaan barang Bukti
PENGGELEDAHA 1. Polisi menggeledah
N TEMPAT
tempat kejadian perkara
setelah memperoleh izin
tertulis dari Ketua MS
setempat
2. Dalam hal tertangkap
tangan, polisi segera
menggeleledah TKP,
selanjutnya meminta
persetujuan tertulis dari
Ketua MS setempat
3. Ketua MS mempelajari
permohonan
izin/persetujuan
penggeledahan tempat
selanjutnya
mengeluarkan Penetapan
pemberian Izin/penolakan
izin ataupun Penetapan
persetujuan
penggeledahan
PENYITAAN
1. Polisi menyita barang
BARANG BUKTI
bukti setelah
memperoleh izin tertulis
dari Ketua MS setempat
2. Dalam hal tertangkap
tangan, polisi segera
menyita barang bukti,
selanjutnya meminta
persetujuan tertulis dari
Ketua MS setempat
3. Ketua MS mempelajari
permohonan
izin/persetujuan
penyitaan, selanjutnya
mengeluarkan Penetapan
Pemberian Izin/Penolakan
Izin ataupun Penetapan
persetujuan penyitaan
barang bukti.
4. Dalam hal penyitaan
surat dari mereka yg
menurut Undang-undang
wajib dirahasiakan selain
rahasia negara, Ketua MS

POLRI dan
KETUA MS
Polri dan KMS

Setelah
mendapa
t izin MS

Polri dan KMS

Saat
kejadian
perkara

Ketua MS
1 hari
setelah
menerim
a
permoho
nan

Psl 33
KUHAP

Polri dan KMS

Polri dan KMS

Ketua MS

Ketua MS

1 hari
setelah
menerim
a
permoho
nan

Psl 34
KUHAP

Psl 43

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

21/Dit.Admin/Badilag/10

Revisi
Tgl.
Halama
n

:
:

mengeluarkan izin
khusus kepada penyidik
berdasarkan permohonan
dari penyidik

PEMERIKSAAN
SURAT

1. Dalam hal ada


kecurigaan thd suatu
surat yg berkaitan dg
tindak pidana, polisi
meminta izin khusus
kepada Ketua MS untuk
membuka, memeriksa
dan menyita surat-surat
terkait yg dikirim melalui
kantor pos atau
telekomunikasi.
2. Ketua MS mempelajari
permohonan izin
pemeriksaan surat
selanjutnya jika
sependapat dg polri,
mengeluarkan Penetapan
Izin khusus Pemeriksaan
Surat
3. Surat-surat yang telah
diperiksa Polisi/penyidik
harus ditutup kembali
dan selanjutnya dicap/
ditulis disampulnya
telah dibuka oleh
penyidik disertai tgl,
tanda tangan dan
identitas penyidik.

23 dari 24 hal.

KUHAP
1 hari
setelah
menerim
a
permoho
nan
Polri dan
Kantor Pos/
telekomunikas
i

Ketua MS

Polri dan
Kantor Pos

Psl 47
KUHAP

1 hari
sejak
menerim
a
permoho
nan

Sda

Psl 48
KUHAP

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Standard Operating Procedures
PEMANGGILAN JPU, TERDAKWA, PARA SAKSI DAN SAKSI AHLI
PADA MAHKAMAH SYARIYAH TINGKAT PERTAMA
Nomor SOP

Tgl Ditetapkan

21/Dit.Admin/Badilag/10

Revisi
Tgl.
Halama
n

:
:

24 dari 24 hal.

Disahkan oleh :
Direktur Jenderal Badan Peradilan
Agama

H. Wahyu Widiana
NIP. 19520918 197803 1 003

Das könnte Ihnen auch gefallen