Sie sind auf Seite 1von 9

AKHLAK - AKHLAK PERDAGANGAN

Dosen Pengempu : Nasiruddin, M. Si, M.Pd

Di Susun Oleh :
KARLENA APRIANTI

13820029

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
I. PENDAHULUAN
Dalam dunia bisnis, kadang diwarnai perilaku yang tidak sesuai prinsip syariah dan
tidak islami. Untuk itu, sepatutnya para praktisi bisnis syariah menjalankan akhlak yang
sesuai dengan akhlak Rasulullah SAW. Satu hal yang dimiliki Rasulullah SAW dan sulit
ditemui pada pebisnis lainnya adalah akhlakul karimah yakni budi pekerti yang mulia.
Salah satu aspek keimanan seorang muslim kepada rasul adalah dia harus yakin bahwa
akhlak pribadi beliau adalah usawatun hasanah yakni, suri tauladan yang baik dan pantas
dikuti. Jadi keteladanan beliau pada umatnya bukan hanya ibadah sholat, puasa, haji dll.
Tentu itu benar kita harus mengikuti beliau dalam beribadah. Tetapi, jangan lupa bisnis
beliau sarat dengan teladan. Beliau memiliki etos kerja yang sangat baik, bahkan jika kita
membahas sejarah Rasulullah SAW, beliau telah mempunyai teladan yang baik.
Bayangkan saja usia 8 tahun beliau sudah hidup mandiri, usia 12 tahun beliau sudah
terjun bisnis berdagang ke siriah. Sejak usia 20 tahun beliau sudah sukses dalam etos
kerja. Beberapa kali beliau berpesan bahwa kerja keras itu adalah ibadah, amal soleh,
jihad, bahkan kifarat penghapus dosa. Bukan hanya etos kerja yang beliau miliki tetapi
juga etika kerja. Seperti kepiawaian, kelincahan, keuletan, tidak licik, khianat dan tidak
boleh merugikan orang lain. Segi akhlak itu berlaku universal, maksudnya jujur perlu
setiap saat, terbuka juga penting, cerdas juga penting, akan tetapi tentu ada praktek-

praktek bisnis yang sebagai mana beliau ajarkan, semisal beliau berdagang memakai unta
bukan berarti kita tidak boleh memakai mobil, pesawat dsb. Tentu kita lebih tahu
bagaimana cara-cara untuk mencapai keuntungan asalkan denagn cara yang halal. Namun
soal akhlak berlaku universal intinya berlaku masa rasulullah dan juga berlaku dimasa
sekarang sampai akhir zaman. Jangan sampai merusak tatanan akhlak tetapi boleh timbul
inisiativ yang cerdas. Untuk melakukan bisnis-bisnis yang tidak baik. Seperti praktekpraktek tidak jujur.
Dalam makalah ini akan membahas masalah perdagangan atau jual beli, dasar-dasar
perdagangan, rukun-rukunnya, akhlak berdagang, dan larangan dalam perdagangan.
Tujuannya agar mahasiswa bisa menganalisis bahwa dalam berdagang atau jual beli itu
ada juga yang namanya akhlak berdagang beserta dasar-dasar dan rukun-rukun dalam
perdagangan.
II. PEMBAHASAN
Berdagang termasuk perwujudan dari cinta kepada harta benda. Tapi bila dalam
berdagang seseorang tidak lagi mempedulikan halal dan haram, menghalalkan segala cara
untuk mencari keuntungan, atau dengan ungkapan lain tidak lagi mengindahkan aturan
allah dan Rasul-Nya.1 maka itu perdagangan haram karena didalam perdagangan itu
sendiri terdapat berbagai macam akhlak yang harus dipatuhi bagi umat islam dalam
berbisnis. Perdagangan dijelaskan dalam tiga bentuk, yaitu tijarah (perdagangan), bay
(menjual) dan Syira (membeli). Selain istilah tersebut masih banyak lagi istilah-istilah
lain yang berkaitan dengan perdagangan, seperti dayn, amwal, rizq, syirkah, dharb.2
Pada umumnya manusia saling membutuhkan barang yang ada pada orang lain.
Sedangkan orang yang punya barang tidak mau begitu saja memberikanya, tanpa ganti,
karena itu, maka adanya jual-beli menjadi jalan mendapatkan barang-barang yang
diinginkan tersebut, tanpa takut akan berbuat yang menyalahi.
Jual beli menurut arti bahasa adalah satu pihak menyerahkan barang dan pihak
lainnya membayar harganya. Menurut ta'rif agama "jual beli" adalah mempertukarkan
milik antara dua bela pihak dengan suka rela. Dan sebagai tanda "suka rela" ialah adanya
1

H, Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, Yogyakarta: LPPI UMY, 2009, hlm. 67


Rudi Susanto, Perdagangan Syariah, http://artikel.staff.uns.ac.id/2009/01/31/perdagangan-syariah/, di akses tanggal
22-9-2014, 09:48 WIB
2

ucapan "ijab-qabul".3 Dasar dari ta'rif ini adalah ayat 29 An-Nisa :

Artinya: "Hai, orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta-harta kamu
sesama dengan cara bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu."4
Dalam pedagangan maupun jual beli memiliki dasar-dasar dalam melakukannya
perdagangan ini, yaitu :
1. Dengan suka sama suka sepenuhnya. Rasulullah saw. Bersabda: "jual-beli itu sah
hanya dengan suka sama suka." (HR. Ibnu Majah)
2. Tidak boleh mengicuh dalam jual beli. Rasulullah saw. Bersabda : "Dan tidak
halal bagi orang islam untuk mengicuh." (HR. Ibnu Majah), contoh kasus: seorang
penjual pakaian jadi, seperti celana jeans. Celana jeans yang dijualnya sebenarnya buatan
bandung, tetapi dikatakannya buatan amerika.
3. Harus menerangkan cacat barangnya kepada pembeli jika barangnya ada cacatnya.
Rasulullah saw. Bersabda: "barang siapa menipu maka ia bukan tergolong umatku." (HR.
Muslim).5
Dalam perdagangan terdapat berbagai rukun (unsur-unsur) yang harus ada dalam
perdagangan ini, yaitu:
1. Penjual
2. Pembeli
3. Barang yang dijual belikan ada (nyata)
4. Pernyataan (ijab dan qabul)
Jika dari salah satu empat unsur ini tidak ada, maka jual-belinya tidak sah, jika A dan B
melakukan jual beli barang yang belum ada (nyata) seperti ikan dalam danau, maka jual
belinya tidak sah. Begitu pula jika A membeli barang, tetapi penjualnya tidak ada, maka
hukumnya tidak sah.6 karena didalam perdagangan itu perlu ketelitian baik pembeli yang
meneliti barang yang ingin dibeli, maupun penjual meneliti apakah uang yang diberikan
asli atau tidak, karena apabila tidak teliti maka salah satu dari pembeli maupun penjual
3

M, Thalib, Fiqih Nabawi, Surabaya: Al-Ikhlas, 1991, hlm. 176


Sheikh Mishary bin Rashed Al-Afasy,( VIA Qur'an-Terjemah.org), QS: An-Nisa ayat 29
5
M, Thalib, Fiqih Nabawi,...................................................., hlm. 178
6
Ibid, hlm. 178
4

akan rugi, padahal dalam perdagangan umat islam tidak boleh saling merugikan karena
hukumnya haram. Ada pendapat pandangan dalam Mazhab Syafi'y , "jual beli dengan
cara memberikan barang dan menerima harga, dengan tidak melakukan ijab dan qabul
oleh pihak penjual dan pembeli, yang dinamai dengan bahasa fiqh ba'i mu'atahah,
sebagai yang berlaku dimasyarakat kita sekarang, tidak sah."
Dari abu haniefah dalam soal ini diterima dua riwayat, yaitu :
1. Tiada disyaratkan ijab dan qabul, baik terhadap barang-barang yang berharga
(banyak harganya) maupun terhadap barang kecil-kecilan.
2. Disyaratkan pada barang berharga banyak, tidak pada yang berharga murah.
Menurut pendapat ahmad, disyaratkan ijab dan qabul pada barang-barang yang berharga
banyak, tidak pada barang-barang yang berharga sedikit.7
Akhlak-akhlak perdagangan dalam islam terdapat beberapa yang wajib dilakukan karena
akhlak-akhlak ini penjelasanya sudah ada tercantum pada Al-Qur'an, antara lain:
1. Menjauhkan diri dari riba8

Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka
baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu
adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah :
275)9

Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Hukum-Hukum Islam Fiqh :Yang berkembang dalam Kalangan Ahlus Sunah,
Jakarta: Bulan Bintang, 1978, hlm. 379-380
8
Miftah Faridl, Panduan Hidup Muslim, Bandung: Pustaka, 2006, hlm. 216
9
Sheikh Mishary bin Rashed Al-Afasy,( VIA Qur'an-Terjemah.org), QS: al-baqarah ayat 275

2. Didasari suka sama suka10

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS: an-Nisa: 29).11
Maksudnya suka sama suka disini apabila pembeli mau membeli baju dari penjual
dan kebetulan baju itu berwarna kesukaan si pembeli, karena si pembeli sudah suka
maka dia akan membeli baju itu, dan penjual melayani dengan sikap yang sopan,
kalau terjadi kasus si penjual seperti memaksa untuk membeli dagangannya yang
barangnya itu tidak disukai pembeli dan penjual masih tetap memaksa, maka itu akan
terjadi jual beli yang tidak Islami.
3. Mementingkan pengabdian kepada Allah SWT.12
Seperti yang disebutkan pada al-qur'an QS al-Jum'ah (62:9)

Artinya :
Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.13
bahwa pada hari jum'at harus segera melaksanakan solat jum'at untuk mengingat
nama allah, dan segera tinggalkan jual beli, sesudah solat jum'at baru melanjutkan
lagi jual-beli (berdagang).
4. Mempermudah tidak mempersulit
Djabir ra berkata : "Rasulullah saw bersabdah : "Allah merahmati kepada orang yang
ringan jika menjual atau membeli dan jika menagih hutang." (HR. Bukhari)
Djabir ra berkata : "Nabi saw membeli unta daripadanya maka menimbangkan
harganya dan membelinya." (HR Bukhari Muslim)
5. Menimbang dengan benar dan jujur
Abu Shafwan Suwaid bin Qais ra berkata : "Saya dengan Makhrahma al-Abdi
10

Miftah Faridl, Panduan ..............................................................., hlm. 217


Sheikh Mishary bin Rashed Al-Afasy,..........................................., QS: an-Nisa ayat 29
12
Miftah Faridl, Panduan .................................................................., hlm. 217
13
Sheikh Mishary bin Rashed Al-Afasy,..........................................., QS: Jumuah ayat 9
11

membawa kain-kain dari hajar, maka nabi saw datang menawar celana, sedangkan
ditempatku ada tukang timbang, maka Nabi saw : "Timbanglah dan Lebihi."
6. Menghindari dari penipuan
Ibnu "Umar ra berkata :"bahwaa seorang laki-laki menyatakan pada Nabi saw bahwa
ia tertipu ketika jual beli. Maka Nabi menyatakan, "jika engkau berjual beli maka
katakanla, "tidak boleh menipu." (HR. Bukhari)
7. Menghindari dari saling menaikan Harga
Dari Abu Hurairah ra berkata: "Rasulullah saw melarang orang kota menjualkan
barang orang desa, dan janganlah saling menaikan harga barang dan janganlah
bersaing seseorang atas harga dagangan saudaranya." (HR. Bukhari)
8. Tidak jual beli barang terlarang
Dari Ibnu Mas'ud ra, bahwa Rasulullah saw melarang berjual beli anjing, upah
perzinaaan (pelacuran) serta dengan (ramalan) tukang tenung. (HR. Bukhari)
9. Tidak mempermudah sumpah
Hindarilah sering-sering dari bersumpah dalam penjualan, karena sumpah itu
menyegerakan terjualnya barang tetapi menghapuskan berkatnya. (HR. Bukhari),
contoh ketika kita ingin membeli barang dan kita tanya kepada penjual apakah
barang yang kita mau kualitasnya bagus, dan penjual menjawab dengan sumpah
barang saya tidak ada yang kualitasnya jelek, maka penjual itu tidak mendapat
berkah dalam penjualannya.
10. Tidak licik/curang
Tidak boleh menjual dua sha' dengan satu sha' dan tidak boleh satu dihram dengan
dua dihram. (HR. Bukhari).14 maksudnya dalam timbangan cabe tidak boleh
diberatkan timbangannya untuk memperoleh keuntungan karena itu curang, dan
orang yang curang akan mendapatkan dosa dari perbuatanya.
11. Dilakukan senang sama senang
Rasulullah saw bersabda: "jual beli itu harus dilakukan dengan senang sama senang.
Apabila keduanya jujur dan terbuka, maka jual belinya diberkahi, tetapi kalau
dilakukan dengan dusta, dengan kecurangan, dan tertutup, makan keberkahan
dihilangkan."
14

Miftah Faridl, Panduan Hidup Muslim, Bandung: Pustaka, 2006, hlm. 219

12. Penjualan barang pada waktunya


Diriwayatkan oleh Ibnu Umar bahwa Rasullulah saw telah melarang penjualan buahbuahan sebelum matang, baik bagi yang menjual maupun yang membeli. 15
Maksudnya menjual barang pada waktunya iyalah, ketika berang itu belum pantas
untuk dijual contoh buah-buahan apabila buah-buahan belum matang maka buah itu
belum boleh dijual.
III. PENUTUP
Akhlak dalam berdagang yang dimiliki oleh Rasulullah saw wajib untuk diikuti dan
diterapkan, karena akhlak-akhlak itu untuk kesenangan didunia dan diakhirat, akhlakakhlak perdaganan yang baik yaitu, dengan menjauhkan diri dari Riba, karena riba adalah
perbuatan yang sangat dibenci Allah SWT yang dimana Riba tersebut akan merugikan
orang lain, selanjutnya akhlak perdagangan harus mempunyai akhlak yang jujur,
melakukan perdagangan suka sama suka, senang sama senang, tidak curang, menjaga
perkataan, sopan dalam pelayanan kepada pembeli, dan lain-lain. Semua itu perlu
diterapkan dalam perdagangan saat ini. Karena perdagangan kita saat ini banyak yang
melenceng dari ajaran yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw kepada umatnya agar
dalam berdagang mendapatkan berkah dan rezeki yang halal dan di ridohi Allah SWT.
Terdapat salah satu dalam akhlak berdagang yang diterapkan rasulullah adalah
pengambdian kepada Allah SWT, ketika sholat jum'at laki-laki wajib meninggalkan
kegiatan jual beli dan melakukan sholat agar mengingat Allah SWT, setelah melakukan
sholat jum'at maka diperbolehkan melanjutkan perdagangan atau jual beli untuk
mendapatkan rezeki dari Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Ash Shiddieqy, Muhamad Hasbi. 1978. Hukum-Hukum Fiqih Islam: Yang Berkembang
Dalam Kalangan Ahlus Sunnah. Jakarta: Bulan Bintang
Fridl, Miftah. 2006. Panduan Hidup Islam. Bandung: Pustaka
Ilyas, H Yunahar. 2009. Kuliah Akhlak, Yogyakarta: LPPI UMY
Sheikh Mishary bin Rashed Al-Afasy. ( VIA Qur'an-Terjemah.org)
Susanto,Rudi.PerdaganganSyariah.http://artikel.staff.uns.ac.id/2009/01/31/perdagangan
15

Muhammad Sanad At Thukhi, Ibadah Muamalah dalam Tinjauan Fiqih, Jakarta: Gema Insani Press, 1994, hlm. 125

syari'ah.di akses tanggal 22-9-2014, 09:48 WIB

Thalib, M. 1991. Fiqih Nabawi. Surabaya: Al-Ikhlas


Thukhi, Muhammad Sanad Al. 1993. Ibadah Muamalah Dalam Tinjauan Fiqih. Jakarta:
Gema Insani Press

Das könnte Ihnen auch gefallen