Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PEDOMAN PENYUSUNAN
PANDUAN PRAKTIK KLINIS DAN
CLINICAL PATHWAY DALAM ASUHAN
TERINTEGRASI SESUAI STANDAR
AKREDITASI RUMAH SAKIT 2012
EDISI I 2015
TIM PENYUSUN
PEDOMAN PENYUSUNAN PANDUAN PRAKTIK KLINIS DAN
CLINICAL PATHWAY DALAM ASUHAN TERINTEGRASI SESUAI STANDAR
AKREDITASI RUMAH SAKIT 2012
TIM PENGARAH
1.
2.
3.
KOORDINATOR
Hanny Rono Sulistyo, DR. Dr. SpOG, (K) MM
ANGGOTA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
TIM KONTRIBUTOR
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Nama
Jabatan
Idrus Alwi, Prof, DR, Dr, SpPD, K-KV,
FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC, Ketua Umum PAPDI
FACP
R.Suhartono, Dr. SpB KBV
Ketua Umum IKABI
M. Kurniawan, Dr. Sp. S (K), M. Sc., Sekretaris
Jenderal
PPFICA
PERDOSSI
Santoso Soeroso, Dr. SpA,( K ) MARS
Pengurus Pusat IDAI
Andon Hestiantoro,Dr. SpOG (K)
Sekjen PB POGI
Nurhidayatun, Ns, M. Kep, Sp. Kep An
Pengurus Pusat PPNI
Departemen
Pelayanan
Enny Mulyatsih, M. Kep., Sp. KMB
HIPMEBI Pusat
Anggota Dep. Pelayanan DPP.
Desrinah Harahap, M. Kep., Sp. Mat
PPNI
Masrial Mahyudin, Drs. Apt, MM
Koordinator Rujukan PP IAI
Wakil
Ketua
Pembinaan
Triyani Kresnawan, DCN, M.Kes, RD
Profesi Dietisien & Nutrisionis
ii
Profesi
PAPDI
IKABI
PERDOSSI
IDAI
POGI
PPNI
HIPMEBI
PPNI
IAI
PERSAGI
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan Pedoman Penyusunan Panduan Praktik Klinis dan Clinical Pathway
Dalam Asuhan Terintegrasi Sesuai Standar Rumah Sakit 2012 Salah satu tujuan
penyusunan buku Pedoman ini untuk menjadi Pedoman Rumah Sakit dalam penyusunan
Panduan Praktik Klinis dan Clinical Pathway.
Pedoman Penyusunan Panduan Praktik Klinis dan Clinical Pathway Dalam
Asuhan Terintegrasi Sesuai Standar Rumah Sakit 2012 ini sangatlah penting dalam
melakukan kendali mutu dan kendali biaya dan ini dijelaskan dalam Undang-Undang RI
No. 44 tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
Buku ini disusun oleh Kelompok Kerja yang diberi tugas oleh Ketua Umum
PERSI dengan Surat Keputusan No. 212/SK/PP.PERSI/IX/2015 Tentang Tim Penyusun
Clinical Pathway Guideline and Hospital Based Costing Guidebook.
Tim Penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Prof.
DR. dr. Sudigdo S. SpA (K) yang telah memberikan ilmu pengetahuan menambah
wawasan bagi Tim Penyusun sehingga terbentuknya Buku Pedoman Penyusunan
Panduan Praktik Klinis dan Clinical Pathway Dalam Asuhan Terintegrasi Sesuai Standar
Rumah Sakit 2012 dan juga kepada semua pihak yang telah memberi masukan, saran,
kritik terhadap buku tersebut.
Semoga buku ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan dokter, perawat,
Nutrisionis/Dietisien dan Apoteker sehingga memahami pentingnya penyusunan Panduan
Praktik Klinis dan Clinical Pathway sebagai dasar dalam implementasi dari perundangundangan yang berlaku.
Jakarta,
November
2015
Tim Penyusun
iii
iv
vi
vii
DAFTAR ISI
Tim Penyusun Pedoman Penyusunan Panduan Praktik Klinis dan Clinical Pathway
Dalam Asuhan Terintegrasi Sesuai Standar Rumah Sakit 2012 ................................
Kata Pengantar Tim Penyusun ................................................................................
Sambutan Ketua Umum PERSI .................................................................................
Sambutan Ketua Eksekutif KARS .............................................................................
Sambutan ketua Umum IDI .......................................................................................
Sambutan Menteri Kesehatan RI ...............................................................................
Daftar Isi .....................................................................................................................
Daftar Singkatan dan Istilah .......................................................................................
Daftar Lampiran .........................................................................................................
i
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xv
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................
BAB II
11
BAB III
12
12
13
13
15
19
20
23
BAB IV
24
24
31
32
32
32
BAB V
LAMPIRAN................................................................................................................. 35
viii
DAFTAR
SINGKATAN DAN ISTILAH
CP
IDNT
NANDA Int.
NOC
PAG
PAK
PAKf
PAGT
PNPK
PPK
Algoritme
Apoteker
Asesmen Keperawatan
ix
riwayat
gizi,
data
biokimia,
pengukuran
Asuhan Keperawatan
Diagnosis Keperawatan :
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Gagal
Menerima
xi
Obat
(Failure
to
receive
medication)
Edukasi terintegrasi
Kebutuhan oksigenisasi
2.
3.
Kebutuhan eliminasi
4.
Kebutuhan mobilisasi
5.
6.
Kebutuhan berpakaian
7.
8.
9.
meliputi:
xii
Konseling Gizi
oleh
tenaga
gizi
untuk
menanamkan
dan
intervensi
yang
diberikan
dan
tingkat
keberhasilannya.
Multidisiplin
Rekam Medis.
Perawat Penanggung Jawab : Kepala kelompok Perawat yang melakukan Asuhan
Keperawatan dapat Perawat Primer atau Ketua Tim
Prosedur
Protokol
xiii
Standing Order :
Tenaga Gizi
Varian
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
1.
35
2.
37
3.
....................................................................................
39
4.
....................................................................................
41
5.
6.
46
7.
49
8.
9.
43
54
65
68
70
..............................................................................
60
73
.................................................
79
81
86
90
94
99
101
103
105
107
109
xv
125
128
.......................................................................................
131
......................................................................................
134
.....................................................................................
136
138
................................................................... 141
143
145
148
151
40. PAKf Terkait Permasalahan Obat (Drug Related Problem) Pada Acute
Myocardial Infraction
................................................................................. 154
41. PAKf Terkait Permasalahan Obat (Drug Related Problem) Pada Diabetes
Melitus ........................................................................................................
156
42. PAKf Terkait Permasalahan Obat (Drug Related Problem) Pada Ginjal Akut
157
43. PAKf Terkait Permasalahan Obat (Drug Related Problem) Pada Hypertensi
159
44. PAKf Terkait Permasalahan Obat (Drug Related Problem) Pada Trauma
Abdomen ...............................................................................................
160
45. PAKf Terkait Permasalahan Obat (Drug Related Problem) Pada Apendisitis
162
46. PAKf Terkait Permasalahan Obat (Drug Related Problem) Pada Diare
164
166
48. PAKf Terkait Permasalahan Obat (Drug Related Problem) Pada Kejang
Demam ......................................................................................................
168
49. PAKf Terkait Permasalahan Obat (Drug Related Problem) Pada Ileus
Obstruktif ....................................................................................................
170
xvi
172
174
xvii
176
CLINICAL PATHWAY
1.
....................
178
2.
185
3.
..............
192
4.
..........................................
199
5.
..........................................
207
6.
215
7.
223
8.
230
9.
237
245
253
261
13. Clinical Pathway Placenta Previa Totalis Pada Kehamilan Aterm RS Kelas B&C 268
14. Clinical Pathway Stroke Hemorrhagic RS Kelas B & C......................................
275
283
xviii
SURAT TUGAS
1.
Surat Keputusan Pengurus Pusat PERSI (Disalin sesuai dengan aslinya) .........
2.
Surat Tugas Idrus Alwi, Prof, DR, Dr, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC,
FESC, FAPSIC, FACP (Disalin sesuai dengan aslinya) ..................................
3.
309
Surat Tugas Enny Mulyatsih, M. Kep., Sp. KMB (Disalin sesuai dengan
aslinya)..............................................................................................................
9.
308
8.
307
7.
306
6.
305
Surat Tugas M. Kurniawan, Dr. Sp. S (K), M. Sc., FICA (Disalin sesuai
dengan aslinya) ...................................................................................................
5.
304
4.
301
310
311
312
11. Surat Tugas Triyani Kresnawan, DCN, M.Kes, RD (Disalin sesuai dengan
aslinya)..............................................................................................................
xix
313
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia membuat suatu langkah besar dan mendasar dibidang kesehatan.
Pada tanggal 1 januari 2014, Jaminan Sosial Nasional dibidang kesehatan atau yang
kita kenal dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dimulai. Sangat logis apabila
langkah besar ini tak mungkin dimulai langsung dengan suatu kesempurnaan, karena
itu akan membutuhkan proses yang panjang dan rumit melibatkan semua stake
holdersnya. Masyarakat yang menggunakan dan instansi ujung tombak kesehatan
harus terus memberikan masukkan tentang kendala dilapangan, Kementerian
Kesehatan harus sigap dalam merevisi berkesinambungan sistim didalam proses ini
dan
Badan
Penyelenggara
Jaminan
Kesehatan
(BPJS)
memperbaiki
terus
yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan
e. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran
atau kedokteran gigi.
Standar pelayanan kesehatan itu dibuat secara berjenjang dan saling
mempengaruhi. Di Pusat Kementerian Kesehatan akan menentukan PNPK (Pedoman
Nasional Pelayanan Kedokteran) yang merupakan hasil pemikiran dari organisasi
profesi.
PNPK ini diperlukan apabila
1.
2.
3.
4.
PMK 1438/2010
Kepatuhan Kepada Standar dan Penyangkalan
Pasal 13
1) Dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lainnya di fasilitas
pelayanan kesehatan harus mematuhi PNPK dan SPO sesuai dengan
keputusan klinis yang diambilnya,
2) Kepatuhan kepada PNPK dan SPO menjamin pemberian pelayanan
kesehatan dengan upaya terbaik di fasilitas pelayanan kesehatan, tetapi
tidak menjamin keberhasilan upaya atau kesembuhan pasien;
3) Modifikasi terhadap PNPK dan SPO hanya dapat dilakukan atas dasar
keadaan yang memaksa untuk kepentingan pasien, antara lain keadaan
khusus pasien, kedaruratan, dan keterbatasan sumber daya.
4) Modifikasi PNPK dan SPO sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus
dicatat di dalam rekam medis.
1.
Formulir Clinical Pathway diisi oleh Case Manajer dan bukan oleh DPJP.
Formulir Clinical Pathway bukan merupakan bagian dari Rekam Medis akan
tetapi merupakan piranti pengendalian mutu oleh tim mutu para Komite
Medik, Keperawatan dan Profesi Kesehatan lainnya di Rumah Sakit. Case
Manajer ini dapat dijabat oleh dokter umum atau perawat senior yang
bertugas memantau proses kepatuhan pada setiap kasus diruangan dan akan
berkonsultasi dengan semua PPA apabila ditemukan masalah dalam
penanganan kasus. Case Manajer memantau dengan mengisi cek list dalam
Clinical Pathway dari awal sampai pasien pulang. Formulir Clinical
Pathway yang sudah diisi dan selesai dikumpulkan di Komite Medik untuk
2.
3.
menjadi acuan).
Clinical Pathway bukanlah piranti untuk kendali biaya walaupun bisa
digunakan secara terbatas untuk menghitung biaya (unit cost), untuk kendali
biaya digunakan Hospital Based Costing yang akan dibuat panduan
4.
tugas
berdasarkan
pelimpahan
wewenang
2.
BAB II
DASAR HUKUM
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 17 Tahun 2013 Tentang Ijin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 26 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
dan Praktik Tenaga Gizi
12. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 49 Tahun 2013 Tentang Komite
Keperawatan
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 78 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelayanan
10
BAB III
PANDUAN PRAKTIK KLINIS, PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN,
PANDUAN ASUHAN GIZI DAN PANDUAN ASUHAN KEFARMASIAN
1.
Pengertian Umum
Pada paradigma lama praktik klinik masih didominasi oleh praktik
kedokteran, namun dengan adanya patient center care dan juga integrated
kolaborasi interprofesional maka praktik klinis juga diintegrasikan dengan
praktik/asuhan keperawatan, asuhan gizi dan asuhan farmasi. Menjadi Panduan
Praktik Klinis, Panduan Asuhan Keperawatan (PAK), Panduan Asuhan Gizi
(PAG) dan Panduan Asuhan Kefarmasian (PAKf).
Panduan Praktik Klinis adalah istilah teknis sebagai pengganti Standar
Prosedur Operasional (SPO) dalam Undang-undang Praktik Kedokteran 2004
dan Undang-Undang Keperawatan yang merupakan istilah administratif.
Penggantian ini perlu untuk menghindarkan kesalahpahaman yang mungkin
terjadi, bahwa standar merupakan hal yang harus dilakukan pada semua
keadaan. Jadi secara teknis Standar Prosedur Operasional (SPO) dibuat berupa
Panduan Praktik Klinis (PPK) yang dapat berupa atau disertai dengan salah satu
atau lebih: alur klinis (Clinical Pathway), protokol, prosedur, algoritme, standing
order.
Bila tersedia Panduan Nasional Praktik Kedokteran (PNPK), Panduan
11
Praktik Klinis (PPK) dibuat dengan rujukan utama Panduan Nasional Praktik
Kedokteran (PNPK), Karena Panduan Nasional Praktik Kedokteran (PNPK)
hanya dibuat untuk sebagian kecil penyakit, maka sebagian besar Panduan
Praktik Klinis (PPK) dibuat dengan rujukan lain Panduan Praktik Klinis (PPK)
dapat sama/berbeda di RS yang beda:
a.
Panduan Praktik Klinis (PPK) untuk DBD tanpa syok, mungkin bersifat
sama, di rumah sakit tipe, A, B, C, D.
b.
c.
d.
2.
Tujuan
3.
Penyusunan
Panduan Praktik Klinis, Panduan asuhan Keperawatan, Panduan Asuhan
Gizi, Panduan Asuhan Kefarmasian seharusnya dibuat untuk semua jenis
penyakit/kondisi klinis yang ditemukan dalam fasilitas pelayanan kesehatan.
Namun
dalam
pelaksanaannya
dapat
12
dibuat
secara
bertahap,
dengan
Buku ajar
13
departemen, sedangkan untuk rumah sakit tipe A dan tipe B yang memiliki
pelayanan subdisiplin harus dibuat Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan
Asuhan Keperawatan (PAK), Panduan Asuhan Gizi (PAG), dan Panduan Asuhan
Kefarmasian (PAKf) untuk penyakit-penyakit terbanyak sesuai dengan
divisi/subdisiplin masing-masing. Pembuatan Panduan Praktik klinis (PPK)
dikoordinasi oleh Komite Medis, Pembuatan Panduan Asuhan Keperawatan
(PAK) dikoordinasi oleh Komite Keperawatan dan pembuatan Panduan Asuhan
Gizi (PAG) dan Panduan Asuhan Kefarmasian (PAKf) dikoordinasi oleh Komite
Tenaga Kesehatan setempat dan berlaku setelah disahkan oleh Direksi.
4.
Isi
I.
Pengertian
2.
Anamnesis
3.
Pemeriksaan Fisik
4.
Prosedur Diagnostik
5.
Diagnosis Kerja
6.
Diagnosis Banding
7.
Pemeriksaan Penunjang
8.
Tata Laksana
9.
10. Prognosis
11. Tingkat Evidens*
12. Tingkat Rekomendasi*
13. Penelaah Kritis*
14. Indikator
15. Kepustakaan
Catatan :
14
LITERATUR
Meta-analisis Randomized Clinical Controlled Trial
Minimal satu Randomized Clinical Controlled Trial
Minimal satu non Randomized Clinical Controlled Trial
Studi kohort dan atau kasus kontrol
Studi Cross - Sectional
Seri Kasus dan laporan kasus
Konsensus dan pendapat ahli
REKOMENDASI
A
B
C
Scottish Intercollegiate Guidelines Network; US Agency for Health Care Policy and
Research
II. Format Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) :
1. Pengertian
2. Asesmen Keperawatan
3. Diagnosis Keperawatan
4. Kriteria Evaluasi/Nursing Outcome
5. Intervensi
6. Informasi & Edukasi/Discharge Planning
7. Evaluasi
8. Evidence based nursing practice*
9. Penelaah Kritis
15
10. Kepustakaan
Catatan :
*
Bila memungkinkan
Pengertian
2.
Asesmen
a.
Asesmen Antropometri
b.
Asesmen Biokimia
c.
Asesmen Klinis
d.
e.
3.
Diagnosis
4.
Intervensi
a.
Perencanaan
b.
Implementasi
c.
Edukasi
d.
Konseling Gizi
e.
5.
6.
Re Asesmen*
7.
Indikator/Outcome
8.
Kepustakaan
Catatan :
*
16
1.
Pengertian
2.
3.
4.
5.
6.
a.
b.
c.
d.
e.
Overdosis
f.
g.
Interaksi obat
h.
Intervensi Farmasi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
b.
b.
c.
d.
7.
8.
Indikator
17
9.
5.
Kepustakaan
Perangkat
Dalam Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan Keperawatan
(PAK), Panduan Asuhan Gizi (PAG), dan Panduan Asuhan Kefarmasian (PAKf)
mungkin terdapat hal-hal yang memerlukan rincian langkah demi langkah. Untuk
ini, sesuai dengan karakteristik permasalahan serta kebutuhan, dapat dibuat
Clinical Pathway (Alur Klinis), algoritme, protokol, prosedur, maupun
standing order.
Contoh:
18
6.
Penerapan
Panduan Praktik Klinis (termasuk turunan-turunannya: Clinical
Pathway, algoritme, protokol, prosedur, standing orders) merupakan panduan
yang harus diterapkan sesuai dengan keadaan pasien. Oleh karenanya
dikatakan bahwa semua Panduan Praktik Klinis (PPK) bersifat rekomendasi
atau advis. Apa yang tertulis dalam Panduan Praktik Klinis (PPK) tidak harus
diterapkan pada semua pasien tanpa kecuali.
Berikut alasan mengapa Panduan Praktik Klinis (PPK) harus diterapkan
dengan memperhatikan kondisi pasien secara individual.
a.
b.
19
d.
Panduan Praktik Klinis (PPK) dianggap valid pada saat dicetak. Kemajuan
teknologi kesehatan berlangsung amat cepat. Bila suatu obat yang semula
dianggap efektif dan aman, namun setahun kemudian terbukti memiliki efek
samping yang jarang namun fatal, misalnya disritmia berat, maka obat
tersebut tidak boleh diberikan. Di lain sisi, bila ada obat lain yang lebih
efektif, tersedia, dapat dijangkau, lebih aman, lebih sedikit efek sampingnya,
maka obat tersebut harus diberikan sebagai pengganti obat yang ada dalam
Panduan Praktik Klinis (PPK)
e.
20
jelas
dalam
rekam
medis,
21
dan
ia
harus
siap
untuk
7.
Revisi
Panduan Praktik Klinis (PPK) merupakan panduan terkini untuk tata laksana
pasien, karenanya harus selalu mengikuti kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran,
keperawatan, gizi, dan tenaga kesehatan lainnya. Untuk itu Panduan Praktik Klinis
(PPK) secara periodik perlu dilakukan revisi, biasanya setiap 2 tahun. Idealnya
meskipun tidak ada perbaikan, peninjauan tetap dilakukan setiap 2 tahun. Masukan
untuk revisi diperoleh dari Panduan Nasional Praktik Kedokteran (PNPK), Panduan
Asuhan Kefarmasian (PAKf) yang baru (bila ada), pustaka mutakhir, serta
pemantauan rutin apakah Panduan Praktik Klinis (PPK) selama ini dapat dan sudah
dikerjakan dengan baik. Proses formal audit klinis dapat merupakan sumber yang
berharga untuk revisi Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan Keperawatan
(PAK), Panduan Asuhan Gizi (PAG), dan Panduan Asuhan Kefarmasian (PAKf)
namun bila audit klinis belum dilaksanakan, pemantauan rutin merupakan sumber
yang penting pula.
Untuk menghemat anggaran, di rumah-rumah sakit yang sudah mempunyai
intranet, Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan Keperawatan (PAK),
Panduan Asuhan Gizi (PAG), dan Panduan Asuhan Kefarmasian (PAKf) dan panduan
lain dapat di-upload yang dapat diakses setiap saat oleh para dokter dan profesional
lainnya, dan bila perlu dicetak.
22
BAB IV
PENUNJANG PANDUAN PRAKTIK KLINIS
1.
23
terdapat ko-morbiditas.
Apapun yang terjadi harus dilakukan evaluasi dan dokter memberikan
multidisiplin.
b.
sah-sah saja.
c. Dapatkah penyakit lain dibuat Clinical Pathway sesuai dengan kondisi
lokal?
Ide pembuatan Clinical Pathway adalah membuat standarisasi pemeriksaan dan
tata laksana pasien yang memililiki pola tertentu. Bila perjalanan klinis suatu
penyakit sangat bervariasi, misalnya diare atau sepsis, tentu sulit untuk
membuat standar pemeriksaan dan tindakan yang diperlukan hari demi hari.
24
25
Nama Pasien
2.
Jenis Kelamin
3.
Tanggal Lahir
4.
5.
6.
Penyakit Utama
7.
Penyakit Penyerta
8.
Komplikasi
9.
Tindakan
Asesmen awal
a.
b.
2.
Laboratorium
3.
Radiologi/imaging
4.
Konsultasi
26
5.
6.
Asesmen Lanjutan
a.
Asesmen Medis
b.
Asesmen Keperawatan
c.
Asesmen Gizi
d.
Asesmen Farmasi
Diagnosis
a.
Diagnosis Medis
b.
Diagnosis Keperawatan
c.
Diagnosis Gizi
7.
Discharge Planning
8.
Edukasi Terintegrasi
9.
a.
Edukasi/Informasi Medis
b.
Edukasi Gizi
c.
Edukasi Keperawatan
d.
Edukasi Farmasi
e.
Terapi/Medikamentosa
a.
Injeksi
b.
Cairan Infus
c.
Obat Oral
d.
Obat anestesi.
b.
c.
d.
Dokter DPJP
27
b.
Keperawatan
c.
Gizi
d.
Farmasi
12. Mobilisasi/Rehabilitasi
a.
Medis
b.
Keperawatan
c.
Fisioterapi
13. Outcome/Hasil
a.
Medis
b.
Keperawatan
c.
Gizi
d.
Farmasi
Kegiatan
2.
Uraian Kegiatan
3.
4.
Keterangan
2.
3.
Pelaksana Verivikasi
28
V. Keterangan:
Rumah Sakit membuat Clinical Pathway sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
setempat
2.
3.
Catatan yang ada didalam Rekam Medis dimasukkan pada formulir Clinical
Pathway dengan cara di checklist ()
4.
Catatan yang didalam Rekam Medis tetapi tidak terdapat didalam format
formulir Clinical Pathway dicatat didalam varian
5.
6.
Pelaksana Verivikasi adalah petugas yang diangkat bisa Case Manager atau
Kepala Ruangan
7.
8.
29
5) Variant Untuk kegiatan yang ada dalam rekam medik tapi tidak
terdapat dalam format Clinical Pathway
6) Clinical pathway ditandatangani oleh Dokter Penanggung
Jawab Pelayanan, Perawat Penanggung Jawab dan Pelaksana
Verivikasi.
2.
Algoritme
Algoritme merupakan format tertulis berupa flowchart dari pohon
pengambilan keputusan. Dengan format ini dapat dilihat secara cepat apa yang
harus dilakukan pada situasi tertentu. Algoritme merupakan panduan yang efektif
dalam beberapa keadaan klinis tertentu misalnya di ruang gawat darurat atau
Instalasi Gawat Darurat. Bila staf dihadapkan pada situasi yang darurat,
dengan menggunakan algoritme ia dapat melakukan tindakan yang cepat untuk
memberikan pertolongan.
CONTOH FORMAT ALGORITME
PENANGANAN CEDERA KEPALA
CEDERA KEPALA
SADAR
TIDAK SADAR
Anamnesa:
Riwayat tidak sadar < 15
Hemiparesis
Muntah (+)
Defisit neurologis
30
FOTO KEPALA
Fraktur (-)
CT SCAN CITO
Fraktur (+)
Kelainan (-)
Kelainan (+)
Observasi
Bedah Syaraf
NEUROLOGI
BEDAH SYARAF
3. Protokol
Protokol merupakan panduan tata laksana untuk kondisi atau situasi tertentu
yang cukup kompleks. Misalnya dalam Panduan Praktik Klinis (PPK) disebutkan
bila pasien mengalami atau terancam mengalami gagal napas dengan kriteria
tertentu perlu dilakukan pemasangan ventilasi mekanik. Untuk ini diperlukan
panduan berupa protokol, bagaimana melakukan pemasangan ventilasi mekanik,
dari pemasangan endotracheal tube, mengatur konsentrasi oksigen, kecepatan
pernapasan,
bagaimana
pemantauannya,
apa
yang
harus
diperhatikan,
pemeriksaan berkala apa yang harus dilakukan, dan seterusnya. Dalam protokol
harus termasuk siapa yang dapat melaksanakan, komplikasi yang mungkin timbul
dan cara pencegahan atau mengatasinya, kapan suatu intervensi harus dihentikan,
dan seterusnya.
4.
Prosedur
Prosedur merupakan uraian langkah-demi-langkah untuk melaksanakan
tugas teknis tertentu. Prosedur dapat dilakukan oleh perawat (misalnya cara
memotong dan mengikat talipusat bayi baru lahir, merawat luka, suctioning,
pemasangan pipa nasogastrik), atau oleh dokter (misalnya pungsi lumbal atau
biopsi sumsum tulang).
5.
Standing orders
Standing orders adalah suatu kegiatan kolaborasi yang terdiri dari tindakan
31
delegasi atau mandat dokter kepada perawat yang telah diatur dalam UndangUndang Keperawatan. Standing orders dapat diberikan oleh dokter pada pasien
tertentu, atau secara umum dengan persetujuan Komite Medis. Contoh:
perawatan pasca bedah tertentu, pemberian antipiretik untuk demam, pemberian
anti kejang per rektal untuk pasien kejang, defibrilasi untuk aritmia tertentu.
Contoh lain yaitu order pemberian diet.
BAB V
DISCLAIMER (PENYANGKALAN, WEWANTI)
Disclaimer (Penyangkalan, Wewanti)
Sejalan dengan uraian dalam bab terdahulu, dalam setiap dokumen tertulis
Panduan Praktik Klinis (PPK) serta perangkat implementasinya mutlak harus
dituliskan disclaimer (wewanti, penyangkalan). Hal ini amat diperlukan untuk:
1) Menghilangkan kesalahpahaman atau salah persepsi tentang arti kata
standar, yang bagi sebagian orang dimaknai sebagai sesuatu yang harus
dilakukan tanpa kecuali
2) Menjaga autonomi dokter bahwa keputusan klinis merupakan wewenangnya
sebagai pihak yang dipercaya oleh pasien untuk memberikan pertolongan
medis, asuhan keperawatan, asuhan gizi, dan asuhan kefarmasian.
Dalam disclaimer (yang harus dicantumkan pada setiap dokumen PPK)
harus tercakup butir-butir yang telah dikemukakan di atas, sebagai berikut:
32
Panduan Praktik Klinis (PPK) berisi panduan praktis, tidak berisi uraian
lengkap tentang penyakit/kondisi
Panduan Praktik Klinis (PPK) bukan merupakan hal terbaik untuk semua
pasien
33
LOGO
RS
1. Pengertian ( Definisi)
2. Anamnesis
1.
2.
3.
4.
3. Pemeriksaan Fisik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja
Apendisitis akut
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan Penunjang
1.
2.
3.
4.
1.
Urolitiasis dekstra
UTI dekstra
Adneksitis
Kista ovarium terpuntir
Darah rutin, masa perdarahan,
pembekuan
2. Ureum kreatinin
3. GDS
4. HbsAg
34
masa
1.
2.
3.
4.
Apendektomi perlaparoskopik
Open appendektomi
Hanya kalau ada kontra indikasi mutlak
3 hari
14. Indikator
1.
2.
3.
4.
15. Kepustakaan
9. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
10. Prognosis
35
Keluhan berkurang
Lama hari rawat : 3 hari
Tidak terjadi Infeksi Luka Operasi (ILO)
Kesesuaian dengan hasil PA
LOGO
RS
1.
Pengertian (Definisi)
2.
Anamnesis
3.
Pemeriksaan Fisik
4.
Kriteria Diagnosis
1.
2.
5.
Diagnosis Kerja
6.
Diagnosis Banding
1.
2.
3.
4.
Prostatitis
Batubuli- buli
Keganasan prostat
Infeksi Traktus Urinarius
36
7.
8.
Pemeriksaan Penunjang
Tata Laksana
Tindakan Operatif
Terapi Konservatif
Lama perawatan
9.
Edukasi
(Hospital Health Promotion)
10. Prognosis
5.
6.
Striktur Urethra
Batu uretra proksimal/prosterior
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Darah rutin
Urine rutin
Kultur Urine
Ureum kreatinin
GDS
PSA (< 5 ng/ml)
IVP (jika ada curiga obstruksi uropathy)
USG abdomen
SMF BedahUmum
37
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
15. Kepustakaan
LOGO
RS
1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan Penunjang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
Adanya deformitas
Hilangnya fungsi (fungsiolaesa)
Lihat ukuran tulang dan bandingkan kedua sisi
Apakah terdapat nyeri tekan, nyeri bila digerakan
Adanya krepitasi
Seberapa jauh gangguan fungsi yang terjadi
Anamnesa sesuai dengan kriteria penyakit
Pemeriksaan fisik sesuai dengan kriteria penyakit
Pemeriksaan penunjang yang mendukung
Fraktur terbuka
Dislokasi + luka
1. Foto rontgen minimal 2 proyeksi ( AP dan Lateral,
Aksial, Tangensial )
2. Darah rutin, masa perdarahan, masa pembekuan
3. Ureum kreatinin
4. GDS
5. HbsAg
6. EKG ( Kalau perlu )
38
1.
8. Tatalaksana
9. Penyulit
2.
3.
4.
5.
1.
2.
1.
10. Edukasi
(Hospital Health Promotion)
2.
3.
4.
5.
16. Kepustakaan
1. Keluhan berkurang
2. Tidak terjadi Infeksi Luka Operasi (ILO)
3 hari apabila tidak ada komplikasi
Ad vitam
: dubia (sesuai tipe fraktur terbuka)
Ad sanationam : dubia (sesuai tipe fraktur terbuka)
Ad fungsionam : dubia (sesuai tipe fraktur terbuka)
SMF Bedah Orthopaedi
1. Bila ada cedera lain yang menyertai, bedah vaskuler,
bedah digestif dan lain-lain
2. bila diperlukan untuk toleransi operasi seperti penyakit
dalam, neurologi dan lain-lain
1. Standar Pelayanan Medis Perhimpunan Dokter
Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia, Edisi II, Jakarta
2008
2. Sjamsuhidajat R. Dan De Jong W., Buku Ajar Ilmu
Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta 1997
3. Mansjoer A. dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III,
Media Aesculapius, Jakarta 2000
39
LOGO
RS
1. Pengertian (Definisi)
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja
Hernia Inguinalis
40
6. Diagnosis Banding
a.
b.
c.
d.
e.
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Tatalaksana
Hidrokel
Limfadenopati Inguinal
Testis Ektopik
Lipoma
Orkitis
10. Prognosis
Ad vitam : Bonam
Ad sanationam : Bonam
Ad fungsionam : Bonam
II
15. Kepustakaan
2.
41
LOGO
RS
1.
Pengertian ( Definisi)
2.
3.
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
42
1.
4.
Kriteria Diagnosis
5.
Diagnosis Kerja
6.
Diagnosis Banding
7.
Pemeriksaan Penunjang
8.
Tata Laksana
2.
1. Severe Osteoarthritis
2. Severe Rheumatoid Arthritis
3. Severe Post Traumatic Athritis
-tidak ada1. Standing Xray AP/Lat dan Skyline view 30
derajat (true size) , Thorax AP
2. Darah rutin,
3. Masa perdarahan, masa pembekuan
4. Liver function test
5. Renal Fuction test
6. GDS
7. Urinalisa
8. Echocardiografi dan EKG
9. CT Scan/MRI (untuk metode Patient Spesific
Instrument/PSI)
1. Antibiotik profilaksis pre-Op dilanjutkan hingga
24
jam
post
Op
(rekomendasi
:
Cefazolin/Cefuroxime/Vancomycin)
2. Analgetik dan NSAID pre-post op (rekomendasi
: Paracetamol infusion, Cox-2 inhibitor)
3. PPI atau H2 Receptor (rekomendasi :
Omeprazole/Pantoprazole/Ranitidine)
4. Anti Deep Vein Trombosis (DVT) oral
(rekomendasi : Rivaroxaban -Xarelto) 1x1tab
selama 12 hari.
5. Rehabilitasi medic paska operasi
1.
2.
Tindakan Operatif
4-7 hari
Lama perawatan
43
1.
9.
Edukasi
10. Prognosis
1.
15. Kepustakaan
44
1.
2.
Pengertian (Definisi)
Anamnesis 1
45
3.
4.
Pemeriksaan Fisik 1
Kriteria Diagnosis 1
5.
6.
7.
Diagnosis Kerja
Diagnosis Banding
Pemeriksaan
Penunjang1,2,3,4,5
Demam Tifoid
5
1. Demam dengue
2. Malaria
3. Enteritis bacterial
Laboratorium
1. Darah perifer lengkap sering: leukopenia, anemia dan
trombositopenia.
2. Uji Widal: bila kenaikan 4 kali titer antibody O dan H
pada specimen yang diambil pada jarak 2 minggu
3. Kultur darah, feses dan urin
4. Uji TUBEX
5. Typhidot
6. Dipstick
7. Enzyme linked immunosorbent assay (ELISA)
46
8.
Tata Laksana4,6
9.
Edukasi6
10.
Prognosis
11.
Tingkat Evidens
Alternatif lain:
1. Tiamfenikol 4x500 mg
2. Kotrimoksazol 2x960 mg selama 2 minggu
3. Ampisilin dan amoksisillin 50-150 mg/Kg BB selama 2
minggu
4. Sefalosporin generasi III: seftriakson 3-4 gram dalam
dekstrosa 100 cc selama jam per-infus sekali sehari,
selama 3-5 hari
5. Sefotaksim 2-3x1 gram, Sefoperazon 2x1 gram
6. Fluorokuinolon
Norfloksasin 2x400 mg/hari selama 14 hari
Siprofloksasin 2x500 mg/hari (15 mg/KgBB)
selama 5-7 hari
Ofloksasin 2x400 mg/hari (15 mg/KgBB) selama
5-7 hari
Perfloksasin 400 mg/hari selama 7 hari
Fleroksasin 400 mg/hari selama 7 hari
1. Edukasi mengenai kebersihan air, makanan, dan
sanitasi
2. Vaksinasi
Jika tidak diobati, angka kematian pada demam tifoid 1020%, sedangkan pada kasus yang diobati angka mortalitas
tifoid sekitar 2%. Kebanyakan kasus kematian
berhubungan dengan malnutrisi, balita, dan lansia. Pasien
usia lanjut atau pasien debil prognosisnya lebih buruk.
Bila terjadi komplikasi, maka prognosis semakin buruk.
Relaps terjadi pada 25% kasus.
47
12.
Tingkat Rekomendasi
13.
Penelaah Kritis
14.
Indikator (Outcome)
15.
Kepustakaan
Pengertian (Definisi)1-4
48
sejak lama.
2.
Anamnesis1
3.
Pemeriksaan Fisik1
4.
Kriteria Diagnosis
1.
2.
3.
4.
Fatigue
Dyspnea
shortness of breath
Keluhan saluran pencernaan: anoreksia, nausea, dan
rasa penuh.
5. Jika berat dapat terjadi konfusi, disorientasi,
gangguan pola tidur dan mood.
1. Sesak
2. Irama gallop saat auskultasi jantung
3. Kongesti paru: ronki basah pada kedua basal paru.
4. Peningkatan vena jugular akibat adanya tekanan
pada abdomen
5. Pada abdomen: hepatomegal, asites,
6. Ikterus karena fungsi hepar yang terganggu.
7. Edema ekstremitas yang umumnya simetris
Berdasarkan klasifikasi NYHA 2,3
Class I: pasien dengan penyakit jantung tanpa
keterbatasan aktivitas. Aktivitas biasa tidak
menyebabkan fatigue, dyspnea, atau nyeri angina.
Class II: penderita penyakit jantung dengan
keterbatasan ringan pada aktivitas fisik. Aktivitas
biasa menyebabkan fatigue, dyspnea, atau nyeri
angina; yang hilang dengan istirahat.
Class III: penderita penyakit jantung dengan
keterbatasan pada aktivitas fisik. Sedikit aktifitas
menyebabkan fatigue, dyspnea, atau nyeri angina;
hilang dengan istirahat.
Class IV: penderita penyakit jantung dengan
ketidakmampuan melakukan aktivitas fisik. Keluhan
gagal jantung atau sindrom angina mungkin masih
dirasakan meskipun saat istirahat. Jika melakukan
aktivitas fisik, rasa tidak nyaman bertambah.
Pertimbangan rawat inap pada pasien gagal jantung:3
1. Tidak membaik dengan pemberian regimen sodium
atau setelah pembatasan cairan
2. Iskemik miokard akut
49
Diagnosis Kerja
6.
Diagnosis Banding
7.
Pemeriksaan Penunjang4
8.
Tata Laksana1,3,4
50
51
ACE.
6. Digoksin untuk pasien gagal jantung disfungsi
sistolik ventrikel kiri terutama dengan fibrilasi atrial.
Dosis 0,125 qd dosis maksimal 0,375qd
7. Antikoagulan dan antiplatelet. Pemberian profilaksis
thrombosis/thromboembolism
disarankan
pada
pasien HF yang dirawat. (1B)
8. Hindari antiaritmia dan antagonis kalsium
9. Pemakaian alat dan tindakan bedah:
9.
Edukasi
10.
Prognosis
11.
Tingkat Evidens
12.
Tingkat Rekomendasi
13.
Penelaah Kritis
14.
Indikator (Outcome)
15.
Kepustakaan
52
Pengertian (Definisi)
53
Pneumonia didapat di masyarakat atau CommunityAcquired Pneumonia (CAP): Pneumonia pada individu
yang menjadi sakit di luar rumah sakit, atau dalam 48
jam sejak masuk rumah sakit.1
2.
Anamnesis2
3.
Pemeriksaan Fisik2
4.
Kriteria Diagnosis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Demam
Fatique
Malaise
Sakit kepala
Myalgia
Arthralgia
Batuk produktif/batuk tidak produktif dengan
sputum purulent, bisa disertai darah
8. Sesak napas
9. Nyeri dada
1. Demam
2. Sesak napas (berbicara dengan kalimat terpengal)
3. Perkusi paru pekak
4. Ronki nyaring
5. Suara pernapasan bronchial.
Kriteria rawat jalan3:
1. Tanpa penyakit kardiopulmonal, tanpa faktor
modifikasi (Grup I)
2. Terdapat riwayat penyakit kardiopulmonal dan/ atau
faktor modifikasi (Grup II)
Faktor modifikasi: penyakit jantung, hati, atau ginjal
yang kronis, diabetes mellitus, alkoholik, keganasan,
asplenia, imunokompromais menggunakan antibiotik
dalam 3 bulan terakhir, adanya risiko streptococcus
pneumonia resisten obat.
Kriteria rawat inap (Grup III)2:
Jika terdapat kriteria CURB-65 2
1. Confusion
2. Uremia (BUN > 19 mg/dL or 7 mmol/L)
3. Respiratory rate (> 30x/menit)
4. Blood preassure (diastolik < 60 or sistolik < 90
mmHg)
5. 65 tahun atau lebih
Atau tidak mendapatkan perawatan yang baik di rumah
Kriteria rawat ICU (Grup IV)4:
54
Diagnosis Kerja
6.
Diagnosis Banding2
7.
Pemeriksaan
Penunjang1,2,7
8.
Tata Laksana3,4,5,8
55
3. Ekspektoran/mukolitik
4. Nutrisi
tambahan
pada
penyakit
yang
berkepanjangan
5. Control setelah 48 jam atau lebih bila diperlukan
6. Bila
tidak
membaik
dalam
48
jam;
dipertimbangkan untuk dirawat di rumah sakit, atau
dilakukan foto thoraks
7. Antibiotik:
Grup I: Makrolid (Azithromycin 1x500 mg PO
lalu 1x250 mg PO, atau Erythromycin 4x500
mg PO, Doxycycline 2x100 mg PO (1A)
Grup II:
Flouroquinolone (maxifloxacin 1x400 mg
PO, gemifloxacin atau levofloxacin 1x500
mg PO/IV) (1A)
B-lactam + makrolid (pilihan: amoxicillin
dosis tinggi 3x1 gram IV atau amoxicillinclavulanate 2x2 gram, atau alternative
ceftriaxone 1x1 gram IV, cefpodoxime
2x200 mg PO, dan cefuroxime 2x500 mg
PO atau 3x750-1500 mg IV dengan
doxycycline (makrolid alternative) (1A)
Rawat Inap
1. Oksigen, bila perlu dengan pematauan saturasi dan
konsentrasi oksigen inspirasi
2. Terapioksigen pada pasien dengan penyakit dasar
PPOKdengan komplikasi gagal napas dituntun
dengan pengukuran analisis gas darah berkala
3. Cairan: bila perlu dengan cairan intravena
4. Nutrisi
5. Nyeri
pleuritik/demam
diredakan
dengan
parasetamol
6. Ekspektoran/mukolitik
7. Foto thoraks diulang pada pasien yang tidak
menunjukkan perbaikan yang memuaskan
8. Terapi antibiotik (Grup III):
Fluoroquinolon
B-lactam + makrolid (b-lactam pilihan:
cefotaxime, ceftriaxone, dan ampicillin,
erapenem (untuk pasien tertentu) dengan
doxycycline 4x500-1000 mg IV (alternative
56
penicillin
gunakan
Rawat di ICU
1. Bronkoskopi dapat bermanfaat untuk retensi secret,
mengambil sampel untuk kultur guna penelusuran
mikrobiologi lain dan menyingkirkan kelainan
endobronkial.
2. Terapi antibiotik (Grup IV):
B-lactam
(cefotaxime, ceftriaxone, atau
ampicillin-sulbactam) + azithromycin atau
fluoroquinolone (jika alergi penicillin gunakan
fluoroquinolone atau aztrenonam) (2A)
Jika ada risiko infeksi pseudomonas, gunakan
antipneumococcal, antipseudomonal b-lactam
(piperacillintazobactam,
cefepime,
ciprofloxacin atau levofloxacin 750 mg atau blactam + aminoglikosida + azithromycin atau
b-lactam
plus
+
aminoglycoside
+
antipneumococcal fluoroquinolone (untuk
alergi penicillin ganti b-lactam dengan
aztreonam) (2A)
Tatalaksana antibiotik:
1. Terapi antibiotik diberikan selama 5 hari untuk
pasien rawat jalan dan 7 hari untuk pasien rawat
inap. (1A)
2. Syarat untuk alih terapi antibiotik intravena ke oral
(ATS 2007): Hemodinamik stabil dan gejala klinis
membaik (2A)
9.
Edukasi
10.
Prognosis
11.
Tingkat Evidens
12.
Tingkat Rekomendasi
13.
Penelaah Kritis
57
14.
Indikator
(Outcome)3,4,5,8
15.
Kepustakaan
58
Pengertian (Definisi)
59
2.
Anamnesis1
3.
Pemeriksaan Fisik1
4.
Kriteria Diagnosis3
5.
Diagnosis Kerja
6.
7.
Diagnosis Banding1
Pemeriksaan Penunjang1,4
Unstable angina
Non ST Elevation Myocardial Infraction,
pericarditis dengan miokard infark
kor pulmonal akut
kontusio miokard
dresslers syndrome.
EKG: elevasi segmen ST dengan gelombang Q
(1C)
2. Serum cardiac biomarkers: Cardiac-spesific
troponin T (cTnT) dan cardiac-spesific troponin I
60
8.
61
Absolut:
neoplasma
intracranial,
aunerisma, malformasi arteri vena, strok
non hemoragik atau trauma kepala tertutup
selama 3 bulan terakhir, perdarahan
internal aktif atau adanya perdarahan
diastasis, curiga diseksi aorta.
Relatif: hipertensi berat dengan tekanan
darah sistol > 180 atau diastole > 110
mmHg, strok iskemik, resusitasi kardio
pulmonal yang lama > 10 menit, trauma
atau operasi besar dalam 3 minggu
terakhir, perdarahan interna dalam 2-4
minggu
terakhir,
noncompressible
vascular
puncture,
kehamilan,
menggunakan antikoagulan.
Tissue Plasminogen Activator (tPA): 15
mg bolus IV, lanjutkan 50 mg selama 30
menit lalu 35 mg selama 60 menit.
Streptokinase: 1,5 juta unit IV selama 1
jam
Tenecteplase (TNK): 0,53 mg/Kg IV bolus
Reteplase (rPA): 2x10 juta unit bolus
dalam 2-3 menit, jeda 30 menit antara
dosis pertama da kedua.
b. Intervensi Koroner Perkutan (IKP): jika
tersedia sarana IKP dan IKP bisa dikerjakan <
2 jam, jika tidak bisa diberikan fibrinolitik.
(1A)
5. Antiplatelet
Aspirin 162-325 mg
Clopidogrel 300-600 mg (1C)
Prasugrel 60 mg (1B)
Antiplatelet diberikan selama 5-7 hari, kecuali
bila akan dilakukan revaskularisasi emergency.
Pemberian antiplatelet meningkatkan risiko
perdarahan.
6. Antithrombotic
UFH bolus 60 U/KgBB IV, dosis maksimal
4000 U IV; Infus pertama 12 U/KgBB per
62
Edukasi
10.
Prognosis
11.
Tingkat Evidens
12.
Tingkat Rekomendasi
13.
Penelaah Kritis
14.
Indikator (Outcome)
15.
Kepustakaan
63
64
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosis
65
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding
1.
2.
3.
Dengue Fever
Chikungunya Fever
Typhoid fever
1.
2.
7. Pemeriksaan Penunjang
3.
4.
5.
6.
7.
8. Tata Laksana
1.
2.
9. Edukasi (Hospital
Promotion)
Health
3.
10. Prognosis
11. Kepustakaan
66
3.
1. Pengertian
2. Anamnesis
Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24
jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1
minggu. Menurut Riset kesehatan Dasar 2007, diare
merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2%
anak usia 1 4 tahun
1. Lama berlangsungnya diare, frekuensi diare sehari, warna
feses, adakah lendir atau lendir darah dalam feses
2. Adakah muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran
67
3. Pemeriksaan Fisik
4. Kriteria Diagnosis
5. Diagnosis Kerja
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan Penunjang
68
2.
3.
8. Tata Laksana
9. Edukasi
(Hospital
Promotion)
10. Prognosis
11. Kepustakaan
Analisis elektrolit
Analisis gas darah bila perlu pada dehidrasi berat dengan
asidosis
Terlampir dalam protocol
1. Edukasi hygiene lingkungan : jamban yg bersih, selalu
memasak makanan dan minuman dan hygiene pribadi :
Health
cuci tangan sebelum makan atau memberikan makanan
2. Edukasi : ASI tetap diberikan, makanan sapihan, imunisasi
rotavirus bila ada dan masih dalam usia < 6 bulan,
imunisasi campak
Baik jika tidak dalam dehidrasi berat dan buruk jika terlambat
mendapat pengobatan di fasilitas kesehatan
1. Pudjiadi AH dkk (Eds) : Pedoman Pelayanan Medis. jilid 1
, Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta 2010 : 58 - 62
2. Hegar, B dalam Gunardi ,H dkk (Eds) : Kumpulan Tips
Pediatri. Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia,
Jakarta 2010 : 64-69
Pengertian
69
2.
Anamnesis
3.
Pemeriksaan Fisik
4.
Kriteria Diagnosis
5.
Diagnosis Kerja
6.
Diagnosis Banding
7.
Pemeriksaan Penunjang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
Meningitis
Ensefalitis
Gangguan keseimbangan elektrolit
Generalized Epilepsy with Febrile Seizure+
Severe Myoclonic Epilepsy in Infancy
Febrile status epilepticus
Pemeriksaan Darah lengkap, elektrolit darah, gula
darah sewaktu, urinalisis, kultur darah , urin dan feses
70
8.
Tata Laksana
9.
Edukasi
Promotion)
10. Prognosis
(Hospital
71
11. Kepustakaan
Pengertian (Definisi)
2.
Anamnesis
Anamnesis : 2,3
72
3.
Pemeriksaan Fisik
4.
Kriteria Diagnosis
5.
Diagnosis Kerja
6.
Diagnosis Banding
7.
Pemeriksaan
73
dan
hematokrit;
peningkatan
Penunjang
8.
1,2,3,4,5
Tata Laksana
4,6
74
Terapi medikamentosa
1. Lihat terapi medikamentosa pada preeklampsia berat
2. Bila terjadi kejang berulang maka dapat
diberikan magnesium sulfat bolus 2 gram
intravena atau peningkatan dosis maintenance
per infus 1 2 gram/jam
Perawatan kejang
1. Tempatkan penderita di ruang isolasi atau
ruang khusus dengan lampu terang (tidak
diperkenankan ditempatkan di ruangan gelap,
sebab bila terjadi sianosis tidak dapat
diketahui)
2. Tempat tidur penderita harus cukup lebar,
dapat diubah dalam posisi trendelenburg, dan
posisi kepala lebih tinggi
3. Rendahkan kepala ke bawah : aspirasi lendir
dalam orofaring guna mencegah aspirasi
pneumonia
4. Fiksasi badan harus kendor agar waktu kejang
tidak terjadi fraktur
5. Rail tempat tidur harus dipasang dan terkunci
dengan kuat
Pengelolaan Eklampsia
1. Sikap dasar pengelolaan eklampsia : semua
kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri
(diterminasi) tanpa memandang umur
kehamilan dan keadaan janin. Berarti sikap
terhadap kehamilannya adalah aktif.
2. Saat pengakhiran kehamilan, ialah bila sudah
terjadi stabilisasi (pemulihan) hemodinamik
dan metabolism ibu.
3.
Stabilisasi dicapai selambat-lambatnya
dalam : 4-8 jam, setelah salah satu atau lebih
keadaan seperti dibawah ini, yaitu setelah :
75
kejang terakhir
Kejang terakhir
Pemberian obat-obat
anti hipertensi terakhir
9. Edukasi
10. Prognosis
6
Tingkat (Kualitas)
11.
Evidens
12.
Tingkat (Kekuatan)
Rekomendasi
2.
1.
2.
15. Kepustakaan
76
77
Pengertian (Definisi)
2.
Anamnesis
3.
Plasenta previa
Perdarahan tanpa nyeri
Warna perdarahan merah segar
Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Fisik 1,2,3
penunjang
1. Status generalis dalam batas normal
2. Status obstetri
a. Tinggi fundus uteri (TFU) sesuai usia
kehamilan aterm
b. Inspekulo tampak ostium membuka
dengan fluksus (+) dan bisa ditemukan
gambaran seperti plasenta dari dalam
ostium
2
78
4.
Kriteria Diagnosis
5.
6.
Diagnosis Kerja
Diagnosis Banding
7.
Pemeriksaan
Penunjang
8.
Tata Laksana
9.
1,2
1,2,3
Edukasi
2,3
10. Prognosis
Terapi medikamentosa
1. Pemberian antibiotik profilaksis pre-operasi
Cara Persalinan
1. Dengan seksio sesarea
Perawatan Pasca Persalinan
1. Monitor tanda vital dan skala nyeri pasien
1. Diet tinggi kalori dan protein
2. Jaga kebersihan luka
3. Mobilisasi dini
Dubia
1.
2.
79
15. Kepustakaan
1.
Pengertian (Definisi)
2.
Etiologi
80
pecah lama
4. Distorsi
fungsi/anatomi:
mioma,
plasenta previa, anomali kongenital
5. Penggunaan agen tokolisis
6. Distensi kandung kemih : Halogenated
anesthetics, Nitroglycerin
Tissue
1. Sisa konsepsi
2. Plasentasi abnormal : bekas operasi
uterus, multiparitas
3. Sisa kotiledon atau lobus suksenturiata
4. Sisa bekuan darah : pada atonia
Trauma
1. Laserasi pada jalan lahir : Precipitatus,
persalinan dengan alat
2. Laserasi pada SC : malposition, distosia
3. Ruptur Uteri : riwayat pembedahan
uterus
4. Inversio : multiparitas, plasenta fundus,
penarikan tali pusat
Thrombin
1. Keadaan penyerta : Hemophilia A, Von
Willebrands, Riwayat PPH, History of
hereditary coagulopathies or liver
disease
2. Didapat pada kehamilan : Idiopathic
thrombocytopenic
purpura,
Thrombocytopenia with preeclampsia,
Disseminated intravascular coagulation
3. Preeklamsia/Eklamsia dengan IUFD,
infeksi berat, solusio, emboli air
ketuban
4. Terapi antikoagulan
3.
Anamnesis
4.
Pemeriksaan Fisik
Derajat shock:
1. Terkompensasi
81
jumlah
perdarahan
5.
Kriteria diagnosis
6.
7.
Diagnosis Kerja
Diagnosis Banding
8.
Pemeriksaan
Penunjang
9.
Tata Laksana
82
porsio
Evakuasi sisa plasenta atau bekuan
darah dari uterus
4. Singkirkan adanya ruptura uteri atau
dehisensi miometrium
5. Ambil sampel darah (DPL dan golongan
darah) dan cross matched
6. Pastikan kandung kemih kosong, pasang
foley catheter
7. Kompresi uterus bimanual
8. Pemberian uterotonika
Oksitosin 5 units IV bolus
Oksitosin 20 units per L N/S IV
tetesan cepat
Ergometrin 0,25 mg IM atau 0,125
mg IV; dosis maksimum 1,25 mg
Misoprostol 400 mcg po atau per
rektal dan 800-1000 mg per rektal
Pada situasi pasca persalinan pervaginam
1. Jika 5 menit kontraksi tidak membaik,
lakukan tamponade uterus dengan
kateter kondom
2. Jika perdarahan berhenti segera setelah
pemasangan,
kateter
kondom
dipertahankan selama 6 jam
3. Jika perdarahan pervaginam positif,
siapkan operasi untuk hemostasis
4. Persiapkan tim operasi dan transportasi
Pada situasi seksio sesarea
1. Jika
pada
kompresi
bimanual,
perdarahan negatif, B-Lynch dapat
dipertimbangkan
2. Jika
pada
kompresi
bimanual,
perdarahan
positif,
lakukan
histerektomi
3. Pertimbangan dilakukan ligasi arteri
83
10. Pencegahan
11. Edukasi
12. Prognosis
13. Tingkat Evidens
84
LOGO
RS
85
PERDARAHAN SUBARAHNOID
1.
Pengertian ( Definisi)
2.
Anamnesis
3.
Pemeriksaan Fisik
4.
Kriteria Diagnosis
5.
Diagnosis Kerja
6.
Diagnosis Banding
7.
Pemeriksaan Penunjang
Gejala
peningkatan
tekanan
intrakranial dapat berupa : sakit kepala,
muntah-muntah, sampai kesadaran menurun.
Manifestasi
stroke
iskemik
karena
vasospasme bergantung kepada komplikasinya
1. GCS
2. Tanda Rangsang Meningeal/Kaku Kuduk
3. Nyeri kepala
4. Kelumpuhan saraf kranial
5. Kelemahan motorik
6. Defisit sensorik
7. Gangguan otonom
8. Gangguan neurobehavior
Nyeri kepala yang sangat hebat, muncul akut/tiba-tiba,
disertai kaku kuduk, dengan atau tanpa defisit
neurologis lain, dan pada CT Scan Otak didapatkan
gambaran hiperdens di ruang subarachnoid
Perdarahan Subarachnoid
Stroke Hemoragik (bila belum dilakukan CT Brain)
Meningitis
1. CT Scan + CT Angiografi
2. EKG
3. Doppler Carotis
86
4.
5.
8.
Tata Laksana
Tindakan Intervensi/Operatif
1.
2.
3.
Clipping Aneurisma
Coiling aneurisma
VP Shunt / external drainage, sesuai indikasi
87
Lama perawatan
1.
9.
Edukasi
10. Prognosis
Departemen/SMF Neurologi
1.
15. Kepustakaan
2.
88
3.
4.
5.
6.
89
LOGO
RS
1.
Pengertian ( Definisi)
2.
Anamnesis
3.
Pemeriksaan Fisik
4.
Kriteria Diagnosis
5.
Diagnosis Kerja
Stroke Hemoragik
6.
Diagnosis Banding
7.
Pemeriksaan Penunjang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
CT Scan + CT Angiografi
EKG
Doppler Carotis
Transcranial Doppler
Lab : Hematologi rutin, gula darah sewaktu, fungsi
ginjal (ureum, kreatinin), Activated Partial
Thrombin Time (APTT), waktu prothrombin (PT),
INR, gula darah puasa dan 2 jam PP, HbA1C, profil
lipid, C-reactive protein (CRP), laju endap darah,
dan pemeriksaan atas indikasi seperti: enzim
jantung (troponin/CKMB), serum elektrolit, analisis
hepatik dan pemeriksaan elektrolit.
Thorax foto
90
8.
Tata Laksana
Tindakan Operatif
7. Urinalisa
8. Pemeriksaan Neurobehavior (Fungsi Luhur)
9. DSA Serebral
Tatalaksana Umum :
1. Stabilisasi jalan nafas dan pernapasan
2. Stabilisasi hemodinamik (infus kristaloid)
3. Pengendalian tekanan intrakranial (manitol,
furosemide, jika diperlukan)
4. Pengendalian kejang (terapi anti kejang jika
diperlukan)
5. Analgetik dan antipiterik, jika diperlukan
6. Gastroprotektor, jika diperlukan
7. Manajemen nutrisi
8. Pencegahan DVT dan emboli paru : heparin atau
LMWH
Tatalaksana Spesifik
1. Koreksi koagulopati (PCC/Prothrombine Complex
Concentrate, jika perdarahan karena antikoagulan)
2. Manajemen hipertensi (Nicardipin, ARB, ACEInhibitor, Calcium Antagonist, Beta blocker,
Diuretik)
3. Manajemen gula darah (insulin, anti diabetic oral)
4. Pencegahan stroke hemoragik (manajemen factor
risiko)
5. Neurorestorasi/Neurorehabilitasi
1.
2.
3.
Lama perawatan
9.
Edukasi
91
5.
Ad vitam
: dubia adbonam
Ad Sanationam : dubia adbonam
Ad Fungsionam : dubia adbonam
(catatan : perdarahan otak luas dan disertai gejala
peningkatan tekanan intrakranial, prognosis dubia
admalam)
I
A
DEPARTEMEN/SMF NEUROLOGI
10. Prognosis
1.
2.
15. Kepustakaan
1.
2.
3.
4.
5.
92
93
LOGO
RS
1.
Pengertian ( Definisi)
2.
Anamnesis
3.
Pemeriksaan Fisik
4.
Kriteria Diagnosis
94
5.
Diagnosis Kerja
Stroke Iskemik
6.
Diagnosis Banding
7.
Pemeriksaan Penunjang
8.
Tata Laksana
95
4.
5.
6.
Diuretik)
Manajemen gula darah (insulin, anti diabetik oral)
Pencegahan stroke sekunder (antiplatelet :aspirin,
clopidogrel, clostazol atau antikoagulan : warfarin,
dabigatran, rivaroxaban)
Neurorestorasi / Neurorehabilitasi
DEPARTEMEN/SMF NEUROLOGI
Tindakan Intervensi/
Operatif
Lama perawatan
9. Edukasi
10. Prognosis
1.
2.
3.
1.
2.
96
15. Kepustakaan
97
98
LOGO RS
1.
Pengertian (Definisi)
2.
Asesmen Keperawatan
3.
Diagnosis Keperawatan
4.
Kriteria
Evaluasi/Nursing
Outcome
5.
Intervensi Keperawatan
6.
Evaluasi
Nyeri
Mual
Muntah
ADL
Pengkajian lain:bio, psiko, sosial, spiritual, budaya
Nyeri akut (00132)
Hipertermia (00007)
Mual (00134)
Risiko intoleransi aktivitas (00094)
Suhu tubuh dalam batas normal 36,5oC - 37,5oC
Hemodinamik stabil
Tidak terjadi perdarahan
Nyeri terkontrol
Tidak ada mual dan muntah
Tidak ada tanda infeksi
Mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari
Manajemen nyeri: relaksasi, distraksi (1400)
Bantu pemenuhan Activity Daily Living(1800)
Manajemen mual (1450)
Persiapan Operasi : edukasi pra operasi, persiapan
fisik : mandi, penyiapan organ, enema, ganti pakaian,
pelepasan perhiasan, persetujuan tindakan.(309)
5. Observasi tanda-tanda vital (6680)
6. Kolaborasi pemasangan infus (4190)
7. Kolaborasi pemberian obat (2314)
8. Perawatan luka
1. Cara menurunkan nyeri
2. Perawatan luka
3. Pengontrolan infeksi
4. Mobilisasi bertahap
5. Perawatan luka
6. Aktivitas di rumah
Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah
dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan NOC
serta analisis terhadap perkembangan diagnosis
99
8.
Penelaah kritis
9.
Kepustakaan
100
LOGO RS
1.
Pengertian (Definisi)
2.
Asesmen Keperawatan
3.
Diagnosis Keperawatan
4.
Kriteria
Evaluasi/Nursing
Outcome
5.
Intervensi Keperawatan
6.
101
Evaluasi
8.
Penelaah kritis
9.
Kepustakaan
102
LOGO RS
1.
Pengertian (Definisi)
2.
Asesmen Keperawatan
3.
Diagnosis Keperawatan
4.
Kriteria
Evaluasi/Nursing
Outcome
5.
Intervensi Keperawatan
6.
Nyeri
Luka
Fraktur
Perdarahan
Aktivitas dan mobilitas
Pengkajian bio, psiko,sosial, spiritual, budaya
Ketidakmampuan mobilisasi fisik (00085)
Nyeri akut (00132)
Kerusakan integritas kulit (00044)
Cemas (00146)
Risiko perlambatan luka operasi (00246)
Risiko perdarahan (00206)
Suhu tubuh dalam batas normal 36,5oC - 37,5oC
Hemodinamik stabil
Tidak terjadi perdarahan
Tidak ada tanda infeksi
Nyeri terkontrol
Mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari
Kemampuan mobilisasi dengan alat bantu
Manajemen nyeri: relaksasi, distraksi (1400)
Bantu pemenuhan Activity Daily Living(1800)
Persiapan Operasi: edukasi pra operasi, persiapan fisik
: mandi, penyiapn organ, enema, ganti pakaian,
pelepasan perhiasan, persetujuan tindaka.(309)
4. Observasi tanda-tanda vital (6680)
5. Kolaborasi pemasangan infus (4190)
6. Kolaborasi pemberian obat IV (2314)
7. Perawatan luka (3360)
8. Kolaborasi pemasangan dan perawatan kateter (0850)
9. Bladder training (0870)
10. Latihan ROM dan mobilisasi (0221)
1. Cara menurunkan nyeri
2. Perawatan luka
3. Pengontrolan infeksi
Latihan mobilisasi
103
Evaluasi
8.
Penelaah kritis
9.
Kepustakaan
104
LOGO RS
1.
Pengertian (Definisi)
2.
Asesmen Keperawatan
3.
Diagnosis Keperawatan
4.
Kriteria
Evaluasi/Nursing
Outcome
5.
Intervensi Keperawatan
6.
105
Evaluasi
8.
Penelaah kritis
9.
Kepustakaan
106
LOGO RS
1.
Pengertian (Definisi)
2.
Asesmen Keperawatan
3.
Diagnosis Keperawatan
4.
Kriteria
Evaluasi/Nursing
Outcome
5.
Intervensi Keperawatan
2.
3.
4.
5.
6.
107
6.
Evaluasi
8.
Penelaah kritis
9.
Kepustakaan
108
LOGO RS
1.
Pengertian (Definisi)
2.
Asesmen Keperawatan
3.
Diagnosis Keperawatan
4.
Kriteria
Evaluasi/Nursing
Outcome
5.
Intervensi Keperawatan
109
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
4.
6.
Perawatan Perianal
a. kolaborasi pemberian antiemetik
b. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
c. Monitor adanya kemerahan pada kulit disekitar
anal
d. Oleskan minyak kelapa/baby oil pada kulit
disekitar anal
e. Bersihkan daerah anal dengan air, hindari
penggunaan tissu basah
5. Bantu pemenuhan Activity Daily Living
6. Intervensi kolaborasi: pemasangan infus dan medikasi
7. Monitoring dan evaluasi:
a. Observasi tanda-tanda vital
b. Obeservasi frekwensi, karakteristik dan volume
diare
c. Observasi tanda-tanda dehidrasi
d. Observasi intake dan output cairan
e. Observasi skala, frekwensi dan insensitas nyeri
f. Observasi integritas kulit perianal
1. Mempertahankan asupan cairan
2. Cara kompres
3. Pencegahan diare: Hand hygiene
4. Pemberian larutan gula garam/oralit
5. Menjaga kebersihan makanan dan peralatan makan
6. Penggunaan sumber air bersih
7. Minum obat teratur
8. Mengenali tanda bahaya umum dan tanda dehidrasi
110
Evaluasi
8.
Penelaah kritis
9.
Kepustakaan
111
LOGO RS
1.
Pengertian (Definisi)
2.
Asesmen Keperawatan
3.
Diagnosis Keperawatan
4.
Kriteria
Evaluasi/Nursing
Outcome
5.
Intervensi Keperawatan
112
6.
113
Evaluasi
8.
Penelaah kritis
9.
Kepustakaan
114
LOGO RS
1.
Pengertian (Definisi)
2.
Asesmen Keperawatan
3.
Diagnosis Keperawatan
115
4.
Kriteria
Evaluasi/Nursing
Outcome
5.
Intervensi Keperawatan
6.
Evaluasi
116
8.
Penelaah kritis
9.
Kepustakaan
117
LOGO RS
Pengertian (Definisi)
2.
Asesmen Keperawatan
3.
Diagnosis Keperawatan
118
4.
Kriteria
Evaluasi/Nursing
Outcome
5.
Intervensi Keperawatan
119
6.
Evaluasi
8.
Penelaah kritis
9.
Kepustakaan
LOGO RS
120
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
1.
Pengertian (Definisi)
2.
Asesmen Keperawatan
121
3.
Diagnosis Keperawatan
4.
Kriteria
Evaluasi/Nursing
Outcome
5.
Intervensi Keperawatan
122
7.
6.
Evaluasi
8.
Penelaah kritis
9.
Kepustakaan
123
LOGO RS
124
1.
Pengertian (Definisi)
2.
Asesmen Keperawatan
3.
Diagnosis Keperawatan
125
4.
Kriteria
Evaluasi/Nursing
Outcome
5.
Intervensi Keperawatan
6.
Evaluasi
8.
Penelaah kritis
dengan
6. Risiko Intoleran Aktifitas berhubungan dengan nyeri,
fatigue
7. Risiko Infeksi berhubungan dengan perubahan
integritas jaringan, paparan patogen.
1. Tanda-tanda Vital dalam batas normal
2. Nyeri terkontrol
3. Cairan/hidrasi terpenuhi
4. Status Fetal dalam batas normal
5. Tidak ada infeksi pada luka
6. Mobilisasi tertoleransi
7. Perawatan diri terpenuhi
1. Mengobservasi TTV (baseline )/4 jam
2. Memonitor DJJ dan Gerakan Janin
3. Menurunan Kecemasan/Takut
4. Melakukan Persiapan Operasi: Berdoa, Cek Obat,
Edukasi, Persiapan fisik : Mandi, ganti pakaian,
pelepasan perhiasan, persetujuan tindakan.
5. Melakukan perawatan pos partum Sectio Caesaria
6. Melakukan manajemen nyeri
7. Melakukan perawatan luka
8. Memfasilitasi/membantu latihan mobilisasi dini
9. Memberikan terapi relaksasi
10. Mengurani rasa mual
11. Membantu memenuhi perawatan diri
12. Memberikan terapi cairan parenteral (elektrolit,
glukosa, tranfusi) sesuai dengan program.
13. Memberikan obat-obatan (antibiotik, analgesia) sesuai
dengan program
14. Monitor kadar Hb, Ht.
15. Monitor fetus dengan doppler dan USG
Penjelasan mengenai perawatan diri post partum SC dan
Perawatan Luka
Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah
dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan NOC
serta analisis terhadap perkembangan diagnosis
keperawatan yang telah ditetapkan
Sub Komite Mutu Keperawatan
126
1.
2.
3.
4.
9.
Kepustakaan
5.
6.
BRONKOPNEMONIA
Pengertian Asuhan Gizi pada Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien bronkopneumonia
Bronkopnemonia
yang sistematis, dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis
127
2.
Asesmen/Pengkajian:
Antropometri
Biokimia
Klinis/Fisik
Riwayat Makan
Riwayat Personal
3.
4.
128
b.
c.
d.
e.
5.
6.
7.
8.
Implementasi Pemberian
Makanan
Edukasi
Konseling Gizi
Koordinasi dengan tenaga
kesehatan lain
129
130
1.
Pengertian
2.
Asesmen/Pengkajian :
Antropometri
Biokimia
Klinis/Fisik
Riwayat Makan
Riwayat Personal
3.
4.
2.
Tujuan :
1. Mempertahankan status gizi optimal
2. Memberikan makanan yang mudah ditelan dan dicerna
untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat, asupan makan
80%
3. Makanan diberikan bertahap
Preskripsi Diet :
1. Kebutuhan Energi diperhitungkan berdasarkan berat badan
ideal sesuai Tinggi badan aktual
2. Protein 10-15% dari energi total
131
3.
4.
5.
6.
7.
8.
b.
c.
d.
e.
5.
6.
Implementasi
Edukasi
Konseling Gizi
Koordinasi dengan tenaga
kesehatan lain
132
7.
Indikator
(Target yang akan
dicapai/Outcome)
1.
2.
1.
2.
8.
Kepustakaan
3.
133
Pengertian
2.
Asesmen/Pengkajian
Antropometri
134
merica, cuka,dll)
d. Konseling Gizi
e.
5.
6.
7.
Indikator/Outcome
1.
2.
8.
Kepustakaan
3.
135
DIABETES MELITUS
1.
Pengertian
2.
Asesmen/Pengkajian
Antropometri
Asesmen/Pengkajian Biokimia
Asesmen/Pengkajian
Klinis/Fisik
Ada nya tanda-tanda badan lemas, buang air kecil sering dan
banyak, terasa sering lapar dan banyak makan, sering haus dan
banyak minum, kesemutan
Asesmen/Pengkajian
Makan
Asesmen/Pengkajian
Personal
Riwayat Riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat penyakit saat ini dan
penyakit keluarga, riwayat penggunaan suplemen makanan,
status kesehatan mental serta status kognitif
3.
b. Implementasi
Syarat Diet Diabetes Melitus
1. Energi berdasarkan konsensus DM, Protein 10-20%, lemak
15-25% sisanya Karbohidrat 45-65%. Cukup minum/cairan
2. Bentuk makanan biasa/lunak atau dapat dikombinasi dengan
cair sesuai daya terima. Akses makanan oral/enteral
136
c. Edukasi
d. Konseling Gizi
e.
c.
d.
6. Re Asesmen (Kontrol kembali)
7. Indikator/Outcome
1.
8. Kepustakaan
2.
137
DIARE AKUT
1.
2.
Pengertian
Asesmen/Pengkajian Antropometri
Asesmen/Pengkajian Biokimia
Asesmen/Pengkajian Klinis/Fisik
3.
4.
b. Implementasi
Prinsip Diet :
1. Energi dan protein sesuai kebutuhan berat badan
ideal dan sesuai tinggi badan aktual
2. Protein 10-15% total energi, Lemak 25-30%, KH
50-60%
138
3.
4.
5.
6.
c. Edukasi
d. Konseling Gizi
e.
5.
6.
7.
Indikator/Outcome
8.
Kepustakaan
139
2.
Indonesia (PERSAGI)
Pocket Guide For International Dietetics &
Nutrition Terminology (IDNT) Reference Manual
140
1.
Pengertian
2.
Asesmen/Pengkajian
Antropometri
Asesmen/Pengkajian Biokimia
Asesmen/Pengkajian
Klinis/Fisik
Asesmen/Pengkajian Riwayat
Makan
Asesmen/Pengkajian Riwayat
Personal
3.
4.
b. Implementasi
c. Edukasi
d. Konseling Gizi
e.
141
5.
6.
7.
8.
Indikator/Outcome
Kepustakaan
1.
2.
142
1.
Pengertian
2.
Asesmen/Pengkajian
Antropometri
Asesmen/Pengkajian Biokimia
Asesmen/Pengkajian
Klinis/Fisik
Anoreksia, demam
Asesmen/Pengkajian Riwayat
Makan
Asesmen/Pengkajian Riwayat
Personal
3.
4.
b. Implementasi
c. Edukasi
d. Konseling Gizi
e.
143
5.
6.
7.
8.
1.
Indikator/Outcome
Kepustakaan
2.
3.
144
1.
Pengertian
2.
Asesmen/Pengkajian:
Antropometri
Biokimia
Klinis/Fisik
Riwayat Makan
Riwayat Personal
3.
4.
145
b. Implementasi Pemberian
Makanan
c. Edukasi
d. Konseling Gizi
e. Koordinasi dengan tenaga
kesehatan lain
5.
6.
7.
8.
146
2013
147
1.
2.
Data berat badan, tinggi badan dan atau lingkar lengan atas
Mengkaji data labolatorium terkait gizi seperti HB, Hematokrit,
Leukosit, Albumin (bila ada)
Klinis/Fisik
Riwayat Makan
Riwayat Personal
3.
4.
148
b.
Implementasi Pemberian
Makanan
c. Edukasi
d. Konseling Gizi
e.
5.
6.
7.
1.
Indikator
(Target yang akan 2.
3.
dicapai/Outcome)
149
1.
2.
3.
8.
Kepustakaan
4.
5.
6.
150
Biokimia
Klinis/Fisik
Riwayat Makan
Riwayat Personal
3.
4.
b. Implementasi
151
c. Edukasi
d. Konseling Gizi
e.
5.
6.
7.
8.
152
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
2.
3.
4. Intervensi Farmasi
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
6. Penelaah Kritis
Apoteker Klinik
7. Indikator
153
1.
2.
8. Kepustakaan
3.
4.
5.
154
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
4. Intervensi Farmasi
3.
4.
5.
6. Penelaah Kritis
Apoteker Klinik
7. Indikator
8. Kepustakaan
2.
3.
155
156
3.
4.
5.
1. Pemilihan obat
2. Over/low dose
Identifikasi DRP (Drug
3. Potensi Efek samping obat
Related Problem)
4. Potensi interaksi obat
5. Drug-induced penurunan fungsi ginjal
1. Laboratorium:
a. Cr, BUN, elektrolit, asam-basa, albumin
b. Hematologi: Hb, platelet, hematokrit, koagulasi, white cell
count
2.
Kondisi
Klinis :
Monitoring & Evaluasi
a. Kondisi umum baik
b. Volume urin
c. BP, BB, kulit
3. Terapi obat :
Dosis, efek, efek samping , nefrotoksisitas
1. Estimasi fungsi ginjal menggunakan formula :
- Cockroft-Gault
- MDRD
- Pengukuran CrCl melalui urin tampung 24 jam
2. Pemilihan obat dengan memperhatikan metabolisme, metode
Intervensi Farmasi
ekskresi, plasma protein binding, farmakodinamik
3. Penyesuaian dosis khususnya obat yang dimetabolis/
ekskresikan di ginjal
4. Pemantauan terapi obat
5. Monitoring efek samping obat dan toksisitas
Edukasi & Informasi
Efek samping obat
6. Penelaah Kritis
Apoteker Klinik
7. Indikator
8. Kepustakaan
157
4.
158
2.
Identifikasi
Problem)
DRP
(Drug
4. Intervensi Farmasi
6. Penelaah Kritis
7. Indikator
8. Kepustakaan
Related
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
159
2. Asesmen Kefarmasian
4. Intervensi Farmasi
7. Penelaah Kritis
Apoteker Klinik
8. Indikator
1.
160
2. Nyeri teratasi
3. Mual muntah teratasi
1. Widyati, Dr. M. Clin. Pharm, Apt Praktek
Farmasi Klinik Fokus Pada Pharmaceutical
Care, Brilian Internasional. 2014
2. Kemenkes, Standar Pelayanan Farmasi No. 58.
Kemenkes RI.2015
3. Dipiro, Pharmacotherapy Handbook 9th, 2015
9. Kepustakaan
161
1. Pengertian ( Definisi)
2. Asesmen Kefarmasian
3. Identifikasi
Problem)
DRP
(Drug
4. Intervensi Farmasi
7. Penelaah Kritis
Apoteker Klinik
162
8. Indikator
9. Kepustakaan
163
Apoteker Klinik
1.
2.
3.
1.
8. Indikator
9. Kepustakaan
2.
164
3.
4.
5.
165
2. Asesmen Kefarmasian
3. Identifikasi
Problem)
DRP
(Drug
4. Intervensi Farmasi
6.
Related
166
7. Penelaah Kritis
8. Indikator
9. Kepustakaan
Apoteker Klinik
1. Efektifitas terapi ILO
2. Nyeri teratasi
3. Mual muntah teratasi
1. Widyati, Dr. M. Clin. Pharm, Apt Praktek
Farmasi Klinik Fokus Pada Pharmaceutical
Care, Brilian Internasional. 2014
2. Kemenkes, Standar Pelayanan Farmasi No. 58.
Kemenkes RI. 2015
3. Dipiro, Pharmacotherapy Handbook 9th, 2015
167
168
4.
5.
7. Penelaah Kritis
8. Indikator
Apoteker Klinik
1.
2.
3.
1.
2.
Panas Turun
Lama rawat : 2 hari
Tidak ada kejang
Widyati, Dr. M.Clin.Pharm, Apt Praktek
Farmasi Klinik Fokus Pada Pharmaceutical
Care, Brilian Internasional. 2014
Kemenkes, Standar Pelayanan Farmasi No.58.
Kemenkes RI.2015
Pusponegoro dkk Neurologi IDAI, Konsesus
Penatalaksanaan Kejang Demam. Badan
Penerbit IDAI
Kemenkes, Pedoman Pelayanan Kefarmasian
untuk Pasien Pediatri. Kemenkes RI. 2011
American Society of Hospital Pharmacist.
ASHP Guidelines on a Standardized Method for
Pharmaceutical Care. 1996
3.
9. Kepustakaan
4.
5.
169
2. Asesmen Kefarmasian
3. Identifikasi
Problem)
DRP
(Drug
4. Intervensi Farmasi
7. Penelaah Kritis
Apoteker Klinik
8. Indikator
1.
170
2. Nyeri teratasi
3. Mual muntah teratasi
1. Widyati, Dr. M. Clin. Pharm, Apt Praktek
Farmasi Klinik Fokus Pada Pharmaceutical
Care, Brilian Internasional. 2014
2. Kemenkes, Standar Pelayanan Farmasi No. 58.
Kemenkes RI.2015
3. Dipiro, Pharmacotherapy Handbook 9th, 2015
9. Kepustakaan
171
2. Asesmen Kefarmasian
4. Intervensi Farmasi
7. Penelaah Kritis
Apoteker Klinik
8. Indikator
1.
172
2. Nyeri teratasi
3. Mual muntah teratasi
1. Widyati, Dr. M. Clin. Pharm, Apt Praktek
Farmasi Klinik Fokus Pada Pharmaceutical
Care, Brilian Internasional. 2014
2. Kemenkes, Standar Pelayanan Farmasi No.58.
Kemenkes RI.2015
3. Dipiro, Pharmacotherapy Handbook 9th, 2015
9. Kepustakaan
173
1.
7. Penelaah Kritis
Apoteker Klinik
- Suhu turun
- TTV : Normal
1. Widyati, Dr. M. Clin. Pharm, Apt Praktek Farmasi
Klinik Fokus Pada Pharmaceutical Care, Brilian
Internasional. 2014
8. Indikator
9. Kepustakaan
174
175
Apoteker Klinik
8. Indikator
1.
176
Demam turun
9. Kepustakaan
177
CLINICAL PATHWAY
DIARE AKUT RINGAN - SEDANG
Rumah Sakit Kelas B & C
No. RM
Nama Pasien
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir
Diagnosa Masuk RS
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Tindakan
:
:
:
:
:
:
:
:
.
.
.
.
.
.
.
.
Dietary Counseling and
Surveillance
BB
TB
Tgl.Masuk
Tgl.Keluar
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
:
:
:
:
:
:
.
.
.
.
Kode ICD
Z71.3
1
KEGIATAN
Kg
cm
:
.
:
.
Lama Rawat
Rencana Rawat
R. Rawat/ kelas
Rujukan
HARI PENYAKIT
3
4
5
HARI RAWAT
3
4
5
Jam
Jam
:
:
:
..
..
.Hari
:
:
./.
Ya / Tidak
URAIAN KEGIATAN
KETERANGAN
1
1. ASESMEN AWAL
ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter IGD
Dokter Spesialis
Perawat Primer:
Kondisi umum, tingkat kesadaran,
tanda-tanda vital, riwayat alergi,
skrining gizi, nyeri, status fungsional:
bartel index, risiko jatuh, risiko
decubitus, kebutuhan edukasi dan
budaya.
178
3. RADIOLOGI/IMAGING
4. KONSULTASI
5. ASESMEN LANJUTAN
a.
ASESMEN MEDIS
Dokter DPJP
b. ASESMEN KEPERAWATAN
c. ASESMEN GIZI
d. ASESMEN FARMASI
Dilakukan dalam 3 Sh
kebutuhan
dasar
dilaksanakan sesuai kondisi
Lihat risiko malnutrisi
skrining gizi dan mengk
antropometri, biokimia,
klinis, riwayat makan te
alergi makanan serta
personal. Asesmen Gizi
waktu 48 jam.
Dilanjutkan dengan in
farmasi yang sesuai hasil
dan Rekonsiliasi obat
Telaah Resep
Rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS
b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
00013 Diare
00025 Risiko Ketidakseimbangan
volume Cairan
00195 Risiko ketidakseimbangan
Elektrolit
00002 Ketidakseimbangan Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
000132 Nyeri akut
179
Masalah
keperawatan
dijumpai setiap hari. Dibu
perawat penanggung jawab
dengan NANDA. Int
c. DIAGNOSIS GIZI
7. DISCHARGE PLANNING
Hand Hygiene
Kualitas hidup sehat
8. EDUKASI TERINTEGRASI
a.
Penjelasan Diagnosis
Rencana terapi
Informed Consent
c. EDUKASI KEPERAWATAN
180
Meningkatkan kepatuhan
meminum/menggunakan ob
Informasi Obat
Konseling Obat
Lembar Edukasi Terintegrasi
Di DTT Keluarga/Pasien
9 . TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
a.
b.
RL
CAIRAN INFUS
Varian
(Amuba +)
Obat pulang
Metronidazol 10 Mg/kg
OBAT ORAL
Varian
10. TATA LAKSANA/INTERVENSI
a. TATA LAKSANA/ INTERVENSI MEDIS
2080 Manajemen Cairan & Elektrolit
1400 Manajemen Nyeri
0460 Manajemen Diare
b. TATA LAKSANA/ INTERVENSI
KEPERAWATAN
181
b. KEPERAWATAN
d. FARMASI
Monitoring Biokimia
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi
Mengacu
pada
(International Dietetics N
Terminology)
Dilanjutkan dengan
farmasi yang sesuai
in
b. KEPERAWATAN
c. FISIOTERAPI
13. OUTCOME/HASIL
Dehidrasi Teratasi
a. MEDIS
182
b. KEPERAWATAN
c. GIZI
Status
Gizi
berd
antropometri, biokimia, fisi
d. FARMASI
Meningkatkan
pasien
Obat rasional
kualitas
Umum
Status pasien/tanda vital
dengan PPK
Pasien
membawa
R
Perawatan/ Surat Rujukan
Kontrol/Homecare saat pula
VARIAN
_____-____-_____
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
183
Pelaksana Verivikasi
(____________________)
Keterangan
(__________________)
CLINICAL PATHWAY
KEJANG DEMAM SEDERHANA
184
(______________)
:
:
:
:
:
:
:
:
.
.
.
.
.
.
.
.
Dietary Counseling and
Surveillance
BB
TB
Tgl.Masuk
Tgl.Keluar
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
:
:
:
:
:
:
.
.
.
.
Kode ICD
Z71.3
1
KEGIATAN
Kg
cm
:
.
:
.
Lama Rawat
Rencana Rawat
R. Rawat/ kelas
Rujukan
HARI PENYAKIT
3
4
5
HARI RAWAT
3
4
5
Jam
Jam
:
:
:
..
..
.Hari
:
:
./.
Ya / Tidak
URAIAN KEGIATAN
KETERANGAN
1
1. ASESMEN AWAL
ASESMEN AWAL MEDIS
2. LABORATORIUM
Dokter IGD
Dokter Spesialis
Perawat Primer:
Kondisi umum, tingkat kesadaran,
tanda-tanda vital, riwayat alergi,
skrining gizi, nyeri, status fungsional:
bartel index, risiko jatuh, risiko
decubitus, kebutuhan edukasi dan
budaya.
HB, HT, Leukosit & Trombosit
185
Gula Darah
Elektrolit
Urine Analis
Varian
3. RADIOLOGI/IMAGING
4. KONSULTASI
THT
5. ASESMEN LANJUTAN
a.
ASESMEN MEDIS
b.
ASESMEN KEPERAWATAN
c.
ASESMEN GIZI
d.
ASESMEN FARMASI
Dokter DPJP
Dilanjutkan dengan in
farmasi yang sesuai hasil
dan Rekonsiliasi obat
Telaah Resep
Rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS
b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
186
Masalah
keperawatan
dijumpai setiap hari. Dibu
perawat penanggung
Mengacu
pada
di
NANDA. Int
c. DIAGNOSIS GIZI
7. DISCHARGE PLANNING
Hand Hygiene
8. EDUKASI TERINTEGRASI
a.
Penjelasan Diagnosis
Rencana terapi
Informed Consent
b.
c.
EDUKASI KEPERAWATAN
hangat
(tapid
water
d.
EDUKASI FARMASI
Meningkatkan kepatuhan
meminum/menggunakan o
Informasi Obat
Konseling Obat
Lembar Edukasi Terintegrasi
Di DTT Keluarga/Pasien
9 . TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
Paracetamol IV
a.
INJEKSI
b.
CAIRAN INFUS
Varian
RL
187
Varian
Diazepam 0,3 mg/kg BB per 8 jam
c.
OBAT ORAL
d.
RECTAL
188
a. DOKTER DPJP
Monitor perkembangan pa
d. FARMASI
Monitoring Biokimia
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi
Mengacu
pada
(Internasional
Dietetic
Nutrition Terminology)
Dilanjutkan dengan in
farmasi yang sesuai
Tahapan
mobilisasi
kondisi pasien
c. FISIOTERAPI
13. OUTCOME/HASIL
Tidak ada kejang
a. MEDIS
b. KEPERAWATAN
Hemodinamik Stabil
Suhu Tubuh Batas Normal
189
Hemodinamik stabil
Status
Gizi
antropometri,
fisik/klinis
c. GIZI
d. FARMASI
Meningkatkan
pasien
Obat rasional
berd
bi
kualitas
Umum
Pasien
membawa
R
Perawatan/ Surat Rujukan
Kontrol/Homecare saat pu
VARIAN
_____-____-_____
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(____________________)
190
Pelaksana Verivikasi
(______________)
Keterangan :
CLINICAL PATHWAY
DEMAM BERDARAH GRADE 1&2
Rumah Sakit Kelas B & C
No. RM
Nama Pasien
BB
Kg
191
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir
Diagnosa Masuk RS
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Tindakan
:
:
:
:
:
:
:
.
.
.
.
.
.
.
.
Dietary Counseling and
Surveillance
TB
Tgl.Masuk
Tgl.Keluar
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
cm
:
:
:
:
.
.
.
.
Kode ICD
Z71.3
1
KEGIATAN
:
.
:
.
Lama Rawat
Rencana Rawat
R. Rawat/ kelas
Rujukan
HARI PENYAKIT
3
4
5
HARI RAWAT
3
4
5
Jam
Jam
:
:
:
..
..
.Hari
:
:
./.
Ya / Tidak
URAIAN KEGIATAN
KETERANGAN
1
1. ASESMEN AWAL
ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter IGD
Dokter Spesialis
Perawat Primer:
Kondisi umum, tingkat kesadaran,
tanda-tanda vital, riwayat alergi,
skrining gizi, nyeri, status fungsional:
bartel index, risiko jatuh, risiko
decubitus, kebutuhan edukasi dan
budaya.
NS1
IGM, IGG, DENGUE
3. RADIOLOGI/IMAGING
THORAX AP
192
4. KONSULTASI
5. ASESMEN LANJUTAN
a.
ASESMEN MEDIS
b.
ASESMEN KEPERAWATAN
c.
ASESMEN GIZI
d.
ASESMEN FARMASI
Dokter DPJP
Dilanjutkan dengan in
farmasi yang sesuai sesu
Telaah dan Rekonsiliasi ob
Telaah Resep
Rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS
b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
00007 Hiperthermia
00205 Risiko shock
00206 Risiko Pendarahan
Masalah
keperawatan
dijumpai setiap hari. Dibu
perawat penanggung
Mengacu
pada
di
NANDA-Int
Peningkatan
kebutuhan
energi
expenditure
berkaitan
dengan
meningkatnya
kebutuhan
untuk
menjaga suhu tubuh ditandai dengan
demam (NI - 1.1)
Tidak cukupnya asupan cairan
berkaitan dengan demam meningkat
193
Hand Hygiene
Kebersihan
Lingkungan:
3M
(Menimbun/Menutup,
Menguras,
Mengubur)
8. EDUKASI TERINTEGRASI
a.
Penjelasan Diagnosis
Rencana terapi
Informed Consent
b.
Makanan
lunak/makanan
dengan gizi seimbang
biasa
EDUKASI KEPERAWATAN
Informasi Obat
d.
EDUKASI FARMASI
Konseling Obat
Meningkatkan kepatuhan
meminum/menggunakan o
Di DTT Keluarga/Pasien
9 . TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
a.
INJEKSI
b.
CAIRAN INFUS
194
Varian
c.
OBAT ORAL
d.
RECTAL
Varian
b. KEPERAWATAN
Monitor perkembangan pa
Asesmen Ulang & Review Verifikasi
Rencana Asuhan
413. Monitoring TTV (baseline)/4
jam
200.
Monitoring
cairan
dan
pendarahan
1400. Monitoring nyreri
195
d. FARMASI
Monitoring Biokimia
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi
Mengacu
pada
(International
Dietetic
Nutrition Terminology)
Dilanjutkan dengan in
farmasi yang sesuai
Dibantu sebagian
Tahapan
mobilisasi
kondisi pasien
Demam Hilang
Shock Negative
Suhu normal
b. KEPERAWATAN
Hemodinamic Stabil
Nyeri berkurang
Pendarahan Negatif
Asupan makan > 80%
c. GIZI
Status
Gizi
berd
antropometri, biokimia,
klinis
d. FARMASI
Meningkatkan
196
kualitas
Obat rasional
pasien
Pasien
membawa
R
Perawatan/ Surat Rujukan
Kontrol/Homecare saat pu
VARIAN
_____-____-_____
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(____________________)
(__________________)
Keterangan :
197
Pelaksana Verivikasi
(______________)
CLINICAL PATHWAY
APENDICITIS ACUTA
Rumah Sakit Kelas B
No. RM
Nama Pasien
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir
Diagnosa Masuk RS
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
:
:
:
:
:
:
.
.
.
.
.
BB
TB
Tgl.Masuk
Tgl.Keluar
Kode ICD
Kode ICD
:
:
Kg
cm
198
:
.
:
.
Lama Rawat
Rencana Rawat
Jam
Jam
:
:
:
..
..
.Hari
Komplikasi
Tindakan
:
:
.
.
.
Dietary Counseling and
Surveillance
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
:
:
:
.
.
.
Kode ICD
Z71.3
1
KEGIATAN
R. Rawat/ kelas
Rujukan
HARI PENYAKIT
4
5
HARI RAWAT
3
4
5
:
:
./.
Ya / Tidak
URAIAN KEGIATAN
KETERANGAN
1
1. ASESMEN AWAL
ASESMEN AWAL MEDIS
2. LABORATORIUM
Dokter IGD
Dokter Spesialis
Perawat Primer:
Kondisi umum, tingkat kesadaran,
tanda-tanda vital, riwayat alergi,
skrining gizi, nyeri, status fungsional:
bartel index, risiko jatuh, risiko
decubitus, kebutuhan edukasi dan
budaya.
HB, HT, WBC, TROMBOCYT, CT,
BT, PTA , APTT
Varian
3. RADIOLOGI/IMAGING
THORAX AP
> 40 Tahun
USG
Penyakit Dalam
4. KONSULTASI
Paru/ Cardiologi
Anesthesi
5. ASESMEN LANJUTAN
199
a.
ASESMEN MEDIS
b.
ASESMEN KEPERAWATAN
c.
ASESMEN GIZI
d.
ASESMEN FARMASI
Dokter DPJP
Dilanjutkan dengan in
farmasi yang sesuai hasil
dan Rekonsiliasi obat
Telaah Resep
Rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS
Apendicitis acute
Kode : 00132 Nyeri Akut
b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Masalah
keperawatan
dijumpai setiap hari. Dibu
perawat penanggung jawa
c. DIAGNOSIS GIZI
7. DISCHARGE PLANNING
200
Penjelasan Diagnosis
Rencana terapi
Informed Consent
b.
c.
d.
EDUKASI KEPERAWATAN
EDUKASI FARMASI
Manajemen nyeri
3.
Tanda-tanda infeksi
4.
5.
Informasi Obat
Konseling Obat
Lembar Edukasi Terintegrasi
Di DTT Keluarga/Pasien
9 . TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
a. INJEKSI
b.CAIRAN INFUS
c. OBAT ORAL
Profilaksis
RL
Varian
Parasetamol 10-15 mg /Kg BB /kali
/oral
Varian
201
Apendictomi laparoskopik/open
d. TATA LAKSANA/INTERVENSI
FARMASI
202
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Monitoring Antropometri
Monitoring Biokimia
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi
Monitoring Interaksi Obat
d. FARMASI
Mengacu
pada
(International
Dietetic
Nutrition Terminology)
Menyusun Software intera
Dilanjutkan dengan in
farmasi yang sesuai
monitoring
203
Tahapan
mobilisasi
kondisi pasien
Dibantu Sebagian/mandiri
c. FISIOTERAPI
13. OUTCOME/HASIL
a. MEDIS
Demam Hilang
Nyeri abdomen hilang/berkurang
a. NOC : 1605 Kontrol Nyeri
b. NOC: 2101 Effect Distructive Nyeri
c. NOC : 2102 Level Nyeri
d. NOC : 0800 Thermoregulation
e. NOC: 0602 Hydration
b.. KEPERAWATAN
Meningkatkan
pasien
204
kualitas
Sesuai NOC
dengan PPK
Varian
Pasien
membawa
R
Perawatan/ Surat Rujukan
Kontrol/Homecare saat pu
VARIAN
_____-____-_____
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(____________________)
Keterangan :
205
Pelaksana Verivikasi
(______________)
CLINICAL PATHWAY
APENDICITIS ACUTA
Rumah Sakit Kelas C
No. RM
Nama Pasien
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir
Diagnosa Masuk RS
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Tindakan
:
:
:
:
:
:
:
:
.
.
.
.
.
.
.
.
Dietary Counseling and
BB
TB
Tgl.Masuk
Tgl.Keluar
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
:
:
Kg
cm
:
:
:
:
:
.
.
.
.
Z71.3
206
:
.
:
.
Lama Rawat
Rencana Rawat
R. Rawat/ kelas
Rujukan
Jam
Jam
:
:
:
..
..
.Hari
:
:
./.
Ya / Tidak
Surveillance
1
KEGIATAN
HARI PENYAKIT
3
4
5
HARI RAWAT
3
4
5
URAIAN KEGIATAN
KETERANGAN
1
1. ASESMEN AWAL
ASESMEN AWAL MEDIS
2. LABORATORIUM
Dokter IGD
Dokter Spesialis
Perawat Primer:
Kondisi umum, tingkat kesadaran,
tanda-tanda vital, riwayat alergi,
skrining gizi, nyeri, status fungsional:
bartel index, risiko jatuh, risiko
decubitus, kebutuhan edukasi dan
budaya.
HB, HT, WBC, TROMBOCYT, CT,
BT
Varian
3. RADIOLOGI/IMAGING
4. KONSULTASI
THORAX AP
PENYAKIT DALAM
ANESTHESI
5. ASESMEN LANJUTAN
Dokter DPJP
ASESMEN KEPERAWATAN
ASESMEN GIZI
a.
ASESMEN MEDIS
b.
c.
207
ASESMEN FARMASI
Dilanjutkan dengan in
farmasi yang sesuai hasil
dan Rekonsiliasi obat
Telaah Resep
Rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS
Apendicitis acuta
Kode : 00132 Nyeri Akut
Kode : 00007 Hipertermia
b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
c. DIAGNOSIS GIZI
7. DISCHARGE PLANNING
Masalah
keperawatan
dijumpai setiap hari. Dibu
perawat penanggung jawa
Penjelasan Diagnosis
Rencana terapi
208
Informed Consent
b.
c.
EDUKASI KEPERAWATAN
d.
EDUKASI FARMASI
Manajemen nyeri
3.
Tanda-tanda infeksi
4.
5.
Informasi Obat
Konseling Obat
9 . TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
a. INJEKSI
c.
d.
Profilaksis
RL
CAIRAN INFUS
OBAT ORAL
Varian
Parasetamol 10 - 15 mg /Kg BB
/kali /oral
Varian
Appendectomy (Open)
Mengacu pada NIC
209
d. TATA LAKSANA/INTERVENSI
FARMASI
Monitor perkembangan pa
Asesmen Ulang & Review Verifikasi
Rencana Asuhan
a. Monitoring penurunan skala nyeri
pasien
b. Monitoring implementasi mandiri
teknik
relaksasi
untuk
menurunkan nyeri
210
c. Monitoring
pasien
tanda-tanda
vital
d. Monitoring
d. FARMASI
Monitoring Antropometri
Monitoring Biokimia
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi
Mengacu
pada
(International
Dietetic
Nutrition Terminology)
Dilanjutkan dengan in
farmasi sesuai hasil monit
Tahapan
mobilisasi
kondisi pasien
211
b. KEPERAWATAN
Dibantu sebagian/mandiri
c. FISIOTERAPI
13. OUTCOME/HASIL
a. MEDIS
b. KEPERAWATAN
Demam Hilang
Nyeri abdomen hilang/berkurang
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
c. GIZI
d. FARMASI
14. KRITERIA PULANG
k.
l.
Status
Gizi
berd
antropometri, biokimia,
klinis
Meningkatkan
pasien
212
kualitas
Sesuai NOC
dengan PPK
Varian
Pasien
membawa
R
Perawatan/ Surat Rujukan
Kontrol/Homecare saat pu
VARIAN
_____-____-_____
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(____________________)
(__________________)
Keterangan :
213
Pelaksana Verivikasi
(______________)
CLINICAL PATHWAY
HERNIA INGUINALIS
Rumah Sakit Kelas B & C
No. RM
Nama Pasien
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir
Diagnosa Masuk RS
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Tindakan
:
:
:
:
:
:
:
:
.
.
.
.
.
.
.
.
Dietary Counseling and
Surveillance
BB
TB
Tgl.Masuk
Tgl.Keluar
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
:
:
:
:
:
:
.
.
.
.
Kode ICD
Z71.3
Kg
cm
214
:
.
:
.
Lama Rawat
Rencana Rawat
R. Rawat/ kelas
Rujukan
Jam
Jam
:
:
:
..
..
.Hari
:
:
./.
Ya / Tidak
1
KEGIATAN
HARI PENYAKIT
3
4
5
URAIAN KEGIATAN
KETERANGAN
1
HARI RAWAT
4
5
1. ASESMEN AWAL
ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter IGD
Dokter Spesialis
Perawat Primer:
Kondisi umum, tingkat kesadaran,
tanda-tanda vital, riwayat alergi,
skrining gizi, nyeri, status fungsional:
bartel index, risiko jatuh, risiko
decubitus, kebutuhan edukasi dan
budaya.
Darah lengkap
Masa perdarahan
2. LABORATORIUM
Masa pembekuan
Gula darah sewaktu
Elektrolit
fungsi ginjal (ureum/creatinin)
3. RADIOLOGI/IMAGING
THORAX AP
EKG
4. KONSULTASI
Dokter Anestesi
5. ASESMEN LANJUTAN
a.
ASESMEN MEDIS
Dokter DPJP
215
b.
ASESMEN KEPERAWATAN
c.
ASESMEN GIZI
d.
ASESMEN FARMASI
Dilanjutkan dengan in
farmasi yang sesuai hasil
dan Rekonsiliasi
Telaah Resep
Rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS
Hernia Inguinalis
Kode : 00132 Nyeri Akut
Kode : 00133 Nyeri Kronis
b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
c. DIAGNOSIS GIZI
7. DISCHARGE PLANNING
Masalah
keperawatan
dijumpai setiap hari. Dibu
perawat penanggung jawa
216
Penjelasan Diagnosis
Rencana terapi
Informed Consent
b.
c.
EDUKASI KEPERAWATAN
d.
EDUKASI FARMASI
Informasi Obat
Konseling Obat
Meningkatkan kepatuhan
meminum/menggunakan o
Di DTT Keluarga/Pasien
9 . TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
Cefriaxone 1 gr IV/24 jam
a.
INJEKSI
Ketorolak tid
Ondancetron bid
RL, Nacl, Dextrose 5 %
b.
CAIRAN INFUS
c.
OBAT ORAL
Varian
Cefadroksil 500 mg 3 x 1 tab = 12
Obat Pulang
Roboransia 1 x 1 tab = 6
Obat Pulang
Ranitidine 2 x 1 tab = 6
Obat Pulang
217
Obat pulang
OBAT ANESTESI
Herniotomi
a. NIC: 1400 Manajemen Nyeri
Dilanjutkan dengan in
farmasi sesuai hasil monit
Monitor perkembangan pa
218
a. DOKTER DPJP
b. KEPERAWATAN
e.
g. Monitoring luka
h. Monitoring tanda tanda infeksi
d. FARMASI
Monitoring Antropometri
Monitoring Biokimia
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi
Mengacu
pada
(International
Dietetic
Nutrition Terminology)
Dilanjutkan dengan in
farmasi yang sesuai
219
b. KEPERAWATAN
Dibantu sebagian/mandiri
c. FISIOTERAPI
13. OUTCOME/HASIL
a. MEDIS
b. KEPERAWATAN
d. FARMASI
Status
Gizi
berd
antropometri, biokimia,
klinis
Meningkatkan
pasien
Obat rasional
kualitas
220
Pasien
membawa
R
Perawatan/ Surat Rujukan
Kontrol/Homecare saat pu
VARIAN
_____-____-_____
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(____________________)
(__________________)
Keterangan :
221
Pelaksana Verivikasi
(______________)
CLINICAL PATHWAY
BENIGN PROSTAT HYPERPLASIA
Rumah Sakit Kelas B
No. RM
Nama Pasien
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir
Diagnosa Masuk RS
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Tindakan
:
:
:
:
:
:
:
:
.
.
.
.
.
.
.
BB
TB
Tgl.Masuk
Tgl.Keluar
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
:
:
Kg
cm
:
:
:
:
.
:
.
Lama Rawat
Rencana Rawat
R. Rawat/ kelas
Rujukan
.
.
.
1
KEGIATAN
HARI PENYAKIT
3
4
5
HARI RAWAT
3
4
5
Jam
Jam
:
:
:
..
..
.Hari
:
:
./.
Ya / Tidak
URAIAN KEGIATAN
KETERANGAN
1
222
1. ASESMEN AWAL
ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter IGD
Dokter Spesialis
Perawat Primer:
Kondisi umum, tingkat kesadaran,
tanda-tanda vital, riwayat alergi,
skrining gizi, nyeri, status fungsional:
bartel index, risiko jatuh, risiko
decubitus, kebutuhan edukasi dan
budaya.
Darah rutin
2. LABORATORIUM
Urine lengkap
PSA (Prostatik Spesific Antigen)
Atas indikasi
Varian
3. RADIOLOGI/IMAGING
Dilakukan di RJ
USG Transrectal
Dilakukan di RJ
Dokter DPJP
4. KONSULTASI
5. ASESMEN LANJUTAN
a. ASESMEN MEDIS
b. ASESMEN KEPERAWATAN
c. ASESMEN GIZI
223
Dilakukan dalam 3 Sh
kebutuhan
dasar
dilaksanakan sesuai
pasien
Lihat risiko malnutrisi
skrining gizi dan mengk
antropometri, biokimia,
klinis, riwayat makan te
alergi makanan serta
personal. Asesmen di
dalam waktu 48 jam
d. ASESMEN FARMASI
Dilanjutkan dengan in
farmasi yang sesuai hasi
dan Rekonsiliasi obat
Telaah Resep
Rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS
ketidakmampuan
eliminasi
00246
Risiko
perlambatan
penyembuhan luka operasi
00094
Risiko
ketidakmampuan
melaksanakan ADL
Masalah
keperawatan
dijumpai setiap hari. Dibu
perawat penanggung
Mengacu pada NANDA
2017
c. DIAGNOSIS GIZI
8. EDUKASI TERINTEGRASI
a. EDUKASI/ INFORMASI MEDIS
Penjelasan Diagnosis
Rencana terapi
224
Informed Consent
b. EDUKASI & KONSELING GIZI
c. EDUKASI KEPERAWATAN
d. EDUKASI FARMASI
PENGISIAN FORMULIR INFORMASI DAN
EDUKASI TERINTEGRASI
Konseling Obat
Lembar Edukasi Terintegrasi
9 . TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
Ceftriaxone 1 x 2 gr/iv
a.
INJEKSI
b.
CAIRAN INFUS
Ketorolac 3 x 30 mg/iv
RL
Varian
Asam Mafenamat 500 mg 3 x 1
c.
OBAT ORAL
Cefixime 2 x 200 mg
Lepas drain
225
d. TATA LAKSANA/INTERVENSI
FARMASI
226
Monitor perkembangan pa
Mengacu pada NOC
d. FARMASI
Monitoring Biokimia
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi
Mengacu
pada
(International
Dietetic
Nutrition Terminology)
Dilanjutkan dengan in
farmasi sesuai hasil monit
b. KEPERAWATAN
Dibantu sebagian
Tahapan
mobilisasi
kondisi pasien
c. FISIOTERAPI
13. OUTCOME/HASIL
Urine jernih, miksi spontan
a. MEDIS
b. KEPERAWATAN
227
Status
Gizi
berd
antropometri, biokimia,
klinis
c. GIZI
d. FARMASI
Meningkatkan
pasien
Obat rasional
kualitas
Umum
14. KRITERIA PULANG
Pasien
membawa
R
Perawatan/ Surat Rujukan
Kontrol/Homecare saat pu
VARIAN
_____-____-_____
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(____________________)
Keterangan :
228
Pelaksana Verivikasi
(______________)
CLINICAL PATHWAY
BENIGN PROSTAT HYPERPLASIA
Rumah Sakit Kelas C
No. RM
Nama Pasien
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir
Diagnosa Masuk RS
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Tindakan
:
:
:
:
:
:
:
:
.
.
.
.
.
.
.
.
Dietary Counseling and
Surveillance
BB
TB
Tgl.Masuk
Tgl.Keluar
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
:
:
:
:
:
:
.
.
.
.
Kode ICD
Z71.3
Kg
cm
1
KEGIATAN
:
.
:
.
Lama Rawat
Rencana Rawat
R. Rawat/ kelas
Rujukan
HARI PENYAKIT
3
4
5
HARI RAWAT
3
4
5
Jam
Jam
:
:
:
..
..
.Hari
:
:
./.
Ya / Tidak
URAIAN KEGIATAN
KETERANGAN
1
1. ASESMEN AWAL
229
Dokter IGD
Dokter Spesialis
Perawat Primer:
Kondisi umum, tingkat kesadaran,
tanda-tanda vital, riwayat alergi,
skrining gizi, nyeri, status fungsional:
bartel index, risiko jatuh, risiko
decubitus, kebutuhan edukasi dan
budaya.
Darah rutin
2. LABORATORIUM
Urine lengkap
PSA (Prostatik Spesific Antigen)
Atas indikasi
Varian
3. RADIOLOGI/IMAGING
BNO-IVP :
Dilakukan di RJ
USG Transrectal
Dilakukan di RJ
Dokter DPJP
4. KONSULTASI
5. ASESMEN LANJUTAN
a.
ASESMEN MEDIS
b.
ASESMEN KEPERAWATAN
c.
ASESMEN GIZI
d.
ASESMEN FARMASI
Telaah Resep
230
Dilakukan dalam 3 Sh
kebutuhan
dasar
dilaksanakan sesuai
pasien
Lihat risiko malnutrisi
skrining gizi dan mengk
antropometri, biokimia,
klinis, riwayat makan te
alergi makanan serta
personal. Asesmen di
dalam waktu 48 jam.
Dilanjutkan dengan in
Rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS
ketidakmampuan
eliminasi
00246
Risiko
perlambatan
penyembuhan luka operasi
00094
Risiko
ketidakmampuan
melaksanakan ADL
Masalah
keperawatan
dijumpai setiap hari. Dibu
perawat penanggung
Mengacu pada NANDA 2
2017
c. DIAGNOSIS GIZI
8. EDUKASI TERINTEGRASI
a.
Penjelasan Diagnosis
Rencana terapi
Informed Consent
231
b.
c.
EDUKASI KEPERAWATAN
d.
EDUKASI FARMASI
Informasi Obat
Konseling Obat
Lembar Edukasi Terintegrasi
9 . TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
a. INJEKSI
b.CAIRAN INFUS
Ceftriaxone 1 x 2 gr/iv
Ketorolac 3 x 30 mg/iv
Varian
RL
Varian
Asam Mafenamat 500 mg 3 x 1
c. OBAT ORAL
Cefixime 2 x 200 mg
232
pelepasan
tindakan
perhiasan,
persetujuan
d. TATA LAKSANA/INTERVENSI
FARMASI
a. DOKTER DPJP
Monitor perkembangan pa
b. KEPERAWATAN
Monitoriing TTV
233
Monitoriing Luka
Monitoriing ADL
d. FARMASI
Monitoring Biokimia
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi
Mengacu
pada
(International
Dietetic
Nutrition Terminology)
Dilanjutkan dengan in
farmasi sesuai hasil monit
Tahapan
mobilisasi
kondisi pasien
b. KEPERAWATAN
c. FISIOTERAPI
13. OUTCOME/HASIL
Urine jernih, miksi spontan
a. MEDIS
b. KEPERAWATAN
234
Status
Gizi
berd
antropometri, biokimia,
klinis
c. GIZI
d. FARMASI
Meningkatkan
pasien
Obat rasional
kualitas
Umum
14. KRITERIA PULANG
Pasien
membawa
R
Perawatan/ Surat Rujukan
Kontrol/Homecare saat pu
VARIAN
_____-____-_____
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(____________________)
Keterangan :
235
Pelaksana Verivikasi
(______________)
CLINICAL PATHWAY
OPEN FRAKTUR LONG BONE
Rumah Sakit Kelas B & C
No. RM
Nama Pasien
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir
Diagnosa Masuk RS
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Tindakan
:
:
:
:
:
:
:
:
.
.
.
.
.
.
.
.
Dietary Counseling and
Surveillance
BB
TB
Tgl.Masuk
Tgl.Keluar
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
:
:
:
:
:
:
.
.
.
.
Kode ICD
Z71.3
1
KEGIATAN
Kg
cm
:
.
:
.
Lama Rawat
Rencana Rawat
R. Rawat/ kelas
Rujukan
HARI PENYAKIT
3
4
5
HARI RAWAT
3
4
5
Jam
Jam
:
:
:
..
..
.Hari
:
:
./.
Ya / Tidak
URAIAN KEGIATAN
KETERANGAN
1
1. ASESMEN AWAL
ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter IGD
Dokter Spesialis
236
Tim IPD
Tim Anestesi
Tim Rehabilitasi Medik
2. LABORATORIUM
Perawat Primer:
Kondisi umum, tingkat kesadaran,
tanda-tanda vital, riwayat alergi,
skrining gizi, nyeri, status fungsional:
bartel index, risiko jatuh, risiko
decubitus, kebutuhan edukasi dan
budaya.
Darah rutin, BT/CT, LFT, RFT, GDP
- 2PP
HbsAg, anti HIV
Dilakukan dihari ke 2 P
yaitu HB, SE dan albumin
Varian
THORAX AP
3. RADIOLOGI/IMAGING
4. KONSULTASI
Xray Sketal
EKG
Dokter DPJP
5. ASESMEN LANJUTAN
a. ASESMEN MEDIS
b. ASESMEN KEPERAWATAN
c. ASESMEN GIZI
237
Dilakukan dalam 3 Sh
kebutuhan
dasar
dilaksanakan sesuai
pasien
Lihat risiko malnutrisi
skrining gizi dan mengk
antropometri, biokimia,
klinis, riwayat makan te
alergi makanan serta
personal. Asesmen
dalam waktu 48 jam
d. ASESMEN FARMASI
di
Dilanjutkan dengan in
farmasi sesuai hasil tela
rekonsiliasi Obat
Telaah Resep
Rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS
b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
c. DIAGNOSIS GIZI
Masalah
keperawatan
dijumpai setiap hari. Dibu
perawat penanggung
Mengacu pada NANDA
2017
Indentifikasi
Mobilisasi
Alat
pendukung
Penjelasan Diagnosis
Rencana terapi
238
Informed Consent
b. EDUKASI & KONSELING GIZI
Persiapan Operasi
c. EDUKASI KEPERAWATAN
Konseling Obat
Lembar Edukasi Terintegrasi
Di DTT Keluarga/Pasien
9 . TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
a.
INJEKSI
b.
c.
OBAT ORAL
d.
OBAT PULANG
Varian
Analgesik oral : meloxicam 2 x 15
mg. PO/PC/pagi & malam
Varian
Ranitidine 2 x 150 mg. Ac (pagi &
malam)
239
Cefixime 2 x 200 mg
NSAID meloxicam 2 x 15 mg
Roborantia : Calcium & vit D 2 x 1
10. TATA LAKSANA/INTERVENSI
Grade 1 & 2 : Debridement + ORIF
a. TATA LAKSANA/INTERVENSI
MEDIS
Ditetapkan pre op
b. TATA LAKSANA/INTERVENSI
KEPERAWATAN
240
d. TATA LAKSANA/INTERVENSI
FARMASI
Monitor perkembangan pa
Asesmen Ulang & Review Verifikasi
Rencana Asuhan
Monitoring TTV
Monitoring Perdarahan
b. KEPERAWATAN
Monitoring Nyeri
Monitoring Luka
Monitoring kemampuan Mobilisasi
Monitoring ADL
d. FARMASI
Monitoring Antropometri
Monitoring Biokimia
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi
Mengacu
pada
(International
Dietetic
Nutrition Terminology)
Dilanjutkan dengan in
farmasi sesuai hasil monit
b. KEPERAWATAN
Dibantu sebagian/mandiri
c. FISIOTERAPI
13. OUTCOME/HASIL
241
Tahapan
mobilisasi
kondisi pasien
b. KEPERAWATAN
Kemampuan mobilisasi
Terpenuhinya ADL
c. GIZI
d. FARMASI
Status
Gizi
berd
antropometri, biokimia,
klinis
Obat rasional
242
Pasien
membawa
R
Perawatan/ Surat Rujukan
Kontrol/Homecare saat pu
VARIAN
_____-____-_____
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(____________________)
Keterangan :
243
Pelaksana Verivikasi
(______________)
CLINICAL PATHWAY
TOTAL KNEE REPLACEMENT/ATRHROPLASTY
Rumah Sakit Kelas B & C
No. RM
Nama Pasien
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir
Diagnosa Masuk RS
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Tindakan
:
:
:
:
:
:
:
:
.
.
.
.
.
.
.
.
Dietary Conseling and
Surveilance
BB
TB
Tgl.Masuk
Tgl.Keluar
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
:
:
:
:
:
:
.
.
.
.
Kode ICD
Z71.3
1
KEGIATAN
Kg
cm
:
.
:
.
Lama Rawat
Rencana Rawat
R. Rawat/ kelas
Rujukan
HARI PENYAKIT
4
5
HARI RAWAT
3
4
5
Jam
Jam
:
:
:
..
..
.Hari
:
:
./.
Ya / Tidak
URAIAN KEGIATAN
KETERANGAN
1
1. ASESMEN AWAL
Tim Ortopedi
Tim Anestesi
ASESMEN AWAL MEDIS
Tim IPD/Hemato/Nephro/Hepato/Endokrin
Tim Kardiologi
Tim Rehabilitasi Medik
Dokter IGD
244
Perawat Primer:
Kondisi umum, tingkat kesadaran, tandatanda vital, riwayat alergi, skrining gizi,
nyeri, status fungsional: bartel index, risiko
jatuh, risiko decubitus, kebutuhan edukasi
dan budaya.
Urinalisa
SE dan Albumin
Thoraks foto AP
CT Scan/MRI
3. RADIOLOGI/IMAGING
4. KONSULTASI
5. ASESMEN LANJUTAN
a.
b.
ASESMEN MEDIS
ASESMEN KEPERAWATAN
Atas Indikasi
c.
ASESMEN GIZI
d.
ASESMEN FARMASI
Telaah Resep
245
Rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS
b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
c. DIAGNOSIS GIZI
7. DISCHARGE PLANNING
Masalah
keperawatan
dijumpai setiap hari. Dibu
perawat penanggung
Mengacu pada NANDA
2017
Hand Hygiene
8. EDUKASI TERINTEGRASI
a.
Penjelasan Diagnosis
Rencana terapi
Informed Consent
b.
EDUKASI GIZI
c.
EDUKASI KEPERAWATAN
246
EDUKASI FARMASI
Meningkatkan kepatuhan
meminum/menggunakan o
Informasi Obat
Konseling Obat
Lembar Edukasi Terintegrasi
Di DTT Keluarga/Pasien
9 . TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
a.
INJEKSI
b.
CAIRAN INFUS
c.
OBAT ORAL
Varian
PPI/H2R Oral : Omeprazol 2 x 40mg/
Pantoprazole 2 x 20mg/ Ranitidine 2 x
150mg. Ac (pagi dan malam)
Analgesik Oral : zaldiar/Ultrazet 2 x 1
tablet. po/pc atau pagi dan malam
NSAID COX - 2 inhibitor: Celebrex 1 x
200 mg. po/pc atau Arcoxia 1 x 120 po/pc
(siang)
Anti DVT : Xarelto 1 x 10mg dimulai 12
jam post OP selama 12 hari
Pemaasangan Drain
Pemasangan Kateter
247
Obat pulang
c. TATA LAKSANA/INTERVENSI
GIZI
d. TATA LAKSANA/INTERVENSI
FARMASI
Monitor perkembangan pa
b. KEPERAWATAN
Monitoring TTV
Monitoring Hemodinamik
248
Monitoring Nyeri
Monitoring Luka
Monitoring Perdarahan
Monitoring Kemampuan Mobilisasi
Monitoring Pemenuhan ADL
d. FARMASI
Monitoring Biokimia
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi
Mengacu
pada
(International
Dietetic
Nutrition Terminology)
Dilanjutkan dengan in
farmasi sesuai hasil monit
b. KEPERAWATAN
c. FISIOTERAPI
13. OUTCOME/HASIL
a. MEDIS : JANGKA PENDEK
249
Tahapan
mobilisasi
kondisi pasien
Stabil
Mobilisasi mandiri dengan support
ROM dengan batas normal
TTV normal
Hemodinamik Normal
Tidak ada tanda infeksi diluka
b. KEPERAWATAN
Perbaikan luka
Dilakukan dalam 3 shift
d. FARMASI
Obat rasional
Umum
Penjelasan diberikan
keadaan umum pasien
sesuai
dengan
250
Pasien
membawa
R
Perawatan/ Surat Rujukan
Kontrol/Homecare saat pu
VARIAN
_____-____-_____
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(____________________)
(__________________)
Keterangan :
251
Pelaksana Verivikasi
(______________)
CLINICAL PATHWAY
DEMAM TIFOID
Rumah Sakit Kelas B
No. RM
Nama Pasien
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir
Diagnosa Masuk RS
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Tindakan
:
:
:
:
:
:
:
:
.
.
.
.
.
.
.
.
Dietary Counseling and
Surveillance
BB
TB
Tgl.Masuk
Tgl.Keluar
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
:
:
:
:
:
:
.
.
.
.
Kode ICD
Z71.3
1
KEGIATAN
Kg
cm
:
.
:
.
Lama Rawat
Rencana Rawat
R. Rawat/ kelas
Rujukan
HARI PENYAKIT
3
4
5
HARI RAWAT
3
4
5
Jam
Jam
:
:
:
..
..
.Hari
:
:
./.
Ya / Tidak
URAIAN KEGIATAN
KETERANGAN
1
1. ASESMEN AWAL
ASESMEN AWAL MEDIS
ASESMEN AWAL KEPERAWATAN
Dokter IGD
Dokter Spesialis
Perawat Primer:
Alasan utama masuk rumah sakit,
riwayat penyakit, status psikologis,
mental, sosial, ekonomi dan budaya
pemeriksaan fisik, tingkat kesadaran,
tanda-tanda vital, riwayat alergi,
skrining gizi, nyeri, status fungsional:
252
GDS/Elektrolit
Widal, Ig M Salmonella
Kultur Darah Gall
NS 1 atau Dengue Blot, Malaria
Mikroskopik
dan
ICT,
IgM
Leptospira
Varian
3. RADIOLOGI/IMAGING
USG Abdomen
4. KONSULTASI
5. ASESMEN LANJUTAN
a.
ASESMEN MEDIS
c.
ASESMEN KEPERAWATAN
d.
ASESMEN GIZI
e.
ASESMEN FARMASI
Dokter DPJP
Dilanjutkan dengan in
farmasi yang sesuai hasil
dan Rekonsiliasi obat
Telaah Resep
Rekonsiliasi Obat
253
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS
b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
c. DIAGNOSIS GIZI
7. DISCHARGE PLANNING
Masalah
keperawatan
dijumpai setiap hari. Dibu
perawat penanggung
Mengacu
pada
di
NANDA. Int
Hand Hygiene
8. EDUKASI TERINTEGRASI
a.
Penjelasan Diagnosis
Rencana terapi
Informed Consent
d.
e.
EDUKASI KEPERAWATAN
Pola istirahat
Pola hidup sehat
h.
EDUKASI FARMASI
Informasi Obat
Konseling Obat
Meningkatkan kepatuhan
meminum/menggunakan o
Di DTT Keluarg/Pasien
254
9 . TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
a.
INJEKSI
c.
e.
CAIRAN INFUS
OBAT ORAL
d. RECTAL
10. TATA LAKSANA/INTERVENSI
a. TATA LAKSANA/INTERVENSI
MEDIS
b. TATA LAKSANA/INTERVENSI
KEPERAWATAN
255
Monitor perkembangan pa
b. KEPERAWATAN
c. GIZI
256
pada
Dilanjutkan dengan in
farmasi yang sesuai
Tahapan
mobilisasi
kondisi pasien
c. FISIOTERAPI
13. OUTCOME/HASIL
a. MEDIS
b. KEPERAWATAN
257
Status
Gizi
antropometri,
fisik/klinis
c. GIZI
d. FARMASI
Meningkatkan
pasien
Obat rasional
Umum: Hemodinamik stabil, Intake
baik
Khusus: Demam turun, kesadaran
baik, tidak ada komplikasi
RENCANA
PULANG/EDUKASI
PELAYANAN LANJUTAN
Pasien
membawa
R
Perawatan/ Surat Rujukan
Kontrol/Homecare saat pu
VARIAN
_____-____-_____
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(____________________)
Keterangan :
258
kualitas
15
berd
bi
Pelaksana Verivikasi
(______________)
CLINICAL PATHWAY
PNEUMONIA KOMUNITAS
Rumah Sakit Kelas B
No. RM
Nama Pasien
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir
:
:
:
.
.
BB
TB
Tgl.Masuk
:
:
Kg
cm
:
259
Jam
..
Diagnosa Masuk RS
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Tindakan
:
:
:
:
:
.
.
.
.
.
.
Dietary Counseling and
Surveillance
Tgl.Keluar
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
:
:
:
:
.
.
.
.
Kode ICD
Z71.3
1
KEGIATAN
:
.
Lama Rawat
Rencana Rawat
R. Rawat/ kelas
Rujukan
HARI PENYAKIT
3
4
5
HARI RAWAT
3
4
5
Jam
:
:
..
.Hari
:
:
./.
Ya / Tidak
URAIAN KEGIATAN
KETERANGAN
1
1. ASESMEN AWAL
ASESMEN AWAL MEDIS
2. LABORATORIUM
Dokter IGD
Dokter Spesialis
Perawat Primer:
Kondisi umum, tingkat kesadaran,
tanda-tanda vital, riwayat alergi,
skrining gizi, nyeri, status fungsional:
bartel index, risiko jatuh, risiko
decubitus, kebutuhan edukasi dan
budaya.
Darah Lengkap (LED, Hitung
JenisLeukosit), AGD
Uji Sputum BTA 3x, pemeriksaan
gram kultur, dan uji resistensi
Saturasi 02
Varian
3. RADIOLOGI/IMAGING
Rontgen Dada PA
260
EKG
4. KONSULTASI
5. ASESMEN LANJUTAN
a.
ASESMEN MEDIS
c.
ASESMEN KEPERAWATAN
d.
ASESMEN GIZI
e.
ASESMEN FARMASI
Dokter DPJP
Dilanjutkan dengan in
farmasi yang sesuai hasil
dan Rekonsiliasi obat
Telaah Resep
Rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS
Pneumonia Komunitas
00030 Gangguan pertukaran gas
00032 ketidakefektifan pola nafas
b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
00094
aktifitas
risiko
ketidakmampuan
00007Hypertermia
c. DIAGNOSIS GIZI
7. DISCHARGE PLANNING
261
Masalah
keperawatan
dijumpai setiap hari. Dibu
perawat penanggung
Mengacu
pada
di
NANDA. Int
Penjelasan Diagnosis
Rencana terapi
Informed Consent
d.
e.
EDUKASI KEPERAWATAN
Posisi
Pencegahan aspirasi
Pencegahan penularan
i.
EDUKASI FARMASI
Meningkatkan kepatuhan
meminum/menggunakan o
Informasi Obat
Konseling Obat
Lembar Edukasi Terintegrasi
Di DTT Keluarga/Pasien
9 . TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
a.
Varian
IVFD Nacl 0,9% untuk rehidrasi dan
koreksi kalori dan elektrolit
c.
Varian
CAIRAN INFUS
Simptomatik/Supportif:
Mukolitik
Antipiretik
Varian
262
a. TATA LAKSANA/INTERVENSI
MEDIS
b. TATA LAKSANA/INTERVENSI
KEPERAWATAN
263
Monitor perkembangan pa
Mengacu pada NOC
Status pernafasan
Tingkat kesadaran
Aktivitas dan toleransi
d. FARMASI
Monitoring Biokimia
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi
Mengacu
pada
(Internasional
Dietetic
Nutrition Terminology)
Dilanjutkan dengan in
farmasi yang sesuai
Tahapan
mobilisasi
kondisi pasien
Toleransi aktivitas
a. MEDIS
b. KEPERAWATAN
264
Kebutuhan sehari-hari
Status
Gizi
antropometri,
fisik/klinis
c. GIZI
d. FARMASI
Meningkatkan
pasien
Obat rasional
Umum: Tanda vital baik, intake baik,
mobilisasi baik
Khusus:
pemeriksaan
fisik
danpemeriksaan penunjang kembali
normal/perbaikan
RENCANA PULANG /
EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN
Pasien
membawa
R
Perawatan/ Surat Rujukan
Kontrol/Homecare saat pu
VARIAN
_____-____-_____
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(____________________)
Keterangan :
265
kualitas
berd
bi
Pelaksana Verivikasi
(______________)
CLINICAL PATHWAY
PLASENTA PREVIA TOTALIS PADA KEHAMILAN ATERM
Rumah Sakit Kelas B & C
No. RM
Nama Pasien
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir
Diagnosa Masuk RS
Penyakit Utama
:
:
:
:
:
.
.
.
.
BB
TB
Tgl.Masuk
Tgl.Keluar
Kode ICD
:
:
Kg
cm
:
.
:
.
Lama Rawat
266
Jam
Jam
:
:
:
..
..
.Hari
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Tindakan
:
:
:
.
.
.
.
Dietary Counseling and
Surveillance
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
:
:
:
:
.
.
.
.
Kode ICD
Z71.3
1
KEGIATAN
Rencana Rawat
R. Rawat/ kelas
Rujukan
HARI PENYAKIT
3
4
5
HARI RAWAT
3
4
5
:
:
./.
Ya / Tidak
URAIAN KEGIATAN
KETERANGAN
1
1. ASESMEN AWAL
Dokter IGD
Dokter Spesialis
ASESMEN AWAL MEDIS
Tim IPD
Tim Anestesi
Tim Rehabilitasi Medik
2. LABORATORIUM
3. RADIOLOGI/IMAGING
Perawat Primer :
Kondisi umum, tingkat kesadaran,
tanda-tanda vital, riwayat alergi,
skrining
gizi,
nyeri,
status
fungsional : bartel index, risiko jatuh,
risiko decubitus, kebutuhanedukasi
dan budaya
Darah rutin, BT/CT, GDS
Urin rutin
USG
CTG
267
4. KONSULTASI
Anestesi
5. ASESMEN LANJUTAN
a. ASESMEN MEDIS
Dokter DPJP
b. ASESMEN KEPERAWATAN
c. ASESMEN GIZI
d. ASESMEN FARMASI
Dilakukan dalam 3 sh
kebutuhan
dasar
dilaksanakan sesuai
pasien
Lihat risiko malnutrisi
skrining gizi dan mengk
antropometri, biokimia,
klinis, riwayat makan te
alergi makanan serta
personal dalam 48 jam
Dilanjutkan dengan in
farmasi sesuai hasil tela
rekonsiliasi Obat
Telaah Resep
Rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS
b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
perfusi
Masalah
keperawatan
dijumpai setiap hari. Dibu
perawat
penanggung
mengacu pada NANDA I
- 2017
00148 Takut
00094 Intoleransi aktivitas
c. DIAGNOSIS GIZI
268
lain atau
diagnosis b
selama perawatan
Penjelasan Diagnosis
Rencana terapi
Informed Consent
b. EDUKASI & KONSELING GIZI
c. EDUKASI KEPERAWATAN
Penurunan kecemasan
Manajemen nyeri
Mobilisasi Post Operasi SC
d. EDUKASI FARMASI
PENGISIAN FORMULIR INFORMASI DAN
EDUKASI TERINTEGRASI
Meningkatkan kepatuhan
meminum/menggunakan o
Informasi Obat
Konseling Obat
Lembar Edukasi Terintegrasi
Di TTD Keluarga/Pasien
269
9 . TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
a. INJEKSI
b. CAIRAN INFUS
Cairan kristaloid
c. OBAT ORAL
d. OBAT PULANG
Seksio sesarea
Ditetapkan pre op
b. TATA LAKSANA/INTERVENSI
KEPERAWATAN
Penurunan
270
Kode NIC :
Perawatan Diri
1800
Memenuhi
d. TATA LAKSANA/INTERVENSI
FARMASI
b. KEPERAWATAN
Monitor perkembangan pa
Asesmen Ulang & Review Verifikasi
Rencana Asuhan
Kode NOC : 0802 Monitoring TandaTanda Vital
Kode NOC : 4010 Monitoring
Perdarahan
Kode NOC : 4120 Manajemen
Cairan
d. FARMASI
Monitoring Antropometri
Monitoring Biokimia
Monitoring Fisik/Klinis terkait gizi
Mengacu
pada
(International
Dietetic
Nutrition Terminology)
Dilanjutkan dengan in
farmasi sesuai hasil monit
b. KEPERAWATAN
Mobilisasi dibantu/sebagian
271
Tahapan
mobilisasi
kondisi pasien namun dia
mobilisasi dini sejak 12 ja
operasi
c. FISIOTERAPI
13. OUTCOME/HASIL
Nyeri luka operasi terkontrol dalam 3
hari
Mobilisasi
bertahap
dengan
pendamping
a. MEDIS
b. KEPERAWATAN
d. FARMASI
Meningkatkan
pasien
Obat Rasional
Kualitas
272
Pasien
membawa
R
Perawatan/ Surat Rujukan
Kontrol/Homecare saat pu
VARIAN
_____-____-_____
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(____________________)
Pelaksana Verivikasi
(______________)
Keterangan :
CLINICAL PATHWAY
STROKE HEMORAGIK
Rumah Sakit Kelas B & C
No. RM
Nama Pasien
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir
Diagnosa Masuk RS
:
:
:
:
.
.
.
BB
TB
Tgl.Masuk
Tgl.Keluar
Penyakit Utama
......................................
Kode ICD
:
:
Kg
cm
:
:
.
.
Lama Rawat
273
Jam
Jam
:
:
:
..
..
14 Hari (tanpa
Komplikasi)
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Tindakan
:
:
:
.
.
.
.
Dietary Counseling and
Surveillance
KEGIATAN
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
:
:
:
:
.
.
.
.
Kode ICD
Z71.3
Rencana Rawat
R. Rawat/ kelas
Rujukan
:
:
1-2
3-4
5-6
HARI PENYAKIT
7- 8 9 - 10 11-12
13-14
15-16
1-2
3-4
5-6
HARI RAWAT
7- 8 9 - 10 11-12
13-14
15-16
./.
Ya / Tidak
KETERANGAN
URAIAN KEGIATAN
1. ASESMEN AWAL
ASESMEN AWAL MEDIS
2. LABORATORIUM
Dokter IGD
Dokter Spesialis
Perawat Primer:
Kondisi umum, tingkat kesadaran,
tanda-tanda vital, riwayat alergi,
skrining
gizi,
nyeri,
status
fungsional: bartel index, risiko
jatuh, risiko decubitus, kebutuhan
edukasi dan budaya.
274
Profil Lipid
Hemostasis
Rontgen Thorax
Brain CT SCAN + CT Angiografi
3. RADIOLOGI/IMAGING
Doppler Carotis
Transcranial Doppler
DSA Cerebral
EKG
Penyakit Dalam
Jantung
4. KONSULTASI
Bedah Saraf
Paru
Rehab Medis
Gizi
5. ASESMEN LANJUTAN
a.
ASESMEN MEDIS
Dokter DPJP
e.
ASESMEN KEPERAWATAN
f.
ASESMEN GIZI
275
ASESMEN FARMASI
Telaah Resep
Rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS
b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
c. DIAGNOSIS GIZI
7. DISCHARGE PLANNING
276
dan keluarga
LAMA RAWAT 14 HARI
Penjelasan Diagnosis
Rencana terapi
Informed Consent
d.
e.
EDUKASI KEPERAWATAN
Posisi
Pencegahan risiko jatuh
Bantuan melaksanakan
sehari-hari
h.
EDUKASI FARMASI
aktivitas
Meningkatkan
kepatuhan
pasien
meminum/
menggunakan obat
Informasi Obat
Konseling Obat
Lembar Edukasi Terintegrasi
Di DTT Keluarga/Pasien
9 . TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
Anti Hipertensi
a.
Neurotropik
INJEKSI
DIBERIKAN
HARI
e.
Asering/12Jam
CAIRAN INFUS
Varian
277
SELAMA
Neurotropik
Anti Hipertensi
g.
OBAT ORAL
Anti Diabetik
Analgetik
Statin
l.
OBAT ANESTESI
perubahan
Monitoring kesadaran
Monitoring perdarahan
Memberikan posisi
Manajemen
jatuh
pencegahan
risiko
278
g.
TATA LAKSANA/INTERVENSI
GIZI
h.
TATA LAKSANA/INTERVENSI
FARMASI
b. KEPERAWATAN
Monitoring Antropometri
Monitoring Biokimia
Mengacu
pada
IDNT
(International Dietetics &
Nutrition Terminology)
Menyusun Software interaksi
279
Positioning
Mobilisasi
c. FISIOTERAPI
13. OUTCOME/HASIL
a. MEDIS
TTv dalam kondisi stabil
b. KEPERAWATAN
c. GIZI
d. FARMASI
Kemampuan
mengenali
tanda
kenaikan tekanan intrakranial
Kemampuan
aktivitas
dan
mobilisasi
Status
Gizi
berdasarkan
antropometri, biokimia, fisik/
klinis
Obat rasional
Status
pasien/tanda
sesuai dengan PPK
vital
RENCANA PULANG /
EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN
280
VARIAN
_____-____-_____
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(____________________)
Pelaksana Verivikasi
(______________)
Keterangan :
CLINICAL PATHWAY
STROKE ISKEMIK
Rumah Sakit Kelas B & C
No. RM
Nama Pasien
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir
Diagnosa Masuk RS
:
:
:
:
.
.
.
BB
TB
Tgl.Masuk
Tgl.Keluar
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Tindakan
:
:
:
:
......................................
.
.
.
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
:
:
Kg
cm
:
:
:
:
:
.
.
.
281
.
.
Lama Rawat
Rencana Rawat
R. Rawat/ kelas
Rujukan
Jam
Jam
:
:
:
..
..
8 Hari (tanpa
Komplikasi)
:
:
./.
Ya / Tidak
.
Dietary Counseling and
Surveillance
KEGIATAN
Kode ICD
Kode ICD
Z71.3
HARI PENYAKIT
4
5
6
KETERANGAN
HARI RAWAT
4
5
6
URAIAN KEGIATAN
1. ASESMEN AWAL
ASESMEN AWAL MEDIS
2. LABORATORIUM
Dokter IGD
Dokter Spesialis
Perawat Primer:
Kondisi umum, tingkat kesadaran,
tanda-tanda vital, riwayat alergi,
skrining
gizi,
nyeri,
status
fungsional: bartel index, risiko
jatuh, risiko decubitus, kebutuhan
edukasi dan budaya.
Darah lengkap
GDS
HbA1C
Ureum Kreatinin
SGOT SGPT
Profil Lipid
Hemostasis
Asam Urat
Urine Lengkap
Analisa Gas Darah
282
Elektrolit
Albumin Globulin
Rontgen Thorax
Brain
CT
Angiography
SCAN
CT
Doppler Carotis
3. RADIOLOGI/IMAGING
Transcranial Doppler
Cerebral DSA
Echocardiography
EKG
Penyakit Dalam
Jantung
4. KONSULTASI
Paru
Rehab Medis
Gizi
5. ASESMEN LANJUTAN
a.
ASESMEN MEDIS
Dokter DPJP
e.
ASESMEN KEPERAWATAN
f.
ASESMEN GIZI
283
ASESMEN FARMASI
Telaah Resep
Rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS
b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
c. DIAGNOSIS GIZI
284
8. EDUKASI TERINTEGRASI
a.
Penjelasan Diagnosis
Rencana terapi
Informed Consent
d.
EDUKASI KEPERAWATAN
h.
EDUKASI FARMASI
aktivitas
Meningkatkan
kepatuhan
pasien
meminum/
menggunakan obat
Informasi Obat
Konseling Obat
Di DTT Keluarga/Pasien
9 . TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
a.
Trombolysis (Actilyse)
INJEKSI
Anti Hipertensi
285
Vitamin
Insulin
e.
Asering
CAIRAN INFUS
Varian
Anti Hipertensi
Anti Trombotik
g.
Anti Koagulan
OBAT ORAL
Vitamin
Statin
Anti Diabetik Oral
m. OBAT ANESTESI
c.
TATA LAKSANA/INTERVENSI
KEPERAWATAN
Memberikan posisi
Manajemen pencegahan risiko
jatuh
NIC : 1400 Manajemen Nyeri
NIC : 4120 Fluid Management
NIC : 6540 Infection Control
286
p.
TATA LAKSANA/INTERVENSI
GIZI
q.
TATA LAKSANA/INTERVENSI
FARMASI
b. KEPERAWATAN
287
d. FARMASI
Monitoring Antropometri
Monitoring Biokimia
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi
Mengacu
pada
IDNT
(International Dietetics &
Nutrition Terminology)
Positioning
Mobilisasi bertahap
c. FISIOTERAPI
13. OUTCOME/HASIL
a. MEDIS
TTV dalam kondisi stabil
b. KEPERAWATAN
c. GIZI
Kemampuan
mengenali
tanda
kenaikan tekanan intrakranial
Kemampuan
aktivitas
dan
mobilisasi
Kemampuan
perawatan
diri
dirumah
Status
Gizi
berdasarkan
antropometri, biokimia, fisik/
klinis
288
d. FARMASI
Obat rasional
Status
pasien/tanda
sesuai dengan PPK
RENCANA PULANG /
EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN
VARIAN
_____-____-_____
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(____________________)
(__________________)
Keterangan :
vital
289
Pelaksana Verivikasi
(______________)
CLINICAL PATHWAY
PERDARAHAN SUBARAHNOID
Rumah Sakit Kelas B & C
No. RM
Nama Pasien
Jenis Kelamin
Tanggal Lahir
Diagnosa Masuk RS
:
:
:
:
.
.
.
BB
TB
Tgl.Masuk
Tgl.Keluar
Penyakit Utama
Penyakit Penyerta
Komplikasi
Tindakan
:
:
:
:
....................................
.
.
.
.
Dietary Counseling and
Surveillance
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
Kode ICD
:
:
:
:
.
.
.
.
Kode ICD
Z71.3
KEGIATAN
:
:
Kg
cm
:
:
290
Jam
Jam
Lama Rawat
Rencana Rawat
R. Rawat/ kelas
Rujukan
URAIAN KEGIATAN
1
.
.
HARI PENYAKIT
4
5
6
:
:
:
..
..
21 Hari (tanpa
Komplikasi)
:
:
./.
Ya / Tidak
KETERANGAN
7
21
HARI RAWAT
4
5
6
21
1. ASESMEN AWAL
ASESMEN AWAL MEDIS
Dokter IGD
Dokter Spesialis
Perawat Primer:
Kondisi umum, tingkat kesadaran,
tanda-tanda vital, riwayat alergi,
skrining
gizi,
nyeri,
status
fungsional: bartel index, risiko
jatuh, risiko decubitus, kebutuhan
edukasi dan budaya.
SGOT SGPT
Analisa Gas Darah
Elektrolit
Profil Lipid
Hemostasis
Rontgen Thorax
Brain CT SCAN + CT Angiografi+
3. RADIOLOGI/IMAGING
Doppler Carotis
Transcranial Doppler
DSA Cerebral
EKG
291
Penyakit Dalam
Jantung
4. KONSULTASI
Bedah Saraf
Paru
Rehab Medis
Gizi
5. ASESMEN LANJUTAN
a.
ASESMEN MEDIS
Dokter DPJP
e.
ASESMEN KEPERAWATAN
f.
ASESMEN GIZI
g.
ASESMEN FARMASI
Telaah Resep
Rekonsiliasi Obat
6. DIAGNOSIS
a. DIAGNOSIS MEDIS
Perdarahan Subarahnoid
b. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Masalah
keperawatan
yang
dijumpai setiap hari. Dibuat oleh
perawat penanggung jawab.
292
c. DIAGNOSIS GIZI
8. EDUKASI TERINTEGRASI
a.
Penjelasan Diagnosis
Rencana terapi
293
Informed Consent
d.
e.
EDUKASI KEPERAWATAN
Posisi
Pencegahan risiko jatuh
Bantuan melaksanakan
sehari-hari
f.
EDUKASI FARMASI
aktivitas
Informasi Obat
Konseling Obat
Lembar Edukasi Terintegrasi
Di DTT Keluarga/Pasien
9 . TERAPI/ MEDIKAMENTOSA
Anti Hipertensi
Neurotropik
a.
INJEKSI
f.
CAIRAN INFUS
h.
OBAT ORAL
Varian
Neurotropik
Obat Pulang
Anti Hipertensi
Obat Pulang
Anti Diabetik
Obat Pulang
294
Analgetik
Obat pulang
Nimodipin
Statin
n.
OBAT ANESTESI
pencegahan
risiko
TATA LAKSANA/INTERVENSI
KEPERAWATAN
NIC
:
2380
Medication
Management
NIC : 0221 Latihan Mobilisasi
/ROM
TATA LAKSANA/INTERVENSI
GIZI
Fase akut
secepatnya
parenteral
diberikan
nutrisi,
enteral,
295
d. TATA LAKSANA/INTERVENSI
FARMASI
b. KEPERAWATAN
perubahan
tekanan
Monitoring termoregulasi
kemampuan
Sesuai dengan masalah gizi dan
tanda gejala yang akan dilihat
kemajuannya
d. FARMASI
Monitoring Antropometri
Monitoring Biokimia
Monitoring Fisik/klinis terkait gizi
Mengacu
pada
IDNT
(International
Dietetics
&
Nutrition Terminology)
Dilanjutkan dengan
farmasi yang sesuai
296
intervensi
ROM
b. KEPERAWATAN
Positioning
Mobilisasi bertahap
c. FISIOTERAPI
13. OUTCOME/HASIL
a. MEDIS
TTV dalam kondisi stabil
b. KEPERAWATAN
c. GIZI
d. FARMASI
Kemampuan
mengenali
tanda
kenaikan tekanan intracranial
Kemampuan
aktivitas
dan
mobilisasi
Kemampuan
perawatan
diri
dirumah
Status
Gizi
berdasarkan
antropometri, biokimia, fisik/
klinis
Meningkatkan
pasien
Obat rasional
kualitas
hidup
RENCANA PULANG /
EDUKASI PELAYANAN LANJUTAN
Pasien
membawa
Resume
Perawatan/ Surat Rujukan/ Surat
Kontrol/Homecare saat pulang.
297
VARIAN
_____-____-_____
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(____________________)
(__________________)
Keterangan :
298
Pelaksana Verivikasi
(______________)
MENGINGAT
MEMPERHATIKAN :
1.
2.
1.
1.
MENETAPKAN
Pertama
Kedua
Ketiga
1.
2.
3.
4.
45
Ditetapkan
Pada Tanggal
:
:
di Jakarta
9 September 2015
Pengurus Pusat,
Perhimpunan Rumah sakit Seluruh Indonesia
DTT
DTT
46
:
:
di Jakarta
9 September 2015
Pengurus Pusat,
Perhimpunan Rumah sakit Seluruh Indonesia
DTT
Dr. dr. Sutoto, M. Kes
Ketua Umum
DTT
dr. Wasista Budiwaluyo, MHA
Sekretaris Jenderal
47
PENGURUS PUSAT
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(THE INDONESIAN SOCIETY OF INTERNAL MEDICINE)
Address : Jl. Salemba i No. 22-D, Kel. Kenari, Kec. Senen, Jakarta Pusat
10430
Phone : (62-21) 31928025, (62-21) 31928026, (62-21) 31928027
Fax Direct : (62-21) 31928028, (62-21) 31928027
SMS PB PABDI : 0856 95785909
Email
: pb_pabdi@indo.net.id
Website : www.pbpabdi.org
SURAT TUGAS
NOMOR: 0236/PB-PAPDI/ST/XII/2015
Sehubungan dengan surat dari Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) nomor :
011/iB3/PERSI/XII/2015 tanggal 3 Desember 2015, dengan ini kami menugaskan kepada :
Nama
: Prof. Dr. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC,
FACP
NPA PAPDI : 101.1996.0195.00195
Jabatan
: Ketua Umum PB PAPDI
Sebagai Kontributor dalam Penyusunan Buku Panduan Clinical Pathway dan Panduan Praktik
Klinis yang dikeluarkan oleh PERSI -WHO.
Demikian Surat Tugas ini kami buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Sekretaris Jenderal,
DTT
Prof. Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, dr. Sally A. Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP
FACC, FESC, FAPSIC, FACP
48
SURAT TUGAS
No. 25/PP IKABI/XI/2015
Merujuk surat dari Perhimunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) mengenai pembentukan Tim
Penyusunan Clinical Pathway Guideline and Hospital Based Guidebook kerjasama PERSI dengan WHO,
dengan ini kami menugaskan :
Nama
Jabatan
:
:
Pangkat/Golongan
NIP
:
:
Dr R Suhartono, SpB. KV
Ketua PP IKABI
Periode 2015 - 2018
Pembina/IV b
196212251988121001
Sebagai Tim PPK dan Clinical Pathway yang dibuat oleh PERSI.
Demikian Surat Tugas ini dibuat untuk dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
49
PENGURUS PUSAT
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS SARAF INDONESIA (PP PERDOSSI)
INDONESIAN NEUROLOGICAL ASSOCIATION (INA)
Sekretariat : Apartemen Menteng Square Tower A No. . AR-19
Jl. Matraman No. 30 E Jakarta Pusat
Telepon: 62-21-391-7349, Fax : 62-21- 314-7815
E-mail: pp_perdossi@yahoo.com , Website: www.perdossi.or.id
:
:
Nama
Jabatan
Untuk
:
:
:
50
PENGURUS PUSAT
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA
(Indonesian Pediatric Society)
Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI)memberikan tugas kepada:
Nama
N PA
Jabatan
Alamat
:
:
:
:
Mewakili Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sebagai PIC Penyusunan Clinical Pathway Guideline
and Hospital Based Costing Guidebook.
Demikianlah surat tugas ini dibuat untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.
di
D TT
Dr. Piprim B. Yanuarso, Sp. A (K)
Sekretaris Umum - NPA 01 01801 2002 1 1
51
SURAT TUGAS
NOMOR: 001/ST/PP-POGI/I/2016
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
:
Nomor Anggota :
Jabatan
:
PENGURUS PUSAT
PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
(INDONESIAN NATIONAL NURSES ASSOCIATION)
52
Address : Gedung Hypermal/IKI Lt. 3 Jl. Boulevard Raya Barat Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240-Indonesia
Phone: 62-21-2957 4341 Fax: 62-21-2957 4342 E-mail: dpppni@gmail.com, mail @inna-ppni.or.id
http://www.inna-ppni.or.id
SURAT TUGAS
Nomor: 122/DPP.PPNI/ST/K/X/2015
Sehubungan dengan surat Koordinator I Tim PERSI Nomor: 427/B3/PP.PERSI/X/2015 tanggal 1 Oktober
2015 perihal Undangan, dengan ini kami menugaskan kepada:
Nama
Jabatan
:
:
Untuk hadir pada pertemuan Penyusunan PPK dan ICP Anak untuk RS Kelas B dan C yang
diselenggarakan pada tanggal 5 Oktober 2015 di Ruang Rapat KARS, Lt. 5, Gedung Epiwalk, Epicentrum,
Jln. HR. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.
Demikian surat ini dibuat agar yang bersangkutan dapat melaksanakan tugas dengan baik dan penuh
tanggung jawab.
53
PENGURUS PUSAT
HIMPUNAN PERAWAT MEDIKALBEDAH INDONESIA
(Indonesia Medical Surgical Nurses Association)
SEKRETARIAT : Program Study Ilmu Keperawatan FKK Univ. Muhammadiyah Jakarta
JL. Cempaka Putih Tengah 1/1 JAKARTA PUSAT , Tlp/Fax: 021-42802202
E-mail: hipmebi@gmail.com ; http://www.hipmebi.com
SURAT TUGAS
Nomor: 117/PP. HIPMEBI/ST/XI/2015
Sehubungan dengan surat Ketua Perhimpuna Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Nomor:
444/IB3/PP.PERSI/X/2015 tanggal 20 Oktober 2015 perihal Undangan, dengan ini kami menugaskan
kepada:
Nama
:
No. Anggota HIPMEBI :
Jabatan
:
Untuk menghadiri pertemuan Penyusunan Clinical Pathway Penyakit Dalam untuk RS B dan C, pada
tanggal 2 November 2015 Jam 12 - Selesai di gedung KARS Lantai 5, Epicentrum di Jakarta.
Agar yang bersangkutan melaksanakan tugas dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Jakarta, 2 November 2015
Pengurus Pusat
Himpunan Perawat Medikal Bedah Indonesia
Ketua Umum
DTT
(Ns. Sunardi, M. Kep., Sp. KMB)
No. Anggota HIPMEBI: 11.31. 00001
1.
2.
Tembusan Yth :
Pertinggal
Yang bersangkutan
SURAT TUGAS
Nomor: 122/DPP.PPNI/ST/K/X/2015
Berdasarkan surat Koordinator I Tim PERSI Nomor: 450/1B3/PP.PERSI/XI/2015 tanggal 4 November
2015 perihal Undangan, dengan ini kami menugaskan :
Nama
Jabatan
:
:
Untuk menghadiri Penyusunan Clinical Pathway Kandungan untuk RS Kelas B dan C yang
dilaksanakan pada tanggal 9 November 2015 di Ruang Rapat KARS, Lantai. 5 No. 536, Gedung Epiwalk,
Epicentrum, Jln. HR. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan.
Kami mohon saudara dapat mengirimkan laporan kegiatan setelah mengikuti kegiatan dimaksud ke email
dppppni@gmail.com
Demikian surat ini dibuat agar yang bersangkutan dapat melaksanakan tugas dengan baik dan penuh
tanggung jawab.
Pengurus Pusat
IKATAN APOTEKER INDONESIA
Sekretariat : Jl. Wijaya Kusuma No. 17 Tomang, Jakarta 14440 Telp. 021-56962581 Faks: 021-5671800
55
S U R AT T U G AS
Tgs. 167/PP.IAI/1418/XI/2015
Sehubungan dengan surat yang kami terima dari Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Indonesian
Hospital Association) dengan nomor surat: 456/1B3/PP.PERSI/XI/2015 tanggal 17 November 2015,
perihal Undangan Pertemuan Pembahasan Penyusunan Clinical Pathway Guideline and Hospital
Based Costing Guidebook kerjasama PERSI dan WHO. Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia
menugaskan kepada :
Nama
Jabatan
Sebagai peserta yang mewakili IAI dalam Pertemuan Pembahasan Penyusunan Clinical Pathway
Guideline and Hospital Based Costing Guidebook yang diselenggarakan pada:
Hari/Tanggal
Waktu
Tempat
:
:
:
Acara
Demikian surat tugas ini dibuat, untuk dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Jakarta, 01 Oktober 2015
PENGURUS PUSAT
IKATAN APOTEKER INDONESIA
Ketua Umum
Sekretaris Jenderal
CC : Arsip
56
SURAT TUGAS
Nomor: 598/DPP-PERSAGI/SEK/XI/2015
Berdasarkan surat dari ketua Umum PERSI dengan nomor: 428/1B3/PP.PERSI/X/2015 tertanggal 1
Oktober 2015 perihal Permohonan Penugasan Pembuatan Buku panduan Clinical Pathway Guideline
untuk dapat digunakan di Rumah Sakit Indonesia.
Dengan ini kami menugaskan Sdri. Triyani Kresnawan,
Narasumber/Kontributor dari DPP PERSAGI pada kegiatan tersebut.
DCN,
M.Kes,
Demikian Surat Tugas ini dibuat untuk dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
DTT
Entos Zainal, SP, MPHM
57
RD
sebagai