Sie sind auf Seite 1von 2

Definisi perkawinan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974

adalah Ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi kawin adalah
membentuk keluarga dengan lawan jenis; bersuami atau beristri; menikah. Batasan usia
seseorang untuk secara mandiri memutuskan menikah menurut undang-undang di atas adalah 18
tahun.
Pasangan didefinisikan sebagai seperangkat (unit) yang saling berinteraksi antara dua
orang dari jenis kelamin yang berbeda yang menyetujui untuk bersama dalam jangka waktu yang
lama, termasuk hidup bersama dan berhubungan seksual. (Chamblis dan McLeer, 2009)
Terapi pasangan menggunakan pendekatan perilaku untuk mengatasi beragam masalah
yang muncul pada pasangan. Masalah yang dimaksud tidak hanya yang berhubungan dengan
relasi antar pasangan namun juga adanya psikopatologi pada masing-masing individu pada
pasangan tersebut. Dalam terapi pasangan dikenal adanya istilah hubungan yang memuaskan dan
tidak memuaskan. Terapi pasangan menekankan kepada penilaian terhadap kepuasan dalam
hubungan pasangan, menilai faktor yang mempengaruhi untuk kemudian meningkatkan atau
memperbaiki kepuasan atau kualitas relasi pasangan (Crowe dan Ridley, 2000).
Empat variabel kunci yang digunakan sebagai faktor prediktif dalam terapi pasangan
adalah, sebagai berikut:
1) Kedekatan seksual; ditandai dengan kemampuan untuk merasa nyaman dengan hubungan
seksual pasangan dan dengan tiingkat kedekatan seksual yang sama-sama diterima oleh
pasangan. Perbedaan dalam kebutuhan seksual merupakan hal yang wajar dalam pasangan dan
bisa dipertemukan.
2) Kedekatan Fisik dan Nonverbal; ditandai dengan semua spektrum pola memberi dan
menerima kasih sayang melalui interaksi nonverbal seperti berpelukan, kemampuan untuk
menerima dan menoleransi perbedaan antar individu, dan diperlukan tingkat kompromi terhadap
kedekatan fisik yang diterima oleh kedua pasangan.
3) Kedekatan Emosional; ditandai dengan kemampuan untuk melakukan hubungan secara
empatik terhadap perasaan dan pengalaman pasangan yang bervariasi antar individu. Kurangnya

kedekatan emosional merupakan distres tersendiri bagi pasangan ketika tingkat empati pasangan
terlalu intrusif atau terlalu kurang dari salah satu atau kedua pasangan.
4) Kedekatan Operasional; merupakan istilah klinis untuk menjelaskan aspek relasi tentang
kehidupan sehari-hari pasangan. Hal ini termasuk berbagi tugas, ingin tahu di mana pasangannya
berada, merencanakan dan mengatur hidup secara bersama dan secara terpisah dengan menyadari
dan mendukung aktivitas satu sama lain. Dalam kedekatan ini tercakup kebutuhan dan minat
yang berbeda maupun berbagi dalam sebagian besar aktivitas dan minat
(Crowe dan Ridley, 2000).

Crowe, Michael & Ridley, J. 2000. Therapy with couples: A behavioural systems approach to
couple relationship and Sexual Problems. London: Blackwell Scientific Publications.

Das könnte Ihnen auch gefallen