Sie sind auf Seite 1von 14

Dikenal sebagai Presiden pertama Republik Indonesia, beliau lebih akrab di

panggil Bung Karno ini berasal dari Blitar, dia merupakan pahlawan Proklamasi
bersama dengan Mohammad Hatta. Presiden Soekarno sangat disegani oleh para
pemimpin negara-negara di dunia pada waktu itu.

Kehidupan Presiden Soekarno


Soekarno lahir di Blitar, Jawa Timur, Indonesia pada tanggal 6 Juni 1901. Beliau
merupakan anak dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo (ayah) dan Ida Ayu
Nyoman Rai (ibu). Ibunya merupakan keturunan bangsawan dari Bali dan beragama
Hindu, sedangkan ayahnya sendiri beragama Islam.
Soekarno mempunyai nama asli Kusno saat lahir, namun karena sering mengalami
sakit, saat ia berusia lima tahun namanya diubah menjadi Sukarno oleh
orangtuanya. Beliau merupakan anak ke-dua dari dua bersaudara. yang pertama
kakaknya bernama Sukarmini.

Masa Kecil dan Masa Muda Soekarno

Mengenai kisah hidup Presiden Soekarno, semasa kecilnya ia tidak tinggal bersama dengan
orang tuanya yang berada di Blitar. Ia tinggal bersama kakeknya yang bernama Raden
Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur, Soekarno bahkan sempat bersekolah disana
walaupun tidak sampai selesai ikut bersama dengan orang tuanya pindahh ke Mojokerto.
Di Mojokerto, Soekarno kemudian di sekolahkan di Eerste Inlandse School dimana ayahnya
juga bekerja disitu sebagai guru. Namun ia dipindahkan tahun 1911 ke ELS (Europeesche
Lagere School) yang setingkat sekolah dasar untuk dipersiapkan masuk di HBS (Hogere
Burger School) di Surabaya. Setelah tamat dan bersekolah di HBS tahun 1915, Soekarno
kemudian tinggal di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau H.O.S Cokroaminoto yang

merupakan kawan dari ayah Soekarno.


Soekarno, Kartosuwiryo dan Muso
H.O.S Cokroaminoto dikenal sebagai pendiri dari Serikat Islam (SI). Di rumah Cokroaminoto
lah Soekarno berkenalan dengan para pemimpin Sarekat Islam (SI) seperti Haji Agus Salim
dan Abdul Muis. Soekarno juga akrab dengan Muso, Alimin, Darsono dan Semaun yang
kelak dikenal sebagai tokoh berhaluan kiri dan juga Kartosuwiryo yang kelak mendirikan
Darul Islam dan memimpin pemberontakan melawan Soekarno.
Mereka bersama-sama tinggal di rumah H.O.S Cokroaminoto untuk menimba ilmu dan
belajar berorganisasi melalui Sarekat Islam (SI). Disini jiwa nasionalismenya akan bangsa
Indonesia menjadi sangat besar. Soekarno juga sempat ikut dalam organisasi pemuda tahun
1918 yang bernama Tri Koro Darmo yang kemudian berubah nama menjadi Jong Java.
Soekarno bahkan aktif sebagai penulis di koran harian bernama Oetoesan Hindia yang
dikelola oleh Cokroaminoto.
Di rumah Cokroaminoto, Soekarno muda mulai belajar berpolitik dan juga belajar berpidato
meskipun cenderung ia lakukan sendiri di depan cermin di kamarnya. Di sekolahnya yaitu
Hoogere Burger School atau HBS, Soekarno mendapat banyak ilmu pengetahuan
Pada tahun 1921 setelah lulus dari Hoogere Burger School atau HBS, Soekarno muda
kemudian pindah ke Bandung dan tinggal dirumah Haji Sanusi, disini Soekarno kemudian
akrab dengan Douwes Dekker, Tjiptomangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara.
Soekarno kemudian masuk ke Technische Hoogeschool (THS) jurusan teknik
sipil. Technische Hoogeschool (THS) kelak berubah menjadi ITB (Institut Teknologi
Bandung) seperti sekarang. Di tahun yang sama yakni 1921, Soekarno menikah dengan Siti
Oetari anak sulung dari H.O.S Cokroaminoto. Soekarno sempat berhenti kuliah setelah dua
bulan masuk di THS namun di tahun 1922 ia mendaftar lagi dan kemudian mulai kuliah dan
kemudian lulus pada tanggal 25 Mei 1926 dengan gelar Ir (Insinyur).
Tamat dari THS, Soekarno mendirikan Biro Insinyur tahun 1926 bersama Ir. Anwari yang
mengerjakan desain dan rancang bangunan. Ia juga bekerja sama dengan Ir. Rooseno
merancang dan membangun rumah.
Selama di Bandung, Soekarno mendirikan Algemeene Studie Club (ASC) yang kemudian
menjadi cikal bakal dari Partai Nasional Indonesia yang berdiri pada tanggal 4 Juli 1927.
Disini Soekarno kemudian mulai mengamalkan ajaran Marhaenisme. Tujuan dari
pembentukan partai Nasional Indonesia adalah agar bangsa Indonesia bisa merdeka dan
terlepas dari Jajahan Belanda.
Soekarno Dipenjara Oleh Pemerintah Kolonial
Dari keberanian Soekarno ini kemudian pemerintah kolonial Belanda menangkapnya di
Yogyakarta dan memasukkannya ke penjara Banceuy di Bandung. Kemudian tahun 1930,
Soekarno dipindahkan ke penjara Suka Miskin. Dalam penjara ini kebutuhan hidupnya semua
berasal dari istrinya yang setia menemaninya yaitu Inggit Ganarsih yang menikah dengan
Soekarno pada tahun 1923 yang sebelumnya Soekarno telah menceraikan Siti Oetari secara
baik-baik pada saat masih di Bandung.

Inggit yang juga dibantu oleh kakak Soekarno bernama Sukarmini sering membawakan
makanan kepada Soekarno di penjara Suka Miskin, hal itulah yang kemudian membuat
pengawasan di penjara Suka Miskin makin diperketat.
Menurut Biografi Presiden Soekarno dari beberapa sumber, ia dikenal belanda sebagai
seorang tahanan yang mampu menghasut orang lain agar berpikir untuk merdeka sehingga ia
kemudian dianggap cukup berbahaya.
Beliau kemudian diisolasi dengan tahanan elit tujuannya agar tidak bisa mendapatkan
informasi yang berasal dari luar penjara. Tahanan elit ini sebagian besar merupakan warga
Belanda yang mempunyai kasus seperti penggelapan, korupsi dan juga penyelewengan, inilah
yang menjadi tujuan Belanda agar topik pembicaraan mengenai bagaimana caranya untuk
memerdekakan Indonesia tidak sesuai karena rata-rata tahanan elit yang bersama Soekarno
adalah orang Belanda.
Topik yang biasa ia dengar sama sekali tidak penting seperti soal makanan dalam penjara dan
juga cuaca. Selama berbulan-bulan di Suka Miskin menngakibatkan Soekarno putus
komunikasi dengan teman-teman seperjuangannya, namun itu bukanlah hal yang sulit
baginya untuk mendapatkan informasi dari luar.
Akhirnya Soekarno menemukan ide baru, dimana ia menggunakan telur sebagai media untuk
berkomunikasi dengan istrinya. Jika teman Soekarno mengalami musibah atau mendapat
kabar buruk maka telur yang dibawa oleh istrinya adalah telur asin, itupun beliau hanya dapat
menduga-duga sebab ia tidak tahu secara pasti apa yang terjadi diluar sana. Untuk berbicara
dengan Inggit, Soekarno diawasi secara ketat dan juga barang bawaan yang dibawa oleh
inggit dari luar penjara selalu diperiksa secara teliti.

Kemudian Soekarno dan inggit akhirnya menemukan cara yang dianggapnya paling mudah
dalam berkomunikasi agar tidak diketahui oleh Belanda yakni dengan media yang sama
sebelumnya yaitu Telur dimana cara yang digunakan sedikit berbeda yaitu dengan menusuk
jarum ke telur.
Jika satu tusukan pada telur berarti kabar baik, jika tusukan sebanyak dua kali pada telur
artinya seorang teman Soekarno tertangkap namun jika terdapat tiga tusukan berarti aktivis
kemerdekaan yang ditangkap cukup besar.
Selama berada dipenjara, orang tuanya tidak pernah sekalipun mengunjungi Soekarno
alasannya adalah orang tua Soekarno tidak sanggup melihat Soekarno dipenjara, Ia kurus dan
hitam selama berada di penjara karena itulah yang menurut ibu Wardoyo sehingga orang tua
soekarno tidak mau menjenguk Soekarno.
Agar orang tuanya tidak panik Soekarno sering beralasan bahwa ia sering bekerja dibawah
teriknya sinar matahari sehingga kulit-kulitnya menghitam selain itu dalam penjara ia ingin
memanaskan tulang-tulangnya karena dalam penjara, ruangannya sangat gelap, lembab dan
juga dingin karena sinar matahari tidak ada.
Soekarno dan Pembelaan "Indonesia Menggugat"
Kasusnya disidangkan oleh Belanda melalui pengadilan Landraad di Bandung, ketika sudah
delapan bulan berlalu yaitu pada tanggal 18 Desember 1930. Soekarno dalam pembelaanya
membuat judul bernama "Indonesia Menggugat" yang terkenal. Dimana ia mengungkapkan
bahwa bangsa Belanda sebagai bangsa yang serakah yang telah menindas dan merampas
kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Dari pembelaannya itu kemudian sehingga membuat Belanda semakin marah sehingga PNI
bentukan Soekarno dibubarkan pada bulan Juli 1930. Setelah keluar dari penjara bulan
desember 1931, Soekarno kemudian bergabung dengan Partindo tahun 1932 karena ia sudah
tidak memiliki partai lagi dan ia kemudian didaulat sebagai pemimpin Partindo namun ia
kembali ditangkap oleh Belanda dan kemudian diasingkan ke Flores.
Dibuang ke Bengkulu dan Bertemu dengan Mohammad Hatta dan Fatmawati

Tahun 1938, ia kemudian dibuang ke Bengkulu, disini Soekarno bertemu dengan Mohammad
Hatta yang akan menjadi teman seperjuangannya yang kemudian keduanya akan
memproklamasikan Kemerdekaan bangsa Indonesia. Di Bengkulu juga Soekarno kemudian
berkenalan dengan Fatmawati yang kelak menjadi istri Soekarno dan ibu negara pertama.
Fatmawati merupakan putri dari Hassan Din yang mengajak Soekarno untuk mengajar di
Sekolah Muhammadiyah di Bengkulu.
Tahun 1942, kekuasaan Belanda di Indonesia berakhir setelah Jepang masuk menyerbu
Indonesia. Soekarno yang sempat akan dipindahkan oleh Belanda ke Australia namun gagal
setelah dicegat oleh Jepang. Soekarno kemudian kembali ke Jakarta. Jepang kemudian
memanfaatkan Soekarno berserta pemimpin Indonesia lainnya untuk menarik hati penduduk
Indonesia.
Soekarno dan Jalan Berliku Menuju Kemerdekaan Indonesia
Jepang bahkan menunjuk Soekarno untuk memimpin tim persiapan kemerdekaan bangsa
Indonesia yaitu BPUPKI dan PPKI setelah berjanji memberikan kemerdekaan bagi Indonesia.
Soekarno bahkan sempat terbang ke Jepang untuk bertemu dengan Kaisar Hirohito.
Soekarno terus menerus melakukan pendekatan dan kerjasama dengan Jepang dengan tujuan
agar Indonesia segera diberi kemerdekaan. Segala persiapan untuk kemerdekaan Indonesia

dilakukan oleh Soekarno seperti merumuskan Pancasila dan UUD 45 sebagai ideologi dan
dasar negara serta perumusan teks proklamasi kemerdekaan bersama Mohammad Hatta dan
Ahmad Soebardjo.
Sebelum mengumumkan kemerdekaan Indonesia pada bulan agustus 1945, Soekarno
bersama Mohammad Hatta bersama pemimpin Indonesia yang lainnya terbang ke Dalat,
Vietnam untuk menemui pimpinan tertinggi kekaisaran Jepang di Asia Tenggara yaitu
Marsekal Terauchi. Menjelang proklamasi kemerdekaan, terdapat perbedaan pandangan
antara golongan tua dan golongan tua.
Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok
Golongan Tua menghendaki agar kemerdekaan Indonesia dipersiapkan secara matang dan
golongan muda menghendaki agar kemerdekaan Indonesia diproklamasikan secepatnya. Hal
inilah yang kemudian membuat golongan muda melakukan penculikan terhadap Soekarno
dan Mohammad Hatta pada tanggal 16 agustus 1945 dan membawa mereka ke daerah
Rengasdengklok dengan tujuan agar segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia dan
menjauhkannya dari pengaruh Jepang. Peristiwa penculikan ini kemudian dikenal dengan
nama Peristiwa Rengasdengklok.

Mengetahui Soekarno dan Mohammad


Hatta dibawa ke Rengasdengklok membuat Ahmad Soebardjo kemudian menjemput
Soekarno dan Mohammad Hatta. Sutan Syahrir yang dikenal sering berseberangan pendapat
dengan Soekarno marah mendengar para golongan muda menculik Soekarno dan Hatta dan
menyuruh mereka membwanya kembali ke Jakarta.
Tiba di Jakarta, Soekarno dan Muhammad Hatta beserta pemimpin lainnya bertemu dengan
Laksamana Maeda di rumahnya di Jl. Imam Bonjol. Laksamana Maeda kemudian menjamin
keselamatan Soekarno dan para pemimpin lain dan mempersilahkan Soerkarno dan
Muhammad untuk merumuskan teks proklamasi kemerdekaan. Bersama dengan Ahmad
Soebardjo mereka
Advertisement

bertiga merumuskan teks proklamasi kemerdekaan yang kemudian diketik ulang oleh Sayuti
Melik.
Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia dan Menjadi Presiden Pertama Indonesia
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Juga Moh Hatta memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Jepang dimana pada tanggal tersebut juga diperingati
sebagai Hari kemerdekaan bangsa Indonesia dimana pancasila kemudian dibentuk oleh
Soekarno sebagai dasar dari negara Indonesia.

Proklamasi kemerdekaan inilah yang kemudian membawa Ir. Soekarno bersama dengan
Mohammad Hatta diangkat sebagai Presiden dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia
dalam sejarah bangsa Indonesia. Diluar sosoknya sebagai Bapak bangsa Indonesia, tidak
banyak yang tahu jika Soekarno pernah menikah sebanyak sembilan kali, kharisma yang luar
biasa dimiliki oleh Soekarno melalui penuturan orang-orang yang dekat dengannya, itulah
mengapa wanita-wanita cantik dapat dengan mudah terpikat dengannya dan dijadikan
isterinya. Beliau tertarik dengan wanita yang sederhana dan juga berpakaian sopan.
Istrinya yaitu Fatmawati pernah bertanya pada presiden Soekarno mengenai wanita yang
berpenampilan seksi namun beliau menjawab bahwa wanita dengan penampilan yang sopan
dan sederhana dan juga tampil apa adanya lebih menarik untuk disukai sebab kecantikan
seorang wanita terlihat dari keaslian atau kesederhanaannya.
Soekarno tak menyukai wanita yang berpenampilan seksi seperti memakai rok pendek yang
ketat dan memakai lipstik seperti orang yang modern pada umumnya, percaya atau tidak artis
Amerika Marylin Monroe sangat menyukai kharisma dari seorang Presiden Soekarno.

Soekarno bersama Fatmawati


Wanita idaman
Soekarno yaitu
wanita yang setia,
konservatif dan juga
bisa menjaganya.
Beliau sangat senang
ketika wanita itu bisa
melayaninya dan
menjaganya,
Pandangannya
tentang wanitawanita Amerika yang
menyuruh suaminya
mencuci piring
membuat fatmawati
menjadi terkesima
dan juga terpesona akan kesederhanaan dari seorang Soekarno sehingga fatmawati rela
menemaninya hingga akhir hayatnya.
Indonesia Selama Pemerintahan Presiden Soekarno
Selama pemerintahan Presiden Soekarno, Indonesia sebagai negara baru ketika itu bertahan

dari berbagai permasalahan yang kerap menggoyahkan stabilitas negara Indonesia. Pertama
kali dengan agresi militer yang dilakukan oleh Belanda yang kembali menjajah Indonesia
setelah Jepang menyerah. Kemudian muncul pemberontakan PKI yang dipimpin oleh Muso
(kawan lama Soekarno) dan Amir Syarifudin, Pemberontakan Permesta, Pemberontakan
Republik Maluku, Pemberontakan APRA oleh Westeling, dan pemberontakan Darul Islam
atau DI/TII oleh Kartosuwiryo yang merupakan kawannya sendiri ketika Soekarno masih
muda.

Meskipun banyak dilanda masalah pada


awal-awal lahirnya negara, dibawah pemerintahan Soekarno, Indonesia mulai terkenal di
mata Internasinal. Banyak pemimpin dunia seperti John F. Kennedy yang merupakan
presiden Amerika ketika itu dan Fidel Castro yaitu presiden Kuba dan pemimpin negara lain
menaruh hormat pada Presiden Soekarno.
Indonesia ketika itu dikenal sebagai negara non blok, dan sempat berhubungan erat dengan
Rusia dan ditandai dengan pembelian senjata untuk pertahanan secara besar-besaran dari
Rusia dan juga untuk melawan Belanda ketika sedang melakukan upaya pembebasan Irian
Barat. Selain itu Indonesia melalui presiden Soekarno membentuk poros Jakarta-BeijingMoskow yang membuat konfrontasi dengan blok barat semakin tinggi.
Hal ini juga membuat Indonesia semakin berhaluan kiri ditandai dengan semakin
berkembangnya komunis ketika itu dimana muncul istilah 'NASAKOM' yang dicetuskan oleh
Presiden Soekarno.
Indonesia bahkan sempat berganti sistem pemerintahan dari sistem parlementer menjadi
presidensil dari tahun 1945 hingga 1960an. Dan pada tahun 1960an pergolakan politik yang
amat hebat terjadi di Indonesia, penyebab utamanya adalah adanya pemberontakan besar oleh
PKI (Partai Komunis Indonesia) yang dikenal dengan sebutan G30-S/PKI dimana dari
peristiwa ini kemudian membuat akhir cerita dari pemerintahan Presiden Soekarno dan juga

orde lama berakhir.


Hal ini ditandai dengan adanya "Supersemar" atau Surat Perintah Sebelas Maret di tahun
1966 yang terkenal dan masih menjadi kontroversi sejarah sebab naskah aslinya tidak
diketahui keberadaannya sampai sekarang. Supersemar dikeluarkan oleh Presiden Soekarno
dan berisi himbauan dari Presiden Soekarno ke Soeharto agar bisa mengendalikan Keamanan
dan juga ketertiban negara yang ketika itu sedang kacau dan juga berisi mandat pemindahan
kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto yang kelak menjadikan Soeharto sebagai Presiden yang
baru bagi bangsa Indonesia.
Akhir Jabatan Sebagai Presiden
Setelah jabatannya sebagai Presiden berakhir ditandai dengan diangkatnya Soeharto sebagai
Presiden, Ir Soekarno kemudian banyak menghabiskan waktunya di istana Bogor, lamakelamaan kesehatannya terus menerus menurun sehingga ia mendapat perawatan oleh tim
dokter kepresidenan hingga tepatnya pada tanggal 21 Juni 1970 Presiden Soekarno atau Bung
Karno menghembuskan nafas terakhirnya di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Kepergian sang Proklamator sekaligus Bapak Bangsa Indonesia ke pangkuan Yang Maha
Kuasa menyisakan luka yang dalam bagi rakyat Indonesia pada waktu itu. Jenazah dari bung
Karno kemudian dibawa di Wisma Yaso, Jakarta setelah itu jenazahnya kemudian dibawa ke
Blitar, Jawa Timur untuk dikebumikan dekat dengan makam ibunya Ida Ayu Nyoman Rai.
Gelar "Pahlawan Proklamasi" diberikan oleh pemerintah karena jasa-jasanya kepada
bangsa Indonesia. Kisah perjuangan Bung Karno kemudian diangkat ke dalam layar lebar
yang berjudul "Soekarno : Indonesia Merdeka" yang digarap oleh sutradara terkenal
Hanung Bramantio dimana Ario Bayu berperan sebagai Tokoh Soekarno, Inggit yang
diperankan oleh Maudy Koesnaedi dan Fatmawati yang diperankan oleh Tika Bravani.
Isu bahwa kematian Soekarno karena di bunuh secara perlahan.
Banyak yang berpendapat dan yakin bahwa Presiden Soekarno dibunuh secara perlahan-lahan
dimana presiden Soeharto secara ketat mengawasi dan mengatur pengobatan Ir Soekarno
ketika ia sakit. Di Wisma Yaso di Jln gatot Subroto ia ditahan sehingga ketika sakit ia tidak
bisa kemana-mana sehingga penahanan inilah yang kemudian membuat ia menderita lahir
dan batin, keluarganya pun tidak diperbolehkan secara bebas untuk menjenguk Soekarno.
Ketika sakit, banyak resep obat yang tidak dapat ditukar dengan obat dimana resep itu
diberikan oleh dr. Mahar Mardjono yang memimpin tim dokter ketika itu. Sehingga banyak
tumpukan resep ketika itu di meja penahanan Ir. Soekarno. resep tersebut dibiarkan saja dan
tidak pernah ditukarkan dengan obat.
Banyak yang mengatakan penguasa yang baru memang sengaja membiarkan soekarno sakit
dan makin parah sehingga mempercepat kematiannya. Alat-alat kesehatan yang berasal dari
Cina untuk menyembuhkan Soekarno ditolak oleh Presiden Soeharto ketika itu. Rachmawati
Soekarnoputri menuturkan bahkan sekedar menebus obat sakit gigi pun harus seizin presiden
Soeharto.

Ir. Soekarno atau yang biasa dipanggil Bung Karno yang lahir di Surabaya, Jawa Timur pada
tanggal 6 Juni 1901 dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dengan Ida Ayu Nyoman
Rai.
Ayah Soekarno adalah seorang guru. Raden Soekemi bertemu dengan Ida Ayu ketika dia
mengajar di Sekolah Dasar Pribumi Singaraja, Bali.
Soekarno hanya menghabiskan sedikit masa kecilnya dengan orangtuanya hingga akhirnya
dia tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur.
Soekarno pertama kali bersekolah di Tulung Agung hingga akhirnya dia ikut kedua
orangtuanya pindah ke Mojokerto.
Di Mojokerto, ayahnya memasukan Soekarno ke Eerste Inlandse School. Di tahun 1911,
Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) untuk memudahkannya diterima
di Hoogere Burger School (HBS).
Setelah lulus pada tahun 1915, Soekarno melanjutkan pendidikannya di HBS, Surabaya, Jawa
Timur. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para tokoh dari Sarekat Islam,
organisasi yang kala itu dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto yang juga memberi tumpangan
ketika Soekarno tinggal di Surabaya.
Dari sinilah, rasa nasionalisme dari dalam diri Soekarno terus menggelora. Di tahun
berikutnya, Soekarno mulai aktif dalam kegiatan organisasi pemuda Tri Koro Darmo yang
dibentuk sebagai organisasi dari Budi Utomo. Nama organisasi tersebut kemudian Soekarno
ganti menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918.
Di tahun 1920 seusai tamat dari HBS, Soekarno melanjutkan studinya ke Technische Hoge
School (sekarang berganti nama menjadi Institut Teknologi Bandung) di Bandung dan
mengambil jurusan teknik sipil.
Saat bersekolah di Bandung, Soekarno tinggal di kediaman Haji Sanusi yang merupakan
anggota Sarekat Islam dan sahabat karib Tjokroaminoto. Melalui Haji Sanusi, Soekarno
berinteraksi dengan Ki Hajar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo dan Dr Douwes Dekker,
yang saat itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij.
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang diinspirasi
dari Indonesische Studie Club (dipimpin oleh Dr Soetomo). Algemene Studie Club
merupakan cikal bakal berdirinya Partai Nasional Indonesia pada tahun 1927.
Bulan Desember 1929, Soekarno ditangkap oleh Belanda dan dipenjara di Penjara Banceuy
karena aktivitasnya di PNI. Pada tahun 1930, Soekarno dipindahkan ke penjara Sukamiskin.
Dari dalam penjara inilah, Soekarno membuat pledoi yang fenomenal, Indonesia Menggugat.
Soekarno dibebaskan pada tanggal 31 Desember 1931. Pada bulan Juli 1932, Soekarno
bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI.
Soekarno kembali ditangkap oleh Belanda pada bulan Agustus 1933 dan diasingkan ke
Flores. Karena jauhnya tempat pengasingan, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh
nasional lainnya.

Namun semangat Soekarno tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada
seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan. Pada tahun 1938 hingga tahun 1942
Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu. Soekarno baru benar-benar bebas setelah masa
penjajahan Jepang pada tahun 1942.
Di awal kependudukannya, Jepang tidak terlalu memperhatikan tokoh-tokoh pergerakan
Indonesia hingga akhirnya sekitar tahun 1943 Jepang menyadari betapa pentingnya para
tokoh ini. Jepang mulai memanfaatkan tokoh pergerakan Indonesia dimana salah satunya
adalah Soekarno untuk menarik perhatian penduduk Indonesia terhadap propaganda Jepang.
Akhirnya tokoh-tokoh nasional ini mulai bekerjasama dengan pemerintah pendudukan
Jepang untuk dapat mencapai kemerdekaan Indonesia, meski ada pula yang tetap melakukan
gerakan perlawanan seperti Sutan Sjahrir dan Amir Sjarifuddin karena menganggap Jepang
adalah fasis yang berbahaya.
Soekarno sendiri mulai aktif mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, di antaranya adalah
merumuskan Pancasila, UUD 1945 dan dasar-dasar pemerintahan Indonesia termasuk
merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan.
Pada bulan Agustus 1945, Soekarno diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan Angkatan
Darat wilayah Asia Tenggara ke Dalat, Vietnam. Marsekal Terauchi menyatakan bahwa sudah
saatnya Indonesia merdekan dan segala urusan proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah
tanggung jawab rakyat Indonesia sendiri.
Setelah menemui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, terjadilah Peristiwa Rengasdengklok
pada tanggal 16 Agustus 1945. Para tokoh pemuda dari PETA menuntut agar Soekarno dan
Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, karena pada saat itu di
Indonesia terjadi kevakuman kekuasaan.
Ini disebabkan karena Jepang telah menyerah dan pasukan Sekutu belum tiba. Namun
Soekarno, Hatta dan beberapa tokoh lainnya menolak tuntutan ini dengan alasan menunggu
kejelasan mengenai penyerahan Jepang.
Pada akhirnya,Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional lainnya mulai mempersiapkan diri
menjelang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Berdasarkan sidang yang diadakan
oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) panitia kecil
untuk upacara proklamasi yang terdiri dari delapan orang resmi dibentuk.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memplokamirkan kemerdekaannya. Teks
proklamasi secara langsung dibacakan oleh Soekarno yang semenjak pagi telah memenuhi
halaman rumahnya di Jl Pegangsaan Timur 56, Jakarta.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi
Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945
pengangkatan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta dikukuhkan oleh
KNIP.
Kemerdekaan yang telah didapatkan ini tidak langsung bisa dinikmati karena di tahun-tahun
berikutnya masih ada sekutu yang secara terang-terangan tidak mengakui kemerdekaan
Indonesia dan bahkan berusaha untuk kembali menjajah Indonesia.

Gencaran senjata dari pihak sekutu tak lantas membuat rakyat Indonesia menyerah, seperti
yang terjadi di Surabaya ketika pasukan Belanda yang dipimpin oleh Brigadir Jendral A.W.S
Mallaby berusaha untuk kembali menyerang Indonesia.
Rakyat Indonesia di Surabaya dengan gigihnya terus berjuang untuk tetap mempertahankan
kemerdekaan hingga akhirnya Brigadir Jendral AWS Mallaby tewas dan pemerintah Belanda
menarik pasukannya kembali. Perang seperti ini tidak hanya terjadi di Surabaya tapi juga
hampir di setiap kota.
Republik Indonesia secara resmi mengadukan agresi militer Belanda ke PBB karena agresi
militer tersebut dinilai telah melanggar suatu perjanjian Internasional, yaitu Persetujuan
Linggajati.
Walaupun telah dilaporkan ke PBB, Belanda tetap saja melakukan agresinya. Atas permintaan
India dan Australia, pada 31 Juli 1947 masalah agresi militer yang dilancarkan Belanda
dimasukkan ke dalam agenda rapat Dewan Keamanan PBB, di mana kemudian dikeluarkan
Resolusi No 27 tanggal 1 Agustus 1947, yang isinya menyerukan agar konflik bersenjata
dihentikan.
Atas tekanan Dewan Keamanan PBB, pada tanggal 15 Agustus 1947, Pemerintah Belanda
akhirnya menyatakan akan menerima resolusi Dewan Keamanan untuk menghentikan
pertempuran.
Pada 17 Agustus 1947, Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Belanda menerima
Resolusi Dewan Keamanan untuk melakukan gencatan senjata dan pada 25 Agustus 1947
Dewan Keamanan membentuk suatu komite yang akan menjadi penengah konflik antara
Indonesia dan Belanda.
Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda menyebutkan sebagai Penyerahan
Kedaulatan), Presiden Soekarno kembali diangkat menjadi Presiden Republik Indonesia
Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS.
Karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka
pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali diubah menjadi Republik Indonesia dimana Ir
Soekarno menjadi Presiden dan Mohammad Hatta menjadi wakilnya.
Pemberontakan G30S/PKI melahirkan krisis politik hebat di Indonesia. Massa dari KAMI
(Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia)
melakukan aksi demonstrasi dan menyampaikan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yang salah
satu isinya meminta agar PKI dibubarkan.
Namun, Soekarno menolak untuk membubarkan PKI karena menilai bahwa tindakan tersebut
bertentangan dengan pandangan Nasakom (Nasionalisme, Agama, Komunisme).
Sikap Soekarno yang menolak membubarkan PKI kemudian melemahkan posisinya dalam
politik. Lima bulan kemudian, dikeluarkanlah Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar)
yang ditandatangani oleh Soekarno dimana isinya merupakan perintah kepada Letnan
Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan yang perlu guna menjaga keamanan
pemerintahan dan keselamatan pribadi presiden.

Surat tersebut lalu digunakan oleh Soeharto yang telah diangkat menjadi Panglima Angkatan
Darat untuk membubarkan PKI dan menyatakannya sebagai organisasi terlarang. MPRS pun
mengeluarkan dua Ketetapannya, yaitu TAP No IX/1966 tentang pengukuhan Supersemar
menjadi TAP MPRS dan TAP No XV/1966 yang memberikan jaminan kepada Soeharto
sebagai pemegang Supersemar untuk setiap saat bisa menjadi presiden apabila presiden
sebelumnya berhalangan.
Pada 22 Juni 1966, Soekarno membacakan pidato pertanggungjawabannya mengenai
sikapnya terhadap peristiwa G30S. Pidato pertanggungjawaban ini ditolak oleh MPRS hingga
akhirnya pada 20 Februari 1967 Soekarno menandatangani Surat Pernyataan Penyerahan
Kekuasaan di Istana Merdeka.
Hari Minggu, 21 Juni 1970 Presiden Soekarno meninggal dunia di RSPAD (Rumah Sakit
Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta. Presiden Soekarno disemayamkan di Wisma
Yaso, Jakarta dan kemudian dimakamkan di Blitar, Jawa Timur berdekatan dengan makam
ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah kemudian menetapkan masa berkabung selama
tujuh hari.
Ir Soekarno adalah seorang sosok pahlawan yang sejati. Dia tidak hanya diakui berjasa bagi
bangsanya sendiri tapi juga memberikan pengabdiannya untuk kedamaian di dunia. Semua
sepakat bahwa Ir Soekarno adalah seorang manusia yang tidak biasa yang belum tentu
dilahirkan kembali dalam waktu satu abad. Ir Soekarno adalah bapak bangsa yang tidak akan
tergantikan.
Riset dan Analisa: Fathimatuz Zahroh
PENDIDIKAN

Pendidikan sekolah dasar di Eerste Inlandse School, Mojokerto

Pendidikan sekolah dasar di Europeesche Lagere School (ELS), Mojokerto (1911)

Hoogere Burger School (HBS) Mojokerto (1911-1915)

Technische Hoge School, Bandung (sekarang berganti nama menjadi Institut


Teknologi Bandung) (1920)

PENGHARGAAN

Gelar Doktor Honoris Causa dari 26 universitas di dalam dan luar negeri antara lain
dari Universitas Gajah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung,
Universitas Padjadjaran, Universitas Hasanuddin, Institut Agama Islam Negeri
Jakarta, Columbia University (Amerika Serikat), Berlin University (Jerman),
Lomonosov University (Rusia) dan Al-Azhar University (Mesir).

Penghargaan bintang kelas satu The Order of the Supreme Companions of OR Tambo
yang diberikan dalam bentuk medali, pin, tongkat, dan lencana yang semuanya
dilapisi emas dari Presiden Afrika Selatan, Thabo Mbeki, atas jasa Soekarno dalam
mengembangkan solidaritas internasional demi melawan penindasan oleh negara maju

serta telah menjadi inspirasi bagi rakyat Afrika Selatan dalam melawan penjajahan
dan membebaskan diri dari politik apartheid. Penyerahan penghargaan dilaksanakan
di Kantor Kepresidenan Union Buildings di Pretoria (April 2005).

Das könnte Ihnen auch gefallen